Anda di halaman 1dari 16

Program Studi

Sarjana Terapan Kebidanan

MODUL GABUNGAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK
KEBIDANAN

DISUSUN OLEH:
1. Dini Kurnia Adnin (P07524422012)
2. Melati (P07524422024)

3. Zakia Indriani (P07524422044)


4. Ayumi Tiara Yasmin (P07524422050)

5. Dwi Oktaviani (P07524422054)


6. Syahrina Sifa Panjaitan (P07524422081)

7. Adelia Ananda Tarigan (P07524422085)

8. Dwi auliyah (P07524422095)

DOSEN PENGAMPU: SUSWATI, SST, M. KES

Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
HALAMAN PENGESAHAN

1. Mata Kuliah : KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KEBIDANAN


2. Judul Modul : Tatalaksana gangguan eliminasi pada kehamilan,
persalinan, pengambilan spesimen urine dan feces dan urine.
3. Penyusun Modul : KELOMPOK 7 ABC
4. Institusi : Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Medan

Medan, 15 September 2023

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi Sarjana Terapan


Poltekkes Kemenkes Medan Kebidanan Medan

Aritha Sembiring,SST.M,KES Yusniar Siregar, SST, M.Kes


NIP:197002131998032001 NIP: 196707081990032002

|i
VISI DAN MISI PRODI D4 KEBIDANAN

VISI

Menghasilkan lulusan bidan professional dalam asuhan kebidanan


komprehensif yang unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan Kebidanan dengan mengikuti


perkembangan IPTEK kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian Kebidanan untuk mengembangkan keilmuan
kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip
pemberdayaan keluarga
4. Mengembangkan pelayanan Kebidanan dengan unggulan Hypnotherapy
dalam asuhan kebidanan

| ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia-Nya
sehingga modul “Keterampilan dasar praktek kebidanan” ini bisa kami terbitkan
sebagai buku panduan bagi mahasiswa. Modul ini merupakan acuan bagi
mahasiswa di dalam pelaksanaan perkuliahan. Modul ini mencakup 2 pokok
bahasan. Modul ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah “keterampilan
dasar praktik kebidanan” yang sedang kami tempuh modul ini dibuat dengan
berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan modul ini. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
pada modul. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu proses penyelesain modul ini, yang telah membimbing penyusun
dalam pembuatan modul. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya para peserta didik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang
telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan
modul ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca. Amin

Medan, 15 September 2023

Kelompok 7 ABC

| iii
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................................i
VISI MISI.....................................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................1
TOPIK …………………………...................................................................................................................2
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN.......................................................................................................2
B. RINGKASAN MATERI..................................................................................................................2
TUGAS MAHASISWA................................................................................................................................8
SOAL.............................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................10
EVALUASI PEMBELAJARAN...............................................................................................................11
KUNCI JAWABAN...................................................................................................................................12

1
TOPIK

Tatalaksana Gangguan Eliminasi Kehamilan, Persalinan, dan Nifas,


Pengambilan Sperimen Urine dan Feces
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memahami pengertian tatalaksana gangguan eliminasi
kehamilan, persalinan, dan nifas.

B. RINGKASAN MATERI
1) Tatalaksana Gangguan Eliminasi Kehamilan

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine maupun feses.
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini terjadi
dari dua langkah utama yaitu kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat di atas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua timbul refleks saraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih. Meskipun
refleks miksi adalah reflex automatic medulla spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau
ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
Kehamilan adalah kejadian fisiologis yang dialami semua wanita hamil. Dalam masa
kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami banyak perubahan, baik perubahan fisik, mood
maupun hormonal. Pada masa kehamilan dapat menimbulkan beberapa gangguan eliminasi, antara
lain:
a. Sering Berkemih
Pada masa kehamilan, ibu hamil sering merasakan ketidak nyamanan, baik pada trimester I,
II dan III. Rasa ketidak nyamanan yang sering dirasakan adalah sering buang air kecil. Rasa ketidak
nyamanan ini apabila tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk bagi ibu hamil yaitu dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih apabila ibu sering menahan kencing atau kondisi celana
dalam selalu lembap karena tertumpuknya bakteri di saluran kemih..
Pada trimester I, bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga sering timbul berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan tuanya kehamilan.
Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomerulus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih. Pada trimester II, kandung
kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang. Pada trimester III, bila kepala janin
mulai turun ke pintu atas panggul maka keluhan sering buang air kecil akan timbul kembali.
Penatalaksanaan:
1) Buang air kecil sepenuhnya
2) Jangan menahan BAK
3) Membersihkan genitalia dari depan ke belakang
4) Minum air putih yang cukup
5) Rutin melakukan senam kegel
6) Membatasi konsumsi minuman bersoda atau kafein.
7) Mengganti celana dalam jika sudah terasa lembap

