Anda di halaman 1dari 35

TAHAPAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

DAN EFEKTIFITAS METODE MEMERAH ASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Intervensi Kesehatan Resproduksi dalam siklus kesehatan
Dosen : Salfia Darmi, S.St.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Sulistyawati 07230000010
Kartini 07230000006
Ayu Mayarina Subai 07230000002
Gita Marissa 07230000008
Juju Juningsih 07230000017
Sisra Haryati 07230000048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM


SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia -
Nya penulis dapat Menyusun dan menyelesaikan makalah tentang Tahapan
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum Dan Efektifitas Metode Memerah ASI.

Studi kasus ini dijadikan guna melengkapi tugas Mata kuliah Intervensi
Kesehatan Reproduksi dalam siklus Kesehatan

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah tentang Tahapan Pengeluaran


ASI Pada Ibu Post Partum Dan Efektifitas Metode Memerah ASI, penulis
mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagi pihak terutama dosen
pembimbing.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah ini , sehingga berguna bagi kita semua.

Bogor, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 3

2.1 Air Susu Ibu (ASI) ................................................................................ 3


2.1.1 Pengertian ASI ............................................................................. 3
2.1.2 Manfaat ASI ................................................................................. 3
2.1.3 Tahapan Pengeluaran ASI ............................................................ 5
2.1.4 Kandungan ASI ........................................................................... 6
2.2 Effektifitas Metode Memerah ASI ....................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ..16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) khususnya ASI pertama (kolostrum) menggandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan bayi sehingga mampu mencegah bayi
terserang penyakit, sebagai faktor pertumbuhan dan perkembangan, anti alergi
serta inflamasi. (Kustriyani & Priharyanti, 2016). ASI (Air Susu Ibu)
merupakan makanan terbaik untuk bayi, tidak hanya bermanfaat untuk tumbuh
kembang bayi ASI juga bermanfaat untuk ibu dan keluarga. Kandungan dalam
ASI kaya akan zat kekebalan tubuh (imunoglobin) yang dapat melindungi bayi
dari berbagai macam infeksi. (Harianto & Yani, 2018) Manfaat lainnya juga
dirasakan oleh ibu dan keluarga. Ibu yang menyusui secara on demand
terbukti memiliki resiko yang lebih rendah terjadinya sub involusi, dengan
menyusui juga bisa mengurangi resiko terjadinya kanker payudara pada ibu,
manfaat lainnya juga dirasakan keluarga dengan mengurangi beban ekonomi
menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula. (Sendra & Indriani,
2017)
Kemampuan memerah ASI dapat membantu dalam menjaga dan
memelihara proses menyusui, memperbaiki proses menyusui terutama pada
kasus bayi prematur atau bayi sakit. Tidak semua bayi dapat menyusui
langsung pada payudara ibu yang bisa disebabkan karena adanya penyakit
atau kelainan, prematuritas, pemisahan ibu dan bayinya (misalnya karena ibu
bekerja, dll) serta alasan lain, sehingga ASI Perah (ASIP) merupakan solusi
diperlukan untuk bayi-bayi ini agar tetap mendapatkan ASI. Seorang ibu juga
mungkin perlu memerah ASInya dikarenakan beberapa alasan, seperti puting
lecet; (Mangesi, 2016) untuk meningkatkan produksi ASI; ibunya pergi
(bekerja).
Berbagai metode telah digunakan untuk meningkatkan produksi ASI.
Kuantitas ASI dan penerimaan ibu dapat bervariasi antara metode memerah
yang satu dengan metode lainnya – memerah dengan tangan, pompa manual,
pompa dengan batere, atau pompa elektrik. (Ismail, Sulaiman, Jalil , Muda, &
Man, 2012)
Dari uraian di atas maka penulis membuat makalah mengenai tahapan
pengeluaran asi pada ibu post partum dan efektifitas metode memerah asi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil suatu batasan masalah
yaitu bagaimana tahapan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) Post Partum, dan
bagaimana Efektifitas Metode memerah ASI.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu dan
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi cairan tersebut mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat untuk pertumbuhan bayi sehingga tidak
mungkin ditiru oleh buatan manusia. ASI berbeda beda dari satu ibu ke ibu lain.
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu karena konsep kerja ASI adalah
berdasarkan stadium laktasi. (Sutanto & Andina, 2018)

2.1.2 Manfaat ASI


A. Manfaat ASI bagi bayi
1. ASI sebagai nutrisi
ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim
yang dibutuhkan oleh bayi sehingga ASI akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh bayi normal sampai bayi berusia 6 bulan.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih
jarang sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.
3. ASI meningkatkan kecerdasan
Pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
akan tumbuh lebih optimal karena di dalam ASI mengandung nutrien
khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA,
AHA, omega-3, omega-6). Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit
sekali terdapat pada susu sapi.
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang
Ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya akan
meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Bayi yang sering
menyusu dan berada dalam dekapan ibu akan merasakan kasih sayang
dan perasaan terlindungi yang akan menjadi dasar untuk

3
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya
diri dan dasar spiritual yang baik. (Roesli, 2008)
B. Manfaat ASI bagi ibu
1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko
perdarahan setelah melahirkan, karena pada ibu yang menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah sehingga perdarahan akan lebih cepat terhenti.
2. Mengurangi terjadinya anemia
Menyusui dapat mengurangi perdarahan sehingga dapat
mengurangi terjadinya anemia atau kekurangan darah.
3. Menunda kehamilan
Menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara
umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4. Mengecilkan rahim
Ibu yang menyusui akan meningkatkan kadar oksitosin yang akan
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
5. Ibu lebih cepat langsing kembali
Pemberian ASI eksklusif akan mengurangi berat badan ibu, jumlah
kalori yang terbakar adalah sebesar 200-500 kalori perhari, sehingga
dapat membantu mengurangi berat badan.
6. Lebih ekonomis/ murah
Ibu yang memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk
membeli susu formula dan perlengkapan menyusui.
7. Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat diberikan kapan saja dalam keadaan siap minum tanpa
harus menyiapkan atau memasak air serta tanpa menunggu agar
suhunya sesuai karena ASI dalam suhu yang selalu tepat .
8. Memberi kepuasan bagi ibu
Pada saat ibu menyusui, tubuh ibu akan melepaskan hormon-
hormon seperti oksitosin dan prolaktin yang memberikan perasaan
rileks dan membuat ibu merasa lebih merawat bayinya. (Roesli, 2008)

4
2.1.3 Tahapan ASI
ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan pertama bayi saat baru
lahir. Berbagai penelitian membuktikan bahwa hingga usia 6 bulan,
kandungan nutrisi didalam ASI dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi.
Oleh karena itu, sesuai dengan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO),
bayi sebaiknya memperoleh ASI eksklusif yakni ASI saja tanpa air putih,
air tajin, biscuit, buah-buahan atau makanan lainnya hingga berusia genap
6 bulan. (Taufiqa, 2021)

“Breastmilk is a thing of beauty” merupakan istilah yang


digunakan untuk menggambarkan keindahan ASI yang mampu berubah-
ubah komposisinya berdasarkan situasi dan kondisi sesuai dengan
kebutuhan bayi dan keadaan ibu. (Alalam, et al., 2021)

Berikut ini adalah tahapan-tahapan pembentukan ASI .

A. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertamasampai hari
ketiga kelahiran, biasanya berwarna kuning kental yang diakibatkan
keberadaan betacarotene. Air susu ini sangta kaya protein dan zat
kekebalan tubuh atau imonogobulin (IgG, IgA, dan IgM), mengandung
lebih sedikit lemak dan karbohidrat. Kolostrum berperan melapisi dinding
usus bayi dan melindungi dari bakteri. Kolostrum juga merupakan
pencahar ideal yang berperan mengeluarkan zat yang tidak terpakai dari
usus bayi baru lahir serta mempersiapkan saluran pencernaan untuk bisa
menerima makanan bayi berikutnya. ASI ini Nampak keruh, sehingga
seringkali ibu enggan untuk memberikan. (Duhita, Hartiningtiyaswati,
Pratistiyana, & Puspitasari)
B. Susu Transisi
Susu transisi yaitu ASI yang keluar pada hari ke-4 sampai hari ke-
10 setelah kelahiran. Setelah masa adaptasi dengan perlingdungan
kolostrum, payudara akan nenghasilkan susu permulaan atau transisi yang
lebih bening dan jumlahnya lebih banyak. Kadar immunoglobulin dan
proteinnya menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.
C. Susu Matur
ASI matur merupakan ASI yang dikeluarkan dari hari ke-10 hingga
seterusnya selama ibu menyusui. ASI matur mengandung lemak, Vitamin

5
A, vitamin E, dan kalori yang lebih tinggi daripada tahapan ASI yang lain.
(Nielsen , Beverly, & Dallas, 2017) Namun kandungan proteinnya paling
rendah diantara tahapan ASI yang lain.
Kandungan pada ASI matur terus berubah sesuai dengan
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Jika bayi lahir prematur atau kurang
bulan, ASI yang dihasilkan memiliki kandungan berbeda, yaitu lebih
banyak mengandung protein. Hal ini sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi prematur yang biasanya memiliki berat badan kurang
dan banyak hal pada tubuhnya yang belum sempurna. (Riksani, 2013)
2.1.4 Kandungan ASI
ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan unuk
menunjang proses tumbuh kembang otak
dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama
terdiri dari :
A. Laktosa (karbohidrat)
1. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan
panting sebagai sumber energi.
2. Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat
dalam ASI murni.
3. Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama,
tumbuhnya laktobasilus bifidus. meningkatkan penyerapan kalsium
dalam tubuh, merangsang
4. Laktobasilus bifidus berfungsi mengahambat pertumbuhan
mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai
peyakit atau gangguan kesehatan.
5. Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang
berperan dalam perkembangan sistem saraf.
6. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium dimasa
perumbuhan bayi.
7. Kompisisi dalam ASI : Laktosa 7gr/100 ml.
B. Lemak
1. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber
energi utama bayi serta berperan dalam mengatur suhu tubuh bayi.
2. Berfungsi sebagai penghasil kalori energi utama, menurunkan risiko
penyakit jantung di usia muda.

6
3. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu :
asam linoeat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi
menjadi AA dan DHA.
a. Arachidonic Acid (AA) dan Decosahexanoic Acid (DHA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty
optimal. acids) yang diperlukan untuk membentukan sel-sel otak
yang
b. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
c. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa
dari substansi pembentuknya (precusor) yaitu masing-masing dari
omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
d. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.
e. AA dan DHA merupakan zat yang didapat dari perubahan omega-3
dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan
bayi.
4. Lemak : 50% tinggi pada prematur, asam lemak esensial.
5. Komposisi dalam ASI : lemak 3,7 – 4,8 gr/ 100 ml.
6. Ciri-ciri khas lemak dalam ASI secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian
meningkat jumlahnya.
b. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi
dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima
menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian.
c. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan
akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan
energi yang diperlukan.
d. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai
panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah
dicerna karena mengandung enzim lipase.
e. Lemak dalam bentuk omega 3, omega 6 dan DHA yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.
f. Susu formula tidak mengandung enzim , karena enzim akan mudah
rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit

7
menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah
terkena diare.
g. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan
perbandingannya dengan PASI yaitu 6:1. 20
h. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat
oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel saraf
otak bayi.
C. Protein
1. Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.
2. Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak.
3. Protein dalam susu adlah whey dan casein/kasein.
a. ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai
untuk bayi.
b. Rasio whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI
dibanding susu sapi.
c. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 63:35.
d. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
e. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :
Casein 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
f. Whey lebih mudah dicerna dibandingkan dengan casein (yang
merupakan protein utama susu sapi).
4. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu sistin, taurin, triptofan, dan
fenilanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.
5. Sistin dan taurin merupakan dua macam asam amino yang tidak
terdapat dalam susu sapi.
a. Sistin : diperlukan untuk pertumbuhan somatik.
b. Taurin : neotransmitter yang baik untuk perkembangan otak anak.
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting
untuk proses maturasi sel otak.
6. Komposisi dalam ASI : protein 0,8 – 1,0 gr/ 100 ml. 7) Ciri-ciri khas
Protein dalam ASI secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI.

8
b. Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein
bayi yaitu protein unsur whey. didalamnya hampir seluruhnya
terserap oleh sistem pencernaan
c. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah
80:40 sedangkan dalam PASI 20:80.
d. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang
dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang
dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorbsi.
e. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan
defekasi dengan feses berbentuk biji abe yang menunjukkan
adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.
D. Garam dan Mineral
1. ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif
rendah , tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6
bulan.
2. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil
dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
a. Zat besi : zat yang membantu pembentukan daarah untuk
menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah dan anemia.
b. Ferum : Fe rendah tapi mudah diserap.
3. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian
besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi
serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga
4. mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung,
gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.
E. Vitamin
1. ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan bayi.
2. ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi
kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru
lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.
3. Vitamin-vitamin tersebut, adalah Vitamin :ADEK antara lain :
a. Vitamin A : vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan
penglihatan bayi.
b. Vitamin D

9
c. Vitamin E : terdapau terutama dalam kolostrum.
d. Vitamin K : berfungsi sebagaikatalisator pada proses pembekuan
darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah
diserap. Karena bayi baru lahir ususnya belum mempu membentuk
vitamin K. Maka setelah lahir, biasanya bayi diberikan tambahan
vitamin K.
2.2 Efektifitas Metode Memerah ASI
2.2.1 Jurnal 1
A. Judul
EFEKTIVITAS METODE MEMERAH ASI TERHADAP IBU DAN
KUALITAS SERTA KUANTITAS ASI PERAH
B. Penulis
Endah Dian Marlina dan Rosita Syaripah
C. Tahun
2021
D. Abstrak
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua
bayi harus mendapatkan ASI ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan dan
dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
Berbagai metode telah digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Ada
beberapa dampak yang mengikuti dari proses memerah ASI, yaitu cedera
pada ibu, efek terhadap produksi ASI, risiko kontaminasi bakteri dan
dampak psikologis terhadap ibu. Penelitian mengenai proses memerah
ASI telah banyak dilakukan, namun kebanyakan berhubungan dengan
pengembangan sebuah alat pompa ASI secara komersial, sehingga tujuan
dari review ini membahas mengenai metode dalam memerah ASI yang
cakupannya lebih luas mengenai efektivitas metode memerah ASI
terhadap ibu dan kualitas serta kuantitas ASI perah. Penelusuran literatur
dilakukan melalui Cochrane Library, BioMed Central, Journal of Human
Lactation, Breastfeeding Review, Maternal and Child Nutrition.
Efektivitas metode memerah ASI terhadap ibu dan kualitas serta kuantitas
ASIditemukan bahwa memerah dengan tangan lebih menguntungkan dari
segi dampak negative yang ditimbulkan pada ibu, dalam hal kuantitas
ASIP yang diperoleh dapat ditingkatkan dengan menerapkan beberapa
Teknik seperti relaksasi, kompres dan pemijatan. Kadar protein

