Anda di halaman 1dari 20

Referat Health Education

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP – ASI)

Oleh

Tjoa Nathasia

17014101055

Masa KKM 21 Agustus 2017 – 29 Oktober 2017

Supervisor Pembimbing

Dr. dr. Hesti Lestari, SpA(K)

Residen Pembimbing

dr. Sianne Sandjoto

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2017
LEMBAR PENGESAHAN
Referat Health Education dengan judul “Makanan Pendamping ASI (MP – ASI)”
telah dibacakan dan disetujui September 2017

Mengetahui,
Residen Pembimbing

dr. Sianne Sandjoto

Supervisor Pembimbing

Dr. dr. Hesti Lestari, SpA(K)

i
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode
kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak
memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal.
Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan
sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode
kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat
ini maupun masa selanjutnya.1 Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima
tahun dari total 178 juta anak mengalami gangguan pertumbuhan, sementara
112 juta lainnya menderita gizi kurang.2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi
kurang pada anak balita di negara-negara berkembang diperkirakan 27 %. Data
Statistik Kesehatan tahun 2001 menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak
balita di Indonesia sekitar 30,2 %. Pada tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten
atau kota mempunyai prevalensi gizi kurang di atas 30 %.3
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for
Infant and Young Child Feeding(GSIYCF), WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI
secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai
24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24
bulan atau lebih.1
Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain
ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat
makanan/ minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.4

1
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi
maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak
dipenuhi oleh makanan keluarga.4
Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada
anak, pada awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir
semua organisasi internasional, nasional, dan regional meyetujui pemberian
makanan pendamping ASI dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian
makanan pendamping ASI oleh ibu tidak memberikan keuntungan sampai usia
anak tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan terhadap makanan
sebelum usia 6 bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan infeksi
lainnya.5
Jika makanan pendamping ASI diperkenalkan setelah umur 4 bulan,
sistem pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap
karbohidrat, protein dan lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas
lambung fungsional pada bayi cukup terbatas berkisar antara 38-76 ml pada
masa neonatus hingga kira-kira 20 ml/kgBB pada anak yang baru bisa berjalan,
dimana memuat kira-kira 160-200 gr/kali pada bayi berumur 6-8 bulan.6

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi MP-ASI


Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain
ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat
makanan/ minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.4
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah,
frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan
nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.4
Menurut WHO tahun 2002, complementary feeding adalah suatu proses
ketika ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga
dibutuhkan makanan lain yang diberikan bersamaan ASI.6

II.2 Persyaratan MP-ASI4,7


Pada GSIYCF dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai
berikut ini :
1. Tepat waktu (Timely): MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan
nutrien melebihi yang didapat dari ASI.
2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein,
dan mikronutrien.
3. Aman (Safe): Penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan, MP-ASI
harus higienis.
4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda
lapar dan nafsu makan ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara
pemberiannya sesuai dengan usia bayi.
II.2.1 Waktu Pemberian MP-ASI4
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum memulai pemberian
MP-ASI, antara lain:

3
1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan
sudah sempurna pada usia bayi 3-4 bulan.
2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima
makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan.
3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan
karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila
terbukti lain yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan/
kenaikan berat badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-
lain).
4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan
perkembangan oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan
dengan berbagai variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk
pemberian selera, juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah)
yang mulai timbul pada usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode
kritis dalam perkembangan keterampilan makan. Bila pada periode ini
bayi tidak dilatih untuk makan yang semakin padat dan kasar, maka di usia
selanjutnya bayi hanya dapat makan yang cair atau lembut saja dan tidak
mampu menerima makanan keluarga sehingga timbul masalah makan.
Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima
makanan selain ASI. Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau
pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-
ASI tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.
Adapun tanda-tanda yang dimaksud, antara lain:
1. Kesiapan fisik:
 Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
 Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
menelan makanan yang lebih kental dan padat.
- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang
mulut.
 Mampu menahan kepala tetap tegak.

4
 Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.
Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayi
Umur Perkembangan Oromotor Perkembangan motorik Keterampilan makan
umum
0-4 bulan  Refleks rooting  Tangan, kepala,  Menelan makanan
 Refleks menghisap dan leher dan punggung yang cair (ASI),
menelan belum terkontrol tetapi mendorong
 Refleks ekstrusi dengan baik keluar makanan
 Arah gerakan rahang dan lidah yang padat
: ke depan & ke belakang
 Mulut belum dapat menutup
dengan baik
4-6 bulan  Gerakan refleks menghilang  Duduk dengan  Dapat mengontrol
 Arah gerakan rahang dan lidah bantuan, kepala posisi makanan
ke depan-belakang dan atas- tegak dalam mulut
bawah  Tangan dapat meraih  Menelan makanan
 Menarik bibir bawah ketika objek/ benda di tanpa tersedak
sendok ditarik dari mulut dekatnya
 Memindahkan makanan dari  Mengambil makanan
bagian depan mulut ke dari sendok
belakang untuk ditelan
6-9 bulan  Menggigit dan mengunyah  Duduk sendiri atau  Mampu makan
gerakan rahang ke atas dan ke hanya dengan sedikit makanan lumat atau
bawah bantuan cincang
 Menelan dengan mulut  Mulai menggunakan  Makan pakai
tertutup ibu jari dan telunjuk sendok dengan
 Menempatkan makanan di untuk mengambil mudah
antara rahang atas dan bawah objek/ benda

5
9-12  Gerakan lidah ke samping kiri  Duduk sendiri  Mampu makan
bulan dan kanan serta memutar dengan mudah makanan lunak,
 Mulai mencakupkan bibir  Memegang makanan cincang kasar
pada cangkir dan memakannya  Mulai mencoba
 Memegang sendok makan dengan
sendiri tangannya sendiri
12-23  Gerakan mengunyah berputar,  Berjalan, bicara  Makanan keluarga
bulan rahang stabil  Makan sendiri
tetapi masih dengan
bantuan.
Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1 IDAI 2011

2. Kesiapan psikologis
Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:
 Dari reflektif ke imitatif
 Lebih mandiri dan eksploratif
 Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/
menjauh.
Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 – 6 bulan adalah
kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah,
sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia 4 bulan bayi sudah
mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak
sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan
pada usia tersebut, apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah
dapat menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka dan
ke atas untuk mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada saat inilah
bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan
memberikan makanan lumat.8,9

6
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 6–9 bulan
mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah,
sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar . Demikian juga dengan
kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari
tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka
untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan
yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada usia
6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam
posisi duduk. Pada usia 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada
cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang
dipegang oleh orang lain.8,9
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi
terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein, dan beberapa
mikronutrien terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin A.4,10 Dari usia 6
bulan, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi
memasuki periode kritis atau “vulnerable period”, dimana bayi mengalami
masa transisi dengan mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi
meningkat secara tajam selama periode 6-18 bulan di hampir seluruh Negara.11
Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700
kkal/hari pada 9-11 bulan, dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan.12 Kesenjangan
ini haruslah dipenuhi melalui pemberian MP ASI yang sesuai, adekuat, aman,
serta cara pemberian yang tepat.4

II.3 Cara Pemberian MP-ASI


II.3.1 Prinsip Pemberian MP-ASI4,14
Menurut GSIYCF:
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya
tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI
diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.
3. Lakukan ‘responsive feeding’ dengan menerapkan prinsip asuhan
psikososial.

7
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan
yang baik dan tepat.
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,
bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering
diberikan.
6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi.

Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian


MP-ASI:15
1. Dimulai usia 6 bulan.
2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu
sapi, telur, ikan , kacang-kacangan.
3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding
botol susu.
4. Perkenalkan satu makanan dalam satu waktu.
5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI.
6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan
suplemen besi).
7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti
daging, gandum, dan nasi.
8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan
susu sapi atau susus formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih
dari 24 oz/ hari.
9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian
jus buah tidak boleh lebih dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.

II.4.2 Cara Mengenalkan Makanan kepada Bayi4


Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap,
demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Berikut
ini, beberapa hal penting yang berkaitan dengan hal tersebut:

8
1. ‘Tes Makanan’ pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi
merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang
diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu formula yang
biasa diminumnya setelah bubur dimasak.
2. Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja dulu, sesudah bayi minum
sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan
sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai
jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.
Tabel 5 Pedoman Pemberian Makan pada Bayi/ Anak Usia 6-23 Bulan
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah Rata-
rata/kali Makan
6-8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-3
halus,lembut, cukup sering diberikan. sendok
kental, dilanjutkan Tergantung nafsu makan/kali,
menjadi lebih kasar makannya, dapat ditingkatkan
diberikan 1-2x bertahap sampai ½
selingan mangkok (=125
ml). Waktu makan
tidak lebih dari 30
menit

9-11 bulan Makanan yang 3-4x/hari, ASI tetap ½-¾ mangkok ( =


dicincang halus atau diberikan. 125-175 ml ).
disaring kasar, Tergantung nafsu Waktu makan
ditingkatkan semakin maknnya, dapat tidak lebih dari 30
kasar sampai makanan diberikan 1-2x menit
bisa selingan
dipeegang/diambil
dengan tangan

12-23 bulan Makanan keluarga, 3-4x/hari, ASI tetap ¾- 1 mangkok (


bila perlu masih diberikan. 175-250 ). Waktu

9
dicincang atau Tergantung nafsu makan tidak lebih
disaring kasar makannya =, dapat dari 30 menit
diberikan 1-2x
selingan

Sumber: Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.


IDAI 2011

II.4.4 Pemberian Makanan Harus Dilakukan Secara “Responsive Feeding”


Pemberian makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat
makan juga merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang,
berbicara dan kontak mata selama memberi makan akan dirasakan sebagai
suasana yang menyenangkan bagi anak.4 WHO menyatakan bahwa penerapan
prinsip responsive feeding sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan
yang akan diberikan pada bayi.15
Responsive feedingadalah perilaku pemberian dengan menerapkan prinsip
asuhan psikososial, antara lain:13,15,16
1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan,
ibu/pengasuh harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang
ditunjukkan anak.
Tabel 6 Tanda Bayi Lapar atau Kenyang
Lapar Kenyang
Riang/ antusias sewatu didudukkan Memalingkan muka, atau menutup
dikursi makannya mulut ketika melihat sendok berisi
Gerakan mengisap atau mengecapkan makanan
bibir Menutup mulut dengan tangannya
Membuka mulut ketika melihat Rewel atau menangis karena terus
sendok atau makanan diberi makan
Memasukkan tangan ke dalam mulut Tertidur
Menangis atau rewel karena ingin
makan
Mencondongkan tubuh ke arah

10
makanan atau berusaha
menjangkaunya

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.


IDAI 2011
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara
teratur. Jangan memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum jam
makan.
3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan
paksaan. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata.
4. Hindari atau sedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat
mengalihkan perhatian) selama pemberian makan seperti menonton TV,
memberikan mainan
5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda
tekstur dan rasanya
6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi
makan mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah porsi makan
mereka dengan sendirinya di waktu yang akan datang
7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambahkan beberapa kali apabila
mereka menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses
makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau merasa kenyang terlebih
dahulu dengan melihat begitu banyak makanan di dalam piring mereka.

11
BAB III
KESIMPULAN

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain


ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/
minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Periode peralihan dari ASI
eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning)
yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI
secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya
sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.
Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap,
demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Alasan
pemberian MP-ASI: (a) Kebutuhan anak semakin meningkat seiring
bertambahnya usia sehingga pemenuhan nutrisi tidak dapat dilakukan dengan
pemberian ASI saja; (b) Pemberian makanan pendamping ASI dapat menstimulasi
perkembangan anak sesuai umurnya.
Pemberian MP-ASI akan memberikan manfaat optimal bila diberikan pada
usia yang tepat pada anak. Di Indonesia, pemberian MP-ASI dimulai saat anak
berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO. Prinsip pemberian MP-
ASI dengan memberikan ASI ekslusif sejak lahir hingga usia 6 bulan (180 hari),
sementara ASI on demand dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Syarat pemberian MP
ASI itu adalah timely, adequate, safe, dan properly dengan menggunakan metode
responsive feeding.
Dalam menentukan waktu pemberian MP-ASI, harus dipertimbangkan:
kesiapan dan kematangan saluran cerna, perkembangan keterampilan oromotor,
dan kebutuhan nutrisi selain ASI termasuk mempertimbangkan variasi rasa dan
teksturnya. MP-ASI dapat diberikan dalam bentuk makanan olahan rumah tangga
maupun pabrik dengan memperhatikan komposisi dan nilai gizi yang sesuai
dengan kebutuhan anak sesuai dengan usianya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)


lokal. 2006. Departemen Kesehatan RI
2. Tahmeed, Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child
Undernutrition and Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012;6
suppl 1 :8–17
3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan
Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat.
Gizi Indon (2007) 30 (2): 73-97
4. Sjarif,Damayanti Rusli et al. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik. IDAI. 2011. 117-125
5. More, Judy. Weaning Infants onto Solid Foods. April. 2010
6. Scientific Opinion on the Appropriate Age for Introduction of
Complementary Feeding of Infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 1423
7. Complementary Food, in Focus: Complementary Food at the 65th World
Health Assembly. International Food Manufactured. 2012
8. Soepardi Soedibyo,Winda F. Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi
yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri Vol 8 No. 4.
Maret 2007
9. Narendra, Moersintowati B. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi
Pertama Tahun 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002.
10. Santika, Otte, et al. Development of Food Based Complementary Feeding
Recommendations for 9-to 11- Month- Old Periurban Indonesian Infant
Using Linear Programming. The Journal of Nutrition 139.1 Jan 2009 : 135-
41
11. Complementary Feeding, Report of the Global Consultation Summary of
Guiding Principles. WHO. 2002.
12. Feeding the Non-Breastfed Child 6-24 Months of Age. WHO/FCH/CAH.
Geneva. 2004

13
13. Dewey, Kathryn. Guiding Principles for Complementary Feeding of the
Breastfed Child. WHO. 2001
14. Dewey, Kathryn G., Adu-Afarwuah. Systematic Review of the Efficacy and
Effectiveness of Complementary Feeding Intervention in Developing
Countries in Maternal and Child Nutrition. Blackwell Publishing. 2008
15. Sonya L. Cameron, et al. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an
Approach to Infant Feeding? A Review of the Evidence. Nutrients 2012, 4,
1575-1609
16. Rao S., Swathi PM, Unnikrishnan B, Hedge A. Study of Complementary
Feeding Practices among Mothers of Children Aged Six Months to Two
Years-A Study from Coastal South India in Australasian Medical Journal
AMJ. 2011

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Dokter muda saat menyampaikan Health Education mengenai MP -


ASI

Gambar 2. Orang tua di Poliklinik Tumbuh Kembang sedang menyimak Health


Education mengenai MP - ASI

15
Gambar 3. Daftar hadir residen dan coass stase pediatri sosial

16
Gambar 4. Leaflet Makanan Pendamping ASI

17

Anda mungkin juga menyukai