2
b. Konstipasi
Diperkirakan 11-30% wanita hamil pernah mengalami konstipasi. Keluhan yang paling
umum adalah mengedan terlalu kuat, tinja yang keras dan rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit.
Risiko komplikasi pada wanita hamil semakin besar jika sudah mempunyai riwayat konstipasi
sebelumnya. Prevalensi konstipasi hampir sama antara trimester I, II dan III.
Konstipasi pada wanita hamil umumnya merupakan konstipasi fungsional. Ada beberapa faktor
mengapa wanita hamil mengalami konstipasi yaitu faktor hormonal, perubahan diet, pertumbuhan
janin dan aktivitas fisik. Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi risiko untuk timbulnya
konstipasi.

Penatalaksanaan non farmakologi

1) Meningkatkan asupan serat, cairan serta aktivitas fisik yang cukup


2) Hindari makan porsi besar tetapi makan dengan porsi kecil dan sering
3) Hindari ketegangan psikis seperti stres dan cemas
4) Jangan menahan BAB
5) Olahraga ringan yang rutin seperti senam hamil dan jalan pagi

Penatalaksanaan farmakologi
Terapi farmakologi pada wanita hamil diberikan jika penatalaksanaan non farmakologi
tidak berhasil. Pemberiannya hanya bila benar-benar diperlukan dan tidak untuk jangka panjang.
Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasi adalah dengan pemberian obat pencahar (laxatives).
Secara umum golongan obat pencahar terbagi atas: bulking agents, pelunak tinja (stool softeners),
pencahar minyak mineral (lubricant laxatives), pencahar bahan osmotik (osmotic laxatives) dan
pencahar perangsang (stimulant laxatives).
Keluhan atau gangguan kehamilan yang dialami ibu hamil selama mengandung memang wajar,
namun jika dibiarkan, dapat mengakibatkan masalah yang serius hingga komplikasi. Perlu diketahui
bahwa gangguan kehamilan merupakan masalah kesehatan yang melibatkan ibu, bayi, atau keduanya
selama masa kehamilan (Heryani, 2021).

2) Tatalaksana Eliminasi Pada Ibu Persalinan


Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu di fasilitasi oleh bidan, untuk
membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien, anjurkan ibu untuk berkemih
secara spontan sesering mungkin atau minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung kemih
penuh dapat mengakibatkan:

a. Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga panggul terutama
apabila berada di atas spina ischiadika
b. Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
c. Meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama dengan munculnya
kontraksi uterus
d. Meneteskan urine selama kontraksi yang kuat pada kala II
e. Memperlambat kelahiran plasenta
f. Mencetuskan perdarahan pasca persalinan karena kandung kemih yang penuh menghambat
kontraksi uterus.

3
Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, namun apabila
sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu untuk berkemih dengan wadah penampung
urine. Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi secara rutin sebelum ataupun setelah
kelahiran bayi dan plasenta. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi retensi urine
dan ibu tidak mampu secara mandiri. Kateterisasi akan meningkatkan risiko infeksi dan trauma atau
perlukaan pada saluran kemih.

Sebelum memasuki proses persalinan, sebaiknya pastikan bahwa ibu sudah BAB. Rectum yang
penuh dapat mengganggu dalam proses kelahiran janin, namun apabila pada kala I fase aktif ibu ingin
BAB, maka bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala kala II persalinan.

3) Tatalaksana Eliminasi Pada Ibu Nifas


Pada masa nifas terdapat beberapa gangguan eliminasi antara lain:
a. Miksi
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Ibu diusahakan dapat
BAK sendiri, apabila tidak bisa BAK maka lakukan tindakan seperti merangsang dengan mengalirkan
air di dekat klien atau lakukan pengompresan di atas simpisis dengan menggunakan air hangat. Jika
tidak berhasil dengan cara tersebut maka lakukan kateterisasi, namun kateterisasi tidak dilakukan
sebelum 6 jam post partum karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan risiko terjadi
infeksi saluran kemih. Dower kateter diganti setelah 48 jam.

b. Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Jika klien pada hari ketiga belum
juga BAB maka diberikan larutan supositoria dan minum air hangat. Lakukan diet teratur, pemberian
cairan yang cukup, makanan cukup serat dan olahraga/senam nifas agar BAB dapat kembali
teratur.

4). Pengambilan Spesimen Urine

Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih,
biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman
penyebab utamanya adalah E.coli, disamping dapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah
karena uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, di samping
penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau pesalinan.
Penggunaan kateter ini dapat mendorong kuman-kuman yang ada di uretra distal untuk masuk ke
kandung kemih.
Dinding kandung kemih memperlihatkan oedem dan hyperemia, kadang dapat menimbulkan
retensi urin. Kandung kencing (vesika urinaria) dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya

4
bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah kencing masih tersisa urin. Sisa urin dan
trauma persalinan pada kandung kencing memudahkan terjadinya infeksi.

❖ Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan spesimen urine:

a. Spesimen urine pagi lebih pekat dan dapat mencerminkan berbagai keabnormalan.
b. Urine tidak boleh dibiarkan pada suhu ruangan karena akan berubah menjadi alkalin, akibat
terkontaminasi bakteri pengubah urea dari lingkungan.
c. Semua spesimen harus disimpan dalam lemari pendingin sesegera mungkin setelah diambil.
d. Pemeriksaan mikroskopik perlu dilakukan dalam waktu 1/2 jam sesudah pengambilan untuk
mencegah dissolusi elemen seluler dan pertumbuhan bakteri (kecuali jika telah meng -
gunakan metoda steril).
e. Spesimen urine harus diambil dari klien dengan teknik alir tengah menggunakan kontainer
bermulut lebar.
f. Pengumpulan spesimen urine dilakukan selama 24 jam.
❖ Prinsip pengumpulan spesimen urine 24 jam

1. Yakinkan klien memahami prosedur.


2. Semua urine harus ditampung dalam 24 jam menggunakan teknik pengambilan steril.
3. Minta klien mengosongkan kandung kemih pada jam tertentu (mis. Jam 8 pagi) lalu urine dibuang.
4. Kumpulkan urine berikutnya selama 24 jam pada wadah yang memadai dan tertutup.
5. Kumpulkan spesimen terakhir pada jam 8 pagi hari berikutnya.
6. Simpan urine yang terkumpul di lemari pendingin.
7. Mulai dengan kandung kemih kosong dan akhiri dengan kandung kosong pula.

5
5). Pengambilan Spesimen Feses

Feses merupakan Sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan,
dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna Feses (tinja) juga merupakan hasil pemisahan dan terdiri
dari sisa sisa makanan; air; bakteri; zat warna empedu. Feces (tinja) normal terdiri dari sisa-sisa
makanan yang tidak tercerna, air, bermacam produk hasil pencernaan makanan dan kuman- kuman
nonpatogen.
Dalam pengambilan feses yang akan digunakan sebagai sample, haruslah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Karena pengambilan sampel sedikit banyak dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Untuk itu, agar mendapatkan hasil pemeriksaan sesuai dengan yang diharapkan, prosedur dalam
pengambilan sampel harus di amati dengan baik. Berikut beberapa syarat dalam pengumpulan
sampel : Orang dewasa normal mengeluarkan 100 - 300 gram tinja per hari. Feses Terdiri dari
1. 60-70% air dan sisanya terdiri dari
2. Substansi solid 10-20% yang terdiri dari makanan yang tidak tercerna (selulosa), sisa makanan
yang tidak terabsorbsi, sel-sel saluran pencernaan (sel epitel) yang rusak, bakteri dan unsur-unsur
lain (+30%).

6
C. Rangkuman

Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagiadalam kehidupan seprang Wanita,
tapi buat Sebagian Wanita masa ini adalah masa yang membingungkan, takut, sedih, stress dan
bahkan depresi. Sekitar 10-20% Wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil dan
seperempat sampai separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi). Kehamilan adalah
kejadian fisiologis yang dialami semua wanita hamil. Dalam masa kehamilan, tubuh seorang
wanita akan mengalami banyak perubahan, baik perubahan fisik, mood maupun hormonal.
Pada masa kehamilan dapat menimbulkan beberapa gangguan eliminasi.
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu di fasilitasi oleh bidan. untuk
membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien, anjurkan ibu untuk
berkemih secara spontan sesering mungkin atau minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan.
Sedangkan Pada masa nifas terdapat beberapa gangguan eliminasi seperti, Miksi da defekasi.
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan
pemeriksaan yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur : jenis makanan serta gerak
peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupunbkonsistensinya.
Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran
kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan
nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli, disamping dapat oleh kuman-kuman lain.
Kateter urin diartikan sebagai pipa yang dimasukan ke dalam tubuh untuk mengalirkan dan
mengumpulkan urin dari kandung kemih (US National Library of Medicine, 2019).

7
D. TUGAS MAHASISWA

Pemberian Tugas Belajar Mandiri (Pembelajaran melalui Power Point yang sudah diberikan,
dan memberikan komentar berupa ringkasan terkait materi pembelajaran).

E. SOAL

1. Seorang perempuan, umur 24 tahun, P1A0, nifas 1 hari di BPM, khawatir ASI tidak
cukup untuk kebutuhan bayinya. Hasil anamnesis: ASI belum keluar, bayi menangis
terus. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 80X/menit, P 20x/menit, S 36.80C,
mammae lembek, kolostrum (+), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras.
Pendidikan kesehatan apakah yang paling paling tepat pada kasus tersebut…
A. Tetap menyusui
B. Istirahat yang cukup
C. Perawatan payudara
D. Teknik menyusui yang benar
E. Makan makanan mengandung zat besi

2. Pemeriksaan reduksi urin / glukosa pada urin dapat dilakukan dengan metode...
A. Horrison
B. Schlessinger
C. Benedict
D. Asam asetat 6%
E. Sulfosalisil 20%
3. Penundaan selama 1 hari pemeriksaan urin rutin sebaiknya disimpan pada suhu
berapa…
A. 4-8 derajat C
B. 20 derajat C
C. 5 derajat C
D. 37 derajat C
E. A dan C BENAR
4. Seorang bidan akan melakukan pemeriksaan urine pada kehamilan seorang pasien yang
datang ke lab. Sampel urine yang baik untuk pemeriksaan tersebut adalah…
A. Urin 24 jam
B. Urin cateter
C. Urin swaktu
D. Urin pagi
E. Urin midstream
5. Seorang laki-laki, 55 tahun, dirawat di RS dengan post kolostomi hari ke 2. Pasien
mengeluh fesesnya telah penuh. Saat ini perawat sedang melakukan perawatan
kolostomi. Perawat sudah menggunakan sarung tangan kemudian membersihkan stoma
dan area sekitar stoma dengan menggunakan kasa steril. Apakah tindakan selanjutnya
yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut…
A. Memasang plester
B. Mengukur kantong
C. Mengoleskan salep
D. Memfiksasi kantong
E. Mengkaji kondisi luka |8
KASUS I
Ny. I datang ke bidan pada tanggal 23-12-2011. Data yang dapat diperoleh dari pemeriksaan
HPHT: 1-9-2011. TD: 110/60 mmHg, dengan keluhun gusi sering berdarah.
6. Usia kehamilan Ny. Ineke adalah…

A. 16 Minggu
B. 15 Minggu
C. 14 Minggu
D. 13 Minggu
E. 12 Minggu
7. Kemungkinan penyebab keluhan yang dialami Ny. Ineke adalah…
A. Penurunan hormon estrogen
B. Penipisan permukaan epitel
C. Penurunan hormon progesterone
D. Peningkatan hormon progesterone
E. Hypervaskularisasi dan edematous pada gusi
8. Anjuran yang diberikan untuk meringankan keluhan Ny. Ineke adalah…
A. Mengkonsumsi Fe
B. Berkumur dengan air es
C. Mengkonsumsi vitamin C
D. Berkumur dengan air garam
E. Berkumur dengan larutan bethadine
9. Perkembangan pada janin sesuai usia kehamilan Ny. Ineke adalah…
A. Embrio menjadi janin
B. Jantung memompa darah
C. Ginjal memproduksi urine
D. Pembuluh darah berkembang cepat
E. Sistem musculuskeletal menjadi matang
10. Keluhan pada Ny. Ineke disebut juga…
A. Epulis
B. Selivitis
C. Nefrosis
D. Stomatitis
E. B dan C benar

|9
DAFTAR PUSTAKA

Dartiwen, & Nurhayati, Y. (n.d.). asuhan kebidanan pada kehmilan (Aditya A.C(ed.)).

Heryani, R. (2021). asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui. trans info media.

Lisnawati, L. (2021). asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal (A.M@ftuhin


(ed.)). trans info media.

Nugraha, A., Puspita, T., & Nagara, angga dipa. (2019). asuhan keperawatangangguan infeksi
karena pemasangan kateter urin.
Dartiwen, Intan, Purwandyanti. Buku ajar keterampilan dasar praktik kebidanan. DEEPUBLISH
CV BUDI UTAMA, Yogyakarta. 2020

| 10
EVALUASI PEMBELAJARAN

Sistem penilaian capaian pembelajaran mahasiswa yang dikembangkan pada mata


kuliah ini mengacu pada aktivitas pembelajaran didasarkan pada pencapaian pembelajaran
lulusan aspek sikap, penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus
yang terdiri dari :
1. Penugasan
2. Seminar
3. Praktikum dan Diskusi
4. Ujian Praktikum
5. Tes Tertulis (UTS, UAS)

| 11
KUNCI JAWABAN

1. A
2. C
3. E
4. D
5. C
6. A
7. E
8. D
9. E
10. A

| 12

Anda mungkin juga menyukai