Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

SERVISITIS

Oleh :

Nama : Anita Larinu

NIM : 1490122062

PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
SERVISITIS

A. Definisi
Servisitis ialah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput
lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi
dibandingkan dengan selaput lendir vagina (Sarwono, 2008). Pada seorang multipara
dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan
ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas atas dari daerah bebas kuman ostium
uteri internum.
Walaupun begitu canalis cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang
kental yang merupakan barier terhadap kuman-kuman yang ada didalam vagina.
Terjadinya cervisitis dipermudah oleh adanya robekan serviks, terutama yang
menimbulkan ectropion.(Sarwono, 2008)
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena
epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga
lebih mudah terinfeksi disbanding selaput lendir vagina. ( gynekologi . FK UNPAD,
1998 ) Juga merupakan:
1. Infeksi non spesifik dari serviks
2. Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi
folikuler ( kistik )
3. Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan. Terdapat
perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejala infeksi ini adalah leukorea yang kadang
sedikit atau banyak, dapat terjadi perdarahan (saat hubungan seks). Pengobatan terhadap
infeksi ini dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari persalinan atau sebelum hubungan
seks dimulai. Pada mulut rahim luka lokal disembuhkan dengan cairan albutil tingtura,
cairan nitrasargenti tingtura, dibakar dengan pisau listrik, termokauter, mendinginkannya
(cryosurgery). Penyembuhan servisitis menahun sangat penting karena dapat menghindari
keganasan dan merupakan pintu masuk infeksi ke alat kelamin bagian atas.
B. Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida
dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti
streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . Kuman-kuman ini menyebabkan
deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks
yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang
menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti
dilatasi, dan lain-lain.
Servicitis dapat disebabkan oleh salah satu dari sejumlah infeksi, yang paling
umum adalah :
a. Clamidiadangonore, klamidia dengan akuntansi untuk sekitar 40% kasus.Gonorroe,
sediaan hapus dari fluor cerviks terutama purulen.
b. Trichomonas vaginalisdanherpes simpleksadalah penyebab yang kurang umum dari
cervicitis.
c. PeranMycoplasma genitaliumdanvaginosis bakteridalam menyebabkan servisitis masih
dalam penyelidikan.  
d. Sekunder terhadap kolpitis.
e. Tindakan intra dilatasi dll.
f. Alat-alat atau obat kontrasepsi.
g. Robekan serviks terutama yang menyebabkan ectroption/extropin

C. Patofisiologi
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-
luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya
kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi
menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan.
a. Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi
endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala,
kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
b. Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-
merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret
dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
c. Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan
dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi
dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan
mengeras : sekret bertambah banyak.

D. Klasifikasi.
a. Servisitis Akut.
Sersivitis akut dalam pengertian yang lazim ialah infeksi yang diawali di
endocerviks dan ditemukan pada gonorrhoe, dan pada infeksi post-abortum atau
post-partum yang disebabkan oleh Streptoccocus, Stafilococcus, dan lain-lain.
Dalam hal ini, serviks memerah dan bengkak dengan mengeluarkan cairan
mukopurulent. Akan tetapi, gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa
tampak di tengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.      
Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat
sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis kronis. Cervicitis akut sering terjadi
dan dicirikan dengan eritema, pembengkakan, sebukan neutrofil, dan ulserasi epitel
fokal. Endocerviks lebih sering terserang dibandingkan ektocerviks.Cervicitis akut
biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual, umumnya oleh
Gonoccocus, Chlamydia trachomatis, Candida albicans, Trichomonas vaginalis,
dan Herpes simpleks. Agen yang ditularkan secara non-seksual, seperti E. Coli dan
Stafilococcus dapat pula diisolasi dari cerviks yang meradang akut, tetapi perannya
tidak jelas. Cervicitis akut juga terjadi setelah melahirkan dan pembedahan.             
Secara klinis, terdapat secret vagina purulen dan rasa nyeri. Beratnya gejala tidak
terkait erat dengan derajat peradangan.
b. Sersivitis Kronis.
Penyakit ini dijumpai pada wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau
besar pada serviks karena partus abortus memudahkan masuknya kuman-kuman ke
dalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
 Serviks kelihatan normal; hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Cervicitis ini tidak
menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
 Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel portio
disekitarnya, secret yang ditularkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
 Sobekan pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endosekviks lebih
kelihatan dari luar. Mukosa dalam keadaan demikian mudah kena infeksi
dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertrofis dan
mengeras; secret mukopurulen bertambah pendek.
Servisitis kronis paling sering terlihat pada ostium eksternal dan canalis
endoserviks. Hal tersebut dapat terkait dengan stenosis fibrosa saluran kelenjar,
yang menyebabkan kista retensi (nabothian). Bila terdapat folikel limfoid pada
pemeriksaan mikroskopik, istilah cervisitis folikular terkadang digunakan.
Secara klinis, cervisitis kronis sering kali merupakan temuan kebetulan.
Namun, cervisitis tersebut dapat menimbulkan secret vaginal, dan beberapa
kasus fibrosis yang terdapat pada canalis endoserviks dapat menyebabkan
stenosis, yang menimbulkan inferilitas.

