Anda di halaman 1dari 12

GIZI PADA ANAK OBESITAS

Oleh: Y. Endang Budiwiarti, SKM.MPH

Instalasi Gizi R.S. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Di Indonesia terutama di kota besar prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke tahun semakin bertambah. Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada Balita baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan. Perubahan gaya hidup karena pengaruh globalisasi mempengaruhi pola makan dan
perkembangan teknologi menurunkan aktifitas anak. Berbagai macam makanan siap santap yang mengandung
tinggi energy, tinggi lemak dipertokoan dan berbagai sarana elektronik yang menyebabkan kurang aktifitas tersedia
di sekitar kita.

Keadaan ekonomi yang membaik membuat orang tua cenderung bangga mempunyai anak yang
gemuk. Persepsi orang tua yang keliru tersebut akan membuat masalah yang besar dan
memprihatinkan karena obesitas merupakan keadaan penyebab terjadinya resiko resiko yang
berhubungan dengan berbagai macam penyakit pada anak dan remaja dan dapat berlanjut pada
masa tua. Obesitas pada anak dapat dihubungkan dengan hiperinsulin, hiperlipid, hipertensi dan
intoleransi karbohidrat. Bahkan obesitas pada anak berhubungan dengan penyakit jantung
koroner di masa usia lanjut.

Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, hal ini disebabkan oleh etiologinya
yang kompleks dan multi faktor. Penanganan obesitas anak haruslah terpadu antara semua aspek
etiologi.Semakin dini penanganan obesitas pada anak akan memberikan hasil yang lebih baik.
Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari pada obesitas dewasa. Pengaturan makan untuk
penurunan berat badan anak arus memperhatikan bahwa anak masih dalam proses tumbuh dan
berkembang. Anjuran makanan untuk mendapatkan berat badan yang stabil atau turun secara
bertahap harus mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak mempunyai jenis
makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi variasi makanan yang dapat
dikonsumsi.

PENGERTIAN OBESITAS

Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi badan,
meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh
tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu identik oleh
karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.

Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan gejala yang
khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada
mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit,
kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena
terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi dini.

TATA LAKSANA OBESITAS ANAK

TUJUAN

Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan tentang pola
makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk
memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup
yang menetap.

PENGATURAN MAKAN.
a. Pada bayi.
- Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan takaran
dan volume pemberian susu.
- makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai diperkenalkan
minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
- Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).


- Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk memasak.
(mi sal : santan, minyak, margarine)
- Pilih daging yang tidak berlemak.
- Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
- Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis : aspartame)
bisa digunakan bila perlu.
- Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
- Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
- Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya,
bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan pertumbuhannnya.
Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan
defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat
terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan sesuai
kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak
diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.

d. Anak usia remaja.


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan.
Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan
sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan karena
pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan
berada 20 % diatas berat badan ideal.

MODIFIKASI PERILAKU.
a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas fisik, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau makan
berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi:
TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan
penglihatan terhadap makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol besar
porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan meminimalkan snack.
d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah, seperti
merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan, atau pesta/
pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.

AKTIFITAS FISIK DAN OLAH RAGA.


a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik naik tanga
dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame, membaca buku,
dll. (maksimal 2 jam sehari).
PARTISIPASI ORANG TUA.

Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak. Sekurang kurangnya salah satu orang tua ikut
secara intesif dalam program perawatan anak. Penelitian menapatkan bahwa kelompok anak
yang orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.

PENUTUP

Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa, karena penyebab
obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Penurunan berat
badan bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan obesitas anak. Perubahan pola makan dan
peri laku hidup sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan
obesitas anak sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog dan
petugas kesehatan lain. Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penangan anak
obesitas. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena pencegahan
lebih mudah daripada pengobatan. Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan menerapkan pola
hidup sehat dalam keluarga.

