Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

PELVIC ROCKING EXERCISE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Kehamilan

Disusun Oleh:
Naning Yulistin S.Tr.Keb
NIM : 2209072

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022 / 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan

Pelvic Rocking Exercise

Disusun Oleh:

Naning Yulistin S.Tr.Keb


NIM : 2209072

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

( Fauziah Winda Gurnita M.Tr.Keb ) ( Susi Kusmaningtyas )

Mengetahui

Ketua Program Studi Profesi Bidan

(……………….)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tugas laporan pendahuluam dengan tema pijat kaki odema.

Penulis menyadari penyusunan laporan pendahuluan ini berkat adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh rekan yang membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di kemudian
hari.

Akhir kata semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 22 Oktober 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I TINJAUAN TEORI 5
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN 21
DAFTAR PUSTAKA 25

4
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan merupakan proses fertilisasi yang dimulai dari bertemunya sel
sperma dan sel telur di ampula tuba yang melalui tiga fase yaitu, tahap
penembusan korona radiate, penembusan zona pellusida, tahap penyatuan oosit
dan membrane sel sperma. Sebelum dilahirkan kedunia, janin akan betumbuh dan
berkembang didalam rahim selama kurang lebih sembilan bulan (Hatini, 2018).
Menurut federasi Obstetri dan ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari proses pembuahan
hingga lahirnya bayi, kehamailan nomal akan berlangsung dalm waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung hingga 12 minggu usia
kehamilan, trimester kedua berlangsung pada usia kehamilan minggu ke-13
hingga minggu ke- 27 dan trimester ketiga berlangsung pada minggu ke-28
hingga minggu ke-40 usia kehamilan (Sarwono Prawirohardjo, 2019).
Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari fertilisasi yaitu
bertemunya sel telur dan sel sperma, berlangsung dalam waktu 40 minggu pada
kehamilan normal dihitung sejak hari pertama haid terakhir HPHT).
Kehamilan trimester ketiga merupakan kehamilan dengan usia 28 – 40
minggu, dimana periode ini adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga sering disebut dengan periode penantian (Nanny, 2013).
2. Perubahan Anatomis dan Fisiologis
Selama kehamilan trimester III ada beberapa perubahan anatomi dan fisiologi,
yaitu (Simpkin et al., 2017) :
a. Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram)
dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus

5
uterus terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke
prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat
dengan prosesus xipoedeus.  Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada
kira-kira 1 jari di bawah prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal,
maka tinggi fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27
cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.
b. Vagina dan Vulva
Akibat hormone esterogen mengalami perubahan adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah
dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan vagina mulai meningkat dan lebih
kental.
c. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari
pengaruh horman saat kehamilan, yaitu esterogen, dan progesterone.
d. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan  darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain,
vena tungkai juga mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada
kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya
tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada
vena tungkai.
e. Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma  naik 4
cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan saat terjadi pada 60%
wanita hamil.
f. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini
yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah
lambung terasa panas dan mual muntah. Pengaruh esterogen menimbulkan
gerakan usus makin berkurang dapat menyebabkan sembelit.
g. Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala
janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih
6
terus terasa penuh. Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air
makin lancar sehingga pembentukan urin pun bertambah.
3. Perubahan Psikologis
Perubahan Psikologis Trimester III (periode penantian dengan penuh
kewaspadaan) yaitu ibu merasakan kembali ketidaknyamanan, takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik saat persalinan, khawatir bayi lahir tidak normal, merasa
kehilangan perhatian, perasaan sensitif, libido menurun (Sulistyawati & Nugraheny,
2020).
4. Perkembangan Janin pada Trimester III
Trimester III (7-9 bulan), merupakan bagian akhir dari proses kehamilan dan
dilanjutkan dengan proses kelahiran, pertumbuhan anak-anak, menjadi dewasa dan
akhir kehidupan / kematian. Adapun perkembangan janin dan kondisi ibu hamil pada
trimester ketiga adalah sebagai berikut (Bobak et al., 2015).

a. Minggu ke-28
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi
semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan
rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun
gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah,
namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding
perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum
sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar
telah dapat bertahan hidup.
b. Minggu ke-29
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon
seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi
hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu
yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas,
bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain
itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari
bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat
badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
c. Minggu ke-30

7
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi
sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar,
gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi
ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup
matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan
menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke
arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim
bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata.
Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
d. Minggu ke-31
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah
diplasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir
sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah
mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah.
Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya.
Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat
dengan zat-zat penting sepertikalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang
berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila
diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram
dengan tinggi 41-43 cm.
e. Minggu ke-32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi
tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat
dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu
ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan
dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak
dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.
f. Minggu ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai
8
bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa
menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot
bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam
walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki
maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi
1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
g. Minggu ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan
matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke
dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses
ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai
menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-
46 cm.
h. Minggu ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini
berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin
membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-
laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350
gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
i. Minggu ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan
lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi
sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat
ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama
dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.
j. Minggu ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan
kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah
5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya
diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian,
selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun

9
pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini
2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
k. Minggu ke-38-40
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir
dan bayi siap dilahirkan.
5. Kebutuhan Fisik pada Kehamilan Trimester III
Kebutuhan fisik ibu hamil dengan sebelum hamil memiliki banyak perbedaan
hal ini dikarenakan adanya janin dalam tubuh ibu saat kehamilan(Marmi, 2012).
a. Oksigen 
Oksigen penting dalam pembentukan energi agar produktivitas kerja dan
tubuh tidak cepat lelah. 
b. Nutrisi
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran
dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan
terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat
kehamilan.
c. Personal Hygiene
Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, seperti mandi dua kali
sehari, mengganti pakaian dalam setiap kali terasa lembab, menggunakan bra
yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.
d. Eliminasi
Lebih banyak cairan yang dikeluarkan melalui ginjal sebagai air seni dan
perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga
buang air besar mengalami konstipasi (sembelit). Sembelit dapat terjadi secara
mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, untuk
mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak, banyak makan
makanan berserat (sayur dan buah-buahan).
e. Seksualitas
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual asalkan dilakukan dengan hati-hati dan dengan cara yang benar. Perlu

10
diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena berat perut
yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan.
f. Mobilisasi dan Body Mekanik
Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri
dengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa menjadi tegang. Body
mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena
diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari – hari yang aman dan nyaman
selama kehamilan.
g. Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun memberikan banyak
manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat
melatih cara mengedan yang benar.
h. Istirahat dan Tidur
Istirahat bagi ibu hamil meringankan urat syaraf atau mngurangi aktifitas
otot. Kegunaan istirahat adalah :
1) Untuk melepaskan lelah 
2) Memberikan kesempatan pada tubuh untuk santai dan membentuk kegiatan
baru
3) Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan selanjutnya 
4) Mengembalikan kekuatan tubuh yang hilang 
i. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toxoid
(TT). Gunanya dalam antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi
karena tetanus dan juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh
tetanus. Jadwal pemberian suntikan tetanus pada Ibu hamil adalah :
1) TT1
Selama kehamilan Trimester II, biasanya diberikan saat usia kehamilan Ibu
mencapai 6 bulan. 
2) TT2
1 bulan setelah pemberian TT 1 
3) TT
6 Bulan setelah TT2  perlindungan 5 Tahun
4) TT4
1 Tahun setelah TT3  perlindungan 10 Tahun
11
5) TT5
Tahun setelah TT4 perlindungan 25 Tahun
j. Traveling 
Pada kehamilan trimester III, biasanya Ibu tidak dianjurkan untuk berpergian
karena beban perut Ibu yang semakin besar, dikhawatirkan dapat menyebabkan
Ibu kelelahan dan menimbulkan ketidaknyamanan, seperti mengakibatkan
adanya gangguan sirkulasi darah dan Oedema pada tungkai karena kaki yang
tergantung dan duduk terlalu lama saat perjalanan.

k. Memantau Kesejahteraan Janin


Tujuan dalam pemantauan janin adalah untuk deteksi dini ada / tidaknya faktor
resiko kematian perinatal tersebut (hipoksia / asfiksia, gangguan pertumbuhan,
cacat bawaan, infeksi).
Cara – cara pemantauannya :
1) Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia
kehamilan.
2) Perkiraan berat janin dengan rumus Jhonson Tossec. 
3) Auskultasi denyut jantung janin dengan alat lennec / dopler / CTG
4) USG dan lain – lain 
l. Persiapan Laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena
dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui
bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas Bimbingan
Persiapan Menyusui (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan seperti RS, RB
dan Puskesmas harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan
ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui.
m. Persiapan Kelahiran Janin
Sangatlah penting bekerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat dalam
mempersiapkan persalinan serta membuat rencana tindakan sekiranya terjadi
komplikasi-komplikasi. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang
dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam
bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya
12
sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia
perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan
kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
6. Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester III
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya (Huliana, 2017).
a. Perdarahan Pervaginam
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan
kadang-kadang tidak selalu disertai rasa nyeri, kemungkinan plasenta previa
atau solusio plasenta.
b. Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
KPD adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan
karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekana intra uterin
atau oleh kedua factor tersebut juga karena adanyaa infeksi yang dapat berasal
dari vagina dan serrviks.
c. Demam Tinggi
Ibu menderita demam yang tinggi dengan suhu > 380C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan adanya infeksi suatu
kehamilan.
d. Nyeri Abdomen yang Hebat
Menunjukkan masalah yang mengancam jiwa, nyeri hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat, hal ini bisa berarti apendiksitis, kehamilan ektopik,
penyakit radang pelvis, persalinan preterm, iritasi uterus, solusio plasenta, dan
infksi saluran kemih.
e. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepla yang hebat dan penglihatan kabur dapat menyebabkan gejala
kehamilan ini disertai pre-eklamsi.
f. Gerakan Janin Tidak Ada atau Kurang
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan ini lebih awal, bayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat.

13
g. Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan HB dibawah 11
gr/dl pada trimester I dan III. Anemia ini disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berkaitan.
7. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III
Menurut Adele (2015) ketidaknyamanan kehamilan adalah suatu kondisi yang
tidak normal muncul saat kehamilan. Ketidaknyamanan pada Trimester III
diantaranya:
a. Sesak Nafas
Penyebab         : Diafragma terdorong
Penanganan    : Posisi bantal bila tidur menggunakan ekstra bantal
b. Insomnia
Penyebab         : Gerakan janin, kram otot, sering BAK
Penanganan    : Sering berkomunikasi dengan keluarga atau suami
c. Rasa Khawatir dan Cemas
Penyebab  : Gangguan hormonal, khawatir jika ibu setelah melahirkan
Penanganan : Masase perut, minum susu hangat, tidur dengan ganjal
dibagian bahu.
d. Rasa Tidak Nyaman dan Tekanan pada Perineum
Penyebab :Pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan
Penanganan : Istirahat, relaksasi, siapkan tubuh, periksa ke petugas
kesehatan
e. Kontraksi Palsu (Braxton hicks)
Penyebab         : Kontraksi uterus mempersiapkan persalianan
Penanganan    : Istirahat dan periksa ke petugas kesehatan
f. Kram betis
Penyebab  : Karena penenkanan pada syaraf yang terkait dengan uterus
yang membesar dan perubahan kadar kalsium fospor.
Penanganan    : Masase dan kompres hangat pada otot yang kram.
g. Odema Pada Kaki Sampai Tungkai
Penyebab         : berdiri / berduduk lama, baju ketat dan cuaca panas.
Penanganan    : Asupan cairan dibatasi sehingga berkemih secukupnya saja,
dan istirahat dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
h. Pegal pada Punggung
14
Penyebab : Peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai pembesaran
perut.
Penanganan    : Senam hamil, body mekanik yang baik selama hamil.
8. Penatalaksanaan
Peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai pembesaran perut, membuat
beban tubuh lebih ke depan. Dalam upaya menyesuaikan dengan beban tubuh yang
berlebihan sehingga tulang belakang mendorong kearah belakang, membentuk
postur tubuh lordosis. Hal ini menyebabkan ibu merasakan pegal.
Senam hamil dapat mengurangi ketidaknyamanan pada ibu salah satunya yang
mengalami nyeri pinggang. Hal tesebut terjadi karena senam hamil dapat
mengencangkan otot yang paling banyak mempengaruhi kehamilan sepeti otot
pelvis, otot perut dan otot pinggang (Myles, 2009).
Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh yang segar dan bugar agar dapat
menjalankan rutinitas. Adapun kondisi tubuh yang demikian dapat diupayakan
dengan olah tubuh yang sesuai dengan ibu hamil yaitu Pelvic Rocking Exercise
(Purwati&Agustina, 2016). Pelvic Rocking Exercise berperan untuk memperkuat
kontraksi dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen,
otot otot dasar panggul dan lain-lain yang menahan tekanan tambahan dan
berhubungan dengan persalinan.
Waktu pelaksanaan Pelvic Rocking Exercise dianjurkan dilakukan saat
kehamilan memasuki trimester ketiga, yaitu 28-30 minggu kehamilan (Farida&
Sunarti, 2015). Berdasarkan penelitian, manfaat senam hamil diantaranya dapat
mengurangi ketidaknyamanan pada kehamilan berupa nyeri punggung, bengkak
pada kaki, kram kaki, sesak napas, dan sulit tidur. Senam hamil lebih baik dilakukan
rutin selama 30 menit setiap hari (Suryani, Pudji & Handayani, Ina, 2018).
Tiga komponen inti dari Pelvic Rocking Exercise adalah latihan pernafasan,
latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu hamil
melakukan latihan pernafasan khususnya pernafasan dalam, mereka merasakan
nafasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa dan panjang. Disamping
itu, latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada berkurangnya
ketegangan ibu hamil. Di akhir program Pelvic Rocking Exercise, terdapat latihan
relaksasi yang menggabungkan antara relaksasi otot dan relaksasi pernapasan
(Widyawati&Syahrul,2012).

15
Selain Pelvic Rocking Exercise bisa diajarkan juga mengenai Body Mekanik.
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman
untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama
aktivitas. Body mekanik pada kehamilan adalah suatu sikap tubuh yang baik untuk
menyesuaikan perubahan tubuh pada ibu hamil terutama tulang punggung yang
lordosis. (Asrinah,2020). Menurut Saiffudin (2020) manfaat dari body mekanik pada
ibu hamil yaitu membentuk aktifitas sehari – hari yang aman dan nyaman selama
kehamilan, dan untuk mengatasi keluhan sakit punggung.

B. Pathway Ketidaknyamanan Nyeri Punggung

Ibu Hamil TM III

Perubahan Fisiologis Perubahan hormon

Uterus membesar Berat badan meningkat Hormon estrogen


dan relaksin Ligamen
panggul melunak Pusat gravitasi
Menambah beban kerja
Otot pinggang dan
tulang Peregangan otot,
tulang, Postur tubuh
dan persendian
Sendi akan melentur
Mempengaruhi aktivitas Apabila buruk
kerja

Tulang belakang menangkap respon rangsangan

Menekan syaraf sekitar

Pelepasan medilator nyeri (prostaglandin dan histamin )

16
Nyeri Punggung Ibu Hamil

Kesulitan dalam melakukan


aktivitas

Penatalaksanaan non Farmakologis

Body Mekanik Senam Hamil

Kelenturan otot dan ligamen Mengencangkan otot,


ligamen, dan otot panggul

Menghasilkan pergerakan Mengurangi ketegangan ibu


hamil dan keseimbangan aktivitas tubuh yang baik

Kejadian nyeri berkurang

Rileks dan nyaman


.

17
BAB II

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan


1. Menajemen Kebidanan
a. Definisi Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Mufdilah & Hidayat, A
Kharimaturrahmah, 2012).
b. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Menurut Varney dalam Kriebs & Gegor (2010) menajemen
asuhan pada kebidanan terdiri dari tujuh langkah :
1) Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi dari
klien/orang yang meminta asuhan. Data yang tepat adalah data
yang relefan dengan situasi yang sedang ditinjau.kegiatan
pengumpulan data dimulia saat klien masuk dan dilanjutkan
secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dan pemeriksaan. Klasifikasi data dibagi menjadi dua yaitu data
subyektif dan data obyektif.
2) Langkah II: Interpretasi Data Dasar atau Menganalisa Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan kemudian
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik. Sedangkan pengertian masalah/diagnosa adalah
suatu pernyataan dari masalah pasien/klien yang nyata atau
potensial dan membutuhkan tindakan.
3) Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
dan tindakan segera sebagai antisipasinya.

18
Langkah ketiga yaitu mengidentifikasi masalah potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Pada
langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman dan bersifat antisipasi yang
rasional/ logis.
Pada langkah III perlunya tindakan segera dan melakukan
tindakan berdasarkan masalah potensial yang sudah dirumuskan.
Tindakan segera dilakukan untuk mengantisipasi ancaman yang
fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Untuk
dilakukannya tindakan antisipasi atau langkah pencegahan bidan
bisa menggunakan Skor Poedji Rochjati.
4) Langkah IV : Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi
Segera dengan Tenaga Kesehatan Lain
Pada kondisi tertentu, seorang bidan harus melakukan
tindakan segera untuk menyelamatkan pasien. Tindakan tersebut
mungkin perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter kandungan atau tim kesehatan lainnya. Seorang bidan
juga harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa sebaiknya konsultasi dan kolaborasi
dilakukan.
5) Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Komprehensif/
Menyeluruh
Langkah kelima dilakukan perencanaan asuhan
komprehensif atau menyeluruh berdasarkan langkah
sebelumnya. Semua perencanaan asuhan disusun berdasarkan
pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to
date, perawatan berdasarkan bukti (evidance based), serta
divalidisasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan
dan tidak diinginkan oleh pasien. Pasien perlu dilibatkan dalam
menyusun perencanaan karena pengambilan keputusan dalam

19
melaksanakan rencana asuhan harus disetujui oleh pasien
(Sulistyawati, 2011).
6) Langkah VI : Melaksanakan Asuhan Sesuai Perencanaan Secara
Efisien dan Aman
Menurut Sulistyawati (2011) pelaksanaan perencanaan
asuhan dilakukan secara efisien dan aman. Realisasi dari
perencanaan dapat dilakukan oleh pasien, bidan atau anggota
keluarga yang lain. Menejemen yang efisien akan menyingkat
waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan. Pelaksanaan
asuhan dapan dilakukan dalam tindakan mandiri, kolaborasi dan
tindakan pengawasan.
7) Langkah VII : Melakukan Evaluasi Terhadap Asuhan yang
Telah Dilaksanakan
Menurut Sulistyawati (2011) evaluasi meliputi tercapianya
asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah
dan hasil tindakan. Berupa pemulihan kondisi pasien,
peningkatan kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan
dan kemampuan pasien mengenai perawatan diri, serta
peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
c. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Menurut Nursing Documentasion (1994) dalam Ai & Rukiyah
(2014) pendokumentasian hasil asuhan merupakan catatan tentang
interaksi antara pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yang
mencatat tentang hasil pemeriksaan prosedur, pengobatan pada
pasien dan pendidikan kesehatan pada pasein serta respon pasien
pada semua kegiatan yang dilakukan. Metode pendokumentasian
yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah dengan
menggunakan SOAP :
1) S (Subyektif) : Data subyektif ini diperoleh dari hasil anamnesa
pasien. Meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat

20
kesehatan pasien yang diderita sekarang maupun dahulu,
riwayat obstetri (riwayat haid, riwayat kehamilan sekarang dan
dahulu, riwayat persalinan, nifas dan KB) dan psikologi, sosial,
cultural dan spiritual.
2) O (Obyektif) : Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan
fisik maupun penunjang pada pasien.
3) A (Analisa) : Mencatat diagnosa masalah yang telah diperoleh
dari data subyektif dan obyektif.
4) P (Penatalaksanaan) : Mencatat perencaan dan hasil asuhan yang
telah dilakukan

21
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,et al. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graham


Ilmu
Bobak, I. M., Lowdermilk, D., Jensen, M., Perry, S., Alden, K. R., Bachman, J.
A., … Garret, C. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Brayshaw, Eileen. 2008. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktik Bidan. Jakarta:
EGC.
Fleckenstein, David A. 2011. Pelvic Rocking Exercises for Pregnancy.
http://www.fisiotherapy.com.
Fraser, Diane M., 2009, Buku Ajar Bidan Myles., Jakarta , EGC
Farida, Sunarti, 2015, Senam Hamil Sebagai Upaya Memperlancar Proses
Persalinan DiRumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, INFOKES, Vol.5, No.1,
Februari 2015
Huliana, M. (2007). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara.
Kamariyah, N., Anggasari, Y., & Muflihah, S. (2014). Buku Ajar Kehamilan.
Jakarta Selatan: Salemba Medika
Latief, A. (2016). Fisioterapi Obstetri-Ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Mafikasari, A., &Kartikasari, R. I. (2015). Posisi Tidur Dengan Kejadian Back
Pain (Nyeri Punggung) Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kebidanan, Vol.
07, No. 02.
Manuaba,Chandradinata.2008.Gawat Darurat Obstetri Social Untuk Pofesi
Bidan. Jakarta : EGC
Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mufdlilah, Hidayat, A., & Kharimaturahmah, I. (2012). Konsep Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Muslihatun, W. N., Mufdlilah, & Setiyawati, N. (2014). Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya.

22
Myles. (2009). Buku Ajar Bidan. (M. A. Fraser, Diane M; Cooper, Ed.). Jakarta.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keparawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction.
Nurasih. (2016). Intesitas Nyeri Antara Pemberian Kompres Hanga Dengan
Masase Punggung Bagian Bawah Dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif.
Jurnal Care, Vol. 04, No.03.
Purnani, Wenitri. 2015. Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Nyeri Punggung
Pada Ibu Hamil Trimester III. Seminar Nasional Kesehatan.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (Ed.4).
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: YBPSP
Schroder, G., Kundt, G., Otte, M., Wendig, D.,&Schober, H. C. 2016. Impact Of
Pregnancy On Back Pain and Body Poatur in Women. Journal Phys. Ther.
Sci. Vil. 28, No. 04.
Sleigh, Katie. 2012. Pelvic Rocking Exercises for Pregnancy.
http://www.EzineArticler.com
Siswosudarmo, R., &Emilia, O. (2008). Obsterti Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar suhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi
Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2010). Asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salembamedika.
Widyawati, Syahrul, 2013, Pengaruh Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan
Dan Status Kesehatan Neonatus, Jurnal Berkala Epidemiologi Vol.1, No.2,
September 2013 (316-324).
Yoo, H., Shin, D.,& Song, C. (2015). Changes In The Spinal Curvature, Degree of
pain, Balance Ability, And Gait Ability According To Pregnancy Period In
Pregnant And Nonpregnant Women. J. Phys. Ther. Sci, Vol.27, No.01.

23
24

Anda mungkin juga menyukai