E. Gejala Klinis
 Keputihan hebat, biasanya kental dan biasanya berbau, sering menimbulkan erosi
pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala. Pada pemeriksaan
inspekulo kadang-kadang dapat dilihat keputihan yang kental keluar dari kanalis
servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion (mukosa kanalis servikalis
tampak dari luar), maka harus diingat kemungkinan gonorroe
 Gejala-gejala non spesifik seperti nyeri punggung, dan gangguan kemih,
perdarahan saat melakukan hubungan seks.
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
 Usia.
 Jumlah perkawinan
 Hygiene dan sirkumsisi
 Status sosial ekonomi
 Pola seksual
 Terpajan virus terutama virus HIV
 Merokok
Tanda dan Gejala:
 Perdarahan
 Keputihan yang berbau dan tidak gatal
 Cepat lelah
 Kehilangan berat badan
 Anemia

F. Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen
yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau
busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan,
dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba
lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai
vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang
diperoleh dari biopsi.
G. Pemeriksaan Penunjang
 Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan
prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras
(karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil
negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak
adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
 Kolposkopi
 Biopsi
 Pemeriksaan visual langsung
 Gineskopi
 Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)

H. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Data Subjektif
a. Biodata
Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencangkup
b. Identitas (Nama,umur,agama,alamat,Pendidikan) :penyakit servisitis ini
umumnya sering terjadi pada usia muda dan seseorang yang aktif dalam
berhubungan seksual
c. Keluhan utama
Perempuan dengan servisitis pergi berobat dengan keluhan gatal yang
disebabkan infeksi C. albicans. Keputihan banyak, kental dan berbau,
perdarahan, serviks kemerahan, nyeri kencing, sakit pinggang.
d. Riwayat penyakit sekarang
Klien dating dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang
berbau. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang Tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya
keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke RS dengan
segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga. Apakah pasien sedang hamil atau
dalam masa menopause.
e. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah dan keluarga pernah mengalami hal yang
demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit
infeksi, serta tanyakan gaya hidup seperti merokok,alcohol,gizi
buruk,stress,keletihan serta penggunaan obat-obatan, kateterisasi yang sering dan
adanya cedera lahir pda vagina dapat menyebabkan servisitis.
f. Riwayat obstetric
Tanyakan dan periksa apakah pasien sedang hamil
g. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
h. Riwayat KB
Tanyakan apakah pasien pernah menggunakan KB AKDR seperti IUD
i. Riwayat psikologis
Biasanya pasien servisitis ini akan merasa cemas akan keadaan dirinya dan
keadaan kesehatannya. Dan dalam pemeliharaan Kesehatan dikaji tentang
pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang
penyakit radang serviks. Oleh karenanya perlu dukungan keluarga.
Data objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Kesadaran : Composmentis
2. TTV masih dalam keadaan normal. Suhu mengalami peniongkatan selama
beberapa hari kemudian turun
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum dilakukan dengan teknik head to toe untuk kasus servisitis
pemeriksaan lebih spesifik pada: palpasi abdomen :nyeri abdomen bawah. Palpasi
serviks : nyeri tekan gerak serviks. Pada palpasi nadalah tanda klasik tidak saja
untuk servisitis tetapi juga PID. Genetelia :
1. Inspeksi : tampak keputihan yang banyak berwarna putih kekuningan dan
berbau
2. Inspekulo : dapat dilihat keputiohan yang kental keluar dari kanalis servikalis,
berbau, warna putih kekuning-kuningan, pada portio tampak adanya erosi.
Penampilan vulva
 Eritema
 Edema
Penampilan sekret vagina
Penampilan serviks : eritematosa dan dengan/sekret purulen
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada servisitis antara lain adalah :
1. Pemeriksaan Pap Smear/uji pap\
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini kelainan-kelainan yang ada
dileher rahim atau untuk menilai sel-sel leher rahim. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cara mengambil getah serviks kemudian diperiksa
dilaboratorium.
2. Biakan Serviks
Memberikan diagnosis bakteriologi spesifik bila diduga gonore atau bila
terlihat secretpurulen.
3. Kolposkopi
Dilakukan bila ada kecurigaan didaerah leher rahim dengan cara di teropong.
Alat koloskopi terdiri atas dua alat pembesaran optic yang ditempatkan pada
