Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN

“PENGEMBANGAN FORMULA MP-ASI”

Dosen Pembimbing: Ratih Putri Damayati, S.Gz, M.Si

Disusun Oleh:
Golongan / Kelompok : D2

Anggota Kelompok :

1. Rike Ayu Setiarini (G42161846)


2. Ida Ayu Made Adnyani Rai Astari (G42161902)
3. Istiq Kurniawan (G42161910)
4. Putri Dewi Novitasari (G42161918)
5. Fitriana Farrah Yoladia (G42161924)
6. Nadia Indana Zulfa (G42161925)
7. Winda Kristina (G42161938)
8. Pramitha Ayu suhartami (G42161942)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2019

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................4


1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................5

1.3 Tujuan ...................................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................6


BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................10

3.1 Penatalaksanaan .................................................................................................................10

3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................................10

3.3 Prosedur Kerja ....................................................................................................................10

BAB IV DATA PENGAMATAN ...............................................................................................13


BAB V PEMBAHASAN ..............................................................................................................18

BAB VI PENUTUP ......................................................................................................................21

6.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................21

6.2 Saran ....................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................22

LAMPIRAN..................................................................................................................................23

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan bisa
menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW.

Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir dalam praktikum Pengembangan
Formula Makanan, Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ratih Putri Damayati S.Gz, M.Si dan Teknisi
selaku dosen dan pembimbing dalam mata kuliah Pengembangan Formula Makanan, yang telah
sabar membimbing kami untuk melakukan praktikum serta pembuatan laporan praktikum ini.

Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Kami
siap menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga kami dapat menyusun laporan
praktikum yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Jember, 25 Maret 2019

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal apabila
ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir . Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-satunya nutrisi
bayi sampai usia enam bulan dianggap sangat berperan penting untuk tumbuh kembang,sehingga
rekomendasi dari pemerintah, bahkan kebijakan menurut WHO mengenai hal ini telah ditetapkan
dan dipublikasikan ke seluruh dunia.Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui
oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan
fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Sebagian besar kejadian kurang gizi dapat dihindari apabila mempunyai cukup pengetahuan
tentang cara pemeliharaan gizi dan mengatur makanan anak. Ketidaktahuan tentang cara
pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara
langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi dan infeksi
pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun.Kenyataannya, praktek pemberian MP-ASI dini
sebelum usia enam bulan masih banyak dilakukan di negara Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi
Usia 6-24 Bulan–berkembang seperti Indonesia.
Hal ini akan berdampak terhadap kejadian infeksi yang tinggi seperti diare, infeksi saluran
napas, alergi hingga gangguan pertumbuhan Asupan nutrisi yang tidak tepat juga akan
menyebabkan anak mengalami malnutrisi yang akhirnya meningkatkan angka kejadian morbiditas
dan mortalitas. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun
mentalnya. Anak kelihatan pendek dan kurus dibandingkan teman - teman sebayanya yang lebih
sehat, ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kece rdasannya
terganggu. Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada
ibu hamil dapat menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kurang gizi dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak yang apabila tidak diatasi secara dini akan
berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sehingga dapat diistilahkan sebagai periode emas sekaligus kritis.
Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi
yang sesuai dengan tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya pada bayi dan anak pada masa

4
usia 0-24 bulan tidak memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhan gizi, maka periode emas ini
akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, saat
ini maupun selanjutnya MP- ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu
menuju ke makanan yang semi padat. Pengenalan dan pemberian MP- ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuuhan gizi
bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsangg rasa percaya diri pada bayi.
Pemberian makanan tambahan harus bervariasi dari bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari
buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.
Pemberian MP- ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya, maka takaran susunya pun harus
ditambah, agar bayi mendapat energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI hanya
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya harus dipenuhi
dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya. Oleh sebab itu pada usia 6 bulan
keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari MP - ASI, namun MP- ASI yang
diberikan juga harus berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana formulasi makanan pendamping ASI untuk usia 9-10 bulan?
2. Bagaimana nilai makanan pendamping ASI?
3. Bagaimana sifat-sifat makanan pendamping ASI?

1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Melakukan formulasi pada makanan pendamping ASI untuk usia 9-10 bulan
2. Menganalisa nilai formula makanan pendamping ASI
3. Menganalisa sifat-sifat formula makanan pendamping ASI

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan
kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat
pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut.
Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba
yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama
ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun
sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut.
Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau makanannya
sama dengan makanan keluarga, namun tekturnya disesuaikan dengan usia bayi dan kemampuan
bayi dalam menerima makanan.

Tujuan Pemberian MP-ASI


Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan selain ASI yang disebut
makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan memberikan
zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan psikomotorik yang optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan
yang baik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik jika dalam pemberian MP-ASI sesuai
pertambahan umur, kualitas dan kuantitas makanan baik serta jenis makanan yang beraneka ragam.
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar
makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik. Tujuan pemberian MP-
ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat
memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus, dengan demikian makanan tambahan diberikan

6
untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang
didapatkan dari ASI.

Persyaratan MP-ASI
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Makanan ini
diberikan karena kebutuhan bayi akan nutrien-nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangannya
tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi,
kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat yang
terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi. Selain
itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat memberi rasa kenyang pada bayi. MP-ASI
jarang dibuat dari satu jenis bahan pangan, tetapi merupakan suatu campuran dari beberapa bahan
pangan dengan perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.
Pencampuran bahan pangan hendaknya didasarkan atas konsep komplementasi protein, sehingga
masing-masing bahan akan saling menutupi kekurangan asam-asam amino esensial, serta
diperlukan suplementasi vitamin, mineral serta energi dari minyak atau gula untuk menambah
kebutuhan gizi energi.

Indikator Bayi Siap Menerima Makanan Padat


- Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga
- Menghilangnya refleks menjulur lidah
- Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu
memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar dan menarik tubuh
ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.
-
Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima
makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Makanan bayi umur 0-6 bulan
a. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI

7
adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui
akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-
kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.

c. Berikan ASI dari kedua payudara


Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI
diberikan 8-10 kali setiap hari.

2. Makanan bayi umur 6-9 bulan


a. Pemberian ASI diteruskan
b. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap,
karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga
c. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain.
d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk pauk dan
sayuran secara berganti-gantian.

3. Makanan bayi umur 12-24 bulan


a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kkali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan. Misalnya
nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti dengan telur,
tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu
diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lain-lain.
d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.

8
Pola pemberian ASI dan MP-ASI dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pola Pemberian ASI/MP-ASI

Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan
pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah disajikan,
mudah menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan pada bayi dapat
berupa campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan tertentu agar diperoleh suatu
produk dengan nilai gizi yang tinggi.

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penatalaksanaan

Acara Praktikum : Pengembangan Formula MP-ASI

Tempat : Lab. Pengolahan Pangan

Hari/Tanggal : Senin, 18 Maret 2019

Pukul : 07.00 – 09.00

Dosen Pengampu : Ratih Putri Damayati, S.Gz, M.Si

3.2 Alat dan Bahan

Alat : Kompor, panci, piring plastik, pisau, sendok, blender, dll

Bahan : Bayam, ubi jalar, susu formula, labu kuning, buah pisang, yoghurt plain

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengolahan MPASI Pisang Labu Kuning

Persiapkan alat dan bahan yang


dibutuhkan yaitu 125 gr labu kuning, 2
buah pisang dan 200 ml yoghurt

Pencampuran pisang dan labu kuning


dengan cara di haluskan

Penambahan yoghurt dan campurkan


hingga rata

MPASI siap disajikan

10
3.3.2 Pengolahan MPASI Ubi Bayam Susu

Persiapkan alat dan bahan yang


dibutuhkan yaitu 25 g bayam, 50 g ubi
jalar, dan 100 susu formula

Pengupasn ubi dan pencucian lalu di


potong dadu.

Perebusan ubi dan bayam hingga


matang

Pencampuran ubi, bayam dan susu


formula dengan cara di haluskan dengan
blender

MPASI siap disajikan

11
3.3.3 Perhitungan

Skor asam amino(SAA)

Mutu Cerna Teoritis (MC Teoritis)

Perhitungan energy dari Protein Senilai


Telor (PST)

Rasio Protein Energi (Rasio PE)

Uji Osmolaritas

12
BAB IV

DATA PENGAMATAN

N Pengamatan satu Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok Kelompok 4


o an 3
Bubur Bub Bub Pisan Ubi Nasi Na Pur Pur Pur
beras ur ur g labu baya hati si e e e
susu temp kunin m aya sop pis apu bay
jagu e g susu m bay ang kat am
ng pisa am pis isi
ng dag ang tah
ing u
1 Total berat gra 350 450 250 507 175 912 38 10 26 17
bahan m 3 6 9 5
2 Berat adonan gra 280,3 280, 232, 521 228 735 38 12 27 22
setelah mixing m 3 6 3 5 5 6
3 Suhu - - - - - - - - - -
pengolahan
4 Jumlah Total 2 2 2 1 1 7 3 1 2 2
Produk
a. Berat 120,6 96,1 105, 125 125 105 16 12 27 26
total 6 5 5 5 6
produk
b. Kehila 19,9 48,7 6,96 76 19 88,4 33 17, 2,2 -52
ngan 8 9,9 92 3
berat 1
(lose
weight
)
5 Organoleptik
Putih

13
a. Warna Kuni Cokl Putih Hija Hija Hij Ku Hij Hij
kulit ng at kekun u u au nin au au
(bagian puca ingan mud mu g ku pek
luar) t a da nin at
Putih g
b. Warna Kuni Cokl Putih Hija Hija Hij Ku Hij Hij
remah ng at kekun u u au nin au au
(bagian puca mud ingan mud g ku pek
dalam) t a a nin at
Lembut g
c. Tekstu Aga Halu Agak Aga Kasa Lu Le Hal Hal
r k s khasar k r nak mb us us
kasa ence luna ut
r r k
Khas
d. Aroma
tepung Kha Kha Khas Kha Kha Kh Kh Kh Kh
s s pisang s s as as as as
jagu pisa susu brok bay sus pis bay
ng ng oli am u ang am
pis
Sangat ang
e. Rasa
hambar Aga Aga Asam Man Ham Se Ma Ma Sa
k k is bar dik nis nis nga
mani mani it t
s s asi ha
n mb
ar

6 Foto

14
7 Komposisi
Gizi
(per 100 gram
bahan)
a. Protein 3,43 6,08 6,12 16,13 20,6 10,1 12, 6,5 - 14
7 1 17 6
b. Lemak 1,17 2,72 3,1 0,125 62,5 7,68 7,0 - 40, 7,2
1 78 3
c. Karboh 32,67 49,7 19 85,59 82,5 14,7 21, 36, 60 26,
idrat 6 7 18 67 89

8 Energi (per 158,02 246, 119, 424,3 557, 172, 19 18 65 23


100 gram 39 51 7 57 36 9 4 8 1
protein)
9 Bioavabilitas
Protein:
a. Skor 0,835 0,78 0,91 0,31 0,00 0,17 0,2 0,0 0,5 0,0
Asam 0 2 2 47 12 54
Amino
(SAA)
b. Mutu 99,113 97,4 97,4 77,5 70,6 55,9 93, 17 98, 68,
Cerna 1 8 8 4 11 6 5 14
Teoriti
s)
c. Net 0,827 0,75 0,88 0,240 0,00 0,09 0,2 0,0 0,5 0,0
Protein 9 7 1 5 04 82 04
Utilizat 3
ion
(NPU)

15
d. Protein 0,261 0,24 0,28 0,005 0,00 55,1 33 0,0 0,0 0,0
Senilai 2 9 76 483 05 8,9 3 01 19
Telur 9 1
(PST)
e. Protein 0,121 0,09 0,16 0,018 0,01 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0
Efisien 50 6 1 5 33 65 01 12
si 9
Rasio
(PER)
1 Uji Hedonik
0 a. Warna 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4
kulit
(bagian
luar)
b. Warna 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4
remah
(bagian
dalam)
c. Tekstu 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4
r
d. Aroma 2 4 4 3 4 3 4 4 2 2
e. Rasa 2 3 4 3 3 5 4 4 3 1

16
Foto :

Kelompok 4

Kelompk 2

Kelompok 1 dan 3

17
BAB V
PEMBAHASAN

Acara praktikum kali ini melakukan pengembangan formula makanan pendamping ASI
(MP-ASI). MP-ASI merupakan suatu proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu
menuju ke makanan semi padat. MP-ASI diberikan bayi pada usia 6-24 bulan. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap dalam segi jumlah dan bentuk atau teksturnya
sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Pemberian MP-ASI harus bervariasi mulai dari
bentuk dan bahan-bahan dalam membuat menu. MP-ASI yang diberikan pada bayi harus
memenuhi kebutuhan gizi makro seperti energy, protein, lemak dan karbohidrat. Namun tidak
hanya kebutuhan gizi makro yang harus dipenuhi dalam pemberian MP-ASI, kebutuhan gizi mikro
juga perlu dipenuhi seperti vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya. Semakin bertambahnya umur
bayi maka semakin bertambah pula kebutuhan gizi. Pemberian MP-ASI juga perlu diperhatikan
kualitas dan kuantitasnya yang mana hal tersebut penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasannya. Selain zat gizi, kualitas, dan kuantitasnya, MP-ASI juga perlu
diperhatikan hygienitasinya. Dengan memperhatikan empat hal tersebut dapat memberikan MP-
ASI yang aman untuk bayi.
Namun sebelumnya perlu diketahui peranan dari pembuatan formula MP-ASI ini bukan
untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. Menunda makanan padat sampai usia
6 bulan dapat menghindari resiko penyakit, memberi kesempatan system pencernaan bayi untuk
lebih matang. Pemberian MP-ASI untuk usia 9-12 bulan dalam bentuk makanan yang lunak atau
dicincang yang mudah ditelah untuk bayi. Biasanya bahan yang diberikan untuk membuat MP-
ASI seperti serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah, bahan pangan hewani
dan lemak atau minyak. Pembuatan formula MP-ASI kali ini untuk bayi berusia 9 dan 10 bulan.
Yang mana menu MP-ASI untuk bayi usia 9 bulan adalah pisang labu kuning dan untuk menu
MP-ASI ubi bayam susu untuk bayi usia 10 bulan.
Menu MP-ASI untuk usia 9 bulan terdiri dari bahan pisang ambon, labu kuning dan yogurt
plain yang kemudia dihaluskan, total berat bahan tersebut seberat 507 gram sedangkan berat
adonan setelah mixing menjadi 521 gram. Setelah bahan di mixing maka mengalami kehilangan
berat sebesar 76%. Untuk menu yang disajikan sesuai takaran menurut usia 9 bulan adalah 125-
200 gram, tetapi untuk takaran menu yang disajikan kami memilih 125 gram. Menu MP-ASI

18
pisang labu kuning dapat diketahui komposisi gizi makro setelah dilakukan perhitungan, maka
energy yang didapati sebesar 424,37 kkal, protein 16,13 gram, lemak 0,125 gram, karbohidrat
85,59 gram. Sedangkan untuk perhitungan bioavabilitas protein menu pisang labu kuning dapat
diketahui skor asam amino (SAA) 0,31, mutu cerna teoritis (MC) 77,5, net protein utilization
(NPU) 0,240, protein senilai telur (PST) 0,00576, protein efisiensi ratio (PER) 0,018. Pisang
ambon kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium, tetapi pisang ambon
juga memiliki kandungan vitamin seperti vitamin C, B kompleks, B6 dan serotonin yang aktif
sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pada labu kuning terdapat kandungan beta
karoten yang merupakan salah satu jenis karotenoid, selain sebagai provitamin-A, beta karoten
juga berperan sebagai antioksidan yang efektif pada konsentrasi rendah oksigen (Sinaga,
2011).Untuk hasil uji organoleptic di dapatkan hasil warna kulit(bagian luar) dan warna
remah(bagian dalam) putih kekuningan, tekstur agak kasar, aroma khas pisang, dan rasa asam.
Sedangkan untuk hasil uji hedoni rata-rata yang menilai warna kulit dan warna dalam memberi
skala 2 yang artinya agak suka, tekstur rata-rata memberi skala nilai 4 yang artinya suka, aroma
rata-rata memberi skala nilai 3 artinya sedikit suka, dan untuk rasa juga memberi skala nilai 3 yang
artinya sedikit suka. Dari hasil evaluasi untuk bentuk atau tekstur MP-ASI pisang labu kuning
sudah sesuai dengan usia bayi yaitu 9 bulan.
Menu MP-ASI ubi bayam susu diberikan kepada bayi yang berusia 10 bulan yang mana
nakehilang berat 19%. Untuk komposisi gizi pada menu MP-ASI ini dapat diketahui energy
sebesar 557,57 kkal, protein 20,69 gram, lemak 62,5 gram, karbohidrat 85,27 gram. Sedangkan
untuk bioavabilitas protein dapat diketahui skor asam amino (SAA) 0,002, mutu cerna teoritis
(MC) 70,68, net protein utilization 0,001, protein senilai telur (PST) 0,00483, protein efisien ratio
(PER) 0,011. Terdapat kandungan vitamin, mineral, dan pigmen yang memiliki aktivitas seabagi
antioksidan dan dapat mentralkan radikal bebas sebelum menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh
(Aqil et al, 2006). Sedangkan untuk ubi terdapat kandungan seperti vitamin A, C, dan E, beta
karoten, magnesium, kalium, dan kaya antioksidan. Untuk hasil uji organoleptic didapatkan hasil
warna kulit(bagian luar) dan warna remah(bagian dalam) berwarna hijau, tekstus agak encer, arom
khas susu, dan rasa manis. Sedangkan uji hedonic diperoleh hasil rata-rata memberi skala nilai
warna kulit dan warna dalam yaitu 4 yang artinya suka, tekstur rata-rata memberi skala nilai 3
yang astinya sedikit suka, aroma rata-rata memberi skala nilai 4 yang artinya suka,dan untuk
penilaian rasa rata-rata memberi skala nilai 3 yang artinya sedikit suak. Menurut evaluasi yang

19
diperoleh untuk menu MP-ASI ini bentuk makanan kurang sesuai karena terlalu encer untuk bayi
usia 10 bulan.

20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya pengembangan formula


MP-ASI sangat diperlukan untuk melengkapi pemenuhan kebutuhan gizi bagi bayi. MP-ASI
diberikan kepada bayi berusia 6-24 bulan secara bertahap mulai dari bentuk makanan hingga
jumlah atau takaran yang diberikan. Untuk takaran bagi bayi usia 9-10 bulan sebanyak 125-200
gram. Dari pengembangan formula MP-ASI yang telah dibuat dapat diperoleh kebutuhan gizi pada
MP-ASI pisang labu kuning berupa energy sebesar 424,37 kkal, protein 16,13 gram, lemak 0,125,
karbohidart 85,59 gram. Sedangkan untuk menu MP-ASI bagi bayi usia 10 bulan yaitu ubi bayam
susu didapatkan energy 557,57 kkal, protein 20,67 gram, lemak 52,5 gram, karbohidrat 82,57
gram. Selain kebutuhan gizi yang dapat diketahui, biovabilitas protein juga telah diketahui, untuk
MP-ASI pisang labu kuning diperoleh skor asam amino (SAA) 0,31, mutu cerna teoritis (MC)
77,5, net protein utilization (NPU) 0,240, protein senilai telur (PST) 0,00576, protein efisiensi ratio
(PER) 0,018. Kemudian MP-ASI ubi bayam susu juga diketahui skor asam amino (SAA) 0,002,
mutu cerna teoritis (MC) 70,68, net protein utilization 0,001, protein senilai telur (PST) 0,00483,
protein efisien ratio (PER) 0,011.

6.2 Saran

Untuk pengembangan formula MP-ASI kedepannya lebih dipeerhatikan lagi bentuk


makanan yang kiranya sesuai dengan usia bayi, agar tidak membuat bayi susah untuk menelan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mufida, dkk.2015. Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan.Malang: Jurnal
Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1646. Diakses tanggal 24 Maret 2019

Sudaryanto, G. MPASI Super Lengkap. Penebar Swadaya Grup, Jakarta diakses tanggal 22
maret 2019 pada http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/

Winarno, FG. 1987. Gizi dan Makanan Bagi Bayi Anak Sapihan, Pengadaan dan
Pengolahannya. Pustaka Sinar Harapan diakses tanggal 22 maret 2019 pada
https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/download/290/300
https://id.scribd.com/document/325344366/Laporan-Praktikum-Mpasi-untuk-umur-9-10 .
Diakses tanggal 24 Maret 2019

22
LAMPIRAN

23
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA

24

Anda mungkin juga menyukai