Disusun Oleh:
Golongan / Kelompok : D2
Anggota Kelompok :
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3
LAMPIRAN..................................................................................................................................23
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan bisa
menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW.
Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir dalam praktikum Pengembangan
Formula Makanan, Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ratih Putri Damayati S.Gz, M.Si dan Teknisi
selaku dosen dan pembimbing dalam mata kuliah Pengembangan Formula Makanan, yang telah
sabar membimbing kami untuk melakukan praktikum serta pembuatan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Kami
siap menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga kami dapat menyusun laporan
praktikum yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal apabila
ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir . Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-satunya nutrisi
bayi sampai usia enam bulan dianggap sangat berperan penting untuk tumbuh kembang,sehingga
rekomendasi dari pemerintah, bahkan kebijakan menurut WHO mengenai hal ini telah ditetapkan
dan dipublikasikan ke seluruh dunia.Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui
oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan
fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Sebagian besar kejadian kurang gizi dapat dihindari apabila mempunyai cukup pengetahuan
tentang cara pemeliharaan gizi dan mengatur makanan anak. Ketidaktahuan tentang cara
pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara
langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi dan infeksi
pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun.Kenyataannya, praktek pemberian MP-ASI dini
sebelum usia enam bulan masih banyak dilakukan di negara Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi
Usia 6-24 Bulan–berkembang seperti Indonesia.
Hal ini akan berdampak terhadap kejadian infeksi yang tinggi seperti diare, infeksi saluran
napas, alergi hingga gangguan pertumbuhan Asupan nutrisi yang tidak tepat juga akan
menyebabkan anak mengalami malnutrisi yang akhirnya meningkatkan angka kejadian morbiditas
dan mortalitas. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun
mentalnya. Anak kelihatan pendek dan kurus dibandingkan teman - teman sebayanya yang lebih
sehat, ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kece rdasannya
terganggu. Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada
ibu hamil dapat menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kurang gizi dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak yang apabila tidak diatasi secara dini akan
berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sehingga dapat diistilahkan sebagai periode emas sekaligus kritis.
Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi
yang sesuai dengan tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya pada bayi dan anak pada masa
4
usia 0-24 bulan tidak memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhan gizi, maka periode emas ini
akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, saat
ini maupun selanjutnya MP- ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu
menuju ke makanan yang semi padat. Pengenalan dan pemberian MP- ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuuhan gizi
bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsangg rasa percaya diri pada bayi.
Pemberian makanan tambahan harus bervariasi dari bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari
buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.
Pemberian MP- ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya, maka takaran susunya pun harus
ditambah, agar bayi mendapat energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI hanya
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya harus dipenuhi
dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya. Oleh sebab itu pada usia 6 bulan
keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari MP - ASI, namun MP- ASI yang
diberikan juga harus berkualitas.
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Melakukan formulasi pada makanan pendamping ASI untuk usia 9-10 bulan
2. Menganalisa nilai formula makanan pendamping ASI
3. Menganalisa sifat-sifat formula makanan pendamping ASI
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan
kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat
pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut.
Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba
yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama
ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun
sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut.
Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau makanannya
sama dengan makanan keluarga, namun tekturnya disesuaikan dengan usia bayi dan kemampuan
bayi dalam menerima makanan.
6
untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang
didapatkan dari ASI.
Persyaratan MP-ASI
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Makanan ini
diberikan karena kebutuhan bayi akan nutrien-nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangannya
tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi,
kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat yang
terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi. Selain
itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat memberi rasa kenyang pada bayi. MP-ASI
jarang dibuat dari satu jenis bahan pangan, tetapi merupakan suatu campuran dari beberapa bahan
pangan dengan perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.
Pencampuran bahan pangan hendaknya didasarkan atas konsep komplementasi protein, sehingga
masing-masing bahan akan saling menutupi kekurangan asam-asam amino esensial, serta
diperlukan suplementasi vitamin, mineral serta energi dari minyak atau gula untuk menambah
kebutuhan gizi energi.
