PENDAHULUAN
Kekeruhan dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun tidak
1
mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Penuaan merupakan penyebab umum
katarak. Namun faktor lain yang juga dapat terlibat dalam pembentukan katarak, yaitu:
toksin, trauma, merokok, penyakit sistemik (seperti diabetes mellitus), dan herediter.
2
Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum dari gangguan penglihatan.
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata ataupun sistemik
(katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata. Bermacam- macam
penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan
retinitis pigmentosa. Jadi, penyakit intraocular juga bisa mempengaruhi terjadinya
1
katarak.
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia diatas 50 tahun .
Katarak senilis merupakan hasil dari proses penuaan normal yang mengakibatkan lensa
menjadi keras dan keruh. penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.
Namun, terdapat beberapa konsep penuaan seperti teori putaran biologik, teori
imunologis, teori mutasi spontan, teori “A free radical”, dan teori “A-cross link”.
Katarak senilis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Secara klinis,
katarak senilis dikenal dalam 4 stadium, yakni stadium insipien, stadium imatur,
1
stadium matur, stadium hipermatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lensa merupakan salah satu media refraksi pada mata yang sangat
penting dan berfungsi memfokuskan gambar pada retina. Total kekuatan refraktif
sekitar 10-20 Dioptri bergantung pada akomodasi tiap individu. Lensa merupakan
2
sruktur transparan, bikonveks seperti cakram. Ketebalan lensa sekitar 4 mm .
3
Pada orang dewasa berat lensa sekitar 220 mg. Posisinya disebelah posterior iris
dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari corpus cilliare. Serat-serat
ini menyisip kebagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa adalah suatu mebran
basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel dekat ekuator lensa
membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi membentuk serat-serat lensa
baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua dipampatkan ke nucleus sentral.
Serat-serat muda yang kurang padat, di sekeliling nucleus menyusun korteks
2
lensa.
4
Gambar 2.1 Bentuk dan posisi lensa mata
Lensa merupakan struktur yang avascular dan tidak mempunyai
persyarafan. Sehingga lensa bergantung sepenuhnya pada aqueous humor untuk
5
memnuhi kebutuhan metabolik dan membuang zat sisa. Metabolisme lensa
2,5
bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen terlarut dalam aqueous.
Lapisan epitelium lensa yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan
mengatur transportasi nutrien, mineral dan air ke dalam lensa melalui “pump-leak
system”. Sistem ini memperbolehkan terjadinya transportasi aktif natrium,
klorida, kalsium dan asam amino dari aqueous humor ke dalam lensa. Sedangkan
3
perpindahan pada bagian kapsul lensa posterior melalui difusi pasif. Proses
keseimbangan transportasi ini penting bagi transparansi lensa. Kandungan air
yang dimiliki lensa harus stabil. Kandungan air yang dimiliki oleh lensa akan
semakin menurun seiring dengan pertambahan usia, hal ini berbanding terbalik
dengan kandungan protein lensa tidak larut air yang semakin meningkat.
Sehingga lensa pada usia tua menjadi lebih keras, kurang elastik dan kurang
transparan. Proses ini terjadi hampir 95% pada orang tua usia diatas 65 tahun .
3
lensa yang keruh akan memperlihatkan pupil berwarna putih atau abu-abu.
5
Gambar 2.2 Mekanisme pump-leak system pada lensa mata
2.2 Katarak
Berdasarkan data WHO, katarak merupakan penyebab utama dari kebutaan
dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. WHO memperkirakan katarak
menyebabkan buta yang bersifat reversibel lebih dari 17 juta dari 37 juta individu
yang mengalami kebutaan di seluruh dunia dan angka ini diperkirakan mencapai
5
40 juta individu pada tahun 2020.
Walaupun katarak dapat disebabkan oleh faktor metabolik, kongenital,
ataupun traumatik, namun katarak yang berhubungan dengan usia yaitu katarak
senilis lah yang mempunyai efek sosioekonomik paling besar. Hal ini disebabkan
5
oleh prevalensinya yang tinggi.
Berikut tabel yang memaparkan klasifikasi dan penyebab kekeruhan pada
lensa :
3
Tabel 2.1 Klasifikasi dari kekeruhan lensa
3
Tabel 2.2 Penyebab kekeruhan lensa
2.3 Katarak Senilis
2.3.1 Definisi
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
1
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.
2.3.2 Klasifikasi
Secara klinis, katarak senilis dikenal dalam 4 stadium, yakni stadium
insipien, stadium imatur, stadium matur, stadium hipermatur. Berikut pembagian
klinis dari katarak senilis:
1,2
Tabel 2.3 Klasifikasi dan gambaran klinis katarak senilis
Pada Katarak insipien kekeruhan dimulai pada tepi ekuator berbentuk jeriji
menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat
1
didalam korteks.
Pada Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Jika mengambil
air, lensa akan menjadi intumesen (pembengkakan lensa), bertambahnya volume
lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degenerative.
