Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang
menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara. Menurut data World
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah
216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah
303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada dinegara berkembang yaitu
sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan dinegara maju hanya 12 per 100.000
kelahiran hidup tahun 2015 (WHO,2015).
Berdasarkan hasil Survey Demografu Dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2015 menunujukan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup
yaitu disebabkan oleh perdarahan (31%), hipertensi (26%), dan lain lain (28%).
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesu Tengah pada tahun 2017-2018
AKI mengalami penurunan daru 89 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 82 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab tingginya AKI yaitu perdarahan 42 orang
(51,21%), Hipertensi dalam kehamilan 12 orang (14,63%), infeksi 4 orang
(4,8%),gangguan sistem perdaran darah (jantung,stroke,dll) 6 orang (7,31%),
gangguan metabolisme (DM,dll) 3 orang (3,65%),dan penyebab lainnya 15 orang
(18,30%). Angka kematian ibu (AKI) menurut data Dinas Kesehatan Kota Palu
pada tahub 2017-2018 mengalami penurunan dari 11 per kelahiran hidup menjadi
4 per kelahiran hidup. Dengan penyebab kematian ibu antara lain perdarahan 1
orang (25%). Gangguan sistem peredaran darah (jantung,stroke,dll) 1 orang
(25%) dan gangguan metabolic (DM,dll) 2 orang (50%). Target global SDGs
(Sustainable Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup dan target global SDGs (Sustainable
Development Goals) adalah pada 2030.
Sejak tahun 2011 pemerintah telah melakukan upaya strategis dalam
menekan AKI dengan pendekatan safe motherhood dan salah satu program utama
yang ditunjukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah melalu
peningkatan kualits pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil, imunisasi bayi,
peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan
penempatan bidan di desa merata (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2015)
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Asuhan Kebidanan
sangatlah berperan penting dalam menurunkan Angka kematian ibu maka
disusunlah laporan asuhan Kebidanan pada ibu hamil ini demi meningkatkan
pengetahuan llebih lanjut tentang bagaimana asuhan Kebidanan kehamilan
B. Tujuan
1. Tujuan Umun
Memberikan Asuhan kebidanan pada Ny. “N” Umur 33 Tahun Usia
kehamilan 37 minggu 6 hari. Dengan menggunakan manajemen kebidanan 7
langkah varney pada masa kehamilan dan SOAP di Tahun 2021
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada Ny “N” umur 33 tahun usia
kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk SOAP
b. Mampu menentukan interprestasi data secara tepat pada Ny “N ” umur 33
tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk
SOAP
c. Mampu menentukan diagnosa potensial dan antisipasi pada Ny “N”
Umur 33 tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam
bentuk SOAP
d. Mampu menentukan tindakan segera pada Ny “N” umur 33 tahun usia
kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk SOAP
e. Mampu menentukan rencana tindakan pada Ny “N”umur tahun usia
kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk SOAP
f. Mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan pada Ny “N” umur 33
tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk
SOAP
g. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny “N” umur 33
tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari dan dituangkan dalam bentuk
SOAP
C. Manfaat penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai pengembangan penelitian yang berkaitan dengan
ilmu kebidanan untuk meningkatkan nilai akreditas bagi pendidikan
2. Bagi penulis
Dapat dijadikan suatu pengalaman untuk menambah wawasan untuk dapat
menerapkan asuhan kebidanan kehamilan persalinan nifas bayi baru lahir
3. Bagi tempat penelitian
Dapat dijadikan bahan informasi dan masukan bagi instansi tentang
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan keluarga berencana
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Kehamilan


1. Konsep Dasar Teori Kehamilan
a. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7
hari di hitung dari hari pertama haid terakhir (Rismalinda, 2015). Menurut
Federasi Obstetri ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2014).
b. Perubahan fisiologi dan psikologis pada ibu hamil Trimester III
Menurut Rismalinda, (2015) perubahan anatomis dan fisiologis pada kehamilan
trimester III yaitu:
1) Vagina dan vulva
Hypervaskularisasi pada vagina dan vulva mengakibatkan lebih
merah,kebiru-biruan (livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio
nampak livide.Selama hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam,keasaman
berubah dari 4 menjadi 6,5 sehingga rentan terhadap infeksi
jamur.Dindingvagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa,mengendurnya jaringan ikat,dan hipertropi sel otot
polos.Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
2) Serviks Uteri
Estrogen meningkat,bertambah hipervaskularisasi serta meningkatnya
suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak atau disebut tanda Goodell.
3) Uterus
Tumbuh membesar primer,maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
konsepsi intrauterin.Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan progesteron
berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus. Panjang fundus uteri pada usia
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya
27 cm,dan pada usia kehamilan 36 minggu,panjangnya 30 cm. Pembesaran
uterus disebabkan :
a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
b) Hiperplasia dan hipertropi
c) Perkembangan desidua
Tabel 2.1 : Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Umur Kehamilan
TinggiFundus Uteri Umur Kehamilan
1/3 diatas simfisis 12 minggu
½ simfisis-pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus 32 minggu
Setinggi prosesus-xifoideus 36 minggu
Dua jari(4 cm)di bawah prosesus-xifoideus 40 minggu
Sumber : Taufan Nugroho dkk,2013

4) Ovarium
Sampai kehamilan 16 minggu masih terdapat korpus luteum graviditas
dengan diameter 3 cm yang memproduksi estrogen dan progesteron. Lebih dari
16 minggu plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum mengecil,sehingga
produksi estrogen dan progesteron digantikan oleh plasenta.
5) Sistem Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin,estrogen dan progesteron tapi belum mengeluarkan
ASI.Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang).Terdapat
tuberkel Montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola
primer.Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit
berdilatasi.
6) Sistem Endokrin
a) HCG (Hormone Corionic Gonadotropic)
HCG yang disekresi oleh sel trofoblas dari plasenta untuk
mempertahankan kehamilan.Selama 6-8 minggu kehamilan HCG
mempertahankan korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan
progesteron dan selanjutnya akan diambil alih oleh plasenta.
b) HPL (Hormone Placenta Lactogene)
HPL dihasilkan oleh plasenta.Pada kehamilan cukup bulan HPL
meningkat 10 % dari produksi protein plasenta, HPL bersifat
diabetogeniksehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
7) Prolaktin
Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respons terhadap
meningkatnya estrogen.Fungsi prolaktin adalah perangsangan produksi
ASI.Pada trimester II prolaktin yang disekresioleh hipofisis janin merupakan
perangsangan pertumbuhan adrenaljanin yang penting.
8) Estrogen
Dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak dalam kehamilan
manusia.Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum yang dibuahi
dapat tertanam.Estrogen juga menyebabkan hypertropy dinding uterus dan
peningkatan ukuran pembuluh darah dan lympatics yang mengakibatkan
peningkatan vascularitas, kongesti dan oedem.
9) Progesteron
Peningkatan sekresi,mengendurkan otot-otot halus.Menyebabkan
penebalan endometrium sehingga ovum yang dibuahi dapat tertanam.Menjaga
peningkatan suhu basal ibu.Merangsang perkembangan sistem alveolar
payudara.Sampai minggu ke-6 dan ke-7 kehamilan sumber utamanya adalah
ovarium,setelah itu plasenta memainkan peran utama.Fungsi progesteron adalah
mencegah abortus spontan,mencegah kontraksi rahim,menginduksi beberapa
kekebalan tubuh untuk hasil konsepsi.
10) Sistem perkemihan
Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon
progesteron.Trimester III,bila kepala janin mulai turun ke PAP keluhan sering
kencing timbul lagi karena kandung kencing tertekan.
11) Sistem pencernaan
Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan enek
(nausea).Gejala muntah (emesis) dijumpai pada bulan I kehamilan yang terjadi
pada pagi hari (morning sickness).Emesis yang berlebihan (Hiperemisis
Gravidarum) merupakan situasi patologis.Sering dijumpai morning
sickness,hiperemesis gravidarum dan salivasi.Salivasi adalah pengeluaran air
liur berlebihan daripada biasanya.
12) Sistem Muskuloskeletal
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan
yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri
pada ibu hamil.Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Mobilitas sendi sakroiliaka,sakro koksigeal,sendi pubis
bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung
khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa pegal,mati rasa dan lemah
dialami pada anggota badan atas.
13) Sistem Kardiovaskuler
Curah jantung meningkat 30 % pada Minggu ke 10 kehamilan.Tekanan
darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan
dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh pengaruh peregangan
otot halus oleh progesteron.Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.
14) Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormon (MSH). Hiperpigmentasi terjadi
pada striae gravidarum lividae atau alba,areola mamae,papila mamae,linea
nigra,pipi (cloasma gravidarum) akan menghilang saat persalinan.
15) Sistem metabolisme
Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat 15%-20% untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI yang ditemukan pada triwulan
terakhir.Kalori dibutuhkan terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya
kehamilan 20 minggu keatas. Protein diperlukan untuk perkembangan badan,alat
kandungan, mamae, dan janin.Protein disimpan untuk persiapan laktasi.
16) Darah dan pembekuan darah
Volume plasma meningkat pada minggu ke 6 kehamilan sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32-34
mg.Serum darah (volume darah ) bertambah 25-30% dan sel darah bertambah 20
%.Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan.
17) Sistem pernapasan
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan
O2.Karena pembesaran uterus terutama pada bulan bulan terakhir kehamilan dan
kebutuhan oksigen yang meningkat ± 20% untuk metabolisme janin.Dorongan
rahim yang membesar terjadi desakan diafragma.Terjadi desakan rahim dan
kebutuhan O2 meningkat,bumi akan bernafas lebih cepat 20-25% dari biasanya.
18) Sistem Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya
gejala neurologis dan neuromuskuler

Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III atau sering pula disebut
periode menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang
mengingatkan ibu terhadap bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan
lahir sewaktu-waktu. Hal tersebut meningkatkan kewaspadaan terhadap timbulnya tanda
dan gejala persalinan. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul sewaktu melahirkan.

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


1) Kebutuhan fisik ibu hamil trimester III
a) Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
napas.Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya
rahim.Kebutuhan oksigen meningkat 20 %.Ibu hamil sebaiknya tidak
berada di tempat tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak,karena akan
mengurangi pasokan oksigen.
b) Nutrisi
Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk
mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan
dengan aman,melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik.Apabila di dalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan
sangat mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk
mempertahankan hidupnya,dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan
lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan janin.Pada saat hamil ibu harus
makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun
tidak berarti makanan yang maha harganya.Gizi pada waktu hamil harus
ditingkatkan hingga 300 kalori/hari (misalnya beras,jagung,ubi,singkong
dan sagu),ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein (misalnya daging,ikan,telur dan kacang-kacangan
seperti kedelei,kacang tanah dan hasil pengolahan kedelei seperti tahu dan
tempe), zat besi dan minum cukup cairan(menu seimbang).
c) Personal hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh
seorang ibu hamil.Personal hygiene yang buruk dapat berdampak terhadap
kesehatan ibu dan janin.
1. Sebaiknya ibu hamil mandi,gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2
kali sehari.
2. Menjaga kebersihan alat genital dan pakaian dalam
3. Menjaga kebersihan payudara
d) Pakaian
Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah :
1. Longgar,nyaman dan mudah dikenakan
2. Gunakan BH dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu
menyanggah seluruh payudara
3. Untuk kasus kehamilan menggantung perlu disangga dengan
stagen atau kain bebal dibawah perut.
4. Tidak memakai sepatu tumit tinggi.
e) Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III
kehamilan.Sementara frekuensi buang air besar menurun akibat adanya
konstipasi.Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah
eliminasi juga perlu mendapat perhatian.
f) Seksual
Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan
suaminya sepanjang hubungan seksual tersebut tidak mengganggu
kehamilan.
g) Mobilisasi
Pertumbuhan rahim yang membesar akan menyebabkan
peregangan ligamen-ligamen atau otot-otot sehingga pergerakan ibu hamil
menjadi terbatas dan kadangkala menimbulkan rasa nyeri.Mobilisasi untuk
ibu hamil harus memperhatikan cara-cara yang benar antara lain :
1. Melakukan latihan/senam hamil agar otot-otot tidak kaku.
2. Jangan melakukan gerakan tiba-tiba/spontan
3. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari
tempat tidur.
h) Istirahat/ tidur
Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup.
Kurang istirahat/ tidur ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang
gairah. Usahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Tidur yang
cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar, dan sehat.
2) Kebutuhan dasar psikologis ibu hamil Trimester III
Menurut Nugroho, dkk (2014:100) kebutuhan psikologis pada ibu hamil
trimester III yaitu :
a) Support keluarga
Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan
memberikan keterangan tentang persalinan yang akan ibu lalui dan itu
hanya masalah waktu saja. Tetap memberikan perhatian dan semangat
pada ibu selama menunggu persalinannya. Bersama-sama mematangkan
persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin
terjadi.
b) Support dari tenaga kesehatan
Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin, dilaksanakan dengan
mengadakan orientasi seperti memperkenalkan ruang bersalin, alat-alat
kebidanan dan tenaga kesehatan.
c) Ketidaknyamanan
Selama kehamilan mungkin ibu mengeluhkan bahwa ia
mengalami berbagai ketidaknyamanan, walaupun bersifat umum dan tidak
mengancam keselamatan jiwa, tapi ketidaknyamanan tersebut dapat
menyulitkan ibu. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mendengarkan
keluhan ibu, membicarakan tentang berbagai macam keluhan dan
membantunya mencari jalan untuk mengatasinya sehingga ibu dapat
menikmati kehamilannya dengan aman dan nyaman. Keluarga dapat
memberikan perhatian dan dukungan sehingga ibu merasa aman dan tidak
sendiri dalam menghadapi kehamilannya.
d) Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/
periode antenatal yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu. Berbagai macam tanda bahaya yang perlu
segera dirujuk untuk segera mendapatkan pertolongan yaitu :
1) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
Lendir yang keluar akibat dari terlepasnya gumpalan lendir yang
menumpuk selama masa kehamilan yang berada di sekitar leher
rahim. Diikuti dengan terbukanyaa pembuluh darah kapiler serta
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam rahim.
2) Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh
kedua faktor tersebut.
3) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang.
4) Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi
tidur gerakannya akan melemah. Baayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5) Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu-tubuh >38C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
6) Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat.
7) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
8) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang seringi ditemukan pada
kehamilan trimester I. muaal biasa terjadi pada pagi hari. Gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu.
9) Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I dan III.

2. Antenatal Care Terpadu


a. Pengertian Asuhan Antenatal Care
Asuhan Antenal Care adalah suatu intervensi terarah yang akan
memberikan kerangka asuhan antenatal yang efektif (Fatimah, 2017).
Asuhan Antenatal Care yang efektif adalah mempromosikan dan menjaga
kesehatan fisik mental social ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi,
kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Didalamnya juga harus dilakukan
deteksi abnormalitas atau komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
medisbedah atau obstetric selama kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga di
kembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapai komplikasi,
membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas
normal, dan merawat anak secarab fisik, psokologis dan social dan
mempersiapkan rujukan apabila di perlukan (Tyastuti, 2016).
b. Jadwal pemeriksaan Antenatal
1) Pemeriksaan pertama
Pemerikasaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2) Pemeriksaan Ulang
3) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan.
4) Setiap minggu kehamilan berumur 8 bulan.
5) Setiap 1 mingggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.
c. Frekuensi Pelayanan Antenatal
Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan dengan komposisi waktu
kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali
pada trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan, jadwal kunjungan
ANC adalah sebagai berikut; satu kali setiap bulan pada trimester II, dan satu
kali setiap minggu pada trimester tiga (Tyastuti, 2016).
d. Pelayanan Asuhan Standar Kebidanan
Menurut sarwono (2015) pelayanan ANC minimal 7T, meningkat menjadi
12T, dan sekarang 10T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria
menjadi 14T, yakni :
1) Timbang tinggi badan berat badan (T1)
Tinggi badan ibu di kategorikan adanya apabila hasil pengukuran
<145 cm. Berat badan di timbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan BB hamil normal
rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.
2) Tekanan darah (T2)
Diukur setiap kali ibu datang berkunjung, deteksi tekana darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsia.
Apabila turun dibawah normal kita pikirkanke arah anemia. Tekana darah
normal berkisar systole/diastole : 120/80 mmHg.
3) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (T3)
Menggunakan pita sentimeter, letakangan titik nol pada tepi atas
sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh di tekan).
Table 2.4 Pengukur Tinggi Fundus
Dalam
No Gatasi Tinggi Fundus Uteri
Cm
1/3 jari di atas
1. 12 Minggu -
shympisis
2. 16 Minggu ½ Shympisis-Pusat -
2/3 Jari di atas
3. 20 Minggu 20 cm
shympisis
4. 24 Minggu Setinggi Pusat 24 cm
2-3 jari di atas pusat 26,7
5. 28 Minggu
cm
6. 34 Minggu Pertengahan Pusat Px 31 cm
7. 36 Minggu Setinggi Px 32 cm
2 Jari bawah px 37,7
8. 40 Minggu
cm
Sumber : Tyastuti 2016

4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) (T4)


Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan
nifas, kerena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin.
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT
yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkan untuk 1-2 hari pada
penyuntikan.

Table 2.5 Imunisasi TT


% Masa
Imunisasi Interval
Perlindungan perlindungan
Pada
kunjungan
TT 1 0% Tidak ada
ANC
pertama
4 minggu
TT 2 setelah TT 80 % 3 tahun
1
6 bulan
TT 3 setelah TT 95 % 5 tahun
2
TT 4 1 tahun 99 % 10 tahun
setelah TT
3
1 tahun 25
TT 5 setelah TT 99 % tahun/seumur
4 hidup
Sumber : Tyastuti,2016

6) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb di lakukan pada kunjungan ibu hamil yang
pertama kali, lalu di periksa lagi menjelang persalnan. Pemeriksaan Hb
adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil serta
dilakukan cek Gol.darah di tentukan untuk supaya kita cepat jika penderita
memerlukannya.
Dalam kehamilan normal akan terjadi penerunan kada
haemoglobin. Kadar Hb terendah terjadi sekitar pada umur kehamilan 30
minggu. Oleh karena itu pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan
untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat
ini anemia dalam kehamilan di Indonesia di tetapkan dengan kadar Hb <11
g%, pada Trimester I dan III atau Hb <10,5 g% pada Trimester II.
7) Pemeriksaan protein urin (T7)
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein
urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.
8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (T8)
Pemeriksaan Veneral Desease Researc Laboratority (VDRL) untuk
mengetahui adanya treponema palladium/penyakit menular seksual, antara
lain shypilish.
9) Pemeriksaan urin reduksi (T9)
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu
indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu
dan suami.
10) Perawatan payudara (T10)
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekanan
payudara ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara
adalah :
a) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.
b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada
putting susu tenggelam).
c) Meransang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi
lancar.
d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi
e) Perawatan payudara dilakukan dalam 2 kali sehari sebelum mandi
dan mulai kehamilan 6 bulan.
11) Senam ibu hamil (T11)
Bermanfaat dalam membantu ibu dalam persalinan dan
mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.
12) Pemberian obat malaria (T12)
Pemberian obat malaria di beriakan khusus pada ibu hamil di
daerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu
panas tinggi di sertai menggigil.
13) Pemberian kapsul minyak beryodium (T13)
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekurangan
yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang di tandai dengan :
a. Gangguan fungsi mental
b. Gangguan fungsi pendengaran
c. Gangguan pertumbuhan
d. Gangguan kadar hormone
14) Temu wicara (T14)
Suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain
memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya
untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya
(Sarwono, 2015).

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


SOAP
Berikut ini merupakan cara pengisian pendokumentasian secara teori, sehingga Anda
akan mendapatkan gambaran cara pengisian format dokumentasi tersebut. Cara pengisian
pendokumentasian ini disajikan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi.
1. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif.
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b) Umur: Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan
usia 20-35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah
20 tahun meningkatkan insiden preeklampsia dan usia diatas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II, hipertensi kronis,
persalinan yang lama pada nulipara, seksio sesaria, persalinan preterm,
IUGR, anomali kromosom dan kematian janin (Varney, dkk, 2007).
c) Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh
terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat
istiadat yang dianut.
d) Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing
dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.
e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga
kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian
konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya.
f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian
status gizinya (Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat dikaitkan
antara asupan nutrisi ibu dengan tumbung kembang janin dalam
kandungan, yang dalam hal ini dipantau melalui tinggi fundus uteri ibu
hamil.
g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
melakukan follow up terhadap perkembangan ibu.
2) Keluhan Utama: Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010),
keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering kencing,
nyeri pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus serta merasa
khawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi
dan sering lelah merupakan hal yang wajar dikeluhkan oleh ibu hamil
(Mochtar, 2011).
3) Riwayat Menstruasi: Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu
sehingga didapatkan hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan
usia kehamilan dan memperkirakan tanggal taksiran persalinannya
(Prawirohardjo, 2010).
4) Riwayat Perkawinan: Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan
mempengaruhi proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan masa
nifas-nya.
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu: Untuk mengetahui
kejadian masa lalu ibu mengenai masa kehamilan, persalinan dan masa
nifas-nya. Komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas dikaji untuk
mengidentifikasi masalah potensial yang kemungkinan akan muncul pada
kehamilan, persalinan dan nifas kali ini. Lama persalinan sebelumnya
merupakan indikasi yang baik untuk memperkirakan lama persalinan kali
ini. Metode persalinan sebelumnya merupakan indikasi untuk
memperkirakan persalinan kali ini melalui seksio sesaria atau melalui per
vaginam. Berat badan janin sebelumnya yang dilahirkan per vaginam dikaji
untuk memastikan keadekuatan panggul ibu untuk melahirkan bayi saat ini
(Varney, dkk, 2007).
6) Riwayat Hamil Sekarang: Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun
komplikasi yang terjadi pada kehamilan sekarang. Hari pertama haid
terakhir digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal persalinan dan usia
kehamilan. Gerakan janin yang dirasakan ibu bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin (Varney, dkk, 2007). Gerakan janin mulai dapat
dirasakan pada minggu ke-16 sampai minggu ke-20 kehamilan (Bobak, dkk,
2005).
7) Riwayat Penyakit yang Lalu/Operasi: Adanya penyakit seperti diabetes
mellitus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka (Hidayat
dan Uliyah, 2008). Gangguan sirkulasi dan perfusi jaringan dapat terjadi
pada penderita diabetes melitus. Selain itu, hiperglikemia dapat
menghambat fagositosis dan menyebabkan terjadinya infeksi jamur dan ragi
pada luka jalan lahir (Johnson dan Taylor, 2005).
8) Riwayat Penyakit Keluarga: Untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga.
9) Riwayat Gynekologi: Untuk mengetahui riwayat kesehatan reproduksi ibu
yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap proses kehamilannya.
10) Riwayat Keluarga Berencana: Untuk mengetahui penggunaan metode
kontrasepsi ibu secara lengkap dan untuk merencanakan penggunaan
metode kontrasepsi setelah masa nifas ini.
11) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi: Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain
daging tidak berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran
berdaun hijau tua, kacangan-kacangan, buah dan hasil laut seperti
udang. Sedangkan makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu
hati dan produk olahan hati, makanan mentah atau setengah matang,
ikan yang mengandung merkuri seperti hiu dan marlin serta kafein
dalam kopi, teh, coklat maupun kola. Selain itu, menu makanan dan
pengolahannya harus sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(Mochtar, 2011).
b) Pola Eliminasi: Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering
buang air kecil dan konstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan konsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika
lambung dalam keadaan kosong untuk merangsang gerakan peristaltik
usus (Mochtar, 2011).
c) Pola Istirahat: Pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) kebutuhan
tidur dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam (Hidayat dan Uliyah, 2008). d)
Psikososial: Pada setiap trimester kehamilan ibu mengalami perubahan
kondisi psikologis. Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu
periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Oleh karena itu,
pemberian arahan, saran dan dukungan pada ibu tersebut akan
memberikan kenyamanan sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya
dengan lancar (Varney, dkk, 2006). Data sosial yang harus digali
termasuk dukungan dan peran ibu saat kehamilan ini.

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis
adalah status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan
(Hidayat dan Uliyah, 2008).
c) Keadaan Emosional : Stabil.
d) Tinggi Badan: Untuk mengetahui apakah ibu dapat bersalin dengan
normal. Batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin
secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini tidak menjadi masalah jika
janin dalam kandungannya memiliki taksiran berat janin yang kecil
(Kemenkes RI, 2013).
e) Berat Badan: Penambahan berat badan minimal selama kehamilan adalah
≥ 9 kg (Kemenkes RI, 2013). f) LILA: Batas minimal LILA bagi ibu
hamil adalah 23,5 cm (Kemenkes RI, 2013).
f) Tanda-tanda Vital: Rentang tekanan darah normal pada orang dewasa
sehat adalah 100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi tergantung usia
dan variable lainnya. WHO menetapkan hipertensi jika tekanan sistolik ≥
160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita dewasa sehat
yang tidak hamil memiliki kisaran denyut jantung 70 denyut per menit
dengan rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun selama
kehamilan mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai
normal untuk suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3° C
(Johnson dan Taylor, 2005). Sedangkan menurut Varney, dkk. (2006),
pernapasan orang dewasa normal adalah antara 16-20 ×/menit.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Muka: Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah
dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating
Hormone (Mochtar, 2011). Selain itu, penilaian pada muka juga
ditujukan untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah wajah
serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Hidayat dan Uliyah, 2008).
b) Mata: Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda (Hidayat dan Uliyah, 2008). Selain itu, perlu
dilakukan pengkajian terhadap pandangan mata yang kabur terhadap
suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
c) Mulut: Untuk mengkaji kelembaban mulut dan mengecek ada tidaknya
stomatitis.
d) Gigi/Gusi: Gigi merupakan bagian penting yang harus diperhatikan
kebersihannya sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini
(Hidayat dan Uliyah, 2008). Karena pengaruh hormon kehamilan, gusi
menjadi mudah berdarah pada awal kehamilan (Mochtar, 2011).
e) Leher: Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir
tidak teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang
kecil (Hidayat dan Uliyah, 2008).
f) Payudara: Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010),
payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit lebih
terlihat, puting susu membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas dan
kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit payudara.
Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi kemungkinan
adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
g) Perut:
- Inspeksi : Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada
permukaan kulit perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon
(Mochtar, 2011).
- Palpasi :
 Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus.
 Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin.
 Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas
panggul atau masih dapat digerakkan.
 Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa menyatu
yang berarti bagian terendah janin belum masuk panggul) atau
divergen (Kedua jari-jari pemeriksa tidak menyatu yang berarti
bagian terendah janin sudah masuk panggul) serta seberapa jauh
bagian terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Mochtar,
2011). Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160
×/menit (Kemenkes RI, 2010). Pada akhir trimester III
menjelang persalinan, presentasi normal janin adalah presentasi
kepala dengan letak memanjang dan sikap janin fleksi
(Cunningham, dkk, 2009).
Tafsiran Berat Janin: Menurut Manuaba, dkk (2007), berat janin
dapat ditentukan dengan rumus Lohnson, yaitu: Jika kepala janin belum
masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram ,
Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU
– 11) × 155 gram
h) Ano-Genetalia : Pengaruh hormon estrogen dan progesteron adalah
pelebaran pembuluh darah sehingga dapat terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil mengalami varises pada daerah
tersebut (Mochtar, 2011). Pada keadaan normal, tidak terdapat hemoroid
pada anus.
i) Ektremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin: Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin-nya
< 10 gram/dL. Jadi,wanita hamil harus memiliki hemoglobin > 10gr/dL
(Varney, dkk, 2006).
b) Golongan darah: Untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan karena adanya situasi kegawatdaruratan
(Kemenkes RI, 2013).
c) USG: Pemeriksaan USG dapat digunakan pada kehamilan muda untuk
mendeteksi letak janin, perlekatan plasenta, lilitan tali pusat, gerakan
janin, denyut jantung janin, mendeteksi tafsiran berat janin dan tafsiran
tanggal persalinan serta mendeteksi adanya kelainan pada kehamilan
(Mochtar, 2011).
d) Protein urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan
glukosa (Varney, dkk, 2006).
2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Perumusan diagnosa kehamilan
disesuaikan dengan nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia
kehamilan 30 minggu fisiologis dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah
disesuaikan dengan kondisi ibu. Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo
(2010), keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering kencing,
nyeri pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus serta rasa khawatir akan
kelahiran bayinya dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering lelah
merupakan hal wajar dikeluhkan oleh ibu hamil (Mochtar, 2011). Contoh kebutuhan
TM III adalah perubahan fisik dan psikologis ibu TM III, tanda-tanda persalinan,
tanda bahaya kehamilan TM III, persiapan persalinan, pengurang rasa nyeri saat
persalinan, pendamping persalinan, ASI, cara mengasuh bayi, cara memandian bayi,
imunisasi dan KB.
3. Perencanaan Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif. Sesuai
dengan Kemenkes RI (2013), standar pelayanan antenatal merupakan rencana asuhan
pada ibu hamil yang minimal dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU,
tentukan status imunisasi dan berikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, berikan
tablet tambah darah, tentukan presentasi janin dan hitung DJJ, berikan konseling
mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi,
perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam
hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan pelayanan tes
laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana.
4. Pelaksanaan Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan
rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu
meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah,
mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan memberikan
imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah darah, menentukan
presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling mengenai lingkungan
yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,
body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan
persalinan dan kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana,
dan melakukan tatalaksana.
5. Evaluasi Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan
atau keluarga serta ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi ibu. Berikut adalah uraian
evaluasi dari pelaksanaan.
a. Telah dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
tekanan darah, LILA, dan TFU.
b. Status imunisasi tetanus ibu telah diketahui dan telah diberikan imunisasi TT
sesuai dengan status imunisasi.
c. Telah diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
d. Telah didapat presentasi janin dan denyut jantung janin.
e. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai lingkungan yang
bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,
body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta
persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
f. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
g. Telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan permasalahan
yang dialami.
6. Dokumentasi Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam
bentuk SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.

C. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN


Marilah kita mengingat kembali definisi bidan secara internasional adalah “A
midwife is a person who having been regularly admitted to an educational
programme, fully recognised in the country in which this located, has successfully
completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the
requisite qualifications to be registered and/or legally licensed to practice
midwifery”. Seorang bidan harus memahami beberapa pengertian berkaitan dengan
praktik pelayanan kebidanan, antara lain sebagai berikut :
1. Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan dan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapaianya keluarga kecil bahagia sejahtera.
2. Praktik kebidanan, adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan
3. Manajemen kebidanan, adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
4. Asuhan kebidanan, adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Permenkes 1416,
2007).

1. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut ACNM (1999) Saudara-saudara,


sekarang kita akan membahas tentang prinsip proses manajemen kebidanan menurut
American College of Nurse Midwife (ACNM), yang terdiri dari :
a. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap
dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien (ibu atau bayi baru lahir), termasuk mengumpulkan
riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Bidan mengumpulkan data dasar
awal lengkap, bahkan jika ibu dan bayi baru mengalami komplikasi yang
mengharuskan mereka mendapat konsultasi dokter sebagai bagian dari
penatalaksanaan kolaborasi.
b. Mengidentifikasi masalah atau diagnosis atau kebutuhan perawatan kesehatan
yang akurat berdasarkan intepretasi data dasar yang benar. Kata masalah dan
diagnosis sama-sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
didefinisikan sebagai sebuah diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan
dalam mengembangkan rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh. Masalah
sering kali berkaitan dengan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan
tentang tentang diagnosinya dan ini sering kali bisa diidentifikasi berdasarkan
pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang. Sebagai contoh,
seorang wanita didiagnosis hamil, dan masalah yang berhubungan adalah ia
tidak menginginkan kehamilannya. Contoh lain mengalami ketakutan
menjelang persalinan. Kebutuhan klien dapat dikenali dari diagnosis dan
masalah atau salah satu diantaranya. Kebutuhan adalah sesuatu yang
dibutuhkan oleh klien, akan tetapi klien tidak mengetahuinya. Bidan yang lebih
tahu yang diperlukan oleh klien.
c. Mengantisipasi masalah atau diagnosis atau kebutuhan yang akan terjadi
lainnya, yang dapat menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah
atau diagnosis yang teridentifikasi. Langkah ini merupakan langkah sangat
penting dalam memberikan asuhan kebidanan yang aman. Mengevaluasi
kebutuhan akan intervensi dan/atau konsultasi bidan atau dokter yang
dibutuhkan dengan segera, serta manajemen kolaburasi dengan anggota tim
tenaga kesehatan lain, sesuai dengan kondisi yang diperlihatkan oleh ibu dan
bayi yang baru lahir.
d. Mengevaluasi kebutuhan akan intervensi dan/atau konsultasi bidan atau dokter
yang dibutuhkan dengan segera, serta manajemen kolaburasi dengan anggota
tim tenaga tenaga kesehatan lain, sesuai dengan kondisi yang diperlihatkan
oleh ibu dan bayi baru lahir. Langkah ini mencerminkan sifat kesinambungan
proses penatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama asuhan
awal/kunjungan pranatal periodik, tetapi juga saat bidan melakukan asuhan
berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya saat wanita menjalani persalinan.
Data baru yang diperoleh terus dikaji dan kemudian dievaluasi . beberapa data
mengidikasikan sebuah situasi kedaruratan, yang mengharuskan bidan
mengambil tindakan secara cepat untuk mempertahankan nyawa ibu dan
bayinya bisa dengan kolaborasi.
e. Mengembangkan sebuah rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh,
didukung oleh penjelasan rasional yang valid, yang mendasari keputusan yang
dibuat dan didasarkan pada langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
mengembangkan sebuah rencana asuhan yang menyeluruh. Ditentukan dengan
mangacu pada hasil langkah sebelumnya. Sebuah rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya melibatkan kondisi ibu dan bayi baru lahir yang
terlihat dan masalah lain yang berhubungan, tetapi juga menggambarkan
petunjuk antisipasi bagi ibu atau atau orang tua tentang apa yang akan terjadi
selanjutnya. Petunjuk antisipasi ini juga mencakup pendidikan dan konseling
kesehatan dan semua rujukan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah sosial,
ekonomi, agama, keluarga, budaya atau psikologis.
f. Mengemban tanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana perawatan yang
efisiensi dan aman. Langkah ke enam adalah melaksanakan rencana asuhan
secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh
bidan atau dilakukan sebagaian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim
kesehatan lain. Apabila tidak bisa melakukan sendiri, bidan harus memastikan
bahwa implementasi benar-benar dilakukan.
g. Mengevaluasi keefektifan perawat kesehatan yang diberikan, mengolah
kembali dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif memulai
proses penatalaksanaan di atas. Langkah terakhir adalah evaluasi, merupakan
tindakan untuk memeriksa apakah rencana asuhan yang dilakukan benar-benar
telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu. Langkah-langkah
proses penatalaksanaan ini pada hakekatnya sudah menjelaskan dengan jelas
pengertian masing-masing. Namun, pembahasan singkat dan pemberian contoh
tugas yang dapat tercakup pada masing-masing langkah di atas dapat
menjelaskan dengan jelas proses berpikir yang terlibat dalam proses klinis
yang berorientasi pada tindakan.
2. Proses Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (1997) Pentingnya
pengetahuan bidan tentang unsur-unsur manajemen yaitu :
a. Penurunan AKI dan peningkatan kesh. Ibu dan anak dibutuhkan
profesionalisme kebidanan sehingga merujuk pada sebuah konsep dimana
bidan harus mampu membuat sebuah perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan kebidanan yang berkualitas.
b. Dibutuhkan bidan yang mampu mengorganisir pelaksanaan manajemen
kebidanan baik secara individu maupun kelompok.
c. Dengan penerapan manajemen yang baik, diharapkan tercapainya tujuan dari
penyelenggaraan kesehatan. Manajemen kebidanan adalah sebuah metode
dengan pengorganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan denga urutan yang
logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan
saja, melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif dan aman dapat tercapai. Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan merupakan penerapan dari unsur, system dan fungsi
manajemen secara umum. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan
yang utuh dan meyeluruh dari bidan kepada kliennya, untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas melalui tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai
keputusan klinik yang dilakukan dengan tepat. Proses manajemen merupakan
proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal th 1970-
an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran
dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien
maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini juga menguraikan bagaimana perilaku
yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini terdiri dari pemikiran,
tindakan, perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensive dan
aman dapat tercapai. Proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan
memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan dan penilaian
yang terpisah pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
3. Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney Terdapat 7 langkah
manajemen kebidanna menurut Varney yang meliputi langkah I pengumpuan data
dasar, langkah II interpretasi data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera, langkah V merencanakan asuhan yang menyeluruh, langkah VI
melaksanakan perencanaan, dan langkah VII evaluasi.
a. Langkah I :
Pengumpulan data dasar Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua
data yang diperlukan untuk megevaluasi keadaan klien secara lengkap.
Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
b. Langkah II :
Interpretasi data dasar Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose ” keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa
tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan
kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah
suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien tahu
ataupun tidak tahu.
c. Langkah III :
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Mengidentifikasi masalah
atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan
pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV :
Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultaikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
e. Langkah V :
Merencanakan asuhan yang menyeluruh Merencanakan asuhan yang
menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg
menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan
akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI :
Melaksanakan perencanaan Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke
lima secara efisien dan aman. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
g. Langkah VII :
Evaluasi Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan
didalam masalah dan diagnosa.
4. Standar Asuhan Kebidanan Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan. Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
a. STANDAR I :
- Pengkajian.
1) Pernyataan Standar. Bidan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
2) Kriteria Pengkajian.
a) Data tepat, akurat dan lengkap.
b) Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang
sosial budaya).
c) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan
penunjang).
b. STANDAR II :
- Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
1) Pernyataan Standar. Bidan menganalisis data yang diperoleh pada
pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
c. STANDAR III :
- Perencanaan.
- Pernyataan Standar. Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
- Kriteria Perencanaan.
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara
komprehensif.
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien. 5) Mempertimbangkan kebijakan dan
peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada.
d. STANDAR IV :
- Implementasi.
- Pernyataan Standar. Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
- Kriteria Implementasi.
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural.
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan
atau keluarganya (inform consent).
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
5) Menjaga privacy klien/pasien.
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.
9) Melakukan tindakan sesuai standar.
10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
e. STANDAR V:
- Evaluasi.
- Pernyataan Standar. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
- Kriteria Evaluasi.
1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi
klien.
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau
keluarga.
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
f. STANDAR VI :
- Pencatatan Asuhan Kebidanan.
- Pernyataan Standar. Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat, dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
- Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.
1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).
2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
3) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.
4) O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.
5) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

D. PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN METODE


SOAP
Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dibahas pada Bab IV yaitu tentang
metode dokumentasi. Namun di bab ini kita ulas kembali. Di dalam metode SOAP, S
adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis, P adalah
penatalaksanaan. Metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi
mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan,
jelas, logis.
1. Data Subjektif Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan
diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data
dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan
bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
2. Data Objektif Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik
dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif
ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
3. Analisis Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap
saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang
tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat
diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data
yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Penatalaksanaan Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow
up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA NY “N” G4P3A0


UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI
DI PUSKESMAS MAMBORO
TANGGAL 15-02-2021

No. Register : 0112


Tanggal Kunjungan : 15 Februari 2021, Jam 09:15 Wita
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021, Jam 09:20 Wita

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


1.Identitas istri / suami
Nama : Ny “ N“ Nama : Tn “H”
Umur : 33 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku : Bali Suku : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Kawin : + 12 Tahun Kawin : + 12 Tahun
Alamat : jl.soyo fau Alamat : jl.soyo fau

2. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPHT : 26-05-2020
b. HTP : 03-03-2021
c. Ibu mengalami sulit tidur di umur kehamilan sekarang
d. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan tidak pernah mengalami
keguguran sebelumnya
e. Ibu mengatakan umur kehamilan sudah 9 bulan
f. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering dirasakan pada satu tempat
yaitu sisi kanan perut
g. Ibu mengatakan sudah diimunisasi TT 2 kali di Puskesmas Mamboro
TT 1 tanggal 12 November 2020 pada usia kehamilan ± 24 minggu
TT 2 tanggal 14 Desember 2020 pada usia kehamilan ± 28 minggu
h. Ibu mengatakan pernah mengalami nyeri perut pada usia kehamilan 4 bulan.
i. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat
j. Ibu mengatakan pergerakan janinnya pertama kali dirasakan pada umur
kehamilan 4 bulan dan dirasakan sampai sekarang.

3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
1) Menarche : 16 Tahun
2) Siklus haid : 28 hari
3) Lamanya haid : 5 hari
4) Dismenarhoe : Ada
b. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB

4. Riwayat Kehamilan / Persalinan / Nifas Lalu


Umur Keadaan
N Tgl/Tahun Tempat Jenis Anak
Penolong Penyulit Nifas Anak
O Partus Partus Partus JK/BB/PB
Hamil Sekarang
38
Tidak Laki-Laki
1 05/07/2010 Dirumah Ming Spontan Dukun Baik Hidup
Ada 3200/50
gu
39
PKM Tidak Laki-Laki
2 03/02/2015 Ming Spontan Bidan Baik Hidup
Parigi Ada 3000/52
gu
39
PKM Tidak Perempuan
3 20/05/2018 Ming Spontan Bidan Baik Hidup
Parigi Ada 3200/53
gu

4 KEHAMILAN SEKARANG

5. Riwayat Kesehatan Lalu.


a. Tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti penyakit jantung, hipertensi
dan hepatitis
b. Tidak ada riwayat alergi baik obat maupun makanan
c. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilannya
d. Tidak ada riwayat keturunan kembar
6. Keadaan Psikososial, Spiritual dan Ekonomi
a. Ibu dan keluarga senang dengan kehamilanya
b. Pola interaksi antara suami dan keluarga cukup baik
c. Ibu mengatakan serumah dengan orang tua
d. Pandangan pihak keluarga istri / suami terhadap kehamilan / persalinan disambut
dengan bahagia
7. Pola pemenuhan Kebutuhan nutrisi
a. Pola nutrisi
1. Kebiasaan
a) Pola makan : Nasi, ikan sayur dan buah
b) Frekuensi : 3 kali sehari
c) Kebutuhan minum : 4 – 5 gelas perhari
2. Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan selama hamil
b. Kebutuhan Eliminasi
1) Kebiasaan
a) BAB
(1) Frekuensi : 1 – 2 kali sehari
(2) Warna : Kekuning – kuningan
(3) Konsistensi : Lunak
(4) Keluhan : Tidak ada
b) BAK
(1) Frekuensi : 4 - 5 kali sehari
(2) Warna : Kuning muda
(3) Bau : Amoniak
2) Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan
c. Kebutuhan personal hygiene
1) Kebiasaan
a) Mandi : 2 Kali sehari dengan menggunakan sabun
b) Keramas : 3 Kali seminggu dengan menggunakan shampo
c) Gosok gigi : 2 Kali sehari dengan menggunakan pasta gigi
d) Mengganti Pakaian : 2 Kali sehari
2) Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan
d. Kebutuhan istirahat
1) Kebiasaan
a) Tidur siang : + 3 Jam sehari
b) Tidur malam : + 8 Jam
2. Perubahan selama hamil
a) Tidur siang : + 2 jam
b) Tidur malam : + 5 – 6 jam
8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum Ibu baik
2. Kesadaran Composmentis
3. Tanda –tanda vital
a. TD : 120/80 mmhg
b. S : 36,5 ºC
c. P : 22 x/menit
d. N : 80 x/menit
4 Berat badan sebelum hamil : 55 kg
5 Berat badan sekarang : 64 kg
6 Penambahan berat badan : 9 kg
7 Lila : 24 cm
8 Tinggi badan : 153 cm
9 Inspeksi, Palpasi, Auskultasi
b. Kepala
1) Keadaan rambut hitam dan bersih
2) Rambut tidak rontok
c. Wajah
1) Tidak ada oedema pada wajah
2) Tidak ada cloasma gravidarum
3) Ekspresi wajah ibu tampak senang
d. Mata
1) Konjungtiva merah muda
2) Sclera tidak ikterus
e. Hidung
1) Lubang hidung simetris kiri dan kanan
2) Tidak ada secret
3) Tidak ada polip.
f. Gigi dan Mulut
1) Gigi putih dan bersih
2) Tidak ada caries
3) Bibir tampak lembab
4) Mulut tidak berbau
g. Leher
1) Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
2) Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis
h. Payudara
1) Simetris kiri dan kanan
2) Tidak ada massa / benjolan
3) Areola hitam
4) Putting susu terbentuk
5) Tidak ada pengeluaran
i. Abdomen
a. Tonus otot perut longgar
b. Tampak linea nigra dan striae albicans
c. Tidak ada bekas luka operasi
Palpasi
a. Leopold I : 32 cm
b. Leopold II : Puka
c. Leopold III : Preskep
d. Leopold IV : Divergen
e. TBJ : 3,255 gram (TFU-11x155)
f. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi
g. TFU Menurut Mc Donald 37 minggu (TFU x 8 : 7)
h. Auskultasi DJJ terdengar Jelas dan kuat
i. Auskultasi DJJ terdengar disekitar pusat sebelah kanan bawah perut ibu
dengan frekuensi 148 x/menit
j. Tungkai atas dan bawah
1) Simetris kiri dan kanan
2) Tidak ada oedem
3) Tidak ada varices
4) Refleks pattela positif kanan + / kiri +
9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorim 15 Februari 2021 jam 10:00 WITA.
1) Darah : Haemoglobin (HB) 11 gr %
2) Darah : Rapid test IGM Negatif

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.


Diagnosa : G4P3 A0, usia kehamilan 37 Minggu 6 Hari, dengan keadaan ibu
dan janin baik
Masalah Aktual : Ibu mengalami kesulitan untuk tidur
1. G4P3 A0
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan tidak pernah keguguran
sebelumnya.
DO : Tonus otot perut kuat
Tampak strie albicans
Analisa dan Interpretasi data.
a. Tonus otot perut longgar karena ini kehamilan keempat / multigravida
b. Akibat dari MSH (Melanosit stimulating hormone) yang meningkat,terjadi
Hyperpigmentasi pada kulit sehingga timbul kulit abdomen yang berwarna putih
seolah retak yang disebut strie albicans.
2. Gestasi 37 minggu 6 hari
DS : Ibu mengatakan kehamilannya sudah 8 bulan.
Ibu mengatakan HPHT 26-05-2020
DO : a. Leopold I, TFU 32 cm
b. Tanggal pengkajian 15 Februari 2021
c. TFU Menurut Mc Donald 36 minggu (TFU x 8 : 7)
Analisa dan Interpretasi Data.
Dari HPHT tanggal 26 Mei 2020 sampai tanggal kunjungaun kedua pemeriksaan
ibu di puskesmas dimana umur kehamilan ibu 37 minggu 6 hari

3. Keadaan Ibu Baik


DS : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
DO : - Ibu tampak sehat
: - Keadaan Ibu Stabil
TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
P : 22 x/m
S : 36,5 0 C
Analisa dan Interpretasi data
a. Dilihat dari keadaan umum ibu baik serta Tanda-Tanda vital ibu dalam batas
normal, TD 120/80 mmhg, N 80 x/menit S 36,5 ºC, P 22 x/m menandakan
keadaan ibu baik.
4. Keadaan Janin Baik
DS : Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat.
DO : Auskultasi Djj terdengar jelas disekitar pusat sebelah kanan bawah perut
ibu dengan frekuensi148 x/menit
Analisa dan Interpretasi data
Pada auskultasi DJJ terdengar jelas dengan frekuensi dalam batas normal yaitu
148 x/menit menandakan keadaan janin baik.
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada masalah

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data yang menunjang untuk perlunya tindakan segera atau kolaborasi

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN


Tujuan : - Kehamilan berlangsung normal
- Keadaan ibu dan janin baik
Kriteria : - Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sesuai umur
kehamilan
- TTV dan DJJ dalam batas normal,pergerakan janin aktif
- Ibu memeriksa kehamilannya kebidan atau ke puskesmas.

INTERVENSI
Tanggal 15-02-2021 Jam 09:25 Wita
1. Jalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S.
(senyum,sapa,salam,sopan dan santun)
Rasional : Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan
keluarganya maka akan merasa senang nyaman dan terlindung
sehingga memudahkan komunikasi.
2. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaanya.
Rasional : Informasi dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu sangat
penting agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya serta
hal ini merupakan tujuan pelayanan optimal yang berkualitas dan
berkesinambungan
3. Observasi Tanda – tanda vital
Rasional : Mengetahui keadaan umum ibu dimana tanda-tanda vital merupakan
salah satu indicator sebagai indikasi untuk bertindak.
4. Kontrol DJJ
Rasional : Mengetahui keadaan umum dimana DJJ merupakan salah satu
indikator sebagai indikasi untuk bertindak
5. Anjurkan ibu untuk banyak makan makanan yang berserat contohnya sayuran
hijau seperti bayam, selada, sawi hijau dan juga buah seperti papaya dan juga
jagung dan beras merah
Rasional : serat dapat mencegah konstipasi atau susah Buang Air Besar (BAB)
yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester 3
6. Jelaskan bahwa sulit tidur pada trimester III merupakan hal yang fisiologis
Rasional : Agar ibu memahami kondisinya
7. Jelaskan 9 tanda bahaya kehamilan
Rasional : Ibu perlu diingatkan setiap saat tentang bahaya yang mengancam
kehamilan yang sebenarnya dapat di hindari dengan aktifitas sehari-
hari yang positif dan bila salah satu hal tersebut dialami oleh ibu
segera datang kepelayanan kesehatan yang terdekat.
8. Beri dukungan mental dan spiritual pada ibu
Rasional : Agar ibu dapat menerima kehamilannya serta mensyukuri
kehamilaanya sebagai karunia Ilahi
9. Anjurkan Pada Ibu untuk tetap minum tablet FE
Rasional : Suplemen zat besibermanfaat untuk pencegahan anemi,asupan nutrisi
pada janin dan mencegah perdarahan pada persalinan nantinya.
10. Anjurkan ibu untuk jalan jalan atau olahraga ringan untuk ibu hamil
Rasional : Untuk mempercepat proses persalinan ibu nantinya
11. Beri tahu ibu tentang tanda-tanda persalinan
Rasional : ibu harus mengetahui tentang tanda-tanda persalinan agar bisa
menyiapkan rencana kelahiran dan juga bisa lebih cepat mengetahui
kapan harus ke tenaga kesehatan
12. Beri tahu ibu persiapan persalinan
Rasional : agar ibu dan keluarga menjadi lebih siap dalam menghadapi proses
persalinan, mencegah masalah potensial sedini mungkin, proses
persalinan berjalan lancar, ibu mendapat asuhan yang sesuai dan tepat
waktu dan yang terpenting adalah menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan bayi.
13. Anjurkan ibu untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dimanapun ibu berada
Rasional : Untuk mencegah penularan covid 19
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 15 Februari 2021 jam 09:35 WITA
1. Jam 09:35 Wita
Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S
(senyum,sapa,salam,sopan dan santun)
2. Jam 09:35 Wita
Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaannya
3. Jam 09: 37 Wita
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
a. TD : 120/80mmhg
b. S : 36,5ºC
c. P : 22 x/menit
d. N : 80 x/menit
4. Jam 09:38 Wita
Mengontrol DJJ, DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 148 x/menit
5. Jam 09:39 Wita
Menganjurkan ibu makan banyak makan makanan yang berserat contohnya sayuran
hijau seperti bayam, selada, sawi hijau dan juga buah seperti pepaya. Dan juga
jagung dan beras merah
6. Menjelaskan pada ibu bahwa sulit tidur pada kehamilan trimester 3 adalah hal yang
fisiologis yang disebabkan oleh perut ibu yang semakin membesar, kepala janin yang
sudah memasuki panggul bagian bawah. Ibu dapat mengatasi keluhan sulit tidurnya
dengan memilih posisi tidur yang nyaman pada saat tidur contohnya menggunakan
bantal khusus kehamilan (Maternity Pillow) dan meningkatkan aktifitas fisik ringan
seperti berjalan jalan pada pagi dan sore hari.
7. Jam 09:42 Wita
Menjelaskan 9 tanda bahaya kehamilan
a. Penglihatan menjadi kabur
b. Oedema pada wajah dan tangan
c. Pergerakan janin berkurang
d. Keluar darah dari jalan lahir sebelum waktunya
e. Sakit kepala yang menetap
f. Nyeri peut hebat
g. Muntah yang berlebihan
h. Kejang dan
i. Demam tinggi
8. Jam 09: 45 Wita
Memberi dukungan mental dan spiritual pada ibu Seperti support menjelang
persalinan, lebih sering berdoa agar persalinannya dilancarkan
9. Jam 09:46 Wita
Menganjurkan pada ibu untuk tetap minum tablet Fe 1 kali sehari pada saat malam
hari sebelum tidur dan meminumnya dengan air putih
10. Jam 09:47 Wita
Menganjurkan ibu untuk jalan jalan atau olahraga ringan yang bertujuan untuk
mempersiapkan fisik ibu menjelang persalinan
11. Jam 09:48 Wita
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan dan bersiap- siap kefasilitas
kesehatan terdekat jika sudah memiliki tanda tanda sebagai berikut:
a. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
b. Merasakan kontraksi yang semakin lama semakin teratur
c. Adanya air ketuban yang merembes dari jalan lahir
d. Rasa sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi dari uterus
12. Jam 09:48 Wita
Memberitahu ibu tentang hal hal yang perlu dipersiapkan menjelang persalinan
a. tas yang berisi perlengkapan bayi (baju,popok,selimut bayi,kaus kaki kaus
tangan,topi,minyak telon)
b. Penentuan tempat persalinan
c. Pakaian ganti ibu dan juga pembalut
13. Menganjurkan ibu untuk memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci
tangan dengan sabun cuci tangan atau hand sanitizer dengan kadar alkohol 70%
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 15 Februari jam 09:50 wita
1. Pasien dan keluarga merespon positif terhadap penyampaian yang diberikan
2. Ibu mengetahui perkembangan kehamilannya. tentang penjelasan yang diberikan
3. Keadaan ibu baik
4. Keadaan janin baik
5. Ibu mau mengkonsumsi makanan yang berserat
6. Ibu sudah mengerti terkait masalah gangguan tidur yang dialaminya
7. Ibu sudah mengerti tentang 9 tanda bahaya kehamilan
8. Ibu menerima kehamilannya dan siap menghadapi persalinannya
9. Ibu bersedia minum obat tablet Fe
10. Ibu bersedia melakukan jalan jalan dan olahraga ringan
11. Ibu sudah mengerti dengan tanda tanda persalinan
12. Ibu sudah mengerti tentang persiapan persalinan
13. Ibu mengerti dan mau menerapkan protokol kesehatan selama hamil
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
ANTENATAL CARE
(SOAP)

NO. REG : 0112


Tanggal Kunjungan : 15 Februari 2021, Jam 09:15 Wita
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021, Jam 09:20 Wita

IDENTIFIKASI DATA DASAR


Identitas istri / suami
Nama : Ny “ N“ Nama : Tn “H”
Umur : 33 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku : Bali Suku : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Kawin : + 12 Tahun Kawin : + 12 Tahun
Alamat : jl. Soyo fau Alamat : jl.soyo fau

SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan tidak pernah keguguran
2. Ibu mengalami sulit tidur di umur kehamilan sekarang
3. Ibu mengatakan HPHT : 26-05-2020
HTP : 03-03-2021
4. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tdk pernah mengalami keguguran
sebelumnya
5. Ibu mengatakan umur kehamilan sudah 8 bulan
6. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering dirasakan pada satu tempat yaitu
sisi kana perut
7. Ibu mengatakan sudah diimunisasi TT 2 kali di puskesmas Mamboro
TT 1 tanggal 12 November 2020
TT 2 tanggal 14 Desember 2020
8. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
9. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat
10. Ibu mengatakan pergerakan janinnya pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 4
bulan dan dirasakan sampai sekarang.

OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum Ibu baik
2. Kesadaran Composmentis
3. Tanda –tanda vital
a. TD : 120/80mmhg
b. S : 36,5ºC
c. P : 22 x/menit
d. N : 80 x/menit
5. Berat badan sekarang 64 kg
6. Lila : 24 cm
7. Palpasi
a. Leopold I : TFU 32 cm
b. Leopold II : Puka
c. Leopold III : Preskep
d. Leopold IV : Divergen
e. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi
f. TFU Menurut Mc Donald 37 minggu
4. Auskultasi DJJ terdengar Jelas dan kuat
Auskultasi DJJ terdengar disekitar pusat sebelah kanan atas perut ibu dengan
frekuensi 148x/menit
9. Refleks pattela positif kanan + / kiri +
10. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorim 15 februari 2021 jam 10:00 wita
Darah : Haemoglobin (HB) 11 gr %
Rapid test IGM Negatif

ASSESMENT (A)
Diagnosa Aktual: Ny “N” G4P3A0, usia kehamilan 37 Minggu 6 hari dengan keadaan ibu
dan janin baik

PLANNING (P)
Tanggal 15 Februari 2021 jam 09:35 WITA
1. Jam 09:35 Wita
Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S
(senyum,sapa,salam,sopan dan santun)
Evaluasi: Pasien dan keluarga merespon positif terhadap penyampaian yang
diberikan.
2. Jam 09:35 Wita
Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaannya
Evaluasi : Ibu mengetahui perkembangan kehamilannya. tentang penjelasan
yang diberikan
3. Jam 09: 37 Wita
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
Evaluasi : TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
S : 36,5 ºC
P : 22 x/menit
N : 80 x/m
4. Jam 09:38 Wita
Mengontrol DJJ (Denyut Jantung Janin)
Evaluasi : DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 148 x/menit
5. Jam 09:39 Wita
Menganjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat contohnya sayuran hijau
seperti bayam, selada, sawi hijau dan juga buah seperti pepaya. Dan juga jagung
dan beras merah
Evaluasi : Ibu mau mengonsumsi makanan yang berserat
6. Menjelaskan pada ibu bahwa sulit tidur pada kehamilan trimester 3 adalah hal
yang fisiologis yang disebabkan oleh perut ibu yang semakin membesar, kepala
janin yang sudah memasuki panggul bagian bawah. Ibu dapat mengatasi keluhan
sulit tidurnya dengan memilih posisi tidur yang nyaman pada saat tidur contohnya
menggunakan bantal khusus kehamilan (Maternity Pillow) dan meningkatkan
aktifitas fisik ringan seperti berjalan jalan pada pagi dan sore hari.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti terkait masalah gangguan tidur yang dialaminya
7. Jam 09:42 Wita
Menjelaskan 9 tanda bahaya kehamilan
a. Penglihatan menjadi kabur
b. Oedema pada wajah dan tangan
c. Pergerakan janin berkurang
d. Keluar darah dari jalan lahir sebelum waktunya
e. Sakit kepala yang menetap
f. Nyeri peut hebat
g. Muntah yang berlebihan
h. Kejang dan
i. Demam tinggi
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia datang
kepetugas kesehatan apabila mendapatkan salah satu tanda tesebut
8. Jam 09: 45 Wita
Memberi dukungan mental dan spiritual pada ibu Seperti support menjelang
persalinan, lebih sering berdoa agar persalinannya dilancarkan
Evaluasi: Ibu menerima kehamilannya dan siap menghadapi persalinannya
9. Jam 09:46 Wita
Menganjurkan pada ibu untuk tetap minum tablet Fe 2 kali sehari pagi dan malam
sebelum tidur
Evaluasi : ibu bersedia melakukanya
10. Jam 09:47 Wita
Menganjurkan ibu untuk jalan jalan atau olahraga ringan untuk ibu hamil
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
11. Jam 09:48 Wita
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan
a. Pecah ketuban
b. Berat badan turun
c. Nyeri punggung bagian bawah
d. Kontraksi asli
e. Mengigil/kedinginan
f. Diare
Evaluasi: ibu mengerti
12. Jam 09:48 Wita
Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan
a. Menganjurkan ibu untuk Menyiapkan tas yang berisi perlengkapan bayi
(baju,popok,selimut bayi,kaus kaki kaus tangan,topi,minyak telon)
b. Membatu ibu Menentukan tempat persalinan
c. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan pakaian ganti ibu dan juga pembalut
Evaluasi : ibu sudah mengerti
13. Menganjurkan ibu untuk memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci
tangan dengan sabun cuci tangan atau hand sanitizer dengan kadar alkohol 70%
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau menerapkan protokol kesehatan selama hamil

Anda mungkin juga menyukai