PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN TRIMESTER III
2
mungkin hamil dan untuk menentukan anak dalam kandungan atau
tidak.Kontraksi sampai akhir kehamilan menjadi His.
b. Serviks Uteri
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan,
sehingga serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru.
Dalam persiapan persalinan , estrogen dan hormon plasenta
relaxin membuat serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut
operculum terbentuk drao sekresi kelnejar serviks pada kehamilan
minggu ke-8 . Sumbat mucus tetap berada dalam serviks sampai
persalinan dan pada saat itu , dilatasi serviks menyebabkan sumbat
tersebut terlepas . Terlihat mucus serviks merupakan salah satu
tanda dini persalinan.
c. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesteron akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak
sehingga mammae menjadi lebih besar. Papila mammae
membesar , lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh
aerola mammae karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12
minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut colostrum.
d. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi adanya
stimulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh –
pembuluh darah yang membesar juga, mammae dan alat-alat lain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan
adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah
akan bertambah banyak, kira-kira 25 % dengan puncak kehamilan
32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira
30%.
e. Sistem Pencernaan
Karena kehamilannya berkembang terus, lambung dan usus
digeser oleh uterus yang membesar . Pada 15% sampai 20%
wanita hamil, herniasi bagian lambung (hiatus hernia) terjadi
setelah bulan ke tujuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini
disebabkan pergeseran lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus
diafragma melebar.Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita
multipara, wanita yang gemuk atau wanita yang lebih tua.
3
f. Tratus Urinarus
Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, uterus akan lebih menyita tempat dalam panggul.
Setelah usia kehamilan 3 bulan, uterus dari dalam rongga panggul
dan fungsi kandung kemih kembali normal. Keinginan buang air
kecil yang sering timbul kembali pada kehamilan menjelang
aterm, ketika presenting part bayi masuk ke dalam rongga
panggul.
(Yeyeh, 2010 : 39-51)
g. Sistem Respirasi
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan,tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit
dan pengembalian oksigen per menit akan mengalami
penambahan secara signifikasn pada kehamilan lanjut. Perubahan
ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan
kembali seperti sediakala dalam 24 minggu setelah persalinan .
(Prawirohardjo, 2009 : 185).
h. Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badab selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah
dan cairan esktravaskuler. Diperkirakan selama kehamilan berat
badan bertambah 12,5 kg. (Prawirohardjo, 2009 : 180)
i. Sistem Integument
Striae gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan,
garis-garis sedikit cekung kemerahan , umumnya timbuk pada
kulit abdomen, kadang kala pada kulit paha dan payudara. Terjadi
pada separuh wanita hamil.Pada wanita multipara seringkali
ditemukan bersamaan dengan striae kehamilan sebelumnya.
(Jannah. 2012 : 102).
4
modis. Di samping itu, ibu mulai merasa sedih akan berpisah dengan
bayinya dan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil. Pada
trimester ini, ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan.( Jannah, 2012 : 109-110).
b. Konstipasi
1. Penyebab
Motilitas usus berkurang akibat progesteron.Peningkatan
reabsorbsi air pada kolon sehingga feses lebih
kering.Penekanan usus oleh pembesaran uterus.Konsumsi
zat besi.
Kurang intake cairan dan serat.Kurang aktivitas fisik.
2. Penatalaksanaan
Minum 6-8 gelas perhari.
Tingkatkan asupan makanan tinggi serat.
Latihan fisik cukup.
Biasakan buang air besar teratur.
5
c. Edema Ekstremitas Bawah
1. Penyebab
Aliran balik vena terganggu akibat berat uterus yang
membesar.
2. Penatalaksanaan
Hindari mengenakan pakaian yang ketat yang mengganggu
aliran balik vena, ubah posisi sesering mungkin,
minimalkan berdiri atau berjalan terlalu lama.
d. Hemoroid
1. Penyebab
Akibat relaksasi diperantarai progesteron pada dinding
vena atau berat uterus, kongesti vena pelvis dan tegangan
konstipasi.
2. Penatalaksanaan
Cegah konstipasi , istirahat dalam posisi miring,
menghindari mengejan, hindari makanan berbumbu.
e. Insomnia
1. Penyebab
Masalah emosional, gerakan janin dan rasa tidak nyaman
lain dapat menyebabkan wanita hamil terbangun di malam
hari seperti peningkatan frekuensi miksi.
2. Penatalaksanaan
f. Kram
1. Penyebab
Diet rendah kalsium,tekanan pada uterus mengganggu
sirkulasi keekstremitas bawah dan dapat memberikan
tekanan pada syaraf yang berjalan melewati foramen
obturator.
2. Penatalaksanaan
Beri suplemen kalsium dan magnesium,minimalkan kram
dengan latihan fisik,menggunakan postur yang benar dan
meninggikan kaki secara periodikdi setiap hari.
g. Sering berkemih
1. Penyebab
Turunnya bagian presentasi janin,kandung kemih kembali
mendapattekanan.
6
2. Penatalaksanaan
Singkirkan infeksi saluran kemih(ISK),meningkatkan
cairan pada siang hari dan minum sedikit sebelum
tidur,dan membatasi kafein.
h. Varises
1. Penyebab
Aliran balik vena dari ekstremitas bawah terganggu oleh
uterus yang terus berkembang dan membesar sehingga
sistem vena mendapat tekanansemakin besar dan akibatnya
timbul varises.Kelebihan berat badan,mengangkat barang
berat dan konstipasi.
2. Penatalaksanaan
ketat,hindari menyilangkan kaki,hindari periode berdiri
lama.(Sinclair,2010:h.30-60)
a. Persalinan prematuritas
Adalah persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36
minggu,dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg.
b. Kehamilan ganda (kembar)
Adalah faktor ras yang sering mempunyai angaka hamil ganda yang
tinggi,pemakaian obat perangsang indung telur atau faktor keturunan
dalam keluarganya.
c. Kehamilan dengan perdarahan
1. Perdarahan plasenta previa
Adalah keadaan implantasi plasebta sedemikian rupa sehingga
menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim,sehingga pembuluh
darah besar ada pada sekitar mulut rahim.
2. Perdarahan solusio plasenta
Adalah nidasi (implantasi) hasil konsepsi sebagian besar terjadi
pada fundus uteri (puncak rahim), sebagian tempat yang
normal,serta lepasnya plasenta dari implantasinya yang normal
(fundus uteri) sehingga menimbulkan rasa sakit dan gangguan
nutrisi pada janin.
3. Perdarahan pada sinus marginalis
Terjadi menjelang persalinan,jumlahnya tidak terlalu banyak,tidak
membahayakan janin dan ibunya,karena persalinan segera akan
berlangsung.
7
4. Perdarahan vasa previa
Adalah penyilangan pembuluh darah pada mulut rahim yang
berasal dari insersia vilamentosa plasenta.
d. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
Pengeluaran air ketuban(amnion)sebagian besar terjadi
menjelang persalinandengan pembukaan mendekati lengkap.
e. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
Berkurang atau menghilangnya gerak janin dalam rahim.Janin
yang telah mati dalam rahim segera harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan gangguan pembekuan darah dan dapat menimbulkan
infeksi dalam rahim.
f. Kehamilan lewat waktu bersalin
8
2. Eklamsia merupakan kelanjutan dari preeklamsia berat ditambah
dengan kejangatau koma yang dapat berlangsung mendadak.Dalam
keadaan eklamsia sudah agak sulit untuk mendapat pengobatan
sehingga angka kematiannya tinggi.(Manuaba,2009:99-102).
a. Pengawasan antenatal
1. Pengertian
b) Ukur(tekanan)darah
9
c) Ukur(tinggi) fundus uteri
(Jannah,2012:162)
4. Pemberian imunisasi TT
Tujuan imunisasi tetanus toxoid(TT)kepada ibu hamil adalah
memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan
janin yang dikandungnya,sehingga pada saat melahirkan ibu dan
bayi terhindar dari penyakit tetanus.
Waktu pemberiannya selama kehamilan diberikan 2 kali
dengan dosis yang sama.Pemberian pertama sebaiknya pada
kehamilan trimester satu supaya pemberian yang kedua jaraknya
tidak terlalu dekat,sehingga pemberian antibodi bisa
optimal.Pemberian yang kedua dengan jarak waktu minimal 4
minggu dari pemberian pertama,dengan catatan paling lambat 2
minggu sebelum melahirkan.(Mandriwati,2008:141-142).
5. Pemberian tablet zat besi
Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar
300%(1040 mg selama hamil)dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu hamil melainkan perlu
di tunjang dengan suplemen zat besi.Pemberian suplemen zat besi
dapat diberikan sejak minggu ke 12 kehamilan sebesar 30-60
gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah
kelahiran untuk mencegah anemia postprtum.
(Sulistyawati,2009:108).
b. Persiapan persalinan dan laktasi
1. Senam hamil
Senam hamil memudahkan ibu melakukan tugas persalinan dengan
kekuatan dan kepercayaan diri sendiri di bawah bimbingan penolong
pada persalinan normal(fisiologis).Melalui senam hamil diperoleh
keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot
dinding perut,otot dasar panggul,serta jaringan penyangganya untuk
berfungssi saat bersalin.
10
Syarat-syarat senam hamil:
(Manuaba,2009:109)
2. Perawatan payudara
Merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun
setelah bersalin,akan menjaga bentuk payudara juga akan
mempertahankan dan memperlancarkan keluarnya ASI.
Langkah untuk melakukan perwatan payudara pada masa
hamil:
(Manuaba,2009:88-89)
c. KIE
1. Makanan pada ibu hamil
Pada kehamilan trimester III,janin mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat.Umumnya nafsu makan ibu
sangat baik dan ibu sering merasa lapar.Pada masa ini,hindari makan
berlebihan sehingga berat badan tidak naik terlalu banyak.Bahan
makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti
yang manis-manis dan gorengan perlu dikurangi.Bahan makanan
sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak
dibanding pada kehamilan trimester II,karena selain untuk
11
pertumbuhan janin yang sangat pesat,juga diperlukan untuk ibu dalam
mempersiapkan persalinan.
Makanan Jumlah
Kalori 2500
Protein(gram) 85
Kalsium(gram) 1,5
Ferum/Fe(mg) 15
Riboflavin (mg) 18
Jenis Takaran
Nasi 3 piring
Ikan 3 potong
Tempe 5 potong
Sayuran 3 mangkuk
Buah 2 potong
Gula 5 sdm
susu 1 gelas
air 6 gelas
12
2. Hygiene selama kehamilan
3. Hubungan seksual
4. Istirahat
5. Tanda-tandanmenjelang persalinan
13
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
3) Terjadi perubahan karena kapiler pembuluh darah
c) Pengeluaran cairan
6. Cara meminum Fe
a) Perdarahan pervagina
14
d) Nyeri abdomen yang hebat
adalah nyeri yang hebat,menetap dan tidak akan hilang setelah
beristirahat dan disertai keluhan fisik yang lain.
e) Bayi kurang bergerak(Yeyen,2010:126-127)
15
mempengaruhi daya tangkap pasien terhadap instruksi yang
diberikan bidan.
5) Pekerjaan
Untuk mengukur tingkat social ekonominya, yang
mempengaruhi gizi ibu hamil.(Anggraini,2010;h.135). Menurut
penelitian Kartikasari,dkk (2011;h.9) terdapat hubungan
pekerjaan dan status gizi ibu hamil yaitu apabila pekerjaan ibu
berat maka asupan gizi yang dikonsumsi lebih banyak begitu
juga sebaliknya. Selain itu pekerjaan ibu hamil berpengaruh pada
jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi
selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapat lebih
tinggi bisa mengkonsumsi makan yang bervariasi dan bergizi,
sehingga mempengaruhi status gizi ibu hamil. Sedangkan
menurut Varney (2007;h.31) bahwa pekerjaan wanita dapat
menunjukkan risiko cedera yang bisa terjadi.
6) Suku Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
(Anggraini,2010;h.135).Dijelaskan oleh Astuti (2012;h.132)
bahwa ada beberapa adat istiadat tertentu yang bisa
membahayakan kehamilan.
7) Alamat
Menurut Marmi, (2014;h.155) tempat tinggal memberikan
gambaran mengenai keadaan lingkungan, keamanan, kecukupan
pangan, penyebaran penyakit.
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan. (Romauli,2011;h.163). Serta diungkapkan dengan kata-
katanya sendiri. (Hani,dkk,2014;h.87).
2. Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui ketidaknyamanan, masalah pada
kehamilannya.(Varney,2007;h.530).
Keluhan yang sering dijumpai pada kehamilan TM III diantaranya
peningkatan nyeri ulu hati (Rukiah, 2013;h 118) sering buang air
kecil, hemoroid, sembelit, kram pada kaki, nafas sesak, sakit punggung
atas dan bawah, varises pada kaki. (Kuswanti,2014;h.128-133).
Sulistyawati (2009;h.124) menambahkan ketidaknyamanan yang
terjadi pada TM III yaitu sembelit atau konstipasi.
16
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan perlu dikaji untuk mengetahui riwayat
kesehatan sekarang (penyakit menular dan menurun), riwayat
kesehatan yang lalu dan riwayat kesehatan keluarga (kehamilan
kembar, penyakit menular dan menurun di dalam keluarga)
(Kuswanti,2014;h 140).
Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang membantu bidan
mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi
kehamilan dan bayi baru lahir. (Rukiyah, 2013; h.147)
Sulistyawati (2009;h.168) menyatakan bahwa riwayat kesehatan
sebagai peringatan adanya penyulit pada masa kehamilan.
a. Sistem Kardiovaskular
1) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan
curah jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi
jantungnya ketika tidak hamil.Curah jantung meningkat lebih
lanjut pada saat persalinan mencapai 50 persen ketika timbul
kontraksi serta meningkat lebih tinggi lagi pada saat melahirkan.
Peningkatan curah jantung tersebut dapat meningkatkan resiko
dekomposisi jantung pada wanita yangmempunyai riwayat
penyakit jantung.(Varney,2007;h.628).
2) Hipertensi
Peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90 mmHg, hipertensi yang sudah ada sebelumnya
mengalami peningkatan risiko terjadiya preeklampsia selama
kehamilan(Varney,2007;h.646).sedangkan menurut Astuti
(2012;h.112), hipertensi berbahaya karena pembuluh darah
menyempit sehingga asupan makanan ke bayi sedikit, bisa
menyebabkan IUFD, plasenta terputus, dan pertumbuhan
terganggu.
Menurut Marmi (2014:h.162), apabila dalam kehamilan
dengan riwayat hipertensi disertai proteinuria dan oedema maka
disebut pre-eklampsia tidak murni atau superimposed. Pre-
eklampsia yang disebabkan oleh.hipertensi esensial dan penyakit
ginjal.
Ibu yang mengalami hipertensi, tidak boleh menggunakan
Kontrasepsi pil kombinasi (Affandi,2012;h.MK-35).
3) Anemia
17
Anemia didefinisikan sebagai penurunan sel darah merah,
atau total hemoglobin secara lebih tepat, kadar hemoglobin
normal pada wanita hamil 11,0 g/dL. (Varney,2007;h.127).
Menurut Rukiyah (2013;h.160) dikatakan anemia ringan 9-
10 gr %, anemia sedang 7-8 gr % dan anemia berat <7 gr %.
Menurut Sofian (2013; h. 109-110), anemia bisa menyebabkan
inersia uteri dan partus lama, ibu lemah, atonia uteri dan
perdarahan, syok, infeksi intrapartum dan dalam nifas, dan bila
terjadi anemia gravis (Hb di bawah 4 gr%) terjadi payah
jantung. Berdasarkan penelitian Humala, (2012;h.4) terdapat
hubungan anemia pada ibu hamil dengan berat badan bayi baru
lahir.
Wanita yang memiliki Hb <7 g/dl tidak dianjurkan untuk
menggunakan alat kontrasepi tubektomi karena termasuk dalam
klasifikasi kelas C yang harus dikoreksi terkait tubektomi
(Affandi,2012;h.MK-90-MK-91).
b. Sitem Pernafasan
1) Asma
Asma adalah radang kronis pada jalan napas yang
berkaitan dengan obstruksi reversible dari spasme, edema, dan
produksi mukus dan respon yang berlebih terhadap stimuli.
(Varney,2007;h.133). Wanita yang memiliki riwayat asma
berat sebelum hamil terbukti akan terus mengalaminya dan
menjadi semakin buruk selama masa hamil.Menurut
Prawirohardjo(2010; h.810) gejala asma adalah wheezing
ringan sampai bronkokonstriksi berat, hiperventilasi,
hiperkapnea, takikardi, sianosis sentral, pernapasan
memanjang, asidosis, ekspirasi memanjang, bahkan gangguan
kesadaran
Asma dihubungkan dengan peningkatan angka kematian
perinatal, hipertensi kronis, preeklamsia, BBLR dam
perdarahan pervaginam. (Varney,2007;h.629-630)
c. Sistem Endokrin
1) Diabetes Militus
Diabetes terjadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak
cukup. Glukosa darah ibu yang meningkat akan disalurkan ke
janin melalui plasenta. Pada ibu hamil dengan diabetes harus
meningkatkan kadar insulin untuk mematabolisme glukosa,
akibat peningkatan kadar insulin dan glukosa terjadilah
18
pertumbuhan fisik yang dramatis, yang menghasilkan bayi
besar. (Varney,2007;h.636)
Menurut Winknjosastro (2009; h.852) Bayi yang lahir dari
ibu dengan DM biasanya lebih besar, dan bisa terjadi juga
pembesaran dari organ-organnya (hepar, kelenjar adrenal,
jantung). Segera setelah lahir, bayi bisa mengalami
hipoglikemia karena produksi insulin janin yang meningkat,
sebagai reaksi terhadap kadar glukosa ibu yang tinggi. Ibu
hamil penderita diabetes yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kelainan kongenital dan kematian.
2) Ginjal
a) Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi bakteri yang
paling sering dijumpai pada kehamilan.ISK berkelanjutan
dengan kejadian BBLR. (Marmi,2014;h.42-43)
b) Gagal ginjal
Gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sangat
gawat dalam kehamilan dan nifas karena dapat
menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang
tidak bisa sembuh lagi. (Prawirohardjo,2010;h. 840).
Menurut Varney (2008; h.917) penyakit ginjal yang
diderita ibu hamil dapat menyebabkan IUGR.
d. Penyakit Menular
1) Hepatitis
Menurut Varney (2007;h.614), hepatitis diidentifikasi
sebagai infeksi kronis setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium selama kehamilan.Sofian (2013; h.
119)menambahkan bahwa hepatitis pada ibu hamil
menyebabkan kematian janin dalam kandungan.
2) Sifilis
Pengaruh sifilis terhadap kehamilan yaitu infeksi pada
janin, kelahiran mati.(Marmi,2014;h.40).
3) HIV
Menurut Sulistyawati (2009; h. 100) janin yang dikandung
oleh ibu pengidap HIV akan menjadi sangat rentan terhadap
penularan selama proses kehamilannya karena kemungkinan
besar virus akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh
bayi.Kelainan yang dapat terjadi adalah berat badan lahir
rendah, bayi lahir mati. (Prawirohardjo,2010; h.933).
19
Menurut Affandi, (2012;h.U-45).Kontrasepsi kondom
merupakan metode terbaik untuk pencegahan IMS dan
HIV/AIDS bila digunakan terus menerus dan benar.
4. Riwayat Obstertri
a. Riwayat Haid
Dalam hubungannya dengan kehamilan, menurut Varney
(2007; h. 524) ditanyakan gambaran periode menstruasi yang
dialami meliputi siklus dan lama haid karena wanita sering keliru
mengartikan bercak darah implantasi sebagai periode menstruasi.
Selain itu, riwayat haid juga dapat digunakan untuk menghitung
usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) GPA
Gravida dan para dikaji untuk mengetahui pengalaman klien
tentang kehamilan.Sedangkan abortus dikaji untuk mengetahui
pernah terjadi abortus, karena dapat terjadi keguguran yang
berulang.(Astuti 2012; h.213).
2) HPHT
Penentuan perkiraan lahir dengan rumus Neagle yaitu HPHT
hari + 7, bulan - 3, tahun + 1 (untuk bulan baru atau bulan
maret keatas) dan hari + 7, bulan + 9 (untuk bulan januari
sampai maret) (Rukiah, 2013; h.146).
3) Gerakan Janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara
terus-menerus, sehingga terjadi penanganan segera apabila
terjadi gangguan.Salah satu indikator kesejahteraan janin yang
dapat dipantau sendiri oleh ibu yaitu dengan gerakan 10, yang
artinya dalam 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.
(Kuswanti,2014;h.127-128). Sedangkan menurut Hani,
(2014;h.121) bayi harus bergerak minimal 3 kali dalam periode
3 jam.
4) TT
Tabel 2.1
Lama
Antigen Interval perlindungan Perlindungan
kunjungan ANC
TT1 pertama - -
4 minggu setelah
TT2 TT1 3 tahun 80%
20
6 minggu setelah
TT3 TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95%
25 th/seumur
TT5 1 tahun setelah TT4 hidup 99%
Sumber : Kusmiyati, 2009; h. 169 dan Sulistyawati, 2009; h. 121
Tabel 2.2
Skrining Imunisasi TT
5) Tanda Bahaya
Rukiyah (2013;h.126-127) tanda-tanda bahaya yang perlu
diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut adalah
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan
pervaginam, dan gerakan janin tidak terasa.
6) ANC
Menurut Saifuddin (2010; N-2) kunjungan ANC dalam
kehamilan minimal 4 kali. 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, dan 2 kali pada trimester III,
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu
Menrut Marmi (2014,h.158-159) menjelaskan bahwa riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, dan perdarahan pada
persalinan atau pascapersalinan perlu dikaji karena dapat berulang
pada kehamilan berikutnya.
21
Catatan kebidanan sebelumnya sangat memengaruhi prognosa
persalinan kali ini, menurut Varney (2008 ; h.691-692) hal yang
memengaruhi adalah :
1) Paritas
Semakin banyak janin yang dilahirkan, maka otot uterus akan
lebih banyak meregang dan relaks, sehingga mudah dilalui janin,
namun pada ibu multipara karena uterus sering meregang maka
akan kehilangan kekuatannya sehingga meningkatkan risiko
perdarahan pada persalinan kali ini.
2) Jenis persalinan
Jenis persalinan sebelumnya apakah pervaginam atau seksio
sesarea dan jarak kelahiran minimal 2 tahun untuk memberi
kesempatan rahim pulih ke kondisi semula, bila jarak < 2 tahun
akan terjadi kemungkinan kesuburan rahim pulih, sehingga
apabila terjadi kehamilan, risiko IUGR, IUFD, abortus semakin
tinggi.
3) Berat janin
Berat janin yang dilahirkan pervaginam sebelumnya akan
memengaruhi keadekuatan panggul saat melahirkan dan lamanya
persalinan kala I maupun kala II.
5. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui suasana rumah tangga pasangan.
(Romauli,2011;h.168). Dijelaskan oleh Muslihatun, (2009;h.136)
riwayat perkawinan terdiri atas status perkawinan, perkawinan ke,
umur ibu saat menikah, serta lama perkawinan.
6. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD (Expected Date of Delivery / Taksiran
Persalinan). Selain itu perlu dikaji adanya masalah pemakaian
kontrasepsi misalnya apabila kehamilan ini dikarenakan
kegagalan kerja alat kontrasepsi, maka klien diberikan pandangan
mengenai alat kontrasepsi lain (Astuti,2012;h.217).
Riwayat keluarga berencana meliputi: jenis metode yang dipakai,
waktu, tenaga dan tempat saat pemasangan dan berhenti,
keluhan/alasan berhenti. (Kuswanti,2014;h.140)
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sulistyawati (2009; h.169) memberikan pernyataan bahwa pola
makan penting diketahui untuk mendapat gambaran bagaimana
pasien mencukupi asuhan gizinya selama hamil.
22
Menurut Marmi (2014;h.118) pada trimester III nafsu makan
sangat baik, tetapi tidak boleh berlebihan. Kurangi karbohidrat,
makan terlalu manis dan asin, tingkatkan sayur, protein dan buah.
Dalam masa hamil asupan cairan sangat dibutuhkan.
Selain itu, budaya pantang makan juga harus dikaji karena hasil
penelitian (,Susanti,dkk,2013;h.5) menunjukkan bahwa hubungan
antara budaya pantang makan menyebabkan status gizi rendah pada
ibu hamil trimester III.
b. Pola Eliminasi
Menurut Mufdilah, (2009;h.13) perlu dikaji perubahan pola BAB
dan BAK ibu selama hamil. Keluhan yang sering terjadi pada ibu
hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering
kencing.Sedangkan terjadi pembesaran janin pada trimester III yang
menyebabkan desakan kantong kemih. (Sulistyawati,2009;h.119).
c. Pola aktivitas
Menurut Sulistyawati, (2009;h.170) pola aktivitas dikaji untuk
memberikan gambaran seberapa berat aktivitas yang bisa dilakukan
ibu di rumah.
Prawirohardjo (2010;h.287) menjelaskan bahwa ibu hamil tetap
dianjurkan melakukan aktivitas ringan, tetapi tetap menghindari
aktivitas berat yang dapat menimbulkan kelelahan berlebihan
sehingga dapat menyebabkan abortus dan persalinan premature.
(Romauli,2011;h.171).
d. Pola Istirahat dan Tidur
Kusmiyati (2009;h.120), menjelaskan bahwa istirahat teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani wanita hamil
untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur
malam kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada
siang hari selama 1 jam.
e. Pola Seksual
Menurut Astuti (2012; h. 143), wanita hamil dapat melakukan
hubungan seksual sepanjang hubungan seksual tersebut tidak
mengganggu kehamilan dengan memilih posisi nyaman, tidak
menyebabkan nyeri, dan menggunakan kondom karena
prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan
kontraksi.
Akan tetapi menurut Kusmiyati (2009; h. 102-103) koitus tidak
dibenarkan jika terdapat perdarahan pervaginam, terdapat riwayat
abortus berulang, ketuban pecah, dan serviks telah membuka.
23
f. Pola Hygiene
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygiene
terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah.Kebersihan gigi klien juga penting karena saat hamil
sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis
gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium
disekitar gigi. Pada kehamilan trimester III, kebersihan vulva harus
dijaga lebih ekstra, mengingat daerah tersebut akan dilalui bayi saat
proses melahirkan dan sebagai proses pencegahan penularan
penyakit dari ibu ke BBL.(Astuti, 2012; h. 219-220).
g. Pola Hidup Sehat
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap
melalui rokok dan dapat ditransfer lewat plasenta ke dalam tubuh
bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat harus waspada akan
resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR, bahkkan kematian
janin. (Romauli,2011;h.112).
Menurut Kusmiyati (2009;h.90) Ibu hamil yang mengkonsumsi
alkohol dapat membahayakan jantung ibu dan merusak janin,
termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan
membahayakan kelahiran prematur. Efek pemaikaian alkohol dalam
kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental,
kecacatan, kelainan jantung, dan kelainan neonatal.Ibu yang
mengkonsumsi kafein yang berlebihan juga dapat mengakibatkan
bayi lahir mati, abortus dan persalinan prematur.
Ibu hamil yang memakai obat-obatan terlarang sangat
membahayakan janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik,
kelahiran prematur, dan BBLR, serta cacat mental dan sosial.
(Kusmiyati 2008;h.90).
Menurut Kusmiyati (2008;h.85), efek minum jamu dapat
menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus,
kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatorum, kematian
janin dalam kandungan dan malformasi organ janin.
8. Data Ekonomi, Psikososial, Budaya
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem
dukungan ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat
membantu ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik.
(Rukiah,2013;h.147).
24
Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
(Sulistyawati,2009;h.173)
Perubahan psikologi trimester III ( periode penantian dengan penuh
kewaspadaan) antar lain: rasa tidak nyaman timbul lagi, merasa dirinya
jelek, aneh, dan tidak menarik, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya,khawatir dengan bayi yang dilahirkan dalam keadaan
tidak normal, merasa kehilangan perhatian, dan memiliki perasaan
sensitive. (Romauli, 2011;h.90).
Rukiyah (2013;h.98) menyatakan bahwa harus dikaji apakah ibu
hamil menganut mitos tertentu yang menghambat pemberian asuhan
bagi ibu hamil dan membahayakan kehamilan.
9. Data Pengetahuan
Menurut Sulistyawati (2009; h. 138), dikaji pengetahuan pasien
tentang pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara, memantau
gerakan janin, waspada keluhan, pola makan yang sehat, sikap tubuh
yang baik, posisi tidur, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, tanda
bahaya.
Sesuai dengan penelitian Sembiring, (2013;h.8) terdapat hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya terhadap kepatuhan
kunjungan ANC.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum baik jika menunjukkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain. (Sulistyowati & Nugraheni, 2013; h.226)
b. Kesadaran
Menurut Astuti (2012; h. 228) disebut Compos Mentis jika klien
sadar penuh serta dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
di sekelilingnya.
c. Tinggi Badan
Menurut Rukiyah (2009; h. 7), tinggi badan menentukan ukuran
panggul ibu. Menurut Baety, (2012;h.2) ukuran normal tinggi badan
yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu >145 cm.
d. Berat Badan
Normalnya penambahan berat badan ibu hamil setiap minggu
bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5 kg sampai 16 kg selama
kehamilan (Romauli,2011;h.173).
25
e. Tekanan Darah
Kemenkes RI (2013; h. 33) menyatakan bahwa tekanan darah
yang termasuk dalam klasifikasi kehamilan normal adalah kurang
dari 140/90 mmHg.
f. LILA
LILA normal ibu hamil adalah >23,5 cm (Romauli,2011;h.173).
g. IMT
Menurut Rukiyah (2013; h. 58) rumus IMT:
Berat Badan ( kg )
IMT=
Tinggi Badan ( m ) x tinggi badan ( m )
Sumber : (Saifuddin,2010;h.180)
h. Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit
(Romauli,2011;h.173).
i. Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,50C. Suhu tubuh lebih dari
37,50C perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli,2011;h.173).
j. Pernapasan
Normalnya 16-24x/menit. (Romauli,2011;h.173). Menurut
Prawirohardjo (2010;h.185), perubahan frekuensi napas akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali pada 24
minggu setelah persalinan, dan menurut Sulistyawati (2009; h. 69),
wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan dirinya.
26
2. Status Present
a. Kepala
Menurut Varney (2007; h. 35-36) perlu dikaji rambut dan kulit
kepala,ukuran,bentuk, kontur, kesimetrisan, lokasi struktur wajah,
gerakan involunter.
b. Mata
Sulistyawati (2009; h. 138) menyatakan bahwa yang dikaji pada
mata adalah sklera, konjungtiva, gangguan penglihatan, kotoran/
sekret.
c. Hidung
Simetris, nafas cuping hidung, polip (Baety,201;h.5)
d. Mulut
Menurut Kemenkes RI (2013; h. 24) pada mulut dikaji bagaimana
higiene mulut dan gigi, karies. Baety, (201;h.6) menambahkan mulut
simetris, bibir tidak kering, lidah tidak stomatitis.
e. Telinga
Menurut Sulistyawati (2009;h.138) perlu dikaji kebersihan,
gangguan pendengaran, dan massa.
f. Leher
Sulistyawati (2009;h.139) menyebutkan bahwa pada leher perlu
dikaji pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena jugularis.
g. Ketiak
Pada kelenjar limfatik dikaji pembengkakan kelenjar getah bening
(Varney, 2007; h.39)
h. Dada
Menurut Sulistyawati (2009;h.139) dikaji retraksi dada, denyut
jantung teratur, dan wheezing.
i. Abdomen
Sulistyawati (2009; h. 176) menyatakan bahwa pada abdomen
perlu dikaji bekas luka operasi.
j. Vulva
Menurut Sulistyawati (2009;h.177) pada genital perlu dikaji
kebersihan, pengeluaran pervagina, dan tanda-tanda infeksi vagina.
k. Ekstremitas
Kemenkes RI (2013;h.24) menyatakan bahwa pada ekstremitas dikaji
apakah ada oedema, varises, dan refleks patella. Menurut
(Sulistyawati, 2013; h.245), refleks patella normal kanan/kiri (+/+).
l. Punggung
27
Menurut Baety, (2012;h.5) perlu dikaji apakah mengalami
skoliosis.
m. Anus
Sulistyawati (2009; h. 177) menyatakan bahwa pada anus perlu
dikaji hemoroid dan kebersihan.
3. Status Obstetri
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi pasien
berkaitan dengan kehamilan/persalinan. Pemeriksaan meliputi:
a. Inspeksi
1) Muka
Chloasma gravidarum, (Sulistyawati,2009;h.138).Saifuddin
(2009;h.92) menambahkan tidak odema dan tidak pucat.
2) Payudara
Bentuk payudara, kesimetrisan, massa, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting kebersihan dan ruam (Sulistyawati,2009;h.176)
3) Abdomen
Terdapat linea nigra, striae, luka bekas operasi, dan pembesaran
perut (Sulistyawati,2009;h.139).
4) Vulva
Kebersihan, ada varises atau tidak, kelenjar bartolin, pengeluaran
pervaginam, tanda-tanda infeksi (Sulistyawati,2009;h.140 & 177)
b. Palpasi
1) Payudara : teraba massa atau tidak, nyeri, kolostrum
(Sulistyawati,2009;h.176)
2) Abdomen:
a) Leopold I
Pemeriksaan Leopold digunakan untuk mengetahui tinggi
fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus
uteri.(Astuti, 2012; h.73). Normalnya pada fundus teraba 1
bagian lunak dan tidak melenting. (Romauli,2011;h.175).
Tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 36 -38 minggu adalah
pada 2 sampai 3 jari dibawah prosesus xiphoideus .
b) Leopold II
Dilakukan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin disepanjang sisi maternal (Astuti, 2012; h.73). Normal
teraba 1 bagian panjang,keras seperti papan (punggung) pada
satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil-kecil.
(Romauli, 2011; h.175).
c) Leopold III
28
Bertujuan untuk membedakan bagian presentasi dari janin
dan sudah masuk dalam pintu panggul.(Astuti, 2012;
h.73).Normalnya pada bagian bawah janin teraba 1 bagian yang
bulat, keras dan melenting (kepala janin).
(Romauli,2011;h.175). Namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul. (Sulisyawati, 2009; h. 91).
d) Leopold IV
Menurut Kemenkes RI, (2013;h.26) leopold IV digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh janin masuk panggul
Posisi tangan masih bisa bertemu, dan masuk sebagian kecil
ke PAP (Konvergen), posisi tidak bertemu dan sudah masuk
PAP (divergen). (Romauli,2011;h.176).Mufdilah, (2009;h.43)
menambahkan hasil yang ditemukan sejajar yaitu separuh dari
kepala sudah masuk ke rongga panggul.
e) TBJ
Untuk mengukur tafsiran berat janin dalam gram perlu
mengetahui kepala janin sudah masuk pintu atas panggul atau
belum.Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – N) x
155. Bila kepala masih berada diatas spina ischiadica maka N =
12. Dan bila kepala dibawah spina ischiadica maka N = 11.
(Jannah,2012;h.85).
c. Auskultasi
Denyut jantung janin normal adalah 120-140x/menit (Marmi,
2014; h.188-189).
Denyut jantung janin normal terdengar dibawah pusat ibu (baik
dibagian kiri atau dibagian kanan) (Romauli,2011;h.176).
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya
glukosa dalam urine.Urine yang mengandung glukosa terdapat pada
ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM. (Rukiyah, 2013; h.162-
163).
Pemeriksaan urine protein bertujuan untuk mengetahui komplikasi
adanya pre eklampsi pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan
masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera
diantisipasi. (Rukiyah, 2013; h.161)
b. Pemeriksaan HB
Bila kadar Hb ibu kurang dari 10 g% berarti ibu dalam keadaan
anemia. Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
29
yaitu pada trimester I dan trimester III (Romauli,2011;h.176).
Menurut Rukiyah (2013;h.160)Hb 11gr% tidak anemia, 9-10 gr%
anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang, dan <7 gr% anemia berat.
Menurut Bunyarit Sukrat, 2013 tentang pengaruh konsentrasi
hemoglobin pada kehamilan trimester I bahwa ibu hamil dengan
konsentrasi hemoglobin < 9 g/dL berisiko mengalami persalinan
kurang bulan sebesar 72%, untuk hemoglobin <10 g/dL memiliki
risiko 33% serta risiko untuk hemoglobin <11 g/dL yaitu 10%.
Risiko tersebut akan bertambah pada ibu hamil trimester III dengan
konsentrasi hemoglobin <9 dan <10 g/dL, namun untuk konsentrasi
<11 g/dL tidak berisiko jika pada ibu hamil trimester III. Untuk kasus
berat lahir rendah yang berhubungan dengan kadar hemoglobin yaitu
<9 g/dL berisiko sebesar 2,14%, untuk hemoglobin <10 g/dL berisiko
1,57 % dan untuk <11 gr/dL berisiko sebesar 1,17%. Untuk ibu pada
trimester III dengan kadar hemoglobin < 10 dan 11 g/dL berisiko 3,6
dan 1,3 kali lebih tinggi mengalami kasus berat lahir rendah.Pada
kasus bayi lahir KMK, pengaruh konsentrasi hemoglobin lebih
berisiko pada pada trimester I dengan kosentrasi <10 berisiko 26 %
serta untuk konsentrasi hemoglobin <11 g/dL berisiko 14%.
D. ANALISA
Ny. X usia 20-35 tahun G ≤4 P ≤3 A0 umur kehamilan 36-40 minggu
janin hidup, tunggal, intrauteri,puka/puki presentasi kepala, fisiologis.
E. PENATALAKSANAAN
Tanggal:……….. Jam:……………..
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mengurangi keluhan
pada kehamilan TM III, sesuai dengan keluhan yang dirasakan
ibu.Penelitian Kurniawati & Masruroh (2014; h.14) menunjukkan
bahwa ibu hamil yang sudah mengetahui tentang ketidaknyamanan
dalam kehamilan, lebih mampu bersikap positif terhadap
ketidaknyamanan tersebut. Cara mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan :
a. Sering Buang air kecil
Cara mengatasinya yaitu mengurangi minum setelah makan
malam atau minimal 2 jam sebelum / tidur, menghindari minuman
yang mengandung kafein, dan jangan mengurangi kebutuhan air
minum (minimal 8 gelas perhari) perbanyak di siang hari.Rukiyah,
2013; h.121)
b. Nyeri ulu hati
30
Cara mengatasinya yaitu makan sedikit-sedikit, hindari makanan
yang pedas, gorengan atau berminyak, tinggikan bagian kepala
tempat tidur.(Rukiyah, 2013; h.118).
c. Konstipasi
Cara mengatasi yaitu dengan makan makanan tinggi serat,buah
dan sayuran, ekstra cairan, hindari makanan berminyak dan anjurkan
olahraga tanpa dipaksa. (Rukiyah, 2013; h.118)
d. Kram otot betis
Cara mengatasinya yaitu dengan memperbanyak makanan yang
mengandung kalsium, menaikkan kaki keatas, pengobatan dengan
simptomatik dengan kompres air hangat, massase, menarik kaki ke
atas. (Rukiyah,2013; h.120)
e. Nyeri punggung
Cara mengatasinya yaitu dengan memperhatikan postur tubuh
(jangan terlalu sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan
punggung dan bahu yang tegak), menggunakan sepatu tumit rendah,
hindari mengangkat benda yang berat, tidur pada kasur tipis yang
dibawahnya ditaruh papan jika diperlukan (atau yang nyaman).
(Rukiyah, 2013; h.122).
f. Sesak nafas
Penanganan sesak nafas adalah dengan meregangkan lengan di
atas kepala secara berkala dan mengambil nafas dalam, meredakan
kecemasan untuk mengurangi respon hiperventilasi.(Varney, 2007;
h.543).
g. Varises
Cara mengatasinya : Hindari mengenakan pakaian yang ketat ,
hindari berdiri terlalu lama, sediakan waktu istirahat, pertahankan
tungkai tidak menyilang sewaktu duduk, pertahankan postur tubuh
dan mekanisme tubu yang baik, lakukan latihan ringan dengan jalan-
jalan secara teratur untuk peningkatan sirkulasi, lakukan latihan kegel
untuk mengurangi varises vulva atau hemoroid untuk meningkatkan
sirkulasi dan lakukan mandi air hangat yang menenangkan. (Varney,
2007 ;h.540)
h. Hemoroid
Cara mengatasi adanya hemoroid diantaranya adalah : hindari
konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, kompres es untuk
mengurangi hemoroid, mandi berendam air hangat dapat memberikan
kenyamanan dan meningkatkan sirkulasi, latihan kegel untuk
31
mengencangkan perineum serta memasukkan hemoroid ke dalam
rektum. (Varney, 2007 ; h.539).
2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
Menurut Kusmiyati (2009; h. 136) dan Rukiyah (2013; h. 126) tanda-
tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan
lanjut adalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan
pervaginam, dan gerakan janin tidak terasa.
3. Penyuluhan tentang tanda dan gejala persalinan
a. His persalinan
Karakter dari his persalinan yaitu :
1) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
2) Sifat his teratur, interval pendek, dan kekuatan makin besar
3) Terjadi perubahan pada serviks
4) Jika digunakan untuk berjalan maka his akan bertambah kuatnya.
b. Lendir darah
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks
menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis terlepas
3) Terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
c. Cairan Ketuban
Keluarnya air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Bila ketuban
sudah pecah maka ditargetkan persalinan akanberlangsung dalam 24
jam. (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h.7)
4. Konseling Persiapan Persalinan
Menurut Sulistyawati (2009;h.122) beberapa hal yang harus
dipersiapkan untuk persalinan adalah biaya dan penentuan tempat serta
penolong persalinan, anggota keluarga yang dijadikan sebagai
pengambil keputusan jika terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan
rujukan, baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya, dan surat-surat
fasilitas kesehatan
5. Memberikan obat kepada ibu : Tablet Fe 1X1 tablet per hari, Kalsium 1
X 500 mg sehari (Mufdlilah, 2009; h.95).Menurut Kusmiyati (2009; h.
81), pemberian suplemen tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa
darah otot.
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu atau apabila ada keluhan.
(Mufdlilah,2009; h.92).
32
5. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan terhadap ibu dan bayinya bahwa
keduanya dalam keadaan sehat.
6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mengurangi keluhan pada
kehamilan TM II, sesuai dengan keluhan yang dirasakan ibu. Penelitian
Kurniawati & Masruroh (2014; h.14) menunjukkan bahwa ibu hamil yang
sudah mengetahui tentang ketidaknyamanan dalam kehamilan, lebih mampu
bersikap positif terhadap ketidaknyamanan tersebut. Cara mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan :
i. Sering Buang air kecil
Cara mengatasinya yaitu mengurangi minum setelah makan malam atau
minimal 2 jam sebelum / tidur, menghindari minuman yang mengandung
kafein, dan jangan mengurangi kebutuhan air minum (minimal 8 gelas
perhari) perbanyak di siang hari.Rukiyah, 2013; h.121)
j. Nyeri ulu hati
Cara mengatasinya yaitu makan sedikit-sedikit, hindari makanan yang
pedas, gorengan atau berminyak, tinggikan bagian kepala tempat tidur
(Rukiyah, 2013; h.118).
k. Konstipasi
Cara mengatasi yaitu dengan makan makanan tinggi serat,buah dan
sayuran, ekstra cairan, hindari makanan berminyak dan anjurkan olahraga
tanpa dipaksa. (Rukiyah, 2013; h.118)
l. Kram otot betis
Cara mengatasinya yaitu dengan memperbanyak makanan yang
mengandung kalsium, menaikkan kaki keatas, pengobatan dengan
simptomatik dengan kompres air hangat, massase, menarik kaki ke atas.
(Rukiyah,2013; h.120)
m. Nyeri punggung
Cara mengatasinya yaitu dengan memperhatikan postur tubuh (jangan
terlalu sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan punggung dan
bahu yang tegak), menggunakan sepatu tumit rendah, hindari mengangkat
benda yang berat, tidur pada kasur tipis yang dibawahnya ditaruh papan
jika diperlukan (atau yang nyaman).(Rukiyah, 2013; h.122).
n. Sesak nafas
Penanganan sesak nafas adalah dengan meregangkan lengan di atas
kepala secara berkala dan mengambil nafas dalam, meredakan kecemasan
untuk mengurangi respon hiperventilasi.(Varney, 2007; h.543).
o. Varises
33
Cara mengatasinya : Hindari mengenakan pakaian yang ketat , hindari
berdiri terlalu lama, sediakan waktu istirahat, pertahankan tungkai tidak
menyilang sewaktu duduk, pertahankan postur tubuh dan mekanisme tubu
yang baik, lakukan latihan ringan dengan jalan-jalan secara teratur untuk
peningkatan sirkulasi, lakukan latihan kegel untuk mengurangi varises
vulva atau hemoroid untuk meningkatkan sirkulasi dan lakukan mandi air
hangat yang menenangkan. (Varney, 2007 ;h.540)
p. Hemoroid
Cara mengatasi adanya hemoroid diantaranya adalah : hindari
konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, kompres es untuk mengurangi
hemoroid, mandi berendam air hangat dapat memberikan kenyamanan dan
meningkatkan sirkulasi, latihan kegel untuk mengencangkan perineum
serta memasukkan hemoroid ke dalam rektum. (Varney, 2007 ; h.539).
34