TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan Puji dan Syukur Atas Rahmat & Ridho Allah
SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridhonnya, kami tidak dapat menyelesaikan tugas
Asuhan Kebidanan ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Bd. Mustikowati, S.ST,M.Kes.
selaku dosen pengampuh mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Dan Basic Life Support yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan tugas asuhan
kebidanan ini dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Dengan Distosia Bahu, Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
mengumpulkan data-data dalam pembuatan asuhan kebidanan ini.
Mungkin dalam pembuatan tugas asuhan kebidanan ini terdapat kesalahan yang belum
penulis ketahui, maka dari itu penulis mohon saran dan kritik dosen maupun teman-teman
demi tercapainya asuhan kebidanan yang benar.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................................6
1.1 Definisi Distosia Bahu.............................................................................................6
2.1 Faktor Resiko Distosia Bahu..................................................................................6
3.1 Tanda Dan Gejala Distosia Bahu...........................................................................6
4.1 Diagnosa Distosia Bahu......................................................................................... 6
5.1 Komplikasi Distosia Bahu......................................................................................6
6.1 Penatalaksanaan......................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................10
I. DATA SUBJEKTIF.......................................................................................10
II. DATA OBJEKTIF.........................................................................................12
III. ANALISA........................................................................................................12
IV. PENATALAKSANAAN.................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................15
BAB V PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Simpulan..........................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra uterine. Diagnosa
distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan
ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin juga tidal jarang menyebabkan
gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara past tentang adanya distosia
bahu baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis oleh sebab itutenaga kesehatan
sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi secara dini penyulit-penyulit yang akan terjadi
pada ibu hamil, ibu bersalin, dan janin. Terutama kasus distosia bahu, agar tenaga kesehatan
khususnya tenaga bidan dapat melakuka penanganan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat di peroleh dalam asuhan
kebidanan ini adalah:
1. Bagaimana pengkajian data Subjektif dan Objektif pada ibu bersalin dengan distosia bahu
2. Bagaimana Analisa data pada ibu bersalin dengan distosia bahu
3. Bagaimana cara Penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan distosia bahu
C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin
menurut pemikiran varney dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.
Mahasiswa mampu:
4
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemikiran untuk
masyarakat agar dapat memahami kelainan yang bisa terjadi pada ibu saat bersalin
agar dapat di tangani dengan segera oleh bidan.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu bersalin.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembelajaran tersendiri bagi
penulis, dan sebagai tugas askeb Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
Rupture Uteri
2. Komplikasi Fetal
Brachial Plexux palsy
Fractura
Kematian janin
Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis permanen
Fraktura humerus
6.1 Penatalaksanaan Distosia Bahu
Rekomendsi dari American College Of Obstetricians and Gynecologist (2002) untuk
penatalaksanaan pasien dengan riwayat distosia bahu pada persalinan yang lalu:
1. Perlu dilakukan evaluasi cermat terhadap perkiraan berat janin, usia kehamilan,
intoleransi glukosa maternal dan tingkatan cedera janin pada kehamilan sebelumnya
2. Keuntungann dan kerugian untuk dilakukannya tindakan SC harus di bahas secara
baikdengan psien dan keluarganya
1. Sebagian besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah
2. Tindakan SC yang dilakukan pada semuapasien yang diduga menangndung janin
macrosomia adalah sikap yang berlebihan, kecuali bila sudah adanya kehamilan yang
melebihi 5000 gram atau dugaan berat badan janin yang dikandung ole penderita diabetes
lebih dari 4500 gram
Untuk penatalaksanaannya :
1. Beritahu ibu bahwa terjadi komplikasi yan gawat dan diperlukan kerja sama lebih lanjut
2. Geser posisi ibu sehingga bokong berada di pinggir tempat persalinan agar memudahkan
traksi traksi curam bawah kepala anak.
3. Pakai sarung tangan DTT atau steril.
4. Lakukan episotomi secukupnya
5. Lakukan manuver Mc Robert’s
posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik lututnya sejauh
mungkin ke arah dadanya. minta suamiatau anggota keluarganya untuk membantu ibu
Maneuver Mc Robert.
Teknik ini di temukan pertama kali oleh Gonik dkk tahun 1983 dan selanjutnya
William A Mc Robert mempopulerkannya di Univercity Of Texas Di Houston
Manuever ini terdiri dari melepaskan kaki dari penyangga dan melakukan fleksi
sehingga paha menempel pada abdomen ibu
Tindakan ini dapat menyebabkan sacrum mendatar, rotasi simfisis pubis ke arah
kepala maternal dan mengurangi sudut inklinasi. Meskipun ukuran panggul tak
berubah, rotasi ceplahad panggul cenderung untuk membebaskan bahu depan yang
terhimpit. Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatlkan paha ibu pada abdomen
7
sebagaimana terlihat pada ( panah horizontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic
secara bersamaan ( panah vertical)
6. Lakukan fleksi maksimal pada sendi paha dan sendi lutut kedua tungkai ibu sedemikian
rupa sehingga lutut hampir menempel pada bahu. Penolong persalinan menahan kepala
anak dan pada saat yang sama seorang asisten memberikan tekanan di atas simfisis
7. Tekanan kepala bayi secara mantap dan terus menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu)
untuk menggerakkan bahu interior di bawah simfisis pubis
8. Tekanan suprapubik ini dimaksudkan untuk membebaskan bahu depan dari tepi bawah
simfisis ibu. Ibu di minta untuk meneran sekuat tenaga saat penolong persalinan berusaha
untuk melahirkan bahu
Catatan
Jangan lakukan dorongan pada fundus, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh
dan bisa menyebabkan ruptur uteri
Tekanan ringan pada suprapubic
Dilakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara bersamaan dilakukan
traksi curam bawah pada kepala janin
Tekanan ringan dilakukan oleh sisten pada daerah suprapubic saat traksi curam
bawah pada kepala janin
9. Bila prosedur di atas tidak membawa hasil maka lahirkan bahu belakang:
Masukan telapak tangan ke jalan lahir di antara bahu belakang dan dinding
belakang bahu belakang dan dinding belakang vagina. Ruangan sacrum cukup
luas untuk menuever ini
Telusuri bahu sampai mencapai siku. Lakukan gerakan fleksi pada sendi siku dan
lahirkan lengan belakang melalui bagian depan dada. Dengan lahirnya lengan
belakang ini maka bahu belakang anak juga lahir
Bahu depan dolahirkan lebih lanjut dengan melakukan traksi cunam bawah
kepala (traksi ke posterior)
Bila bahu depan masih belum dapat dilahirkan maka tubuh anak harus dirotasi
1800. Saat melakukan gerakan rotasi tersebut, tubuh anak dicekap. Arah putaran
sesuai dengan bahu yang sudah dilahirkan (putar tubuh anak mengikuti bagian
bahu yang sudah dilahirkan).
Bahu yang terperangkap dapat dibebaskan dengan memasukan tangan ke
bagian posterior seperti 3 hal yang sudah dijelaskan di atas
a. Maneuver Woods (wood crock screw maneuver)
Dengan melakukan rotasi bahu posterior 1800 secara “crock screw” maka
bahu anterior yang terjepit pada simfisis pubis akan terbebas. Tangan kanan
penolong di belakang bahu posterior janin. Bahu kemudian di putar 180
derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis pubis
melahirkan bahu belakang. Untuk melahirkan bahu jangan dilakukan dengan
kepanikan. Bila prosedur ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 5
8
menit maka diperkirakan tidak akan terjadi cedera pada otak anak.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah fraktura klavikula – fraktura
humerus – Erbs paralysa. Jangan buang-buang waktu dengan melakukan
manuver yang tidak efektif.
Operator memasukkan tangan ke dalam vagina menyusuri humerus
posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas
di depan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku
Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui melalui wajah
janin
Lengan posterior dilahirkan
b. Manuever Rubin
Terdiri dari 2 langkah:
Mengguncang bahu anak dari satu sisi lain dengan melakukan
tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil maka dilakukan
langkah berikutnya yaitu:
Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk di jangkau dan
kemudian ditekan ke depan ke arah dada anak. Tindakan ini untuk
melakukan abduksi kedua bahu anak sehingga diameter bahu
mengecil dan melepaskan bahu depan dari simfisis pubis
c. Maneuver Rubin II
Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah
Bahu anak yang paling mudah di jangkau di dorong ke arah dada
anak sehingga diameter bahu mengecil dan membebaskan bahu
anterior yang terjepit
10. Pematahan klavikula dilakukan dengan menekan klavikula anterior ke arah SP
11. Maneuver Zavanelli
Mengembalikan kepala janin ke dalam jalan lahir dan anak dilahirkan melalui SC.
Memutar kepala anak menjadi occiput anterior atau posterior sesuai dengan PPL yang
sudah terjadi. Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara perlahan mendorong
kepala ke dalam vagina.
12. Kleidotomi dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula
13. Simfisiotomi
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan Utama : Ibu datang di antar suami dan keluarga dengan keluhan mules mules
sejak pukul 05.00 WIT, dan sudah keluar lendir bercampur darah.
3. Riwayat persalinan ini
Sakit perut, sejak : 05.00 WIT, senin 30 Maret 2023
□ Keluar air sejak : - keadaan : bau - .warna – jumlah -
□ Lain-lain -
Gerakan janin :
10
Gerakan janin dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
c. Tanda bahaya kehamilan yang pernah dialami :
Tidak ada: ada :-
Tindakan : - terapi : -
d. Perilaku/kebiasaan yang membahayakan kehamilan :
□ Merokok pasif/aktif □ Minum jamu □ Minum-minuman keras
□ Kontak dengan binatang □ Narkoba □ Diurut dukun
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu :
□ Jantung, □ Hipertensi, □ Asma, □ TBC, □ Hepatitis, □ PMS, □ HIV / AIDS,
□ TORCH, □ Infeksi saluran kencing, □ Epilepsi
b. Penyakit keluarga yang menular :
□ HIV / AIDS, □ Hepatitis, □ TBC, □ PMS
c. Riwayat penyakit keturunan :
□ DM, □ Hipertensi, □ Jantung
d. Riwayat faktor keturunan :-
7. Riwayat menstruasi dan KB :
1. Siklus menstruasi : teratur
2. Lama haid : 28 hari
3. Kontrasepsi yang pernah di pakai : kondom
4. Rencana jumlah anak : 2 anak
8. Data Biologis, Psikologis, Sosial, Spiritual
a. Biologis
Keluhan bernafas : tidak ada
Nutrisi :
- Makan terakhir pukul : 07.00 WIT, porsi : normal
Jenis : nasi dan sayur
- Minum terakhir pukul 09.00 WIT, jumlah : 1.000 cc
jenis : air putih
- Nafsu makan : baik
Istirahat
- Tidur malam : 7-8 jam
- Istirahat siang : 1-2 jam
Eleminasi
BAB terakhir : pukul 06.00 WIT, konsistensi: lunak
BAK terakhir : pukul 07.00 WIT
Keluhan saat BAB/BAK : -
b. Psikologis
Siap melahirkan : ya
Perasaan ibu saat ini :
11
Bahagia dan coperatif
□ Kecewa
□ Malu dan takut
Cemas
c. Sosial
Perkawinan: 1 kali, status : sah, □ tidak sah
Lama perkawinan dengan suami sekarang: 4 tahun
Hubungan dengan suami dan keluarga : harmonis, □ kurang harmonis
pengambilan keputusan : suami & istri, □ suami, □ istri, □keluarga besar, □
lain-lain.
II. DATA OBJEKTIF ( Rabu 30 Maret 2023 pukul : 17.10 WIT )
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
: Nadi : 80 kali/menit
: Suhu : 37,2 ° C
: Pernapasan : 20 kali/menit
4. Muka : Tidak oedema
5. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
6. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
7. Payudara : Simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan sudah keluar
kolostrum
8. Abdomen : Perlimaan 0/5 DJJ : 147 x/menit, teratur, kontraksi : 5 kali dalam
10 menit lamanya 45 detik. Kandung kemih : kosong
9. Ekstremitas : Atas : Tidak pucat dan tidak oedema
: Bawah : Tidak pucat, tidak ada varises dan tidak
oedema
10. Genetalia : Tampak pengeluaran air-air berwarna jernih bercampur
lendir darah, vulva membuka, perineum menonjol dan anus membuka.
Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, ketuban -, hodge-IV UUK depan, moulage O
III. ANALISA
Ny Y, Usia 23 tahun G1, P0, A0 hamil 39 minggu inpartu kala II dengan distosia bahu
IV. PENATALAKSANAAN (Rabu, 30 Maret 2023 Pukul : 17.25 WIT)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami
distosia bahu dan akan dilakukan episiotomi pada perineum ibu.
Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan bersedia dengan tindakan yang akan di lakukan
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpoG dan mempersiapkan alat dan bahan untuk
proses persalinan
Hasil :
12
a) Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup kepala, masker, kacamata,
celemek, sepatu tertutup (sepatu boot).
b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah
gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton,
Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.
c) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang,
benang cromic, 1 pasang sarung tangan steril.
d) Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul, cairan
RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul.
e) Peralatan lain : Larutan Clorin 0,5 o /o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk
kelahiran bayi,dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru
lahir , meliputi ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas
dari tiupan angin.
3. Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului anestesi lokal, lalu mengatur
posisi ibu Manuver Mc Robert untuk siap bersalin.
Hasil : Pada posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh
mungkin kearah dadanya dan diupayakan lurus. Minta suami keluarga membantu
lakukan penekanan ke bawah dengan mantap diatas simpisis pubis untuk
menggerakkan bahu anterior di atas simpisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong
uteri, beresiko menjadi ruptur uteri. Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan
kepala berada diatas. Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan. Tekan kepala janin
mantap ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.
4. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa proses persalinannya sudah memasuki kala
pengeluaran plasenta dan keadaan saat ini adalah normal karena uterus sedang
berkontraksi untuk kembali pada semula
Hasil : ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
5. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya janin kedua
Hasil : saat di palpasi tidak ada janin kedua
6. Memberikan suntikan oksitosin 10 unit 1 M di paha kanan atas ibu bagian luar setelah
sebelumnya melakukan aspirasi terlebih dahulu
Hasil : oksitosin telah disuntikan
7. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm di depan vulva dan Membantu
kelahiran plasenta dan Mengevaluasi kelengkapan plasenta
Hasil : Pada saat uterus berkontraksi, dorong fundus ke arah dorsokranial sehingga
sebagian plasenta tampak introitus vagina Plasenta di tangkap oleh kedua tangan dan
dipilin searah jarum jam agar selaput dan kotiledon tidak tertinggal.
13
Plasenta lahir spontan, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya dengan insersi
sentralis, panjang tali pusat 50 cm, diameter 18 cm, berat plasenta 500 gr, tebal 2 cm
dan kotiledon lengkap tidak ada robekan
8. Melakukan mesase fundus ibu dan mengajari ibu cara mesase perut ibu sehingga
dapat merangsang kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum
Hasil : teraba keras pada bagian uterus ibu
9. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini
Hasil : ibu telah melahirkan dengan normal walaupun ada sedikit hambatannya, saat
melahirkan bahu bayinya tetapi dapat dilalui dengan lancar, ibu dan bayi selamat
tetapi ibu masih harus terus istirahat berbaring kurang lebih 2 jam setelah melahirkan
10. Melakukan penjahitan pada daerah vagina dan perineum yang mengalami laserasi
Hasil : Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur menggunakan benang catgut kromik.
Dengan memberikan anastesi lokal pada ibu saat penjahitan laserasi, dan mengulangi
pemberian anestesi jika masih terasa sakit.
