DOSEN PEMBIMBING :
AFRAH DIBA FAISAL S.ST.M.Keb
Disusun Oleh:
DELSA JUNITA LESTARI
2110070130008
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah
“Pengembangan formula MPASI”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
dalam penulisan makalah ini, terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada semua anggota
kelompok yang ikut berpartisipasi, serta dosen yang telah membimbing dalam matakuliah
Promosi kesehatan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, perlu adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang sehingga terciptanya suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Delsa Junita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 PENGERTIAN.....................................................................................................................3
BAB 2 : PEMBAHASAN...........................................................................................................4
BAB 3 : PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Sejak si kecil lahir, ASI merupakan makanan terbaiknya. Namun, saat memasuki usia 6
bulan, ia sudah membutuhkan tambahan berupa MPASI atau makanan pendamping ASI.
Perlu diketahui bahwa meski sudah diperkenalkan dengan makanan padat, ASI masih harus
diberikan. Ini dikarenakan ASI masih memenuhi kebutuhan gizi anak sekitar 80% (usia 6-9
bulan), 60% (usia 9-12 bulan), dan dianjurkan tetap diberikan hingga bayi berusia 2 tahun.
Menurut Depkes RI (2000), yang dimaksud dengan Makanan Pendamping ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi/anak untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. MP-ASI
adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah usia 4-5 bulan berupa makanan padat
dapat berupa pisang, tepung beras/serelia dan makanan dalam bentuk formula yang
diproduksi oleh industri.
Namun penting untuk diperhatikan, pemberian MP-ASI sebelum waktunya dapat
menimbukan dampak dan resiko bagi anak. Pemberian MP-ASI pada anak yang berumur
kurang dari 4-5 bulan dapat berakibat pada tingginya solute load hingga dapat terjadi
hyperosmolarily, obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan
dan adanya bahan atau zat tambahan seperti nitrit dan garam atau zat pewarna dan pengawet
dan kemungkinan pencemaran dalam menyediakan dan penyimpanan yang dapat
menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan bayi. Sebaliknya penundaan pemberian
MPASI yang terlalu lama dapat menghambat proses pertumbuhan.
3
BAB 2 : PEMBAHASAN
Menurut Depkes RI (2000), yang dimaksud dengan Makanan Pendamping ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi/anak untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. MP-ASI
adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah usia 4-5 bulan berupa makanan padat
dapat berupa pisang, tepung beras/serelia dan makanan dalam bentuk formula yang
diproduksi oleh industri.
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan pendamping
ASI, ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan
makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya
untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan
sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Krisnatuti, 2008:14
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah
usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini (sebelum usia 6 bulan)
akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan. Namun
sebaliknya jika makanan pendamping ASI diberikan terlambat akan mengakibatkan bayi
kurang gizi, bila terjadi dalam waktu panjang (Hendras, 2010). Standar makanan pendamping
ASI harus memperhatikan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan
tekstur makanan sesuai perkembangan usia bayi (Azrul, 2003).
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada
bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai
24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.
MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal
kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
yang bertambah pesat pada periode ini.
4
Beberapa pengertian dan istilah lain menyebutkan bahwa makanan pendamping ASI
bisa disebu dengan makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat atau makanan
sapihan (Weaning Food). Secara umum ada dua jenis MP-ASI (Aminah, 2010) yaitu : 1)
MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang biasanya sudah dikemas /instan,
sehingga ibu tinggal menyajikan atau mengolah sedikit untuk diberikan kepada bayi. 2)
MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan posyandu, dibuat dari
bahan-bahan yang sering ditemukan disekitar rumah sehingga harganya terjangkau. Sering
juga disebut MP ASI dapur ibu, karena bahan-bahan yang akan dibuat makanan pendamping
ASI di olah sendiri.
5
• Mempunyai kepadatan zat gizi yang tinggi, yaitu volume kecil tetapi jumlah zat gizi
optimal,
• Mutu biologis atau ketersediaan zat gizi tinggi, yaitu mudah dicerna dan diabsorbsi,
• Mempunyai mutu organoleptik baik sesuai dengan perkembangan sensorik anak,
Mudah disiapkan.
6
2.6 Waktu Pemberian MP-ASI?
Praktek memberikan pisang pada bayi-bayi muda (dianggap bayi tidak puas dengan
pemberian ASI) seringkali kita jumpai di Indonesia. Banyak pula yang berakhir tragis karena
pisang tersebut menyumbat saluran cernanya, yang istilah kedokterannya disebut phytobezoar
sehingga harus diatasi dengan tindakan bedah.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya Makanan
Pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 4-6 bulan. Hal ini sesuai dengan
anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan pemberian MP ASI
mulai 4-6 bulan, adalah :
• Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan.
• Hilangnya refleks menjulurkan lidah pada usia 4-6 bulan.
• Kematangan mekanisme menelan.
• Kemampuan bayi untuk duduk.
• Pertumbuhan gigi geligi.
• Kemampuan bayi untuk meniru pengasuhnya.
7
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang
larut dalam lemak.
4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sebagai
berikut :
· Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
· Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
· Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
· Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
8
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.
Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti
dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung,
wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit,
dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
Dengan syarat :
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
• Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
9
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan
terutama dari keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status gizi bayi dan
anak. Pemberian MP-ASI dengan menggunakan bahan makanan lokal diharapkan memiliki
dampak positif terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyediakan MP-ASI
secara mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman dari seluruh
pihak yang terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan pengelola serta kesungguhan
masyarakat dan keluarga untuk memberikan MP-ASI lokal kepada anaknya secara baik dan
benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-ASI
melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI akan
memberikan andil yang sangat besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi dan anak dari
keluarga miskin. Dengan dilaksanakannya pedoman pemberian MP-ASI lokal ini secara baik
dan benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html
http://www.scribd.com/doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-
makananpendamping-ASI http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20071205191334AAT5W6T https://www.siloamhospitals.com/whats-new/read/syarat-
pemberian-mpasi.html?ID http://www.indonesian-publichealth.com/seputar-mp-asi/
11