Anda di halaman 1dari 23

Tinjauan Pustaka

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Bayi

MAKALAH PBL BLOK 13 TUMBUUH KEMBANG

STEVANI SARAH PRISKILA RUMETNA D5

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Alamat email : stevani.2015fk011@civitas.ukrida.ac.id

Abstract
A child has the Characteristics That Its Always Growing And Growing since birth Up At The
End of adolescence. Purpose of the science of growth and development is to learn different
things associated with all efforts to review and optimize growth and development keeping kids
good physical and mental. If prayer is experiencing disorders one aspect, then at children's
growth and development process will be disrupted good operates physical and mental. To review
support optimal growth and development children who takes a health evaluation with conduct
anthropometric examination, Denver Developmental Screening Test II, improve health and
welfare with provide immunizations, and concerned about nutrition. In doing management for
review maximize growth and development efforts are required son of various parties especially
the nearby surroundings such as business family. Necessary efforts of parents to meet the basic
needs of children.

Keywords: Growth Factors, Denver II test, anthropometric AT Children, Immunization

Abstrak

Anak memiliki suatu ciri khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat lahir sampai
berakhirnya masa remaja. Tujuan dari ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal
yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
anak baik fisik maupun mental. Apabila salah satu aspek tersebut mengalami gangguan, maka
proses tumbuh kembang pada anak akan terganggu baik secara fisik maupun mental. Untuk
menunjang tumbuh kembang anak yang optimal dibutuhkan evaluasi kesehatan dengan
melakukan pemeriksaan antropometri, Denver Developmental Screening Test II, meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan dengan memberikan imunisasi, dan memperhatikan asupan nutrisi.
Dalam melakukan penatalaksanaan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak diperlukan
usaha-usaha dari berbagai pihak terutama lingkungan terdekat seperti keluarga.Diperlukan usaha
dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.

Kata Kunci: Faktor tumbuh kembang anak, Tes denver II, Antropometri Imunisasi.

Pendahuluan
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, dalam arti adanya proses perubahan dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya juga termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, bersifat kualitatif yang
pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan.
Karena itu, penting bagi seorang dokter untuk memberikan penyuluhan kepada para
orang tua untuk menyadari pentingnya pemberian hal-hal yang sangat dibutuhkan anak
mereka demi tercapainya suatu proses tumbuh-kembang yang optimal, serta melakukan
berbagai macam pemeriksaan yang sangat bermanfaat, misalnya antropometri untuk
pemeriksaan pertumbuhan dan Tes Denver II untuk memeriksa perkembangan anak.1

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian
pemeriksaan pasien, baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. Tujuan utama
suatu anamnesis adalah untuk mengumpulkan semua informasi dasar yang berkaitan dengan
penyakit pasien dan adaptasi pasien terhadap penyakitnya. Dalam scenario yang harus ditanya
dan diketahui hasil anamnesis yaitu:

a. Riwayat Kehamilan
Kunjungan antenatalcare adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan antenatalcare (ANC) petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Apabila
ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi yang dapat
membahayakan kehidupan ibu dan janinnya.2
Tujuan antenatalcare adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental ibu dan bayi.
3. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun
bayi, dengan trauma seminimal mungkin.2

Kebijakan program pelayanan antenatalcare menetapkan frekuensi kunjungan antenatal


sebaiknya minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Minimal satu kali pada trisemester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14
minggu.
2. Minimal satu kali pada trisemester kedua (K2), 14-28 minggu

3. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai lahir.
Riwayat Kehamilan sesuai dengan skenario yaitu tidak ada komplikasi, dan ANC terartur.
b. Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan pada skenario yaitu lahir spontan pervagina, tanpa kompikasi,
bayi menangis kuat dan aktif.
c. Riwayat Perkembangan
Riwayat tumbuh kembang anak yang diperoleh dari anamnesis yaitu: bayi menangis
kuat, aktif, dapat bertepuk tangan, melambaikan tangan, mampu menyatakan keinginan,
memegang benda dengan ibu jari dan jari, mengambil dua kubus, papa mama spesifik,
mengoceh, mengucapkan 3 silable atau lebih, bisa duduk dengan bantuan, berdiri dengan
pegangan.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari anamnesis diketahui bahwa tidak ada penyakit berat/berarti pada riwayat
penyakit sekarang.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Dari anamnesis diketahui bahwa tidak ada riwayat penyakit dahulu.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari anamnesis diketahui bahwa tidak ada penyakit berat/berarti pada riwayat
penyakit keluarga.
g. Riwayat Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari
imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya

Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
 Imunisasi BCG sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan pada
umur 2 bulan dan selanjutnya 3 bulan.
 Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis. Vaksin ini
diberikan 3 kali pada saat 12 jam setelah lahir, umur 1 bulan dan umur 3 bulan.
 Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan),
Tetanus. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6
bulan, dan ulangan umur 18 bulan dan usia 5 tahun.
 Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi
vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, 24
bulan, dan usia 5 tahun.
 Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun.3
Riwayat imunisasi sesuai dengan scenario yaitu imunisasi BCG, Hepattis 3x, Polio 4x, DPT 3x

Nutrisi

Pengaturan makanan bayi sehat terdiri dari :

1. Makanan utama yaitu air susu ibu (ASI): jika ASI sama sekali tidak dapat,
diberikan makanan buatan sebagai penggantinya.
2. Makanan pelengkap terdiri dari buah-buahan, biscuit, makanan padat bayi yaitu
bubur susu, nasi tim atau makanan lain yang sejenis.

Dengan mempertimbangkan makanan utama yaitu menyusukan bayi harus selalu


dianjurkan bila bayi dan ibunya ada dalam keadaan sehat dan tidak terdapat kelainan-kelainan
yang tidak memungkinkan untuk menyusukan. Jika memungkinkan ASI diberikan sampai anak
berusia 2 tahun. Tetapi bila ternyata produksi ASI sangat kurang atau tidak terdapat sama sekali,
barulah diberikan makanan buatan sebagai penggantinya.6

ASI sangat bermanfaat karena mempunyai sifat sebagai berikut :

1. Makanan alam (natural), ideal, dan fisiologis


2. Mengandung nutrient yang lengkap dengan komposisi yang sesuai untuk
keperluan pertumbuhan bayi sangat cepat
3. Nutrient yang diberikan selalu dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal
dan bebas dari basil patogen
4. Mengandung zat anti dan zat kekebalan lain yang dapat mencegah berbagai
penyakit infeksi terutama pada usus.
Pengaturan makanan untuk bayi yang disusukan (diberi ASI), selama masa bayi
pengaturan makanan perlu mengalami beberapa tahap perubahan yang disebebkan oleh
perkembangan kemampuan bayi untuk menerima dan mencernakan makanan.6

1. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan


Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Selanjutnya bayi
dapat diberikan buah-buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan
pemberian makanan lumat sampai lembek (bubur susu) pada usia 3-4 bulan,
sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila
ASI kurangan
2. Bayi umur 5-6 bulan
Dapat diberikan 2 kali bubur susu sehari, buah-buahan dan telur
3. Bayi umur 6-7 bulan
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga
merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras,
bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam),
buah tomat dan wortel, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging
cincang, telur, atau tepung ikan)
4. Umur 8-12 bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari
sebagai makanan pagi.6

MPASI (Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Sedangkan
jenis-jenis MPASI, antar lain:

a. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya, jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau sachet.
Tujuan diberikan MPASI adalah untuk melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang,
mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
dan mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.5 Pada
skenario, nutrisi yang diberikan pada bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI) dan makanan tambahan.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu tes antropometri dan tes skrining
perkembangan menurut denver (denver developmental screening test/DDST) II.
 Tes Antropometri
a. Berat Badan
Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan
yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otok, lemak, cairan tubuh dan lain-
lainnya berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk
mengetehui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, karena sensitif terhadap
perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat diulang. Pengukuran
dapat menggunakan alat timbangan dacin dan baby scale untuk anak usia dibawah
2 tahun, dan stadiometer untuk usia diatas 2 tahun.