11. Memeriksa kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam setiap
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca prsalinan
Hasil : Ibu sudah buang air kecil setelah 25 menit pasca bersalin
13. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah menggunakan air bersih, terutama
daerah perut, vulva dan vagina, lalu memakaikan baju dan kain bersih untuk
menggantikan pakaian ibu yang terkontanminasi darah, lendir dan cairan ketuban
Hasil : Ibu telah di mandikan dan digantikan dengan pakaian yang bersih
14. Mencuci, mendekontanminasi dan mensterilsasi peralatan yang telah di gunakan
Hasil : Peralatan telah di sterilkan
15. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk membantu kontraksi uterus dan
menimbulkan ikatan batin antara ibu dan bayinya
Hasil : Ibu mengerti dan melakukan anjuran bidan
16. Memberikan ibu nutrisi dan cairan sebagai pengganti tenaga ibu yang terkuras selama
proses persalinan
Hasil : Ibu telah di berikan makanan dan minuman
17. Memindahkan ibu ke ruang perawatan setelah 2 jam
Hasil : Ibu telah di pindahkan ke ruangan perawatan
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara tinjauan pustaka dan
pelaksanaan proses Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. Y dengan keluhan Distosia
Bahu. Untuk menguraikan kesenjangan antara teori dan praktek, maka digunakan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri atas 7 langkah yang di cangkup
pendokumentasian hasil asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
1. Subjekif
Pada kasus anak Ny. Y datanng ke BPM, pada tanggal 30 maret 2023 jam 17.00 WIT.
Ibu mengatakan mules mules sejak pukul 05.00 WIT, dan sudah keluar lendir bercampur
darah. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama. Ibu mengatakan selama
kehamilannya melakukan ANC sebanyak 4 kali dan diberikan tablet FE dan Vitamin A.
Ibu juga mengatakan riwayat penyakit yang sedang di derita, penyakit menular dan
penyakit keturunan.
2. Objektif
Pada kasus anak Ny. Y di dapatkan pemeriksaan dengan keadaan umum baik, tanda-
tanda vital, tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 80x / menit, suhu : 37,2 ° C,
pernafasan : 20 kali / menit. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, di dapatkan pada bagian
muka tidak ada oedema, pada mata konjungtiva merah muda dan sclera putih. Pada
abdomen di dapatkan hasil dengan perlimaan 0/5 DJJ : 147 x/menit, teratur, kontraksi : 5
kali dalam 10 menit lamanya 45 detik. Kandung kemih : kosong.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul
tentang Distosia Bahu pada Ny. Y. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Analisa
Berdasarkan analisa tersebut di dapatkan data dengan diagnosa Ny. Y usia 23 tahun
G1, P0, A1 hamil 39 minggu dengan Distosia Bahu.
4. Penatalaksanaan
15
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut didapatkan penatalaksanaan yang di lakukan
adalah mengenakan sarung tangan steril, melakukan episiotomi secukupnya dengan
didahului dengan anastesi lokal, mengatur posisi ibu sesuai dengan Manuver Mcrobert
dan ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada di atas, tekan ke atas
untuk melahirkan bahu depan kemudian tekan kepala janin ke arah bawah untuk
melahirkan bahu belakang.
BAB V
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Ny. Y mengalami keadaan patologis distosia bahu, hal ini dapat terjadi karna faktor
Ny. Y memiliki panggul yang sempit atau kenaikan berat badan sehingga
menyebabkan distosia bahu.
2. Hasil pengkajian pada ibu bersalin dengan distosia bahu, pengkajian di dapat dari
data subjektif dan objektif .Asuhan yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ny. Y dengan
distosia bahu.
3. Persalinan ny.y yang berlangsung normal dan melahirkan bayi yang sehat. Hal ini
tidak lepas dari usaha berupa asuhan kebidanan yang kompheratif dan menejeman
kbidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
3.2 Saran
1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan kondisinya secara dini dan teratur untuk
mendeteksi adanya risiko atau gangguan dalam kehamilan baik pada ibu maupun bayi
sehingga petugas dapat mengmbil keptusuan.
2. Bagi klien di anjurkan untuk mempertimbangkan usia untuk hamil dan dapat
menunda kehamilan hingga usia matang yaitu 20 thn untuk mempersiapkan fisik dan
mental ketika hamil sehigga tidak terjadi resiko bagi ibu dan bayi.
3. Bidan dapat meningkatkan pelayanan ANC terutama pada ibu hamil dan melakukan
pendekatan untuk dapat mendeteksi tanda gejala sedini mungkin seperti, distosia
bahu dan dapat melakukan rujukan segera.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askebdan
Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012. Baety, Aprilia Nurul.
2. Kehamilan dan persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012. Elisabeth. S.W.
3. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustakabarupress.
2015.
18