Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM

Dosen Pengampu : Veronica Silalahi, M.Kep.,Ners

OLEH :

CINTHYA MICHIKO TJIABRATA 202004010

STEVEN YHOGA PRATAMA 202004042

THERESIA CATHERINA HUMAU 202004043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Maternitas; Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum ini


telah disetujui tanggal …

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Veronica S, M.Kep.,Ners
NRK. 112011038

Mengetahui,

Ketua STIKes Katolik St Vincentius A Paulo Ketua Program Studi Pendidikan Ners
Surabaya STIKes Katolik St Vincentius A Paulo
Surabaya

Sr. Ignata Yuliati SSps., MAN., DNSC Widayani Yuliana, S.Kep., M.Kes., Ners
NRK. 112011036 NRK. 112005022
BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Teori

1.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi
sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40
minggu (Soetjiningsih & Ranuh, 2011). Kehamilan adalah penyatuam spermatozoa
dan ovum yang dilanjutkan dengan tertanamnya hasil konsepsi dalam endometerium.
Masa kehamilan simulai dari konsepsi dampai lahirnya janin. Lamnya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung sejak hari pertama haid
terakhir (Saifusin, 2009 dalam) (Atiqoh, 2020).

1.1.2 Klasifikasi Kehamilan

Klasifikasi kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu


2) Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 sampai minggu ke-27
3) Trimester ketiga berlangsung dari minggu
4) ke-28 sampai minggu ke-40 (Atiqoh, 2020).

Kehamilan matur atau kahamilan cukup bulan kira-kira 40 minggu (280 hari) dan
tidak lebih dari 43 minggu (300 hari), kehamilan prematur berlangsung 28-36
minggu, sedangkan kehamilan postmatur lebih dari 43 minggu (Atiqoh, 2020).

Menurut Atiqoh (2020), klasifikasi kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu:

a. Trimester I

Dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (12 minggu ). Pada minggu-minggu


pertamabentuk perut belum terlihat membuncit. Perubahan hormon yang paling

1
berkontribusi terhadap gejala kehamilan adalah estrogen dan HCG yang
menyebabkan mual dan muntah yang akan dirasakan selama beberapa bulan pertama
kehamilan. Selain itu adanya peningkatan hormon progesteron akan menyebabkan
kantuk dan lemas

b. Trimester II

Dimulai dari minggu ke 13 sampai dengan minggu ke 27. Pada trimester kedua gejala
tidak menyenangkan pada trimester I akan berkurang, tetapi gejala lain akan muncul
saat perkembangan janin meningkat. Gejala yang ditimbulkan akan terasa lebih
banyak tekanan pada panggul, perut terlihat membuncit, dan adanya peregangan kulit
pada perut sehingga akan terasa gatal, dan saat usia kehamilan 16-18 minggu akan
terasa pergerakan janin.

c. Trimester III

Dimulai dari minggu ke 28 sampai dengan minggu ke 40. Pada trimester III
merupakan masa penantian. Ketika rahim mendorong diafragma, otot yang mengatur
pernapasan akan terganggu, sehingga pada trimester ini ibu cenderung merasakan
sesak nafas, pergelangan kaki, tangan akan membengkak. Janin juga akan mulai turun
ke jalan lahir

1.1.3 Tanda-Tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan yang dialami oleh ibu hamil dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu tanda tidak pasti hamil, tanda kemungkinan hamil, dan tanda pasti
hamil (Atiqoh, 2020).
1.1.3.1 Tanda-tanda tidak pasti hamil
1) Rahim membesar
2) Tanda chadwick berupa adanya perubahan warna yang terjadi pada bagian
selaput lender vulva dan juga vagina yang semakin ungu
3) Tanda hegar, berupa perlukaan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah
tersebut pada penekanan memnpunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah

2
difleksikan. Tanda ini terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
minggu ke 7 dan 8
4) Tanda piscaseck, berupa pembesaran uterus yang tiada merata hingga dapat
terlihat menonjol dibagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta
5) Tanda Braxton hicks, berupa uterus berkontraksi bila dirangsang
6) Tanda goodells sign, berupa serviks yang menjadi lunak
7) Ballotement, berupa adanya sesuatu yang memantul di uterus
1.1.3.2 Tanda kemungkinan hamil
1) Amenorhea, ditunjukkan oleh berhentinya siklus mentruasi
2) Nausea, yaitu mual dan muntah
3) Miksi, sering buang air kecil
4) Rasa tergilitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara
5) Perubahan warna pada jaringan payudara dan serviks
6) Areola berwarna lebih gelap dan putting menjadi menonjol
7) Pica atau mengidam
8) Pembesaran Rahim dan perut
1.1.3.3 Tanda pasti hamil
1) Gerakan janin
Gerakan janin dapat dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu pada ibu
primigravida dan usia kehamilan 16 minggu pada ibu multigravida
2) Sinar rontgen
Terlihat kerangka janin
3) Ultrasonografi
Dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin, panjang janin, dan
diameter biparietal hingga dapat ditentukan usia kehamilan
4) Palpasi
Dapat dilakukan dengan palpasi leopald pada akhir trimester II
5) DJJ
Dapat diketahui dengan fetal electrocardiography dan doppler (pada
kehamilan 12 minggu)

3
1.1.4 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
1) Uterus
1. Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25
x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
2. Berat : dari 30 gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm.
3. Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga
pelvis, akhir ; rongga perut sampai hati.
4. Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang
dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari
dapat saling sentuh.
5. Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah
tetapi pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga
rahim bentuknya tidak sama.
6. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron
berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
2) Serviks
Servik menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah disebut tanda “goodell”.
3) Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu.
4) Vagina dan vulva

Kekenyalan atau elastisitas bertambah artinya daya regang bertambah


sebagai persiapan persalinan. Dinding vagina mengalami banyak perubahan
yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan
ikat dan hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga
terjadi, sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang

4
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus
5) Tanda Chadwicks
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
6) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning bernama
kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting
hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun
sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang.
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa dan pada akhirnya
akan meningkatkan produksi air susu

1.1.5 Perubahan Pada Organ Dan Sistem Lainnya :


1) Sistem sirkulasi darah
1. Volume darah
Serum darah meningkat 25-30 %, sel darah bertamabah 20%. Curah
jantung akan bertambah sekitar 30%
2. Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap
meningkat sampai akhir kehamilan.
3. Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit
meningkat untuk kebutuhan oksigen.
4. Nadi dan TD

5
TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
5. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu
terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
2) Sistem Pernapasan
1. Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim.
2. Kapasitas vital paru meningkat.
3. Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
3) Sistem pencernaan
Nafsu makan meningkat, sekresi usu berkurang, aktivitas peristaltik
menurun akibatnya bising usus menghilang karena konstipasi. Aliran darah
ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan haemoroid. Saliva
meningkat, mual dan muntah. Tonus otot saluran pencernaan menurun
sehingga motilitas. Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning
sickness) pengaruh hormon HCG

4) Tulang dan gigi


Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak. Kalsium
maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin
5) Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada
1. Muka : cloasma gravida
2. Payudara : putting susu dan areola payudara
3. Perut : striae gravidarum(garis-garis memanjang atau serong pada perut,
memanjang dari simpisis ke umbilikalis), cicatrix (selulit)
6) Metabolisme
BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga. Kebutuhan protein
meningkat untuk pertumbuhan fetus, sering haus, nafsu makan kuat, sering
kencing. Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak. BB bumil

6
meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh Janin, uri, air ketuban. Kebutuhan kalori
meningkat selama kehamilan dan laktasi
1.1.6 Definisi Hyperemesis Gravidarum

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai
dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning
sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah yang


berlebihan/hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan sehingga dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan.

Muntah selama kehamilan dan berlangsung terus menerus dan sering hingga
menyebabkan penurunan berat badan, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi
dan ketonuria

Gejala berlangsung hingga 20 minggu kehamilan dan terjadi pada trimester pertama

1.1.4 Etiology

a. Teori Endokrin

Peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin


(HCG) menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormon ini menyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan
penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks
esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid
juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.

Peningkatan kadar hCG berasal dari sel-sel trofoblas memicu kondisi hipertiroid.

7
mempengaruhi distensi dari saluran cerna yang dapat mengakibatkan mual dan
muntah.

Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan
dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk
saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi
untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam
rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau
pengerutan otot-otot rahim.

Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan


darah, itu penyebab mengapa ibu sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat
sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini
juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh,
meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama
hamil.

b. Teori Metabolik

Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan


mual dan muntah pada kehamilan. Defisiensi vitamin B dapat menurunkan hormon
serotonin, sehingga saraf panca indera akan semakin sensitif yang menyebabkan ibu
mudah mual dan muntah

c. Teori Alergi

Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya
teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan
juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus
luteum

8
d. Teori Infeksi

Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pykori


dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar
dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum

e. Teori Psikosomantik

Hiperemesis gravidarum merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah


dalam bentuk gejala fisik. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, kehamilan yang tidak direncanakan, dapat
menyebabkan konflik mental yangdapat memperberat mual dan muntah. hal tersebut
dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.

1.1.5 Tingkatan

a. Tingkat 1

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu
hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering
dan mata cekung.

b. Tingkat 2

Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan
tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik,
mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma
yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine

9
c. Tingkat 3

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle
ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin
B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya kerusakan hati. Pada
tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.

1.1.6 Tanda Gejala

1. Penurunan berat badan dan dehidrasi secara signifikan


2. Membran mukoasa kering
3. Penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi
4. Turgor kulit buruk
5. Nafsu makan menurun
6. Hasil uji laboratorium menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit

1.1.7 Patofisiology

Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic


Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah

Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem


gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung
menjadi kosong

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi
terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energy

10
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi
dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan
penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat
mengakibatkan terjadinya anemia

1.1.8 Dampak Dan Akibat

a. Peningkatan angka kematian Intrauterin Growth Retardation (IUGR) pada


klien hiperemesis gravidarum yang mengalami penurunan berat badan lebih
dari 5%
b. Hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, sosial,
spiritual dan pekerjaan.
c. Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan
marah

1.1.9 Penanganan Pertama

1. Memberikan cairan intravena seperti cairan kristaloid untuk koreksi


ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Kolaborasi dalam pemberian obat untuk mengatasai mual dan muntah
3. Memonitor tanda-tanda komplikasi seperti asidosis metabolic, perdarahan.
4. Observasi balance cairan
5. Kebersihan mulut dijaga disaat ibu tidak mampu makan apa-apa melalui
mulut dan membantu ketidaknyamanan setelah muntah
6. Menyediakan lingkungan yang tenang, tidak berisik, bebas dari bau
7. Setelah muntah berhenti, pemberian makan dimulai dalam jumlah kecil
dengan interval sering
8. Menciptakan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan
9. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan
10. Memantau aktivitas janin
11. Makan ketika lapar, tanpa memperdulikan waktu makan normal
12. Hindari makan makanan berlemak dan pedas, biskuit di pagi hari

11
1.2 Teori Askep

1.2.1 Pengkajian Data Dasar Klien

A. Aktifitas dan istirahat

o Merasa lemas

B. Sirkulasi

o Tekanan darah sistol menurun


o Denyut nadi meningkat (Takikardia)

C. Integritas ego

o Konflik interpersonal keluarga


o Kesulitan ekonomi
o Perubahan persepsi tentang kondisinya
o Kehamilan tak direncanakan

D. Makanan / cairan

o Anoreksia / muntah, mual muntah yang berlebihan


o Nyeri epigastrium
o Pengurangan BB 5-10 kg
o Membrane mukosa mulut iritasi dan merah
o Hb dan Ht rendah
o Nafas berbau aseton
o Turgor kulit berkurang
o Mata cekung dan lidah kering

E. Neurosensori

o Sakit kepala

F. Pernafasan

12
o Frekuensi pernapasan meningkat

G. Keamanan

o Suhu kadang naik


o Badan lemah
o Kulit ikterus

H. Seksualitas

o Penghentian menstruasi
o Bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapetik

I. Interaksi sosial

o Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan


o Perubahan peran
o Respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan
sakit
o Sistem pendukung yang kurang

J. Nyeri/Ketidaknyamanan
-
1.2.2 Pengkajian Data Subjektif
(a) Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan yang keberapa, lamanya
perkawinan dan alamat tempat tinggal.
(b) Keluhan Utama
Mual muntah yang hebat pada pagi hari atau setelah makan, adanya nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan dan merasa haus.
(c) Riwayat Kehamilan
Riwayat pemeriksaan antenatal dan komplikasi.

13
(d) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, mengkaji warna muntah,
volume muntah,frekuensi dan kualitasnya. Mengkaji juga faktor yang
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan yang pernah
dilakukan.
(e) Riwayat Medis Sebelumnya
Riwayat penyakit obstetrik dan ginekologi, gangguan tiroid dan gangguan
abdomen lainnya.
(f) Riwayat Sosial
Seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi.
(g) Riwayat Diet
Khususnya dalam intake cairan.
(h) Riwayat Pembedahan
Khususnya pada bagian abdomen.
(i) Integritas Ego
Seperti adanya konflik keluarga, kesulitan dalam ekonomi, dll.
(j) Pola aktivitas sehari-hari
Mengkaji nutrisi, cairan elektrolit, eliminasi BAB dan BAK, istirhat dan tidur,
ketergantungan terhadap orang lain baik sebelum dan saat sakit.
1.2.2. Pemeriksaan Penunjang
1) Mengkaji frekuensi muntah, selain itu mengkaji data mengenai diet, stress
dan dukungan secara rinci
2) Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda keadaan patologis yang
mungkin merupakan penyebab atau yang memperberat keadaan
3) Penilaian dehidrasi, yaitu turgor kulit, membran mukosa dan riwayat oliguria
(Atiqoh, 2020).
4) Pemeriksaan urine
Urine diperiksa untuk mendeteksi keberadaan keton, ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum pada pencernaanya yang tidak edekuat
mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dari

14
energi tubuh. Sehingga hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat
dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton)
5) Darah rutin
Pemeriksaan HB, pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sering
terjadi anemia
6) Uji glukosa
Untuk memantau glukosa darah dan dapat dilakukan pengontrolan glikemia
wanita selama kehamilan
7) Pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH)
Ganguguan kelenjar tiroid dikarenakan peningkatan kebutuhan tiroksin pada
ibu hamil
8) USG untuk memastikan mola
Untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui
kemungkinan adanya kehamilan kembar atau kehamilan molahidatidosa.
9) Analisa gas darah
10) Tes ẞ-hCG
11) Elektrolit (hipokalemia, hiponatremia)

1.2.3 Pengkajian Data Objektif

1. TTV
Ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat,adanya
nafas bau aseton
2. Status Gizi
Berat badan meningkat atau menurun
3. Status Kardiovaskuler
Kualitas nadi, takikardi dan hipotensi
4. Status Hidrasi
Turgor kulit, keadaan membran mukosa dan oliguria
5. Keadaan Abdomen

15
Suara abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy
6. Status Eliminasi
Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih
7. Keadaan Janin
Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia
kehamilan)

1.3 Diagnosa Teori

1.3.1 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan :

1. Defisit Nutrisi b.d fungsi psikologis d.d pasien mengungkapkan kenyang setelah
makan, nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, membran
mukosa pucat, sariawan, rambut rontok berlebihan dan diare.

Luaran Keperawatan

Defisit Nutrisi

- Luaran utama : Status nutrisi

Ekspetasi : membaik

Kriteria hasil :

- Perasaan cepat kenyang (5)


- Nyeri abdomen (5)
- Sariawan (5)
- Rambut rontok (5)
- Daire (5)
- Nafsu makan (5)
- Bising usus (5)
- Membran mukosa (5)

Intervensi keperawatan

Defisit Nutrisi

16
Intervensi utama : Manajemen nutrisi

Tindakan :

Observasi

- Identifikasi status nutrisi


- Identifikasi alergi atau intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

- Lakkan oral hygiene sebelum makan


- Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),


jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

2. Resiko Hipovolemia dibuktikan dengan kehilangan cairan secara aktif

Luaran Keperawatan :
1) Resiko Hipovolemia
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil :
- Perasaan lemah menurun (5)
- Keluhan haus menurun (5)
- Frekuensi nadi membaik (5)
- Kekuatan nadi membaik (5)

17
- Tekanan darah membaik (5)
- Pengisian vena membaik (5)
- Membran mukosa membaik (5)
- Suhu membaik (5)
Intervensi Keperawatan :
1) Resiko Hipovolemia
Intervensi Utama : Manajemen Hipovolemia
Observasi
- Pemeriksaan tanda dan gejala hypovolemia
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modifield trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hiptonis (Glukosa 25%, NaCl 0,4%)
3. Resiko Cedera pada Janin dibuktikan dengan Pola makan yang tidak Sehat
Luaran Keperawatan :
- Resiko Cedera pada Janin
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil :
- Nafsu makan Meningkat (5)
- Tekanan Darah Membaik (5)
- Frekuensi Nadi Membaik (5)
- Frekuensi Napas Membaik (5)
- Pola Istirahat/tidur (5)
Intervensi Keperawatan :

18
2) Resiko Cedera
Intervensi Utama : Pemantauan Denyut Jantung Janin
Obervasi :
- Identifikasi status obstetrik
- Identifikasi riwayat obstetrik
- Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan merokok
- Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
- Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
- Monitor denyut jantung janin
- Monitor tanda vital ibu
Terapeutik :
- Atur posisi pasien
- Lakukan manuver Leopoid untuk menentukan posisi janin
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, nafsu makan
berubah, pola napas berubah
Luaran Keperawatan : Tingkat nyeri
Nyeri akut
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri (5)
- Meringis (5)
- Frekuensi nadi (5)
- Kesulitan tidur (5)
- Nafsu makan (5)
- Pola napas (5)

19
Intervensi keperawatan
Nyeri akut
Intervensi utama : Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologi
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik

20
BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

2.1.1 PENGKAJIAN

Tanggal Kontrol :- Jam :-


Pengkajian diambil : 01 Desember 2020 Jam : 10.00 WIB
Ruang/Kelas : R.Bunga No RM: 36745xx

IDENTITAS

Nama ibu : Ny. F Nama suami : Tn. B


Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pekerjaan : Perawat Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Kawin : Kawin

Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual dan muntah di pagi hari atau setelah makan,
badan terasa lemas dan terasa nyeri di ulu hati.

Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes melitus,
hipertensi, dan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit


jantung, diabetes mellitus, hipertensi.

21
Riwayat Menstruasi

Pasien mengatakan menarche usia 12 tahun, setiap menstruasi selama 5-7


hari, siklus menstruasi teratur setiap 28-30 hari. HPHT pasien tanggal 23 April
2020. Pasien mengatakan mengalami saat menstruasi sesekali perut terasa nyeri.

Riwayat Obstetri Lalu

Pasien belum pernah hamil dan belum pernah melahirkan sebelumnya


karena ini merupakan kehamilan anak yang pertama G1P00000.

Riwayat Kontrasepsi

Selama ini pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Riwayat Kehamilan yang sekarang

G1P00000 ANC:

Usia

Reflek
Tgl

Kel

Let. Anak
Tensi

Terapi
TFU
BB

Odema
DJJ

Kehami
lan

Pasien 90/110 50 20 3 jari Sun 130 - Belum -


01/12/ mengatakan mmHg Kg Minggu dibawah gsa x/mnt terdapat
2020 mual dan umbilikus ng odema
muntah di
20
pagi hari
atau setelah
makan,
badan terasa
lemas dan
terasa nyeri
di ulu hati.

22
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1. Istirahat (Tidur)
Sebelum hamil, ibu dapat tidur mulai pukul 23.00 - 06.00 selama 7-8 Jam/
hari.
Setelah hamil ibu mengatakan tidurnya tidak nyenyak, sulit tidur dimalam
hari. Sesekali terbangun karena muntah saat tidur.

2. Nutrisi dan Cairan


Sebelum hamil, ibu mengatakan makan dan minum dengan normal dan
tergolong banyak, makan 1 hari 3 kali ditambah dengan jajan dan suka
minum minuman manis dan dingin. Dirumah, ibu makan dengan porsi nasi,
ikan, sayur, dan suka makan gorengan.
Setelah hamil ibu hanya makan dengan frekuensi 2x dengan menu makan
bubur dan telur serta minum teh hangat. Ibu makan dengan waktu yang tidak
beraturan sehingga tidak ditentukan jam berapa saja ketika ibu mau makan.
Porsi saat makan ibu hanya mampu makan sedikit yaitu 3-4 sendok karena
bila ada makanan yang masuk ibu akan merasa mual dan muntah. Dirumah
sakit ibu hanya mampu makan ½ porsi.

3. Personal Hygiene
Ibu mengngkapkan mandi 2x sehari, serta selalu mengganti pakaian dalam
setiap habis mandi. Ibu keramas 2 hari sekali. Setelah keramas ibu
mengungkapkan rambut rontok.

4. Aktivitas Gerak
Ibu mengatakan saat hamil ibu tidak mau banyak bergerak karena badan
lemas dan akan terasa mual serta sesekali terasa nyeri di ulu hati.

5. Eliminasi
Ibu mengatakan, sebelum hamil ibu BAK 4-5x/hari, dan BAB 1x/hari dengan
feses lembek. Setelah hamil ibu BAK 5-6x/hari, dan BAB 4x/hari dengan
feses cair.

23
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Sebelum hamil ibu suka jalan bersama suami dan pergi makan, saat hamil ibu
lebih suka dirumah, dan tidak suka jalan-jalan keluar rumah.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien tampak lemah. TD: 90/110 mmHg, Nadi 120
kali/menit, RR 25x/menit, Suhu 37,7oC.

2. Kepala
Rambut tidak kotor dan tidak berminyak, rambut rontoh berjatuhan, tidak ada
lesi, bentuk wajah simetris, belum ada cloasma gravidarum, sclera tidak
icterus, mukosa bibir kering, tidak ada karies gigi, terdapat sariawan dalam
mulut, tidak ada perdarahan pada gusi. Tidak ada pembesaran vena jugularis

3. Dada dan aksila


Bentuk dada simetris, terdapat hiperpigmentasi areola dan putting menonjol,
tidak terdapat pengeluaran colostrum, tidak terdapat benjolan pada payudara.
RR 25x/menit, tidak terdapat penggunaan otot bantu nafas, terdapat nyeri
pada bagian ulu hati, irama jantung regular (lup dup).

4. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, tidak ada
luka bekas operasi, tidak tampak striae gravidarum, terdapat linea nigra,
kandung kemih teraba kosong, TFU 3 jari dibawah umbilikus, teraba
balotemen positif (+).

5. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema dan varises, reflex patella
+/+.

24
Data Psikososial

1. Data Psikologis
Ibu mengatakan selalu mual dan muntah setiap kali makan, bahkan saat
pagi ataupun malam hari ketika tidur. Satu hari ibu muntah sebanyak
12x/hari.

2. Data Sosial
Ibu mengatakan mendapat dukungan dari keluarga dan suami. Ibu
mengungkapkan lingkungan kerjaan & lingkungan rumahnya juga baik
serta ibu mampu bersosialisasi. Ibu mengetahui kemungkinan tanda
bahaya kehamilan meliputi : mual muntah berlebihan, sakit kepala yang
hebat, dan keluar air ketuban sebelum waktu kelahiran.

Terapi

Infus RL 1500/24 jam; 21 tpm Larutan steril yang digunakan sebagai


penambah cairan dan elektrolit tubuh
untuk mengembalikan
keseimbangannya.

Ondancentron 3x 9mg/IV Antiemetic, untuk mencegah serta


mengobati mual dan muntah

Paracetamol 100 ml/6 jam IV analgesik dan antipiretik digunakan


untuk meredakan sakit kepala dan
nyeri, serta demam.

25
2.1.2 Analisa Data

No. Tgl Data Etiology Problem

1. 1 Des DS : Faktor psikologis Deficit Nutrisi


2020
1. Pasien mengungkapkan nafsu makan
menurun
2. Pasien mengungkapkan cepat kenyang Mempengaruhi sistem syaraf
setalah makan simpatis

DO :

1. Bising usus 37 x/mnt Pengeluaran hepineripin


2. Membran mukosa pucat norepinepirin dan kortisol
3. Ada sariawan
4. Rambut rontok habis mandi
5. Diare 4 kali feses encer Asam lambung meningkat

Mual muntah

Defisit nutrisi

2. DS : - Kehilangan cairan aktif Risiko Hipovolemia

DO : -

Karena peningkatan kadar


hCG

Mual muntah

Dehidrasi

Risiko Hipovolemia

3. 1 Des DS : - Pola makan yang tidak sehat Risiko Cedera Pada


2020 Janin

26
DO : -

Nutrisi yang masuk tidak


sesuai kebutuhan tubuh

Nutrisi ibu dan janin tidak


tercukupi

Tumbuh kembang janin


terganggu

Risiko cedera pada janin

4. 1 Des DS : Hyperemesis / Mual Muntah Nyeri Akut


2020 Berlebihan
1. Pasien mengeluh nyeri

DO : Gerakan Eksplusif Otot,


Abdomen, Gastroistenal, Dan
2. Pasien tampak meringis Pernapasan
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
120x/mnt
5. Sulit tidur dimalam hari Menekan Serabut Saraf
6. Nafsu makan menurun
7. Respirasi meningkat 25x/mnt
Stimulasi Ujung Saraf Bebas

Hipotalamus

Cortex Cerebri

Merangsang Noniseptor

(Transduksi)

Impuls Nyeri Di Medulla


Spinalis (Modulasi)

27
Nyeri

2.1.3 Diagnosa Keperawatan

No. Tgl Diagnosa Kep

1. 1 Des 2020 Defisit nutrisi (berhubungan dengan) faktor psikologis (yang dibuktikan dengan)
Pasien mengungkapkan nafsu makan menurun, Pasien mengungkapkan cepat
kenyang setalah makan, Bising usus 37 x/mnt, Membran mukosa pucat, Sariawan,
Rambut rontok dan Diare 4 kali.

2. 1 Des 2020 Risiko hipovolemia (berhubungan dengan) kehilangan cairan aktif.

3. 1 Des 2020 Resiko Cedera pada Janin (berhubungan dengan) pola makan yang tidak Sehat

4. 1 Des 2020 Nyeri Akut (berhubungan dengan) agen pencedera fisiologis (yang dibuktikan
dengan) Pasien mengeluh nyeri, Pasien tampak meringis, Gelisah, Frekuensi nadi
meningkat 120x/mnt, Sulit tidur dimalam hari, Nafsu makan menurun, Respirasi
meningkat 25x/mnt

28
2.1.4 Rencana Keperawatan

Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Defisit nutrisi b.d Pasien mampu Manajemen nutrisi Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
faktor psikologis d.d menunjukkan status 2020
Pasien nutrisi membaik setelah O: Pukul 14.15 wib
mengungkapkan dilakukan tindakan S:
1. Identifikasi alergi dan 1. Identifikasi alergi dan
nafsu makan keperawatan selama 1. Mengidentifikasi alergi
intoleransi makanan intoleransi makanan dengan - Pasien
menurun, Pasien 3x24 jam, dengan dan intoleransi makanan menanyakan kepada pasien
bertujuan untuk mengungkapkan
mengungkapkan kriteria hasil : memiliki alergi terhadap nafsu makan
mengetahui alergi dan
cepat kenyang setalah makanan dan intoleransi meningkat
1. Nafsu makan intoleransi makanan yang
makan, Bising usus terhadap makanan apa. - Pasien
membaik di alami pasien sehingga
37 x/mnt, Membran 2. Identifikasi makanan yang mengungkapkan
2. Perasaan cepat pasien tidak diberikan
disukai dengan tidak cepat
mukosa pucat, kenyang menurun makanan yang dapat
menyanyakan kepada pasien kenyang setelah
Sariawan, Rambut 3. Bising usus membuat alergi dan makanan apa yang disukai
mengalami intoleransi makan
rontok dan Diare 4 membaik pasien.
kali. 4. Membran mukosa makanan dengan
O:
membaik berkolaborasi dengan ahli
5. Rambut rontok gizi.
Pukul 19.00 wib - Bising usus 18
menurun 2. Identifikasi makanan x/mnt
6. Diare menurun yang disukai 2. Mengidentifikasi 3. Monitor asupan nutrisi yang - Membran mukosa
1. d makanan yang disukai dihabiskan oleh pasien, lembab
j bertujuan agar pasien pasien menghabiskan ½ - Sariawan sembuh
h dapat makan dengan porsi makanan yang sudah - Rambut tidak
s nikmat dan menghabiskan diberikan oleh ahli gizi. rontok
d makanannya karena pasien - Diare 1 kali
j makan makanan yang

29
disukainya. Pukul 16.45 wib A : Masalah teratasi Ny
F KRS
3. Monitor asupan nutrisi 4. Lakukan oral hygiene
3. Memonitor asupan nutrisi dilakukan untuk
bertujuan untuk mempertahankan integritas
mengetahui asupan mukosa mulut.
makanan yang telah
dimakan oleh pasien.
Pukul 17.00 wib
4. Lakukan oral hygiene
4. Melakukan oral hygiene 5. Berikan makanan yang
bertujuan untuk tinggi serat sesuai dengan
mempertahankan nutrisi yang dibutuhkan oleh
integritas mukosa mulut. tubuh
6. Berikan makanan yang
tinggi kalori dan tinggi
5. Berikan makanan yang 5. Memberikan makanan protein yang dibutuhkan
tinggi serat yang tinggi serat bertujuan oleh tubuh.
untuk menjaga BB selama
hamil, mencegah sembelit,
dan mengatur gula darah. Pukul 16.50 wib

6. Berikan makanan yang 7. Anjurkan posisi duduk saat


tinggi kalori dan tinggi 6. Memberikan makanan akan makan dan setelah
protein yang tinggi kalori dan makan agar dapat mencegah
tinggi serat bertujuan muntah.
untuk kesehatan ibu dan
E: pertumbuhan janin di
dalam kandungan ibu. Pukul 16.00 wib
7. Anjurkan posisi duduk
7. Menganjurkan posisi 8. Kolaborasi pemberian
duduk bertujuan untuk ondancentron 8 mg/iv.
mencegah terjadinya
aspirasi saat makan dan

30
mencegah tersedak saat Pukul 14.30 wib
makan.
K: 9. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan kalori
8. Kolaborasi pemberian 8. Kolaborasi pemberian dan nutrien yang dibutuhkan
obat emetik obat antiemerik oleh pasien.
ondancentron 3x9 ondansentron bertujuan
mg/iv untuk mengatasi
terjadinya muntah dan
mual.

9. Kolaborasi dengan ahli 9. Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis jumlah kalori dan jenis
nutrien yang nutrien bertujuan untuk
dibutuhkan. menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang k
sesuai dengan kebutuhan
ibu selama masa
kehamilan.

31
Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Risiko hipovolemia Pasien mampu Manajemen hipovolemia Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
(berhubungan menunjukkan status 2020
dengan) kehilangan cairan membaik setelah Observasi : Pukul 14.05 wib
cairan aktif. dilakukan tindakan Pukul 10.30 wib
1. Periksa tanda dan 1. Memeriksa tanda dan 1. Periksa tanda dan gejala
keperawatan selama gejala hipovolemia gejala hipovolemia hipovolemia dengan S:
3x24 jam, dengan bertujuan untuk memeriksa pasien keadaan
kriteria hasil : mengetahui derajat pasien seperti mual , - Pasien
hipovolemi yang muntah, nadi, CRT, TD dan mengungkapkan
1. Perasaan lemah dialami pasien membran mukosa. tidak merasa lemas
menurun sehingga dapat untuk - Pasien
2. Keluhan haus diberikan tindakan mengungkapkan
menurun dan berkonsultasi Pukul 20.50 wib tidak merasa haus
3. Frekuensi nadi dengan dokter.
membaik 2. Monitor intake dan output O:
4. Kekuatan nadi cairan dengan menghitung
membaik 2. Monitor intake dan 2. Monitor intake dan balance cairan saat akan - Nadi 98 x/mnt
5. Tekanan darah output cairan output cairan pulang dinas di hitung - Nadi kuat
membaik bertujuan untuk dalam jam dinas siang - TD 120/90 mmHg
6. Pengisian vena menentukan status CM : 350 cc - CRT 2 detik
membaik keseimbangan cairan CK : 450 cc - Membran mukosa
7. Membran mukosa tubuh, menentukan lembab
BC = CM – CK
membaik tingkat dehidrasi dan - Suhu 37,0℃
8. Suhu membaik BC = 350-450 cc
memudahkan kontrol
terhadap BC = - 100 cc A : Masalah tidak
keseimbangan cairan. terjadi
Terapeutik :
Pukul 14.10 wib
3. Hitung kebutuhan 3. Menghitung
cairan kebutuhan cairan 3. Hitung kebutuhan cairan BB

32
tubuh bertujuan 50 kg, dengan rumus
untuk mengetahui = 20-40 cc/ kgbb/ hari
berpa kebutuhan = 20 cc x 50 kg/hari
cairan yang = 1.000 cc/hari
dibutuhkan oleh
Atau
tubuh, dengan rumus
= 20-40 ml/kg = 40 cc x 50 kg/hari
bb/hari. = 2.000 cc/hari
Jadi kebutuhan cairan pasien
1.000-2.000cc / hari.
4. Berikan asupan cairan 4. Memberikan asupan
oral cairan oral bertujuan
untuk mengganti
cairan yang keluar Pukul 15.00 wib, 17.30 wib
dengan cairan oral
yang susuai dengan 4. Beri asupan oral dengan
kebutuhan cairan memberikan air minum
pasien setiap harinya. untuk pasien.
Edukasi :

5. Anjurkan 5. Menganjurkan
memperbanyak memperbanyak 5. Anjurkan untuk sering
asupan cairan oral asupan cairan oral minum karena sering minum
bertujuan untuk dapat mengganti cairan yang
menggantikan cairan hilang melalui oral.
keluar melalui
muntah.
Kolaborasi :

6. Kolaborasi pemberian 6. Kolaborasi Pukul 14.05 wib


cairan IV isotonis RL pemberian cairan IV
1500/24 jam 21 tpm isotonis RL 1500/24 6. Kolaborasi pemberian RL 1
jam diberikan untuk flash 21 tpm.
kepada pasien yang

33
mengalami
kehilangan cairan
tubuh sehingga dapat Pukul 14.20 wib
mengembalikan
Manajemen muntah cairan tubuh pasien 7. Identifikasi karakteristik
yang hilang. muntah dengan menanyakan
Observasi : muntah yang dialami pasien
berapa kali muntah, warna,
7. Identifikasi 7. Mengidentifikasi ada darah atau tidak.
karakteristik muntah karakteristik muntah
bertujuan untuk dapat
mengobservasi 8. Periksa volume muntah
muntah yang dialami dengan memberikan wadah
pasien sehingga dapat untuk pasien jika akan
dilakukan tindakan muntah sehingga dapat
dan dapat diobservsi berapa cc muntah
berkolaborasi dengan pasien.
dokter dalam
pemberian obat.
Pukul 14.30 wib

8. Periksa volume 9. Kontrol faktor penyebab


8. Periksa volume muntah
muntah bertujuan muntah seperti menyiram
untuk mengetahui lantai kamar mandi sampai
berapa cc muntah bersih tidak berbau,
pasien, sehingga menutup kamar mandi
dapat digantikan setelah digunakan,
dengan cairan memberikan pengharum
sehingga balance ruangan wangi vanila yang
cairan normal. disukai pasien sehingga bau
tak sedap tidak tercium.
Terapeutik :

9. Kontrol faktor 9. Kontrol faktor


lingkungan penyebab

34
lingkungan peyebab muntah bertujuan Pukul 17.10 wib
muntah untuk mengurangi
rasa mual sehingga 10. Atur posisi pasien saat akan
tidak terjadi muntah makan dan setelah makan
dan dapat dengan menaruh 2 bantal di
mengendalikan rasa belakang kepala dengan
ingin muntah. sudut 30-450 agar dapat
mencegah aspirasi.

10. Mengatur posisi


10. Atur posisi mencegah untuk mencegah
aspirasi aspirasi dengan Pukul 20.55 wib
meninggikan kepala
dengan 2 bantal 11. Anjurkan memperbanyak
dengan sudut 30-450 . istirahat agar tubuh menjadi
bugar kembali saat bangun
tidur.

11. Anjurkan 11. Anjurkan


memperbanyak memperbanyak
istirahat istirahat bertujuan
untuk agar badan Pukul 20.30 wib
menjadi bugar
kembali sehingga 12. Anjurkan menggunakan
siap beraktivitas teknik nonfarmakologi
ringan, dan terapi musik dengan
mengatasi rasa lelah. mendengarkan musik jazz
kesukaan pasien sehingga
pasien dapat rileks dan
12. Anjurkan 12. Menganjurkan teknik dapat beristirahat, fokus rasa
menggunakan teknik nonfarmakologi ingin muntah pasien tertuju
nonfarmakologi dengan dengan terapi musik pada musik.
terapi music dan bertujuan untuk
aromaterapi jahe. mengalihkan rasa

35
ingin muntah kepada
terapi musik sehingga
pasien dapat
beristirahat dan
badan menjadi bugar
kembali.
aromaterapi ginger
oil dapat
menurunkan
frekuensi mual
muntah pada ibu
hamil morning
sickness.

Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Resiko Cedera pada Pasien mampu Pemantauan denyut Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
Janin (berhubungan menunjukkan tingkat jantung janin 2020
dengan) pola cedera menurun setelah Pukul 15.20 wib
Observasi S:
makan yang tidak dilakukan tindakan 1. Mengidentifikasi 1. Identifikasi status obstetrik
Sehat keperawatan selama 1. Identifikasi status status obstetrik
dengan melakukan - Pasien
3x24 jam, dengan obstetrik bertujuan untuk mengungkapkan
mengetahui status pengkajian pada pasien
kriteria hasil : tidur mulai
kehamilan yang dengan menanyakan status
nyenyak
1. Nafsu makan dialami oleh pasien obstetri pasien mulai dari - Pasien
Meningkat HPHT, keluhan selama mengungkapkan
2. Tekanan Darah kehamilan. nafsu makan
Membaik 2. Identifikasi riwayat meningkat
2. Mengidentifikasi
3. Frekuensi Nadi 2. Identifikasi riwayat obstetrik dengan
riwayat obstetrik
Membaik

36
4. Frekuensi Napas obsetetrik bertujuan untuk menanyakan pada pasien O:
Membaik mengetahui riwayat hamil keberapa, melahirkan
5. Pola Istirahat/tidur obstetri pasien - TD 120/90 mmHg
berapa kali, umur berpa
- Nadi 98 x/mnt
bayi lahir, apakah pernah - RR 18 x/mnt
mengalami bayi tidak
3. Identifikasi adanya 3. Mengidentifikasi berkembang, apakah pernah A : Masalah tidak
penggunaan obat, diet, adanya penggunaan arbortus terjadi
dan merokok obat, diet dan 3. Identifikasi adanya
merokok bertujuan
penggunaan obat, diet dan
untuk mengetahui
tingkat kesehatan merekok dengan
pasien menanyakan pada pasien
apakah pernah mengalami
hal tersebut karena juga
4. Identifikasi mempengaruhi tumbuh
4. Mengidentifikasi
pemeriksaan pemeriksaan kembang janin
kehamilan sebelumnya kehamilan 4. Identifikasi pemeriksaan
sebelumnya kehamilan sebelumnya
bertujuan untuk dengan menanyakan kepada
mengetahui pasien saat hamil
pemeriksaan sebelumnya telah
kehamilan
melakukan pemeriksaan apa
sebelumnya yang
pernah dialami oleh saja yang telah dilakukan
pasien
Pukul 15.40 wib

5. Periksa denyut jantung janin


5. Memeriksa denyut selama 1 menit dengan cara
5. Periksa denyut jantung jantung janin selama memastikan punggung janin
janin selama 1 menit 1 menit bertujuan
kemudia letakkan fetoscope
untuk mengetahui
denyut jantung janin di area punggung janin

37
selama 1 menit dan kemudian hitung dengan
mengetahui apakan cara 5 detik pertama hitung,
djj dalam batas 5 detik kedua istirahat, 5
normal atau tidak.
detik ketiga hitung, 5 detik
keempat istirahat, 5 detik ke
6. Monitor denyut lima hitung kemudian
6. Memonitor denyut
jantung janin jumlahkan dan dikali 4.
jantung janin
bertujuan untuk 5’1 = 15, 5’3 = 11, 5’5 = 10
mengetahui apakah = (15+11+10) x 4
djj janin dalam batas = 36 x 4
normal atau tidak. = 144 x/mnt
6. Monitor denyut jantung
7. Monitor tanda vital janin dengan meletakkan
ibu 7. Memonitor TTV ibu fetoscope pada punggung
bertujuan mengetahui janin dan membantu untuk
Terapeutik TTV ibu dalam batas mendeteksi pola detak
normal atau tidak
jantung dan perubahan
detak jantung

8. Mengatur posisi Pukul 18.00 wib


8. Atur posisi pasien pasien bertujuan
untuk pasien dapat 7. Monitor TTV ibu
merasa nyaman saat TD 90/110 mmHg
tidur Suhu 37,6℃
RR 25 x/mnt
Nadi 120x/mnt
9. Melakukan manuver
9. Lakukan manuver leopold bertujuan Pukul 15.00 wib
leopold untuk untuk menentukan
menentukan posisi posisi janin. 8. Mengatur posisi pasien
janin

38
dengan memberkan bantal
2-3 bantal dengan sudut 30-
Observasi 10. Menjelaskan tujuan
450 sehingga pasiend apat
dan prosedur
10. Jelaskan tujuan dan pemantauan merasa nyaman
prosedur pemantauan bertujuan untuk
pasien agar dapat Pukul 15.40 wib
mengetahui prosedur
yang akan dilakukan 9. Lakukan manuver leopold
sehingga pasien tidak untuk menentukan posisi
cemas akan prosedur janin dengan melakukan
yang dilakukan dan leopold 1 gunakan ujung
untuk menghindari jari kedua tangan untuk
komunikasi yang palpasi fundus uteri jika
tidak efektif yang
lembek itu bokong jika
dpaat menimbulkan
suatu permasalahan seperti bola itu kepala.
Leopold 2 dengan kedua
tangan memeriksa kedua
sisi abdomen jika seperti
11. Informasikan hasil 11. Menginformasikan
papan itu punggung janin,
pemantauan hasil pemantauan
bertujuan untuk jika lembek kecil itu jari
pasien mengetahui kaki dan tangan. Leopold 3
hasil pemeriksaan dengan tangan kiri menahan
sehingga pasien dan fundus tangan janan meraba
keluarga tidak cemas bagian di bawah uterus jika
hasil pemeriksaan
bulat melenting keras itu
dan pemantauan yang
telah dilakukan kepala, jika bulat besar
lunak itu bokong. Leopold 4
dengan meletakkan kedua
tangan dibagian bawah jika
kedua tangan bertemu

39
beratu belum masuk
panggul, jika kedua tangan
tidak bertemu sudah
memasuki panggul.
Hasil leopold 1 teraba
bokong janin, leopold 2
punggung janin di sebelah
kiri, leopold 3 teraba
bokong dan leopold 4
belum memasuki panggul

Pukul 15.10 wib

10. Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
dengan menginformasikan
akan dilakukan
pemeriksaan djj, monitor
djj, pemeriksaan leopold
dan pemeriksaan TTV ibu
sehingga ibu tidak perlu
cemas akan tindakan yang
dilakukan oleh perawat
yang bertugas.
11. Informasikan hasil
pemantauan dengan
memberitahukan hasil
pemeriksaan djj 144 x/mnt,
TD 90/110 mmHg, Suhu
37,6 ℃, Rr 25 x/mnt, nadi

40
120 x/mnt.

Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Nyeri Akut Nyeri pasien menurun Manajemen Nyeri Selasa, 01 Desember 2020 Kamis, 3 Desember
(berhubungan setelah dilakukan 2020
dengan) agen tindakan keperawatan Jam 15.00
pencedera fisiologis 2x24 jam dengan kriteria S:
Observasi Pemberian obat (Analgesik);
(yang dibuktikan hasil :
Paracetamol 100 ml/6 jam IV Pasien mengungkapkan
dengan) Pasien 1. Identifikasi 1. Mengetahui
1. Keluhan nyeri sesuai dengan kolaborasi sudah tidak nyeri, tadi
mengeluh nyeri, lokasi, karakteristik nyeri
menurun dengan dokter, bertujuan malam sudah bisa tidur
Pasien tampak karakteristik, untuk dapat
2. Meringis meredakan nyeri nyeyak. Tidak
meringis, Gelisah, durasi, frekuensi, mengurangi rasa
menurun kualitas, nyeri, dan membantu mual/muntah.
Frekuensi nadi 3. Gelisah intensitas nyeri. dalam menentukan
meningkat menurun
kebutuhan
120x/mnt, Sulit 4. Kesulitan tidur Jam 16.00
manajemen nyeri.
tidur dimalam hari, menurun O:
Nafsu makan 5. Muntah Menjelaskan penyebab, periode,
menurun dan pemicu nyeri/ pusing yang Tidak gelisah,
menurun, Respirasi 2. Identifikasi 2. Respon nyeri non
6. Mual menurun dialami akibat hyperemesis, Frekuensi nadi
meningkat 25x/mnt respon nyeri non verbal pada pasien
7. Frekuensi nadi
verbal dapat dilihat dari mual/muntah yang berlebihan 110x/mnt, Tekanan
membaik
wajah darah 100/80 mmHg,
8. Nafsu makan
membaik

41
9. Pola tidur Jam 16.20 RR 20x/mnt
membaik
3. Identifikasi faktor 3. Dapat Mengidentifikasikan lokasi
yang mengkolaborasi nyeri yang dialam pasien seperti
memperberat dan faktor faktor mana apa, karakteristik nyeri yang A:
memperingan saja yang dapat
dialam pasien seperti apa,
nyeri mengurangi nyeri Masalah teratasi
yang dialami pasien, kualitas nyeri yang dialam
dan tidak pasien seperti apa, dan intensitas
menggunakan faktor nyeri yang dialam pasien seperti
yang dapat apa sehingga dapat memantau P:
memperberat nyeri dan berkolaborasi dengan tim
medis yang lainnya. Intervensi dihentikan
Terapeutik
4. Aromaterapi dan
4. Berikan teknik relaksasi napas dalam
nonfarmakologis dapat membantu Jam 17.00
untuk mengurangi merelaksasikan otot-
nyeri otot sehingga tubuh Mengidentifikasikan ekspresi
merasa lebih nyaman
pasien ketika nyeri timbul,
dan lega, senam
hamil, dan Yoga seperti apa ekpresinya sehingga
dapat menurunkan dapat dikaji untuk menentukan
intensitas nyeri respon nyeri non verbal.

5. Kontrol
lingkungan yang 5. Lingkungan yang
memperberat rasa tenang lampu kamar Jam 17.00
nyeri yang redup dapat
membuat suasana Mengidentifikasikan faktor-
menjadi tenang faktor yang memperberat nyeri
sehingga tidur dapat seperti apa, sehingga faktor-
puas dan nyeri
faktor yang memperingan rasa
berkurang.

42
nyeri dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri yang di
6. Fasilitasi istirahat 6. Tidur yang cukup alami pasien.
dan tidur dapat menurunkan
rasa nyeri karena
otot-otot akan rileks
Edukasi saat bangun tidur. Jam 21.00
7. Jelaskan Memberikan lingkungan yang
penyebab, 7. Penjelasan terkait
nyaman kepada pasien,
periode, dan keluhan yang
pemicu nyeri dirasakan lingkungan sekitar yang tidak
menurunkan tingkat gaduh dan tenang, kemudian
kecemasan dan saat pasien mau tidur
Kolaborasi pemahaman pasien mematikan lampu agar dapat
beristirahat lebih nyaman
8. Pemberian obat
(Analgesik); 8. Analgetik
Paracetamol 100 menghambat sintesis
ml/6 jam IV prostaglandins (PGs) Jam 21.00
di tempat yang sakit
atau nyeri, Memberikan teknik
meredakan nyeri.
pengurangan nyeri dan stress
dengan aromaterapi kesukaan
pasien, serta relaksasi napas
dalam mampu menciptakan
sensasi melepaskan
ketidaknyamanan dan stres.
Pasien dapat merelaksasi otot.
Saat mencapai relaksasi penuh,
maka persepsi nyeri berkurang
dan rasa cemas / gelisah

43
terhadap pengalaman nyeri
menjadi minimal.

Latihan Yoga, Menciptakan


lingkungan yang tenang, tetap
rileks dan tenang, menarik nafas
lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan,
membiarkan telapak tangan dan
kaki rilek, usahakan agar tetap
konsentrasi / mata sambil
terpejam, anjurkan untuk
mengulangi prosedur hingga
nyeri terasa berkurang,

Jam 21.00

Memberikan kesempatan pada


pasien untuk beristirahat dan
tidur, dan juga membatasi
aktivitas atau posisi yang dapat
menyebabkan timbulnya nyeri

44
2.1.5 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa SOAPIE


Keperawatan

Rabu, 02 Defisit nutrisi S:


Desember (berhubungan dengan)
2020 - Pasien mengungkapkan nafsu makan menurun
faktor psikologis (yang
- Pasien mengungkapkan cepat kenyang setelah
dibuktikan dengan) makan
Pasien mengungkapkan
nafsu makan menurun, O:
Pasien mengungkapkan
- Bising usus 34 x/mnt
cepat kenyang setalah
- Membran mukosa pucat
makan, Bising usus 37 - Sariawan
x/mnt, Membran - Rambut rontok
mukosa pucat, - Diare 3 kali
Sariawan, Rambut
rontok dan Diare 4 kali. A : Masalah belum teratasi

P:

Intervensi no 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 dilanjutkan

Intervensi no 1 dan 2 dihentikan

I:

Pukul 09.00 dan 13.30 wib


3 Monitor asupan nutrisi yang dihabiskan oleh pasien,
pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang sudah
diberikan oleh ahli gizi.
Pukul 08.30 wib, 12.15 wib
4 Lakukan oral hygiene dilakukan untuk
mempertahankan integritas mukosa mulut.
Pukul 08.40 dan 12.30 wib
5 Berikan makanan yang tinggi serat sesuai dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
6 Berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein
yang dibutuhkan oleh tubuh.
7 Anjurkan posisi duduk saat akan makan dan setelah
makan agar dapat mencegah muntah.

Pukul 08.00 dan 11.30 wib


8 Kolaborasi pemberian ondancentron 8 mg/iv.
Pukul 08.05 wib
9 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kalori
dan nutrien yang dibutuhkan oleh pasien.

45
E:

Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan nafsu makan mulai meningkat,


Pasien mengungkapkan cepat kenyang setelah makan,
Bising usus 30 x/mnt, Membran mukosa pucat, Sariawan
mulai membaik, Rambut rontok berkurang, Diare 2 kali.

Kamis, Defisit nutrisi S:


03 (berhubungan dengan)
Desember faktor psikologis (yang - Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat
- Pasien mengungkapkan cepat kenyang setelah
2020 dibuktikan dengan) makan berkurang
Pasien mengungkapkan
nafsu makan menurun, O:
Pasien mengungkapkan
- Bising usus 26 x/mnt
cepat kenyang setalah
- Membran mukosa lembab
makan, Bising usus 37 - Sariawan mulai membaik
x/mnt, Membran - Rambut rontok berkurang
mukosa pucat, - Diare 2 kali
Sariawan, Rambut
rontok dan Diare 4 kali. A : Masalah belum teratasi

P:

Intervensi no 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dilanjutkan

Intervensi no 1, 2 dan 9 dihentikan

I:

Pukul 09.10 dan 13.20 wib


3 Monitor asupan nutrisi yang dihabiskan oleh pasien,
pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang sudah
diberikan oleh ahli gizi.
Pukul 08.20 wib, 12.00 wib
4 Lakukan oral hygiene dilakukan untuk
mempertahankan integritas mukosa mulut.
Pukul 09.00 dan 13.10 wib
5 Berikan makanan yang tinggi serat sesuai dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
6 Berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein
yang dibutuhkan oleh tubuh.
7 Anjurkan posisi duduk saat akan makan dan setelah
makan agar dapat mencegah muntah.
Pukul 08.00 dan 11.30 wib
8 Kolaborasi pemberian ondancentron 8 mg/iv.
E:

46
Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat, Pasien


mengungkapkan tidak cepat kenyang setelah makan,
Bising usus 24 x/mnt, Membran mukosa lembab, sariawan
mulai sembuh, Rambut rontok berkurang, Diare 2 kali.

Jumat, 04 Defisit nutrisi S:


Desember (berhubungan dengan)
2020 - Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat
faktor psikologis (yang
- Pasien mengungkapkan tidak cepat kenyang
dibuktikan dengan) setelah makan
Pasien mengungkapkan
nafsu makan menurun, O:
Pasien mengungkapkan
- Bising usus 18 x/mnt
cepat kenyang setalah
- Membran mukosa lembab
makan, Bising usus 37 - sariawan sembuh
x/mnt, Membran - Rambut tidak rontok
mukosa pucat, - Diare 1 kali
Sariawan, Rambut
rontok dan Diare 4 kali. A : Masalah teratasi Ny. F KRS

P:

Intervensi dihentikan, ada tambahan intervensi yaitu


pemberian edukasi pendidikan kesehatan sebelum pasien
KRS

I:

Pukul 10.30 wib

Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien untuk


menyajikan makanan dalam keadaan hangat, makan
sedikit tapi sering sehingga nutrisi dapat terpenuhi dan
makan makanan yang mengandung tinggi serat, protein
dan kalori.

E:

Pukul 10.30

Pasien mengungkapkan sudah memahami apa yang


dijelaskan oleh perawat, pasien mampu mengulang 90%
apa yang sudah dijelaskan oleh perawat

Tanggal Diagnosa SOAPIE


Keperawatan

Rabu, 02 Risiko hipovolemia S:


Desember (berhubungan dengan)
- Pasien mengungkapkan merasa lemas
2020 kehilangan cairan aktif.
- Pasien mengungkapkan merasa haus

O:

47
- Nadi 118 x/mnt
- Nadi lemah
- TD 90/105 mmHg
- CRT 3 detik
- Membran mukosa kering
- Suhu 37,6 ℃.

A: Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12


dilanjutkan

I:

Pukul 08.00 wib


1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia dengan
memeriksa pasien keadaan pasien seperti mual ,
muntah, nadi, CRT, TD dan membran mukosa.
Pukul 14.00 wib
2. Monitor intake dan output cairan dengan menghitung
balance cairan saat akan pulang dinas di hitung dalam
jam dinas pagi
CM : 400 cc
CK : 450 cc
BC = CM – CK
BC = 400-450 cc
BC = - 50cc
Pukul 08.10 wib
3. Hitung kebutuhan cairan BB 50 kg, dengan rumus
= 20-40 cc/ kgbb/ hari
= 20 cc x 50 kg/hari
= 1.000 cc/hari
Atau
= 40 cc x 50 kg/hari
= 2.000 cc/hari
Jadi kebutuhan cairan pasien 1.000-2.000cc / hari.
Pukul 09.00 wib, 12.00 wib
4. Beri asupan oral dengan memberikan air minum untuk
pasien.
5. Anjurkan untuk sering minum karena sering minum
dapat mengganti cairan yang hilang melalui oral.
Pukul 08.00 wib

48
6. Kolaborasi pemberian RL 1 flash 21 tpm.
Pukul 09.30 wib
7. Identifikasi karakteristik muntah dengan menanyakan
muntah yang dialami pasien berapa kali muntah,
warna, ada darah atau tidak.
8. Periksa volume muntah dengan memberikan wadah
untuk pasien jika akan muntah sehingga dapat
diobservsi berapa cc muntah pasien.
Pukul 08.10 wib
9. Kontrol faktor penyebab muntah seperti menyiram
lantai kamar mandi sampai bersih tidak berbau,
menutup kamar mandi setelah digunakan,
memberikan pengharum ruangan wangi vanila yang
disukai pasien sehingga bau tak sedap tidak tercium.
Pukul 12.40 wib
10. Atur posisi pasien saat akan makan dan setelah makan
dengan menaruh 2 bantal di belakang kepala dengan
sudut 30-450 agar dapat mencegah aspirasi.
Pukul 11.00 wib
11. Anjurkan memperbanyak istirahat agar tubuh menjadi
bugar kembali saat bangun tidur.
Pukul 10.10 wib
12. Anjurkan menggunakan teknik nonfarmakologi terapi
musik dengan mendengarkan musik jazz kesukaan
pasien sehingga pasien dapat rileks dan dapat
beristirahat, fokus rasa ingin muntah pasien tertuju
pada musik

E:

Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan masih merasa lemas, pasien


mengungkapkan masih merasa haus, nadi 114 x/mnt, nadi
lemah , TD 95/100 mmHg, CRT 3 detik, membran
mukosa kering dan Suhu 37,5℃.

Kamis, Risiko hipovolemia S:


03 (berhubungan dengan)
Desember kehilangan cairan aktif. - Pasien mengungkapkan masih merasa lemas
- Pasien mengungkapkan merasa haus berkurang
2020
O:

- Nadi 110 x/mnt


- Nadi kuat
- TD 100/80 mmHg

49
- CRT 2 detik
- Membran mukosa lembab
- Suhu 37,5 ℃.

A: Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12


dilanjutkan

I:

Pukul 08.10 wib


1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia dengan
memeriksa pasien keadaan pasien seperti mual ,
muntah, nadi, CRT, TD dan membran mukosa.
Pukul 14.00 wib
2. Monitor intake dan output cairan dengan menghitung
balance cairan saat akan pulang dinas di hitung dalam
jam dinas pagi
CM : 500 cc
CK : 450 cc
BC = CM – CK
BC = 500-450 cc
BC = + 50 cc
Pukul 08.00 wib
3. Hitung kebutuhan cairan BB 50 kg, dengan rumus
= 20-40 cc/ kgbb/ hari
= 20 cc x 50 kg/hari
= 1.000 cc/hari
Atau
= 40 cc x 50 kg/hari
= 2.000 cc/hari
Jadi kebutuhan cairan pasien 1.000-2.000cc / hari.
Pukul 09.10 wib, 12.10 wib
4. Beri asupan oral dengan memberikan air minum untuk
pasien.
5. Anjurkan untuk sering minum karena sering minum
dapat mengganti cairan yang hilang melalui oral.
Pukul 08.00 wib
6. Kolaborasi pemberian RL 1 flash 21 tpm.
Pukul 09.40 wib

50
7. Identifikasi karakteristik muntah dengan menanyakan
muntah yang dialami pasien berapa kali muntah,
warna, ada darah atau tidak.
8. Periksa volume muntah dengan memberikan wadah
untuk pasien jika akan muntah sehingga dapat
diobservsi berapa cc muntah pasien.
Pukul 08.30 wib
9. Kontrol faktor penyebab muntah seperti menyiram
lantai kamar mandi sampai bersih tidak berbau,
menutup kamar mandi setelah digunakan,
memberikan pengharum ruangan wangi vanila yang
disukai pasien sehingga bau tak sedap tidak tercium.
Pukul 12.30 wib
10. Atur posisi pasien saat akan makan dan setelah makan
dengan menaruh 2 bantal di belakang kepala dengan
sudut 30-450 agar dapat mencegah aspirasi.
Pukul 11.00 wib
11. Anjurkan memperbanyak istirahat agar tubuh menjadi
bugar kembali saat bangun tidur.
Pukul 10.00 wib
12. Anjurkan menggunakan teknik nonfarmakologi terapi
musik dengan mendengarkan musik jazz kesukaan
pasien sehingga pasien dapat rileks dan dapat
beristirahat, fokus rasa ingin muntah pasien tertuju
pada musik

E:

Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan tidak merasa lemas, pasien


mengungkapkan tidak merasa haus, nadi 106 x/mnt, nadi
kuat , TD 110/90 mmHg, CRT 2 detik, membran mukosa
lembab dan Suhu 37,3℃

Jumat, 04 Risiko hipovolemia S:


Desember (berhubungan dengan)
2020 kehilangan cairan aktif. - Pasien mengungkapkan tidak merasa lemas
- Pasien mengungkapkan tidak merasa haus

O:

- Nadi 98 x/mnt
- Nadi kuat
- TD 120/90 mmHg
- CRT 2 detik
- Membran mukosa lembab
- Suhu 37,0℃

51
A : Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi dihentikan, ada tambahan intervensi yaitu


pemberian edukasi pendidikan kesehatan sebelum pasien
KRS

I:

Pukul 10.30 wib

Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien untuk


mengurangi masakan yang berbau khas yang dapat
merangsang keinginan untuk mual, menyajikan makanan
dalam keadaan hangat, makan sedikit tapi sering sehingga
nutrisi dapat terpenuhi dan sering untuk minum air putih
maupun teh hangat manis saat mengalami muntah sehigga
kebutuhan cairan terpenuhi.

E:

Pukul 11.30 wib

Pasien mengungkapkan sudah memahami apa yang


dijelaskan oleh perawat, pasien mampu mengulang 90%
apa yang sudah dijelaskan oleh perawat.

Rabu, 02 Resiko Cedera pada S:


Desember Janin (berhubungan
2020 dengan) pola makan - Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur, sulit tidur
yang tidak Sehat dan sesekali terbangun karena muntah di malam
hari
- Pasien mengungkapkan nafsu makan menurun

O:

- TD 90/105 mmHg
- Nadi 118 x/mnt
- RR24 x/mnt

A : Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi no 5, 6, 7, 8, dan 10 di lanjutkan

Intervensi no 1, 2, 3, 4, 9 dan 11 di hentikan

I:

Pukul 09.00 wib

5. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit dengan


cara memastikan punggung janin kemudia letakkan
fetoscope di area punggung janin kemudian hitung
dengan cara 5 detik pertama hitung, 5 detik kedua
istirahat, 5 detik ketiga hitung, 5 detik keempat
istirahat, 5 detik ke lima hitung kemudian jumlahkan

52
dan dikali 4.

5’1 = 14, 5’3 = 10, 5’5 = 14


= (14+10+14) x 4
= 38 x 4
= 152 x/mnt

6. Monitor denyut jantung janin dengan meletakkan


fetoscope pada punggung janin dan membantu untuk
mendeteksi pola detak jantung dan perubahan detak
jantung

Pukul 12.00 wib

7. Monitor TTV ibu

TD 90/110 mmHg
Suhu 37,6℃
RR 25 x/mnt
Nadi 120x/mnt

Pukul 08.00 wib

8. Mengatur posisi pasien dengan memberkan bantal 2-3


bantal dengan sudut 30-450 sehingga pasiend apat
merasa nyaman

Pukul 08.15 wib

10. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan dengan


menginformasikan akan dilakukan pemeriksaan djj,
monitor djj, pemeriksaan leopold dan pemeriksaan
TTV ibu sehingga ibu tidak perlu cemas akan
tindakan yang dilakukan oleh perawat yang bertugas.

E:

Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur, sulit tidur dan


sesekali terbangun karena muntah di malam hari, Pasien
mengungkapkan nafsu makan menurun, TD 95/100
mmHg, Nadi 114 x/mnt, RR 22 x/mnt.

Kamis, Resiko Cedera pada S:


03 Janin (berhubungan
Desember dengan) pola makan - Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur, sulit tidur
2020 yang tidak Sehat dan sesekali terbangun
- Pasien mengungkapkan nafsu makan masih
menurun

O:

- TD 100/80 mmHg
- Nadi 110x/mnt

53
- RR 20 x/mnt

A : Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi no 5, 6, 7, 8, dan 10 di lanjutkan

Intervensi no 1, 2, 3, 4, 9 dan 11 di hentikan

I:

Pukul 09.15 wib

5. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit dengan


cara memastikan punggung janin kemudia letakkan
fetoscope di area punggung janin kemudian hitung
dengan cara 5 detik pertama hitung, 5 detik kedua
istirahat, 5 detik ketiga hitung, 5 detik keempat
istirahat, 5 detik ke lima hitung kemudian jumlahkan
dan dikali 4.

5’1 = 10, 5’3 = 12, 5’5 = 14


= (10+12+14) x 4
= 36 x 4
= 144 x/mnt

6. Monitor denyut jantung janin dengan meletakkan


fetoscope pada punggung janin dan membantu untuk
mendeteksi pola detak jantung dan perubahan detak
jantung

Pukul 12.10 wib

7. Monitor TTV ibu

TD 100/80 mmHg
Suhu 37,3℃
RR 20 x/mnt
Nadi 110x/mnt

Pukul 08.10 wib

8. Mengatur posisi pasien dengan memberkan bantal 2-3


bantal dengan sudut 30-450 sehingga pasiend apat
merasa nyaman

Pukul 08.30 wib

10. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan dengan


menginformasikan akan dilakukan pemeriksaan djj,
monitor djj, pemeriksaan leopold dan pemeriksaan
TTV ibu sehingga ibu tidak perlu cemas akan
tindakan yang dilakukan oleh perawat yang bertugas.

E:

54
Pukul 14.00 wib

Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur, sulit tidur dan


sesekali terbangun, Pasien mengungkapkan nafsu makan
mulai meningkat, TD 110/90 mmHg, Nadi 106 x/mnt, RR
20 x/mnt.

Jumat, 04 Resiko Cedera pada S:


Desember Janin (berhubungan
2020 dengan) pola makan - Pasien mengungkapkan tidur mulai nyenyak
yang tidak Sehat - Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat

O:

- TD 120/90 mmHg
- Nadi 98 x/mnt
- RR 18 x/mnt

A : Masalah tidak terjadi

P:

Intervensi dihentikan, ada tambahan intervensi yaitu


pemberian edukasi pendidikan kesehatan sebelum pasien
KRS

I:

Pukul 10.30 wib

Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien untuk


istirahat yang cukup, makan teratur, makan sedikit tapi
sering dan rajin untuk kontrol kehamilan.

E:

Pukul 11.30 wib

Pasien mengungkapkan sudah memahami apa yang


dijelaskan oleh perawat, pasien mampu mengulang

Tanggal Diagnosa SOAPIE


Keperawatan

Rabu, 2 Nyeri Akut S:


Desember (berhubungan dengan)
2020 agen pencedera Pasien mengeluh nyeri/pusing seperti diuleg uleg saat
fisiologis (yang miring, atau bergerak, mengungkapkan sulit untuk tidur
dibuktikan dengan) nyenyak
Pasien mengeluh nyeri,
Pasien tampak meringis, O:
Gelisah, Frekuensi nadi
meningkat 120x/mnt, Ekspresi wajah menyeringai; meringis kesakitan,
Sulit tidur dimalam hari, Frekuensi nadi 118x/mnt, Mengalami gangguan/sulit
Nafsu makan menurun,

55
Respirasi meningkat untuk tidur, Tekanan darah 90/105 mmHg, RR 24x/mnt
25x/mnt
A:

Masalah belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

I:

Jam 07.00

Pemberian obat (Analgesik); Paracetamol 100 ml/6 jam


IV sesuai dengan kolaborasi dengan dokter, bertujuan
meredakan nyeri

Jam 07.00

Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri/ pusing


yang dialami akibat hyperemesis, mual/muntah yang
berlebihan

Jam 07.20

Mengidentifikasikan lokasi nyeri yang dialam pasien


seperti apa, karakteristik nyeri yang dialam pasien seperti
apa, kualitas nyeri yang dialam pasien seperti apa, dan
intensitas nyeri yang dialam pasien seperti apa sehingga
dapat memantau dan berkolaborasi dengan tim medis yang
lainnya.

Jam 08.00

Mengidentifikasikan ekspresi pasien ketika nyeri timbul,


seperti apa ekpresinya sehingga dapat dikaji untuk
menentukan respon nyeri non verbal.

Jam 08.00

Mengidentifikasikan faktor-faktor yang memperberat


nyeri seperti apa, sehingga faktor-faktor yang
memperingan rasa nyeri dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri yang di alami pasien.

Jam 12.00

Memberikan lingkungan yang nyaman kepada pasien,


lingkungan sekitar yang tidak gaduh dan tenang,
kemudian saat pasien mau tidur mematikan lampu agar
dapat beristirahat lebih nyaman

Jam 12.00

Memberikan teknik pengurangan nyeri dan stress dengan


aromaterapi kesukaan pasien, serta relaksasi napas dalam
mampu menciptakan sensasi melepaskan
ketidaknyamanan dan stres. Pasien dapat merelaksasi otot.
Saat mencapai relaksasi penuh, maka persepsi nyeri

56
berkurang dan rasa cemas / gelisah terhadap pengalaman
nyeri menjadi minimal.

Latihan Yoga, Menciptakan lingkungan yang tenang, tetap


rileks dan tenang, menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan,
membiarkan telapak tangan dan kaki rilek, usahakan agar
tetap konsentrasi / mata sambil terpejam, anjurkan untuk
mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang,

Jam 12.00

Memberikan kesempatan pada pasien untuk beristirahat


dan tidur, dan juga membatasi aktivitas atau posisi yang
dapat menyebabkan timbulnya nyeri

E:

Jam 15.00

Pasien mengungkapkan pusing berkurang, sudah enak,


sudah bisa tidur. Frekuensi nadi 114x/mnt, Tekanan darah
95/100 mmHg, RR 22x/mnt

Kamis, 3 Nyeri Akut S:


Desember (berhubungan dengan)
agen pencedera Pasien mengungkapkan sudah tidak pusing/nyeri, tadi
2020
fisiologis (yang malam sudah bisa tidur nyeyak.
dibuktikan dengan)
Pasien mengeluh nyeri, O:
Pasien tampak meringis,
Gelisah, Frekuensi nadi Frekuensi nadi 110x/mnt, Tekanan darah 100/80 mmHg,
meningkat 120x/mnt, RR 20x/mnt
Sulit tidur dimalam hari,
A:
Nafsu makan menurun,
Respirasi meningkat Masalah teratasi
25x/mnt
P:

Intervensi dihentikan

57
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Keluhan Utama
Fakta : Pasien mengungkapkan mual dan muntah di pagi hari atau setelah makan,
badan terasa lemas dan terasa nyeri di ulu hati.
Teori : Perubahan hormon yang paling berkontribusi terhadap gejala kehamilan
adalah estrogen dan HCG yang menyebabkan mual dan muntah yang akan
dirasakan selama beberapa bulan pertama kehamilan. Selain itu adanya
peningkatan hormon progesteron akan menyebabkan kantuk dan lemas (Atiqoh,
2020).
Opini : Berdasarkan fakta dan teori yang ada, terdapat kesesuaian antara
keduanya. Dalam kasus dikatakan bahwa pasien mual dan muntah bila makan,
sehingga ibu makan dengan waktu yang tidak beraturan serta tidak ditentukan jam
berapa saja ketika ibu mau makan. Porsi saat makan ibu hanya mampu makan
sedikit yaitu 3-4 sendok karena bila ada makanan yang masuk ibu akan merasa
mual dan muntah.

3.1.2 Aktivitas gerak


Fakta : Ibu mengatakan saat hamil ibu tidak mau banyak bergerak karena badan
lemas dan akan terasa mual serta sesekali terasa nyeri di ulu hati.
Teori : Pada tingkatan ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum
dikatakan bahwa tingkatan 1 ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium (Ning,2020).
Opini : Berdasarkan fakta dan teori ditemukan bahwa adanya kesesuaian antara
keduanya. Fakta pada kasus mengatakan bahwa ibu tidak mau banyak bergerak
karena badan lemas dan akan terasa mual. Pada teori mengatakan bahwa ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum akan mengalami hal seperti ini bahkan tidak ada
nafsu makan bahkan sampai terjadinya penurunan berat badan.

58
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Fakta : Keadaan umum pasien tampak lemah. TD: 90/110 mmHg, Nadi 120
kali/menit, RR 25x/menit, Suhu 37,7oC.
Teori : Pada sistem pernapasan ibu hamil akan mengalami sesak dan napas
pendek (Atiqoh,2020).
Opini : Fakta pada kasus ditemukan bahwa pernapasan pada ibu hamil meningkat
menjadi 25x/menit hal ini sesuai dengan teori yang ada menurut Atiqoh (2020)
bahwa ibu hamil akan mengalami sesak napas.

3.2 Masalah Keperawatan


Fakta : Berdasarkan data kasus ditemukan masalah keperawatan yang muncul
yaitu:
1) Defisit Nutrisi b.d fungsi psikologis d.d pasien mengungkapkan kenyang
setelah makan, nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus
hiperaktif, membran mukosa pucat, sariawan, rambut rontok berlebihan
dan diare.
2) Resiko Hipovolemia dibuktikan dengan kehilangan cairan secara aktif
3) Resiko Cedera pada Janin dibuktikan dengan Pola makan yang tidak Sehat
4) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan
dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis, pasien gelisah,
nadi 120x/menit, sulit tidur di malam hari, nafsu makan menurun, RR
25x/menit.
Teori : Menurut SDKI (2017), masalah keperawatan yang dapat terjadi pada ibu
hamil dengan hyperemesis gravidarum yaitu:
1) Defisit Nutrisi
2) Resiko Hipovolemia
3) Resiko Cedera pada Janin
4) Nyeri Akut
Opini : Berdasarkan fakta dan teori yang ada, diketahui bahwa fakta sesuai
dengan teori. Dalam kasus ditemukan 4 masalah keperawatan yakni defisit nutrisi
akibat ibu yang mual dan muntah sehingga mengakibatkan ibu hamil kekurangan
gizi, selain itu karena asupan nutrisi dalam tubuh berkurang dan ibu juga makan
dengan porsi yang kurang maka ibu hamil ini beresiko untuk kekurangan cairan.

59
Karena ibu hamil sudah kekurangan nutrisi dan resiko kekurangan cairan dalam
tubuh, maka janin yang dikandung oleh ibu beresiko untuk cedera akibat asupan
nutrisi dan cairan berkurang. Ibu hamil yang mengalami hyperemsis gravidarum
juga akan timbul rasa nyeri pada epigastrium ibu karena lambung yang kosong
serta naiknya asam pada lambung.

3.3 Intervensi
3.3.1 Defisit Nutrisi
Fakta :
Intervensi yang diberikan untuk mengatasi deficit nutrisi yang dialami pasien
adalah melakukan pengkajian/identifikasi asupan nutrisi yang akan
diberikan/diperoleh, peningkatan pengetahuan gizi selama kehamilan,
memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
Teori :
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi (Susanti, dkk, 2013).
Pengetahuan merupakan determinan paling penting yang dapat mempengaruhi
perilaku kesehatan bagi ibu hamil, pendampingan dapat meningkatkan
pengetahuan dan perubahan perilaku selama kehamilan (Widyaningrum, dkk,
2019).
Menurut Widyaningrum, dkk (2019), untuk meningkatkan pengetahuan kegiatan
edukasi perlu dilakukan edukasi tentang pentingnya gizi untuk ibu hamil dan bayi
yang tepat sesuai dengan takaran yang diperlukan selama kehamilan. Asupan
konsumsi zat energi, protein, lemak dan karbohidrat yang kurang dapat
mempengaruhi berat badan lahir bayi. Kebutuhan akan makronutrien selama
kehamilan diperlukan dikarenakan meningkatnya kebutuhan gizi ibu selama masa
kehamilan yang digunakan untuk memenuhi perubahan metabolik, fisiologi
selama kehamilan dan juga digunakan untuk pertumbuhan janin dalam
kandungan.

60
Opini :
Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, dimana pemenuhan gizi ibu hamil
sangat penting karena dapat memberikan dampak baik bagi ibu maupun bayi yang
dikandungnya, Ibu hamil dengan status gizi yang kurang dapat menyebabkan
resiko tidak berkembangnya janin, kecacatan pada bayi, berat lahir rendah, dan
kematian bayi dalam kandungan. Pemenuhan gizi pada ibu hamil salah satunya
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap gizi saat kehamilan.

3.3.2 Risiko Hipovolemia


Fakta :
Intervensi yang diberikan untuk mengatasi risiko hipovolemia adalah melakukan
pemantauan intake dan output cairan, manajemen/memberikan asupan cairan oral
maupun parenteral, keseimbangan cairan, dan pencegahan mual/muntah yang
berlebihan dengan fakmakologi maupun nonfarmakologi.
Teori :
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan agar menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh (Khrisna, 2017).
Menurut Khrisna (2017) gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolit
dalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia,
hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, hipokalsemia, dan hipovolemia. Dapat
diberikan makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) sebagai cairan dan
elektrolit yang masuk ke dalam tubuh.
Dalam proses kehamilan terjadi berbagai perubahan anatomi fisiologi,
perubahan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil seperti kelelahan,
keputihan, mengidam, sering buang air kecil, dan mual muntah yang sering
disebut dengan morning sicknes (Dyna, F, Febriani, P, 2020).
Menurut Dyna, F, Febriani, P (2020), salah satu terapi nonfarmakologi yang
dapat diberikan adalah aromaterapi ginger oil, aromaterapi ginger oil dapat
menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil morning sickness.

61
Opini :
Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, hipovolemia adalah suatu keadaan
dimana jumlah cairan dalam tubuh mengalami penurunan/berkurang secara
drastis, salah satunya karena muntah yang berlebihan. Dengan demikian diberikan
intake atau asupan cairan dan elektrolit yang seimbang sesuai kebutuhan, dan
pencegahan/pengurangan mual dengan aromaterapi.

3.3.3 Nyeri Akut


Fakta :
Intervensi yang diberikan untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien adalah
melakukan pemantauan/identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, teknik nonfarmakologi dan farmakologi seperti analgesic
untuk mengurangi nyeri.
Teori :
Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul pada kehamilan adalah nyeri
(pusing, punggung, ataupun labung karena mual/muntah) (Megasari, 2015). Nyeri
selama kehamilan baik yang disebabkan oleh kehamilan ataupun keadaan akut
perlu ditangani secara memadai (Dewi, dkk, 2020).
Menurut Megasari (2015), ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur
maka semakin kecil keyakinan mengalami keluhan nyeri. Menurut Resmi, dkk
(2017) pemberian Yoga dapat menurunkan intensitas nyeri punggung pada ibu
hamil.
Pengetahuan, penggunaan, dan pengaruh usia ibu hamil terhadap obat analgesik
dan antipiretik pada ibu hamil, harus dipahami dengan baik (Dewi, dkk, 2020).
Opini :
Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, dimana intervensi nonfarmakologi
seperti senam hamil, dan Yoga dapat menurunkan intensitas nyeri. Dan juga obat
analgesik dan antipiretik, namun perlu mendapatkan perhatian khusus terkait dosis
dan efek samping.

62
3.4 Evaluasi
Pada masalah keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, Pasien
mengungkapkan nafsu makan meningkat, bising usus 18 x/mnt, membran mukosa
lembab. Masalah ini dapat teratasi karena diberikan intervensi asupan gizi yang
adekuat.

Pada masalah keperawatan Risiko hipovolemia (berhubungan dengan) kehilangan


cairan aktif. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, Pasien
mengungkapkan tidak merasa lemas, Pasien mengungkapkan tidak merasa haus,
Nadi normal 98 x/mnt, TD 120/90 mmHg, CRT 2 detik, Membran mukosa
lembab, Suhu 37,0℃. Masalah ini tidak terjadi karena di berikan intervensi intake
atau asupan cairan dan elektrolit yang adekuat, dan pencegahan mual.

Pada masalah keperawatan nyeri Akut (berhubungan dengan) agen pencedera


fisiologis. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, Pasien
mengungkapkan sudah tidak nyeri, tadi malam sudah bisa tidur nyeyak. Tidak
mual/muntah. Masalah ini dapat teratasi karena diberikan intervensi farmakologi
analgesic dan juga non farmakologi yaitu senam Yoga.

63
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Rai Dewi, et al. (2020). Pengetahuan Dan Penggunaan Obat Analgesik Dan
Antipiretik Pada Ibu Hamil. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 1,
(2020) 8-16; Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga.
Atiqoh, R. N. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah
Berlebih Dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit One Peach Media.
Dyna, F, Febriani, P. (2020). Pemberian Aromaterapi ginger Oil terhadap
Frekuensi Mual muntah Pada Ibu Hamilmorning Sickness. Jurnal
Keperawatan Volume 12 No1, Hal41-46, Maret2020. p-ISSN2085-1049.
Fauziah, S., & Sutejo. (2012). Buku ajar-Keperawatan maternitas: Kehamilan.
Jakarta: Kencana.
Khrisna, I. (2017). Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit. Bali : Indeks
Universitas Udayana
Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Megasari. (2015). Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 1,
Nopember 2015; Prodi Ilmu Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Resmi, et al. (2017). Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo.
Jurnal Ilmiah Kesehatan; Prodi D III Kebidanan FIKES UNSIQ
Wonosobo.
Sulistyawati. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Susanti, et al. (2013). Budaya Pantang Makan, Status Ekonomi, Dan Pengetahuan
Zat Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Status Gizi. JIKK Vol.
4, No. 1 Januari 2013 : 1-9
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2011). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Widyaningrum, N, et al. (2019). Peningkatan Pengetahuan Obat Dan Gizi Selama
Kehamilan Melalui Program Pendampingan. Jurnal Kesehatan Vol (12)
No (2) Tahun (2019). Doi: 10.24252/kesehatan.v12i2.10189

64

Anda mungkin juga menyukai