Diajukan Untuk Memenuh Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dalam
Praktik kebidanan
Disusun oleh :
Usnatul Khusna(2022190002)
Fadwa Fauziyah(2022190007)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
penulisan makalah “komunikasi dalam asuhan kebidanan” ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah “komunikasi dalam asuhan kebidanan” ini dilakukan untuk
memenuhi tugas mandiri mata kuliah Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan.
Selama penyusunan Makalah “komunikasi dalam asuhan kebidanan”, penulis
mengalami banyak kendala. Namun, semua kendala tersebut dapat diatasi karena
penulis dibantu berbagai pihak.
Adanya kekurangan atau kesilapan peneliti merupakan kondisi yang tak dapat
dielakan. Karena itu, penulis mohon maaf dan mengharapkan adanya kritikan atau
sumbang saran dari pembaca. Semoga makalah “komunikasi dalam asuhan
kebidanan” ini dapat memberikan manfaat bagi pribadi penulis, pembaca, dan
pemerhati kemajuan peserta didik. majalah pendidik dan pendidikan Indonesia.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Komunikasi Efektif.......................................................................3
B. Unsur-Unsur Dan Komponen Komunikasi...................................................................4
C. Pengertian proses komunikasi......................................................................................7
D. Faktor-Faktor Komunikasi...........................................................................................9
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen diri yang positif berhubungan dengan perubahan sikap dan emosi
yang positif. Keadaan positif merupakan elemen yang esensial untuk
mendapatkan fungsi optimal dan mengurangi emosi negative yang dapat
mempengaruhi perilaku dalam hal ini perilaku menyusui, manajemen diri juga
dapat meninkatkan semangat serta membangun sumber-sumber personal, dan
merupakan bibit pengembangan diri menuju kesejahteraan yang optimal1.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2
Sutanto, 2018; 93
BAB II
PEMBAHASAN
Pada ibu menyusui hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah hormon
oksitosin dan prolaktin. Hormon prolaktin yang keluar dapat menstimulasi sel
di dalam alveoli untuk memproduksi ASI. Kadar prolaktin akan meningkat
jika produksi ASI lebih banyak pada jam 2-6 pagi, namun sebaliknya kadar
prolaktin akan menjadi rendah saat payudara terasa penuh. Sedangkan,
hormon oksitosin bermanfaat untuk mengencangkan otot-otot halus di sekitar
alveoli yang selanjutnya dapat memerah ASI menuju saluran air susu5. ASI
memiliki manfaat yang baik bagi bayi maupun bagi ibu yang menyusui.
Nutrisi yang terkandung di dalam ASI selain digunakan untuk perkembangan
3
Darsono et al., 2014
4
Falikhah, 2017
5
Suwanti et al., 2016
daya tahan tubuh, juga digunakan untuk tumbuh kembang otak bayi. Bayi
yang mengkonsumsi ASI dapat terhindar dari leukemia dan mencegah diare.
Berbeda dengan mengkonsumsi susu formula, bayi akan lebih rentan
mengalami diare6.
10
Greiny & Sukriani, 2020
10 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan. Pada periode
awal melahirkan sebaiknya penyusuan paling sedikit minimal 8 kali perhari,
hal ini karena semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran
ASI akan semakin meningkat pula.
1) Durasi Menyusui
Ibu yang menyusui dengan durasi yang tidak sesuai cenderung
mengalami gagal ASI eksklusif (79,4%). Sangatlah penting
memperhatikan durasi menyusui karena berkaitan dengan
pertumbuhan bayi foremilk (ASI awal) dan hindmilk (ASI akhir)
merupakan zat gizi penting bai pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Gizi yang lengkap dipengaruhi oleh durasi menyusui, karena durasi
yang lama akan memungkinkan bayi untuk mendapat ASI yang awal
sampai ASI akhir. Banyaknya bayi yang mengalami berat badan tidak
naik sebagian besar disebabkan oleh durasi yang singkat, karena ASI
yang didapat hanya ASI awal dan tidak sampai ASI akhir sehingga
bayi kemudian tidak mendapat gizi yang optimal. Jika kondisi ini tidak
segera dihentikan maka akan berakibat buruk pada bayi dan beresiko
mengalami gizi kurang dan gizi buruk.
2) Cara Menyusui
Perlekatan menyusu (Latch On) adalah menempelnya mulut bayi di
payudara ibu.Cara menyusui sangat penting diperhatikan yaitu dengan
memperhatikan perlekatan bayi dimana tubuh bayi harus sejajar dan
kepala bayi tidak menoleh, perlekatan yang benar akan menghidari
terjadinya masalah baru seperti puting susu lecet, pada posisi
menyusui yang benar posisi puting tidak tergesek langit-langit mulut
bayi yang keras melainkan akan jatuh di tengah-tengah rongga
tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka.
Cara menyusui yang benar dianggap sebagai jantung menyusui karena
begitu pentingnya proses ini.
Apabila bayi menghisap maka akan merangsan ASI dikeluarkan dari
laktiferus yang disebut sebagai gudang ASI. ujung saraf disekitar
payudara dirangsang oleh adanya proses menghisap untuk selanjutnya
membawa pesan ke kelenjar hipofise anterior agar hormon prolaktin
dapat diproduksi. Prolaktin inilah yang akan dialirkan ke kelenjar
payudara sehingga merangsang pembentukan ASI. Hal ini disebut
dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin.
3) Frekuensi Menyusui
Frekuensi menyusui yang baik adalah >8 kali dalam 24 jam, karena
lambung bayi menjadi kosong kembali setelah 2 jam pemberian ASI.
gizi yang lebih optimal dapat dicapai melalui frekuensi pemberian ASI
yang lebih sering, pemberian ASI yang lebih sering akan mencegah
lambung bayi menjadi kosong sehingga setiap saat bayi bisa mencerna
gizi untuk pertumbuhannya.
Nutrisi dan status gizi ibu selama hamil dan menyusui merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan kurangnya produksi ASI. Salah satu penyebab
produksi ASI tidak maksimal karena asupan nutrisi ibu yang kurang baik,
menu makanan yang tidak seimbang dan juga mengkonsumsi makanan yang
13
Widiastuti, Rustina, & Agustini, 2019
14
Moon & Kyungmi, 2021
kurang teratur maka produksi ASI tidak mencukupi untuk bayi. Nutrisi dan
gizi memegang peranan penting dalam hal menunjang produksi ASI yang
maksimal karena produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang
berkaitan dengan nutrisi ibu.
BAB III
PENUTUPAN
15
Aliyanto; Rosmadewi, 2019: 34
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA
https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/download/978-623-
7578-06-2/865/
https://senikomunikasi.com/proses-komunikasi/
Potter dan Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik (Jakarta, EGC, 1993)
https://www.academia.edu/22977206/
Komponen_Proses_dan_Faktor_faktor_Komunikasi