Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai suatu proses yang diawali dengan
penyatuan dari spermatozoa dengan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan
dengan implantasi hingga lahirnya bayi, yang lamanya berkisar 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Mual muntah pada kehamilan merupakan salah satu gejala paling
awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan
kehamilan selama masa kehamilan. Sebanyak 90% wanita mengalami
beberapa bentuk mual dan muntah yang dapat dimulai dari gejala mual
ringan yang khas sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya
dengan/tanpa disertai muntah sampai kondisi berat. Mual muntah yang
tidak segera tertangani bisa menjadi kasus komplikasi dalam kehamilan
yang lebih serius dan berakibat fatal yaitu hiperemesis gravidarum (Tiran,
2019).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.aktivitas sehari-hari dan bahkan sampai
membahayakan hidup ibu hamil. Disamping itu jugahiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berat dapat menyebabkan pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum ibu menjadi
buruk.Komplikasi hiperemesis gravidarum terdapat pada sekitar 60 – 80 %
primigravida dan pada 40 – 60 % multigravida Gejala ini menjadi lebih
berat pada 1 dari 1.000 kehamilan,namunkejadian ini akan berakibat fatal
jika tidak segera ditangani (Anggasari, 2016).

1
Menurut WorldHealth Organization (WHO) jumlah kejadian
hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di
dunia. Mual dan muntah dapat mengganggu dan membuat
ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis
(WHO, 2017). Angka Kematian Ibu di Indoneisa Tahun 2018 adalah 305
per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada ibu adalah
perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi pada kehamilan
(preeklampsi/eklampsi), partus lama/macet, aborsi yang tidak aman dan
mual muntah berlebihan (hyperemesis gravidarum).
Menurut Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) Tahun 2018
jumlah kehamilan di Kota Kupang 638 jiwa, di Nusa Tenggara Timur
8.171 jiwa dengan usia 10-54 tahundan di Indonesia adalah 76.093 jiwa.
Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization
(WHO) sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan,
tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun. Penyebab terpenting maternal di
Indonesia adalah perdarahan 40 – 60%, infeksi 20-30%, dan keracunan
kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan mual muntah dan
penyakit lain yang memburuk saat kehamilan.
Keluhan mual dan muntah terjadipada 60-80% primigravida dan
40-60%multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini
menjadi lebih berat (Depkes RI,2013). Data yang akurat tentang angka
kejadian hiperemesis gravidarum tidak banyak dipublikasikan. Sekitar 60-
80% multigravidamengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih
berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan.
Hiperemesis gravidarum bisa membahayakan kesehatan ibu dapat
menyebabkan penurunan berat badan lebih dari 5% menyebabkan
gangguan metabolisme, Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan
dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan
manifestas klinisnya harus dicegah danharus mendapat pengobatan yang
adekuat (Manuaba, 2010:229).

2
Berdasarkan survei awal dari dataAngka kejadian hiperemesis
gravidarumdi Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan
sekitar 5.324.562 jiwa (Armiati,2018). Ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum cadangan karbohidrat dan lemak habis untuk
energi Hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil yang
akan mempengaruhi tumbuh kembang janin (Ummi aiman, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas merumuskan masalah sebagai
berikut ”Bagaimana Asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum Tingkat 1
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pengkajian pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
2) Mengidentifikasi analisa data dan masalah pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum.
3) Mengidentifikasi antisipasi masalah potensial padaibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum.
4) Mengidentifikasi tindakan segera yang dilakukan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum.
5) Mengidentifikasi perencanan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum.

3
6) Mengidentifikasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum.
7) Mengidentifikasi evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
2. Manfaat aplikatif
Temuan pada LTA ini dapat dilanjutkan dalam bentuk penelitian
dimasa mendatang.
a) Manfat bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan dan pembelajaran bagi mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
b) Manfaat bagi profesi
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi
bidan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
c) Manfaat bagi Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat mendapatkan informasi yang
ilmiah dan dapat melakukan deteksi dini dari kasus ibu hamil
dengan hiperemesis, sehingga memungkinkan segera
mendapatkan penanganan.

E. Batasan Masalah
Batasan masalah yang di ambil adalah Ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat 1

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori
1. Konsep Dasar Kehamilan
a) Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2018).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang
dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Sebaliknya periode prenatal adalah kurung waktu
terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi
yang menandai awal periode pascanatal (Varney, Kriebs,dan
Gegor, 2017).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari)dihitung dari hari pertama haid terakhir Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Prawirohardjo, 2018).

5
b) Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan:
1) Kerja jantung janin
Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia kehamilan
17-19 minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10
minggu, dengan ekokardiografi dapat mendeteksi sejak 48
hari setelah HPHT terakhir.
2) Perseus gerakan janin
Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
3) Deteksi kehamilan secara ultrasonografik
Setelah 6 minggu denyut jantung sudah terdeteksi Kantung
gestasi mulai dapat dilihat sejak usia kehamilan 4-5 minggu
sejak menstruasi terakhir Dan pada minggu ke-8 , usia gestasi
dapat diperkirakan secara cukup akurat (Manuaba, 2019).

c) Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil:


1) Perubahan fisiologi dalam kehamilan
a) Perubahan pada organ reproduksi
(1) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen
mengalami perubahan Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulvatampak lebih merah
agak kebiru-biruan (livide). Tanda inidisebut tanda
chadwick sebagai persiapan persalinan (Wiknjosastro,
2017).
(2) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus
Luteum terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogendan progesteron yang lambat laun fungsi ini
akan diambil alih oleh plasenta (Hanifa, 2014).

6
(3) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat. Pada minggu-minggu
pertama istmus uteri mengadakan hipertropi seperti
korpus uteri, inilah yang membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak (tanda Hegar) (Wiknjosastro,
2017)
(4) Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami
perubahan karena hormon estrogen. Serviks uteri
mengandung lebih banyak jaringan ikat yang banyak
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen yang
meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak (Wiknjosastro, 2017)
(5) Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesteron
dibawah pengaruh hormon tersebut terbentuk lemak
disekitar alveolus sehingga mammae menjadi lebih
besar. Papilla mammae akan membesar dan lebih tegak
dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae
karena hiperpigmentasi. Glandula montgomery tampak
lebih jelas menonjol di permukaan areola mammae
(Wiknjosastro, 2017).

2) Perubahan pada system lain


a) Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi
oleh adanyasirkulasi ke plasenta Volume darah ibu dalam
kehamilanbertambah secara fisiologik dengan adanya

7
pencairan darah yangdisebut hidremia (hemodilusi)
Volume darah akan bertambahbanyak (Wiknjosastro,
2017).
b) System respirasi
Seorang wanita hamil tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesakdan pendek nafas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32 minggukeatas oleh karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak(Hanifa, 2015).
c) Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat
perasaan (nausea) akibat kadar hormone estrogen yang
meningkat Tonus - tonus otot traktus digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan berada lebih lama dilambung dan apa
yang telah dicernakan lebih lama berada didalam usus Hal
ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan
pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada
bulan- bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis)
biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai Morning
Sickness (Hanifa,2015).
d) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung
kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar,
sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin
mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan lagi (Wiknjosastro, 2017).

8
e) Kulit
Hiperpigmentasi pada kulit dipengarihi oleh
Melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat.
Hormone ini dikeluarkan oleh lobus anterior hipofifis.
deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai
kloasma gravidarum, areola mammae pun menjadi lebih
hitam. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak
warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
(striae livide) (Wiknjosastro, 2017)

3) Perubahan Fisiologis:
a) Trimester 1
(1) Nyeri pada pembesaran payudara
(2) Kelelahan
(3) Sering kencing
(4) Mual muntah
(5) Pertumbuhan janin di atas symfisis pubis dapat
dirasakan mulai kehamilan 12 minggu.
b) Trimester II
(1) Uterus terus membesar
(2) Setelah 16 minggu uterus biasanya berada pada
pertengahan antara symfisis dan pusat
(3) Berat badan meningkat 4-5 kg
(4) Umur kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri berada
di dekat pusat
(5) Payudara mulai mengeluarkan kolostrum
(6) Gerakan bayi dirasakan
(7) Nampak perubahan kulit, cloasma gravidarum, dan strie
gravidarum.

9
c) Trimester III
1) Umur kehamilaan 28 mingg, tinggi fundus uteri terletak
kira-kira3 jari di atas pusat
2) Umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri
terletatak diantara setengah jarak pusat dan proses sus
xifoideus
3) Payudara penuh dan nyeri tekan
4) Sering kencing
5) Umur kehamilan 38 minggu, bagian terendah janin
turun ke rongga panggul
6) Sakit pinggang dan sering kencing makin meningkat
7) Susah tidur
8) Terjadi peningkatam kontraksi Broxton Hicks.
9) Perubahan psikologi tiap trimester kehamilan dan
adaptasinya(Varney, 2017)

4) Perubahan Psikologi
1) Perubahan psikologi trimester 1 (masa penentuan)
a) Terjadi fluktuasi lebar asfek emosional sehingga
beresiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa
tidak nyaman, serba salah, perasaan campur aduk
(perasaan jengkel, dan tidaknyaman)
b) Sebagian besar (80%) ibu merasakan kekecewaan,
penolakan,kecemasan, defresi dan kesedihan.
c) Pada awal kehamilannya ibu berharap tidak membenci
kehamilannya/perasaan embivalen terhadap kenyataan
kehamilannya
d) Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung
jawab sebagai ibu
e) Perasaan bahagia /suka cita bagi ibu yang
mengharapkan kehamilannya

10
f) Menginginkan perhatian yang lebih, kebutuhan kasih
sayang yang besar serta cinta kasih tampa seks.
g) Terbuka atau diam-diam bahkan cendrung
menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya
h) Menerima atau menolak perubahan fisik
i) Perasaan ambivalensi terakhir dengan sendirinya ketika
ibu mulai menerima kehamilannya
j) Beberapa wanita hamil menyembunyikan perubahan
fisiknya demi keamanan dan privasinya
k) Menuntut kebutuhan kasih sayang yang besar dari
orang sekitarnya.
2) Perubahan psikologi trimester II (periode kesehatan yang
baik) (Varney, 2017).
a) Fase pra-quickening
b) Mengembangkan identitas keibuanya
c) Proses persiapan untuk menjadi seorang ibu
d) Lebih banyak menganalisa peran ibunya dan menuntut
kasih sayang dari ibunya.
3) Perubahan psikologi trimester III (periode menunggu/
penentian dan waspada) (Varney, 2017).
a) Merasa tidak feminim, jelek, berantakan dan canggung
menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling
atau tidak menyenangi kondisinya
b) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut
semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi
bayi dan dan diriny aserta proses persaalinanya
c) Pada pertengahan trimester ketiga dapat muncul
perasaan bersalah terhadap hubungan seksual

11
2. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum
a) Pengertian
Mual muntah berlebihan merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin, dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah
pada masa kehamilan, mual dan muntah merupakan gangguan
yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I
(Syamsuddin Syahril, 2018).
Pada kehamilan trimester I mual biasa terjadi pada pagi
hari, malam hari bahkan setiap saat. Gejala-gejala ini terjadi
kurang lebih 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu, Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon esterogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG).
Keadaan inilah yang disebut dengan hiperemesis gravidarum
(Dahlan, Andi Kasrida, 2017).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena umumnya menjadi buruk, karena terjadi
dehidrasi. Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti, namun diperkirakan disebabkan oleh adanya
peningkatan hormon estrogen dan Hormon Chorionic
Gonadothrophin (HCG). Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Sehingga, pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk (Nadyah, 2013: 38).
Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi pada ibu hamil akan
berpengaruh pada janin, salah satunya adalah janin mengalami
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena

12
penurunan asupan zat besi, dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemeriksaan antenatal care (Indrayani, Triana.2018).
Kurangnya kunjungan selama masa kehamilan dapat
menyebabkan ibu memiliki sedikit informasi mengenai deteksi
dini komplikasi atau gangguan yang terjadi selama masa
kehamilan, salah satunya informasi mengenai hiperemesis
gravidarum (Umboh hertje salome dkk, 2014). Antenatal Care
terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental dan fisik selama kehamilan untuk
menghadapi persalinan. Pengawasan selama hamil dapat
mengetahui berbagai komplikasi ibu yang mempengaruhi
kehamilannya (Anasari,Tri. 2015).
Kehamilan dengan komplikasi mual muntah merupakan
gejala yang umum terjadi pada sekitar 70% sampai 85% dari
seluruh kehamilan. Insidensi terjadinya kasus hiperemesis
gravidarum sebesar 0,8% sampai 3,2% dari seluruh kehamilan
atau sekitar 8 sampai 32 kasus per 1000 kehamilan (Nisak Ana
Zumrotun dan Wigati Atun, 2018). Kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum menurut World Health Organization
(WHO) angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia
adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan (Maruroh dan
Ikke R,2016:204). Hiperemesis gravidarum terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu, keluhan begitu
hebat sampai segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehinggah mempengaruhi keadaan umum ibu dan menganggu
pekerjaan sehari-hari,berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat
aseton dalam urin (Prawirahardjo,2018)

13
b) Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui, beberapa
teori penyebab hiperemesis diajukan tetapi satu pun tidak
memberikan penjelasan yang adekuat tentang gangguan ini
(Bobak 2004).
Faktor-faktor presdisposisi yang di kemukakan :
1) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
2) Faktor organik, karena masuknya vili korialis dalam sirkulasi
aternal dan perubahan metabolic.
3) Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan
pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4) Faktor endokrim lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

c) Klasifikasi
Nugroho, (2010) Secara klinis, hiperemesis gravidarum
dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
1) Tingkat I (ringan)
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, ibu merasa lemah, berat badan
menurun, nafsu makan tidak ada, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu dan
terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per
menit dan tekanan darah . sistole menurun, mata cekung dan
lidah kering, turgor kulit berkurang dan urine masih normal
2) Tingkat II (sedang)
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan penderita tampak lemah dan apatis, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit,
tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, suhu kadang-kadang

14
naik,apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus,konstipasi,
aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, bilirubin ada
dan berat badan cepat menurun.
3) Tingkat III (berat)
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang
atau berhenti, dehidrasi berat, suhu badan meningkat dan tensi
turun,ikterus, sianosis, nistagmus,gangguan jantung, bilirubin
ada dan proteinuria.

d) Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan
muntah ada kehamilan muda bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik (Rahmawati, 2011). Factor psikologis
merupakan factor utama, disamping pengaruh hormonal, yang
jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan
mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Marmi, 2011).
Menurut Rahmawati, (2011) penyebab lainnya adalah :
1) Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy.
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah.
2) Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang.

15
3) Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yag sulit dipatahkan.
4) Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan
lambung (Sindrom Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.

e) Diagnosis
Nugroho, (2010) diagnosis hiperemesis gravidarum dapat
ditentukan sebagai berikut :
1) Amenore yang disertai muntah yang hebat (segala yang
dimakan dan diminum akan dimuntahkan), pekerjaan sehari –
hari terganggu dan haus hebat.
2) Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali permenit, tekanan
darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan
kesadaran (apatis-koma).
3) Fisik : dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis,
berat badan menurun, porsio lunak pada vaginal, uterus besar
sesuai besarnya kehamilan.
4) Laboratorium : kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit,
shift to the left, benda keton dan proteinuria.
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus
menerus,sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun
demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis,ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang
dapat pula memberikan gejalas muntah (Rahmawati, 2011).
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat
menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi

16
perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan
(Prawirohardjo, 2018).

f) Penanganan
1) Untuk pasien hiperemesis yang sedang dan berat pasien
dianjurkan untuk dirawat dirumah sakit dengan membatasi
pengunjung.
2) Stop makanan peroral 24-48 jam
3) Infus glukosa 10% atau 5% atau RL =2:1,40 tetes permenit
4) Obat :
(a) Vitamin B1, B2 dan B6 masing - masing 50-100 mg
/hari /infus
(b) Vitamin B12 200 ug / hari / infus, vitamin C mg /hari
/infus
(c) Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali/hari atau klopromazin 25-
50 mg/hari I.M atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3
kali perhari.
(d) Antiemetik : prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari
per oral atau klorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per
oral atau mediamer B6 3x1 per hari/oral.
(e) Antasida : asidrin 3x1 tablet perhari per oral atau milanta
3x1 tablet/ hari per oral.
5) Diet
(a) Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan
hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari
roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini
zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.

17
(b) Diet hiperemesis II Diet ini diberikan bila rasa mual dan
muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur
dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan
dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.
(c) Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan
pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan
semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I,
II dan III adalah Roti panggang, biskuit, crackers, Buah
segar dan sari buah, minuman botol ringan (coca cola,
fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi
encer
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan
yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan
bahan penyedap) juga tidak dianjurkan . kecuali vitamin C
sehinggah hanya diberikan hanya beberapa hari saja.
6) Rehidrasi dan suplemen vitamin
7) Anti emesis
8) Terminasi kehamilan
9) Pada beberapa kasus keadaan tidak baik bahkan mundur.
Usahamengadakan pemeriksaan medic psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, icterus, anuria dan
pendarahanmerupakan manifestasi kompliksi arganik. Dalam

18
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan.(Prawirohrdjo 2018)

g) Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin.
1) Komplikasi pada ibu Menurut Setiawan (2017) ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu
menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan
asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada
hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran
rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal.
2) Komplikasi pada janin Menurut Setiawan (2016)
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang
tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
Winkjosastro (2017) Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi
hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius,
tetapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemesis
gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR,
IUGR, Prematur hingga abortus. Ada peningkatan peluang
retradasi pertumbuhan intaruterus jika ibu mengalami
penurunan berat bada sebesar 5 % dari berat badan sebelum
kehamilan, karena pola pertumbuhan janin tergangu oleh
metabolisme maternal.
3) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan darah, urine, dan bila
memungkinkan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal. Bila
muntah berkurang dan kesadaran membaik, ibu hamil dapat
diberikan makan minum dan mobilisasi (Manuaba, 2019).

19
h) Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penjelasan tentang
kehamilan normal dan persalinan merupakan suatu proses yang
fisiologik. Memberi keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan perubahan
pada makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbauh lemak
hendaknya dihindari. Makanan dan minuman disajikan dalam
keadaan tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin. Defekasi
yang teratur hrndaknya dijamin, menghindari kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, karena itu dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula (Prawirohardjo,2018).

20
B. Kerangka teori

Gambar 2.1 kerangka Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Faktor

tingkatan

penyebab Konsep Dasar Hiperemesis


Gravidarum

penanganan

diagnosis

pencegahan

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis studi kasus


Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research),
yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui
beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran,
majalah, dan dokumen). Penelitian kepustakaan atau kajian literatur
(literature review, literature research) merupakan penelitian yang mengkaji
atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academicoriented
literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk
topik tertentu (Cooper, 2020).
Fokus penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai teori,
prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis dan
memecahkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari
penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur
data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan
agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

B. Sumber data
Dalam penelitian ini penulis mengunakan search engine atau data
base, diantaranya google scholar,google book untuk memperoleh artikel
yang relevan untuk direview

22
C. Langkah / strategi pengumpulan data

Tabel 3.1 tracking pencarian artikel

Tanggal Database Tahun Kata kunci Jumlah


pencarian pencarian artikel yang
ditemukan
29 maret 2021 Google 2016-2021 Asuhan 1
shoolar kebidanan
Hiperemesis
gravidarum
tingkat 1 pada
ibu hamil
30 maret 2021 Google 2016-2021 Asuhan 1
shoolar kebidanan
Hiperemesis
gravidarum
pada ibu hamil
19 April 2021 Google 2016-2021 Asuhan 1
books kebidanan
Hiperemesis
gravidarum
pada ibu hamil
27 mei 2021 Google 2016-2021 Asuhan 2
shooler kebidanan
Hiperemesis
gravidarum
pada ibu hamil
tingkat 1

23
D. Pengumpulan Data

1. Kriteria Inkulsi:
a. Mempelajari buku – buku sumber pustaka yang relavan dengan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
b. Jurnal dengan artikel nasional yang membahas topik tentang
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
c. Tahun terbit dalam rentang waktu 2016-2021
d. Jurnal dalam bentuk full text (dapat diakses penuh)

2. Kriteria Ekslusi :
a. Jurnal dan artikel nasional yang tidak membahas tentang topik
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
b. Tahun terbit jurnal dibawah tahun 2016
c. Jurnal tidak dalam bentuk full text (tidak dapat diakses penuh)

F. Analisis Hasil
Literatur riview dianalisa dengan menggunakan metode naratif,
dengan mengelompokkan hasil ekstrasi yang sejenis sesuai dengan hasil
yang di ukur untuk menjawab tujuan.
Jurnal penelotian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian
dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi jurnal penelitian,metode
penelitian, populasi dan sampel, cara dan alat pengumpulan data, cara
analisa data, ringkasan hasil penelitian dan simpulan. Ringkasan penilitian
tersebut dimasukka kedalam tabel sesuai dengan format.
Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal di
baca dan dicermati. Analisis isi jurnal, kemudian dilakukan koding
terhadap isi jurnal yang direview Berdasarkan garis besar dan inti dari
penelitian tersebut yang dilakukan dengan mengurai dalam beberapa
kalimat kemudian jika sudah terkumpul di cari persamaan dan perbedaan
pada masing – masing penelitian lalu dibahas untuk ditarik kesimpulan.

24
G. Etik penelitian
1. Menuliskan dengan jujur sesuai apa yang ditemukan.
2. Tidak merekayasa data.
3. Tidak melakukan plagiyasi dari artikel/laporan yang dianalisis.

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1) Pengkajian
Kasus DS DO
Artikel 1 Asuhan Ny.D umur 26 tahun G1P0A0 Kesadaran
kebidanan Usia Kehamilan 10minggu,ibu Composmentis,
kehamilan mengeluh muntah 6x, lemas, TD:90/70mmHg,
pada Ny. Ddengan bibir dan lidah kering, mata Nadi : 96x/menit,
hiperemesis cekung BB : 45 Kg
gravidarum tingkat
1 di tulang bawang
barat, lampung
Artikel 2 Asuhan Ny.M umur 25th G1P0A0. Kesadaran
kebidanan Datang dengan keluhan mual- Composmentis,
kehamilan pada muntah 7x sehari, lemas, pusing, TD: 100/60 mmHg,
Ny. M dengan serta nyeri pada ulu hati, dan nadi 88x/menit
hiperemesis tidak nafsu makan.
gravidarum tingkat
1 di lampung utara
Artikel 3 Asuhan Ny. M usia 28 tahun G2P1A0 , TTV tampak lemah
kebidanan usia kehamilan 8 minggu,ibu dan lemas, nadi
kehamilan pada mengatakan mual dan muntah 6 meningkat 100
Ny. M dengan kali dalam sehari x/menit, berat badan
hiperemesis menurun dari 62 kg
gravidarum di menjadi 58 kg,
lampung timur tekanan darah sistolk
menurun 90/60
mmHg, turgor kulit
menurun, lidah
mengering.
Artikel 4 asuhan Ny. A.T umur 33 tahun Kesadaran
kebidanan pada G2P1A0AH1 usia kehamilan 22 Composmentis
NY A. T minggu keluhan ibu mengeluh gelisah, cemas,
hiperemesis sering mual dan muntah setiap TD:110/70mmHg
gravidarum tingkat kali makan dan minum, tidak ada Pernapasan : 20x/mnt
1 di RSUD Prof. nafsu makan, bibir terasa kering, Suhu : 36,5ºC
DR. W.Z badan terasa lemas sejak ± 1 Nadi :89x/menit
JOHANNES minggu yang lalu dan sudah 4 BB : 45 kg
KUPANG hari yang lalu semakin parah, ibu Lila : 23,5 cm
merasa cemas karena gerakan
anak juga kurang aktif.

26
artikel 5 asuhan Ny M.U 34 tahun G2P1A0AH1 usia kesadaran
kebidanan pada kehamilan 12 minggu, ibu Composmentis,
Ny M.U RSUD mengeluh mual, muntah dan lemas. TD:110/70mmHg
Prof. DR. W.Z Riwayat keluhan utama Ibu Pernapasan:19x/m
mengatakan sering mual muntah
JOHANNES Suhu: 36°c,
setiap makan dan minum sajak ± 1
KUPANG Nadi:80x/ m,
minggu yang lalu , mual, pusing,
lemas dan tidak suka makan BB: 59 kg

Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas disimpulkan


bahwa ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat
1 mengalami keluhan mual muntah, lemas, bibir kering,
tidak ada nafsu makan,merasa cemas, dan pusing,tekanan
darah menurun

2) Analisa Data dan Masalah

Kasus Analisa data Masalah


Artikel 1 Ny.D umur 26 tahun Masalah pada ibu yang dapat
G1P0A0 Usia Kehamilan terjadi adalah mempengaruhi
10 minggu dengan aktivitas ibu hamil sehari –
Hiperemesis gravidarum hari, dapat mengakibatkan
tingkat 1 penurunan berat badan dan
menyebabkan terganggunya
fungsi alat – alat vital didalam
tubuh.
Artikel 2 Ny.M umur 25th Masalah yang akan terjadi
G1P0A0 dengan adalah menyebabkan ibu hamil
Hiperemesis gravidarum kehilangan banyak cairan,
tingkat 1 sehingga beresiko mengalami
dehidrasi dan gangguan
elektrolit
Artikel 3 Ny. M usia 28 tahun Masalah yang dapat terjadi
G2P1A0 , usia kehamilan pada janin adalah dapat
8 minggu dengan menyebabkan pertumbuhan
Hiperemesis gravidarum janin terhambat dan kelahiran
tingkat 1 dengan apgar score kurang
dari 7.
artikel 4 Ny. A.T umur 33 tahun Masalah yang dapat terjadi
G2P1A0AH1 usia Gangguan nutrisi dan Rasa
kehamilan 22 minggu cemas sehubungan dengan
dengan Hiperemesis mual muntah yang berlebihan

27
gravidarum tingkat 1
artikel 5 Ny M.U 34 tahun Masalah yang dapat terjadi
G2P1A0AH1 usia pertumbuhan janin terhambat,
kehamilan 12 minggu Gangguan nutrisi dan
dengan hiperemesis mengalami dehidrasi
gravidarum tingkat 1
Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas disimpulkan
bahwa ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1
mengalami masalah yaituberat badan menurun, kurangnya
cairan/ dehidrasi, gangguan nutri, pertumbuhan janin
terhambat

3) Antisipasi Masalah Potensial

Kasus Antisipasi Masalah Potensial

Artikel 1 Penyakit hati dan ginjal

Artikel 2 Dehidrasi pada ibu yang akan mempengaruhi


tumbuh kembang janin

Artikel 3 Kematian pada bayi

artikel 4 Dehidrasi, Gangguan pertumbuhan dan


perkembangan janin, BBLR, IUGR, premature, dan
abortus.
artikel 5 Dehidrasi, abortus

Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas


disimpulkan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 mengalami masalah potensial
yaitu Penyakit hati , ginjal, Kematian pada bayi,
Dehidrasi pada ibu yang akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin ,abortus, prematur, BBLR,
IUGR

4) Tindakan segera

28
Kasus Tindakan segera

Artikel 1 Makanan yang bergizi, pemberian terapi obat dan


istirahat yang cukup

Artikel 2 Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit,


menganjuran untuk tetap makan dalam porsi
sedikit tapi sering, menganjurkan perbanyak
istirahat untuk meredakan stress, menganjurkan
mengkonsumsi makanan tinggi protein, rendah
lemak dan bertekstur halus agar mudah dicerna ,
memberikan terapi obat ranitidine 50mg/8 jam
melalui IV, dan memberikan neurobion drip/24
jam.

Artikel 3 Memberikan tablet vitamin dan obat antiemetic,


menjelaskan edukasi tentang nutrisi, menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup.

artikel 4 Anjurkan ibu banyak minum, makan dalam jumlah


kecil tetapi sering dan istirahat. Kalaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi, instruksi dokter
yaitu pasang infuse Dextrose 10% 500ml drip
Neurobion 20 tetes/ menit dan pemberian obat oral.
artikel 5 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
obat dan cairan parenteral Perbaiki keadaan umum
ibu terutama kebutuhan cairan dan elektrolit serta
nutrisi
Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas
disimpulkan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 dilakukan tindakan segera
dengan makanan yang bergizi, mengkonsumsi
makanan tinggi protein, rendah lemak dan
bertekstur halus agar mudah dicerna, terapi obat,
istirahat yang cukup .

5) Perencanaan

29
Kasus Perencanaan Rasional

Artikel 1 1. Observasi keadaan 1. Mengidentifikasi tanda-tanda


umum dan tanda - patologi yang muncul
tanda vital sehingga cepat dalam
2. melakukan konseling melakukan tindakan segera
tentang makan 2. nutrisi yang adekuat
makanan yang bergizi membantu pertumbuhan dan
3. Menganjurkan ibu perkembangan janin,banyak
untuk makan sedikit makan kuah dan sayur
tapi sering 3. Ibu menerima anjuran yang
4. menganjurkan ibu diberikan
minum obat dan 4. vitamin B1,B2,B6,B12
vitamin secara teratur karena menjaga metabolisme
dan sesuai dosis yang tubuh.
diberikan. 5. pola istirahat yang cukup
5. melakukan konseling pada ibu hamil adalah tidur
tentang pola istirahat siang kurang lebih 1-2 jam
yang cukup dan malam kurang lebih 7-8
6. Anjurkan kepada jam
keluarga untuk selalu 6. Keluarga menerima anjuran
menemani ibu yang diberikan
Artikel 2 1. memenuhi kebutuhan 1. untuk mengumpulkan dan
cairan dan elektrolit menganalisis keseimbangan
2. Beritahukan kepada cairan
ibu tentang 2. informasi yang diberikan
kondisinya merupakan hak pasien, agar
3. Jelaskan pada ibu ibu lebih kooperatif dengan
bahwa mual dan tindakan yang diberikan
muntah merupakan 3. penjelasan yang tepat dan
gejala yang normal benar dapat mengurangi
pada kehamilan dan kecemasan ibu sehingga
juga mual muntah lebih kooperatif dalam
terjadi karena factor asuhan yang diberikan.
psikologi tetapi bila 4. untuk menjaga asupan makan
mual dan muntah yang dibutuhkan tubuh
terus berlangsung 5. untuk menjaga pola istirahat
merupakan keadaan yang cukup
yang patologi 6. Pemberian obat pada pasien
4. menganjuran untuk sesuai dengan kebutuhan
tetap makan dalam pasien
porsi sedikit tapi
sering
5. menganjurkan
perbanyak istirahat
6. Kolaborasi dengan

30
dokter
Artikel 3 1. Lakukan pendekatan 1. agar dapat terjalin hubungan
pada ibu dan keluarga yang baik antara ibu dan
2. Beritahukan kepada petugas kesehatan
ibu tentang 2. informasi yang diberikan
kondisinya merupakan hak pasien, agar
3. melakukan konseling ibu lebih kooperatif dengan
tentang makan tindakan yang diberikan
makanan yang bergizi 3. nutrisi yang adekuat
4. Anjurkan ibu untuk membantu pertumbuhan dan
menghindari makanan perkembangan janin,banyak
yang berlemak, makan kuah dan sayur
berminyak, dan pedas 4. dengan menghindari makanan
seperti makanan yang yang mengandung mual, ibu
digoreng, rujak, dan dapat lebih tenang
makanan bersantan 5. vitamin B1,B2,B6,B12 karena
5. menganjurkan ibu menjaga metabolisme tubuh.
minum obat dan 6. pola istirahat yang cukup pada
vitamin secara teratur ibu hamil adalah tidur siang
dan sesuai dosis yang kurang lebih 1-2 jam dan
diberikan. malam kurang lebih 7-8 jam
6. melakukan konseling
tentang pola istirahat
yang cukup

artikel 4 1. Beritahukan kepada 1. Informasi yang diberikan


ibu tentang merupakan hak pasien, agar
kondisinya ibu lebih kooperatif dengan
2. Jelaskan pada ibu tindakan yang diberikan
bahwa mual dan 2. Penjelasan yang tepat dan
muntah merupakan benar dapat mengurangi
gejala yang normal kecemasan ibu sehingga
pada kehamilan dan lebih kooperatif dalam
juga mual muntah asuhan yang diberikan.
terjadi karena factor 3. Konsultasi yang baik dengan
psikologi tetapi bila dokter dapat membantu
mual dan muntah memberikan tindak lanjut
terus berlangsung dengan pasien
Merupakan keadaan 4. Mual dan muntah di pagi
yang patologi hari merupakan hal yang
3. Lakukan konsultasi fisiologis yang normal bagi
lebih awal dengan ibu hamil
dokter untuk 5. Dengan mengetahui tanda
pemberian terapi dan gejala lebih awal apabila
4. Jelaskan tentang mengalami salah satu gejala
ketidaknyamanan diatas dapat ditangani secara

31
kehamilan pada tepat
trimester I di 6. Dengan tidak terburu-buru
antaranya mual dan bangun dan makan roti
muntah di pagi hari kering atau biskuit sebelum
5. Jelaskan pada ibu mencoba berdiri, dapat
tanda dan gejala memberikan kenyamanan
kehamilan dengan pada ibu
hiperemesis 7. Hidrasi yang baik dapat
gravidarum seperti mempertahankan keadaan
mual-mual, muntah umum pasien
yang hebat, berat 8. Dengan adanya perhatian
badan turun, dan dukungan yang baik dari
kenaikan suhu, nadi keluarga dapat
meningkat dan menghilangkan rasa cemas
dehydrasi pada ibu
6. Anjurkan ibu
mengubah makan
sehari-hari dengan
makanan dalam
jumlah kecil, tetapi
sering dan waktu
bangun pagi jangan
segera turun dari
tempat tidur, tetapi
dianjurkan makan
roti kering atau
biskuit dengan teh
hangat
7. Anjurkan ibu untuk
makan dan minum
dalam porsi kecil
tetapi sering agar
dapat
mempertahankan
tenaga ibu
8. Anjurkan pada
keluarga untuk
memberikan
perhatian dan
dukungan pada ibu
artikel 5 1. Observasi keadaan 1. Mengidentifikasi tanda-
umum dan tanda- tanda patologi yang
tanda vital muncul sehinggah cepat
2. Menganjurkan ibu dalam melakukan tindakan
untuk makan sedikit segera
tapi sering 2. ibu menerima anjuran yang

32
3. Anjurkan kepada ibu diberikan
untuk istirahat yang 3. Istirahat yang cukup dan
cukup dan teratur teratur dapat meningkatkan
4. Kolaborasi dengan metabolik dalam tubuh dan
dokter dapat meningkatkan daya
5. Berikan konseling tahan tubuh sehingga tidak
dan dukungan cepat lelah
psikologi pada ibu 4. Pemberian obat pada
pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien
5. Konseling dan dukungan
psikologi yang baik dapat
membantu ibu untuk tidak
terlalu cemas dan bisa
menerima keadaan ibu
Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas disimpulkan bahwa
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1
perencanaan dilakukan observasi keadaan, konseling makan
makanan bergizi, konseling pola istirahat, Pemberian obat
pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien

6) Pelaksanaan

Kasus Pelaksanaan Monitoring


Artikel 1 1. Melakukan evaluasi mual 1. Hasil evaluasi telah
muntah didapatkan
2. Melakukan pengawasan 2. Keadaan umum baik,
setiap 2 minggu sekali tanda tanda vital dalam
meliputi keadaan umum batal normal
dan tanda tanda vital untuk 3. Ibu mengerti tentang
mengetahui keadaan ibu cara dan waktu
membaik atau memburuk mengkonsumsi obat
3. Memberikan terapi obat 4. Ibu mengerti dan
4. Menganjurkan istirahat beristirahat yang cukup
yang cukup dan makan dan mau untuk
makanan yang bergizi mengkonsumsi makanan
5. Berkolaborasi dengan yang bergizi
dokter untuk pemberian 5. infus D5% drip
terapi obat ranitidin untuk neurobion, injeks i
mengurangi jumlah asam ondansentron 1 ampul/
lambung, ondansentrom IV, injeksi ranitidin 1
untuk mengobati mual dan ampul / IV dan antasida 5
muntah gram.

33
6. Memberikan konseling dan 6. Ibu menerima konseling
dukungan psikologi pada dan dukungan psikologi
ibu seperti, memberi pada ibu
semangat pada ibu dan
memberi keyakinan bahwa
mual dan muntah
merupakan gejala fisiologis
pada kehamilan muda dan
akan hilang pada
kehamilan 4 bulan.
Artikel 2 1. Menganjurkan untuk tetap 1. Ibu mau untuk makan
makan dalam porsi sedikit dalam porsi sedikit tapi
tapi sering sering
2. Menganjurkan perbanyak 2. Ibu mengerti dan mau
istirahat untuk meredakan melakukannya
stress 3. Ibu mau mengkonsumsi
3. Menganjurkan makanan yang rendah
mengkonsumsi makanan tinggi protein dan
tinggi protein, rendah rendah lemak
lemak, dan bertekstur halus 4. Menganjurkan keluarga
sehingga mudah di cerna selalu menemani ibu,
4. Menganjurkan keluarga seperti saat ibu
selalu menemani ibu, Membutuhkan bantuan
seperti saat ibu maka keluarga selalu
membutuhkan bantuan berada disampingnya
maka keluarga selalu
berada disampingnya
Artikel 3 1. Melakukan evaluasi mual 1. Hasil evaluasi telah
muntah didapatkan
2. Memberikan tablet vitamin 2. Ibu memahami tentang
cara mengkonsumi obat
dan obat antiemetic
yang diberikan
3. Menjelaskan edukasi 3. Ibu mngerti tentang
tentang nutrisi nutria pada ibu hamil
4. Menganjurkan ibu untuk 4. Ibu memahami dan
istirahat yang cukup melakukannya

artikel 4 1. Mengobservasi mual 1. mual dan muntah dan ibu


muntah ibu dan menerima anjuran yang
menganjurkan ibu untuk diberikan.
istirahat 2. Ibu mengatakan
2. Menjelaskan pada ibu mengerti dengan
bahwa mual dan muntah penjelasan yang
merupakan gejala yang Diberikan
normal pada kehamilan dan 3. Ibu mengatakan
juga mual muntah terjadi mengerti dengan

34
karena factor psikologis penjelasan yang
seperti takut terhadap diberikan dan apabila
kehamilan dan persalinan, mengalami salah satu
takut terhadap tanggung segera dibawa kefasilitas
jawab sebagai ibu, dan juga kesehatan
rasa cemas yang berlebihan. 4. ibu mengatakan mengerti
3. Menjelaskan pada ibu tanda dan menerima anjuran
dan gejala kehamilan yang diberikan
dengan hiperemesis 5. Ibu berjanji tidak makan
gravidarum seperti mual- makanan yang
mual, muntah yang hebat, mengandung minyak dan
berat badan turun, kenaikan berlemak
suhu, nadi meningkat dan 6. ibu menerima anjuran
dehydrasi yang diberikan untuk
4. Anjurkan ibu mengubah istirahat yang cukup
makan sehari-hari dengan 7. keluarga menerima
makanan dalam jumlah anjuran yang di berikan
kecil, tetapi sering dan untuk memberikan
waktu bangun pagi jangan perhatian dan dukungan
segera turun dari tempat kepada ibu
tidur, tetapi dianjurkan
makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat
5. Menganjurkan ibu untuk
tidak makan makanan yang
mengandung minyak dan
berlemak karena akan
merangsang mual
6. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan
Teratur
7. Anjurkan pada keluarga
untuk memberikan
perhatian dan dukungan
pada ibu
artikel 5 1. Mengobservasi keadaan 1. Keadaan umum :
umum dan tanda-tanda vital lemas, kesadaran :
2. Menganjurkan ibu makan composmetis.
sedikit tapi sering seperti TTV : TD :110/70
bangun pagi terlebih dahulu mmHg, suhu : 36 c,
makan roti, tidak boleh RR : 19X/m,
makan makanan yang Nadi : 80x/m
berminyak, yang pedis 2. Ibu menerima
karena dapat merangsang anjuran yang
mual muntah. diberikan dan
3. Menganjurkan pada ibu bersedia melakukan

35
untuk istirahat yang cukup 3. Ibu menerima
dan teratur, tidur berbaring anjuran yang
yang santai, tidak usah disampaikan untuk
pikiran, istirahat siang 1-2 istirahat yang cukup
jam dan malam 7-8 jam dan teratur yaitu
4. Berkolaborasi dengan siang 1-2 jam, 7-8
dokter untuk pemberian jam
terapi obat ranitidin untuk 4. infus D5% drip
mengurangi jumlah asam neurobion, injeksi
lambung, ondansentrom ondansentron 1
untuk mengobati mual dan ampul/ IV, injeksi
muntah ranitidin 1 ampul/ IV
5. Memberikan konseling dan dan antasida 5 gram.
dukungan psikologi pada 5. Ibu menerima
ibu seperti, memberi konseling dan
semangat pada ibu dan dukungan psikologi
memberi keyakinan bahwa pada ibu
mual dan muntah
merupakan gejala fisiologis
pada kehamilan muda dan
akan hilang pada kehamilan
4 bulan.
Kesimpulan

7) Evaluasi

Kasus Evaluasi

Artikel 1 Setelah diberikan asuhan didapatkan mual


muntah ibu sudah berkurang,keadaan umum
membaik dan tanda tanda vital sudah mulai
normal
Artikel 2 Setelah diberikan asuhan didapatkan hasil
pemeriksaan fisik pada bagian mata sudah
kembali normal, mulu dan bibir sudah tidak
kering dan pecah-pecah dan turbo kulit
membaik. Ibu mengatakan sudah tidak mual
muntah, sudah bisa makan dalam porsi yang
banyak dan bisa melakukan aktifitas sehari-hari
Artikel 3 Setelah dilakukan asuhan vitamin dan obat
antiemeri serta menganjurkan istirahat yang
cukup juga edukasi tentang nutrisi maka berat
badan ibu bertambah 3 kg dan ibu mengatakan

36
mual muntah sudah berkurang. Ibu tetap
menjaga kondisi kesehatan dengan istirahat
yang cukup dan makan makanan yang bergizi
artikel 4 Setelah diberikan asuhan didapatkan keadaan
umum baik ,tidak merasa cemas ibu
mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan makan dan minum dalam porsi kecil
untuk membantu mempertahankan tenaga ibu,
tidak makan makanan yang berlemak
dan berminyak , Keluarga menerima anjuran
yang di berikan untuk memberikan
dukungan kepada ibu

artikel 5 Setelah diberikan asuhan didapatkan tidak mual


dan tidak muntah lagi Observasi keadaan umum
dan tanda-tanda vital membaik, Anjurkan ibu
untuk sering makan walaupun sedikit, istirahat
yang cukup dan teratur, keluarga untuk selalu
menemani ibu
Kesimpulan Dari 5 artikel yang telah di review di atas
disimpulkan bahwa ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat 1 hasil evaluasi
setelah diberikan asuhan didapatkan mual
muntah berkurang, TTV sudah membaik, bibir
sudah tidak kering.

B. Pembahasan

37
Berdasarkan 5 artikel yang telah review di peroleh data subjektif
yaitu ibu mengeluh muntah dipagi hari 6 – 7x/sehari merasa lemas, pusing,
nyeri uluh hati dan tidak napsu maka, ibu merasa cemas karena gerakan
anak juga kurang aktif. Menurut Groten et al, 2016 mengatakan gejala dari
hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan, pusing,
lelah, dan disertai rasa nyari pada uluh hati. Komplikasi yang di timbulkan
dapat terjadi pada ibu dan janin seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan
cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah.
Berdasarkan 5 artikel yang telah review di peroleh data objektif
adalah tekanan darah 90/70 mmHg serta 110/70 mmHg, berat badan
mengalami penurunan, nadi meningkat, turbo kulit menurun. Menurut
Midwife Jurnal 2016, mengatakan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum akan mengalami penurunan berat badan. Menurut
prawirohardjo,2018 mengatakan Hiperemesis gravidarum yang terus
menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera
diberikan . Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara hasil
reviuw dan teori.
Diagnosa atau masalah yang akan muncul pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum adalah penurunan berat, terganggunya fungsi alat-
alat vital, mengalami dehidrasi dan gangguan elektolit sehingga
mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat. Menurut Price & Wilson,
2015 Mual dan muntah jika berlanjut menjadi semakin berat akan
menyebabkan gangguan kehamilan yang disebut hiperemesis gravidarum
yang dialami oleh 1 dalam 1000 wanita hamil, yang dapat menyebabkan
dehidrasi. Menurut jurnal riset kesehatan 2019 ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang
dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang di
kandungnya. Menurut prawirohardjo, 2018 mengatakan Hiperemesis
gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan

38
yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan
perlu segera diberikan
Asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum adalah melakukan evaluasi mual muntah, melakukan
pengawasan pada ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu, memberikan
terapi obat, serta menganjurkan ibu istirahat yang cukup dan makan
makanan yang bergizi seperti makanan tinggi protein, rendah lemak, dan
bertekstur halus sehingga mudah di cerna. Menganjurkan untuk tetap
makan dalam porsi sedikit tapi sering dan memberikan edukasi tentang
nutrisi.
Menurut Midwife Jurnal 2016 asuhan yang diberikan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah monitoring keadaan umum
ibu, tanda- tanda vital yaitu dilihat apakah penurunan berat, peningkatan
denyut nadi atau peningkatan suhu tubuh yang merupakan tanda – tanda
dehidrasi dan monitoring berat badan, pemberian antiemetik dan vitamin.

39
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literatur riview diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk.
2. Asuhan kebidanan yang di berikan pada ibu dengan hiperemesis
gravidarum yaitu, menempatkan ibu di dalam kamar yang tenang,
penerangan yang cerah, dan ventilasi udara yang baik agar ibu dapat
beristirahat tanpa adanya gangguan, dukungan dan motivasi pada ibu
dengan cara meyakinkan ibu bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, memenuhi nutrisi ibu, dan memberikan
terapi infus RL
3. Berdasarkan artikel yang telah direview didapatkan hasil pengkajian
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil memiliki keluhan mual
muntah 6 – 7x sehari , lemas , pusing,nyeri ulu hati, kurang napsu
makan, penurunan berat badan
4. Analisa data dan masalah potensial yang didapat pada literatur review
adalah dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Tindakan segera yang dapat dilakukan berdasarkan artikel yang telah
review adalah Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi
sedikit tapi sering serta menghindari makanan dan minuman yang
berbumbu atau berlemak, Menganjurkan makanan yang bernutrisi
selama kehamilan, Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam
melakukan tindakan dan pemberian obat.

40
5. Perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum adalah Anjurkan ibu untuk makan dan minum
dalam porsi sedikit tapi sering serta hindari makan dan minum yang
berbau, Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan
pekerjaan berat, Menganjurkan makanan yang bernutrisi selama
kehamilan.
6. Evaluasi yang telah dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum adalah keadaan umum membaik dan tanda tanda vital
sudah mulai normal, mengatakan sudah tidak mual muntah, sudah bisa
makan dalam porsi yang banyak dan bisa melakukan aktifitas sehari-
hari.

B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan diatas, maka penulis
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar laporan literature review ini dapat digunakan
sebagai referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses
pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum.
2. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan hasil laporan literature review ini dapat menjadi pahan
masukan dan menjadikan tolak ukur bagi pemberian pelayanan oleh
tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya di bidang kebidanan
sehingga meningkatkan mutu pelayanan.

41
3. Bagi Penulis
Diharapkan laporan literature review dapat dijadikan pembelajaran
yang sesuai dengan teori bagi mahasiswa maupun bagian institusi.
4. Bagi Pembaca
Diharapkan laporan literature review ini dapat meningkatkan
pengetahuan dan motivasi untuk menjaga kesehatan dan
memeriksakan kesehatan di tenaga kesehatan.

42

Anda mungkin juga menyukai