7
adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui
akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-
kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
8
Pola pemberian ASI dan MP-ASI dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pola Pemberian ASI/MP-ASI
Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan
pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah disajikan,
mudah menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan pada bayi dapat
berupa campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan tertentu agar diperoleh suatu
produk dengan nilai gizi yang tinggi.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penatalaksanaan
Bahan : Bayam, ubi jalar, susu formula, labu kuning, buah pisang, yoghurt plain
10
3.3.2 Pengolahan MPASI Ubi Bayam Susu
11
3.3.3 Perhitungan
Uji Osmolaritas
12
BAB IV
DATA PENGAMATAN
13
a. Warna Kuni Cokl Putih Hija Hija Hij Ku Hij Hij
kulit ng at kekun u u au nin au au
(bagian puca ingan mud mu g ku pek
luar) t a da nin at
Putih g
b. Warna Kuni Cokl Putih Hija Hija Hij Ku Hij Hij
remah ng at kekun u u au nin au au
(bagian puca mud ingan mud g ku pek
dalam) t a a nin at
Lembut g
c. Tekstu Aga Halu Agak Aga Kasa Lu Le Hal Hal
r k s khasar k r nak mb us us
kasa ence luna ut
r r k
Khas
d. Aroma
tepung Kha Kha Khas Kha Kha Kh Kh Kh Kh
s s pisang s s as as as as
jagu pisa susu brok bay sus pis bay
ng ng oli am u ang am
pis
Sangat ang
e. Rasa
hambar Aga Aga Asam Man Ham Se Ma Ma Sa
k k is bar dik nis nis nga
mani mani it t
s s asi ha
n mb
ar
6 Foto
14
7 Komposisi
Gizi
(per 100 gram
bahan)
a. Protein 3,43 6,08 6,12 16,13 20,6 10,1 12, 6,5 - 14
7 1 17 6
b. Lemak 1,17 2,72 3,1 0,125 62,5 7,68 7,0 - 40, 7,2
1 78 3
c. Karboh 32,67 49,7 19 85,59 82,5 14,7 21, 36, 60 26,
idrat 6 7 18 67 89
15
d. Protein 0,261 0,24 0,28 0,005 0,00 55,1 33 0,0 0,0 0,0
Senilai 2 9 76 483 05 8,9 3 01 19
Telur 9 1
(PST)
e. Protein 0,121 0,09 0,16 0,018 0,01 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0
Efisien 50 6 1 5 33 65 01 12
si 9
Rasio
(PER)
1 Uji Hedonik
0 a. Warna 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4
kulit
(bagian
luar)
b. Warna 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4
remah
(bagian
dalam)
c. Tekstu 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4
r
d. Aroma 2 4 4 3 4 3 4 4 2 2
e. Rasa 2 3 4 3 3 5 4 4 3 1
16
Foto :
Kelompok 4
Kelompk 2
Kelompok 1 dan 3
17
BAB V
PEMBAHASAN
Acara praktikum kali ini melakukan pengembangan formula makanan pendamping ASI
(MP-ASI). MP-ASI merupakan suatu proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu
menuju ke makanan semi padat. MP-ASI diberikan bayi pada usia 6-24 bulan. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap dalam segi jumlah dan bentuk atau teksturnya
sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Pemberian MP-ASI harus bervariasi mulai dari
bentuk dan bahan-bahan dalam membuat menu. MP-ASI yang diberikan pada bayi harus
memenuhi kebutuhan gizi makro seperti energy, protein, lemak dan karbohidrat. Namun tidak
hanya kebutuhan gizi makro yang harus dipenuhi dalam pemberian MP-ASI, kebutuhan gizi mikro
juga perlu dipenuhi seperti vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya. Semakin bertambahnya umur
bayi maka semakin bertambah pula kebutuhan gizi. Pemberian MP-ASI juga perlu diperhatikan
kualitas dan kuantitasnya yang mana hal tersebut penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasannya. Selain zat gizi, kualitas, dan kuantitasnya, MP-ASI juga perlu
diperhatikan hygienitasinya. Dengan memperhatikan empat hal tersebut dapat memberikan MP-
ASI yang aman untuk bayi.
Namun sebelumnya perlu diketahui peranan dari pembuatan formula MP-ASI ini bukan
untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. Menunda makanan padat sampai usia
6 bulan dapat menghindari resiko penyakit, memberi kesempatan system pencernaan bayi untuk
lebih matang. Pemberian MP-ASI untuk usia 9-12 bulan dalam bentuk makanan yang lunak atau
dicincang yang mudah ditelah untuk bayi. Biasanya bahan yang diberikan untuk membuat MP-
ASI seperti serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah, bahan pangan hewani
dan lemak atau minyak. Pembuatan formula MP-ASI kali ini untuk bayi berusia 9 dan 10 bulan.
Yang mana menu MP-ASI untuk bayi usia 9 bulan adalah pisang labu kuning dan untuk menu
MP-ASI ubi bayam susu untuk bayi usia 10 bulan.
Menu MP-ASI untuk usia 9 bulan terdiri dari bahan pisang ambon, labu kuning dan yogurt
plain yang kemudia dihaluskan, total berat bahan tersebut seberat 507 gram sedangkan berat
adonan setelah mixing menjadi 521 gram. Setelah bahan di mixing maka mengalami kehilangan
berat sebesar 76%. Untuk menu yang disajikan sesuai takaran menurut usia 9 bulan adalah 125-
200 gram, tetapi untuk takaran menu yang disajikan kami memilih 125 gram. Menu MP-ASI
18
pisang labu kuning dapat diketahui komposisi gizi makro setelah dilakukan perhitungan, maka
energy yang didapati sebesar 424,37 kkal, protein 16,13 gram, lemak 0,125 gram, karbohidrat
85,59 gram. Sedangkan untuk perhitungan bioavabilitas protein menu pisang labu kuning dapat
diketahui skor asam amino (SAA) 0,31, mutu cerna teoritis (MC) 77,5, net protein utilization
(NPU) 0,240, protein senilai telur (PST) 0,00576, protein efisiensi ratio (PER) 0,018. Pisang
ambon kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium, tetapi pisang ambon
juga memiliki kandungan vitamin seperti vitamin C, B kompleks, B6 dan serotonin yang aktif
sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pada labu kuning terdapat kandungan beta
karoten yang merupakan salah satu jenis karotenoid, selain sebagai provitamin-A, beta karoten
juga berperan sebagai antioksidan yang efektif pada konsentrasi rendah oksigen (Sinaga,
2011).Untuk hasil uji organoleptic di dapatkan hasil warna kulit(bagian luar) dan warna
remah(bagian dalam) putih kekuningan, tekstur agak kasar, aroma khas pisang, dan rasa asam.
Sedangkan untuk hasil uji hedoni rata-rata yang menilai warna kulit dan warna dalam memberi
skala 2 yang artinya agak suka, tekstur rata-rata memberi skala nilai 4 yang artinya suka, aroma
rata-rata memberi skala nilai 3 artinya sedikit suka, dan untuk rasa juga memberi skala nilai 3 yang
artinya sedikit suka. Dari hasil evaluasi untuk bentuk atau tekstur MP-ASI pisang labu kuning
sudah sesuai dengan usia bayi yaitu 9 bulan.
Menu MP-ASI ubi bayam susu diberikan kepada bayi yang berusia 10 bulan yang mana
nakehilang berat 19%. Untuk komposisi gizi pada menu MP-ASI ini dapat diketahui energy
sebesar 557,57 kkal, protein 20,69 gram, lemak 62,5 gram, karbohidrat 85,27 gram. Sedangkan
untuk bioavabilitas protein dapat diketahui skor asam amino (SAA) 0,002, mutu cerna teoritis
(MC) 70,68, net protein utilization 0,001, protein senilai telur (PST) 0,00483, protein efisien ratio
(PER) 0,011. Terdapat kandungan vitamin, mineral, dan pigmen yang memiliki aktivitas seabagi
antioksidan dan dapat mentralkan radikal bebas sebelum menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh
(Aqil et al, 2006). Sedangkan untuk ubi terdapat kandungan seperti vitamin A, C, dan E, beta
karoten, magnesium, kalium, dan kaya antioksidan. Untuk hasil uji organoleptic didapatkan hasil
warna kulit(bagian luar) dan warna remah(bagian dalam) berwarna hijau, tekstus agak encer, arom
khas susu, dan rasa manis. Sedangkan uji hedonic diperoleh hasil rata-rata memberi skala nilai
warna kulit dan warna dalam yaitu 4 yang artinya suka, tekstur rata-rata memberi skala nilai 3
yang astinya sedikit suka, aroma rata-rata memberi skala nilai 4 yang artinya suka,dan untuk
penilaian rasa rata-rata memberi skala nilai 3 yang artinya sedikit suak. Menurut evaluasi yang
19
diperoleh untuk menu MP-ASI ini bentuk makanan kurang sesuai karena terlalu encer untuk bayi
usia 10 bulan.
20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Mufida, dkk.2015. Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan.Malang: Jurnal
Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1646. Diakses tanggal 24 Maret 2019
Sudaryanto, G. MPASI Super Lengkap. Penebar Swadaya Grup, Jakarta diakses tanggal 22
maret 2019 pada http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/
Winarno, FG. 1987. Gizi dan Makanan Bagi Bayi Anak Sapihan, Pengadaan dan
Pengolahannya. Pustaka Sinar Harapan diakses tanggal 22 maret 2019 pada
https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/download/290/300
https://id.scribd.com/document/325344366/Laporan-Praktikum-Mpasi-untuk-umur-9-10 .
Diakses tanggal 24 Maret 2019
22
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
24