Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN DENGAN DISTOSIA BAHU

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal

Dosen Pengampuh : Bd. Mustikowati, S.ST,M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Maharani Putri Ashari Sulaiman NIM : P07124521010


2. Kristina Nonce Pamimmi NIM : P07124521009

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MIMIKA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan Puji dan Syukur Atas Rahmat & Ridho Allah
SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridhonnya, kami tidak dapat menyelesaikan tugas
Asuhan Kebidanan ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Bd. Mustikowati, S.ST,M.Kes.
selaku dosen pengampuh mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Dan Basic Life Support yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas asuhan
kebidanan ini dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Dengan Distosia Bahu, Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
mengumpulkan data-data dalam pembuatan asuhan kebidanan ini.

Mungkin dalam pembuatan tugas asuhan kebidanan ini terdapat kesalahan yang belum
penulis ketahui, maka dari itu penulis mohon saran dan kritik dosen maupun teman-teman
demi tercapainya asuhan kebidanan yang benar.

Timika, Maret 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................................6
1.1 Definisi Distosia Bahu.............................................................................................6
2.1 Faktor Resiko Distosia Bahu..................................................................................6
3.1 Tanda Dan Gejala Distosia Bahu...........................................................................6
4.1 Diagnosa Distosia Bahu......................................................................................... 6
5.1 Komplikasi Distosia Bahu......................................................................................6
6.1 Penatalaksanaan......................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................10
I. DATA SUBJEKTIF.......................................................................................10
II. DATA OBJEKTIF.........................................................................................12
III. ANALISA........................................................................................................12
IV. PENATALAKSANAAN.................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................15
BAB V PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Simpulan..........................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra uterine. Diagnosa
distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan
ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin juga tidal jarang menyebabkan
gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara past tentang adanya distosia
bahu baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis oleh sebab itutenaga kesehatan
sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi secara dini penyulit-penyulit yang akan terjadi
pada ibu hamil, ibu bersalin, dan janin. Terutama kasus distosia bahu, agar tenaga kesehatan
khususnya tenaga bidan dapat melakuka penanganan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat di peroleh dalam asuhan
kebidanan ini adalah:
1. Bagaimana pengkajian data Subjektif dan Objektif pada ibu bersalin dengan distosia bahu
2. Bagaimana Analisa data pada ibu bersalin dengan distosia bahu
3. Bagaimana cara Penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan distosia bahu
C. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan khusus

Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin
menurut pemikiran varney dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.

1.3.2 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu:

1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif.


2. Menganalisa data untuk menentukan diagnosis aktual dan diagnosis potensial yang
mungkin timbul pada ibu
3. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh berdasarkan kebutuhan ibu
4. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun
5. Melakukan evaluasi terhadap Asuhan yang dilaksanakan.
6. Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan.
D. Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian studi kasus ini diharapkan dapat digunakan dalam memperdalam
teori mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan distosia bahu dan sebagai bahan
evaluasi untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya mengenai asuhan
kebidanan pada ibu dengan distosia bahu.

4
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemikiran untuk
masyarakat agar dapat memahami kelainan yang bisa terjadi pada ibu saat bersalin
agar dapat di tangani dengan segera oleh bidan.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu bersalin.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembelajaran tersendiri bagi
penulis, dan sebagai tugas askeb Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi Distosia Bahu


Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dpat dilahirkan setelah kepala
janin dilahirkan. Selain itu distosia bahu juga dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan
melahirkan bahu dengan mekanisme atau cara biasa.
2.1 Faktor risiko terjadinya distosia bahu
Kelainan bentuk panggul, diabetes gestasional, kehamilan premature, riwayat persalinan
dengan distosia bahu dan ibu yang pendek
1. Maternal
 Kelainan anatomi panggul
 Diabetes gestational
 Kehamilan postmatur
 Riwayat distosia bahu
 Tubuh ibu pendek
2. Fetal
 Dugaan macrosomia
3. Masalah persalinan
 Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)
 “Protracted active phase” pada kala I persalinan
 “Protracted” pada kala 2 persalinan
Distosia bahu sering terjadi pada prsalinan dengan tindakan cunam tengah atau
pada gangguan persainan kala 1 dan atau kala II yang memanjang
3.1 Tanda dan Gejala terjadinya Disosia Bahu
1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu
kepala akan tertarik ke dalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula
dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obesitas
3. Usaha untuk melakukan putaran paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil
melahirkan bahu
4.1 Diagnosa Distosia Bahu
1. Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat vulva
2. Dagu tertarik dan menekan perineum
3. Tarikan pada kepala gagl melahirkan bahu yang terperangkap di belakang simfisis pubis
5.1 Komplikasi Distosia Bahu
1. Komplikasi Maternal
 Perdarahan oasca persalinan
 Fistula rectovaginal
 Simfisiolisis
 Robekan perineum derajat III atau IV

6
 Rupture Uteri
2. Komplikasi Fetal
 Brachial Plexux palsy
 Fractura
 Kematian janin
 Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis permanen
 Fraktura humerus
6.1 Penatalaksanaan Distosia Bahu
Rekomendsi dari American College Of Obstetricians and Gynecologist (2002) untuk
penatalaksanaan pasien dengan riwayat distosia bahu pada persalinan yang lalu:
1. Perlu dilakukan evaluasi cermat terhadap perkiraan berat janin, usia kehamilan,
intoleransi glukosa maternal dan tingkatan cedera janin pada kehamilan sebelumnya
2. Keuntungann dan kerugian untuk dilakukannya tindakan SC harus di bahas secara
baikdengan psien dan keluarganya

American college Of Obstretricians Gynecologist (2002) penelitian dilakukan dengan


metode Evidennce based menyimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah
2. Tindakan SC yang dilakukan pada semuapasien yang diduga menangndung janin
macrosomia adalah sikap yang berlebihan, kecuali bila sudah adanya kehamilan yang
melebihi 5000 gram atau dugaan berat badan janin yang dikandung ole penderita diabetes
lebih dari 4500 gram

Untuk penatalaksanaannya :

1. Beritahu ibu bahwa terjadi komplikasi yan gawat dan diperlukan kerja sama lebih lanjut
2. Geser posisi ibu sehingga bokong berada di pinggir tempat persalinan agar memudahkan
traksi traksi curam bawah kepala anak.
3. Pakai sarung tangan DTT atau steril.
4. Lakukan episotomi secukupnya
5. Lakukan manuver Mc Robert’s
 posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik lututnya sejauh
mungkin ke arah dadanya. minta suamiatau anggota keluarganya untuk membantu ibu
Maneuver Mc Robert.
 Teknik ini di temukan pertama kali oleh Gonik dkk tahun 1983 dan selanjutnya
William A Mc Robert mempopulerkannya di Univercity Of Texas Di Houston
 Manuever ini terdiri dari melepaskan kaki dari penyangga dan melakukan fleksi
sehingga paha menempel pada abdomen ibu
 Tindakan ini dapat menyebabkan sacrum mendatar, rotasi simfisis pubis ke arah
kepala maternal dan mengurangi sudut inklinasi. Meskipun ukuran panggul tak
berubah, rotasi ceplahad panggul cenderung untuk membebaskan bahu depan yang
terhimpit. Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatlkan paha ibu pada abdomen

7
sebagaimana terlihat pada ( panah horizontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic
secara bersamaan ( panah vertical)
6. Lakukan fleksi maksimal pada sendi paha dan sendi lutut kedua tungkai ibu sedemikian
rupa sehingga lutut hampir menempel pada bahu. Penolong persalinan menahan kepala
anak dan pada saat yang sama seorang asisten memberikan tekanan di atas simfisis
7. Tekanan kepala bayi secara mantap dan terus menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu)
untuk menggerakkan bahu interior di bawah simfisis pubis
8. Tekanan suprapubik ini dimaksudkan untuk membebaskan bahu depan dari tepi bawah
simfisis ibu. Ibu di minta untuk meneran sekuat tenaga saat penolong persalinan berusaha
untuk melahirkan bahu

Catatan

 Jangan lakukan dorongan pada fundus, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh
dan bisa menyebabkan ruptur uteri
 Tekanan ringan pada suprapubic
 Dilakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara bersamaan dilakukan
traksi curam bawah pada kepala janin
 Tekanan ringan dilakukan oleh sisten pada daerah suprapubic saat traksi curam
bawah pada kepala janin
9. Bila prosedur di atas tidak membawa hasil maka lahirkan bahu belakang:
 Masukan telapak tangan ke jalan lahir di antara bahu belakang dan dinding
belakang bahu belakang dan dinding belakang vagina. Ruangan sacrum cukup
luas untuk menuever ini
 Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan gerakan fleksi pada sendi siku dan
lahirkan lengan belakang melalui bagian depan dada. Dengan lahirnya lengan
belakang ini maka bahu belakang anak juga lahir
 Bahu depan dolahirkan lebih lanjut dengan melakukan traksi cunam bawah
kepala (traksi ke posterior)
 Bila bahu depan masih belum dapat dilahirkan maka tubuh anak harus dirotasi
1800. Saat melakukan gerakan rotasi tersebut, tubuh anak dicekap. Arah putaran
sesuai dengan bahu yang sudah dilahirkan (putar tubuh anak mengikuti bagian
bahu yang sudah dilahirkan).
Bahu yang terperangkap dapat dibebaskan dengan memasukan tangan ke
bagian posterior seperti 3 hal yang sudah dijelaskan di atas
a. Maneuver Woods (wood crock screw maneuver)
Dengan melakukan rotasi bahu posterior 1800 secara “crock screw” maka
bahu anterior yang terjepit pada simfisis pubis akan terbebas. Tangan kanan
penolong di belakang bahu posterior janin. Bahu kemudian di putar 180
derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis pubis
melahirkan bahu belakang. Untuk melahirkan bahu jangan dilakukan dengan
kepanikan. Bila prosedur ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 5

8
menit maka diperkirakan tidak akan terjadi cedera pada otak anak.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah fraktura klavikula – fraktura
humerus – Erbs paralysa. Jangan buang-buang waktu dengan melakukan
manuver yang tidak efektif.
 Operator memasukkan tangan ke dalam vagina menyusuri humerus
posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas
di depan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku
 Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui melalui wajah
janin
 Lengan posterior dilahirkan
b. Manuever Rubin
Terdiri dari 2 langkah:
 Mengguncang bahu anak dari satu sisi lain dengan melakukan
tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil maka dilakukan
langkah berikutnya yaitu:
 Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk di jangkau dan
kemudian ditekan ke depan ke arah dada anak. Tindakan ini untuk
melakukan abduksi kedua bahu anak sehingga diameter bahu
mengecil dan melepaskan bahu depan dari simfisis pubis
c. Maneuver Rubin II
 Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah
 Bahu anak yang paling mudah di jangkau di dorong ke arah dada
anak sehingga diameter bahu mengecil dan membebaskan bahu
anterior yang terjepit
10. Pematahan klavikula dilakukan dengan menekan klavikula anterior ke arah SP
11. Maneuver Zavanelli
Mengembalikan kepala janin ke dalam jalan lahir dan anak dilahirkan melalui SC.
Memutar kepala anak menjadi occiput anterior atau posterior sesuai dengan PPL yang
sudah terjadi. Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara perlahan mendorong
kepala ke dalam vagina.
12. Kleidotomi dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula
13. Simfisiotomi

Hernandez dan Wendell (1990) menyarankan untuk melakukan serangkaian tindakan


emergensi berikut ini pada kasus distosia bahu

 Minta bantuan asisten, ahli anastesi dan ahli anastesi


 Kosongkan vesica urinaria bila penuh
 Lakukan episiotomi mediolateral luas
 Lakukan tekanan supraoubic bersamaan dengan traksi curam bawah untuk
melahirkan kepala
 Lakukan maneuver Mc Robert dengan 2 asisten

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALIN PADA NY. Y, HAMIL 39 MINGGU DENGAN


DISTOSIA BAHU

I. DATA SUBJEKTIF (Rabu, 30 Maret 2023 pukul : 17.00 WIT)


1. Identitas
Nama istri : Ny. Y Nama suami : Tn. A
Umur : 23 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : D III Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Jl. Nuri Alamat : Jl. Nuri

2. Keluhan Utama : Ibu datang di antar suami dan keluarga dengan keluhan mules mules
sejak pukul 05.00 WIT, dan sudah keluar lendir bercampur darah.
3. Riwayat persalinan ini
Sakit perut, sejak : 05.00 WIT, senin 30 Maret 2023
□ Keluar air sejak : - keadaan : bau - .warna – jumlah -
□ Lain-lain -
Gerakan janin :

aktif □ Menurun □ tidak ada, sejak


4. Riwayat kehamilan lalu

Kehamila Tgl UK Jenis Tempat/ Bay Komplikas Laktas Ket


n ke- Lahir/Umu (bln Persalina Penolong i i i
r Anak ) n BB/ JK Ibu dan
PB bayi
HAMIL SEKARAN
G

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPHT : 24 Juli 2022 ( TP 01 april 2023)
b. Pemeriksaan sebelumnya
ANC : 4 kali, di: RS Kasih Bunda
Suplemen : Fe & Vitamin A

10
Gerakan janin dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
c. Tanda bahaya kehamilan yang pernah dialami :
Tidak ada:  ada :-
Tindakan : - terapi : -
d. Perilaku/kebiasaan yang membahayakan kehamilan :
□ Merokok pasif/aktif □ Minum jamu □ Minum-minuman keras
□ Kontak dengan binatang □ Narkoba □ Diurut dukun
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu :
□ Jantung, □ Hipertensi, □ Asma, □ TBC, □ Hepatitis, □ PMS, □ HIV / AIDS,
□ TORCH, □ Infeksi saluran kencing, □ Epilepsi
b. Penyakit keluarga yang menular :
□ HIV / AIDS, □ Hepatitis, □ TBC, □ PMS
c. Riwayat penyakit keturunan :
□ DM, □ Hipertensi, □ Jantung
d. Riwayat faktor keturunan :-
7. Riwayat menstruasi dan KB :
1. Siklus menstruasi : teratur
2. Lama haid : 28 hari
3. Kontrasepsi yang pernah di pakai : kondom
4. Rencana jumlah anak : 2 anak
8. Data Biologis, Psikologis, Sosial, Spiritual
a. Biologis
 Keluhan bernafas : tidak ada
 Nutrisi :
- Makan terakhir pukul : 07.00 WIT, porsi : normal
Jenis : nasi dan sayur
- Minum terakhir pukul 09.00 WIT, jumlah : 1.000 cc
jenis : air putih
- Nafsu makan : baik
 Istirahat
- Tidur malam : 7-8 jam
- Istirahat siang : 1-2 jam
 Eleminasi
BAB terakhir : pukul 06.00 WIT, konsistensi: lunak
BAK terakhir : pukul 07.00 WIT
Keluhan saat BAB/BAK : -
b. Psikologis
Siap melahirkan : ya
Perasaan ibu saat ini :

11
 Bahagia dan coperatif
□ Kecewa
□ Malu dan takut
 Cemas

c. Sosial
 Perkawinan: 1 kali, status : sah, □ tidak sah
 Lama perkawinan dengan suami sekarang: 4 tahun
 Hubungan dengan suami dan keluarga :  harmonis, □ kurang harmonis
pengambilan keputusan :  suami & istri, □ suami, □ istri, □keluarga besar, □
lain-lain.
II. DATA OBJEKTIF ( Rabu 30 Maret 2023 pukul : 17.10 WIT )
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
: Nadi : 80 kali/menit
: Suhu : 37,2 ° C
: Pernapasan : 20 kali/menit
4. Muka : Tidak oedema
5. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
6. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
7. Payudara : Simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan sudah keluar
kolostrum
8. Abdomen : Perlimaan 0/5 DJJ : 147 x/menit, teratur, kontraksi : 5 kali dalam
10 menit lamanya 45 detik. Kandung kemih : kosong
9. Ekstremitas : Atas : Tidak pucat dan tidak oedema
: Bawah : Tidak pucat, tidak ada varises dan tidak
oedema
10. Genetalia : Tampak pengeluaran air-air berwarna jernih bercampur
lendir darah, vulva membuka, perineum menonjol dan anus membuka.
Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, ketuban -, hodge-IV UUK depan, moulage O

III. ANALISA
Ny Y, Usia 23 tahun G1, P0, A0 hamil 39 minggu inpartu kala II dengan distosia bahu
IV. PENATALAKSANAAN (Rabu, 30 Maret 2023 Pukul : 17.25 WIT)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami
distosia bahu dan akan dilakukan episiotomi pada perineum ibu.
Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan bersedia dengan tindakan yang akan di lakukan
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpoG dan mempersiapkan alat dan bahan untuk
proses persalinan
Hasil :

12
a) Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup kepala, masker, kacamata,
celemek, sepatu tertutup (sepatu boot).
b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah
gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton,
Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.
c) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang,
benang cromic, 1 pasang sarung tangan steril.
d) Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul, cairan
RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul.
e) Peralatan lain : Larutan Clorin 0,5 o /o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk
kelahiran bayi,dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru
lahir , meliputi ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas
dari tiupan angin.
3. Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului anestesi lokal, lalu mengatur
posisi ibu Manuver Mc Robert untuk siap bersalin.
Hasil : Pada posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh
mungkin kearah dadanya dan diupayakan lurus. Minta suami keluarga membantu
lakukan penekanan ke bawah dengan mantap diatas simpisis pubis untuk
menggerakkan bahu anterior di atas simpisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong
uteri, beresiko menjadi ruptur uteri. Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan
kepala berada diatas. Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan. Tekan kepala janin
mantap ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.
4. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa proses persalinannya sudah memasuki kala
pengeluaran plasenta dan keadaan saat ini adalah normal karena uterus sedang
berkontraksi untuk kembali pada semula
Hasil : ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
5. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya janin kedua
Hasil : saat di palpasi tidak ada janin kedua
6. Memberikan suntikan oksitosin 10 unit 1 M di paha kanan atas ibu bagian luar setelah
sebelumnya melakukan aspirasi terlebih dahulu
Hasil : oksitosin telah disuntikan
7. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm di depan vulva dan Membantu
kelahiran plasenta dan Mengevaluasi kelengkapan plasenta
Hasil : Pada saat uterus berkontraksi, dorong fundus ke arah dorsokranial sehingga
sebagian plasenta tampak introitus vagina Plasenta di tangkap oleh kedua tangan dan
dipilin searah jarum jam agar selaput dan kotiledon tidak tertinggal.

13
Plasenta lahir spontan, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya dengan insersi
sentralis, panjang tali pusat 50 cm, diameter 18 cm, berat plasenta 500 gr, tebal 2 cm
dan kotiledon lengkap tidak ada robekan
8. Melakukan mesase fundus ibu dan mengajari ibu cara mesase perut ibu sehingga
dapat merangsang kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum
Hasil : teraba keras pada bagian uterus ibu
9. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini
Hasil : ibu telah melahirkan dengan normal walaupun ada sedikit hambatannya, saat
melahirkan bahu bayinya tetapi dapat dilalui dengan lancar, ibu dan bayi selamat
tetapi ibu masih harus terus istirahat berbaring kurang lebih 2 jam setelah melahirkan
10. Melakukan penjahitan pada daerah vagina dan perineum yang mengalami laserasi
Hasil : Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur menggunakan benang catgut kromik.
Dengan memberikan anastesi lokal pada ibu saat penjahitan laserasi, dan mengulangi
pemberian anestesi jika masih terasa sakit.
11. Memeriksa kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam setiap
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca prsalinan

Hasil : Ibu sudah buang air kecil setelah 25 menit pasca bersalin

12. Membantu ttv ibu dan kandung kemih ibu :


- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

Hasil : TD : 120/80, Respirasi : 23xmenit, Nadi : 90x/menit, Suhu : 36°C

13. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah menggunakan air bersih, terutama
daerah perut, vulva dan vagina, lalu memakaikan baju dan kain bersih untuk
menggantikan pakaian ibu yang terkontanminasi darah, lendir dan cairan ketuban
Hasil : Ibu telah di mandikan dan digantikan dengan pakaian yang bersih
14. Mencuci, mendekontanminasi dan mensterilsasi peralatan yang telah di gunakan
Hasil : Peralatan telah di sterilkan
15. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk membantu kontraksi uterus dan
menimbulkan ikatan batin antara ibu dan bayinya
Hasil : Ibu mengerti dan melakukan anjuran bidan
16. Memberikan ibu nutrisi dan cairan sebagai pengganti tenaga ibu yang terkuras selama
proses persalinan
Hasil : Ibu telah di berikan makanan dan minuman
17. Memindahkan ibu ke ruang perawatan setelah 2 jam
Hasil : Ibu telah di pindahkan ke ruangan perawatan

14
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara tinjauan pustaka dan
pelaksanaan proses Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. Y dengan keluhan Distosia
Bahu. Untuk menguraikan kesenjangan antara teori dan praktek, maka digunakan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri atas 7 langkah yang di cangkup
pendokumentasian hasil asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

Dalam penatalaksanaan Asuhan Kebidanan ini menggunakan teori Varney yang


merupakan alur pikir bidan dalam menghadapi klien meliputi 7 langkah yaitu : pengkajian,
interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi penanganan segera, intervensi, implementasi
dan evaluasi, yang kemudian di cangkup menjadi data perkembangan menggunakan SOAP
yaitu : Subjektif, Objektif, Analisis, Dan Penatalaksanaan.

1. Subjekif
Pada kasus anak Ny. Y datanng ke BPM, pada tanggal 30 maret 2023 jam 17.00 WIT.
Ibu mengatakan mules mules sejak pukul 05.00 WIT, dan sudah keluar lendir bercampur
darah. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama. Ibu mengatakan selama
kehamilannya melakukan ANC sebanyak 4 kali dan diberikan tablet FE dan Vitamin A.
Ibu juga mengatakan riwayat penyakit yang sedang di derita, penyakit menular dan
penyakit keturunan.
2. Objektif
Pada kasus anak Ny. Y di dapatkan pemeriksaan dengan keadaan umum baik, tanda-

tanda vital, tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 80x / menit, suhu : 37,2 ° C,
pernafasan : 20 kali / menit. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, di dapatkan pada bagian
muka tidak ada oedema, pada mata konjungtiva merah muda dan sclera putih. Pada
abdomen di dapatkan hasil dengan perlimaan 0/5 DJJ : 147 x/menit, teratur, kontraksi : 5
kali dalam 10 menit lamanya 45 detik. Kandung kemih : kosong.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul
tentang Distosia Bahu pada Ny. Y. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Analisa
Berdasarkan analisa tersebut di dapatkan data dengan diagnosa Ny. Y usia 23 tahun
G1, P0, A1 hamil 39 minggu dengan Distosia Bahu.
4. Penatalaksanaan

15
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut didapatkan penatalaksanaan yang di lakukan
adalah mengenakan sarung tangan steril, melakukan episiotomi secukupnya dengan
didahului dengan anastesi lokal, mengatur posisi ibu sesuai dengan Manuver Mcrobert
dan ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada di atas, tekan ke atas
untuk melahirkan bahu depan kemudian tekan kepala janin ke arah bawah untuk
melahirkan bahu belakang.

BAB V

PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Ny. Y mengalami keadaan patologis distosia bahu, hal ini dapat terjadi karna faktor
Ny. Y memiliki panggul yang sempit atau kenaikan berat badan sehingga
menyebabkan distosia bahu.
2. Hasil pengkajian pada ibu bersalin dengan distosia bahu, pengkajian di dapat dari
data subjektif dan objektif .Asuhan yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ny. Y dengan
distosia bahu.
3. Persalinan ny.y yang berlangsung normal dan melahirkan bayi yang sehat. Hal ini
tidak lepas dari usaha berupa asuhan kebidanan yang kompheratif dan menejeman
kbidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai


berikut :

1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan kondisinya secara dini dan teratur untuk
mendeteksi adanya risiko atau gangguan dalam kehamilan baik pada ibu maupun bayi
sehingga petugas dapat mengmbil keptusuan.
2. Bagi klien di anjurkan untuk mempertimbangkan usia untuk hamil dan dapat
menunda kehamilan hingga usia matang yaitu 20 thn untuk mempersiapkan fisik dan
mental ketika hamil sehigga tidak terjadi resiko bagi ibu dan bayi.
3. Bidan dapat meningkatkan pelayanan ANC terutama pada ibu hamil dan melakukan
pendekatan untuk dapat mendeteksi tanda gejala sedini mungkin seperti, distosia
bahu dan dapat melakukan rujukan segera.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

1. Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askebdan
Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012. Baety, Aprilia Nurul.
2. Kehamilan dan persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012. Elisabeth. S.W.
3. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustakabarupress.
2015.

18

Anda mungkin juga menyukai