Gambar 1. Baby Scale


alatkesehatanmu.blogspot.com

Gambar 2. Timbangan Dacin


m.poskotanews.com
Gambar 3. Stadiometer
www.alatkesehatanjogja.com
b. Tinggi Badan
Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai
tinggi maksimal dicapai. Disamping itu dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran,
pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisis tidur telentang menggunakan
infantometer, pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri menggunakan
microtoise.

Gambar 4. Pengukuran TB posisi Berdiri


health.okezone.com

Gambar 5. Pengukuran TB Posisi Tidur Terlentang


onemedhealthcare.com
Tabel 1. Berat dan Panjang Badan Rata-Rata4

Umur bayi Berat standar (gram) Panjang standar (cm)

Lahir 3.400 50.5


0-1 bulan 4.300 55.0
2 bulan 5.000 50.8
3 bulan 5.700 60.0
4 bulan 6.300 62,5
5 bulan 6.900 64,5
6 bulan 7.400 66,0
7 bulan 8.000 67,5
8 bulan 8.400 69,0
9 bulan 8.900 70,2
10bulan 9.300 72,0

Tabel 2. Berat Badan Menurut Tinggi Badan4

Tinggi (cm) Berat (kg)

Normal Kurang Buruk

65 7,2 6,5 5,8

66 7,5 6,8 6,0

67 7,8 7,0 6,4

68 8,1 7,3 6,5

69 8,4 7,6 6,7

70 8,7 7,8 7,0

71 9,0 8,1 7,2


c. Lingkaran Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk
menaksirkan pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala
akan kecil. Sehingga terdapat lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal
(mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi metal. Sebaliknya kalau ada
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan menigkatan
volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal.

Gambar 6. Mengukur Lingkar Kepala


meetdoctor.com
d. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh
dibandingkan dengan berat badan. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah
alatnya murah, bisa di buat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dapat
digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Kerugiannya adalah LLA hanya
indentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar
menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak
umur 1-3 tahun.5

Gambar 7. Mengukur Lingkar Lengan Atas


kesehatan.kompasiana.com
Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri pada bayi berusia 8 bulan yaitu, berat badan
9 kg, panjang badan 70 cm, dan lingkar kepala 40 cm.

 Tes Denver II
Pemeriksaan Denver II (DDST II) merupakan salah satu metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tujuan dari test ini adalah untuk mengetahui dan
mengikuti proses perkembangan anak serta untuk mengatasi secara dini bila ditemukan
kelainan perkembangan. Manfaat dari tes ini antara lain untuk mengetahui tahap
perkembangan yang telah dicapai anak, untuk menemukan adanya keterlambatan
perkembangan anak sedini mungkin, untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau
pengasuh anak untuk berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
perkembangan. DDST II terdiri dari 2 tahap, yaitu:
Tahap pertama : secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :
 3 – 6 bulan
 9 – 12 bulan
 18 – 24 bulan
 3 tahun
 4 tahun
 5 tahun
Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic
yang lengkap.
Ada 4 sektor yang dipakai dalam menilai perkembangan seorang anak, yaitu :
1. Sektor personal sosial
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Sektor gerakan motorik halus
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan
tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan
benda-benda kecil.
3. Sektor bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
4. Sektor gerakan motorik kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya
duduk, melompat, berjalan, dll.2
Tabel 3. DDST II2
Personal sosial Fine motor adaptive Language Grass motor