Lensa yang menjadi bengkak dan besar akan mendorong iris sehingga bilik mata
menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa akan
memberi penyulit glaucoma. Intumesen biasanya terjadi pada katarak yang
berjalan cepat. Lensa yang mencembung daya biasnya akan bertambah, yang
1,2
memberikan miopisasi.
3
Gambar 2.3 dari kiri ke kanan : katakak imatur, matur dan hipermatur
Berdasarkan morfologinya, katarak senilis dibagi menjadi 3 tipe, yakni tipe
nuklear, tipe kortikal, dan tipe subkapsular. Katarak senilis paling sering ditemui
tipe nuklear, kemudian disusul tipe kortikal. Tipe subkapsular mungkin terjadi,
5,6
terutama subkapsular posterior.
2.3.3 Patogenesis
Patogenesis katarak sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Pada
lensa katarak secara karakteristik dapat ditemukan agregat-agregat protein yang
menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansiya.Temuan
tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel
.
epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang Setelah usia pertengahan
2
terjadi proses kondensasi normal dalam nukleus lensa. Semakin tua usia lensa,
maka akan semakin meningkat berat dan ketebalannya namun berkurang daya
akomodasinya. Seiring dengan terbentukya lapisan baru lensa secara konsentrik,
teradilah pengerasan lensa (sklerosis lensa). Modifikasi kimiawi dan proses
proteolitik yang terjadi pada molekul kristalin menghasilkan pembentukan
agregat protein dengan berat molekul yang besar. Agregat ini dapat menjadi
cukup besar untuk mengubah indeks refraksi lensa yang membuat pemantulan
5
cahaya dan mengurangi transparansi lensa.
Modifikasi kimiawi lain yang terjadi yaitu peningkatan pigmentasi. Pada
usia lanjut juga terjadi penurunan konsentrasi glutation dan kalium namun terjadi
peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium pada sitoplasma sel yang menyusun
5
lensa.
Adapun teori yang dipaparkan pada proses terjadinya katarak pada usia
lanjut yaitu meliputi teori putaran biologik, imunologis, teori mutasi spontan,
1
teori “a free radical” dan teori “a cross link”.
Keluhan yang paling umum adalah rasa silau, terutama terjadi saat individu
dengan katarak mengemudikan kendaraan. Hal ini terjadi karena katarak
mendispersikan cahaya putih dan mengakibatkan penurunan tajam penglihatan
secara drastis, multilopia, “starburst”, serta penurunan tajam penglihatan malam
hari yang dramatis. Gejala lain yang mungkin timbul adalah diplopia dan
6
gangguan tajam penglihatan warna.
2
Gambar 2.5 Gambaran penglihatan pada katarak senilis
3
Gambar 2.6 Pemeriksaan lensa dengan slit-lamp
2.3.7 Diagnosis Banding
Katarak Traumatika
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh trauma benda asing pada
lensa atau trauma tumpul pada bola mata. Peluru senapan angina dan petasan
merupakan penyebab tersering. Penyebab lain yang lebih jarang adalahanak
panah, batu, kontusio, pajanan berlebih terhadap panas. Di dunia industri
pengamanan terbaik adalah sepasangkacamatapelindung yang bermutu baik.
Lensa menjadi putih segera setelahmasuknya benda asing karena lubang pada
kapsul lensa menyebabkan aqueous humor dan kadang-kadang vitreus masuk
Pasien sering kali adalah seorang pekerja industri yang pekerjaannya
memukulkan baja ke bajalain. Contohnya, potongan kecil palu baja dapat
menembus kornea dan lensa dengan kecepatan yang sangat tinggi lalu tersangkut
2
di vitreus atau di dalam retina. kedalam lensa.
Gambar 2.8 katarak traumatik berbentuk bintang dibagian posterior lensa. Ini
biasanya terjadi karena kontusio okulardan hanya bisa dideteksi melalui pupil
2
terdilatasi baik
Katarak Komplikata
Katarak dapat terbentuk akibat efek langsung penyakit intraocular yang
mempengaruhi fisiologi lensa (missal uveitis rekuren yang parah). Katarak
biasanya berawal didaerah subkapsular posterior dan akhirnya mengenai seluruh
struktur lensa. Penyakit-penyakit intraocular yang sering berkaitan dengan
pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau berulang, glaukoma, retinitis
pigmentosa, dan ablasio retina. Katarak-katarak ini biasanya unilateral
2
prognosis visual tidak sebaik katarak terkait usia biasa.
Gambar 2.9 katarak titik pungtata. Jenis katarak ini kadang-kadang ditemukan
sebagai komplikasi mata pada diabetes mellitus. Bisa juga kongenital.
2.3.7 Tatalaksana
Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan
jika tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari, bila katarak ini menimbulkan penyulit seperti glaukoma
dan uveitis. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu
1
kehidupan sosial atau atas indikasi medis lainnya.
Indikasi yang paling sering dari operasi katarak ialah indikasi sosial yaitu
pasien menginginkan operasi untuk memperbaiki penglihatannya. Apabila pasien
memiliki katarak bilateral dengan fungsi penglihatan yang signifikan maka
operasi dilakukan pertama pada mata dengan katarak yang lebih berat. Indikasi
medis dari operasi katarak antara lain glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik,
uveitis fakoantigenik, dan dislokasi lensa ke kamera okuli anterior. Tambahan
indikasi dari operasi katarak yaitu apabila lensa sudah keruh seluruhnya sehingga
tidak dapat dinilai fundus dan dapat mengganggu diagnosis dan manajemen
5
penyakit mata lain misalkan retinopati diabetik dan glaukoma.
Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang
katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama
dengan kapsul lensa, atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks
1
dan nukleus) dengan meninggalkan kapsul posterior.
Metode operasi yang umum dipilih untuk katarak dewasa atauanak-anak
adalah dengan ECCE (extra capsular cataract extraction). Penanaman lensa
intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau
kornea perifer, bagian superior atau temporal. Dibuat sebuah saluran pada kapsul
anterior dan nukeus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokular
ditempatkan pada kantung kapsular yang sudah kosong, disangga oleh kaspul
posterior yang masih utuh, tetapi prosedur ini memerlukan insisi yang relative
2
besar.
Fakoemulsifikasi saat ini ialah teknik ECCE yang paling sering digunakan.
Teknik ini menggunakan vibraor ultrasonik genggam untuk menghanurkan
nukleus yang keras hingga substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasimelalui
insisi berukuran 3 mm. Ukuran insisi tersebut cukup intuk memasukkan lensa
intraokular yang dapat dilipat. Jika digunakan lensa yang tidak dapat dilipat insisi
dilebarkan hingga 5 mm. Keuntungan yang didapat dari bedah insisi kecil ini
adalah kondisi intraoperasi yang lebih terkendali, menghindari penjahitan,
perbaikan luka lebih cepat dengan derajat distorsi kornea yang lebih rendah dan
mengurangi derajat peradangan intraokular pasa operasi. Namun teknik
fakoemulsifikasi menimbulkan ririko yang lebih besar terjadinya pergeseran
materi nukleus ke posterior melalui suatu robekan kapsul posterior. Kejadian ini
membutuhkan tindakan bedah vitreoretina yang kompleks. Setelah tindakan
bedah katarak ekstrakapsular apapun, mungkin terjadi kekeruhan sekunder pada
kapsular posterior yang memerlukan disisi dengan menggunakan laser
2
YAG:neodymium.
3
Gambar 2.7 Fakoemulsifikasi
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. HN
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 77 tahun
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Alamat : Kema, Minahasa Utara
Agama : Kristen
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 3 Mei 2018 di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Manado
Keluhan Utama
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6oC
• Status Oftalmologi
mm mm
Iris Normal, sinekia (-) Normal, sinekia (-)
Lensa Keruh Jernih
Segmen Posterior
Refleks Fundus (+) Uniform (+) Uniform
Retina Perdarahan (-), Kalsifikasi Perdarahan (-), Kalsifikasi (-)
(-)
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna vital,
Gambar funduskopi
Normal Normal
IV. Resume
Pasien laki-laki berumur 68 tahun datang ke poli mata RSUP. Prof RD Kandou
Malalayang pada tanggal 4 April 2018 dengan keluhan utama mata kanan terasa kabur
dan seperti terhalang asap sejak 5 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tanda vital pasien dalam batas normal,
yaitu dengan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 20 x/menit.
Sedangkan pada pemeriksaan oftalmologi, didapatkan visus mata kanan 1/300 dan
mata kiri 6/6. Pada pemeriksaan segmen anterior mata didapatkan pada lensa mata
kanan terlihat keruh, sedangkan lensa pada mata kiri masih jernih.
V. Diagnosis Kerja
VII. Penatalaksanaan
Rencana OD ekstraksi katarak ekstra kapsular (ECCE) dan pemasangan intra
Ocular Lens (IOL)
IX. Prognosis
OD OS
- Ad vitam : ad bonam ad bonam
- Ad functionam : dubia dubia
- Ad sanationam : dubia dubia
BAB IV
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Penuaan merupakan penyebab
umum katarak. Namun faktor lain yang juga dapat terlibat dalam pembentukan
katarak, yaitu: toksin, trauma, merokok, penyakit sistemik (seperti diabetes
mellitus), dan herediter.
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia diatas 50
tahun . Katarak senilis merupakan hasil dari proses penuaan normal yang
mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh. penyebabnya sampai sekarang
tidak diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa konsep penuaan seperti
teori putaran biologik, teori imunologis, teori mutasi spontan, teori “A free
radical”, dan teori “A-cross link”. Katarak senilis dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa kriteria. Secara klinis, katarak senilis dikenal dalam 4
stadium, yakni stadium insipien, stadium imatur, stadium matur, stadium
hipermatur.