Oleh
Tjoa Nathasia
17014101055
Supervisor Pembimbing
Residen Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Referat Health Education dengan judul “Makanan Pendamping ASI (MP – ASI)”
telah dibacakan dan disetujui September 2017
Mengetahui,
Residen Pembimbing
Supervisor Pembimbing
i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi
maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak
dipenuhi oleh makanan keluarga.4
Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada
anak, pada awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir
semua organisasi internasional, nasional, dan regional meyetujui pemberian
makanan pendamping ASI dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian
makanan pendamping ASI oleh ibu tidak memberikan keuntungan sampai usia
anak tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan terhadap makanan
sebelum usia 6 bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan infeksi
lainnya.5
Jika makanan pendamping ASI diperkenalkan setelah umur 4 bulan,
sistem pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap
karbohidrat, protein dan lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas
lambung fungsional pada bayi cukup terbatas berkisar antara 38-76 ml pada
masa neonatus hingga kira-kira 20 ml/kgBB pada anak yang baru bisa berjalan,
dimana memuat kira-kira 160-200 gr/kali pada bayi berumur 6-8 bulan.6
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan
sudah sempurna pada usia bayi 3-4 bulan.
2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima
makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan.
3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan
karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila
terbukti lain yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan/
kenaikan berat badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-
lain).
4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan
perkembangan oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan
dengan berbagai variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk
pemberian selera, juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah)
yang mulai timbul pada usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode
kritis dalam perkembangan keterampilan makan. Bila pada periode ini
bayi tidak dilatih untuk makan yang semakin padat dan kasar, maka di usia
selanjutnya bayi hanya dapat makan yang cair atau lembut saja dan tidak
mampu menerima makanan keluarga sehingga timbul masalah makan.
Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima
makanan selain ASI. Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau
pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-
ASI tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.
Adapun tanda-tanda yang dimaksud, antara lain:
1. Kesiapan fisik:
Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
menelan makanan yang lebih kental dan padat.
- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang
mulut.
Mampu menahan kepala tetap tegak.
4
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.
Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayi
Umur Perkembangan Oromotor Perkembangan motorik Keterampilan makan
umum
0-4 bulan Refleks rooting Tangan, kepala, Menelan makanan
Refleks menghisap dan leher dan punggung yang cair (ASI),
menelan belum terkontrol tetapi mendorong
Refleks ekstrusi dengan baik keluar makanan
Arah gerakan rahang dan lidah yang padat
: ke depan & ke belakang
Mulut belum dapat menutup
dengan baik
4-6 bulan Gerakan refleks menghilang Duduk dengan Dapat mengontrol
Arah gerakan rahang dan lidah bantuan, kepala posisi makanan
ke depan-belakang dan atas- tegak dalam mulut
bawah Tangan dapat meraih Menelan makanan
Menarik bibir bawah ketika objek/ benda di tanpa tersedak
sendok ditarik dari mulut dekatnya
Memindahkan makanan dari Mengambil makanan
bagian depan mulut ke dari sendok
belakang untuk ditelan
6-9 bulan Menggigit dan mengunyah Duduk sendiri atau Mampu makan
gerakan rahang ke atas dan ke hanya dengan sedikit makanan lumat atau
bawah bantuan cincang
Menelan dengan mulut Mulai menggunakan Makan pakai
tertutup ibu jari dan telunjuk sendok dengan
Menempatkan makanan di untuk mengambil mudah
antara rahang atas dan bawah objek/ benda
5
9-12 Gerakan lidah ke samping kiri Duduk sendiri Mampu makan
bulan dan kanan serta memutar dengan mudah makanan lunak,
Mulai mencakupkan bibir Memegang makanan cincang kasar
pada cangkir dan memakannya Mulai mencoba
Memegang sendok makan dengan
sendiri tangannya sendiri
12-23 Gerakan mengunyah berputar, Berjalan, bicara Makanan keluarga
bulan rahang stabil Makan sendiri
tetapi masih dengan
bantuan.
Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1 IDAI 2011
2. Kesiapan psikologis
Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/
menjauh.
Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 – 6 bulan adalah
kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah,
sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia 4 bulan bayi sudah
mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak
sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan
pada usia tersebut, apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah
dapat menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka dan
ke atas untuk mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada saat inilah
bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan
memberikan makanan lumat.8,9
6
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 6–9 bulan
mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah,
sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar . Demikian juga dengan
kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari
tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka
untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan
yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada usia
6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam
posisi duduk. Pada usia 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada
cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang
dipegang oleh orang lain.8,9
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi
terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein, dan beberapa
mikronutrien terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin A.4,10 Dari usia 6
bulan, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi
memasuki periode kritis atau “vulnerable period”, dimana bayi mengalami
masa transisi dengan mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi
meningkat secara tajam selama periode 6-18 bulan di hampir seluruh Negara.11
Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700
kkal/hari pada 9-11 bulan, dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan.12 Kesenjangan
ini haruslah dipenuhi melalui pemberian MP ASI yang sesuai, adekuat, aman,
serta cara pemberian yang tepat.4
7
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan
yang baik dan tepat.
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,
bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering
diberikan.
6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi.
8
1. ‘Tes Makanan’ pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi
merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang
diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu formula yang
biasa diminumnya setelah bubur dimasak.
2. Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja dulu, sesudah bayi minum
sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan
sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai
jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.
Tabel 5 Pedoman Pemberian Makan pada Bayi/ Anak Usia 6-23 Bulan
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah Rata-
rata/kali Makan
6-8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-3
halus,lembut, cukup sering diberikan. sendok
kental, dilanjutkan Tergantung nafsu makan/kali,
menjadi lebih kasar makannya, dapat ditingkatkan
diberikan 1-2x bertahap sampai ½
selingan mangkok (=125
ml). Waktu makan
tidak lebih dari 30
menit
9
dicincang atau Tergantung nafsu makan tidak lebih
disaring kasar makannya =, dapat dari 30 menit
diberikan 1-2x
selingan
10
makanan atau berusaha
menjangkaunya
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13
13. Dewey, Kathryn. Guiding Principles for Complementary Feeding of the
Breastfed Child. WHO. 2001
14. Dewey, Kathryn G., Adu-Afarwuah. Systematic Review of the Efficacy and
Effectiveness of Complementary Feeding Intervention in Developing
Countries in Maternal and Child Nutrition. Blackwell Publishing. 2008
15. Sonya L. Cameron, et al. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an
Approach to Infant Feeding? A Review of the Evidence. Nutrients 2012, 4,
1575-1609
16. Rao S., Swathi PM, Unnikrishnan B, Hedge A. Study of Complementary
Feeding Practices among Mothers of Children Aged Six Months to Two
Years-A Study from Coastal South India in Australasian Medical Journal
AMJ. 2011
14
LAMPIRAN
15
Gambar 3. Daftar hadir residen dan coass stase pediatri sosial
16
Gambar 4. Leaflet Makanan Pendamping ASI
17