0 bulan Menatap muka - Suara vokal Mengangkat


Bereaksi pada kepala
suara Gerakan merata
1 bulan Membalas Mengikuti sampai garis Suara vokal Mengangkat
senyum (80%) tengah (85%) (>90%) kepala (>90%)
Memandang Bereaksi pada
muka (90%) bel (>90%)
2 bulan Tersenyum Mengikuti dan Bersuara "Ooo Kepala terangkat
spontan (85%) melewati garis tengah atau Aaa" (80%) 450 (80%)
(75%)
Membalas
senyum (80%)
Memandang
muka (90%)
3 bulan Memandang Kedua tangan Memekik (80%) Duduk: kepala
tangan sendiri bersentuhan atau mantap (75%)
(75%) bersatu (80%)
Tersenyum Mengikuti melewati Tertawa (90%) Kepala terangkat
spontan (>90%) garis tengah (>90%) 90o (80%)
Bersuara "Ooo
atau Aaa"
(>90%)
4 bulan Memangang Mengikuti 1800 (80%) Memekik (85%) Dada terangkat
tangan sendiri lengan menumpu
(90%) (75%)
Kedua tangan Tertawa (90%) Menumpu berat
bersentuhan atau badan kaki (80%)
bersatu (90%)
Menggenggam sedikit-
sedikit (>90%)
5 bulan Mencoba Meraih benda (<75%) Menoleh ke
mengambil bunyi menderik
mainan (<75%) (80%)
Memandang Memandang manik- Berbalik (85%)
tangan sendiri manik (85%)
(>90%)
Mengikuti 180o (>90%)
6 bulan Makan sendiri Mencari benang wol Menirukan Duduk tanpa
(75%) (<75%) bunyi/bicara ditumpu (<75%)
(75%)
Mencoba Meraih benda (>95%) Suku kata Ditarik untuk
mengambil tunggal (>75%) duduk : Kepala
mainan (>90%) tidak tertinggal
(>85%)
Menoleh ke Berbalik (>90%)
bunyi suara
(80%)
7 bulan Tangan Mengambil 2 kubus “Da da mama” Duduk tanpa
melambai “dag (<75%) non spesifik ditumpu (>90%)
dag” (<75%) (<75%)
Makan sendiri Memindahkan kubus Menirukan
(>90%) (75%) bunyi/bicara
(80%)
Mengambil manik- Suku kata
manik dengan gerakan tunggal (80%)
menggaruk (80%)
Mencari benang wol Menoleh ke
(85%) bunyi suara
(>90%)
8 bulan Tangan Mengambil 2 kubus Mengoceh Berdiri,
melambai “dag (80%) (<75%) berpegangan
dag” (<75%) (80%)
Tepuk tangan / Memindahkan kubus Da da mama”
“pok ame ame“ / (>90%) non spesifik
“ciluk ba” (80%)
(<75%)
Menirukan
bunyi/bicara
(85%
Suku kata
tunggal (>90%)
9 bulan Tangan Membenturkan 2 Mengoce (80%) Duduk sendiri
melambai “dag kubus (<75%) (<75%)
dag” (<75%)
Tepuk tangan / Menggenggam pinset “Da da mama” Bangkit untuk
“pok ame ame“ / (<75%) non spesifik berdiri (<75%)
“ciluk ba” (85%)
(<75%)
Mengambil 2 kubus Menirukan Bangkit untuk
(85%) bunyi/bicara berdiri (<75%)
(90%)
10 Bermain bola Membenturkan 2 “Da da mama” Berdiri 2 detik
bulan dengan kubus (<75%) spesifik (<75%) (<75%)
pemeriksa
(<75%)
“Dag dag” Menggenggam pinset Mengoce (80%) Duduk sendiri
dengan tangan (85%) (85%)
(80%)
Menyatakan Mengambil 2 kubus Mengkombinasi Bangkit untuk
keinginan (>90%) suku kata-suku berdiri (90%)
(<75%) kata (85%)
Tepuk tangan / Menirukan Berdiri,
“pok ame ame“ / bunyi/bicara berpegangan
“ciluk ba” (>90%) (>90%)
(<75%)
“Da da mama”
non spesifik
(>90%)
11 Bermain bola Membenturkan 2 “Da da mama” Berdiri 2 detik
bulan dengan kubus (85%) spesifik (<75%) (75%)
pemeriksa
(<75%)
“Dag dag” Menggenggam pinset Mengoce (85%) Duduk sendiri
dengan tangan (>90%) (>90%)
(80%)
Menyatakan Mengkombinasi Bangkit untuk
keinginan (75%) suku kata-suku berdiri (>90%)
kata (>90%)
Tepuk tangan /
“pok ame ame“ /
“ciluk ba” (85%)
2 tahun Mengenakan Menara 6 kubus (75%) Menunjuk 4 Melempar bola
baju (<75%) gambar (<75%) tangan ke atas
(<75%)
Menyuapi Menara 4 kubus Berbicara Menendang bola
boneka (90%) (>90%) sebagian ke depan (>90%)
dimengerti
(<75%)
Membuka Bagian badan 6
pakaian (90%) (80%)
Menyebut 1
gambar (75%)
Mengkombinasi
kata (85%)
Menunjuk 2
gambar (>90%)
3 tahun Mengenakan T Menara 8 kubus (80%) Mengetahui dua Berdiri pada satu
shirt (75%) nama sifat kaki 1 detik
(75%) (80%)
Menyebut nama Meniru garis vertikal Mengetahui dua Lompatan lebar
teman (85%) (85%) kegiatan (85%) (75%)
Mencuci dan Menara 4 kubus Menyebut 4 Melempar bola
mengeringkan (>90%) gambar (>90%) tangan ke atas
tangan (85%) (>90%)
4 tahun Berpakaian Mencontohkan + Mengetahui tiga Berdiri pada satu
tanpa bantuan (<75%) kata sifat (80%) kaki 3 detik
(80%) (80%)
Mengenakan T Memilih garis yang Mengetahui Melompat dengan
shirt (>90%) lebih panjang (75%) empat kata satu kaki (85%)
depan (80%)
Mencontohkan O Berbicara Berdiri di atas
(85%) seluruhnya satu kaki 2 detik
dimengerti (90%)
(85%)
Mengetahui
empat kegiatan
(85%)
Kegunaan 3
benda (85%)
Menghitung 1
kubus (>90%)
5 tahun Mengambil Menggambar orang 6 Lawan kata 2 Berjalan tumit ke
makanan (85%) bagian (>25%) (25%) jari kaki (<25%)
Menggosok gigi Mencontohkan □ Menghitung 5 Berdiri pada satu
tanpa bantuan (<25%) kubus (25%) kaki 5 detik
(90%) (80%)
Bermain ular Memilih garis yang Mengetahui 3 Berdiri pada satu
tangga (>90%) lebih panjang (85%) kata sifat (85%) kaki 4 detik
(90%)
Mencontohkan + Mengartikan 5
(>90%) kata (85%)
Menyebutkan 4
warna (>90%)

