Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan Trimester III

1. Pengertian

Kehamilan diartikan sebagai fertilasasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan proses nidasi, bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi dengan kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu (Syaifuddin, 2016). Kehamilan

trimester III adalah dari 29 minggu sampai kira-kira 40 minggu dan diakhiri

dengan bayi baru lahir. Pada trimester 3 seluruh uterus terisi oleh bayi

sehingga tidak bebas bergerak/berputar banyak (Wulandari, 2021).

2. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Pada kehamilan trimester III terjadi beberapa perubahan fisologis,

yaitu perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga segmen bawah

rahim lebih tipis dan lebar, serta lebih tampak lingkaran retraksi fisiologi

dinding uterus. Kepala janin turun ke pintu atas panggul sehingga

menyebabkan sering kencing karena menekan vesica urinaria. Otot rahim

mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat

mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Hubungan antara

besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena

kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola

hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar (Manuaba,

7
8

2016:45).

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri sesuai Umur Kehamilan

Usia Dalam cm Tinggi fundus uteri


kehamilan
12 minggu - 3 jari di atas simfisis
16 minggu - Pertengahan antara simpisis
dan pusat
20 minggu 20 cm (±2 cm) 3 jari di bawah pusat
22 minggu Usia kehamilan dalam Sepusat
minggu (±2 cm)
28 minggu Usia kehamilan dalam 3 jari di atas pusat
minggu (±2 cm)
34 minggu Usia kehamilan Pertengahan pusat dengan PX
dalam minggu
(±2 cm)
36 minggu Usia kehamilan dalam Setinggi PX
minggu (±2 cm)
40 minggu Usia kehamilan dalam 3 jari di bawah PX
minggu (±2 cm)
Sumber: Saifuddin, 2014:67

3. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran sang bayi (Varney et al, 2007).

4. Kebutuhan Ibu Hamil

Kebutuhan ibu hamil menurut Aritonang (2016: 76) adalah sebagai

berikut:

a. Energi

Energi merupakan sumber utama untuk tubuh. Energi berfungsi

untuk mempertahankan berbagai fungsi tubuh seperti sirkulasi dan


9

sintesis protein, selain itu protein juga merupakan komponen utama dari

semua sel tubuh yang berfungsi sebagai enzim, operator membran dan

hormon. Aktivitas fisik dan metabolisme tubuh juga memerlukan energi

yang cukup. Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan

dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi

perempuan sebelum hamil sekitar 2.650 kkal/hari untuk usia 19—29

tahun dan 2.550 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini akan

bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada

trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak,

vitamin dan mineral, akan meningkat selama kehamilan

b. Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat.

Gula dan pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel

darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan

kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50—

60% dari total energi yang dibutuhkan, terutama yang berasal dari

karbohidrat pati dan serat, seperti nasi, sereal, roti, dan pasta, juga jagung,

sagu, singkong, dan ubi jalar.

c. Protein

Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-

sel tubuh, pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan

plasenta. Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis

protein yang dikonsumsi seperlimanya sebaiknya berasal dari protein

hewani, seperti daging, ikan, telur, susu, yogurt, dan selebihnya berasal

dari protein nabati, seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.


10

d. Lemak

Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan pada

perkembangan janin dan pertumbuhan awal pascalahir. Asam lemak

omega-3 DHA penting untuk perkembangan dan fungsi saraf janin

selama kehamilan. Konsumsi PUFA selama kehamilan memengaruhi

transfer PUFA ke plasenta dan ASI. Kebutuhan energi yang berasal dari

lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi

total per hari. Selain memperhatikan proporsi energi yang berasal dari

lemak, penting juga memerhatikan proporsi asam lemaknya. Misalnya,

proporsi asam lemak jenuh (lemak hewani) adalah 8% dari kebutuhan

energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari asam lemak tak jenuh.

5. Perubahan Fisiologi Trimester III

Menurut Hatini, (2018:34) menjelaskan bahwa, perubahan fisiologi

pada kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:

1) Minggu ke-29

Beratnya sekitar 1250 gram, panjang 37 cm. Kelahiran premature mesti

diwaspadai karena meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik

maupun mentalnya.

2) Minggu ke-30

Beratnya mencapai 1400 gram, kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim

yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman,

terutama pada panggu dan perut seiring bertambah besar kehamilan.

Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-

liuk yang menimbulkan rasa nyeri


11

3) Minggu ke-31

Berat bayi sekitar 1600 gram, taksiran panjang 40 cm. Waspada

bila pada ibu muncul gejala nyeri dibawah tulang iga sebelah kanan,

sakit kepala maupun kepala berkunang kunang. Cermati pula gangguan

aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat kaki jadi bengkak

(edema).

4) Minggu ke-32

Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram, panjang tubuh

42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali

menjadi 2 minggu sekali.

5) Minggu ke-33

Beratnya lebih dari 2000 gram, panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini

mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari

dinding Rahim.

6) Minggu ke-34

Berat bayi hampir 2275 gram, taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya,

di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi

secara umum

7) Minggu ke-35

Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm, berat 2450 gram. Mulai

minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat

penting karena kematangan paru-paru sangat menemukan life viabilitas

atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.


12

8) Minggu ke-36

Usia 36 minggu pasca fertilisasi, tubuh janin semakin bulat, kulit

bewarna merah mudan dan lanugo menghilang. Berat 2200-2900 gram

dan panjang dari puncak kepala ke bokong kurang lebih 23 cm. Pada

system moskoloskeletal, gerakan janin pasti dan dapat bertahan, tonus

cukup kuat dan dapat membalik dan mengangkat kepala (Bobak et al,

dalam Yuliani, 2021)

9) Minggu ke-40

Usia 40 minggu pasca fertilissi, kulit bewarna merah muda dan halus,

lanugo hanya pada tubuh bagian atas bahu, vernik kaseosa sedikit.

Rambut sedang atau banyak, tampak tulang rawan hidung dan cuping

hidung. Berat > 3200 gram dan panjang dari puncak kepala ke bokong

kurang lebih 40 cm. Gerakan janin aktif dan bertahan, tonus baik dan

dapat mengangkat kepala. Pada sistem respirasi, percabangan paru-paru

hanya selesai dua pertiga. Siklus tidur bangun teratur dan diselingi

periode bangun. Janin akan menangis jika lapar dan merasa tidak

nyaman, reflex menghisap kuat.

6. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil

semakin meningkat dan kompleks dan meningkat dibandingkan trimester

sebelumnya akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa

kondisi psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak

nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami, keluarga

dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan

terkadang semakin tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat dari


13

adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan kondisi

kehamilannya (Muzayyana & Saleh, 2021:57).

7. Ketidaknyamanan Trimester III

Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III yang biasanya dirasakan

oleh ibu yang sedang mengandung menurut Olii & rasyid, (2021:19) antara

lain:

a. Sering buang air kecil

b. Pegal-pegal

c. Hemoroid

d. Kram dan nyeri pada kaki

e. Gangguan pernafasan

f. Edema.

Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Sering berkemih,

konstipasi, sesak napas, bengkak kaki, gangguan tidur, nyeri pinggang.

Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum

muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam

tingkat ringan hingga berat. Hasil dari penelitian pada ibu hamil di berbagai

wilayah Indonesia mencapai 60-80% ibu hamil mengalami nyeri pinggang

pada kehamilannya (Ernawati, dkk, 2016:7)

Ketidaknyamanan selama hamil dan cara mengatasi (Varney et al, 2007)

adalah sebagai berikut:

1) Sering buang air kecil

Cara mengatasi: mengosongkan kandung kemih saat ada dorongan

untuk kencing dan tetap memperbanyak minum.


14

2) Keputihan

Cara mengatasi: meningkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari dan

memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.

3) Keringat bertambah

Cara mengatasi: memakai pakaian yang tipis dan longgar,

meningkatkan asupan cairan dan mandi secara teratur.

4) Sembelit

Cara mengatasi: meningkatkan diet asupan cairan, istirahat cukup dan

membiasakan buang air besar secara teratur.

5) Nafas sesak

Cara mengatasi: merentangkan tangan di atas kepala serta menarik

nafas panjang.

6) Hemoroid

Cara mengatasi: menghindari konstipasi dengan makan makanan yang

berserat dan banyak minum, menggunakan kompres es atau air hangat

dan dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai buang air

besar.

7) Kelelahan/ fatigue

Cara mengatasi: menyarankan ibu untuk sering beristirahat.

8) Panas Perut (Heartburn)

Cara mengatasi: makan sedikit tapi sering, menghindari makan

berlemak, berbumbu tajam, rokok, asap rokok, alkohol, berbaring

setelah makan dan tidur dengan kaki ditinggikan.

9) Pusing/ Sinkop

Cara mengatasi: bangun secara perlahan dari posisi istirahat,


15

menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan

sesak, serta menghindari berbaring dalam posisi telentang.

10) Nyeri punggung

Cara mengatasi: menggunakan posisi tubuh yang baik dan

menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan tidur.

11) Varises pada kaki

Cara mengatasi: meninggikan kaki sewaktu berbaring, menjaga agar

kaki tidak bersilangan, menghindari berdiri atau duduk terlalu lama dan

menghindari pakaian atau korset yang ketat.

8. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada psikis ibu hamil

memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang akan mendukung dan

menyokong proses adaptasi psikologisnya. Beberapa kebutuhan psikologis

ibu selama dalam masa kehamilannya antara lain dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Dukungan Keluarga

Selama kehamilan seluruh anggota keluarga terutama suami harus

terlibat dalam berbagai hal terutama hal-hal yang berkaitan dengan

penerimaan kondisi fisik dan psikologis ibu yang mengalami perubahan

yang cukup signifikan. Keluarga dapat memberikan dukungan dan kasih

saying kepada ibu hamil sehingga memberikan perasaan nyaman dan

aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.

2) Dukungan Suami

Selama kehamilan dukungan terbesar yang hendaknya didapatkan

ibu hamil adalah dukungan dari suaminya. Hal ini akan berdampak pada
16

kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan dan persalinan hingga proses

laktasi nanti.

3) Dukungan Lingkungan

Lingkungan dalam hal ini antara lain orang-orang disekitar rumah

seperti tetangga, kelompok kegiatan yang biasa ibu lakukan seperti teman

arisan dan sebagainya. Lingkungan ini meskipun tampak tidak terlalu

dekat hubungannya dengan ibu hamil, namun faktanya lingkungan ini

juga ikut berpengaruh terhadap keadaan psikologis ibu.

4) Dukungan dari Tenaga Kesehatan

Support tenaga kesehatan sangatlah penting terutama dalam

berkomunikasi memberikan pendidikan kesehatan dan informasi yang

benar tentang kehamilannya. Tenaga medis ini harus mampu mengenali

keadaan yang terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu, menumbuhkan

hubungan yang baik saling percaya adalah hal yang penting dilakukan

pertama kali. Ibu hamil kadang juga mencurahkan isi hatinya pada tenaga

medis tempat dia memeriksakan kehamilannya. Hal ini dikarenakan rasa

saling percaya sudah terjalin dengan baik.

5) Rasa Aman dan Nyaman

Rasa aman dan nyaman adalah hal utama yang dibutuhkan ibu secara

psikologis. Rasa aman dan nyaman ini akan tumbuh dengan sendirinya

secara alamiah, tanpa dipaksa-paksa jika kondisi dan keadaan yang

dialami ibu hamil menyenangkan dan membahagiakan. Seluruh orang

yang mengenal ibu hamil dapat memberikan rasa nyaman dan aman. Rasa

aman dan nyaman secara tidak langsung dapat juga diakibatkan oleh

keadaan social ekonomi ibu dan keluarga. Kebutuhan nutrisi, pakaian,


17

hygiene dan sebagainya pasti akan menumbuhkan sokongan ekonomi

yang baik.

B. Nyeri

1. Pengertian

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri

timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini menyebabkan individu

bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Bila kulit nyeri akibat

iskemia, maka secara tak sadar orang itu akan mengubah posisinya

(Tazkiyah & Yanti, 2014: 65).

2. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat berdasarkan metode PQRST

menurut Judha, dkk (2016:75) adalah sebagai berikut:

a. P: Provacate

Tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya

nyeri pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan bagian-

bagian tubuh mana yang mengalami cidera termasuk

menghubungkan antara nyeri di derita dengan faktor psikologisnya,

karena bisa terjadinya nyeri hebat karena dari faktor psikologis

bukan dari lukanya.

b. Q: Quality

Kualitas nyeri adalah sesuatu yang diungkapkan oleh klien,

seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti

ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial.

c. R: Region
18

Untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita

untuk menunjukkan semua bagian/ daerah yang dirasakan tidak

nyaman. Untuk melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga

kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan daerah yang

nyerinya minimal sampai kearah nyeri yang sangat. Namun hal ini

akan sulit dilakukan apabila nyeri yang dirasakan bersifat menyebar.

d. S: Severe

Tingkat keparahan merupakan hal yang paling subjektif yang

dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas

nyeri, kualitas nyeri harus bias digambarkan menggunakan skala

yang sifatnya kuantitas.

e. T: Time

Untuk mengkaji waktu nyeri, Tenaga kesehatan perlu

menanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama

menderita, seberapa sering untuk kambuh dan lain-lain.

3. Intensitas nyeri

Indikator adanya dan intensitas nyeri adalah laporan ibu tentang nyeri

itu sendiri. Namun demikian, intensitas nyeri juga dapat ditentukan dengan

berbagai macam cara. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah mudah dan

merupakan metode terpercaya dalam menentukan intensitas nyeri ibu. (Judha,

dkk, 2016)

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan

sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
19

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon

fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Pengukuran dengan tehnik ini juga

tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Handayani,

dkk, 2016).

Penilaian nyeri dapat dilakukan dengan Numeric Rating Scale (NRS).

Penggunaan NRS biasanya dipakai patokan 10 untuk menilai nyeri pasien.

Nyeri yang dinilai pasien akan dikategorikan menjadi tidak nyeri (0) nyeri

ringan (1-3) secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri

sedang (4-6) secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah dengan

baik. Nyeri berat (7-9) secara objektif klien terkadang tidak dapat

mendeskripsikannya, serta tidak dapat diatasi dengan alih posisi dan nafas

panjang, dan distraksi. Nyeri sangat berat (10) pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi atau memukul.

Gambar 2.1
Numeric Rating Scale (NRS)

Keterangan :

Semakin besar nilai, maka semakin besar intensitas nyerinya :

1) Skala 0 = tidak nyeri

2) Skala 1-3 = nyeri ringan

Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan

manual dirasakan sangat membantu.


20

3) Skala 4-6 = nyeri sedang

Secara objektif klien mendesis, menyeringai,dapat menunjukkan

lokasi nyeri dengan tepat, dapat mendeskripsikan nyerinya, dan klien

dapat mengikuti perintah dengan baik.

4) Skala 7-9 = nyeri berat

Secara objektif klien terkadang tidak dapat mendeskripsikannya,

serta tidak dapat diatasi dengan alih posisi dan nafas panjang, dan

distraksi.

5) Skala 10 = nyeri sangat berat

Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi dengan berteriak

dan histeris. Klien tidak dapat mengikuti perintah lagi, selalu menarik-

narik apa saja yang tergapai, dan tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri.

NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri dan

memberi kebebasan penuh klien untuk mengindetifikasi keparahan nyeri.

NRS merupakan skala nyeri yang populer dan lebih banyak digunakan di

klinik, Khususnya pada kondisi akut, mengukur intensitas nyeri sebelum

dan sesudah intervensi teraupetik, mudah digunakan dan

didokumentasikan (Judha , dkk, .2016:29).

4. Metode Pengendalian Nyeri

Metode pengendalian nyeri menurut Kusumawati & Melina (2016:87)

adalah sebagai berikut:


21

a. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi biasanya diberikan obat-obatan yang

kemungkinan mempunyai efek samping dan dalam pemberian obat

bukan suatu wewenang seorang bidan.

b. Terapi non farmakologi

Terapi non farmakologi yaitu terapi tanpa menggunakan obat

melainkan menghilangkan rasa nyeri secara alami diantaranya dapat

dilakukan dengan melakukan relaksasi nafas dalam, senam hamil,

kompres, hidroterapi, masase (massage effleurage, couterpressure dan

lain-lain).

C. Nyeri Punggung

Nyeri punggung merupakan nyeri di bagian lumbal, lumbosacral, atau di

daerah leher. Nyeri punggung diakibatkan dengan adanya regangan otot atau

tekanan pada akar saraf dan biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau

rasa kaku di bagian punggung. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang timbul

dari struktur tulang spinal dan supraspinal di daerah lumbosakral (Ernawati, dkk,

2022:8).

Semakin janin bertambah besar, maka beban pada punggung juga semakin

besar. Nyeri punggung ibu hamil trimester III berhubungan dengan posisi tidur

ibu. Pada trimester III ibu juga mengalami ketidaknyamanan nyeri punggung

disebabkan oleh postur tubuh yang berubah serta meningkatnya beban berat

yang dibawa dalam rahim. Nyeri punggung saat kehamilan biasanya terjadi

ketika panggul bertemu dengan tulang belakang, yakni di sendi sacroiliac.

Penyebab nyeri punggung yaitu bertambahnya berat badan, perubahan postur,


22

perubahan hormon, pemisahan Bagi ibu hamil yang mengeluh sakit punggung

atas dan bawah, penyebabnya meliputi penambahan ukuran payudara, keletihan

dan sering membungkuk. Cara mengatasi nyeri punggung yaitu dengan cara

olahraga, kompres panas dan dingin, memperbaiki postur tubuh (jangan terlalu

sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan punggung dan bahu yang

tegak, menggunakan sepatu tumit rendah (menghindari penggunaan sepatu hak

tinggi), mengurangi angkat beban berat, menaruh bantal di atas punggung dan

body mekanik (Yuliani, dkk, 2021: 76).

D. Senam Hamil

1. Pengertian

Senam hamil merupakan terapi latihan berupa aktifitas atau gerak

yang diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan diri baik persiapan fisik

maupun psikologis untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama hamil tetap

sehat (Galaupa, dkk, 2022:1). Senam hamil adalah jenis olah raga yang ringan

untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia

kandungannya diatas 6 bulan (Deswani, 2019:238).

2. Manfaat

Manfaat senam hamil menurut Agnesti & Linggarjati (2019:5) adalah

sebagai berikut:

a. Mengoptimalisasikan kekuatan fisik

b. Sirkulasi darah akan berjalan dengan baik sehingga dapat membantu

penyembuhan setelah melahirkan

c. Menguatkan otot perut dan panggul

d. Mengurangi resiko gangguan sembelit


23

e. Mengurangi kram / kesemutan pada kaki

f. Meningkatkan keseimbangan otot

g. Mengurangi rasa mual, nyeri dan pusing

3. Tujuan

Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot

sehingga dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal (Yulaikhah, 2021: 55).

4. Kontraindikasi

Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak

terdapat penyakit yang menyertai kehamilan seperti penyakit jantung,

penyakit ginjal, penyakit pernafasan, penyulit kehamilan (hamil dengan

perdarahan, hamil dengan kelainan letak), riwayat abortus berulang dan

kehamilan disertai anemia (Yulaikhah, 2021::55)

5. Syarat Mengikuti Senam Hamil

Syarat mengikuti senam hamil menurut Yulaikhah (2021: 55) adalah

sebagai berikut:

a. Ibu hamil cukup sehat

b. Kehamilan tidak ada komplikasi (seperti abortus berulang, kehamilan

dengan perdarahan)

c. Tidak boleh latihan dengan menahan nafas

d. Lakukan latihan secara teratur dengan instruktur senam hamil

e. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24-28 minggu.


24

6. Panduan Gerakan Senam Hamil

Menurut Maryunani, A & Sukaryati, Y (2018) pelaksanaan dari

metode senam hamil ini meliputi cara pelaksanaan senam hamil dan hal- hal

yang perlu diperhatikan dalam senam hamil, sebagai berikut:

Cara Pelaksanaan:

1) Klien berkumpul di ruang senam hamil dalam 3 kali seminggu.

2) Lakukan latihan selama 20-30 menit

3) Lakukan pemanasan dengan cara berjalan dengan tumit/ ujung telapak

kaki mengingkari ruangan senam.

4) Lakukan peregangan ringan dengan cara berdiri dengan kaki terbuka

tangan regangkan ke depan sejauh mungkin.

Panduan Pelaksanaan Gambar

1. Gerakan 1 (senam untuk kaki)


a. Duduk bersandar di kursi.
b. Kedua telapak kaki diluruskan
menempel di lantai.
c. Tarik jari-jari kearah tubuh secara
perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
d. Lakukan sebanyak 8 kali,
penghitungan sesuai dengan gerakan

Gambar 2.2
Gerakan jari – jari kaki
2. Gerakan 2 Gerakan Mendorong Telapak
Kaki Kedepan
a. Duduk dengan kaki diluruskan ke
depan dengan tubuh bersandar tegak
lurus (rileks).
b. Tarik jari-jari kearah tubuh secara
perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
c. Lakukan sebanyak 8 kali,
penghitungan sesuai dengan gerakan Gambar 2.3
Gerakan mendorong telapak kaki ke
depan
25

3. Gerakan 3 (Senam duudk bersila)


a. Duduk kedua tangan diatas lutut
b. Letakkan kedua telapak tangan diatas
lutut
c. Tekan lutut ke bawah dengan perlahan
d. Lakukan sebanyak 8 kali, lakukan
senam duduk bersila ini selama 8 menit
sebanyak 3 kali sehari

Gambar 2.4
Senam Duduk Bersila
4. Gerakan 4 (Berbaring Miring)
Berbaringlah miring pada sebelah sisi
dengan lutut di tekuk

Gambar 2.5
Gerakan Cara Berbaring Miring
5. Gerakan 5 (Senam Dengan satu lutut)
a. Tidurlah terlentang, tekuk lutut
kanan.
b. Lutut kanan digerakkan perlahan
kearah kanan lalu kembalikan
c. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
d. Lakukanlah hal yang sama untuk
lutut kiri.

Gambar 2.6
Senam Pinggang (Posisi Terlentang)
6. Gerakan 6 (Senam dengan kedua lutut)
a. Tidurlah terlentang, kedua lutut
ditekuk dan kedua lutut saling
menempel.
b. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan
kanan saling menempel.
c. Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan
kearah kiri dan kanan
d. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
26

Gambar 2.10
Gerakan Senam Dengan Kedua Lutut
7. Gerakan 7 (Senam untuk pinggang atau
posisi merangkak
a. Badan dalam posisi merangkak
b. Sambil menarik napas angkat perut
berikut punggung ke atas dengan
wajah menghadap ke bawah
membentuk lingkaran.
c. Sambil perlahan – lahan
mengangkay wajah hembuskan
napas, turunkan punggung kembali
dengan perlahan Gambar 2.11
d. Lakukan sebanyak 8 kali Senam Untuk Pinggang (Posisi
Merangkak)
8. Gerakan 8 (Senam Mengurangi Rasa
Sakit Pada Saat Melahirkan / Latihan
Gerakan Nafas)
a. Duduk bersandar pada dinding.
b. Tekuk kedua lutut, renggangkan
selebar mungkin, kedua telapak kaki
menyentuh lantai.
c. Tangan disamping perut
d. Mengurut mulai dari arah atas Gambar 2.12
kemudian perlahan bernafas melalui Senam mengurangirasasakit pada saat
hidung dan mengeluarkannya melahirkan / Latihan Gerakan nafas)
melalui mulut

Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan dalam senam hamil:

1) Gerakan senam jangan dipaksakan tetapi sesuai dengan kemampuan

klien

2) Setelah senam klien dianjurkan minum air putih

3) Dokumentasikan tindakan.

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat dijabarkan pada Bagan 2.1 berikut ini:

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Ketidaknyamanan trimester III:


1. Sering Berkemih
Derajat Nyeri*
2. Konstipasi
1. Nyeri ringan
3. Sesak napas
2. Nyeri sedang
4. Bengkak kaki
3. Nyeri berat
5. Gangguan tidur,
4. Nyeri sangat hebat (panik)
6. Nyeri punggung.
27

Metode untuk mengatasi nyeri


1. Terapi Farmakologi (Obat-obatan)
2. Terapi Non Farmakologi
a. Teknik relaksasi
b. Senam Hamil *
c. Kompres
d. Couterpressure
e. Massage
Kuswanti & Melina (2016)

Keterangan:

Tanda (*) : variabel yang diteliti

Sumber: Ernawati, dkk(2020), Judha, dkk,(2016), Kuswanti & Melina (2016)

E. Penelitian Relevan

Tabel 2.2
Penelitian Relevan

No Judul Tujuan Metode Hasil


1 Hamidah. Tujuan Jenis Hasil penelitian
2019. penelitian ini penelitian yang didapatkan pada
Pengaruh adalah digunakan kelompokintervensi ibu
Senam Hamil mengetahui adalah Quasi hamil sebelum dilakukan
Terhadap pengaruh Eksperimen senam hamil didapatkan
Nyeri senam hamil dengan Desain nyeri punggung dengan
Punggung Ibu terhadap nyeri non equivalent rata-rata 3.7 dan
Hamil punggung ibu control group kelompok control 3.2.
Trimester III hamil trimester dengan jumlah Sedangkan pada
di Klinik Etam III di Klinik sampel 20 kelompok intervensi ibu
28

Etam Tahun Responden hamil sesudah dilakukan


2019. pada kelompok senam hamil didapatkan
intervensi dan nyeri punggung dengan
control rata-rata 0 dan kelompok
masing-masing control 3. Ada pengaruh
10 orang. nyeri punggug pada ibu
hamil setelah melakukan
senam hamil.
2 Kurniasih. Penelitian ini Penelitan ini Hasil Penelitian ini
2019. bertujuan menggunakan menunjukkan bahwa hasil
pengaruh untuk desain dari pre test dan post test
Senam Hamil mengetahui penelitian pada kelompok kontrol
Terhadap pengaruh quasi mayoritas dengan
Nyeri senam hamil eksperimen intensitas nyeri sedang
Punggung terhadap nyeri dengan yaitu 7 orang (50%) dan
Pada Ibu punggung pada pretest– nyeri berat yaitu 6 orang
Hamil di ibu hamil di posttest with (42%), sedangkan pada
UPTD UPTD control group melompok intervensi
Puskesmas Puskesmas mayoritas nyeri ringan
Mundu Mundu yaitu 7 orang (50%) dan
Kabupaten Kabupaten nyeri sedang yaitu 7
Cirebon. Cirebon Tahun orang (50%). B
2018.
3 Geta & Tujuan Jenis Hasil analisa data
Gemang. penelitian ini penelitian ini menggunakan paired t-
2020. untuk adalah test didapatkan nilan p
Pengaruh mengetahui penelitian value 0,000< α = 0,05.
Senam Hamil pengaruh kuantitatif Jadi dapat disimpulkan
Terhadap senam hamil yaitu quasi bahwa terdapat pengaruh
Penurunan terhadap eksperimental senam hamil terhadap
Tingkat Nyeri penurunan dengan pre dan penurunan tingkat nyeri
Punggung tingkat nyeri post test two punggung bawah pada ibu
Bawah Pada punggung group desaign hamil trimester III
Ibu Hamil bawah pada tanpa
Trimester III ibu hamil kelompok
trimester III. control.

4 Bihalia, dkk. Penelitian ini Metode yang Analisis data


2024. bertujuan digunakan menggunakan uji statistik
Pengaruh untuk adalah pre- non parametrik Wilcoxon
Senam Hamil mengetahui eksperimental, sign rank dengan hasil
Terhadap pengaruh dengan One- 0,000. ada pengaruh
Penurunan senam hamil Group Pretest- senam hamil terhadap
Nyeri terhadap Posttest penurunan nyeri
Punggung penurunan Design. punggung pada kehamilan
Pada nyeri trimester II dan III di
Kehamilan punggung pada Puskesmas Kasihan I
Trimester II kehamilan Bantul Daerah Istimewa
dan III di trimester II dan Yogyakarta. Diharapkan
Puskesmas III di kepada para ibu hamil
Kasihan I Puskesmas melakukan senam hamil
Bantul Kasihan I secara rutin untuk
Bantul. menurunkan nyeri
29

punggung selama
kehamilan
5 Suhesti, dkk. Tujuan Jenis Terdapat pengaruh
2021. penelitian ini penelitian yang signifikan antara senam
Pengaruh bertujuan digunakan hamil dengan tingkat
Senam Hamil untuk dalam nyeri punggung pada ibu
Terhadap menganalisis penelitian ini hamil di Puskesmas
Intensitas pengaruh merupakan Bendosari Kabupaten
Nyeri senam hamil penelitian Sukoharjo (p value 0,000
Punggung terhadap kuantitatif, < 0,005)
Pada Ibu intensitas nyeri menggunakan
Hamil punggung pada metode quasy
Trimester III ibu hamil experiment
di UPTD trimester III di menggunakan
Puskesmas UPTD one group pre
Bendosari. Puskesmas test post test
Bendosari. design.

Anda mungkin juga menyukai