Sumber : Halo Cipto Juni 2012 (IPKRS)

Rawat Inap
Gedung A
RSCM Kencana
RSCM Kirana
IKA
Perinatologi
Bedah Anak
Unit Luka Bakar
ICCU
PKL & PKW

Rawat Jalan
Klinik Farmasi
Poliklinik THT
Poliklinik Kebidanan
Poliklinik Bedah
Poliklinik Gizi
Poliklinik Akupuntur
Poliklinik Penyakit Dalam
Poliklinik Gigi Dan Mulut
Poliklinik Penyakit Saraf
Poliklinik Psikiatri
Poliklinik Kulit Dan Kelamin
Poliklinik Anak
Poliklinik Geriatri Terpadu
Bedah Urologi

Tentang Kami

Sejarah RSCM
Profil Kami
Visi Dan Misi
Manajemen
Akses Lokasi

Administrasi Pasien

Admisi
Rekam Medik
Pelayanan Jaminan
Visum

Kontak Kami

Kritik Dan Saran

Fasilitas

Rumah Singgah
Apotik
Bank Di RSCM
Senam Jantung

Departemen

Departemen Medik Kesehatan Anak


Departemen Medik Ilmu Bedah
Departemen Medik Penyakit Syaraf

Pelayanan Kami

Rawat Jalan
Unit Gawat Darurat
Rawat Inap
Pelayanan Jantung Terpadu
Pelayanan Unggulan
Pelayanan Penunjang

2011 Rscm Hospitals Enterprise Ltd. All rights Reserved | Disclaimer | Sitemap

Tips Mengatasi Obesitas Pada Anak


Onic Metheany
23 Mar 2013 02:44:56

ilustrasi Anak Obesitas (Foto: healty-diet-shakes.com)


Jakarta, Aktual.co Memanjakan anak Anda dengan makanan yang ia inginkan sama saja
secara perlahan membiarkannya gemuk. Obesitas dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali
anak-anak. Diabetes tipe dua dan tekanan darah pada usia selanjutnya dapat menyerang anak
sejak dini jika tidak membiasakannya menjalani gaya hidup sehat.

Penyebab obesitas pada anak-anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari genetik,
lingkungan, faktor psikologis dan sosial. Namun, faktor yang paling penting adalah kebiasaan
makan yang tidak terkendali dan kurang olahraga yang mengarah ke metabolisme yang buruk.
Diet kaya nutrisi dan vitamin yang sehat baik untuk anak-anak obesitas. Hal ini penting untuk
memiliki jumlah yang tepat dari makanan pada waktu yang tepat, ini membantu mengatasi
obesitas. Berikut adalah tips diet yang dilansir dalam boldsky untuk anak-anak :

Sarapan : Sarapan sehat adalah makan yang paling penting dalam memulai hari, maka
dianjurkan anak-anak untuk menikmati semangkuk sereal dengan susu skim. Tambahkan buah-
buahan seperti apel atau pisang untuk membuat sereal semakin lezat. Bubur gandum adalah
pilihan sarapan yang sangat sehat dan bergizi untuk anak-anak obesitas.

Jus Sehat : Ganti minuman berkarbonasi dengan jus buah sehat seperti jeruk, semangka, pepaya,
apel dan anggur. Segelas jus setiap pagi bersama sarapan juga dianjurkan untuk anak-anak
dengan obesitas.

Sayuran : Kebanyakan anak-anak membenci sayuran karena rasanya yang hambar. Jadi, cara
yang ideal untuk memberi makan sayuran dengan membuat sup, tumis, salad dan pasta gandum
untuk mereka. Idealnya anak obesitas bisa makan semangkuk sayuran brokoli, wortel dan bayam
dengan bawang untuk makan siang. Sebuah sandwich tuna juga merupakan pilihan yang bagus.
Yoghurt rendah lemak dan memiliki kandungan protein tertinggi. Secangkir yoghurt juga dapat
ditambahkan dalam diet pada anak yang gemuk .

Snack : Dua potong roti gandum dengan mentimun, tomat dan bawang bombay dikurangi
dengan keju rendah lemak dapat dijadikan camilan yang sehat. Beberapa potong semangka,
jeruk, jus pir juga dijadikan Snack . Gunakan madu sebagai pengganti gula.

Makan : Saat malam, semangkuk salad atau semangkuk kecambah (yang sangat kaya protein)
adalah makan malam yang memenuhi sajian dinner anak Anda.

Latihan : Diet terbaik adalah melakukan aktivitas fisik. Anak-anak harus didorong untuk bermain
game luar ruangan. Untuk anak-anak obesitas, latihan ketat sehari-hari setidaknya satu jam
sangat dianjurkan. Kelas kebugaran seperti yang dirancang khusus untuk anak-anak. Berenang
dan aerobik juga akan membantu mengurangi obesitas memperlakukan anak-anak.
Epung Saepudin
Yevita Diaries

I see I think I write


Langsung ke isi

Beranda
About

AM I FROM WHERE ?
love u

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENESI


Posted on April 2, 2012 by yevitadiaries

FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OGSIGENASI

- Saraf otonomik
- Hormone dan obat
- Alergi pada saluran napas
- Perkembangan
- Lingkungan
- Perilaku
1. Faktor Fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi kardiopulmunar secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Proses fisiologi selain yang
mempengaruhi proses oksigenasi pada klien termasuk perubahan yang mempengaruhi kapasitas
darah untuk membawa oksigen, seperti anemia, peningkatan kebutuhan metabolisme, seperti
kehamilan dan infeksi.

2. Faktor Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan.
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan
menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada
bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk
oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
1) Bayi premature : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3) Anak usia sekolah dan remaja : resiko saluran pernafasan dan merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosclerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun

2
3. Faktor Perilaku

Perilaku atau gaya hidup baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan meliputi: nutrisi, latihan fisik, merokok,
penyalahgunaan substansi.

1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang terlalu tinggi lemak
menimbulkan arteriosclerosis
2) Exercise (olahraga berlebih) :Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3) Merokok : nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan coroner
4) Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi pusat pernafasan

4. Faktor Lingkungan

1. Tempat kerja (polusi)

2. Suhu lingkungan

3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

5. Faktor Psikologi
Stres adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketidakenakan oleh karena harus
menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak dikehendaki (stresor). Stres akut biasanya terjadi
oleh karena pengaruh stresor yang sangat berat, datang tiba-tiba, tidak terduga, tidak dapat
mengelak, serta menimbulkan kebingungan untuk mengambil tindakan. Stress akut tidak hanya
berdampak pada psikologis nya saja tetapi juga pada biologisnya , yaitu mempengaruhi sistem
fisiologis tubuh, khususnya organ tubuh bagian dalam yang tidak dipengaruhi oleh kehendak
kita. Jadi, stres tersebut berpengaruh terhadap organ yang disyarafi oleh syaraf otonom.
Hipotalamus membentuk rantai fungsional dengan kelenjar pituitari (hipofise) yang ada di otak
bagian bawah. Bila terjadi stres, khususnya stres yang akut, dengan cepat rantai tersebut akan
bereaksi dengan tujuan untuk mempertahankan diri dan mengadaptasi dengan cara
dikeluarkannya adrenalin dari kelenjar adrenal tersebut. Nah, adrenalin inilah yang akan
mempengaruhi alat dalam tubuh yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Terjadinya
kegagalan dalam proses suplai oksigen ke organ-organ tersebut karena organ-organ tubuh dalam
bekerja selalu membutuhkan oksigen secara teratur dalam jumlah yang cukup, dan oksigen
tersebut dibawa oleh darah yang mengalir ke organ-organ tersebut.
3

