OLEH :
SURABAYA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Veronica S, M.Kep.,Ners
NRK. 112011038
Mengetahui,
Ketua STIKes Katolik St Vincentius A Paulo Ketua Program Studi Pendidikan Ners
Surabaya STIKes Katolik St Vincentius A Paulo
Surabaya
Sr. Ignata Yuliati SSps., MAN., DNSC Widayani Yuliana, S.Kep., M.Kes., Ners
NRK. 112011036 NRK. 112005022
BAB 1
TINJAUAN TEORI
Kehamilan matur atau kahamilan cukup bulan kira-kira 40 minggu (280 hari) dan
tidak lebih dari 43 minggu (300 hari), kehamilan prematur berlangsung 28-36
minggu, sedangkan kehamilan postmatur lebih dari 43 minggu (Atiqoh, 2020).
a. Trimester I
1
berkontribusi terhadap gejala kehamilan adalah estrogen dan HCG yang
menyebabkan mual dan muntah yang akan dirasakan selama beberapa bulan pertama
kehamilan. Selain itu adanya peningkatan hormon progesteron akan menyebabkan
kantuk dan lemas
b. Trimester II
Dimulai dari minggu ke 13 sampai dengan minggu ke 27. Pada trimester kedua gejala
tidak menyenangkan pada trimester I akan berkurang, tetapi gejala lain akan muncul
saat perkembangan janin meningkat. Gejala yang ditimbulkan akan terasa lebih
banyak tekanan pada panggul, perut terlihat membuncit, dan adanya peregangan kulit
pada perut sehingga akan terasa gatal, dan saat usia kehamilan 16-18 minggu akan
terasa pergerakan janin.
c. Trimester III
Dimulai dari minggu ke 28 sampai dengan minggu ke 40. Pada trimester III
merupakan masa penantian. Ketika rahim mendorong diafragma, otot yang mengatur
pernapasan akan terganggu, sehingga pada trimester ini ibu cenderung merasakan
sesak nafas, pergelangan kaki, tangan akan membengkak. Janin juga akan mulai turun
ke jalan lahir
Tanda-tanda kehamilan yang dialami oleh ibu hamil dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu tanda tidak pasti hamil, tanda kemungkinan hamil, dan tanda pasti
hamil (Atiqoh, 2020).
1.1.3.1 Tanda-tanda tidak pasti hamil
1) Rahim membesar
2) Tanda chadwick berupa adanya perubahan warna yang terjadi pada bagian
selaput lender vulva dan juga vagina yang semakin ungu
3) Tanda hegar, berupa perlukaan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah
tersebut pada penekanan memnpunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah
2
difleksikan. Tanda ini terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
minggu ke 7 dan 8
4) Tanda piscaseck, berupa pembesaran uterus yang tiada merata hingga dapat
terlihat menonjol dibagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta
5) Tanda Braxton hicks, berupa uterus berkontraksi bila dirangsang
6) Tanda goodells sign, berupa serviks yang menjadi lunak
7) Ballotement, berupa adanya sesuatu yang memantul di uterus
1.1.3.2 Tanda kemungkinan hamil
1) Amenorhea, ditunjukkan oleh berhentinya siklus mentruasi
2) Nausea, yaitu mual dan muntah
3) Miksi, sering buang air kecil
4) Rasa tergilitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara
5) Perubahan warna pada jaringan payudara dan serviks
6) Areola berwarna lebih gelap dan putting menjadi menonjol
7) Pica atau mengidam
8) Pembesaran Rahim dan perut
1.1.3.3 Tanda pasti hamil
1) Gerakan janin
Gerakan janin dapat dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu pada ibu
primigravida dan usia kehamilan 16 minggu pada ibu multigravida
2) Sinar rontgen
Terlihat kerangka janin
3) Ultrasonografi
Dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin, panjang janin, dan
diameter biparietal hingga dapat ditentukan usia kehamilan
4) Palpasi
Dapat dilakukan dengan palpasi leopald pada akhir trimester II
5) DJJ
Dapat diketahui dengan fetal electrocardiography dan doppler (pada
kehamilan 12 minggu)
3
1.1.4 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
1) Uterus
1. Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25
x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
2. Berat : dari 30 gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm.
3. Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga
pelvis, akhir ; rongga perut sampai hati.
4. Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang
dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari
dapat saling sentuh.
5. Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah
tetapi pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga
rahim bentuknya tidak sama.
6. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron
berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
2) Serviks
Servik menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah disebut tanda “goodell”.
3) Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu.
4) Vagina dan vulva
4
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus
5) Tanda Chadwicks
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
6) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning bernama
kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting
hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun
sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang.
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa dan pada akhirnya
akan meningkatkan produksi air susu
5
TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
5. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu
terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
2) Sistem Pernapasan
1. Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim.
2. Kapasitas vital paru meningkat.
3. Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
3) Sistem pencernaan
Nafsu makan meningkat, sekresi usu berkurang, aktivitas peristaltik
menurun akibatnya bising usus menghilang karena konstipasi. Aliran darah
ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan haemoroid. Saliva
meningkat, mual dan muntah. Tonus otot saluran pencernaan menurun
sehingga motilitas. Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning
sickness) pengaruh hormon HCG
6
meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh Janin, uri, air ketuban. Kebutuhan kalori
meningkat selama kehamilan dan laktasi
1.1.6 Definisi Hyperemesis Gravidarum
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai
dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning
sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
Muntah selama kehamilan dan berlangsung terus menerus dan sering hingga
menyebabkan penurunan berat badan, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi
dan ketonuria
Gejala berlangsung hingga 20 minggu kehamilan dan terjadi pada trimester pertama
1.1.4 Etiology
a. Teori Endokrin
Peningkatan kadar hCG berasal dari sel-sel trofoblas memicu kondisi hipertiroid.
7
mempengaruhi distensi dari saluran cerna yang dapat mengakibatkan mual dan
muntah.
Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan
dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk
saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi
untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam
rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau
pengerutan otot-otot rahim.
b. Teori Metabolik
c. Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya
teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan
juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus
luteum
8
d. Teori Infeksi
e. Teori Psikosomantik
1.1.5 Tingkatan
a. Tingkat 1
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu
hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering
dan mata cekung.
b. Tingkat 2
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan
tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik,
mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma
yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine
9
c. Tingkat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle
ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin
B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya kerusakan hati. Pada
tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.
1.1.7 Patofisiology
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi
terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energy
10
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi
dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan
penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat
mengakibatkan terjadinya anemia
11
1.2 Teori Askep
o Merasa lemas
B. Sirkulasi
C. Integritas ego
D. Makanan / cairan
E. Neurosensori
o Sakit kepala
F. Pernafasan
12
o Frekuensi pernapasan meningkat
G. Keamanan
H. Seksualitas
o Penghentian menstruasi
o Bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapetik
I. Interaksi sosial
J. Nyeri/Ketidaknyamanan
-
1.2.2 Pengkajian Data Subjektif
(a) Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan yang keberapa, lamanya
perkawinan dan alamat tempat tinggal.
(b) Keluhan Utama
Mual muntah yang hebat pada pagi hari atau setelah makan, adanya nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan dan merasa haus.
(c) Riwayat Kehamilan
Riwayat pemeriksaan antenatal dan komplikasi.
13
(d) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, mengkaji warna muntah,
volume muntah,frekuensi dan kualitasnya. Mengkaji juga faktor yang
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan yang pernah
dilakukan.
(e) Riwayat Medis Sebelumnya
Riwayat penyakit obstetrik dan ginekologi, gangguan tiroid dan gangguan
abdomen lainnya.
(f) Riwayat Sosial
Seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi.
(g) Riwayat Diet
Khususnya dalam intake cairan.
(h) Riwayat Pembedahan
Khususnya pada bagian abdomen.
(i) Integritas Ego
Seperti adanya konflik keluarga, kesulitan dalam ekonomi, dll.
(j) Pola aktivitas sehari-hari
Mengkaji nutrisi, cairan elektrolit, eliminasi BAB dan BAK, istirhat dan tidur,
ketergantungan terhadap orang lain baik sebelum dan saat sakit.
1.2.2. Pemeriksaan Penunjang
1) Mengkaji frekuensi muntah, selain itu mengkaji data mengenai diet, stress
dan dukungan secara rinci
2) Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda keadaan patologis yang
mungkin merupakan penyebab atau yang memperberat keadaan
3) Penilaian dehidrasi, yaitu turgor kulit, membran mukosa dan riwayat oliguria
(Atiqoh, 2020).
4) Pemeriksaan urine
Urine diperiksa untuk mendeteksi keberadaan keton, ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum pada pencernaanya yang tidak edekuat
mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dari
14
energi tubuh. Sehingga hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat
dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton)
5) Darah rutin
Pemeriksaan HB, pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sering
terjadi anemia
6) Uji glukosa
Untuk memantau glukosa darah dan dapat dilakukan pengontrolan glikemia
wanita selama kehamilan
7) Pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH)
Ganguguan kelenjar tiroid dikarenakan peningkatan kebutuhan tiroksin pada
ibu hamil
8) USG untuk memastikan mola
Untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui
kemungkinan adanya kehamilan kembar atau kehamilan molahidatidosa.
9) Analisa gas darah
10) Tes ẞ-hCG
11) Elektrolit (hipokalemia, hiponatremia)
1. TTV
Ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat,adanya
nafas bau aseton
2. Status Gizi
Berat badan meningkat atau menurun
3. Status Kardiovaskuler
Kualitas nadi, takikardi dan hipotensi
4. Status Hidrasi
Turgor kulit, keadaan membran mukosa dan oliguria
5. Keadaan Abdomen
15
Suara abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy
6. Status Eliminasi
Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih
7. Keadaan Janin
Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia
kehamilan)
Diagnosa Keperawatan :
1. Defisit Nutrisi b.d fungsi psikologis d.d pasien mengungkapkan kenyang setelah
makan, nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, membran
mukosa pucat, sariawan, rambut rontok berlebihan dan diare.
Luaran Keperawatan
Defisit Nutrisi
Ekspetasi : membaik
Kriteria hasil :
Intervensi keperawatan
Defisit Nutrisi
16
Intervensi utama : Manajemen nutrisi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Luaran Keperawatan :
1) Resiko Hipovolemia
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil :
- Perasaan lemah menurun (5)
- Keluhan haus menurun (5)
- Frekuensi nadi membaik (5)
- Kekuatan nadi membaik (5)
17
- Tekanan darah membaik (5)
- Pengisian vena membaik (5)
- Membran mukosa membaik (5)
- Suhu membaik (5)
Intervensi Keperawatan :
1) Resiko Hipovolemia
Intervensi Utama : Manajemen Hipovolemia
Observasi
- Pemeriksaan tanda dan gejala hypovolemia
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modifield trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hiptonis (Glukosa 25%, NaCl 0,4%)
3. Resiko Cedera pada Janin dibuktikan dengan Pola makan yang tidak Sehat
Luaran Keperawatan :
- Resiko Cedera pada Janin
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil :
- Nafsu makan Meningkat (5)
- Tekanan Darah Membaik (5)
- Frekuensi Nadi Membaik (5)
- Frekuensi Napas Membaik (5)
- Pola Istirahat/tidur (5)
Intervensi Keperawatan :
18
2) Resiko Cedera
Intervensi Utama : Pemantauan Denyut Jantung Janin
Obervasi :
- Identifikasi status obstetrik
- Identifikasi riwayat obstetrik
- Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan merokok
- Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
- Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
- Monitor denyut jantung janin
- Monitor tanda vital ibu
Terapeutik :
- Atur posisi pasien
- Lakukan manuver Leopoid untuk menentukan posisi janin
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, nafsu makan
berubah, pola napas berubah
Luaran Keperawatan : Tingkat nyeri
Nyeri akut
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri (5)
- Meringis (5)
- Frekuensi nadi (5)
- Kesulitan tidur (5)
- Nafsu makan (5)
- Pola napas (5)
19
Intervensi keperawatan
Nyeri akut
Intervensi utama : Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologi
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik
20
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1.1 PENGKAJIAN
IDENTITAS
Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual dan muntah di pagi hari atau setelah makan,
badan terasa lemas dan terasa nyeri di ulu hati.
Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes melitus,
hipertensi, dan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan.
21
Riwayat Menstruasi
Riwayat Kontrasepsi
G1P00000 ANC:
Usia
Reflek
Tgl
Kel
Let. Anak
Tensi
Terapi
TFU
BB
Odema
DJJ
Kehami
lan
22
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Istirahat (Tidur)
Sebelum hamil, ibu dapat tidur mulai pukul 23.00 - 06.00 selama 7-8 Jam/
hari.
Setelah hamil ibu mengatakan tidurnya tidak nyenyak, sulit tidur dimalam
hari. Sesekali terbangun karena muntah saat tidur.
3. Personal Hygiene
Ibu mengngkapkan mandi 2x sehari, serta selalu mengganti pakaian dalam
setiap habis mandi. Ibu keramas 2 hari sekali. Setelah keramas ibu
mengungkapkan rambut rontok.
4. Aktivitas Gerak
Ibu mengatakan saat hamil ibu tidak mau banyak bergerak karena badan
lemas dan akan terasa mual serta sesekali terasa nyeri di ulu hati.
5. Eliminasi
Ibu mengatakan, sebelum hamil ibu BAK 4-5x/hari, dan BAB 1x/hari dengan
feses lembek. Setelah hamil ibu BAK 5-6x/hari, dan BAB 4x/hari dengan
feses cair.
23
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Sebelum hamil ibu suka jalan bersama suami dan pergi makan, saat hamil ibu
lebih suka dirumah, dan tidak suka jalan-jalan keluar rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien tampak lemah. TD: 90/110 mmHg, Nadi 120
kali/menit, RR 25x/menit, Suhu 37,7oC.
2. Kepala
Rambut tidak kotor dan tidak berminyak, rambut rontoh berjatuhan, tidak ada
lesi, bentuk wajah simetris, belum ada cloasma gravidarum, sclera tidak
icterus, mukosa bibir kering, tidak ada karies gigi, terdapat sariawan dalam
mulut, tidak ada perdarahan pada gusi. Tidak ada pembesaran vena jugularis
4. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, tidak ada
luka bekas operasi, tidak tampak striae gravidarum, terdapat linea nigra,
kandung kemih teraba kosong, TFU 3 jari dibawah umbilikus, teraba
balotemen positif (+).
5. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema dan varises, reflex patella
+/+.
24
Data Psikososial
1. Data Psikologis
Ibu mengatakan selalu mual dan muntah setiap kali makan, bahkan saat
pagi ataupun malam hari ketika tidur. Satu hari ibu muntah sebanyak
12x/hari.
2. Data Sosial
Ibu mengatakan mendapat dukungan dari keluarga dan suami. Ibu
mengungkapkan lingkungan kerjaan & lingkungan rumahnya juga baik
serta ibu mampu bersosialisasi. Ibu mengetahui kemungkinan tanda
bahaya kehamilan meliputi : mual muntah berlebihan, sakit kepala yang
hebat, dan keluar air ketuban sebelum waktu kelahiran.
Terapi
25
2.1.2 Analisa Data
DO :
Mual muntah
Defisit nutrisi
DO : -
Mual muntah
Dehidrasi
Risiko Hipovolemia
26
DO : -
Hipotalamus
Cortex Cerebri
Merangsang Noniseptor
(Transduksi)
27
Nyeri
1. 1 Des 2020 Defisit nutrisi (berhubungan dengan) faktor psikologis (yang dibuktikan dengan)
Pasien mengungkapkan nafsu makan menurun, Pasien mengungkapkan cepat
kenyang setalah makan, Bising usus 37 x/mnt, Membran mukosa pucat, Sariawan,
Rambut rontok dan Diare 4 kali.
3. 1 Des 2020 Resiko Cedera pada Janin (berhubungan dengan) pola makan yang tidak Sehat
4. 1 Des 2020 Nyeri Akut (berhubungan dengan) agen pencedera fisiologis (yang dibuktikan
dengan) Pasien mengeluh nyeri, Pasien tampak meringis, Gelisah, Frekuensi nadi
meningkat 120x/mnt, Sulit tidur dimalam hari, Nafsu makan menurun, Respirasi
meningkat 25x/mnt
28
2.1.4 Rencana Keperawatan
Defisit nutrisi b.d Pasien mampu Manajemen nutrisi Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
faktor psikologis d.d menunjukkan status 2020
Pasien nutrisi membaik setelah O: Pukul 14.15 wib
mengungkapkan dilakukan tindakan S:
1. Identifikasi alergi dan 1. Identifikasi alergi dan
nafsu makan keperawatan selama 1. Mengidentifikasi alergi
intoleransi makanan intoleransi makanan dengan - Pasien
menurun, Pasien 3x24 jam, dengan dan intoleransi makanan menanyakan kepada pasien
bertujuan untuk mengungkapkan
mengungkapkan kriteria hasil : memiliki alergi terhadap nafsu makan
mengetahui alergi dan
cepat kenyang setalah makanan dan intoleransi meningkat
1. Nafsu makan intoleransi makanan yang
makan, Bising usus terhadap makanan apa. - Pasien
membaik di alami pasien sehingga
37 x/mnt, Membran 2. Identifikasi makanan yang mengungkapkan
2. Perasaan cepat pasien tidak diberikan
disukai dengan tidak cepat
mukosa pucat, kenyang menurun makanan yang dapat
menyanyakan kepada pasien kenyang setelah
Sariawan, Rambut 3. Bising usus membuat alergi dan makanan apa yang disukai
mengalami intoleransi makan
rontok dan Diare 4 membaik pasien.
kali. 4. Membran mukosa makanan dengan
O:
membaik berkolaborasi dengan ahli
5. Rambut rontok gizi.
Pukul 19.00 wib - Bising usus 18
menurun 2. Identifikasi makanan x/mnt
6. Diare menurun yang disukai 2. Mengidentifikasi 3. Monitor asupan nutrisi yang - Membran mukosa
1. d makanan yang disukai dihabiskan oleh pasien, lembab
j bertujuan agar pasien pasien menghabiskan ½ - Sariawan sembuh
h dapat makan dengan porsi makanan yang sudah - Rambut tidak
s nikmat dan menghabiskan diberikan oleh ahli gizi. rontok
d makanannya karena pasien - Diare 1 kali
j makan makanan yang
29
disukainya. Pukul 16.45 wib A : Masalah teratasi Ny
F KRS
3. Monitor asupan nutrisi 4. Lakukan oral hygiene
3. Memonitor asupan nutrisi dilakukan untuk
bertujuan untuk mempertahankan integritas
mengetahui asupan mukosa mulut.
makanan yang telah
dimakan oleh pasien.
Pukul 17.00 wib
4. Lakukan oral hygiene
4. Melakukan oral hygiene 5. Berikan makanan yang
bertujuan untuk tinggi serat sesuai dengan
mempertahankan nutrisi yang dibutuhkan oleh
integritas mukosa mulut. tubuh
6. Berikan makanan yang
tinggi kalori dan tinggi
5. Berikan makanan yang 5. Memberikan makanan protein yang dibutuhkan
tinggi serat yang tinggi serat bertujuan oleh tubuh.
untuk menjaga BB selama
hamil, mencegah sembelit,
dan mengatur gula darah. Pukul 16.50 wib
30
mencegah tersedak saat Pukul 14.30 wib
makan.
K: 9. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan kalori
8. Kolaborasi pemberian 8. Kolaborasi pemberian dan nutrien yang dibutuhkan
obat emetik obat antiemerik oleh pasien.
ondancentron 3x9 ondansentron bertujuan
mg/iv untuk mengatasi
terjadinya muntah dan
mual.
31
Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Risiko hipovolemia Pasien mampu Manajemen hipovolemia Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
(berhubungan menunjukkan status 2020
dengan) kehilangan cairan membaik setelah Observasi : Pukul 14.05 wib
cairan aktif. dilakukan tindakan Pukul 10.30 wib
1. Periksa tanda dan 1. Memeriksa tanda dan 1. Periksa tanda dan gejala
keperawatan selama gejala hipovolemia gejala hipovolemia hipovolemia dengan S:
3x24 jam, dengan bertujuan untuk memeriksa pasien keadaan
kriteria hasil : mengetahui derajat pasien seperti mual , - Pasien
hipovolemi yang muntah, nadi, CRT, TD dan mengungkapkan
1. Perasaan lemah dialami pasien membran mukosa. tidak merasa lemas
menurun sehingga dapat untuk - Pasien
2. Keluhan haus diberikan tindakan mengungkapkan
menurun dan berkonsultasi Pukul 20.50 wib tidak merasa haus
3. Frekuensi nadi dengan dokter.
membaik 2. Monitor intake dan output O:
4. Kekuatan nadi cairan dengan menghitung
membaik 2. Monitor intake dan 2. Monitor intake dan balance cairan saat akan - Nadi 98 x/mnt
5. Tekanan darah output cairan output cairan pulang dinas di hitung - Nadi kuat
membaik bertujuan untuk dalam jam dinas siang - TD 120/90 mmHg
6. Pengisian vena menentukan status CM : 350 cc - CRT 2 detik
membaik keseimbangan cairan CK : 450 cc - Membran mukosa
7. Membran mukosa tubuh, menentukan lembab
BC = CM – CK
membaik tingkat dehidrasi dan - Suhu 37,0℃
8. Suhu membaik BC = 350-450 cc
memudahkan kontrol
terhadap BC = - 100 cc A : Masalah tidak
keseimbangan cairan. terjadi
Terapeutik :
Pukul 14.10 wib
3. Hitung kebutuhan 3. Menghitung
cairan kebutuhan cairan 3. Hitung kebutuhan cairan BB
32
tubuh bertujuan 50 kg, dengan rumus
untuk mengetahui = 20-40 cc/ kgbb/ hari
berpa kebutuhan = 20 cc x 50 kg/hari
cairan yang = 1.000 cc/hari
dibutuhkan oleh
Atau
tubuh, dengan rumus
= 20-40 ml/kg = 40 cc x 50 kg/hari
bb/hari. = 2.000 cc/hari
Jadi kebutuhan cairan pasien
1.000-2.000cc / hari.
4. Berikan asupan cairan 4. Memberikan asupan
oral cairan oral bertujuan
untuk mengganti
cairan yang keluar Pukul 15.00 wib, 17.30 wib
dengan cairan oral
yang susuai dengan 4. Beri asupan oral dengan
kebutuhan cairan memberikan air minum
pasien setiap harinya. untuk pasien.
Edukasi :
5. Anjurkan 5. Menganjurkan
memperbanyak memperbanyak 5. Anjurkan untuk sering
asupan cairan oral asupan cairan oral minum karena sering minum
bertujuan untuk dapat mengganti cairan yang
menggantikan cairan hilang melalui oral.
keluar melalui
muntah.
Kolaborasi :
33
mengalami
kehilangan cairan
tubuh sehingga dapat Pukul 14.20 wib
mengembalikan
Manajemen muntah cairan tubuh pasien 7. Identifikasi karakteristik
yang hilang. muntah dengan menanyakan
Observasi : muntah yang dialami pasien
berapa kali muntah, warna,
7. Identifikasi 7. Mengidentifikasi ada darah atau tidak.
karakteristik muntah karakteristik muntah
bertujuan untuk dapat
mengobservasi 8. Periksa volume muntah
muntah yang dialami dengan memberikan wadah
pasien sehingga dapat untuk pasien jika akan
dilakukan tindakan muntah sehingga dapat
dan dapat diobservsi berapa cc muntah
berkolaborasi dengan pasien.
dokter dalam
pemberian obat.
Pukul 14.30 wib
34
lingkungan peyebab muntah bertujuan Pukul 17.10 wib
muntah untuk mengurangi
rasa mual sehingga 10. Atur posisi pasien saat akan
tidak terjadi muntah makan dan setelah makan
dan dapat dengan menaruh 2 bantal di
mengendalikan rasa belakang kepala dengan
ingin muntah. sudut 30-450 agar dapat
mencegah aspirasi.
35
ingin muntah kepada
terapi musik sehingga
pasien dapat
beristirahat dan
badan menjadi bugar
kembali.
aromaterapi ginger
oil dapat
menurunkan
frekuensi mual
muntah pada ibu
hamil morning
sickness.
Resiko Cedera pada Pasien mampu Pemantauan denyut Selasa, 01 Desember 2020 Jumat, 04 Desember
Janin (berhubungan menunjukkan tingkat jantung janin 2020
dengan) pola cedera menurun setelah Pukul 15.20 wib
Observasi S:
makan yang tidak dilakukan tindakan 1. Mengidentifikasi 1. Identifikasi status obstetrik
Sehat keperawatan selama 1. Identifikasi status status obstetrik
dengan melakukan - Pasien
3x24 jam, dengan obstetrik bertujuan untuk mengungkapkan
mengetahui status pengkajian pada pasien
kriteria hasil : tidur mulai
kehamilan yang dengan menanyakan status
nyenyak
1. Nafsu makan dialami oleh pasien obstetri pasien mulai dari - Pasien
Meningkat HPHT, keluhan selama mengungkapkan
2. Tekanan Darah kehamilan. nafsu makan
Membaik 2. Identifikasi riwayat meningkat
2. Mengidentifikasi
3. Frekuensi Nadi 2. Identifikasi riwayat obstetrik dengan
riwayat obstetrik
Membaik
36
4. Frekuensi Napas obsetetrik bertujuan untuk menanyakan pada pasien O:
Membaik mengetahui riwayat hamil keberapa, melahirkan
5. Pola Istirahat/tidur obstetri pasien - TD 120/90 mmHg
berapa kali, umur berpa
- Nadi 98 x/mnt
bayi lahir, apakah pernah - RR 18 x/mnt
mengalami bayi tidak
3. Identifikasi adanya 3. Mengidentifikasi berkembang, apakah pernah A : Masalah tidak
penggunaan obat, diet, adanya penggunaan arbortus terjadi
dan merokok obat, diet dan 3. Identifikasi adanya
merokok bertujuan
penggunaan obat, diet dan
untuk mengetahui
tingkat kesehatan merekok dengan
pasien menanyakan pada pasien
apakah pernah mengalami
hal tersebut karena juga
4. Identifikasi mempengaruhi tumbuh
4. Mengidentifikasi
pemeriksaan pemeriksaan kembang janin
kehamilan sebelumnya kehamilan 4. Identifikasi pemeriksaan
sebelumnya kehamilan sebelumnya
bertujuan untuk dengan menanyakan kepada
mengetahui pasien saat hamil
pemeriksaan sebelumnya telah
kehamilan
melakukan pemeriksaan apa
sebelumnya yang
pernah dialami oleh saja yang telah dilakukan
pasien
Pukul 15.40 wib
37
selama 1 menit dan kemudian hitung dengan
mengetahui apakan cara 5 detik pertama hitung,
djj dalam batas 5 detik kedua istirahat, 5
normal atau tidak.
detik ketiga hitung, 5 detik
keempat istirahat, 5 detik ke
6. Monitor denyut lima hitung kemudian
6. Memonitor denyut
jantung janin jumlahkan dan dikali 4.
jantung janin
bertujuan untuk 5’1 = 15, 5’3 = 11, 5’5 = 10
mengetahui apakah = (15+11+10) x 4
djj janin dalam batas = 36 x 4
normal atau tidak. = 144 x/mnt
6. Monitor denyut jantung
7. Monitor tanda vital janin dengan meletakkan
ibu 7. Memonitor TTV ibu fetoscope pada punggung
bertujuan mengetahui janin dan membantu untuk
Terapeutik TTV ibu dalam batas mendeteksi pola detak
normal atau tidak
jantung dan perubahan
detak jantung
38
dengan memberkan bantal
2-3 bantal dengan sudut 30-
Observasi 10. Menjelaskan tujuan
450 sehingga pasiend apat
dan prosedur
10. Jelaskan tujuan dan pemantauan merasa nyaman
prosedur pemantauan bertujuan untuk
pasien agar dapat Pukul 15.40 wib
mengetahui prosedur
yang akan dilakukan 9. Lakukan manuver leopold
sehingga pasien tidak untuk menentukan posisi
cemas akan prosedur janin dengan melakukan
yang dilakukan dan leopold 1 gunakan ujung
untuk menghindari jari kedua tangan untuk
komunikasi yang palpasi fundus uteri jika
tidak efektif yang
lembek itu bokong jika
dpaat menimbulkan
suatu permasalahan seperti bola itu kepala.
Leopold 2 dengan kedua
tangan memeriksa kedua
sisi abdomen jika seperti
11. Informasikan hasil 11. Menginformasikan
papan itu punggung janin,
pemantauan hasil pemantauan
bertujuan untuk jika lembek kecil itu jari
pasien mengetahui kaki dan tangan. Leopold 3
hasil pemeriksaan dengan tangan kiri menahan
sehingga pasien dan fundus tangan janan meraba
keluarga tidak cemas bagian di bawah uterus jika
hasil pemeriksaan
bulat melenting keras itu
dan pemantauan yang
telah dilakukan kepala, jika bulat besar
lunak itu bokong. Leopold 4
dengan meletakkan kedua
tangan dibagian bawah jika
kedua tangan bertemu
39
beratu belum masuk
panggul, jika kedua tangan
tidak bertemu sudah
memasuki panggul.
Hasil leopold 1 teraba
bokong janin, leopold 2
punggung janin di sebelah
kiri, leopold 3 teraba
bokong dan leopold 4
belum memasuki panggul
40
120 x/mnt.
Nyeri Akut Nyeri pasien menurun Manajemen Nyeri Selasa, 01 Desember 2020 Kamis, 3 Desember
(berhubungan setelah dilakukan 2020
dengan) agen tindakan keperawatan Jam 15.00
pencedera fisiologis 2x24 jam dengan kriteria S:
Observasi Pemberian obat (Analgesik);
(yang dibuktikan hasil :
Paracetamol 100 ml/6 jam IV Pasien mengungkapkan
dengan) Pasien 1. Identifikasi 1. Mengetahui
1. Keluhan nyeri sesuai dengan kolaborasi sudah tidak nyeri, tadi
mengeluh nyeri, lokasi, karakteristik nyeri
menurun dengan dokter, bertujuan malam sudah bisa tidur
Pasien tampak karakteristik, untuk dapat
2. Meringis meredakan nyeri nyeyak. Tidak
meringis, Gelisah, durasi, frekuensi, mengurangi rasa
menurun kualitas, nyeri, dan membantu mual/muntah.
Frekuensi nadi 3. Gelisah intensitas nyeri. dalam menentukan
meningkat menurun
kebutuhan
120x/mnt, Sulit 4. Kesulitan tidur Jam 16.00
manajemen nyeri.
tidur dimalam hari, menurun O:
Nafsu makan 5. Muntah Menjelaskan penyebab, periode,
menurun dan pemicu nyeri/ pusing yang Tidak gelisah,
menurun, Respirasi 2. Identifikasi 2. Respon nyeri non
6. Mual menurun dialami akibat hyperemesis, Frekuensi nadi
meningkat 25x/mnt respon nyeri non verbal pada pasien
7. Frekuensi nadi
verbal dapat dilihat dari mual/muntah yang berlebihan 110x/mnt, Tekanan
membaik
wajah darah 100/80 mmHg,
8. Nafsu makan
membaik
41
9. Pola tidur Jam 16.20 RR 20x/mnt
membaik
3. Identifikasi faktor 3. Dapat Mengidentifikasikan lokasi
yang mengkolaborasi nyeri yang dialam pasien seperti
memperberat dan faktor faktor mana apa, karakteristik nyeri yang A:
memperingan saja yang dapat
dialam pasien seperti apa,
nyeri mengurangi nyeri Masalah teratasi
yang dialami pasien, kualitas nyeri yang dialam
dan tidak pasien seperti apa, dan intensitas
menggunakan faktor nyeri yang dialam pasien seperti
yang dapat apa sehingga dapat memantau P:
memperberat nyeri dan berkolaborasi dengan tim
medis yang lainnya. Intervensi dihentikan
Terapeutik
4. Aromaterapi dan
4. Berikan teknik relaksasi napas dalam
nonfarmakologis dapat membantu Jam 17.00
untuk mengurangi merelaksasikan otot-
nyeri otot sehingga tubuh Mengidentifikasikan ekspresi
merasa lebih nyaman
pasien ketika nyeri timbul,
dan lega, senam
hamil, dan Yoga seperti apa ekpresinya sehingga
dapat menurunkan dapat dikaji untuk menentukan
intensitas nyeri respon nyeri non verbal.
5. Kontrol
lingkungan yang 5. Lingkungan yang
memperberat rasa tenang lampu kamar Jam 17.00
nyeri yang redup dapat
membuat suasana Mengidentifikasikan faktor-
menjadi tenang faktor yang memperberat nyeri
sehingga tidur dapat seperti apa, sehingga faktor-
puas dan nyeri
faktor yang memperingan rasa
berkurang.
42
nyeri dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri yang di
6. Fasilitasi istirahat 6. Tidur yang cukup alami pasien.
dan tidur dapat menurunkan
rasa nyeri karena
otot-otot akan rileks
Edukasi saat bangun tidur. Jam 21.00
7. Jelaskan Memberikan lingkungan yang
penyebab, 7. Penjelasan terkait
nyaman kepada pasien,
periode, dan keluhan yang
pemicu nyeri dirasakan lingkungan sekitar yang tidak
menurunkan tingkat gaduh dan tenang, kemudian
kecemasan dan saat pasien mau tidur
Kolaborasi pemahaman pasien mematikan lampu agar dapat
beristirahat lebih nyaman
8. Pemberian obat
(Analgesik); 8. Analgetik
Paracetamol 100 menghambat sintesis
ml/6 jam IV prostaglandins (PGs) Jam 21.00
di tempat yang sakit
atau nyeri, Memberikan teknik
meredakan nyeri.
pengurangan nyeri dan stress
dengan aromaterapi kesukaan
pasien, serta relaksasi napas
dalam mampu menciptakan
sensasi melepaskan
ketidaknyamanan dan stres.
Pasien dapat merelaksasi otot.
Saat mencapai relaksasi penuh,
maka persepsi nyeri berkurang
dan rasa cemas / gelisah
43
terhadap pengalaman nyeri
menjadi minimal.
Jam 21.00
44
2.1.5 Catatan Perkembangan
P:
I:
45
E:
P:
I:
46
Pukul 14.00 wib
P:
I:
E:
Pukul 10.30
O:
47
- Nadi 118 x/mnt
- Nadi lemah
- TD 90/105 mmHg
- CRT 3 detik
- Membran mukosa kering
- Suhu 37,6 ℃.
P:
I:
48
6. Kolaborasi pemberian RL 1 flash 21 tpm.
Pukul 09.30 wib
7. Identifikasi karakteristik muntah dengan menanyakan
muntah yang dialami pasien berapa kali muntah,
warna, ada darah atau tidak.
8. Periksa volume muntah dengan memberikan wadah
untuk pasien jika akan muntah sehingga dapat
diobservsi berapa cc muntah pasien.
Pukul 08.10 wib
9. Kontrol faktor penyebab muntah seperti menyiram
lantai kamar mandi sampai bersih tidak berbau,
menutup kamar mandi setelah digunakan,
memberikan pengharum ruangan wangi vanila yang
disukai pasien sehingga bau tak sedap tidak tercium.
Pukul 12.40 wib
10. Atur posisi pasien saat akan makan dan setelah makan
dengan menaruh 2 bantal di belakang kepala dengan
sudut 30-450 agar dapat mencegah aspirasi.
Pukul 11.00 wib
11. Anjurkan memperbanyak istirahat agar tubuh menjadi
bugar kembali saat bangun tidur.
Pukul 10.10 wib
12. Anjurkan menggunakan teknik nonfarmakologi terapi
musik dengan mendengarkan musik jazz kesukaan
pasien sehingga pasien dapat rileks dan dapat
beristirahat, fokus rasa ingin muntah pasien tertuju
pada musik
E:
49
- CRT 2 detik
- Membran mukosa lembab
- Suhu 37,5 ℃.
P:
I:
50
7. Identifikasi karakteristik muntah dengan menanyakan
muntah yang dialami pasien berapa kali muntah,
warna, ada darah atau tidak.
8. Periksa volume muntah dengan memberikan wadah
untuk pasien jika akan muntah sehingga dapat
diobservsi berapa cc muntah pasien.
Pukul 08.30 wib
9. Kontrol faktor penyebab muntah seperti menyiram
lantai kamar mandi sampai bersih tidak berbau,
menutup kamar mandi setelah digunakan,
memberikan pengharum ruangan wangi vanila yang
disukai pasien sehingga bau tak sedap tidak tercium.
Pukul 12.30 wib
10. Atur posisi pasien saat akan makan dan setelah makan
dengan menaruh 2 bantal di belakang kepala dengan
sudut 30-450 agar dapat mencegah aspirasi.
Pukul 11.00 wib
11. Anjurkan memperbanyak istirahat agar tubuh menjadi
bugar kembali saat bangun tidur.
Pukul 10.00 wib
12. Anjurkan menggunakan teknik nonfarmakologi terapi
musik dengan mendengarkan musik jazz kesukaan
pasien sehingga pasien dapat rileks dan dapat
beristirahat, fokus rasa ingin muntah pasien tertuju
pada musik
E:
O:
- Nadi 98 x/mnt
- Nadi kuat
- TD 120/90 mmHg
- CRT 2 detik
- Membran mukosa lembab
- Suhu 37,0℃
51
A : Masalah tidak terjadi
P:
I:
E:
O:
- TD 90/105 mmHg
- Nadi 118 x/mnt
- RR24 x/mnt
P:
I:
52
dan dikali 4.
TD 90/110 mmHg
Suhu 37,6℃
RR 25 x/mnt
Nadi 120x/mnt
E:
O:
- TD 100/80 mmHg
- Nadi 110x/mnt
53
- RR 20 x/mnt
P:
I:
TD 100/80 mmHg
Suhu 37,3℃
RR 20 x/mnt
Nadi 110x/mnt
E:
54
Pukul 14.00 wib
O:
- TD 120/90 mmHg
- Nadi 98 x/mnt
- RR 18 x/mnt
P:
I:
E:
55
Respirasi meningkat untuk tidur, Tekanan darah 90/105 mmHg, RR 24x/mnt
25x/mnt
A:
P:
I:
Jam 07.00
Jam 07.00
Jam 07.20
Jam 08.00
Jam 08.00
Jam 12.00
Jam 12.00
56
berkurang dan rasa cemas / gelisah terhadap pengalaman
nyeri menjadi minimal.
Jam 12.00
E:
Jam 15.00
Intervensi dihentikan
57
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Keluhan Utama
Fakta : Pasien mengungkapkan mual dan muntah di pagi hari atau setelah makan,
badan terasa lemas dan terasa nyeri di ulu hati.
Teori : Perubahan hormon yang paling berkontribusi terhadap gejala kehamilan
adalah estrogen dan HCG yang menyebabkan mual dan muntah yang akan
dirasakan selama beberapa bulan pertama kehamilan. Selain itu adanya
peningkatan hormon progesteron akan menyebabkan kantuk dan lemas (Atiqoh,
2020).
Opini : Berdasarkan fakta dan teori yang ada, terdapat kesesuaian antara
keduanya. Dalam kasus dikatakan bahwa pasien mual dan muntah bila makan,
sehingga ibu makan dengan waktu yang tidak beraturan serta tidak ditentukan jam
berapa saja ketika ibu mau makan. Porsi saat makan ibu hanya mampu makan
sedikit yaitu 3-4 sendok karena bila ada makanan yang masuk ibu akan merasa
mual dan muntah.
58
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Fakta : Keadaan umum pasien tampak lemah. TD: 90/110 mmHg, Nadi 120
kali/menit, RR 25x/menit, Suhu 37,7oC.
Teori : Pada sistem pernapasan ibu hamil akan mengalami sesak dan napas
pendek (Atiqoh,2020).
Opini : Fakta pada kasus ditemukan bahwa pernapasan pada ibu hamil meningkat
menjadi 25x/menit hal ini sesuai dengan teori yang ada menurut Atiqoh (2020)
bahwa ibu hamil akan mengalami sesak napas.
59
Karena ibu hamil sudah kekurangan nutrisi dan resiko kekurangan cairan dalam
tubuh, maka janin yang dikandung oleh ibu beresiko untuk cedera akibat asupan
nutrisi dan cairan berkurang. Ibu hamil yang mengalami hyperemsis gravidarum
juga akan timbul rasa nyeri pada epigastrium ibu karena lambung yang kosong
serta naiknya asam pada lambung.
3.3 Intervensi
3.3.1 Defisit Nutrisi
Fakta :
Intervensi yang diberikan untuk mengatasi deficit nutrisi yang dialami pasien
adalah melakukan pengkajian/identifikasi asupan nutrisi yang akan
diberikan/diperoleh, peningkatan pengetahuan gizi selama kehamilan,
memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
Teori :
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi (Susanti, dkk, 2013).
Pengetahuan merupakan determinan paling penting yang dapat mempengaruhi
perilaku kesehatan bagi ibu hamil, pendampingan dapat meningkatkan
pengetahuan dan perubahan perilaku selama kehamilan (Widyaningrum, dkk,
2019).
Menurut Widyaningrum, dkk (2019), untuk meningkatkan pengetahuan kegiatan
edukasi perlu dilakukan edukasi tentang pentingnya gizi untuk ibu hamil dan bayi
yang tepat sesuai dengan takaran yang diperlukan selama kehamilan. Asupan
konsumsi zat energi, protein, lemak dan karbohidrat yang kurang dapat
mempengaruhi berat badan lahir bayi. Kebutuhan akan makronutrien selama
kehamilan diperlukan dikarenakan meningkatnya kebutuhan gizi ibu selama masa
kehamilan yang digunakan untuk memenuhi perubahan metabolik, fisiologi
selama kehamilan dan juga digunakan untuk pertumbuhan janin dalam
kandungan.
60
Opini :
Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, dimana pemenuhan gizi ibu hamil
sangat penting karena dapat memberikan dampak baik bagi ibu maupun bayi yang
dikandungnya, Ibu hamil dengan status gizi yang kurang dapat menyebabkan
resiko tidak berkembangnya janin, kecacatan pada bayi, berat lahir rendah, dan
kematian bayi dalam kandungan. Pemenuhan gizi pada ibu hamil salah satunya
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap gizi saat kehamilan.
61
Opini :
Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, hipovolemia adalah suatu keadaan
dimana jumlah cairan dalam tubuh mengalami penurunan/berkurang secara
drastis, salah satunya karena muntah yang berlebihan. Dengan demikian diberikan
intake atau asupan cairan dan elektrolit yang seimbang sesuai kebutuhan, dan
pencegahan/pengurangan mual dengan aromaterapi.
62
3.4 Evaluasi
Pada masalah keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, Pasien
mengungkapkan nafsu makan meningkat, bising usus 18 x/mnt, membran mukosa
lembab. Masalah ini dapat teratasi karena diberikan intervensi asupan gizi yang
adekuat.
63
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Rai Dewi, et al. (2020). Pengetahuan Dan Penggunaan Obat Analgesik Dan
Antipiretik Pada Ibu Hamil. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 1,
(2020) 8-16; Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga.
Atiqoh, R. N. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah
Berlebih Dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit One Peach Media.
Dyna, F, Febriani, P. (2020). Pemberian Aromaterapi ginger Oil terhadap
Frekuensi Mual muntah Pada Ibu Hamilmorning Sickness. Jurnal
Keperawatan Volume 12 No1, Hal41-46, Maret2020. p-ISSN2085-1049.
Fauziah, S., & Sutejo. (2012). Buku ajar-Keperawatan maternitas: Kehamilan.
Jakarta: Kencana.
Khrisna, I. (2017). Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit. Bali : Indeks
Universitas Udayana
Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Megasari. (2015). Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 1,
Nopember 2015; Prodi Ilmu Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Resmi, et al. (2017). Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo.
Jurnal Ilmiah Kesehatan; Prodi D III Kebidanan FIKES UNSIQ
Wonosobo.
Sulistyawati. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Susanti, et al. (2013). Budaya Pantang Makan, Status Ekonomi, Dan Pengetahuan
Zat Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Status Gizi. JIKK Vol.
4, No. 1 Januari 2013 : 1-9
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2011). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Naional Indonesia
Widyaningrum, N, et al. (2019). Peningkatan Pengetahuan Obat Dan Gizi Selama
Kehamilan Melalui Program Pendampingan. Jurnal Kesehatan Vol (12)
No (2) Tahun (2019). Doi: 10.24252/kesehatan.v12i2.10189
64