Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN OSLER STASE KEHAMILAN FISIOLOGIS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER


III
DI PUSKESMAS PULOSARI

Siti Nuraenah
NIM. 2311120063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN OSLER STASE KEHAMILAN FISIOLOGIS


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER
III DI PUSKESMAS PULOSARI

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Mahasiswa

Inggar Ratna Kusuma, MPH Siti Nur Aenah


NIM. 2311120063
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono Prawirohardjo,
2014).
Sedangkan pengertian dari kehamilan trimester III yaitu menurut
Sarwono Prawirohardjo, 2014, kehamilan trimester III adalah usia
kehamilan mulai bulan ke-7 sampai 9 bulan atau 29-40 minggu. Trimester
III ini berkaitan dengan resiko yang akan dihadapi dalam kehamilan maupun
persalinan dan upaya mempersiapkan serta waspada terhadap segala sesuatu
yang terjadi.
2. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester III
Perkembangan bayi dalam trimester III akan semakin pesat, berat
badan maupun panjang tubuhnya juga akan bertambah dengan cepat.
Berikut penjelasan singkat perkembangan janin trimester ketiga dari minggu
ke minggu ( Kemenkes RI, 2016)
a. Perkembangan janin 29 minggu
Dengan berat sekitar 1,2 kg dan panjang 37 cm, bayi 7 bulan dalam
kandungan akan makin memenuhi keseluruhan ruang di perut ibu.
Ukuran kepala mulai proporsional dengan tubuhnya. Dahi dan alis
matanya sudah bertumbuh sempurna. Bulu halus di badannya juga terus
tumbuh.
b. Perkembangan janin 30 minggu
Dengan panjang sekitar 38 cm dan berat sekitar 1,4 kg, bayi 7
bulan dalam kandungan sudah bisa membuka dan menutup matanya.
Sekali terlelap janin bisa tidur sekitar 20 sampai 30 menit. Janin juga
lebih atletis sekarang dan beberapa tendangannya mungkin membuat
anda berhenti bernafas. Tulangnya masih lentur tapi akan semakin kuat
setiap harinya. Janin sudah pintar menyamankan dirinya dalam
kandungan ibu di usia ini. Sejalan dengan perkembangan janin 30
minggu, ibu mungkin mulai merasa tidak nyaman di area panggul dan
perut.
c. Perkembangan janin 31 minggu
Hampir semua organ tubuh janin sudah berkembang sempurna saat
ini, kecuali sebagian kecil paru-parunya. Latihan bernafas sudah
dilakukan sejak di dalam rahim untuk mempersiapkan bayi menghadapi
dunia luar. Ibu mungkin merasakan sentakan kecil jika janin cegugukan
selama proses berlatih bernafas ini. Syaraf otaknya juga terus
berkembang dengan pesat dan janin sudah bisa memproses informasi
dengan cepat sekarang. Seiring dengan perkembangan janin usia 7 bulan,
beratnya sekarang mencapai 1,6 kg dengan panjang 40 cm.
d. Perkembangan janin 32 minggu
Pertumbuhan janin trimester ketiga di minggu ke-32, berat bayi
antara 1,8 kg dengan panjang tubuh 42 cm. Lapisan rambut (lanugo)
pelindung janin mulai menghilang dan paru-parunya sudah hampir
berkembang sempurna. Pupil matanya sudah berfungsi dan akan
mengenyit dan melebar pada saat terekspos dengan cahaya maupun
kegelapan. Selain itu, perkembangan janin 32 minggu juga mencakup
berat badan yang bertambah semakin cepat karena ia terus menambah
lemak di tubuhnya untuk mempersiapkan diri menghadapi persalinan dan
dunia luar. Bayi yang lahir pada tahap kehamilan ini akan bisa bertahan
hidup namun kemungkinan besar harus dirawat dalam inkubator.
e. Perkembangan janin 33 minggu
Pada perkembangan janin 33 minggu, jari jemari janin mulai
terbentuk dengan sempurna. Ukuran janin sekarang mencapai 43 cm
dengan berat 2 kg.
f.Perkembangan janin 34 minggu
Bobot janin 8 bulan dalam kandungan semakin bertambah
mencapai 2,2 kg dengan panjang sekitar 44 cm. Dahi dan bulu matanya
sudah berkembang sempurna dan matanya sudah pintar berkedip-kedip.
Jika janin anda laki-laki, testiskalnya mulai terbentuk dengan sempurna
di minggu ke-34 ini.
g. Perkembangan janin 35 minggu
Bayi terus bertumbuh dan menempati hampir seluruh ruang di
rahim ibu. Gerakannya semakin berkurang karena ruang gerak yang
terbatas. Perkembangan berat badan janin 35 minggu mencapai sekitar
2.4 kg dan panjangnya 45 cm. Pada periode ini fungsi paru-paru bayi
sudah matang.
h. Perkembangan janin 36 minggu
Pada kehamilan ke-36 minggu, berat badan bayi 8 bulan dalam
kandungan mencapai sekitar 2,5 kilogram dengan panjang sekitar 46 cm,
dan ia mulai belajar mengisap dan menelan untuk mempersiapkan diri
menyusui setelah lahir. Ibu mungkin mulai merasakan kontraksi palsu
sekarang. Jika persalinan tepat waktu, janin mungkin akan berputar ke
posisi persalinan “kepala di bawah” pada minggu ke-36 perkembangan
janin ini. Jika ibu melahirkan dalam beberapa minggu ke depan, maka
usia kehamilan ibu termasuk kategori rata-rata. Sejalan dengan
pertambahan usia kandungan anda dari minggu ke minggu, berat badan
janin akan terus bertambah dalam rahim dan tubuhnya juga semakin kuat.
Ruang geraknya dalam rahim juga semakin terbatas sejalan dengan
perkembangan janin usia 8 bulan, di mana ukuran tubuhnya makin
bertambah, sehingga aktivitas dan tendangannya juga akan semakin
berkurang.
i. Perkembangan janin 37 minggu
Bulu pada badan janin 9 bulan dalam kandungan mulai berkurang.
Janin mulai mengeluarkan hormon yang dinamakan cortisone yang
membantu mematangkan organ pernafasan. Panjang janin mencapai 47
cm dan berat 3 kg. Pada periode ini janin sudah siap lahir karena organ
tubuhnya sudah matang dan bisa bekerja sendiri.
j. Perkembangan janin 38 minggu
Pada minggu ke-38, jika ibu belum melahirkan berat badan janin
akan mencapai sekitar 3,1 kg dengan panjang 48 cm. Rambutnya
semakin panjang mencapai 5 cm. Begitu juga kukunya. Kulitnya juga
sudah mulai berwarna sedikit merah jambu. Otak dan sistem syaraf akan
terus berkembang, janin sudah menyimpan lemak yang cukup di
tubuhnya, suhu tubuhnya akan bisa bertahan stabil pada saat ia lahir. Dan
antibodi yang ia terima melalui plasenta akan membantunya melewati
beberapa bulan awal kehidupannya dalam kondisi kesehatan yang baik.
k. Perkembangan janin 39 minggu
Pertumbuhan janin sudah sempurna. Beratnya sekarang mencapai
3,2 kg dengan panjang 49 cm. Di minggu ke-39 perkembangan janin 9
bulan ini, ibu harus siap siaga karena setiap saat bisa melahirkan.
l. Perkembangan janin 40 minggu
Pada minggu ke-40, jika ibu belum melahirkan, berat badan bayi 9
bulan dalam kandungan anda mungkin sudah mencapai sekitar 3,3 kg dan
panjang kira-kira 50 cm.
3. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil Trimester III
Dibawah ini merupakan beberapa perubahan fisiologis wanita hamil
trimester III yaitu (Kemenkes,2016) :
a. Uterus
Pada kehamilan 29 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prossesus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat prosesus
xipodeus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1
jari dibawah prosesus xipoideus. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri
turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus.
Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk kedalam rongga panggul.
Pada trimester 3, istimus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim
(SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus
menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang
nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding
uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon esterogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri dari
atas kolagen. Karena serviks terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga
dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak kadang-kadang wanita yang sedang
hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada
keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik,
karena peningkatan hormone progesterone. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir
kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada
waktu persalinan.
c. Vulva dan Vagina
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio
tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada
alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
d. Mamae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
e. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel
darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung
trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat
tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36.
Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkan oleh vasodilatasi ferifer.
Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah
berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein, albumin,
dan gamma globulin baru meningkat perlahan-lahan pada akhir
kehamilan, sedangkan beta globulin dan bagian-bagian fibrinogen terus
meningkat. LED pada umumnya meningkat sampai 4x sehingga dalam
kehamilan tidak dapat dipakai sebagai ukuran.
f.Sistem Respirasan
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
g. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang
menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan
absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi,
merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan
sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh
adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga
laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus
tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid,
glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
i. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada
trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke
atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk
mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam
keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian
tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-
tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan
tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium.
Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan
semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa
mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang lebih
rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium
tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase
(histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200
satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan seterusnya
sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat
oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di dalam darah
ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg
rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan
disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor.
4. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III merupakan priode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu
tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin
dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu
waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan
menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat
baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi,
menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan
dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan
ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan
pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi
lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa
menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil,
disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan
keluarganya.
Masa ini disebut juga masa krusial ataupenuh kemelut untuk beberapa
wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja,
kehilangan kontak dengan teman, kolega. Mereka merasa kesepian dan
terisolasidi rumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan
meedikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya
sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan
harus mampu mengkaji dengan teliti/ hati-hati sejumlah stres yang dialami
ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan.
(Kemenkes RI,2016)
5. Kebutuhan Pada Ibu Hamil Trimester III
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada
kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
1) Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000
kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir.
Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion
(ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk
keperluan melahirkan dan menyusui.
2) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi
kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu
metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah
merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak
jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram
sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
3) Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang
berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila
kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perkembangan janin, termasuk
otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil. Sebaliknya,
jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan
sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati
asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk
konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
4) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan
tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru,
mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-
zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan. Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan
lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran
kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa
pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan.
6. Pathway Trimester III

7. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III


Ketidaknyamanan kehamilan trimester III adalah keadaan tidak
nyaman yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur
kehamilan 29 minggu sampai 40 minggu. Ketidaknyamanan kehamilan
trimester III meliputi:
1) Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini
merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan
postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat
uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian
penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan
tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini
kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa
sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki
struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat
rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang.
Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande
multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh
kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa
disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa
istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam
kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat
mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari
peregangan otot tipe ini.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan
oleh ibu hamil:
a) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau
mengangkat apapun dari bawah
b) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki
yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup
saat bangkit dari proses setengah jongkok.
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
a) Postur tubuh yang baik
b) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
Hasil penelitian Dewi Nospika tahun 2019 menunjukkan sebelum
diberikan senam hamil responden yang mengalami nyeri berat
sebanyak 10 % (3), sedang 70 % (21), dan ringan 20 % (6). Setelah
diberikan senam hamil tidak ada yang mengalami nyeri berat, nyeri
sedang berkurang tinggal menjadi 1 orang (3,3 %), nyeri ringan
berkurang menjadi 19 orang (63,3 %) dan sudah tidak merasa nyeri
10 orang (33,3 %). Rerata tingkat nyeri yang diperoleh sebelum
senam hamil sebesar 2,90 dan setelah senam hamil 1,70 sehingga
terjadi penurunan 1,2 dan penurunaan ini signifikan dengan nilai p
0,0001.
Hasil penelitian Beti Nurhayati dkk terdapat reduksi
ketidaknyamanan masa kehamilan trimester III melalui senam yoga
(p value = 0,004). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rafika
prenatal yoga efektif terhadap pengurangan keluhan fisik ibu hamil
trimester III.
c) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan
tanpa istirahat
d) Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil
dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
e) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong
abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly
band yang elastic)
f) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh
bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air
hangat)
g) Kompres es pada punggung
h) Pijatan/ usapan pada punggung
Hasil Penelitian Heny Puspasari setelah dilakukan endorpin massage
ibu yang mengalami nyeri sedang sebanyak 20 (66,7 %) dan
sebelum dilakukan endorphin massage sebanyak 18 (60 %)
mengalami nyeri berat. Hal ini diukung penelitian Wulan Diana,
hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan endorphin massage
sebagian besar ibu yang mengalami nyeri punggung sedang
sebanyak 12 orang (60 %). Setelah diberikan endorphin massage
sebagian besar ibu mengalami nyeri punggung ringan yaitu 14 orang
(70%). Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p
= 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada keefektivan yang
signifikan endorphin massage terhadap penurunan nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III.
i) Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau
gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung
dan meringankan tarikan dan regangan.
2) Sering BAK
Terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Ibu hamil akan
mengalami sering buang air kecil baik siang/malam. Hal ini karena
rahim membesar menekan kandung kemil atau adanya perubahan
hormonal. Pada trimester III timbul lagi karena kepala janin mulai turun
ke bawah PAP, sehingga kandung kencing tertekan kembali.
a) Hidroreter dekstra dan pielitis dekstra :
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar karena lebih
banyak mengalami tekanan dibandingkan ureter kiri. Hal ini
disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah kanan.
b) Poliuria
Karena peningkatan sirkulasi darah diginjal saat kehamilan,
sehingga filtrasi di glomerolus juga meningkat lebih, lebih banyak
dikeluarkan urea, asam urine, glukosa, asam amino, asam folik
dalam kehamilan.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi masalah sering kencing yang
dialami ibu hamil, yaitu:
a) Berkemihlah segera setiap ada keinginan untuk berkemih.
b) Tingkatkan asupan cairan siang hari dan kurangi asupan cairan
malam hari, hindari cafein.
c) Condongkan tubuh agak ke depan saat buang air kecil. Cara ini
akan membantu kandung kemih Bumil benar-benar kosong.
d) Lakukan senam Kegel untuk melatih dan menguatkan otot panggul.
Latihan ini bisa membantu Bumil mengontrol kandung kemih dan
mengurangi frekuensi buang air kecil.
e) Tingkatkan kebersihan genetalia.
8. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Kehamilan Trimester III adalah kehamilan pada usia 29-42
minggu atau 7-10 bulan. Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung
normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
berkembang menjadi kehamilan patologis (Prawirohardjo, 2014).Berikut
adalah tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III:
1) Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu
plasenta previa dan solusio plasenta. Pada Kehamilan usia lanjut,
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-
kadang tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
2) Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala
yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala
dari pre-eklampsi.
3) Pengelihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya
pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin
disertai dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin
adalah gejala dari preeklampsia.
4) Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat disertai dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung
atau pre-eklampsia.
5) Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III.
Ibu harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban. Jika
keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna putih
keruh,berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum
cukup bulan,hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu)
dan komplikasi infeksi intrapartum.
6) Gerakan janin tidak terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan
ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3x dalam 1 jam
atau minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari itu,maka waspada
akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin
sampai kematian janin.
7) Nyeri perut yang hebat
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan
his seperti pada persalian. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan
nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai tanda-
tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin
memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya
syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
placenta.
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Kehamilan
1. Data Subjektif
a. Alasan Kunjungan
Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan diagnosis
ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan,
menentukan usia kehamilan dan perkiraaan persalinan, menentukan
status kesehatan ibu dan janin, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya (Walyani, Elisabeth, 2015).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.
Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta menanyakan
sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien. Mendengarkan keluhan klien
sangat penting untuk pemeriksaan. (Walyani dan Elisabeth, 2015)
c. Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda
(warning akan adanya penyulit masa hamil). Adanya perubahan fisik dan
fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh
akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.
Riwayat kesehatan meliputi :
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Penyakit menular
(1) TBC
Pada kehamilan dengan infeksi TBC risiko
prematuritas, IUGR dan berat badan lahir rendah meningkat,
serta resiko kematian perinatal meningkat 6 x lipat. Keadaan
ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang
tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru maupun
infeksi ekstrapulmoner. Infeksi TBC dapat menginfeksi janin
yang dapat menyebabkan tuberculosis congenital (Saifuddin,
2014).
(2) Hepatitis
Jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa
mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminant yang dapat
menimbulkan mortalitas tinggi pada ibu dan bayi. Pada ibu
dapat menimbulkan abortus dan terjadi perdarahan
pascapersalinan karena adanya gangguan pembekuan darah
akibat gangguan fungsi hati (Saifuddin, 2014).
(3) Malaria
Komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan ada
hipoglikemia sebagai gejala klinik malaria karena takikardia,
berkeringat, an pusing. Hipoglikemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan terjadinya gawat janin tanpa diketahui
penyebabnya, edema paru lebih sering terjadi pada trimester
II dan III, tetapi bisa juga terjadi segera pasca persalinan,
anemia berat sering terjadi pada malaria dalam kehamilan
(Saifuddin, 2014).
Selain itu, resiko malaria terhadap janin adalah fungsi
plasenta menurun, abortus, prematuritas, lahir mati,dan
pertumbuhan janin terlambat (Saifuddin, 2014).
(4) HIV / AIDS
Transmisi HIV dari ibu ke janin dapat terjadi intrauterin
(5-10%), saat persalinan (10-20 %) dan pasca persalinan (5-
20 %). Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat
badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan
abortus spontan (Saifuddin, 2014).
b) Penyakit menurun
(1) Jantung
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada
kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita
hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan
mati, kemudian disusul oleh abortus. Apabila konseptus lahir
terus, anak dapat lahir premature atau lahir cukup bulan akan
tetapi dengan berat badan rendah (dismatiritas). Selain itu janin
dapat menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan,
sehingga neonates lahir mati atau dengan nilai Apgar rendah.
Ditemukan komplikasi prematuritas dan BBLR pada penderita
penyakit jantung pada kehamilan 32 minggu dan partus kala I
yang lebih rendah (Yuliani, 2017)
(2) Hipertensi
Ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi atau
sedang menderita hipertensi kronik berisisko terjadi sousio
plasenta, dan risisko terjadinya solusio plasenta 2 – 3 kali dan
superimposed preeklamsi. Sedangkan dampak pada janin
ialah pertumbuhan janin terhambat atau fetal growth
restriction, intra uterine growth restriction (IUGR)
(Saifuddin, 2014).
(3) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus pada ibu hmil dapat menyebabkan
resiko terjadinya preeklampsia, seksio sesarea sedangkan
pada janin meningkatkan terjadinya makrosomia,
hiperbilirubinemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubinemia neonatal, sindrom distress respirasi (RDS)
serta mortalitas atau kematian janin (Saifuddin, 2014).
(4) Asma
Ada hubungan antara keadaan asma sebelum hamil dan
morbiditasnya pada kehamilan. Pada asma ringan 13 %
mengalami serangan pada kehamilan, pada asma moderat 26
%, dan asma berat 50 %. Sebanyak 20 % daari ibu dengan
asma ringan dan asma moderat mengalai serangan inpartu,
serta peningkatan risiko serangan 18 kali lipat setelah
persalinan dengan seksio sesarea jika dibandingkan dengan
persalinan pervaginam. Terdapat komplikasi preeklamsi 11
% IUGR 12 %, dan prematuritas 12 % pada kehamilan
dengan asma. Pada asma berat hipoksia janin dapat terjadi
sebelum hipoksia pada ibu terjadi (Saifuddin, 2014 ).
2) Riwayat kesehatan yang lalu
a) Riwayat yang pernah atau sedang diderita
(1) Jantung
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada
kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu
menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat
menderita pula dan mati, kemudian disusul oleh abortus.
Apabila konseptus lahir terus, anak dapat lahir premature atau
lahir cukup bulan akan tetapi dengan berat badan rendah
(dismatiritas). Selain itu janin dapat menderita hipoksia dan
gawat janin dalam persalinan, sehingga neonates lahir mati
atau dengan nilai Apgar rendah. Ditemukan komplikasi
prematuritas dan BBLR pada penderita penyakit jantung pada
kehamilan 32 minggu dan partus kala I yang lebih rendah
(Saifuddin, 2014).
(2) Hipertensi
Ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi atau
sedang menderita hipertensi kronik berisisko terjadi sousio
plasenta, dan risisko terjadinya solusio plasenta 2 – 3 kali dan
superimposed preeklamsi. Sedanagkan dampak pada janin
ialah pertumbuhan janin terhambat atau fetal growth
restriction, intra uterine growth restriction (IUGR)
(Saifuddin, 2014).
(3) Diabetes mellitus
Diabetes mellitus pda ibu hamil dapat menyebabkan
resiko terjadinya preeklampsia, seksio sesarea sedangkan
pada janin meningkatkan terjadinya makrosomia,
hiperbilirubinemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubinemia neonatal, sindrom distress respirasi (RDS)
serta mortalitas atau kematian janin (Saifuddin, 2014).
(4) Asma
Ada hubungan antara keadaan asma sebelum hamil
dan morbiditasnya pada kehamilan. Pada asma ringan 13 %
mengalami serangan pada kehamilan, pada asma moderat 26
%, dan asma berat 50 %. Sebanyak 20 % daari ibu dengan
asma ringan dan asma moderat mengalai serangan inpartu,
serta peningkatan risiko serangan 18 kali lipat setelah
persalinan dengan seksio sesarea jika dibandingkan dengan
persalinan pervaginam. Terdapat komplikasi preeklamsi 11
% IUGR 12 %, dan prematuritas 12 % pada kehamilan
dengan asma. Pada asma berat hipoksia janin dapat terjadi
sebelum hipoksia pada ibu terjadi (Saifuddin, 2014).
(5) Hepatitis
Jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa
mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminant yang dapat
menimbulkan mortalitas tinggi pada ibu dan bayi. Pada ibu
dapat menimbulkan abortus dan terjadi perdarahan
pascapersalinan karena adanya gangguan pembekuan darah
akibat gangguan fungsi hati (Saifuddin, 2014).
(6) Epilepsi
Seorang wanita penderita epilepsy idiopatik lebih besar
kemungkinannya melahirkan anak dengan epilepsy. Pada
umumnya frekuensi cacat bawaan, termasuk penyakit
jantung, bibir sumbing, dan mikrosefalia, lebih tinggi diantra
bayi – bayi yang dilahirkan dari ibu – ibu penderita epilepsy.
Juga angka kematian perinatal lebih tinggi. Penderita
epilepsy dapat menderita pre-eklamsi dalam kehamilan
(Saifuddin, 2014).
(7) Penyakit Menular seksual
Hasil konsepsi yang tidak sehat sering kali terjadi
akibat PMS, misalnya kemtian janin (abortus spontan atau
lahir mati). Bayi berat lahir rendah (akibat prematuritas atau
retardasi pertumbuhan janin dalam rahim) dan infeksi
congenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus, dan
retardasi mental) (Saifuddin, 2014)

3) Riwayat kesehatan keluarga


Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan. Apakah dari keluarga ibu, suami
/orang yang tinggal bersama ibu hamil itu ada yang sakit.
Mencangkup penyakit kanker, penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
penyakit ginjal, penyakit jiwa, kelainan bawaan, kehamilan ganda,
TBC, epilepsi, penyakit darah, alergi, dan riwayat kehamilan
kembar.) (Hani, Ummi dkk, 2014)
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Data ini diperoleh untuk mempunyai gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus
kita peroleh dari riwayat haid anatara lain sebagai berikut :
b) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Wanita haid pertama kali umumnya sekitar 12-16 tahun
(Sulistyawati, 2011). Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan
gizi, bangsa, lingkungan, iklim, dan keadaan umum (Walyani dan
Elisabeth, 2015).
c) Siklus haid
Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan
haid berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari
(Sulistyawati, 2011). Siklus normal haid biasanya 28 hari
(Walyani dan Elisabeth, 2015).
d) Lamanya
Lamanya haid yang noral adalah ± 7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan
adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi
(Walyani, Elisabeth, 2015).
e) Volume/Banyaknya
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang
dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria banyak,
sedang, dan sedikit. Biasanya untuk menggali lebih dalam pasien
ditanya sampai berapa kali ganti pembalut dalam sehari
(Sulistyawati, 2013). Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti
telah menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid (Walyani
dan Elisabeth, 2015).
f) Dismenorea
Nyeri haid ditanyakan untuk mengetahui apakah klien
menderitanya atau tidak ditiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi
tanda bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat seingga
menimbulkan nyeri haid (Walyani dan Elisabeth, 2015).
Gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa
dismenorea (rasa nyeri saat menstruasi). Perasaan nyeri pada
waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan
sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Gangguan ini
ada dua bentuk yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenorea
primer yaitu nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan
anatomis alat kelamin. Dismenorea sekunder yaitu nyeri haid
yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan
ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometritis, mioma
uteri, polip serviks, polip endometrial, pemakai IUD atau AKDR
(alat kontrasepsi dalam rahim) (Manuaba,2016).
g) Leukorea
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari
liang senggama secara berlebihan. Leukorea normal dapat terjadi
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase
sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi, juga terjadi melalui
rangsangan seksual. Leukorea abnormal dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama,
mulut rahi, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi
penyakit hubungan kelamin) (Manuaba,2016).
2) Riwayat Kehamilan
Sekarang Dikaji :
a) Gravida/Para
b) Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk
memperkirakan persalinan (Manuaba,2012). Umur kehamilan dan
tafsiran persalinan dihitung dengan menggunkan rumus Neagle.
HPL (hari perkiraan lahir) = HPHT (hari pertama haid terakhir) +
7 dan bulan haid terakhir - 3. Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika
bulan lebih dari 1- 3). (Hani, Ummi,dkk, 2014)
c) HPHT
HPHT adalah hari haid pertama terakhir seorang wanita
sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah dengan
melakukan anamnesis pada ibu secara tepat karena apabila terjadi
kesalahan, maka penentuan usia kehamilan juga menjadi tidak
tepat. Haid terkhir tersebut harus normal, baik dari lamanya
maupun dari banyaknya. HPHT yang tepat adalah tanggal dimana
ibu baru mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan
lama menstruasi seperti biasa (Hani,Ummi, dkk, 2014).
d) HPL
HPL adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan ibu. Bisa
ditentukan setelah HPHT didapatkan. HPL = tanggal HPHT
ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3, Tahun HPHT
ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 4-12) HPL= tanggal HPHT
ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3, Tahun HPHT dikurangi
1 (jika bulan lebih dari 1-3) (Hani, Ummi, dkk, 2014).
e) Gerakan Janin
Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia
kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Pada primigravida
biasanya dirasakan pada usia 18 minggu, sedangkan pada
multigravida sekitar 16 minggu. Dengan mengetahui gerakan
janin maka perkiraan umur kehamilan dapat ditetapkan. Gerakan
janin juga diperlukan untuk mengetahui keadaan janin (masih
hidup/mati). Berupa positif jika ada, dan negatif jika belum ada
(Hani,Ummi, dkk, 2014). Gerakan janin juga bermula pada usia
kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh
ibu pada usia kehamilan 16 – 20 minggu karena diusia kehamilan
tersebut, dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin lebih
kuat (Saifuddin, 2011). Gerakan menendang atau tendangan janin
(10 gerakan/12 jam ) (Saifuddin, 2014).
f) Masalah-masalah
Menanyakan kepada klien apakah ada masalah pada
kehamilan trimester I (hiperemesis gravidarum, anemia,dll), pada
trimester II dan trimester III tanyakan masalah apa yang pernah
dirasakan pada kehamilan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai
faktor persiapan kalau-kalau kehamilan sekarang akan terjadi hal
seperti itu lagi (Walyani, Elisabeth, 2015).
g) Riwayat ANC
Menanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang
pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I, trimester II dan
trimester III. Menanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah
ia dapatkan pada kehamilan sebelumnya dan menanyakan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan
bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan
sekarang. Tempat ANC juga ditanyakan untuk mengetahui
dimana tempat klien mendapatkan asuhan kehamilan tersebut
(Walyani, Elisabeth, 2015).
3) Riwayat Kebidanan yang
lalu Menanyakan:
a) Jumlah Kehamilan (Gravida/G)
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman
klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan ini
merupakan kehamilan pertama, maka bidan harus secara
maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang
bagaimana merawat kehamilannya dengan maksimal (Walyani,
Elisabeth, 2015).
b) Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami
keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya
beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah
anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak,
berarti kehamilan ini sangat diinginkan (Walyani, Elisabeth,
2015).
c) Jumlah kelahiran Premature
Untuk mengidentifikasi apakah pernah mengalami kelahiran
premature sebelumnya, jika ia maka dapat beresiko menimbulkan
persalinan premature berikutnya (Walyani, Elisabeth, 2015).
d) Jumlah keguguran
Menanyakan kepada klien apakah pernah mengalami
keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami
keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya maka beresiko
mengalami keguguran berulang (Walyani, Elisabeth, 2015).
e) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forcep)
Untuk mengetahui catatan kelahiran terdahulu, apakah
pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forcep atau vakum
(Walyani, Elisabeth, 2015).
f) Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien pernah
mengalami perdarahan pascapersalinan, perdarahan antepartum,
atau intrapartum sebelumnya (Walyani, Elisabeth, 2015).
g) Berat bayi
Dikaji untuk mengidentifikasi berat bayi yang dilahirkan
pada kehamilan sebelumnya, apakah berat bayi kecil untuk masa
kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan
(BBMK), karena kondisi ini biasanya berulang. Apabila
persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi
dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal
(Walyani, Elisabeth, 2015).
h) Masalah lain
Untuk mengetahui apakah sebelumnya kehamilannya
mengalami komplikasi sehingga dapat diketahui antisipasi
terhadap komplilasi berulang (Walyani, Elisabeth, 2015).
4) Riwayat KB
Ditanyakan untuk mengetahui metode KB yang selama ini
digunakan, lama pemakaian kontrasepsi tersebut, dan ada masalah
saat menggunakan kontrasepsi tersebut atau tidak (Walyani,
Elisabeth, 2015).
e. Pola kebiasaan sehari- hari
1) Nutrisi
Data ini penting untuk diketahui agar bisa mendapatkan
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil sampai
dengan masa awal persalinan (Sulistyawati, 2013). Untuk memenuhi
tambahan kebutuhan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
diperlukan tambahan konsumsi makanan sehari – hari.
2) Eliminasi
a) BAB
Dikaji frekuensinya (BAB nya teratur atau tidak, jika
mengatakan terlalu sering dan feses cair bisa dicurigai mengalami
diare, dan jika terlalu jarang BAB serta feses kering dan keras,
dicurigai klien mengalami konstipasi), warnanya (normalnya
warna feses berwarna kuning kecoklatan) (Walyani, Elisabeth,
2015).
b) BAK
Dikaji frekuensinya (seberapa sering ia berkemih dalam
sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan
meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau juga karena adanya
tekanan dinding vesika urinaria. Apabila ternyata wanita hamil
kesulitan berkemih berarti bidan harus segera mengambil
tindakan,misal memasang kateter),warna urine (normalnya urine
berwarna bening, jka urine berwarna keruh dicurigai klien
menderita DM karena urin keruh disebabkan adanya penumpukan
glukosa), bau urine (bau urine normalnya seperti bau Amonia
(NH3) (Walyani, Elisabeth, 2015)
3) Personal Hygine
Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak
berkeringat terutama di daerah lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari
membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Pakaian
sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan
selalu kering terutama di daerah lipatan kulit (Manuaba, 2014).
Rambut harus sering dicuci. Gigi, harus benar-benar mendapat
pemeliharaan karena kerusakan gigi dapat mengakibatkan
komplikasi seperti nefritis, septicemia, sepsis puerpuralis oleh karena
infeksi dirongga mulut (Manuaba, 2014).
Kebersihan alat genetalia juga harus ditingkatkan karena saat
hamil frekuensi berkemih menjadi sering sehingga menyebabkan
situasi basah dan jamur mudah tumbuh dan menyebabkan rasa gatal.
Kebersihan bisa dijaga dengan memakai celana dalam yang selalu
bersih (Manuaba, 2014).
4) Hubungan Seksual
Dikaji pola hubungan seksual, frekuensi berhubungan,
kelainan dan masalah seksual dan lain-lain. Pada umumnya coitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati –
hati (Hani, Ummi, dkk, 2014).
5) Istirahat
Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan tidur
yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 2014).
6) Aktifitas Fisik
Data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah. Aktivitas yang
terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur.
Olahraga sangat bermanfaat bagi ibu hamil karena tubuh akan
meningkatkan volume darah, meningkatkan volume sekuncup,
memperkuat otot jantung, dan meningkatkan vaskularisasi sehingga
memperbesar hantaran oksigen dan nutrisi (Manuaba, 2014).
f. Riwayat Psikologi-Spiritual
1) Riwayat Pernikahan
Ditanyakan :
a) Menikah
Ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum,
pernikahan yang keberapa dan istri keberapa dengan suami
sekarang. Penting dikaji untuk mengetahui status kehamilan
tersebut apakah dari hasil pernikahan resmi atau tidak atau hasil
dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan
berpengaruh pada psikologis ibu saat hamil.
b) Usia saat menikah
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menikah di usia
muda atau tidak. Jika klien menikah usia muda dan saat
kunjungan ke bidan tidak lagi usia muda dan merupakan
kehamilan pertama, kemungkinan kehamilan ini sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana asuhan
kehamilannya.
c) Lama pernikahan
Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie
mengatakan sudah lama menikah tapi baru bisa mempunyai
keturunan, kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan
(Walyani, Elisabeth, 2015).
2) Respon dan Dukungan keluarga
Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan, hal ini perlu
ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat
berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana
respon dan dukungan keluarga lain, misalnya anak, orang tua, serta
mertua.
3) Pengambilan keputusan
Pengambil keputusan perlu ditanyakan karena untuk
mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil
keputusan apabila ada hal kegawat-daruratan.
4) Menanyakan data spiritual:
Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan
rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang stress karena suatu
masalah. Apabila sadang stress, bidan harus pintar memberikan
konseling untuk membantu memecahkan masalah kleien tersebut dan
meminta suami klien terus memberikan dukungan. Mengingat,
wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak
stabil, hal ini sangat berpengaruh terhadap kehamilanya.
5) Menanyakan data sosial budaya:
Tradisi yang mempengaruhi kehamilan, hal ini ditanyakan
karena bangsa Indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa
yang tentunya dari setiap suku bangsa mempunyai tradisi khusus
bagi wanita hamil. Tugas bidan mengingatkan tradisi-tradisi tersebut
diperbolehkan selagi tidak merugikan kehamilnnya.
6) Data Pengetahuan
Perlu dikaji dengan berbekal pengetahuan maka pasien akan
lebih mudah diajak memecahkan masalah yang mungkin terjadi.
(Hani, Ummi, dkk, 2014)
2. DATA OBYEKTIF
Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi. Langkah-langkah pemeriksaannya adalah
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah
sebagai berikut :
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan (Sulistyawati, 2013).
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau
tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan dan
oang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2013).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan
komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien
tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2013).
3) Tanda vital
a) Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg
sistolik dan 15 mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil,
menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani,
Ummi,dkk 2011).
b) Nadi
Denyut nadi meternal sedikit meningkat selama hamil sejak
usia kehamilan 4 minggu sekitar 80-90x/menit, kondisi ini
memuncak pada usia 28 minggu (Sulistyawati, 2013).
c) Pernafasan
Pernafasan normal pada ibu hamil adalah 16-24x/menit.
Tujuan menghitung pernafasan pada ibu hamil adalah untuk
mendeteksi secara dini adanya penyakit yang berhubungan
dengan pernafasan yang kemungkinan sebagai penyulit kehamilan
dan diprediksi akan membahayakan keselamatan ibu dan janin
selama kehamilan dan menghambat jalannya persalinan
(Sulistyawati, 2013).
d) Suhu
Peningkatan hormon progesteron yang disertai dengan
peningkatan metabolisme tubuh ibu hamil, jumlah panas yang
juga dihasilkan juga meningkat. Ibu hamil mengalami
peningkatan suhu tubuh sampai 0,5% meskipun pada tubuh ibu
hamil sudah ada upaya kompensasi seperti pengeluaran panas
lewat pernafasan dan keringat. Suhu tubuh ibu hamil normalnya
35,8°C-37°C, jika lebih dari 37,5°C dikatakan demam, hal ini
mungkin ada infeksi dalam kehamilan (Sulistyawati, 2013).
4) Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil rata-rata : 9 – 13,5 kg.
Kenaikan BB selama TM I : min 0,7-1,4 kg
Kenaikan BB selama TM II : 4,1 kg
Kenaikan BB selama TM I : 9,5 kg
Yuliani, 2017)
5) Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko bagi
ibu hamil/ibu bersalin, jika tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan sang ibu memiliki panggul sempit. Tujuan pemeriksaan
tinggi badan adalah untuk mengetahui tinggi badan ibu sehingga bisa
mendeteksi faktor resiko. Faktor resiko terhadap kehamilan yang
sering berhubungan dengan tinggi badan adalah keadaan rongga
panggul. Sering dijumpai pada ibu yang pendek, rongga panggulnya
sempit. Ada juga ibu hamil yang pendek tapi rongga panggulnya
normal (Sulistyawati, 2013).
6) LILA
Tujuan pemeriksaan LILA adalah untuk mengetahui ukuran
lingkar lengan atas untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Normalnya
23,5-25 cm, bila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sedangkan bila LILA di
atas 25 cm, indikasi adanya janin besar karena obesitas (Sulistyawati,
2013).
7) IMT
IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan pengukurannya
direkomendasikan federal untuk mengklarifikasi kelebihan berat
badan dan obesitas. Cara mengukur IMT dihitung dengan membagi
berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam
meter (kg/m2) ( Manuaba, 2014 ).
b. Status Present
1) Kepala
Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala, kesimetrisan
wajah, lokasi struktur wajah (Yuliani, 2017).
2) Rambut
Dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak (Sulisyawati,
2013).
3) Telinga
Dikaji ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran, letak
telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan atau tidak, ada rabas pada
aurikula dan autium atau tidak, edema atau tidak, ada lesi atau tidak,
adanya sumbatan atau benda asing pada saluran pendengaran eksterna
atau tidak (Yuliani, 2017).
4) Mata
Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda infeksi
atau tidak, warna konjungtiva, warna sklera, ukuran dan bentuk serta
kesamaan pupil (Sulistyawati, 2013).
5) Hidung
Dikaji ada nafas cuping hidung atau tidak, kesimetrisan, ukuran,
letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau itak,
ada tanda-tanda infeksi atau tidak (Sulistyawati, 2013).
6) Mulut
Dikaji :
a) bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab / kering )
b) lidah (warna, kebersihan)
c) gigi (kebersihan, karies, gangguan pada
mulut) (Sulisyawati, 2013).
7) Leher
Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan, ada/tidaknya
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan
ada/tidaknya bendungan vena jugularis (Sulisyawati, 2013).
8) Ketiak
Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe. (Sulisyawati,
2013).
9) Dada
Dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan keimetrisan payudara,
bunyi/denyut jantung, ada/tidaknya gangguan pernafasan (auskultasi)
( Sulisyawati, 2013).
10) Ekstremitas
Dikaji adakah kelainan atau tidak, adakah edema dan varises serta
reflek patella pada kaki kanan dan kaki kiri (Hani,Ummi, dkk,
2014).
11) Genitala eksterna
a) Lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna, konsistensi,
jumlah,bau)
b) Uretra dan skene : adakah cairan atau nanah.
c) Kelenjar Bartholini adakah: pembengkakan, massa, atau kista,
dan cairan
(Hani,Ummi, dkk, 2014).
12) Anus
Dikaji ada /tidaknya hemoroid dan kebersihan. (Sulisyawati, 2013).
c. Pemeriksaan Obstetrik
1) Muka
Dilihat ada/tidaknya edema dan cloasma gravidarum (Manuaba,2014).
2) Mammae
a) Inspeksi : hiperpigmentasi areola dan puting susu, glandula
montgomery menonjol.
b) Palpasi : tidak teraba massa, kolostrum keluar setelah 32
minggu (Sulisyawati, 2013).
3) Abdomen
a) Inspeksi
Dilihat pada perut tampak membesar, ada/tidaknya linea
nigra, linea alba, striae gravidarum (Hani, Ummi, dkk, 2014).
b) Palpasi leopold
(1) Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat di fundus. (Hana,Ummi, dkk, 2011). Pengukuran TFU
terutama > 20 minggu. Tinggi fundus yang normal sama
dengan usia kehamilan (Saifuddin, 2014).
(2) Leopold II
Tujuannya untuk menentukan bagian apa yang ada di
bagian kanan dan kiri perut ibu (Saifuddin, 2014).
(3) Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
di bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul (Saifuddin, 2014).
(4) Leopold IV
Bertujuan untuk menentukan berapa masuknya bagian bawah
ke dalam rongga panggul.
4) Auskultasi
Frekuensi DJJ rata – rata sekitar 140 denyut per menit
(dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai
rata – rata. Nilai normal denyut jantung janin antara 120 – 160
dpm (Saifuddin, 2011).
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu keempat
setelah fertilisasi, tetapi baru pada usia 20 minggu bunyi jantung
jain dapat terdeteksi dengan fetoskop. Dengan mengggunakan
teknik ultrasound atau system Doppler, bunyi jantung janin dapat
didengar lebih awal (12 -20 minggu usia kehamilan) (Saifuddin,
2011).
Tujuan pemeriksaan DJJ adalah untuk mengetahui bayi
hidup atau mati . Untuk menentukan area terdengarnya denyut
jantung janin yang keras, (puntum maximum) sehingga dapat
dipastikan presentasi janin dalam kandungan, apakah berada
dibagian bawah kepala atau bokong atau janinnya melintang.
Disamping itu untuk mengetahui janin didalam kandungan
tunggal atau ganda (Manuaba,2014).
d. Pemeriksaan Penunjang
a) PP Test/Urine test
b) Pemeriksaan laboratorium:
(1) Pemeriksaan urine digunakan untuk mengetahui kadar urine
protein dan kadar glukosa
(2) Pemeriksaan darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb, dan penyakit rubella.
(3) Pemeriksaan Rontgen
Digunakan untuk mengetahui kepastian kehamilan,
menentukan hamil kembar, menentukan kelainan pada anak,
menentukan bentuk dan ukuran panggul. Pemeriksaan rontgen
sebaiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut
karena sebelum bulan ke-4 rangka janin belum tampak dan pada
hamil muda pengaruh rontgen terhadap janin lebih besar.
(4) Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal
kehamilan, penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal,
mengetahui adanya IUFD, mengevaluasi pergerakan janin dan
detak jantung janin, dll (Hani, Ummi, dkk, 2014).
3. ANALISA
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudaian
dianalisa dan diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan
masalah ibu.
a. Diagnosa kebidanan dan masalah
Dalam bagian ini yang dikumpulkan oleh bidan antara lain sebagai
berikut :
1) Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya (jumlah kehamilan, dibedakan menjadi
primigravida (hamil pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua
atau lebih) (Sulistyawati, 2013).
2) Usia kehamilan dalam minggu
3) Keadaan janin
4) Normal atau tidak
normal (Sulistyawati, 2013).
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“diagnosa”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak
dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan
untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan
dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
diagnosisnya (Sulistyawati, 2013).
c. Diagnosa potensial dan antisipasi tindakan
Berdasarkan diagnosa potensial yang telah dirumuskan, bidan
secepatnya melakukan tindakan antisipasi agar diagnosis potensial tidak
benar – benar terjadi (Sulistyawati, 2013)
d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi
Berdasarkan diagnosa potensial yang telah dirumuskan, bidan
secepatnya melakukan tindakan antisipasi agar diagnose diagnose
potensial tidak benar – benar terjadi (Sulistyawati, 2013)
4. PENATALAKSANAAN
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan
terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konsseling, dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspekasuhan kesehatan (Hani,Ummi, dkk, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Beti Nurhayati, dkk.2019.Reduksi Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


Melalui Senam Yoga.Binawan Student Journal.Vol 1 No 3. Desember 2019
Dewi Nopiska Lilis.2019. Pengaruh senam Hamil Terhadap Nyeri Punggung Bawah
Pada Ibu Hamil Trimester III.
Hani, Ummi, dkkk. 2014 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Heny Puspasari.2019.Pengaruh Endorphin Massage Pada Pengurangan Rasa Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB Cicih Rukaesih Tahun
2018.Jurnal Ilmiah Indonesia Vol 4 No 3.Maret 2019

Kemenkes RI.2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta.Kementerian Kesehatan


RI, PPSDM

Manuaba (2014) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC

Rafika.2018.Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada

Ibu
Hamil Trimester III.Jurnal Kesehatan Vol 9 No 1. April 2018

Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, Ari. 2013.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wulan Diana.2019.Endorphin Massage Efektif Menurunkan Nyeri Punggung Ibu
Hamil Trimester III di BPM Lulu Surabaya.Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No
2.Agustus 2019
Yuliani, Diki. Dkk. 2017. Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-Update.
Jakarta; Trans Info Media.
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. K USIA 21


TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 31 MINGGU DI PUSKESMAS PULOSARI

PENGKAJIAN
Tanggal : 5 Desember
2023 Waktu : 10.20 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Pulosari

IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. K 1. Nama : Tn. M
2. Umur : 21 tahun 2. Umur : 29 tahun
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Karyawan swasta
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA 5. Pendidikan : SMA
3. Suku bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa
7. Alamat : Siremeng 2/6 7. Alamat : Siremeng 2/6
A. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan
Utama Pusing
Uraian keluhan utama :
Ibu mengatakan ibu mengatakan pusing sudah 2 hari, susah tidur di
malam hari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung, dan ibu tidak
pernah menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS/ HIV, hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan didalam kelurganya tidak ada yag menderita penyakit
menular seperti TBC, AIDS/ HIV, hepatitis dan ibu mengatakan
didalam keluarganya tida ada yang menderita penakit menurun seperti
tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung.

4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun Lama : 6-7
hari Nyeri Haid : hari ke 1
Leukhorea : tidak
Siklus : teratur Banyaknya : ganti pembalut
Warna darah : merah
3-4 kali/ hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang:
1) Hamil ke 1 usia kehamilan 31 minggu 3
hari 2) HPHT : 28-04-2023
3) HPL : 05-02-2024
4) Gerakan Janin :
 Pertama kali : 15 minggu
 Frekuensi dalam 12 jam > 10 kali
5) Tanda Bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran Khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT: lengkap
8) ANC : 7 x:

Suplemen
ANC
Tanggal Tempat dan Fe Masalah Tindakan/Penkes
ke
(Jenis dan
Jml)
1 15-6-2023 PKD Asam folat, Mual, lemes Nutrisi bumil
kalk, vit.C
2 22-7-2023 PKM Fe, kalk, vit. Sering BAK Cara mengatasi
C sering BAK
3 24-8-2023 PKM Fe, kalk, vit. Tidak ada Istirahat cukup,
C keluhan minum air putih
4 13-9-2023 PKM Fe, kalk, vit. Tidak ada Kebutuhan
C keluhan istirahat
5 18-10-2023 PKM Fe, kalk, vit. Tidak ada Perawatan
C keluhan sehari-hari
6 28-11-2023 PKM Fe, kalk, vit. Nyeri pinggang Body mekanik
C, pamol
7 5-12-2023 PKM Fe, kalk, Tidak ada Ibu mengatakan ibu
mengatakan pusing
vit. C keluhan sudah 2 hari, susah
tidur dimalam hari

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Tahun Kehamilan Persalinan Nifas Kead


Frek Keluhan/ UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit Asi anak
ANC Penyulit eksklu sekarang
sif
2023 Hamil ini
5. RIWAYAT KB :
a.Jika pernah:

Jenis Kontrasepsi Lama Keluhan Alasan dilepas


Pemakaian
-

b. Rencana KB setelah melahirkan : IUD

6. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-


HARI: Sebelum hamil :
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makanan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
 Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang)
 Lauk : 3 x @ 1 potong (sedang), jenis : telur, ayam, ikan
 Sayuran : 3 x @ 1 mangkuk sayur, jenis sayuran : kangkung,
kacang panjang, sayur bening
 Buah : 1 x sehari, jenis : pisang, jeruk
 Camilan : 1 x sehari, jenis : jajan pasar
c) Pantangan : tidak ada
2) Minum
a) Jumlah total 5-6 gelas perhari, jenis : air putih, teh manis
b) Susu : - gelas perhari;
3) Perubahan selama hamil ini :
a) Jumlah total 5-6 gelas perhari, jenis : air putih
b) Susu : 1 gelas perhari, jenis susu : susu ibu hamil
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang Air Kecil
 Frekuensi perhari : 3 x warna kuning
 Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang Air Besar
 Frekuensi perhari : 1 x ; warna kuning, konsistensi: lembek
 Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan BAK lebih sering >6 kali sehari dengan warna bening,
BAB lancar
c. Personal Hygiene
 Mandi 2 x sehari
 Keramas 2 x seminggu
 Gosok gigi 2 x sehari
 Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 4 x sehari
 Kebiasan memakai alas kaki : iya
 Perubahan selama hamil ini :
Lebih sering ganti celana dalam, keramas 2 hari sekali
d. Hubungan Seksual
1) Sebelum hamil
 Frekuensi : 2 x seminggu
 Contact bleeding : tidak ada
 Keluhan lain : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
Frekuensi lebih jarang dengan kondisi yang ibu sekarang sudah susah.
e. Istirahat Tidur
1) Sebelum hamil :
 Tidur malam 7 jam
 Tidur siang 1 jam
 Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
 Tidur malam 5 jam
 Tidur siang 1 jam
 Keluhan/masalah : susah tidur kareng sering BAK pada malam hari
dan gerakan janin yang aktif
f. Aktivitas Fisik dan Olah raga
1) Sebelum hamil :
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) :
Ibu mengatakan biasa membantu berkebun, mengurus rumah tangga
 Olah raga : tidak pernah
2) Perubahan selama hamil ini : Setiap pagi jalan pagi
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : tidak merokok
2) Minuman beralkohol : tidak minum alkohol
3) Obat-obatan : tidak ada
4) Jamu : tidak minum jamu
7. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
a. Riwayat Perkawinan
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 25 tahun.
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah, lamanya 1 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
:
Ibu mengatakan bahwa suami dan keluarga besarnya sangat senang atas
kehamilannya dan sangat mengharapkannya
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan saat ada masalah, ibu bercerita dan memusyawarah kan
kepada suami.
d. Ibu tinggal serumah dengan:
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Ibu mengatakan segala keputusan di pegang oleh suami yang terlebih
dahulu di musyawarahkan
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu :
Ny. K mengatakan orang terdekat saat ini ialah suami dan keluarga
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan tidak ada istiadat yang berkaitan dengan kehamilan
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ny. K mengatakan rencana untuk persalinan di Puskesmas
i. Penghasilan perbulan
Rp 4.000.000
(Cukup)
j. Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil
ini? Tidak ada
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
k. Tingkat pengetahuan ibu
Hal – hal yang sudah diketahui :
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda kehamilan, cara
megatasi mual, nutrisi saat hamil.
Hal – hal yang ingin diketahui :
Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang tanda-tanda persalinan,
persiapan persalinan.
II. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tekanan Darah : 122/80 mmHg
4) Suhu : 36,6 ⁰C
5) Nadi : 82 kali/menit
6) RR : 20 kali/menit
7) BB sebelum/sesudah: 60 kg/ 71,4 Kg
8) TB : 155 Cm
9) LILA : 27 Cm
10) IMT 25
b. Status Present
Kepala : mesocephal, rambut bersih, berwarna hitam, tidak
ada ketombe, rambut rontok.
Mata : simetris konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada kotoran, dan tidak ada gangguan penglihatan
Hidung : simetris, tidak ada folip, tidak ada secret, tidak ada
cuping hidung.
Mulut : mukosa lembab, tidak ada caries, tidak ada
stomatitis, tidak ada gusi berdarah, tidak ada gigi
berlubang..
Telinga : simetris, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan
pendengaran.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis.
Ketiak : tidak ada pembesarn kelenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada reraksi dinding dada, tidak ada
benjolan.
Perut : tidakadanyeritekan,tidakadapembesaranhepar
Lipat Paha : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Vulva : bersih dan tidak ada perdarahan, tidak ada keputihan

Ekstremitas
: atas : tidak ada oedem, dan bawah : tidak ada oedem,
tidak
ada varises
Punggung : lordosis
Reflek : kanan positif/ kiri positif
Patela
Anus : tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik

1) Inspeksi
 Muka : tidak ada kloasma gravidarum ada tidak ada
oedem
 Mamae : tidak ada benjolan abnormal, putting susu
menonjol, kolostrum belum keluar, ada
hiperpigmentasi areola.
 Abdomen : terdapat striae gravidarum dan linea nigra
gravidarum
 Vulva : ada cairan jernih atau sedikit putih dan tidak
berbau, tidak ada luka atau perdarahan.
2) Palpasi
 Leopold I : teraba satu bagian bulat, besar, lunak, tidak
melenting. TFU : 30 cm
 Leopold II : sebelah kanan: terapa tahanan memanjang
seperti papan dan sebelah kiri : teraba bagian
bagian kecil dan menonjol.
 Leopold III : teraba satu bagian bulat, melinting, keras,
sudah masuk PAP
 Leopold IV : kedua tangan dapat saling bertemu
(divergen)
3) TFU :30 cm
4) TBJ : 2790 gram
5) Auskultasi :

DJJ : 140
x/menit Frekuensi :
reguler

c. Pemeriksaan penunjang :
HB ulang : 13,2 gr/dl
PU : Negatif
GDS 98 mg/DL

III. ANALISA

Diagnosa : Ny. K usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 minggu


Kebidanan janin tunggal intra uterin, punggung kanan, presentasi
kepala, divergen
Masalah : Nyeri pinggang
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 5 Desember 2023 Jam: 10.30 WIB
1. Memberitahu kepada Ny.K hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam
kondisi sehat : TD: 122/80 mmHg, N: 84 kali/ menit, R:24 kali/ menit, suhu:
36,6 0C, DJJ: 140 kali/ menit, HB ulang : 13,2 gr/dl. Protein uri negatif.
Hasil: ibu mengerti keadaan bayinya baik baik saja
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan,
meliputi: sakit kepala lebih dari biasa, perdarahan pervaginam, gangguan
penglihatan, pembengkakan pada wajah atau tangan, nyeri abdomen
(epigastrium), mual dan muntah berlebihan, demam, dan gerakan janin
berkurang. Pusing yang ibu rasakan kemungkinan diakibatkan ibu kurang
tidur.
Hasil: ibu mengetahui tentang tanda bahaya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan TM III
diantaranya sering buang air kecil (BAK) terutama di malam hari (nokturia),
keputihan, konstipasi, kram pada kaki, hemoroid, sesak napas, varises pada kaki
dan vulva, dan tanda bahaya TM III yang perlu diwaspadai seperti perdarahan
pada kehamilan tua, preeklampsia/ eklampsia, demam, nyeri abdomen, gerakan
janin tidak terasa, dan ketuban pecah dini. Jika ibu mengalami salah satu hal
tersebut segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Menyampaikan pada untuk
memberbanyak minum di siang hari untuk mengurangi insomnianya.
Hasil: ibu mengerti
4. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring
pertambahan usia kehamilan, Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
berat uterus yang membesar. Dapat di atasi dengan :

a) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat


apapun dari bawah

b) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain
saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari
proses setengah jongkok.

c) Postur tubuh yang baik


d) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban

e) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa


istirahat

f) Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan
memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis

g) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen


eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)

h) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan


pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)

i)Pijatan/ usapan pada punggung

j)Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan
bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan
tarikan dan regangan.

Hasil: Ibu mengerti cara mengatasi nyeri pinggang


5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai persiapan persalinan
seperti menanyakan tanggal perkiran persalinan, persiapkan tabungan untuk
biaya persalinan, penolong persalinan seperti bidan atau dokter, menyiapkan
KTP, kartu jaminan kesehatan nasional (BPJS), donor darah jika ada
kegawatdaruratan sewaktu-waktu, kendaraan yang akan dipakai saat menuju
fasilitas kesehatan, pendamping persalinan, dan rencana ber KB setelah
melahirkan.
Hasil: Ibu mengerti
6. Memberikan terapi kepada ibu, yaitu tablet Fe dan memberitahu ibu cara
meminum tablet Fe agar tidak mual yaitu diminum malam sebelum tidur
dengan dosis 1 x sehari 1 tablet, diminum dengan air jeruk atau air putih karena
meningkatkan proses penyerapan Fe, tidak diminum bersamaan dengan teh,
susu dan kopi karena menghambat proses penyerapan Fe dan memberikan
calcium lactate 500 mg sebanyak 10 tablet untuk diminum sehari sekali saat
pagi hari untuk pertumbuhan janin dan untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu
selama hamil
Hasil: ibu bersedia minum vitamin sesuai anjuran
7. Memberitahun dan menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu atau jika
ada keluhan/tanda-tanda persalinan
Hasil: ibu bersedia kunjungan
8. Mendokumentasikan tindakan
Hasil: sudah didokumentasikan
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan teori dan hasil
tinjauan kasus pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil fisiologis Ny.
K usia 21 Tahun, G1P0A0, usia kehamilan 31 minggu dengan kehamilan fisiologis.
Pembahasan ini di buat berdasarkan asuhan yang nyata dengan pendekatan asuhan
kebidanan dan dapat memudahkan pembahasan, penulis akan membahas berdasarkan
tahap proses kebiadan sebagai berikut.
A. Pengkajian Data Subjektif
1. Teori
Data subjektif yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan
yang di peroleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien atau
dari keluarga dan tenaga kesehatan ( Wildan dan Hidayat, 2015 ).
2. Praktek
Untuk memperoleh data objektif penulis dengan melakukan pendekatan
yang melalui anamnesa kepada ibu hamil, hasil anamnesa yang diperoleh dari
ibu, pengkajian data di peroleh data ibu hamil fisiologis Ny. K usia 21 tahun
G1P0A0 usia kehamialan 31 minggu dalam kehamilan Timester III fisiologis.
Sesuai dengan hasil wawancara Ny. K mengatakan datang ke Puskesmas ingin
memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan nyeri pinggang . Ibu mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit apapun baik dahulu, sekarang ataupun
dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit.
3. Pembahasan
Pengkajian data merupakan tahap awal untuk menentukan langkah
berikutnya, dari penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh baik yang
bersifat subjektif yang berasal dari keterangan pasien dan keluarga, serta yang
bersifat objektif yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan kebidanan dan
pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga dapat menentukan diagnosa pada
langkah selanjutnya. Selama melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan karena adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara penulis
dan pasien.
Pada pengkajian yang dilakukan tanggal 5 Desember 2023. Didapatkan data
identitas pasien Ny. K umur 21 tahun, Ny. K tergolong dalam usia reproduksi
sehat, sesuai dengan teori Sulistyawati (2013) yaitu wanita dengan usia
reproduktif sehat adalah antara 20 sampai 35 tahun. Pada pengkajian yang
dilakukan ibu mengeluh nyeri pinggang selama 2 hari. Ny. K memiliki riwayat
pendidikan terakhir SMA, sehingga dalam proses asuhan kebidanan yang
dilakukan dapat berlangsung dengan cukup baik dan lancar. Menurut
Notoatmodjo (2013) Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan
intelektual seseorang. Pendidikan menentukan pola fikir seorang ibu dalam
menjalani kehamilannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin
besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya
semakin rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres,
dimana stres yang terjadi disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang
tersebut.
Ny. K telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 7x, yaitu 2x
pada trimester pertama, 2x pada trimester kedua dan 3x trimester ketiga.
Frekuensi ANC ini telah sesuai dengan standar ANC yaitu minimal 4x, yaitu
satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
pada trimester ketiga (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Dalam pengkajian diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dalam analisa dalam pengumpulan sebuah data.
B. Pengkajian Data Objektif
1. Teori
Pelayanan antenatal yang diberikan oleh Ny. K sudah sesuai dengan
standar pelayanan antenatal 10 T berdasarkan kebijakan daerah menurut
Kementrian Kesehatan RI, 2015 yaitu menimbang berat badan, tinggi badan,
tekanan darah, pengukuran LILA, TFU, penentuan presentasi janin dan DJJ,
skrinning imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboraturium (Hb,
tes protein urin, glukosa urin), temu wicara (konseling). (Kemenkes RI, 2016)

2. Praktek
Pada Ibu hamil fisiologis Ny. K usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 31
minggu dengan kehamilan fisiologis telah dilakukan pengkajian data objektif.
Dari hasil pemeriksaan umum Ny. K dalam keadaan baik, kesadaran compos
mentis, TD: 122/80 mmHg, N : 82 kali/ menit, R: 20 kali/ menit, suhu 36 0C,
BB: 71,4 kg. palpasi leopold I : bokong TFU : 30 cm, leopold II: PUKA,
leopold III: kepala, leopold IV: divergen, DJJ: 143 x/m, Hb ulang 13,2 gr/dl
dan protein urine : negatif, GDS 98 mgDL.
3. Pembahasan
Dalam pengkajian diatas tidak ada kesenjangan atara teori dan praktek
dalam analisa dalam pengumpulan data. Pelayanan antenatal yang diberikan
kepada Ny. K sudah sesuai dengan standar pelayanan antenatal 10 T
C. Analisa
1. Teori
Pada langkah ini ditemukan sebuah identitas pasien yang akan
dipaparkan di dalam diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan segera dengan
sesuai dengan interpretasi yang benar atau data-data yang adekuat yang telah di
kumpulkan sebuah data dasar yang sudah di kumpulkan di data interpretasikan
sehingga dapat merumuskan sebuah diagnosa, masalah uang spesifik, dan
kebutuhan segera.
2. Praktik
Berdasarkan data yang telah diurai di atas dapat di simpulkan sebuah
diagnosa kebidanan sebagai berikut : Ny. K usia 21 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 31 minggu janin tunggal intra uterin, punggung kanan, presentasi
kepala, divergen dengan hamil fisiologis. Tidak terdapat diagnosa potensial dan
kebutuhan tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi
dan atau rujukan.
3. Pembahasan
Pada Ny. K mengeluhkan nyeri pinggang pada Trimester III merupakan
ketidaknyaman yang mungkin terjadi pada ibu hamil, sehingga kehamilan
Ny. K adalah hamil fisiologis. Dalam hal ini tidak kesenjangan dengan teori
ataupun praktek dengan data data yang sudah di temukan.
D. Penatalaksanaan
1. Teori
Pada langkah ini, direncanakan sebuah asuhan yang lebih leluasa atau
menyeluruh yang telah dipaparkan di langkah-langkah sebelumnya. Dengan
langkah ini merupakan langkah kelanjutan manjemen kebidanan terhadap
sebuah diagnosa atau masalah yang telah di dapatkan data-datanya.
2. Praktik
Penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal 5 Desember 2023 pukul 10.30
WIB pertama memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan : Ny. K hasil
pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam kondisi sehat : kesadaran compos
mentis, TD: 122/80 mmHg, N : 82 kali/ menit, R: 20 kali/ menit, suhu 36.6 0C,
BB: 71,4 kg. palpasi leopold I : bokong TFU : 30 cm, leopold II: PUKA,
leopold III: kepala, leopold IV: divergen, DJJ: 143 x/m, Hb ulang 13,2 gr/dl dan
protein urine : negatif, GDS 98 mgDL.
Diberikan pendidikan kesehatan: memberikan penkes tentang tanda bahaya,
ketidaknyamanan trimester III, menganjurkan ibu olahraga ringan/senam hamil,
memberikan pendkes persiapan persalinan, memberikan terapi Fe dan kalk,
menganjurkan kunjungan ulang 1 minggu dan mendokumentasikan
3. Pembahasan
Dari tinjauan kasus, masalah nyeri pinggang biasa terjadi pada ibu hamil
TM III dan merupakan hal normal. Kehamilan merupakan periode perubahan
dan penyesuaian. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, yaitu janin
akan tumbuh di dalam tubuh ibu dan mempengaruhi proses tubuh ibu. Pada ibu
hamil terjadi proses penyesuaian yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis
baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan salah satunya adalah nyeri pinggang. Nyeri punggung
bawah (Nyeri pinggang) terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah
biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan
karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut
dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus
yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap
postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat
peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot
punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila
wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal
menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan
mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang.
Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang
tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot
abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah
apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh
yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari
peregangan otot tipe ini. Sehingga dapat diambil kesimpulan penatalaksanaan
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Herinawati, dkk.2020.Kemampuan Ibu Hamil Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan,


Persalinan, dan Nifas di Kelas Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi.Jurnal Akademika Baiturahim Jambi Vol 9 No 2

Indah Irawati, Puspitasari.2020.Ketidaknyaman Keluhan Pusing Pada Ibu Hamil Di


Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan Vol 11 No 2

Kemenkes RI.2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta.Kementerian Kesehatan


RI, PPSDM

Notoatmodjo.2013.Pendidkan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta.Rineka Cipta

Nurhayati, Bety, dkk.2019.Reduksi Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III


Melalui Senam Yoga. Binawan Student Journal. Vol1 No 3

Rafika.2018.Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik Pada Ibu


Hamil Trimester III.Jurnal Kesehatan Vol 9 No 1 April 2018.

Wahyuni, Layinatun.2013.Manfaat Senam Hamil Untuk Meningkatkan Durasi Tidur


Ibu Hamil. Jurnal Kesmas Unnes 8 (2).

Sulistyawati.2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta.Salemba


Medika Wildan, Hidayat. 2014.Dokumentasi Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai