Pembimbing
dr Intan Dwi Rahayu. Sp.M
Disusun Oleh :
Zico Andika Tama
121810075
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
1
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Babakan Losari Lor RT/RW 004/002
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan : Selasa, 27 Juni 2022
II. ANAMNESIS
a. Keluhan utama:
Mata kiri nyeri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli klinik penyakit mata RSUD Waled dengan keluhan
nyeri pada mata kirinya sejak 2 hari yang lalu. Namun tidak diikuti pada mata
kanannya. Awalnya pasien mengeluhkan mata kirinya nyeri yang semakin
lama semakin memberat, semakin hari pandangan semakin gelap dan sempit.
Pasien juga mengeluh pandangannya dirasa buram sehingga membuat
aktivitas pasien terganggu, dan pada matanya ketika melihat lampu seperti
melihat pelangi dilingkaran lampu tersebut. Keluhan tersebut disertai mata
merah (+), Nyeri kepala (-), mata sakit (+) dan mual (+) muntah (-), Riwayat
nyeri kepala diakui, riwayat trauma (-). Riwayat konsumsi obat-obatan (-),
Riwayat berobat mata sebelumnya (-).
c. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit HT , penyakit DM dan Kolesterol disangkal oleh pasien.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit HT,DM,Kolesterol disangkal
riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-)
2
aktivitas pasien terganggu, dan pada matanya ketika melihat lampu seperti
melihat pelangi dilingkaran lampu tersebut. Keluhan tersebut disertai mata
merah (+), Nyeri kepala (-), mata sakit (+) dan mual (+) muntah (-), Riwayat
nyeri kepala diakui, riwayat trauma (-). Riwayat konsumsi obat-obatan (-),
Riwayat berobat mata sebelumnya (-).
Riwayat Penyakit HT, DM dan Kolesterol disangkal, Tanda tanda vital,
TD: 130/90 mmhg, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu 36,7 º C,
Status Interna dalam keadaan Normal, Status Oftalmologi : Visus OD 20/100,
OS 1/300, Nyeri tekan OS (+) , Injeksi Siliar OS (+), Injeksi konjungtiva OS
(+), Injeksi Skelra OS(+), Edema Kornea OS (+), COA Dangkal, TIO N OD,
TIO +2 OS, Lapang pandang sempit OS
V. Diagnosis Banding
- Glaukoma primer sudut tertutup OS
- Glaukoma kronis sudut tertutup OS
- Glaukoma fakomorfik OS
VI. Diagnosis Kerja
- Glaukoma primer sudut tertutup OS
VII. Saran tatalaksana
- Menurunkan Tio : timolol 0,5 % 2x/ hari dan acetazolamid , 250 mg tablet,
½- 4 tablet/hari
- Tindakan Operasi : Iridotomi dan trabekulektomi
VIII. Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanasionam : Dubia ad malam
6
BAB II
ANALISIS KASUS
I. Identitas Pasien
Nama NY T, umur 55 tahun. Bertambahnya usia terjadi Proses degenerasi
yang abnormal, menyebabkan pengendapan bahan ekstrasel didalam anyaman dan
dibawah lapisan endotel canalis schlemm, sehingga menyebabkan penimbunan
dan pembendungan terhadap aliran keluar aqueous humor.1
II. Anamnesis
Keluhan mata nyeri dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Nyeri pada mata kiri
dirasakan semakin lama semakin memberat, semakin hari pandangan semakin
sempit, dan gelap. Pasien juga mengeluh pada matanya ketika melihat lampu
seperti melihat pelangi dilingkaran lampu tersebut. Keluhan tersebut disertai mata
merah (+), Nyeri kepala (-), mata sakit (+) dan mual (+) muntah (-), Riwayat nyeri
kepala, mata sakit, mual (+) diakui, tidak ditemukan adanya trauma sebelumnya.
Pasien di diagnose glaukoma sudut tertutup akut berdasarkan anamesa dimana
pasien pada kiri mengalami nyeri, semakin hari pandangan semakin sempit dan
pandangan kabur, penurunan tajam penglihatan secara mendadak, saat melihat
lampu seperti melihat pelangi dilingkaran lampu tersebut. Keluhan tersebut juga
disertai mata merah (+), Nyeri kepala (-), mata sakit (+) dan mual (+) muntah (-),
Riwayat nyeri kepala, mata sakit, mual (+) diakui, tidak ditemukan adanya trauma
sebelumnya.
a. Penglihatan mata kiri terasa kabur/tidak jelas
Pasien mengeluh penglihatan mata kiri buram, dan penurunan tajam
penglihatan secara mendadak. Adanya penglihatan yang buram pada pasien ini
terjadi karena adanya peningkatan tekanan intraokuler yang terjadi karena
sumbatan aliran keluar aqueous akibat adanya oklusi anyaman trabekuler oleh
iris perifer. Keadaan ini dapat bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan
oftalmologik atau dapat tetap asimptomatik sampai timbul penurunan
penglihatan. Selain itu karena peningkatan TIO akan menekan saraf optik dan
7
kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran yang sempermiabel, yang akan
memperoleh air dan elektrolit untuk masuk. Pada pemeriksaan, Lensa tidak
keruh pada mata kanan dan kiri. 4
D. Palpasi TIO
Pada palpasi manual ditemukan adanya pengerasan saat palpasi N+2
OS, N OD, artinya tekanan normal dan lebih tinggi N dan , N +2 dari nilai
normal. Dapat disebabkan oleh terbentuknya iris bombe yang menyebabkan
oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer sehingga drainase aqueous
humor yang menyebabkan peningkatan (TIO). 5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kanalis Schlemm adalah jalur yang dilapisi 360 derajat oleh endotelial
yang mengelilingi bola mata. Bagian luar dari kanalis Schlemm adalah satu
lapisan endotelium tidak berpori tetapi dengan jalur keluar yang besar dan
beberapa vakuola besar, yang membentuk proyeksi kedalam lumen kanalis
Schlemm dan berfungsi sebagai dinamika humor aquos.7
3) Jaringan pengumpul (collector channel)
Kanalis Schlemm mengalir ke dalam vena episklera dan vena konjungtiva
oleh suatu sistem pembuluh darah yang kompleks, dikenal sebagai collector
channel atau outflow channel.7
4) Vena episklera
Humor aquos mencapai sistem vena episklera oleh beberapa jalur. vena
aquos mengalir ke arah posterior menuju vena episklera dan vena konjungtiva.
Beberapa vena akuos berjalan sejajar dengan limbus sebelum ke posterior
menuju vena konjungtiva. Vena episklera mengalir ke sinus kavernosus oleh
silia anterior dan vena oftalmika superior.7
Vena konjungtiva mengalir ke vena oftalmika superior melalui vena
palpebra. Tekanan vena episklera yang normal diperkirakan sebesar 8-12
mmHg. Peningkatan tekanan vena episklera sebesar 1 mmHg biasanya akan
diikuti peningkatan tekanan intraokular.7
3.1.2 Fisiologi Humor Aquos
lalu memasuki ruang anterior (0,25 ml) melalui pupil. Dari ruang anterior,
humor aquos meninggalkan mata melalui dua jalur aliran keluar di sudut
ruang anterior, yaitu sudut yang dibentuk oleh kornea dan akar iris.8
Sistem pengaliran humor aquos terdiri dari dua jenis sistem pengaliran
utama, yaitu aliran trabecular outflow dan aliran uveoscleral outflow:
1. Trabecular outflow (convensional outflow)
Merupakan aliran utama dari humor aquos, sekitar 90% dari total.
dari trabecular meshwork ke dinding bagian dalam kanal schlemm
melalui kanal kolektor eksternal menuju vena episklera. 8
2. Uveoscleral outflow (unconventional outflow)
Humor aquos mengalir dari bilik anterior ke muskulus siliaris dan
rongga suprakoroidal lalu ke vena-vena di korpus siliaris, koroid, dan
sklera.8
3.2 Glaukoma
3.2.1 Definisi Glaukoma
Glaukoma berasal dari kata Yunani yaitu glaukos yang berarti hijau
kebiruan.9 Glaukoma adalah adalah degenerasi saraf optik progresif, yang
disebabkan TIO yang tinggi (relative) ditandai kelianan lapang pandang dan
berkurangnya serabut saraf Optik. 10
3.2.2 Etiologi
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokular yang dapat
disebabkan bertambahnya produksi humor aqueous oleh badan sillier ataupun
berkurangnya pengeluaran humour aqueous di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil. Peningkatan TIO menyebabkan penurunan aliran darah ke serat saraf
optik, yang menyebabkan kerusakan iskemik. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.11
3.2.3 Faktor Resiko
14
b Timolol, larutan 0,25%, 0,5%. Gel 0,25%, 0,5% 1-2 per hari
c Levobunolol, larutan 0,25% 1-2 kaliper hari.13
b) Karbonik anhydrase inhibitorik sistemik
a Acetazolamide, 250 mg ½-4 tablet per hari
b Dorzolamide larutan 2% 2-3 per hari
c Brinzolamide, suspension 1% 2-3 per hari
B. Meningkatkan pengeluaran humor aquos dari mata melalui trabecular
meshwork
a) Miotika
a Pilocarpine, larutan 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 6% 2-4 perhari
b Carbachol, larutan 1,5%, 3% 2-4 per hari
b) Obat adrenergic untuk meningkatkan pengeluaran humor aquos
memlalui saluran uveo-sklera
a Dipivefrine larutan 0,1% 2 kali per hari
C. Dual action penghambatan masuk dan peningkatan keluar humor aquos
melalui uveo-sklera
a. Alpha 2 agonis : Brimonidine 0,2%
D. Gabungan tetap
a Timolol/dorzolamide, 0,5%/2%, 2/hari
b Timolol/latanoprost, 0,5%/0.005%, 1X/hari
E. Neuroprotektor
a Anti radikal bebas
b Obat anti eksitoksik
c Anti apaptosis
d Obat anti radang
Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser
ataupun pembedahan trabekulektomi. 2
2. Terapi Bedah
A. Indikasi
A. Penurunan tekanan intraokular yang tidak memadai
20
BAB IV
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum. 17th ed. Jakarta: EGC; 2015.
22
2. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas Sp.M. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan
Penerbit FK UI; 2017.
3. Bruce James. Lecture Notes Oftalmologi. 9th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2009.
4. American Academy of Ophthalmology. Acute primary anggle closure glaucoma
in basic and clinical science course. USA: American Academy of
Ophthalmology; 2006.
5. Salmon Jf. Glaukoma. Vaughan dan Asbury. Oftalmology umum Edisi 17.
Jakarta. EGC. 2009
6. Ocampo, V.V.D. 2012.Cataract Senile. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-followup#a2650, medscape
7. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Principles of
Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course. Chapter 9. 2014-2015.
p229-236
8. Silva, A., Giampani. Anatomy of Ciliary Body, Ciliary Processes, Anterior
Chamber Angle and Collector Vessels. Licensee Intech. 2013. p3-12.
9. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age
International Limited Publisher; 2007.9. Ariston E, Suhardjo. Risk factors for
nuclear, cortical, and posterior subcapsular cataract in adult javanesse population
at Yogyakarta territory. Ophthalmologica Indonesiana. 2015; 321:59
10. Schuster AK, Erb C, Hoffmann EM, Dietlein T, Pfeiffer N. The Diagnosis and
Treatment of Glaucoma. Dtsch Arztebl Int. 2020;117(13):225-234.
doi:10.3238/arztebl.2020.0225
11. Tian H, Li L, Song F. Study on the deformations of the lamina cribrosa during
glaucoma. Acta Biomater. 2017;55:340–348. [PubMed] [Google Scholar]
12. Lim A. Acute primary closed angle glaucoma mayor global blending problem in
acute glaucoma. Singapore: Singapore University Press; 2002