Anwar Malang
Oleh :
Failul Afinda
NIM 19.30.017
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan hepatitis di Ruang 19 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
yang Dilakukan Oleh :
NIM : 19.30.017
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners Departemen
Keperawatan Dasar, yang dilaksanaka pada tanggal 09 September 2019 -13
September 2019 , yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Jum’at
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
(.............................................)
(.............................................)
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Buli-buli atau vesika urinaria atau kandung kemih merupakan suatu organ
berongga yang terletak dibelakang tulang simfisis pubis dan menempati sebagian
besar rongga pelvic.
Divertikel kandung kemih adalah kantong di dinding kandung kemih yang
merupakan kondisi bawaan (kongenital) atau diperoleh. Divertikel congenital
(Hutch Diverticulum) umumnya soliter, ditemukan pada anak-anak dan biasanya
tidak memerlukan pengobatan khusus. Divertikel kandung kemih yang diperoleh
biasanya merupakan hasil dari obstruksi outlet kandung kemih (misalnya
pembesaran prostat atau bekas luka di daerah uretra), disfungsi kandung kemih
karena cedera saraf atau akibat dari operasi kandung kemih sebelumnya. Divertikel
yang diperoleh seringkali multipel dan biasanya terlihat pada pria yang lebih tua. 11
2.2 Etiologi
1. Kasus divertikel kongenital adalah karena obstruksi kandung kemih atau
kegagalan pembangunan otot.
2. Kasus divertikel yang diperoleh lebih umum , dan biasanya karena
pembesaran prostat menyebabkan hipertrofi otot dan herniasi mukosa fokus
tanpa muskularis propria di bidang kelemahan , sering dekat lubang ureter ,
kubah kandung kemih atau lubang uretra.13
2.3 Patofisiologi
Divertikel biasanya timbul akibat dari sumbatan aliran urin salah satunya
karena BPH. Karena proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan
maka efek perubahannya juga terjadin secara perlahan-lahan. Pada tahap awal
setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher vesika dan daerah
prostat meningkat, dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor
ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang
disebut trabekulasi (buli-buli balok).
Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat detrusor.Tonjolan serat yang
kecil dinamakan sakula, sedangkan yang besar dinamakan divertikel.Fase
penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. Apabila keadaan
berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi
dan tidak mampu lagi untuk berkontraksin sehingga terjadi retensi urin.13
Gambaran klinis
1.1 Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama,
alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan
dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit
perut kanan atas, demam dan kuning.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah
anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas.
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan
dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah
dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit
serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.
c. Riwayat kesehatan keluarga Berkaitan erat dengan penyakit keturunan,
riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit
pencernaan.
d. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan
hati.
4. Pola pengkajian Fungsional
a. Aktivitas
a) Kelemahan
b) Kelelahan
c) Malaise
b. Sirkulasi
a) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
c. Eliminasi
a) Urine gelap
b) Diare feses warna tanah liat
d. Makanan dan Cairan
a) Anoreksia
b) Berat badan menurun
c) Mual dan muntah
d) Peningkatan oedema
e) Asites
e. Neurosensori
a) Peka terhadap rangsang
b) Cenderung tidur
c) Letargi
d) Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
a) Kram abdomen
b) Nyeri tekan pada kuadran kanan
c) Mialgia
d) Atralgia
e) Sakit kepala
f) Gatal ( pruritus )
5. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
6. Seksualitas
a. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
1.2 Diagnosa Keperawatan
1. Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar
3.3 Intervensi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga
alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak
sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam
snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh
4.2 Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan
makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak
terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya
ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya
hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 2015.
Moectyi, Sjahmien, 2017, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit,
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2016, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta
Oswari, 2018. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru Mansjoer,
Arief, Dkk. 2015. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2016. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol
2. Jakarta : EGC