10
ditemukan lebih besar pada ASIP yang diperah dengan tangan, kadar
potassium ditemukan lebih besar pada ASIP yang diperah dengan pompa,
sedangkan kadar lemak lebih tinggi pada ASIP yang diperah sambil
dilakukan pemijatan. Berbagai metode memerah ASI dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya dapat menjadi concern dalam memberikan
pendidikan kesehatan pre dan postnatal pada ibu serta dapat dijadikan
panduan oleh tenaga kesehatan untuk mengawal ibu menyusui sukses
memberikan ASI ekslusif dan memelihara proses menyusui dalam
kondisi ibu dan bayi yang beragam.
E. Kesimpulan
Metode memerah dengan tangan lebih menguntungkan dari segi dampak
negatif yang ditimbulkan pada ibu. Ditemukan kasus kerusakan puting,
puting lecet, bendungan ASI hingga mastititis pada kelompok pengguna
pompa ASI (manual, batere dan elektrik), namun tidak ditemukan pada
kelompok ibu yang memerah dengan tangan. Kuantitas ASIP yang
diperoleh dapat ditingkatkan dengan menerapkan beberapa teknik yang
berkaitan dengan memerah ASI, yaitu: relaksasi dengan terapi musik;
kompres hangat sebelum memerah; pemijatan; inisiasi dini memerah dan
frekuensi menyusui minimal 6-8 kali perhari. Kadar protein ditemukan
lebih besar pada ASIP yang diperah dengan tangan dan dengan pompa
elektrik, kadar sodium ditemukan lebih tinggi pada ASIP yang diperah
dengan tangan, kadar potassium ditemukan lebih besar pada ASIP yang
diperah dengan pompa manual dan pompa elektrik, sedangkan kadar
lemak (crematocrit) lebih tinggi dengan dilakukan pemijatan payudara
saat memompa. Krematokrit ini juga ditemukan lebih tinggi pada 15
menit terakhir proses memompa. Kondisi psikologis ibu dapat
mempengaruhi hormon yang akan mambantu proses memerah ASI.
Eksresi prolaktin ditemukan lebih tinggi ketika memompa dengan pompa
elektrik besar secara simultan. ( Marlina & Syaripah, 2021)
F. Asumsi Penulis
Berbagai metode memerah ASI dengan berbagai kelebihan (efektivitas
dan kelayakan) dan kekurangannya menjadi sebuah concern dalam
memberikan pendidikan kesehatan pre dan postnatal pada ibu serta dapat
dijadikan panduan oleh tenaga kesehatan untuk mengawal ibu menyusui
sukses.

11
2.2.2 Jurnal 2
A. Judul
PENGGUNAAN POMPA AIR SUSU IBU (ASI) ELEKTRIK OLEH
IBU BEKERJA
B. Penulis
Farida Nur Khayati, Dwi Sulistiyowati
C. Tahun
2019
D. Abstrak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ASI Eksklusif
untuk 6 bulan pertama kehidupan, namun fakta menunjukkan hanya 43%
saja bayi 0-6 bulan diberikan ASI secara eksklusif. Pemberian ASI secara
optimal sangat penting karena dapat menyelamatkan lebih dari 800.000
nyawa anak balita setiap tahunnya. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia pada tahun 2017 sebesar 35,73%, Provinsi Jawa Tengah
mencapai 41,89%. Cakupan ASI Kabupaten Pati tahun 2016 sebesar
74,2% dan cakupan terendah pada tahun 2017 di Puskesmas Margorejo
yaitu 35.8%. Alasan tidak memberikan ASI eksklusif diantaranya ibu
kembali bekerja. Penurunan persentase ASI eksklusif pada umur setelah
tiga bulan berkaitan dengan masa cuti bersalin yang telah habis.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, ibu bekerja memberikan ASI
Perah dengan menggunakan pompa ASI dirasa lebih praktis, lebih mudah
dan hemat waktu. Tujuan penelitian adalah menganalisis penggunaan
pompa ASI elektrik oleh ibu bekerja.. Metode penelitian kualitatif dengan
desain Kohort. Pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.
Informan dipilih dengan teknik purposive sejumlah 3 ibu bekerja yang
memberikan ASI Eksklusif dan informan triangulasi sebanyak 2 orang
yaitu bidan dan keluarga. Hasil penelitian menujukkan bahwa
penggunaan pompa ASI elektrik dapat mendukung keberhasilan ASI
Eksklusif. Penggunaannya yang mudah membuat ibu tetap bisa memerah
ASI meskipun ibu kembali bekerja. Banyak manfaat yang diperoleh
selama penggunaan pompa ASI elektrik.

12
E. Kesimpulan
Penggunaan pompa ASI elektrik dapat mendukung keberhasilan
ASI Eksklusif. Penggunaannya yang mudah membuat ibu tetap bisa
memerah ASI meskipun ibu kembali bekerja. Banyak manfaat yang
diperoleh selama penggunaan pompa ASI elektrik. Dengan semakin
seringnya dilakukan pemompaan menggunakan poma ASI elektrik maka
jumlah produksi ASIpun dapat meningkat. Dengan meningkatnya jumlah
sedian ASI maka kebutuhan ASI pada bayi selam ibu bekerja dapat
tercukupi. Penggunaan pompa ASI elektrik juga dapat meningkatkan rasa
nyaman pada ibu, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri pada ibu
untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif meskipun ibu telah kembali
bekerja. Diperlukan bantuan dan dukungan dari keluarga, tenaga
kesehatan serta fasilitas untuk memerah ASI sehingga pada saat ibu
bekerja bisa memerah ASI dan bayi tetap mendapatkan haknya.
Diperlukan komitmen yang kuat untuk tetap memberikan ASI
Eksklusif pada ibu bekerja. Peningkatan dukungan dari keluarga baik
berupa moril maupun materiil, dukungan moril dengan cara memberikan
perhatian yang lebih kepada ibu, dibantu dalam menyiapkan segala
keperluan yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan semangat serta
percaya diri ibu untuk tetap memberikn ASI. Dukungan Materiil dengan
cara menyiapkan prasarana pendukung dalam pengguaan pompa ASI
elektrik. Dukungan tenaga kesehatan dapat berupa peningkatan
pengetahuan tentang ASI perah serta dapat pula berupa dan Dukungan
fasilitas ruang menyusui beserta perlengkapan pendukung lainnya pada
tempat kerja baik negeri maupun swasta dalam upaya meningkatkan
keberhasilan ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu bekerja
juga harus tetap telaten serta menjaga kondisi tubuh untuk meningkatkan
produksi ASI sehingga ibu dapat tetap memerah ASI meskipun dalam
keadaan bekerja dan anak tidak kehilangan haknya untuk mendapatkan
ASI eksklusif. (Khayati & Sulistiyowati, 2019)
F. Asumsi Penulis
Berbagai metode memerah ASI dengan berbagai kelebihan (efektivitas
dan kelayakan) dan kekurangannya menjadi sebuah concern dalam
memberikan pendidikan kesehatan pre dan postnatal pada ibu serta dapat

