DISUSUN OLEH:
SOPI JULIANA
NIM:P07224315033
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti dan
memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan 10T.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami dan
menjelaskan tentang:
D. Media
1. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pembuka 3 menit - Mengucapkan - Menjawab salam
an salam
- Memperkenalka - Memperhatikan/mendenga
n diri rkan.
- Menyampaikan - Memperhatikan/mendenga
maksud dan rkan.
tujuan
- Menanyakan - Menjawab
kepada pasien
mengenai
standar
pelayanan
pemeriksaan
kehamilan
2. Kegiatan 15 - Menjelaskan - Memperhatiakan/mendeng
inti menit pengertian arkan
pemeriksaan
kehamilan
(ANC)
- Menjelaskan - Memperhatiakan/mendeng
tujuan ANC arkan
- Menjelaskan - Memperhatiakan/mendeng
Dampak tidak arkan
mengikuti ANC
- Menjelaskan
- Memperhatiakan/mendeng
Jadwal
arkan
kunjungan ANC
- Memberi
kesempatan pada
- Bertanya
peserta untuk
bertanya.
- Memberi reward
- Merespon
positif
- Memperhatikan/mendenga
- Menjawab
rkan
pertanyaan
3. Penutup 5 menit - Merangkum - Merangkum materi
kembali materi bersama penyuluh
yang dijelaskan
bersama peserta
- Memberi - Bertanya
kesempatan
kembali kepada
peserta untuk
bertanya
- Memberikan - Merespon
reward
- Menjawab - Memperhatikan/mendenga
pertanyaan rkan
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny. F
c. Media penyuluhan leaflet tersedia
d. Tempat penyuluhan dalam keadaan siap
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian ANC
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau keadaann janin
dan ibu.
b. Menyebutkan tujuan ANC
Ibumenyebutkan 3 dari 6
f. Menyebutkan dampak tidak mengikuti ANC
Ibu menyebutkan 2 dari 3
g. Menjelaskan jadwal kunjungan ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada trimester I, II dan III.
h. Menyebutkan standar pelayanan ANC 10T
Ibu menyebutkan 8 dari 10
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa pengertian
mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin
dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator
kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari
program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu
hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT
sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di
berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian
(interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Imunisasi TT 0,5 cc
Pada kunjungan
TT 1 antenatal pertama – –
4 minggu setelah
TT2 TT1 3 tahun* 80
6 bulan setelah
TT3 TT2 5 tahun 95
1 tahun setelah
TT4 TT3 10 tahun 99
1 tahun setelah
TT5 TT4 25 tahun 99
6. Tes Laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah
pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil. Sebaiknya
pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi
anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat
melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko penyakit
lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan
aman dan sehat.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini
dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot
akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri
lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui penelitian
khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut :
a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang, misalnya
kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis,
dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik, dan
risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
9. Letak presentase bayi dan djj
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan akan melakukan suatu
pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat trimester III atau
menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan dilakukan pula pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ) sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung
janin normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung
janin harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.