Keb
Mata Kuliah : Gizi Olahraga Dan Seni Dalam Kebidanan
Oleh Kelompok 4 :
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT tuhan yang masa esa atas segala rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai, tidak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah GIZI
OLAHRAGA DAN SENI DALAM KEBIDANAN, selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca karena keterbatasan pengetahuan maupun oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, perlu adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa
yang akan datang sehingga terciptanya suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 PENGERTIAN.................................................................................................................... 3
BAB 2 : PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
BAB 3 : PENUTUP.................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Sejak si kecil lahir, ASI merupakan makanan terbaiknya. Namun, saat memasuki usia 6 bulan, ia
sudah membutuhkan tambahan berupa MPASI atau makanan pendamping ASI. Perlu diketahui bahwa
meski sudah diperkenalkan dengan makanan padat, ASI masih harus diberikan. Ini dikarenakan ASI
masih memenuhi kebutuhan gizi anak sekitar 80% (usia 6-9 bulan), 60% (usia 9-12 bulan), dan
dianjurkan tetap diberikan hingga bayi berusia 2 tahun.
Menurut Depkes RI (2000), yang dimaksud dengan Makanan Pendamping ASI adalah makanan
atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizi
yang diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. MP-ASI adalah makanan yang diberikan kepada
bayi setelah usia 4-5 bulan berupa makanan padat dapat berupa pisang, tepung beras/serelia dan
makanan dalam bentuk formula yang diproduksi oleh industri.
Namun penting untuk diperhatikan, pemberian MP-ASI sebelum waktunya dapat menimbukan
dampak dan resiko bagi anak. Pemberian MP-ASI pada anak yang berumur kurang dari 4-5 bulan dapat
berakibat pada tingginya solute load hingga dapat terjadi hyperosmolarily, obesitas, alergi terhadap salah
satu zat gizi yang terdapat dalam makanan dan adanya bahan atau zat tambahan seperti nitrit dan garam
atau zat pewarna dan pengawet dan kemungkinan pencemaran dalam menyediakan dan penyimpanan
yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan bayi. Sebaliknya penundaan pemberian MP-
ASI yang terlalu lama dapat menghambat proses pertumbuhan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut Depkes RI (2000), yang dimaksud dengan Makanan Pendamping ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi/anak untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. MP-ASI adalah
makanan yang diberikan kepada bayi setelah usia 4-5 bulan berupa makanan padat dapat berupa
pisang, tepung beras/serelia dan makanan dalam bentuk formula yang diproduksi oleh industri.
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah
bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI-pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya untuk melengkapi
ASI jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan
ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Krisnatuti, 2008:14
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6
bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini (sebelum usia 6 bulan) akan
menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan. Namun sebaliknya jika
makanan pendamping ASI diberikan terlambat akan mengakibatkan bayi kurang gizi, bila terjadi
dalam waktu panjang (Hendras, 2010). Standar makanan pendamping ASI harus memperhatikan
angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan tekstur makanan sesuai
perkembangan usia bayi (Azrul, 2003).
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan
kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan
sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-
ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode
ini.
4
Beberapa pengertian dan istilah lain menyebutkan bahwa makanan pendamping ASI bisa disebu
dengan makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat atau makanan sapihan (Weaning
Food). Secara umum ada dua jenis MP-ASI (Aminah, 2010) yaitu :
1) MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang biasanya sudah dikemas
/instan, sehingga ibu tinggal menyajikan atau mengolah sedikit untuk diberikan kepada bayi.
2) MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan posyandu, dibuat dari
bahan-bahan yang sering ditemukan disekitar rumah sehingga harganya terjangkau.
Sering juga disebut MP ASI dapur ibu, karena bahan-bahan yang akan dibuat makanan pendamping ASI
di olah sendiri.
•
Tepat Waktu – yaitu saat kebutuhan energy dan gizi bayi melebihi yang didapat dari ASI.
•
Adekuat – MPASI harus dapat memenuhi dan mengandung cukup energy, protein, dan
mikronutrisi, terutama zat besi dan seng (zinc), vitamin, serta mineral yang tidak terpenuhi oleh
ASI
• Aman – Dalam menyiapkan MPASI, dari pembuatan, penyimpanan dan pemberiannya harus
higenis atau terjaga kebersihannya
• Tepat Cara Pemberian – MPASI diberikan sesuai respon rasa lapar dan napsu makan bayi.
Teksturm jumlah dan frekuensi MPASI diberikan sesuai dengan tahap
perkembangan bayi.
5
•
Mempunyai kepadatan zat gizi yang tinggi, yaitu volume kecil tetapi jumlah zat gizi optimal,
•
Mutu biologis atau ketersediaan zat gizi tinggi, yaitu mudah dicerna dan diabsorbsi,
•
Mempunyai mutu organoleptik baik sesuai dengan perkembangan sensorik anak,
• Mudah disiapkan.
6
2.6 Waktu Pemberian MP-ASI?
Praktek memberikan pisang pada bayi-bayi muda (dianggap bayi tidak puas dengan pemberian
ASI) seringkali kita jumpai di Indonesia. Banyak pula yang berakhir tragis karena pisang tersebut
menyumbat saluran cernanya, yang istilah kedokterannya disebut phytobezoar sehingga harus diatasi
dengan tindakan bedah.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya Makanan Pendamping (MP)
ASI diberikan paling cepat pada usia 4-6 bulan. Hal ini sesuai dengan
anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan pemberian MP ASI mulai
4-6 bulan, adalah :
• Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan.
• Hilangnya refleks menjulurkan lidah pada usia 4-6 bulan.
• Kematangan mekanisme menelan.
• Kemampuan bayi untuk duduk.
• Pertumbuhan gigi geligi.
7
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit
dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini
dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sebagai berikut :
· Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
· Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
· Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
· Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan
nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi,
seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar
kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam
makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti (terlampir).
Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh
8
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi
separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan
selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya nasi
diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti
dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel,
tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit,
dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
Dengan syarat :
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan terutama dari
keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status gizi bayi dan anak. Pemberian MP-ASI
dengan menggunakan bahan makanan lokal diharapkan memiliki dampak positif terhadap pengetahuan
dan keterampilan ibu dalam menyediakan MP-ASI secara mandiri yang pada gilirannya akan
meningkatkan keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman dari seluruh pihak yang
terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan pengelola serta kesungguhan masyarakat dan
keluarga untuk memberikan MP-ASI lokal kepada anaknya secara baik dan benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-ASI melaksanakan
tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI akan memberikan andil yang sangat
besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi dan anak dari keluarga miskin. Dengan dilaksanakannya
pedoman pemberian MP-ASI lokal ini secara baik dan benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html
http://www.scribd.com/doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-
pendamping-ASI
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071205191334AAT5W6T
https://www.siloamhospitals.com/whats-new/read/syarat-pemberian-mpasi.html?ID
http://www.indonesian-publichealth.com/seputar-mp-asi/
11
Resep Sop Tahu Untuk Balita
2 Buah wortel
1 Buah Jagung
1 Buah Brokoli
1 Buah Tahu
1 Buah Tomat
Garam Secukupnya
12