Ansietas atau kecemasan yang terlalu tinggi juga akan meningkatkan laju metabolisme tubuh dan
kebutuhan akan oksigen. Tubuh berespons terhadap ansietas dan stress lain dengan
meningkatkan frekuensi kedalaman pernafasan. Kebanyakan individu dapat beradaptasi, tetapi
beberapa individu yang mengalami penyakit kronik seperti infark miokard tidak dapat
mentoleransi kebutuhan oksigen akibat rasa cemas.
JENIS PERNAPASAN
- Pernapasan eksternal
- Pernapasan internal
PENGUKURAN FUNGSI PARU
Kemampuan faal paru dapat dinilai dari volume dan kapasitas paru. Volume paru merupakan
volume udara yang mengisi ruangan udara dalam paru, terdiri atas volume pasang surut ( tidal
volume TV ), volume cadangan hisap ( inspiratory reserve volume IRV ), sedangkan
kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang terdiri atas kapasitas hisap (
inspiratori capacity IC ), kapasitas cadangan fungsional ( functional reserve capacity FRC ),
kapasitas vital ( vital capacity KV ), dan jumblah keseluruhan volume udara yang ada dalam
paru ( total lung capacity TLC ).
- Volume paru
Volume pasang surut merupakan jumlah udara keluar masuk paru pada saat terjadi pernapasan
biasa. Pada orang sehat, besarnya volume pasang surut rata-rata adalah 500 cc.
Volume cadang hisap merupakan jumlah udara yang masih bias dihirup secara maksimal
setelah menghirup udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume cadangan
hisap adalah 3000 cc.
Volume cadangan hembus merupakan jumlah udara yang masih bisa dihembuskan secara
maksimal setelah menghembuskan udara pada pernapasan biasa.

- Kapasitas paru
Pengukuran Fungsi Paru (Spirometer)
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosolgolongan
adrenergik. Peningkatan FEV atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma
(Muttaqin, 2008).

MASALAH KEBUTUHAN OKSIGEN


- Hipoksia
- Perubahan pola pernapasan
4
- Obstruksi jalan napas
- Pertukaran gas
- Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigen

1) Atur posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk di tempat tidur atau
dikursi atau dengan lying position (posisi berbaring) di tempat tidur dengan satu bantal.
2) Fleksikan lutut pasien untuk merelakskan otot abdomen
3) Tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga.
4) Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup, hitung sampai 3 selama inspirasi.
5) Konsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh mungkin, tetap dalam kondisi
relaks dan cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan menaikkan abdomen, ambil nafas
secara cepat, nafas kuat lewat hidung.
6) Kemudian hembuskan lewat bibir seperti meniup dan ekspirasi secara perlahan dan kuat,
sehingga terbentuk suara hembusan tanpa menggembungkan dari pipi.
7) Konsentrasi dan rasakan turunnya abdomen serta kontraksi dari otot abdomen ketika ekspirasi.
Hitung sampai 7 selama ekspirasi.
8) Gunakan latihan ini setiap kali merasakan nafas pendek dan tingkatkan secara bertahap selama
5-10 menit, 4 kali dalam sehari. Latihan teratur akan membantu pernafasan tanpa usaha. Latihan
ini dapat dilakukan dalam posisi duduk tegap, berdiri dan berjalan.
About these ads

Share this:

Twitter
Facebook3

Like this:

Tentang yevitadiaries
Korean lover, doakan aku semoga jadi perawat yg baik

Lihat semua tulisan dari yevitadiaries

Entri ini ditulis dalam Uncategorized. Buat penanda ke permalink.

AM I FROM WHERE ?

love u

Satu Respon untuk FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENESI

1. yevitadiaries berkata:

April 7, 2012 pada 9:29 pm

semoga post in bermanfaat, artikel ini dijamin kok bagus, aku gak sembarangan ngarang,
ini tugasku yang sudah di tandatangani oleh dosen

Balas

Tinggalkan Balasan


Tulisan Terkini
o laporan pendahuluan LEUKOPENIA
o WISATA ALAM BUMI KAL-TENG
o 52
o Astrid Feat Tim Sarang Hamnida
o RESUME AGAMA KAHARINGAN
Arsip
o Januari 2013
o Juni 2012
o April 2012
o Januari 2012
Kategori
o Uncategorized
Meta
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar

WordPress.com

Yevita Diaries

Tema: Twenty Ten Blog pada WordPress.com.

Ikuti

Follow Yevita Diaries

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai