Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata dapat dikatakan sebagai bagian dari pancaindra yang paling
penting,dari mata kita dapat melihat,belajar dan melakukan semua kegiatan
dengan optimal. Mata merupakan jendela otak karena 90% informasi yang
di peroleh otak berasal dari mata. Jika pada system penglihatan mengalami
gangguan maka akan berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari.1
WHO memperkirakan 12 orangmenjadi buta setiap menit di dunia
dan 4 orangdiantara nya berasal dari asia tenggara. Bila dibandingkan
dengan angka kebutaan Negara-negara di regional Asia Tenggara,angka
kebutaan di Indonesia (1,5%) adalah yang tertinggi (Bangladesh 1%,India
0,7%,Thailand 0,3%). Menurut Badan Penelitian dan Pengembanga
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008), proporsi
penduduk umur 30 tahun keatas dengan katarak menurut
kabupaten/provinsi jawatengah adalah 5,2% dari total penduduk
jawatengah menderita katarak baik yang telah didiagnosa oleh tenaga
kesehatan atau yang baru ditemukan tanda - tanda katarak. Sedangkan di
Kabupaten Boyolali ditemukan total 16,9% dari jumlah penduduk yang
menderita katarak.1

1
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Membantu dalam pengendalian angka kejadian penyakit Katarak
pada masyarakat khususnya di wilayah Puskesmas Bahu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, penyebab, gejala dan pengobatan serta
pencegahan penyakit Katarak.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Katarak..
c. Meningkatkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam
pencegahan penyakit Katarak.
C. Sasaran Penyuluhan
Masyarakat khususnya orang tua yang sudah lanjut usia di wilayah
Puskesmas Bahu.
D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan
melakukan ceramah dan tanya jawab.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan
Latin Cataracta yang Berarti air terjun. Dalam Bahasa Indonesia disebut
bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi
akibat kedua-duanya.2
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak
umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.
Bermacam-macam penyakit seperti glaucoma, ablasi, uveitis, retinitis
pigmentosa bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Katarak dapat
berhubungan dengan proses penyakit intraokular lainnya.2
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga
pupil akan berwarna putih abu-abu. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa
dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat
ditemukan.2

Gambar 1. Anatomi Mata

3
B. ETIOLOGI

Penyebab katarak senilis sampai saat ini masih belum diketahui


secara pasti dan diduga multifaktorial. Beberapa penyebab katarak
diantaranya adalah (Vaughan, 2000)3 :
1. Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik
2. Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat sehingga
mempunyai efek buruk terhadap serabu-serabut lensa
3. Faktor imunologik
4. Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi,
gangguan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari.
5. Gangguan metabolisme umum.
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata
atau sis’temik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital
mata. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor, seperti (Ocampo, 2012):
1. Penyebab sistemik :
a. Faktor keturunan.
b. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
c. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid dan klorpromazin.
d. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama.
e. Operasi mata sebelumnya.
f. Sindrome sistemik (down, lowe)
g. Dermatitis atopik
h. Trauma (kecelakaan) pada mata.
i. Kadar kalsium yang rendah.
2. Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :
a. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar
lensa.
b. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.
c. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.

4
Sedangkan, penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini
belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa teori konsep penuaan
menurut Ilyas (2009) sebagai berikut:
1. Teori putaran biologik (“A biologic clock”).
2. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.
3. Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik
yang mengakibatkan kerusakan sel.
4. Teori mutasi spontan.
5. Teori ”A free radical”
6. Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
7. Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.
8. Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E
9. Teori “A Cross-link”.

Gambar 2. Mata Dengan Katarak

5
C. EPIDEMIOLOGI
Tahun 2002, World Health Organization (WHO) memprediksi
katarak sebagai penyebab kebutaan yang dapat disembuhkan pada 17 juta
(47.8%) dari 37 juta kebutaan di seluruh dunia, dan jumlah ini diprediksi
mencapai 40 juta pada tahun 2020. Berdasarkan survei RIKERDAS tahun
1996 angka kebutaan Indonesia sebesar 1,5%.4
Di Indonesia hasil survei kebutaan dengan menggunakan metode
Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang baru dilakukan di
3 provinsi (NTB, Jabar dan Sulsel) tahun 2013 -2014 didapatkan prevalensi
kebutaan pada masyarakat usia > 50 tahun rata-rata di 3 provinsi tersebut
adalah 3,2 % denganpenyebab utama adalah katarak (71%).5

D. JENIS-JENIS KATARAK
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2018) hal 402- 406 terbagi atas6 :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin
kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera
sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui
penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain
disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau beerkaitan
dengan berbagai sindrom.
b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait
dengan sebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan
oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyyebab lain adalah
uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat.

6
3. Katarak traumatik.
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih
segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa
menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk
kedalam struktur lensa.
4. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular
pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul
posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-
penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak
adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan
pelepasan retina.
5. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik
berikut: diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik,
dermatitis atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau
Down.
6. Katarak Toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai
akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk
menekan nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu
lama, baik secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat
menyebabkan kekeruhan lensa.

7
E. PATOGENESIS
Patogenesis katarak masih belum dapat sepenuhnya dimengerti,
akan tetapi penuaan merupakan factor yang paling berperan. Berbagai
temuan menunjukan bahwa lensa yang mengalami katarak mengalami
agregasi protein yang berujung pada penurunan transparansi, perubahan
warna menjadi kuning atau kecoklatan, ditemukannya vesikel antara lensa,
dan pembesaran sel epitel. Perubahan lain yang juga muncul adalah
perubahan fisiologi kanal ion, absorpsi cahaya, dan penurunan aktifitas anti-
oksidan dalam lensa juga dapat mengakibatkan katarak.4
Katarak kompikata merupakan katarak yang timbul akibat penyakit
mata lain atau penyakit sistemik. Berbagai kondisi yang dapat
mengakibatkan terjadinya katarak sekunder adalah uveitis anterior kronis,
glaucoma akut, myopia patologis dan diabetes mellitus merupakan
penyebab yang paling umum.4
Penggunaan obat-obat (steroid) dan trauma. Baik trauma tembus,
trauma tumpul, kejutan listrik, radiasi sinar inramerah, dan radiasi penglon
untuk tumor mata juga dapat mengakibatkan kekeruhan lensa/katarak.4

F. DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan melalui anamnesa, dan pemeriksaan. Gejala yang
biasa dikeluhkan penderita katarak antara lain7:
1. Silau
Pasien katarak sering mengeluhkan silau, yang biasa bervariasi
keparahannya mulai dari penurunan sensitivitas kontras dalam
lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang hari atau pada
malam hari. Keluhan ini khususnya dijumpai pada katarak posterior
subkapsular.
2. Diplopia
Perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus menyebabkan
daerah pembiasan multipel ditengah lensa. tipe katarak ini kadang-

8
kadang menyebabkan diplopia monokular. ladanya perubahan persepsi
penglihatan warna.
3. Distorsi
Pada stadium awal katarak, biasanya pasien mengeluhkan distorsi
penglihatan berupa garis lurus kelihatan bergelombang.
4. Penurunan penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa
nyeri. Setiap tipe katarak biasanya mempunyai gejala gangguan
penglihatan yang berbeda-beda, tergantung pada cahaya, ukuran pupil
dan derajat myopia.
5. Myopic shift
Perkembangan katarak dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan lensa,
yang umum menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya
kekeruhan pada katarak nuklear ditandai dengan kembalinya
penglihatan dekat oleh karena meningkatnya miopia akibat
peningkataan kekuatan kekuatan refraktif nulear sklerotik, sehingga
pemakaian kacamata atau biofokal tidak diperlukan lagi.

G. PENATALAKSANAAN
1. Intra Capsular Catarac Extraction(ICCE)
Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan
dari prosedur adalah kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan
kerugiannya mata beresikotinggi mengalami retinal detachment dan
mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa
intraokuler.Salahsatu tehnik ICCE adalah menggunakan cryosurgery,
lensa dibekukan dengan probe superdingin dan kemudian diangkat.
Menurut (Ilyas,2003) pembedahan dengan cara ini mengurangi penyulit
yang sering terjadi pada tehnik ECCE.1
2. Ekstra Capsular Catarac Ekstraction (ECCE).
Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE) Korteks dan nucleus
diangkat kapsul posterior di tinggalkan untuk mencegah prolaps viterus,

9
untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet dan memberikan sokongan
utuk implantasi lensa intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena
memungkinkan dimasukannya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang
tersisa. Setelah pembedahan diperlukan koreksi visus lebih lanjut. Visus
basanya pulih dalam tiga bulan setelah pembedahan. Tehnik yang sering
digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi,jaringan dihancurkan
dan debris diangkat melalui pengisapan (suction).1

H. PROGNOSIS
Prognosis katarak adalah baik dengan lebih dari 95% pasien
mengalami perbaikan visual setelah dilakukan operasi. Prognosis visual
pada pasien anak yang mengalami katarak dan menjalani operasi tidak
sebaik pada pasien dengan katarak yang berhubungan dengan umur.
Prognosis untuk perbaikan kemampuan visual paling buruk pada katarak
kongenital unilateral yang dioperasi dan paling baik pada katarak kongenital
bilateral inkomplit yang bersifat progresif lambat. Prognosis pasien dengan
katarak sekunder biasanya baik dengan laser.8