Gambar 8. Grafik Development Denver Screening Test


Penilaian

1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh
anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya
dengan baik.
3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan
dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika
tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh
dipakai pada uji coba dengan tanda R.2

Dalam scenario diketahui tumbuh kembang anak :

a. Personal social : bisa menemukan biscuit ke mulut, berusaha mencapai mainan,


mengamati tangannya, belum bisa tepuk tangan, belum bisa menyatakan keinginan
tanpa menangis, belum bisa melambaikan tangan
b. Motorik halus adaptif : bisa mengambil 2 kubus, memindahkan kubus ke tangan lain,
menggaruk manic-manik, belum bisa memegang dengan ibu jari dan jari, belum bisa
membenturkan 2 kubus, belum bisa menaruh kubus di cangkir
c. Bahasa : bisa mengoceh, bisa mengucapkan >3 silabel yang sama, papa/mama tidak
spesifik, belum bisa papa/mama spesifik, belum bisa 1, 2, dan 3 kata
d. Motorik kasar : bisa berdiri dengan pegangan, bisa duduk sendiri, bisa duduk dengan
pegangan, bisa tengkurap sendiri, belum bisa bangkit untuk berdiri, belum bisa
bangkit terus duduk, belum bisa berdiri

Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang


Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak yang dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai
dengan intensitas kecepatan dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitasnya jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Faktor genetik
ini yang menenutkan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri
yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.7
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada.
Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya.7 Faktor lingkungan di bagi lagi menjadi:
a. Faktor pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan.
 Gizi
Nutrisi ibu saat hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan, akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
 Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital.
 Toksin / zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat teratogen.
Misalnya obat obatan anti kanker dsb, dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alcohol kronis
sering melahirkan bayi berat badan lahir, lahir mati, cacat atau retardasi mental.
 Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, retardasi mental, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
 Infeksi
Infeksi padab trisemester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS ( Penyakit Menular Seksual)
serta penyakit virus lainnya dapat menyebabkan kelaianan pada janin seperti
katarak, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital.
 Stress
Stress yang dialami ibu saat hamil, dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin,
antara lain cacat bawaaan, kelainan kejiwaan dll.7
b. Faktor postnatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.7
 Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi. Diperlukan zat makanan yang adekuat.
 Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
 Lingkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu mempunyai dampak yang negative terhadap
pertumbuhan anak.
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang slalu merasa tertekan akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
 Sosio – ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.
 Lingkungan pengasuhan
Interaksi ibu dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.7
Penatalaksanaan
Kebutuhan dasar anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antar faktor genetik-
lingkungan, baik lingkungan prenatal maupun post natal. Faktor lingkungan ini yang
memberikan segala macam kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan
berkembang.7 Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar yang meliputi :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (“ASUH”)
 Nutrisi
Nutrisi yang adekuat dan seimbang.
 Perawatan kesehatan dasar
Imunisasi, penimbangan berat badan, pengobatan kalau sakit.
 Papan/pemukiman yang layak
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya.
 Sandang
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernak
pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda benda asing).
 Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak.
 Kesegaran jasmani, meliputi olahraga dan rekreasi.8
2. Kebutuhan akan kasih sayang / emosi (ASIH)
 Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak.
 Rasa aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa
bahwa, kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat
antara ia dan keluarganya.
 Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,
keinnginannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia dan
keluarganya.
 Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang
tuanya.
 Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya didasarkan pada perkembangan anak.
Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang melampaui
kemampuannya, maka anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu
bantuan untuk belajar mandiri, belajar untuk memahami persoalan.
 Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang orang di sekitarnya. Dorongan
berupa langkah langkah yang dapat diambil memberi semangat bahwa dia
dulu dapat mengatasi dengan baik.
 Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman baru
Anak anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang orang
disekelilingnya dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam
mengembangkan sifat sifat bawaannya.

 Rasa memiliki
Orang tua harus dapat memberikan “rasa memiliki” pada anak.8
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak yaitu
pendidikan dan pelatihan. Yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan
yang datang dari lingkungan luar anak , antara lain berupa latihan atau bermain.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Non-farmakoterapi
Orang tua dari pasien diberikan edukasi untuk memberikan nutrisi dan imunisasi yang
baik serta melatih gugus item yang masih belum bisa dilakukan oleh anak tersebut. Dan kembali
memeriksakan anaknya setelah 6 bulan kemudian.
Prognosis

Secara umum baik karena hasil yang didapatkan mengindikasikan pertumbuhan anak
berjalan dengan normal walaupun memiliki satu keterlambatan. Umur 9 bulan merupakan waktu
untuk berjalan sendiri oleh sebab itu anak diberikan kesempatan untuk belajar lagi.

Kesimpulan

Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah anak
itu lahir. Status gizi dan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
pada anak perlu diperhatikan. Status gizi pada anak dapat diukur dengan pelaksanaan
antropometri, tes denver II. Dengan bantuan imunisasi yang dianjurkan akan membantu
perbaikan status gizi maupun tumbuh kembang anak tersebut. Berdasarkan kasus, anak
usia 9 bulan yang belum bisa duduk sendiri merupakan suatu keterlambatan tetapi masih
dikatakan normal oleh sebab itu orang tua diberikan edukasi untuk mengajarkan anaknya
berjalan sendiri dan akan kembali setelah 6 bulan kemudian.

Daftar Pustaka

1. Aziz A. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.26-32.


2. Morton G.P. Panduan pemeriksaan kesehatan. Jakarta: EGC; 2005.h.116.
3. Latief A, Napitupulu M, Pudjiadi A, Ghazali MV, Putra ST. Ilmu kesehatan anak.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jilid III; 2007.h.1037-63.
4. Markum A.H, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 1991. hlm. 21-8.
5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2003.h.4-16.
6. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, et al. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit
metabolik. Jakarta: Sagung Seto; 2011.h.23-8.
7. Behrman RE, Kliegman RM. Nelson esensi pediatri. Jakarta: EGC; 2010.h.3-17.
8. Narenda Moersintowarti, Sularyo Titi, Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak dan remaja.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2008.h.14-22.

Anda mungkin juga menyukai