17014101031
George Richard Evert -
16014101187
Delarisa Rebeca Lindo –
17014101037
Polii Reiner Caesardo –
17014101251
Keren Esther Kristina Mantik –
17014101044
Meldy George Manarisip –
17014101315
Dokter Pembimbing :
Ayu Kaparang - 14014101175
Dr. dr. Antje A. Wuwungan, Sp.An
Masa KKM : 20 Agustus 2018 –
02 September 2018
Rekomendasi panduan ini menyatakan
pandangan NICE, setelah pertimbangan bukti
yang ada. Saat melakukan penilaian, praktisi
profesional diharapkan:
Hemostasis Tidak Rutin Tidak Rutin Pertimbangkan pada pasien dengan penyakit hepar
kronik
Jika orang memakai antikoagulan memerlukan
modifikasi dari rejimen pengobatannya, buat
rencana khusus sesuai dengan panduan
setempa
Jika status pembekuan perlu diuji sebelum
operasi (tergantung pada pedoman lokal)
gunakan tes point of care
Fungsi ginjal Pertimbangkan pada pasien Ya Ya
dengan resiko AKI
EKG Pertimbangkan pada pasien Ya Ya
dengan usia diatas 65 jika
tidak ada hasil EKG pada 12
bulan terakhir
Fungsi Tidak Rutin Tidak Rutin Pertimbangkan meminta saran dari anestesi senior
paru/AGD secepat mungkin setelah mengessesmen pasien
denga ASA 3 atau 4 untuk mengetahui atau curiga
penyakit pernapasan
Menerapkan rekomendasi ini membutuhkan
waktu. Lamanya bervariasi dan bergantung
perubahan praktek/pelayanan. Perubahan
paling efektif bila selaras dengan prioritas
lokal.
Perubahan rekomendasi praktek klinis yang
dilakukan dengan cepat, seperti perubahan
dalam praktek meresepkan, harus dikerjakan
bersama dengan cepat. Paramedis profesional
harus menggunakan panduan yang menuntun
pekerjaan mereka seperti yang diatur oleh
badan pengatur profesional seperti Konsil
Kedokteran Umum, Keperawatan dan
Kebidanan.
Tingkatkan Kesadaran
Identifikasi petunjuk
Lakukan penilaian dasar
Pikirkan tentang data apa yang dibutuhkan
untuk mengukur perbaikan
Kembangkan rencana tindakan
Untuk perubahan yang sangat besar
Implementasikan rencana tindakan
Tinjau dan pantau
Pada tahun 2003, NICE pertama kali
mengeluarkan pedoman untuk pemeriksaan
rutin pra operatif untuk orang yang akan
menjalani operasi elektif. Orang yang sehat
menjalani pemeriksaan sebelum operasi
untuk memeriksa kondisi-kondisi yang belum
terdeteksi yang dapat memengaruhi terapi.
Hal ini menyediakan keuntungan dimana hasil
pemeriksaan memberikan informasi
tambahan yang tidak dapat diperoleh dari
riwayat pasien dan pemeriksaan fisik saja.
Pemeriksaan praoperatif berlebihan dapat
menyebabkan kecemasan yang signifikan,
penundaan dalam terapi dan pemeriksaan
yang tidak penting, mahal, serta berpotensi
bahaya dimana diperoleh positif palsu. Hasil
pemeriksaan yang abnormal pun seringkali
tidak menghasilkan perbedaan yang
signifikan pada manajemen perioperatif pada
orang yang relatif sehat.
Selama 12 tahun terakhir asesmen preoperatif
telah berubah drastis.