10
BAB III

RANGKUMAN KEGIATAN

A. Perencanaan dan Persiapan


Perencanaan
 Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Bahu
 Waktu Pelaksanaan : Kamis, 22 November 2018
Persiapan
 Media Banner
 Materi penyuluhan yang akan diberikan sudah disiapkan dan akan
di uraikan dalam Banner yang berisi tulisan dan gambar.
B. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan
 Masyarakat dapat memahami pengertian Katarak
 Masyarakat dapat memahami faktor resiko dari Katarak
 Masyarakat dapat memahami dan melaksanakan pencegahan
Katarak.
C. Indikator Keberhasilan Kegiatan
Indikator Input:
 Puskesmas Bahu
 Dokter
 Petugas Kesehatan
Indikator Proses:
 Penyediaan sarana promosi kesehatan sesuai standar (banner, poster,
leaflet, LCD proyektor)
 Memantau dan mengawasi jalannya kegiatan promosi kesehatan di
wilayahnya
Indikator Output:
 Perorangan: Persentase faktor perilaku berisiko (pola hidup bersih
dan sehat) belum dinilai.

11
D. Hasil Evaluasi Program
Derajat Keberhasilan:
 Berhasil apabila angka kejadian Katarak menurun
 Tidak berhasil apabila angka kejadian Katarak meningkat
Faktor Penunjang:
 Adanya upaya dari petugas kesehatan baik itu dokter atau petugas
kesehatan yang lain dalam memberikan informasi kepada
masyarakat lewat penyuluhan.
 Masyarakat dapat mengaplikasikan cara-cara pencegahan penyakit.
Faktor Penghambat
 Pemahaman yang kurang akibat rasa ketidakpedulian terhadap
kesehatan
 Kurangnya kesadaran diri terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
 Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak adalah abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan
lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak
merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Hal ini didukung
oleh factor usia, radiasi dari sinar ultraviolet, kurangnya gizi dan vitamin
serta factor tingkat kesehatan dan penyakit yang diderita. Penderita katarak
akan mengalami gejala-gejala umum seperti penglihatan mulai kabur,
kurang peka dalam menangkap cahaya (fotofobia) sehingga cahaya yang
dilihat hanya berbentuk lingkaran semu, lambut laun akan terlihat seperti
noda keruh berwarna putih di bagian tengah lensa kemudian penderita
katarak akan sulit menerima cahaya untuk mencapai retina dan akan
menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yautu katarak
senile, congenital, traumatic, dan komplikata. Katarak hanya dapat diatasi
melalui prosedur operasi. Ada 4 jenis teknik operasi katarak yaitu ICCE,
ECCE, Phacoemulsification, SICS. Akan tetapi jika gejala tidak
mengganggu tindakan operasi tidak diperlukan, kadang kala hanya dengan
mengganti/menggunakan kacamata.

B. Saran
1. Dibutuhkan perhatian serta peran aktif baik itu dari masyarakat maupun
pemerintah dalam menjalankan program-program yang sudah susun
dalam hal pencegahan Katarak.
2. Dibutuhkan peran serta petugas kesehatan dalam proses promosi dan
pencegahan Katarak di lingkungan masyarakat melalui berbagai
penyuluhan dan program-program kesehatan lainnya.
3. Menerapkan pola hidup sehat dan menghindari faktor resiko Katarak.

13
4. Menerapkan pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD) pada
saat bekerja diluar gedung untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet
dan kecelakaan ringan yang bias terjadi.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Usmarula R. Asuhan Keperawatan pada Tn. S Dengan gangguan Sistem


Sensori Visual: Pre dan Post Operasi Katarak di Bangsal Cempaka Rumah
Sakit Umum Dareah Pandanarang Boyolali. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2013
2. Ilyas, S. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
3. Noviani. Katarak Senilis. Available at
https://www.scribd.com/document/117251199/laporan-kasus-mata-
KATARAK
4. Tanto, C. 2014. kapita selekta kedokteran: edisi 4 jilid 1. jakarta: media
aesculapius
5. Kementrian Kesehatan Indonesia Katarak Menyebabkan 50% Kebutaan.
2016
6. Paul-Riordan E, Augsburger J. Vayghan and Asbury General Ophtalmology
ed 19. Mc Graw Hill Education. 2018. pg: 402-6
7. American Academy Of Ophthalmology. Lens and Cataract. Basic and
Clinical Science Course Section 11. 2015-2016. Pg. 69-71
8. Jesicca Lawrence. Refarat Katarak. Available at
https://www.scribd.com/document/289339893/Referat-Katarak

15
LAMPIRAN

Dokumentasi saat melakukan penyuluhan di Puskesmas Bahu

16
Leaflet untuk penyuluhan

17
18

Anda mungkin juga menyukai