penyangga yang terbuat dari besi. Koloskopi dilengkapi dengan layar tv, maka
pasien b isa melihat hasil peneropongan tersebut dari layar tv. Pemeriksaan ini
juga disertai alat mengambil jaringan yang dicurigai tersebut. Pemeriksaan ini
sering dianjurkan untuk evaluasi lesi serviks yang mencurigakan atau asupan
sitologi.
4. Biopsi adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan leher rahim untuk
tujuan diagnose. Jaringan diambil dengan semacam alat/jepitan. Selanjutnya
jaringan yang telah diambil tersebut dikirim ke laboratorium.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman gatal b.d gejala terkait penyakit (mis:iritasi, nyeri,gatal)
b. Nyeri akut b.d respon tubuh pada agen tidak efektif (sifat infeksi, jaringan
eritema,gatal)
c. Resiko infeksi b.d imunosupresi.
d. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan ( bercak perdarahan pasca koitus,
leukorea).
e. Disfungsi seksual b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh (proses penyakit).
3. Intervensi
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriterial Hasil
1. Gangguan rasa Tujuan : Setelah - Identifikasi -Menentukan bagian
nyaman gatal dilakukan tindakan sumber,lokasi dari tindakan
b.d gejala terkait keperawatan dan tingkat intervensi
penyakit diharapkan pasien ketidaknyamanan -Merileksasi daerah
(mis:iritasi, lebih nyaman. (observasi terganggu
nyeri,gatal) KH : serviks intensitas gatal -Membantu mencegah
kembali normal, dan perluasan statis: kehangatan
gatal kulit) merilekskan perinium
berkurang/bahkan - Jaga kebersihan dan meatus urinaris
hilang, mengurangi kulit dan gunakan untuk memudahkan
menggaruk alat air hangat untuk berkemih
genetalia, tidak mandi -Supayah lebih kering
terlihat gelisah. - Anjurkan dan mencegah
peningkatan kerusakan kulit
cairan dan -Membantu menjaga
berkemih dengan area genital tetap
menggunakan kering atau bersih dan
rendam duduk meminimalkan
hangat. pertumbuhan
- Berikan organisme secara
informasi tentang cepat.
tindakan hygiene
seperti sering
mandi, dan sering
mengganti
pakaian dalam
- Setelah BAK
keringkan
genetalia
eksternal dan
perineum secara
menyeluruh.
Bnersihkan dari
arah depan ke
belakang setelah
berkemih dan
defekasi
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan - Kaji tingakt -Merencanakan
respon tubuh tindakan nyeri, bantu perawatan selanjutnya
pada agen tidak keperawatan pasien untuk yang tepat
efektif (sifat diharapkan nyeri mengidentifikasi - Membantu
infeksi, jaringan yang dirasakan faktor dan meminimalkan
eritema,gatal) berkurang bahkan daerah iritasi pergerakan yang
hilang dengan - Pertahankan membuat reaksi rasa
KH : alat genetalia posisi senyaman sakit
(serviks) tidak mungkin bagi -Perbaikan prosedur
memerah, lender pasien pengobatan untuk
berkurang, suhu - Instruksikan mengurangi nyeri
tubuh pada pasien -Memfokuskan
turun/kembali untuk Kembali perhatian
normal, wajah mengkonfirmasi pasien, meningkatkan
tampa tidak gelisah kan kepada perilaku yang positif
perawat jika dn kenyamanan.
terasa nyeri -Mempercepat proses
pada daerah penyembuhan
yang gatal analgesic bekerja pada
- Berikan aktifitas pusat otakl lebih
pengalihan tinggu untuk
- Kolaborasi menurunkan persepsi.
pemberian
antibiotik dan
analgesik
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan - Kaji - Menentukan
b.d tindakan terhadap/gelisah intervensi
imunosupresi keperawatan infeksi selanjutnya
diharapkan pasien (mis,peningkata - Peningkatan tandan
tidak mengalami n suhu, vital menyertai
infeksi nadi,jumlah sel infeksi, perubahan
KH : tidak ada darah putih,bau) gejala menunjukan
tanda-tanda infeksi, pantau perubahan kondisi
ttv normal, suhu,nadi,perna pasien
genetalia Kembali pasan,perhatika - Menurun risiko
normal n adanya kontaminasi silang
menggigil/lapor - Pembersihan
an melepaskan
anoreksia/malai kontaminan
se urinarius/fekal.
- Pertahankan Penggantian
kebijakan pembalut
mencuci tangan menghilangkan
dengan baik media lembab yang
- Demonstrasikan menguntungkan
area genetalia pertumbuhan bakteri
yang benar - Meminimalkan
setelah pertumbuhan cepat
berkemih dan kuman/antigen
defakasi, dan
sering
mengganti
pembalut (bila
menstruasi)
4. Ansietas b.d Setelah dilakukan - Kaji tingkat - Mengetahui kondisi
perubahan tindakan kecemasan pasien dan untuk
dalam status keperawatan pasien menentukan
kesehatan diharapkan - Berikan problem solving
(bercak kecemasan pasien problem solving yang tepat
perdarahan dapat teratasi. yang tepat - Agar kecemasan
pasca koitus, KH : pasien sesuai dengan pasien dapat diatasi
leukorea). mengatakan penyebab dengan tepat
perasaannya sudah kecemasan - Mengurangi
mulai tenang, tidak - Jelaskan pada kecemasan
insomnia, wajah pasien tentang
tidak tegang, penyebab
pasien penyakit, hal-
mengerti/mengetah hal yang dapat
ui keadaan tubuh memperburuk
dan penyakitnya keadaan
penyakitnya,
prosedur
perawatan dan
pengobatan
serta hal-hal
yang harus
dipatuhi klien
selama
mengalami
peraweatan