13
dijadikan panduan oleh tenaga kesehatan untuk mengawal ibu menyusui
sukses.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi ibu dan bayi, memiliki
banyak manfaat dan sangat berperan dan pertumbuhan dan
perkembangan bayi serta kepulihan ibu dalam masa nifas. ASI
memiliki tahapan dalam prosesnya dari saat pertama kali muncul
(kolostrum) hingga menjadi ASI matur, kandungan atau komposisi
yang ada dalam ASIpun berbeda disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Oleh karena ASI sangat penting maka perlu ditingkatkan mengenai
pemberian ASI, salah satu caranya adalah dengan memompa ASI dan
mengetahui efektifitas mengenai metode memerah ASI mana yang
lebih efektif untuk meningkatkan pemberian ASI.
Dari jurnal 1 dapat disimpulkan bahwa memerah ASI dengan
menggunakan tangan memiliki beberapa kelebihan yaitu mengurangi
resiko terjadinya puting lecet pada saat memerah ASI, kadar protein
dan kadar sodium ditemukan lebih tinggi pada ASIP yang diperah
dengan tangan. Namun kekurangannya perlu adanya edukasi atau
penyuluhan untuk cara memerah ASI dengan tangan, dan tidak praktis.
Dari jurnal 2 dapat disimpulkan bahwa memerah ASI menggunakan
pompa ASI dirasa lebih praktis, lebih mudah dan hemat waktu
terutama pada ibu yang bekerja. Namun untuk memompa ASI dengan
pompa elektrik perlu Dukungan Materiil dengan cara menyiapkan
prasarana pendukung dalam pengguaan pompa ASI elektrik. Pada
jurnal 2 juga dijelaskan bagaimana cara untuk menghindari puting
lecet saat menggunakan pompa elektrik yaitu dengan mengolesi sedikit
ASI padaputing dan aerola sebelum memompa.
Dari kedua jurnal dapat disimpulkan bahwa setiap cara memerah
ASI memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, alangkah
baiknya kita sebagai bidan dapat menjelaskan atau memberikan
edeukasi mengenai beberapa metode mengenai memerah ASI agar
ibu/klient dapat mempertimbangkan metode apa yang cocok baginya
dan mendukung keberhasilannya untuk memberikan ASI ekslusif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, E., & Syaripah, R. (2021). EFEKTIVITAS METODE MEMERAH ASI


TERHADAP IBU DAN KUALITAS SERTA KUANTITAS ASI PERAH.
Journal of Midwifery Science and Women”s Health, Volume 1, Nomor 2.
Alalam, S., Souilah, F., Marie, Chamberland, J., Perreault, V., Pouliot, et al.
(2021). Characterization of Chemical and Bacterial Compotitions of Dairy
Wastewasters. Dairy, 179-190.
Duhita, F., Hartiningtiyaswati, S., Pratistiyana, N., & Puspitasari, I. W.
(Pekalongan). LAKTASI : Lambang MengASIhi dalam Berbagai
Tantangan Keadaan dan Kondisi. 2023: PT Nasya Expanding
Management.
Harianto, S., & Yani, A. (2018). Manfaat Air Susu Ibu (ASI). Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu.
Ismail, T., Sulaiman, Z., Jalil , R., Muda, W., & Man, N. (2012). Breast milk
expression among formally employed women in urban and rural Malaysia:
A qualitative study. International Breastfeeding Journal, 7(1), 1.
Khayati, F., & Sulistiyowati, D. (2019). PENGGUNAAN POMPA AIR SUSU
IBU (ASI) ELEKTRIK OLEH IBU BEKERJA. Jurnal SMART
Kebidanan, 6 (2), 87-92.
Kustriyani, M., & Priharyanti, W. (2016). Buku Ajar Postpartum, Menyusui dan
Cara Meningkatkan Produksi ASI. Pasuruan: Qiara Media.
Mangesi, L. (2016). Treatments for breast engorgement during lactation ( Review
) SUMMARY OF FINDINGS FOR THE MAIN COMPARISON.
Cochrane Database Syst Rev, (6).
Nielsen , S., Beverly, R., & Dallas, D. (2017). Peptides Released from Foremilk
and Hindmilk Proteins by Breast Milk Proteases are Highly Similar.
Journal Frontiers in Nutrition, 4(7): 54-58.
Riksani, R. (2013). Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat.
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Sendra, E., & Indriani, D. (2017). Hubungan Antara Menyusui dengan Involusi
Uterus pada Ibu Nifas Fisiologis di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri.
Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol.5 No.2 Hal. 64-71.
Sutanto, & Andina, V. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori
Dalam Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Taufiqa, Z. (2021). Modul Edukasi: ASI, Menyusui, dan Pertumbuhan Anak.
Wonderland Family Publisher.

16
LAMPIRAN
Jurnal 1

ju

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Jurnal 2

27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai