Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan merupakan proses lanjutan dari pembuahan sel ovum dan
sperma yang berkembang selama 40 minggu di dalam uterus ibu. Kehamilan
trimester III dimulai pada umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu. Ibu
hamil cenderung terlihat khawatir pada usia kehamilan ini, mungkin
merasakan ketidaknyamanan yang dialami pada ibu hamil trimester III,
ketidaknyamanan ini dapat mempengaruhi persalinan dan masa nifasnya.
Ketidaknyamanan yang dialami seperti nyeri punggung, susah bernafas,
gangguan tidur, sering kencing, kontraksi perut, pergelangan kaki
membengkak, kram pada kaki, rasa cemas dan masih banyak keluhan-keluhan
yang lain (Dheska, Sri. 2018). Dalam proses kehamilan ibu hamil disarankan
melakukan pemeriksaan antenatal sedini mungkin hal semacam ini
memungkinkan manajemen awal dari kondisi yang dapat berdampak buruk
pada kehamilan, sehingga mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan
yang berdampak buruk bagi persalinan yang berujung kekematian.
Pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal juga untuk mengetahui
perubahan fisiologis maupun psikologis selama kehamilan (WHO, 2018).
Perubahan yang terjadi selama kehamilan membutuhkan suatu proses
adaptasi baik fisik maupun psikologis. Perubahan adaptasi tersebut dapat
mengakibatkan ketidaknyamanan fisiologis maupun patologis. Asuhan
sayang ibu dan bayi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan perawatan
sesuai untuk ibu hamil, merupakan tujuan pencapaian utama pelayanan
kesehatan (Safitri, 2012). Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil atau
antenatal care ditetapkan dengan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya
minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan satu kali pada
trimester pertama (K1) usia kehamilan 0-12 minggu, satu kali pada trimester
kedua (K2) pada usia kehamilan 12–24 minggu dan dua kali pada trimester
ketiga (K3 dan K4) pada usia kehamilan 24 minggu sampai dengan persalinan
(Depkes, 2017).
Pemeriksaan pelayanan kesehatan ibu hamil secara global setidaknya
satu kali selama kehamilan oleh tenaga kesehatan terlatih antenatal care
(ANC 1) 68% dan (ANC 4) 61,8% (Unicef, 2018). Sedangkan untuk
pemeriksaan kehamilan (ANC AKSES) pada tahun 2018 sebanyak (96,1%) di
Indonesia (Riskesdas, 2018). Pemeriksaan antenatal care untuk Provinsi
Lampung sebanyak (92,90%) (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan profil
kesehatan provinsi Riau 2019 di dapatkan bahwa pemeriksaan kehamilan
pada tahun 2017 dan 2019 mengalami peningkatan, sedangkan 2016 dan 2018
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya
kesadaran ibu dalam memeriksakan kehamilannya dan masil perlunya
optimalisasi promosi kesehatan dalam meningkatkan kesadaran ibu untuk
memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik membuat makalah
tentang Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester III.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester III
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu hamil trimester III
b. Menetapkan diagnose keperawatan pada ibu hamil trimester III
c. Menyususn perencanaan keperawatan pada ibu hamil trimester III
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada ibu hamil trimester III
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu hamil trimester III
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan untuk Puskesmas dalam
mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan kepada masyarakat atau ibu hamil trimester 3
2. Bagi Klien
Menambah pengetahuan, pengalaman dan perubahan prilaku ibu hamil
trimester 3 serta keluarga tentang perawatan ketidaknyamanan pada
kehamilan yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan yakni usia 7
bulan sampai 9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu (syaifuddin, Abdul Bari :
2008: 89). Trimester tiga adalah trimester trimester terakhir kehamilan, pada
periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin ibu
sedang berada di dalam tahap penyempurnaan. (manuaba : 2008). Trimester
ketiga sering disebut sebagai periode penentuan. Pada periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak
sabar untuk melihat bayinya (kusmiyati yuni : 2009).
B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA TRIMESTER III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
bulan- bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak
gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya
pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti
telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita
tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti
mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan
32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus
xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1
jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka
tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan
40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang
pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri
lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena
servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan
otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga
pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan
corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga
dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi
lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-
minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih
merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide.
Pembuluh- pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini
dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia
tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau
persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah. Sama
halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut
karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya
tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik
dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena
tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36.
Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer.
Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat,
sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya
7. Traktus Digestifus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan
rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan
makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan
disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi
lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang merupakan
salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Sistem Imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG,
IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar
ini, hingga aterm.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon
yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai
kloasma gravidarum.
C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh
persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh
pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran
banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh
bayinya (Hulliana, 2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin
terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu
lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton, 2005).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul
dan mulai dirasakan. Jika kehamilan ini bukan yang yang pertama kali sang
suami dapat melakukan pendekatan terhadap kakak-kakak “si bayi” agar tidak
tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak akan merasa
khawatir dan memikirkan kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman
pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya
dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan
membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan
muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat
berarti (Hulliana, 2001).
D. TANDA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF KEHAMILAN TRIMESTER III
Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif
29-33 minggu a. Fatigue (perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut
untuk bekerja hingga disebabkan tekanan
perasaan letih yang berat uterus, mild hiatus hernia
sesudah melakukan kerja dan muntahan asam perut
fisik dan mental). ke dalam esophagus.
b. Ansietas tentang masa b. Kontraksi braxton-hick.
depan. c. Fundus terletak diantara
c. Mimpi buruk. umbilikus dan xipoid
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis, nyeri
perubahan gaya berjalan. dada).
b. Ketidaksabaran untuk b. Konstipasi.
mengakhiri kehamilan. c. Vena varikosa (varicose
c. Perasaan buaian tentang veins).
masa depan yang d. Edema kaki.
ambivalen. e. Haemoroid (wasir).