5. Disfungsi Setelah dilakukan -Berikan waktu dan - Pasangan mengerti


seksual b.d tindakan privat untuk adanya suatu
perubahan keperawatan membahas masalah yang
struktur dan diharapkan pasien permasalahan menghalangi
fungsi tubuh tidak mengalami seksual pasien kegiatan seksual
(proses disfungsi seksual -Ingatkan - Agar pasien tidak
penyakit). KH : pasien/pasangan terkejut dalam
mengungkapkan akan kemungkinan melakukan
kenyamanan ketidaknyamanan hubungan seksual
dengan identitas dalam melakukan - Mengurangi
seksualnya aktivitas seksual permasalahan dalam
-Libatkan pasangan keluaraga terutama
seksual dalam dalam
konseling berseksualitas.
sebanyak mungkin
Daftar Pustaka

(Sarwono, 2008).  Buku ajar keperawatan keperawatan maternitas edisi 4 jakarta. EGD

(Sarwono, 2008). Ilmu kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Sarwono Prawirohardio.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD 1998. Ginekologi : Bandung Prawirohardio


Sarwono

SDKI PPNI. (2018). Standar Lauran Keperawatan Indonesia Jakarta :Dewan pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja SDKI PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Jakarta :Dewan
pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Jakarta :Dewan
pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai