Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ F” UMUR 39


TAHUN

G3P1A1H1 DENGAN INDIKASI HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUANGAN KEBIDANAN RUMAH SAKIT TENTARA TK.III

DR. REKSOWIDIRYO PADANG PADA TANGGAL

02 AGUSTUS 2023

DISUSUN OLEH :

KRISNA WATI

NPM : 2110070130014

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSUTAS BAITURRAHMAH PADANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Manajemen asuhan kebidanan Aantenatal Care G3P1A1H1 Pada NY”F”
umur 40 tahun dengan indikasi “HIPEREMESI GRAVIDARUM” di
ruangan kebidanan Rumah Sakit Tentara TK.III dr. Reksowidiryo padang
pada tanggal 12 juni 2023

NAMA : KRISNA WATI

NPM : 2110070130014

PRODI : DIII KEBIDANAN

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipersentasikan dihadapan
penguj laporan kasus . Program studi DIII kebidanan fakultas vokasi Universitas
Baiturrahmah padang.

Padang, 07 juni 2023

PENGUJI

Ns.ZUFRIAS RIANTY S.kep, M.Kes


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah proses alamiah. Tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban
tersendiri bagi seorang wanita. Sebagian ibu hamil akan menghadapi kegawatan dengan drajat
ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidak nyamanan, ketidakpuasan,
kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan bayinya.

Hiperemsis Gravidarum (HEG) merupakan salah satu komplikasi yang sering timbul saat
kehamilan. Hipermesis gravidarum adalah muala muntah berlebihan selama masa kehamilan
karena intesistasnya melebihi mual muntah normal dan berlangsungselama kehamilan trimester
pertama. Penyebab hiperemeis gravidarum belum pasti diduga sperti hormonal, neurologis,
metabolik, psikologis, keracunan, faktor endokrin, riwyat kehamilan dan mola.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan keshatan yang bertujuan
untuk menwujudkan kesehatan keluarga yang lebih berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah
pelyanan kebidanan dalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannnya
untuk menigkatkan kesehatan ibu dan anak. Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuia dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan juga merupakan penerapan fungsi dan kegiatan
yang menjadi tangung jawab dalam memberikan pelyanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau maslah dalam bidang kesahatan ibu masa hamil, masa perslinan, nifas, bayi baru
lahir, serta keluarga berencanana.

Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenga kesehtan memiliki kewajiban


memberikanasuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan.Untuk
melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode pendekatan yaitu manajemen asuhan kebidanan.
Bidan mengunakan manajemen asuhan kebidanan sebagai pendekatan dan kerangka pikir dalam
menerapkan metode pemeceham masalah secara sistematis mulai dari pengummpulan data,
anamnesa data, dianogsa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Langkah-langkah
dalam asuhan tersebut harus dilakukan dengan mengacu pada standar yang telah diterapkan
dengan melihat latar belakang pada kasus ini penulis akan membahas menegenai manajemen
asuhan kebidanan pada kehamilan patplogis. dengan indikasi hiperemesis gravidarum grade 1
yang sesuai dengan kewenangan bidan.

B. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2) Mengetahui gejala yang di timbulkan oleh hiperemesis gravidarum
3) mengetahui pengkajian data subjektif pada ibu hamil hiperemesis gravidarum
4) Mengetahui pengkajian data objektif pada ibu hamil hiperemesi gravidarum
5) Mengetahui pentalaksanaan yang dapat diberikan kepda ibu hami dengan kasus
hiperemesis gravidarum
6) Mengetahui penulisan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan kasus
hiperemesis gravidarum
C. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian hiperemesis gravidaraum?
2) Apa gejala yang di timbulkan oleh hiperemesis gravidarum?
3) Bagaimana pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan indikasi hiperemesi
garavidarum ?
4) Bagaimana pengkjian data objektif pada ibu hamil hipremasis gravidarum ?
5) Bagaimana penatalaksanaan yang di berikan kepad aibu hamil hiperemesis
gravidarum?
6) Bagiaman asuhan penulisan asuhan kebidanan pada ibu hamil hiperemesis
gravidarum?
BAB II

TIJAUAN TEORITIS
A. DEFENISI
Hiperemesis Gravidarum (HEG) adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
padakehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada
yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu
stelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. Mual
muntah terjadi hampir 80% pad ibu hamil.

Hiperemesi gravidarum adalah dimana keadaan mual muntah lebih dari 10


kali selama 24 jam . Sehingga kegiatan sehari-hari tergangu dan keadaan umum
menjadi memburuk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi presisten mial muntah ibu hamil pada
trimester pertama sampai dengan usia kehamilan 22 minggu yang apabila
berkelanjutan bisa mengakibtakan kekurangan karbohidrat dalam lemak. Dehidrasi
dan kurang elektrolit. Hiperemesis gravidarum ditandai ketoririnal dan kehilangan
berat badan 5% dari sebelum hamil 0,3-0,2% hiperemesis gravidarum membutuhkan
perawatan dirumah sakit.

Hiperemesis Gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehinggga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. hal tersebut mulai terjadi
pada minggu ke 4-10 kehamilan dan selanjutnya akan memebaik pada usia kehamilan
20 minggu, namun beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan
tahapan berikutnya.

B. ETIOLOGI
Etiologi hiperemesi gravidarum belum diketahui penyebabnya. dulu
penyakit ini dikelompokan kedalam penyakit toksemenia gravidarum karena di
duga adanya “racun” hyang berasal dari janin atau kehamilan. Penyakit ini juga
digolongkan kedalam gestosis, preklamsi dan eklamsi. Beberapa teori penyebab
hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses
terjadinya secara tepat teori tersebut anara lain :

1) Teori Endokrin
Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual
muntah. Peningkatan hormon progesterone menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan
penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat.
2) Teori metabolik
menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual
dan muntah pada kehamilan

3) Teori Alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung
ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan
muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitive
terhadap sekresi dari korpus luteum.

4) Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi
Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga
dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis
gravidarum.

5) Teori Psikosmatik
Menurut teori psikosmatik, hiperemesis gravidarum merupakan
keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik.
Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan
pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka,
ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis
penyebab hiperemesis gravidarum.

C. PATOFISILOGIS
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormon Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor
mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot
polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
menurun dan pengosongan lambung melambat. Hal ini diperberat dengan adanya
penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan
sosiokultural9. Hormon progesterone ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa
awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama
kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang.
Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk
menyangga plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk
mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.

Hormon progesteron dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga


menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa ibu hamil sering pusing saat
hamil. Hormon ini juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan melambat dan
juga mepengaruhi perasaan saat hamil. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari
darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih 10 hari sesudah
pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu
hamil. Hcg ini dapat menstimulasi mual dan muntah pada ibu hamil.

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi

1) Faktor Predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan


ganda.
2) Faktor organic seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.
3) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan,
stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi
dan diabetes melitus.

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu :

1) Tingkat I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata
cekung.
2) Tingkat II
Pasien tampak lelah lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu
tubuh kadang –kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,serta
suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus,
diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan
zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari
esofagus, lambung, dan retina.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
1) Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan
muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus
menerus, dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas
pasien sehari- hari. Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit
sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus, dan tumor
serebri).
2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital,
tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan
pemeriksaan tiroid dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.

3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),
analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan
parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid
50- 60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi
gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.
Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan
pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi
adanya kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.

F.PENATALAKSANAAN
Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus
dilakukan rawat inap dirumah sakit, dan dilakukan penanganan yaitu :
1) Medikamentosa
Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun harus
diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat
diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis,
serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin
B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxin cukup efektif
dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang dianjurkan
adalah doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin bertujuan untuk
menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H 1 dan secara tidak
langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan di pusat
muntah. Serotonin antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron. Odansetron
biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak membaik
setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian kortikosteroid
masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan trimester
pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.

2) Terapi nutrisi
Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus digunakan. Bila
peroral menemui hambatan dicoba untuk menggunakan nasogastric tube (NGT).
Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan adalah
makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah protein
dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari makanan
yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan muntah.
Pemberian diet diperhitungkan jumlah kebutuhan basal kalori sehari- hari ditambah
dengan 300 kkal perharinya.

3) Terapi psikologik
Informasikan kepada pasien kehamilan dan persalinan adalah hal yang
fisiologis , kurangi pekerjaan dan hilangkan masalah dan konflik yang melatar
belakangi penyakit ini. Jelaskan mual dan muntah adalah hal yang normal pada
masa kehamilan muda untuk menjelang usia kehamilan 4 bulan.

4) Cairan partenatal
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan
vitamin C, dapat diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi
kekurangan proteinartenatal.

5) Ter epi alternatif


Vitamin B6
Dosis vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12,5-25 mg per hari tiap
8 jam. Selain itu Czeizel melaporkan suplementasi multivitamin secara
bermakna mengurangi kejadian mencegah insiden hiperemesis gravidarum.
Jahe
Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4 kali perhari lebih baik
hasilnya dibandingkan plasebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum.
Salah satu studi di Eropa menunjukan bubuk jahe (1 gram per hari) lebih
efektif dibandingkan plasebo dalam menurunkan gejala hiperemesis
gravidarum
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata
1. Nama ibu : Ny. f
2. Umur : 39 Tahun
3. Suku / kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : JL.maransi air pacah

1. Nama Suami : Tn. T


2. Umur : 45 Tahun
3. Suku/kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Jl. Maransi air pacah

B. (Data Subjektif)
Tanggal Anamnesa : 12 Juni 2023
1. Alasankunjungan : Rutin
2. KeluhanUtama : Tidak ada
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid Pertama : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 4-5 kali gantipembalut
d. Lamanya : 5- 7 Hari
e. Teratur / tidak : teratur
f. Sifat darah : Encer
g. Warna darah : MerahKehitaman
h. Disminorhea : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
G:3 P:1 A: 1 H: 1

N Tgl Usia Jenis Tempa Penolo Bayi/PB/ Keada Nifas/ Keada


O lahir/u kehami persali t ng BB/JK an laktasi an
mur lan nan persali persali
nan nan
1 27-7- 39-40 Sponta Bpm Bidan 48 /3400/ Baik Ada Baik
2010 mgg n Laki-laki

Alatkontrasepsi yang pernah digunakan : Tidakada

5. Riwayat kehamilan sekarang :


a. Haid pertama HaidTerakhir : 23 -03-2023
b. Tafsiran Persalinan : 10-12-2023
c. Keluhan :
Trimester I : MualMuntah
Trimester II :
Trimester III :
Pergerakan pertama kali :
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam terakhir: 10-20x
d. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
 Rasa Lelah : Tidak ada
 Mual dan muntah yang lama : ada
 Nyeri perut : Tidak ada
 Panas dan menggigil : Tidak ada
 Sakit kepala berat : Tidak ada
 Penglihatankabur : Tidak ada
 Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
 Rasa panas pada vulva / vagina : Tidak ada
 Pengeluaran cairanpervaginam : Tidak ada
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
e. Imunisasi TT1 :
6. Imunisasi TT2 :
7. PolaKebiasaansehari-hari :
a. Biologis :
- Nutrisi : Menu makanansehari-hari
 Pagi : 1 porsilontongSayur
 Siang :1 porsinasi + ikan + sayur+ 1 potongbuahpepaya
 Malam : 1/2porsinasi + ikan + sayur+ Tempe
 Minum : 5-8 gelas/hari air putih, air teh
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsumakan, dll) : ada
- Eliminasi : BAK : Frekuensi : 5-6 x/hari
Warna : Kuningjernih
BAB : Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek
- Aktifitas
Senamhamil : Tidak ada
Istirahat (tidur,siang,malam): 1-2 jam siang,7-8 jam malam
Pekerjaan :Tidak mengganggu kehamilan
- Higiene :
Mandi : 2x/hari
Gantipakaian : 2x/hari
Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain
Merokok : Tidak ada
Minum alcohol : Tidak ada
Minumobattanpapengawasan : Tidak ada
- Seksualitas selama kehamilan :-
- Sosiaalbudaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan: Tidak ada
b. Psikologis
 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Social Ekonomi : Cukup
Spiritual :Ibu menjalankanibadahsesuaikepercayaan
8. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita :
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma : Tidak ada
d. TBC Paru : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Diabetes melitus : Tidak ada
g. Dan lain-lain : Tidak ada

9. Riwayat Penyakit Keluarga :


a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes melitus : Tidak ada
d. Keturunankembar : Tidak ada

10. Perilaku Kesehatan :


a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alcohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada
11. Riwayat Perkawinan :
a. Perkawinan : Pertama
b. Status Perkawinan : Kawin SAH
c. Perasaan tentang kehamilan ini : Senang

B. Pemeriksaan Fisik Data Objektif


1. Status Emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 90/80 mmhg
b. Denyut Nadi : 80x/i
c. Pernafasan : 20x/i
d. Suhu : 36,50C
e. BB sebelumhamil: 52 Kg
f. BB sekarang : 50 Kg
g. Tinggi Badan : 160 cm
h. LLA : 24,5cm

3. Pemeriksaan KhususObstetri
Inspeksi (periksapandang
- Jalan : Normal
- Bentuk badan : Normal
- Rambut : Bersih
- Mata :
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Skelera : Tidak ikterik
- Muka :
 Cloasma Gravidarum : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
- Mulut :
 Caries : Tidak ada
 Hygiene : kotor, bibir pecah-pecah
 Stomatitis : Tidak ada
- Leher
 KelenjerTiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
 Kelenjer Limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe
 Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
 Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
 Areola : Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol
 Kolostrum : Belum ada
- Abdomen
 Bekasoperasi : Tidak ada
 Pembesaran perut : belum ada
 Linianigra/alba : Linianigra
 Strielivide / albikan : Tidak ada
 Gerakan anak : belum ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi)
 Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Tandachadwik : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan

 Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan


 Flour albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Hygiene : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
 Varices : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Kelainan-kelainan : Tidak ada
 Tangan. : tangan kanan terpasang infus RL 20x/i
- Palpasi uterus
 Leopold I : TFU : tidak dilakukan
 Leopold II : Tidak dilakukan
 Leopold III : tidak dilakukan
 Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : TBA :

a. Auskultasi
- DJJ :
- Frekuensi teratur / tidak :
- Punctum maximum :
b. Perkusi
- Reflek patella ki/ka : +/+
c. Pengukuranpanggul :
- Konjungata eksternal : tidak dilakukan pemeriksaan
- Distansiaspinarum : tidak dilakukan pemeriksaan
- Lingkar panggul : tidak dilakukan pemeriksaan

C. UjiDiagnostik
1. HB : 13,5 gr%
2. Golongan Darah :A
3. Protein urine : Negatif
4. Glukosa Urine : Negatif
5. HBsAg : Negatif
6. Keton urin. :+3
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY”F” UMUR
40 TAHUN G3P1A1H1 DENGAN INDIKASI HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT TENTARA TK.III DR.
REKSOWIDIRYO PADANG

PADA TANGGAL 12 JUNI 2023


Subjektif Objektif Asesmen Planing

-ibu mengatakan i KU : sedang Dx 1.menginformasikan


ni keha ini CMC: baik G3P1A1H1, UK 7-8 kepda ibu hasil
kehamilan TTV minggu, balotemen pemeriksaan seperti :
ketiganya TD : 90/80 mmhg TTV
- ibu mengatakan N: 80x/i Dasar Td: 90/80 mmhg
hpht : 23-03-2022 P: 20x/i -ibu mengatakan ini N: 80x/i
-ibu mengatakan S: 36 c kehamilan ke P:20x/i
mual dan muntah Bb sebekum hamil : tigannya S:36 c
-ibu mengatakan 52 kg -ibu mengtakan
badan lemah Bb sekrang : 50 kg hpht : 23-03-2023 E: ibu mengetahui
Tinggi badan : -Leopold 1 : masih hasil pemeriksaannya
160cm terba balotemen
Lila : 24,5 cm -masalah : HEG 2.menganjurkan ibu
-tindakan segera : untuk memenuhi
-pemeriksaan tidak ada nutrisisnya, makan
inspeksi dalam batas -dx potensial : tidak sedikit tapi sering
normal ada E : ibu akan
-kebutuhan : memenuhi nutrisisnya
-palpasi 1. informasikan hasil
. leopold 1 : masih pemriksaan kepda 3. mengiformasikan
teraba balotemen ibu kepada ibu makan apa
. Lepold II : tidak 2. anjurkan ibu untuk saja yang dapat
dilakukan memenuhi nutrisinya memicu mual dan
. Leopold III : tidak 3.informasikan muntah seperti :
dilakukan kepada ibu makanan asam dan
makannan apa saja berminyak
-auskultasi yang memicu mual E : ibu mengetahuinya
. Djj : tidak 4. ajarkan ibu untuk
dilakukan mengurangi ras 4. menginformasikan
mualnya kepada ibu cara
-Perkusi : 5. anjurkan ibu untk mengurangi rasa
Reflek patela ki/ka : istirahat yang cukup mualnya seperti :
+/+ 6. berikan ibu terapi minum yang hangat-
obat hangat
E ; ibu mengetahuinya

5. Menganjurkan ibu
untuk istirahat yang
cukup dan tidak
bnayak bergerak
karena kehamilan
muda sangat rentan
E : ibu akan
melakukanya

6. Mmeberiukan ibu
terapi obat sesuai
demngan yang
dianjurkan oleh dokter
seperti : asam folat,
ranitidin, ondan
sentron

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN
mual dan muntah pada kehamilan merasakan awal terjadinya sebelum usia
kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut menurun 30% pada kehamilan 10 minggu, turun
lagi 30% pada kehamilan 12 minggu, dan menjadi 30% pada kehamilan 16 minggu.
Sepuluh persen mengalami mual dan muntah setelah 16 minggu dan hanya 1% tetap
mengalaminya setelah usia kehamilan 20 minggu.17Dengan penanganan yang baik
prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Sebagian besar penyakit ini dapat
membaik dengan sendirimya pada usia kehamilan 20-22 minggu, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat membahayakan jiwa ibu dan janin.
BAB IV

PEMBAHASAN
Berdasarkan Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada ibu hamil normal terhadap Ny. F
asuhan yang diberikan sesuai dengan asuhan pada ibu hamil normal dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. Pembahasan ini sesuai dengan pendekatan
Manajemen Varney dan SOAP pada Asuhan Kebidanan pada ibu hamil:

1. Pengambilan data subjektif seperti anamnesa yaitu keluhan utama, riwayat kehamilan,
persalinan, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit sekarang didapatkan hasil Ny.f
G3P1A1H1 usia kehamilan 7-8 minggu datang ke Rumah sakit dan mengatakan
sering mual muntah dan penurunan berat badan , dalam pengambilan data subjektif
tidak ditemukan kesulitan ataupun kesenjangan antara teori dan praktekdilapangan.

2. Pengambilan data objektif pada ibu hamil adalah pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan Leopod I, Leopod II, Leopod III, dan Leopod IV,
serta pemeriksaan protein urine,golongan darah dan Hb. Dalam pengambilan data
objektif tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

3. Berdasarkan data subjektif dan objektif maka dapat di ambil Diagnosis kebidanan
yang didapatkan yaitu Ibu hamil G3P1A1H1 usia kehamilan 7-8minggu, janin
hidup,tunggal, intra-uterin, pu-ki, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik. Dan
masalahnya ibu sering mual muntah dan penurunan berat badan dan sudah di
informasikan cara penanganannya dan tindakan segera tidak dibutuhkan. Dalam
penegakkan diagnosa tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.
4. Rencana asuhan yang diberikan kepada ibu hamil yaitu beritahu hasil pemeriksaan,
anjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Jelaskan tanda bahaya
kehamilan, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihannya/personal hygiene,anjurkan ibu tentang cara mengatasi ketidaknyaman
dan beritahu ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada keluhan. Dalam pelaksanaan
rencana asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan normal tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktekdilapangan.

5. Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan kepada ibu hamil yaitu memberitahu
ibu hasil pemeriksaan bahwa dalam keadaan baik dan janin ibu juga baik,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti nasi,
sayur, lauk pauk, buah, susu, telur, daging. Memberikan penyuluhan kepada ibu
tentang pola istirahat dan aktivitas,menjelaskan pada ibu tentang bahaya
kehamilan, menjelaskan kepada ibu tentang ketidakanyamanan yang dialami adalah
hal yang fisiologis,dan menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygienenya, dan
menganjurkan ibu kontrol kembali 1 bulan lagi atau apabila ada keluhan. Dalam
pelaksanaan rencana ashuan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.

6. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu hamil yang telah dilakukan terhadap Ny “ f
yaitu ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan,ibu bersedia untuk istirahat yang cukup,
ibu bersedia untuk mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi, ibu mengerti dan ibu
bersedia mengikuti anjuran bidan. Dalam praktek pemeriksaan ibu hamil tidak ada
kesenjangan praktek dan teori yang didapat dari pendidikan. Ibu

Anda mungkin juga menyukai