Sebelum kelahiran a. Lightening atau tanda Fundus ada di bawah


dini dimulainya diafragma sampai kepala
persalinan. janin masuk kedalam
b. Sakit perut bagian bawah. rongga panggul,
kemudian perut kelihatan
maju ke depan.

E. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN DI TRIMESTER III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan Perkembangan janin
Minggu 28 – 31 a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur,
respiratory distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
Minggu 32 – 36 a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di
kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika

Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi.


Proses anabolik fundamental yang terjadi selama kehamilan yaitu proses
pertumbuhan dan pematangan janin, plasenta yang selanjutnya menjadi bayi,
dengan berat waktu lahir kira-kira 7,5 pound (3,4 kg). Sebagai tambahan si
Ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama
mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang
terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalisis oleh perubahan,
kelenjar endokrin pada ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara
dan volume darah ibu, cairan ketuban dan masa jaringan adiposa. Berat badan
selama hamil dapat digunakan sebagai tanda apakah ada sesuatu yang salah
dengan kondisi ibu hamil atau ibu hamil baik-baik saja. Berat badan bayi
yang bertambah pada masa kehamilan karena tumbuh, perkembangan sistem
placenta yang sehat, cairan ketuban, dan persediaan darah yang meningkat
untuk memberikan nutrisi dan melindungi bayi, dan persiapan dilakukan
untuk masa laktasi (Einsberg dkk, 2005).
Kenaikan Berat Badan dan Perinciannya
Bayi 3,37 kg
Plasenta 0,67 kg
Cairan ketuban 0,78 kg
Pembesaran 0,90 kg
Jaringan buah dada ibu 0,45 kg
Volume darah ibu Cairan 1,23 kg
pada jaringan ibu 1,35 kg
Lemak ibu 3,15 kg
Total Rata-rata 11,9 kg

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan, Ibu hamil dengan Pertambahan berat badan normal akan
melahirkan bayi dengan berat badan normal juga Dalam 3 bulan pertama,
berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian dinilai normal
apabila setiap mingggu berat badan naik 0,5 kg. Pada kehamilan tua, rata-rata
kenaikan berat badan ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan
lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-
eklampsia), ataupun anak terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan
persalinan. Sebaliknya, jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari
normal, kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir prematur, berat
badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim saat mengeluarkan anak, dan
pendarahan sehabis persalinan. Anak yang dilahirkan juga berukuran lebih
kecil dari rata-rata bayi seusianya.
F. PERUBAHAN KEBUTUHAN PADA IBU HAMIL DI TRIMESTER III
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat 20-25%.
2. Nutrisi bagi Ibu Hamil Trimester 3
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil
mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-
tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan
segar untuk menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan
kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah
menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari. Berikut ini sederet
zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III
ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
a. Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000
kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir.
Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285- 300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan
amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan
ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi
makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa
diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya,
kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk
lemak, Anda bias mengonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlemak, alpukat dan minyak nabati.
b. Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia
di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu
metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel
darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter
(senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin
berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk
mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil
adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber
yang kaya akan vitamin ini.
c. Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang
berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila
kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin,
termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara
berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal.
Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka
yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
d. Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur
metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk
mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar
1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin
B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan
telur.
e. Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan
tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru,
mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses metabolisme
zat- zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat
selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga
terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.
Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula
dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman
bergula seperti sirop dan softdrink.
G. PROSES TERJADINYA PERSALINAN
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan
kumpulan teoritis yang kompleks teori yang turut memberikan andil dalam
proses terjadinya persalinan antara lain:
1. Teori kerenggangan: otot rahim mempunyai kemampuan meregang
dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dimulai
2. Teori penurunan progesteron: Progesteron menurun menjadikan otot
rahim sensitif sehingga menimbulkan his atau kontraksi
3. Teori oksitosin: Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah
sehingga dapat mengakibatkan his
4. Teori pengaruh prostaglandin: Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
5. Teori plasenta menjadi tua: dengan bertambahnya usia kehamilan,
plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi corialis mengalami
perubahan sehingga kadar esterogen dan progesteron turun. Hal ini
menimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi
Rahim
6. Teori distensi rahim: keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga mengganggu
sirkulasi uteroplasenter
7. Teori berkurangnya nutrisi: bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil
konsepsi akan segera dikeluarkan (Asrinah,et al, 2010)
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara
klien dengan petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara
petugas kesehatan dengan orang lain yang mengetahui
keadaan/kondisi klien (alo anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan
pada pertama kali klien datang (secara lengkap) dan anamnesa
selanjutnya/ulang untuk hal yang diperlukan saja setelah melakukan
review data yang lalu. Hal – hal yang perlu dikaji dalam dat subjektif,
meliputi :
1) Biodata
a) Nama klien
b) Umur
Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia
produktif atau usia beresiko tinggi untuk hamil, karena umur
< 20 tahun atau > 35 tahun beresiko tinggi bila hamil.
c) Pendidikan
Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pendidikan dan
tingkat intelegensi klien, sehingga bisa menyesuaikan cara
pemberian konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
kemampuan daya tangkap klien.
d) Pekerjaan
Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien
yang tentunya berpengaruh dengan kemampuan klien dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisinya. Hal ini juga dapat
membantu bidan dalam pemberian KIE tentang nutrisi ibu
hamil. Selain itu juga untuk mengetahui apakah pekerjaan
yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau
tidak.
e) Suku
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.
f) Agama atau kepercayaan
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui agama atau
kepercayaan yang dianut klien, sehingga bidan secara tidak
langsung dapat menyesuaikan pemberian KIE yang sesuai
dengan ajaran-ajaran maupun norma-norma agama atau
kepercayaan yang dianut.
g) Penanggung jawab
Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap
klien, sehingga bila sewaktu – waktu dibutuhkan bantuannya
dapat segera ditemui.
2) Keluhan pasien
Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan
dalam kehamilannya ini, terutama keluhan saat pengkajian
dilakukan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil kembar
berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk
masing-masing ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui
adakah tanda dan gejala yang mengarah pada bahaya maupun
ketidaknormalan (patologis).
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit
yang berbahaya bagi kehamilannya.Selain itu untuk
mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena
akan berpengaruh pada kehamilanya
b) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-
benar dalam keadaan sehat, tidak menderita suatu penyakit
kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM
dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan pada
saat ibu hamil akan secara tidak langsung berpengaruh pada
kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit
menular dalam keluarga ibu maupun suami (seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan kepada
anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat
penyakit keturunan dalam keluarga ibu maupun suami seperti
jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat
menurunkan kepada anggota keluarga yang lain dan dapat
membahayakan apabila penyakit – penyakit tersebut terjadi
pada ibu yang sedang hamil.
d) Riwayat obstetric
 Riwayat haid
Beberapa hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid
meliputi umur menarche,siklus haid (teratur atau tidak),
lama haid, dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid
Pertama Haid Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT
maka bidan dapat menentukan HPLnya (Hari Perkiraan
Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan kehamilannya
dapat dipantau, terutama untuk memantau pertambahan
BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi gerak
anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam
penegakkan diagnose kehamilan, selain melalui palpasi
dan USG.
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu
memiliki riwayat obstetric yang buruk atau tidak baik
dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu,
sehingga bila memang ibu memiliki riwayat obstetric
yang buruk maka dapat dipersiapkan tindakan-tindakan
untuk pencegahan.
 Riwayat kehamilan sekarang
Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa
kali ibu sudah melakukan ANC, di mana ibu memperoleh
ANC, apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan
berapa kali mendapatkannya, apakah ibu teratur minum
tablet tambah darah, kalk dan vitamin yang ibu peroleh
setiap kali control, apakah ada keluhan atau komplikasi
selama ibu hamil dan apakah ibu mempunyai kebiasaan-
kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum
jamu dan alcohol dan sebagainya, sehingga bidan dapat
memantau perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan,
pemeriksaan ANC harus lebih sering guna untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin yang
dikandung.
e) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama klien menikah,
sudah berapa kali klien menikah, berapa umur klien dan
suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah
klien masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan.Selain itu
secara normal juga untuk mengetahui apakah anak yang
dikandungnya sah secara hokum atau anak hasil hubungan di
luar nikah karena dapat berpengaruh terhadap penerimaan ibu
terhadap kehamilannya.
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB
sebelum hamil atau tidak, metode kontrasepsi yang
digunakan apa dan sudah berapa lama ibu menjadi akseptor
KB serta rencana KB apa yang akan digunakan ibu (klien)
setelah melahirkan.
4) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah
menunjukkan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya sehari –
hari atau belum. Pola – pola yang dikaji di dalamnya, meliputi :
a) Pola nutrisi
Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah
ibu hamil (klien) sudah makan teratur 3x sehari atau belum,
apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan
menu seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum,
karena asupan nutrisi juga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.
Selain makanan, berapa kali minum dalam sehari juga perlu
dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk mencegah
keadaan kekurangan cairan.
b) Pola eliminasi
Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK. BAB perlu
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB setiap harinya
dan bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada
ibu hamil kemungkinan besar terkena sembelit karena
pengaruh dari hormon progesterone dan juga warna dari
fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh tablet Fe
yang dikonsumsi selama hamil. BAK dikaji untuk
mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau
tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan
sering BAK karena adanya penekanan pada kandungan
kencing oleh uterus (TM1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
c) Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat
dengan cukup dan tenang setiap harinya atau tidak, karena
dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila
tidak mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
d) Pola personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Kebersiahan diri
yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah
kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak
menjaga genetalia akan memudahkan masuknya kuman ke
dalam kandungan.
5) Psikologi dan sosiospiritual ibu
Dikaji untuk mengetahui bagaiman penerimaan ibu terhadap
kehamilannya. Dikaji pula apakah pihak keluarga mendukung
kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga dan
masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan,
karena hewan peliharaan dapat menyebabkan penyakit TORCH
pada ibu hamil yang dapat mengancam janin yang dikandungnya.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Dikaji pada saat pertama kali pasien datang. Lihat apakah
pasien tampak baik atau tampak lemah dan pucat. Hal ini
penting untuk mengetahui bila ibu mengalami anemia yang
merupakan komplikasi tersering dari kehamilan.
b) Tanda-tanda vital (Vital sign)
Vital sign terpenting yang harus selalu dikaji, yaitu:
 Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur
untuk mengetahui bila ibu mengalami preeklamsia
terutama selama trimester II dan III. Waspadai bila
tekanan darah sistolik ibu > 140 mmHg dan diastolic > 90
mmHg.
 Berat badan
Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
6,5 kg – 16,5 kg selama hamil.
c) Status present
 Kepala
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada
kepala.Palpasi bila tampak benjolan untuk mengetahui
besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.
 Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat,
tidak berbau, tidak berketombe.
 Muka
Untuk mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada
atau tidak ada kelainan.
 Mata
Untuk mengetahui mata simetris atau tidak, apakah
terjadi anemia atau tidak pada conjungtiva, sklera ikterik
atau tidak.
 Hidung
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip
atau secret.
 Telinga
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada
serumen di telinga.
 Mulut
Untuk mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi
gigi apakah terjadi kekeroposan atau tidak dimana hal ini
menjadi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak,
ada stomatitis atau tidak.
 Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, ada atau tidaknya struma atau
kelenjar gondok, dan ada atau tidaknya pembesaran vena
jugularis.
 Dada
Observasi bentuk thorak. Misal, apakah kifosis atau tidak.
 Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui bentuk payudara.
Palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
 Aksila
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
benjolan. Palpasi dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya rasa sakit dan tumor.
 Abdomen
Untuk mengetahui bentuk abdomen membujur/melintang.
Ada tidaknya bekas operasi.
 Pinggang
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.
 Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah
lordosis atau tidak.
 Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan genetalia, adanya
keputihan atau tidak, dan varises.
 Ekstremitas
Atas : Obeservasi keadaan tangan terutama kelengkapan
jari tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau tidak.
Bawah : Obeservasi keadaan kaki terutama kelengkapan
jari tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau tidak,
adanya varises atau tidak.
 Kulit
Observasi kelembaban kulit ibu dengan kembalinya
turgor kulit.
d) Pemeriksaan obstetric
 Inspeksi
- Muka :
- Dikaji apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada
oedema muka, terutama pada trimester II dan III yang
dapat mengarah pada preeklamsia, terutama bila
tekanan darah ibu tinggi.
- Dada :
- Kaji mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang
meliputi bagaimana bentuk putting susunya,
pigmentasi pada areola mammae dan putting, bentu
payudara serta apakah kolostrum sudah keluar atau
belum
- Abdomen :
- Lihat apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada
kehamilan kembar, striae akan sangat jelas terlihat
karena peregangan dari kulit perut akibat perbesaran
perut ibu.
- Vulva
- Kaji apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang
nantinya dapat mengganggu proses persalinan
pervaginam, karena varises dapat pecah saat
persalinan dan menimbulkan perdarahan.
 Palpasi leopold
- LI : Pada leopold I dikaji bagian janin apakah yang
ada pada fundus uteri, apakah kepala (bulat keras)
atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan
kembar dapat teraba dua bagian besar janin pada
fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih dalam
Trimester I dan awal Trimester II, leopold I hanya
untuk mengetahui adanya ballottement.
- LII : Leopold II ini efektif digunakan bila umur
kehamilan sudah menginjak usia 6 bulan, karena
bagian-bagian janin sudah mulai dapat dibedakan.
Leopold II ini dilakukan untuk mengetahui dimanakah
letak punggung janin yang ditandai dengan terabanya
bagian panjang, keras, danada tahanan dan juga untuk
mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang
dtandai dengan terabanya bagian-bagian kecil.
- LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah
janin, yaitu bulat lunak/bulat keras. Masih bisa
digoyangkan atau tidak.
- LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian
bawah janin sudah masuk PAP atau belum. Apabila
posisi tangan difergen berarti bagian bawah janin
sudah masuk PAP dan konvergen apabila bagian
bawah janin belum masuk PAP.
 Auskultasi
Mendengarkan DJJ menggunakan linex ataupun doppler.
DJJ normal 120 – 160 x / menit.
Menentukan umur kehamilan dengan Leopold
Umur kehamilan TFU Keterangan

8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek


12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih
berada
di atas pintu
panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun
kembali, karena
kepala janin masuk
ke rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU (cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan


dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu
dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada
kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan
36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun
kembali dan terletak kira- kira 3 jari bawah Px, hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk ke dalam rongga panggul. (Hanifa Wiknjosastro, 2002)
2. Diagnosa yang mungkin muncul
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d perubahan aliran darah dalam
desidua, perubahan suplai oksigen/kapasitas pembawa oksigen darah.
b. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran
uterus dan peningkatan tekanan abdomen
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
d. Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk
persalinan serta perawatan bayi.
3. Rencana asuhan keperawatan (NOC dan NIC)
DIAGNOSA NOC NIC
Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC: Respiratory monitoring
pola nafas tindakan keperawatan 1x a. Monitor rata-rata, irama, kedalaman
berhubungan dengan 20 menit, diharapkan dan usaha respirasi
perubahan aliran klien menunjukkan status b. Perhatikan pergerakan dada, amati
darah dalam respirasi: ventilasi kesemetrisan, penggunaan otot-otot
desidua, perubahan dengan indikator: aksesoris, dan retraksi otot
suplai - Respiratory Rate (5) supraklavikuler dan interkostal
oksigen/kapasitas - Mampu melakukan c. Monitor pola pernafasan: bradipneu,
pembawa oksigen inspirasi dalam (3) takipneu, hiperventilasi, respirasi
darah - Tidak mengalami Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes
dispnea (3) d. Monitor kualitas nadi
- Auskultasi bunyi e. Monitor suhu, warna, dan kelembaban
nafas dalam rentang kulit.
normal (3)
Gangguan eliminasi Setelah dilakukan NIC:
urin berhubungan tindakan keperawatan 1x 1. Berikan informasi tentang perubahan
dengan pembesaran 20 menit, diharapkan perkemihan sehubungan dengan
uterus, peningkatan klien dapat mengerti trimester ketiga.
tekanan abdomen, tentang perubahan pola 2. Anjukan klien untuk melakukan posisi
fluktuasi aliran eliminasi urin, dengan miring saat tidur. Perhatikan keluhan-
darah ginjal dan laju kriteria hasil: keluhan nokturia.
filtrasi glomerolus. - Mengungkapkan 3. Anjurkan klien untuk menghindari
pemahaman tentang posisi tegak dalam waktu yang lama.
kondisi saat ini (3) 4. Berikan informasi mengenai perlunya
- Mengidentifikasi masukan cairan 6-8 gelas/ hari,
cara-cara untuk penurunan masukan 2-3 jam sebelum
mencegah stasis beristirahat, dan penggunaan garam,
urinarius dan atau makanan, dan produk mengandung
edema jaringan. (3) natrium dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai bahaya
menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
6. Berikan informasi mengenai bahaya
menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.

Gangguan pola tidur Setelah dilakukan NIC :


berhubungan tindakan keperawatan 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan
dengan perubahan 1x15 menit, diharapkan tidur normal berkenaan dengan
pada tingkat klien tidak mengalami kehamilan. Tentukan pola tidur saat
aktifitas, gangguan pola tidur ini.
stres, psikologi, dengan kriteria hasil : 2. Evaluasi tingkat kelelahan.
ketidakmampuan - Melaporkan 3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan
untuk perbaikan istirahat respons klien terhadap penurunan
mempertahankan (3) tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur,
kenyamanan. - Melaporkan seperti teknik relaksasi, membaca,
peningkatan rasa mandi air hangat,dan penurunan
sejahtera dan aktifitas sebelum istirahat.
perasaan segar (3) 4. Anjurkan tidur pada posisi semi
fowler.
5. Rujuk klien untuk konseling bila
kurang tidur atau kelelahan
mempengaruhi aktifitas kehidupan
sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Riau.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:
EGC.
Hamilton, Persis. (2005). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hulliana, Mellyna. (2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta:
Puspa Swara
Kemenkes RI. 2017. Riset kesehatan dasar RISKESDAS. Jakarta : Balitbang.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Safitri, R. 2012. Gambaran posisi elevansi pada kejadian edema tungkai pada ibu
hamil trimester III di bidan praktik swasta “A” Kecamatan Bantur
Kabupaten Malang. Malang
Unicef. 2018, Juni. Antenatal care. Dikutip pada 26 februari 2021
https://data.unicef.org/topic/maternal-health/antenatal-care/
WHO. 2018. World Health Statistics. Dikutip pada 26 februari 2021.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272596/9789241565585-
eng.pd

Anda mungkin juga menyukai