Dosen Pengampu
Disusun Oleh
SINGGIH AMALIA
PO71241230586
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Kewirausahaan "Untuk Pendirian Praktik Mandiri Bidan (PMB)".
Saya menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang dann lebihnya saya mohon maaf,
atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Muratara, 2024
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Hasil proyeksi dinas Kependudukan menunukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat,
yaitu dari 205,1 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 273,1 juta jiwa ditahun 2025.
Salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah persebaran penduduknya
yang tidak merata. Banyak dari penduduk Indonesia tinggal di wilayah pulau
Jawa. Hal tersebut juga berpengaruh dengan tingkat perekonomian penduduknya.
Sebuah wilayah dengan penduduk yang padat memiliki berbagai aspek
penting dalam kehidupannya. Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat
dibutuhkan oleh setiap manusia hal ini tercermin dari banyaknya jumlah
penderita yang datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan
dan perawatan, mereka datang dari berbagai golongan yang berbeda, mulai dari
golongan ekonomi kelas tingi hingga ekonomi kelas bawah. Sebagaimana
pencanangan “ Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” pada 1 Maret
1999 oleh presiden RI, yang salah satu strateginya adalah “Pembangunan
Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010” dan diperkuat oleh
perubahan amandemen UUD 1945, tap MPR No.3 th 2000 dan Tap MPR No. VI
th 2002, membuktikan kuatnya kepedulian pemerintah akan arti pentingnya
sebuah bangsa yang sehat.
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna
mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah
dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI
tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan
kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana
dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerluka ijin oprasional.
Dengan banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai
pelayanan memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini
menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh
masyarakat biasa. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan
kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng
of stay/lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara
penderita/keluarga khususnya ibu dan anak merasa keberatan dengan biaya yang
harus dibayar untuk biaya perawatan.
Indonesia pun melakukan upaya peningkatan kualitas kesehatan dan
upaya pencapaian komitmen global Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015. Suistanable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah acuan
dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara- negara di dunia.
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals
(MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka
pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula
menggunakan konsep MGDs sekarang diganti SDGs. Pada 25-27 September
2015 dunia menyepakati 17 program pembangunan berkelanjutan
atau Suistanable Development Goals (SDGs).
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan
di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. (Imamah,
2012:01). Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang
direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama.
Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendirian dan
pembangunan jasa pelayanan kesehatan berupa Bidan Praktek Mandiri (BPM)
mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, Supaya masyarakat
pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu, perlu
adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas persiapan sebelum bidan
melaksanakan pelayanan praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan
praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
B. Tujuan
Memberikan gambaran mengenai Bidan Praktik Mandiri (BPM),
sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk menanamkan modal dalam
usaha ini.
C. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bagaimana cara
mendirikan BPM sesuai dengan studi kelayakan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
E. Aspek Sosial
Terbukanya lapangan kerja baru bagi tenaga kesehatan dan tenaga kerja
lainnya. Selain itu, dengan berdirinya Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini, maka
akan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar yakni bertambah
ramainya orang yang berkunjung ke daerah Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini
berdiri. Keberadaan Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yakni dengan cara mudahnya mengakses pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi dan sangat berkualitas.
F. Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. SDM
1) Lulusan DIII Kebidanan/ DIV Kbidanan/ Profesi Bidan
2) Memiliki sertifikat pelatihan (APN, Pemasangan KB implant, IUD,
teknik Imunisasi, penanganan kegawat daruratan pada bayi asfiksia)
3) Memiliki SIKB dan SIPB
4) Memiliki pengalaman kerja
5) Menguasai bahasa daerah setempat
6) Tidak mudah menyerah
b. Keuangan dan Pendanaan
1) Mendapat sponsor dari Keluarga
2) Mendapat sponsor dari tabungan sendiri
c. Sarana dan Prasarana
1. Ruang register : tempat pasien pengisian data (rekam medik pada
pasien baru atau lama) alasan datang dan keluhan utama
2. Ruang tunggu : ruang tunggu sebelum dilakukan pemeriksaan
3. Ruang ANC : ruang periksa atau pelayanan Ante Natal Care
melakukan asuhan kebidanan mulai anamnesa (pasien lama :
menanyakan hal yang lebih berfokus pada keluhan pasien untuk lebih
mendalami, pasien baru : ditanyakan hal yang lebih spesifik), Px.
Fisik (head to toe, palpasi abdomen, DJJ, pengukuran TBJ),
pemeriksaan penunjang (jika diperlukan : pemeriksaan kadar Hb,
kadar gula darah, PP test, protein urine), penegakan diagnose sesuai
keluhan dan hasil pemeriksaan
4. Ruang KIE : ruang konseling dengan pasien (konseling ANC, KB,
Kespro dsb)
5. Ruang VK : ruang penatalaksanaan Intra Natal Care (INC), mulai dari
kala 1 hingga lahirnya bayi
6. Ruang Nifas : ruang perawatan setelah partus/PNC, dilengkapi
dengan box bayi
7. Ruang KB : ruang penatalaksanaan penggunaan KB (suntik, IUD,
implant dsb)
8. Dapur Umum : penyediaan makanan dan minuman
9. Steril Alat : ruangan untuk sterilisasi alat
d. Lokasi
1) Strategis karena berada di pinggir jalan raya
2) Strategis karena satu-satunya pelayanan kesehatan yang ada
3) Lokasi mudah dicapai dan mudah ditemukan
e.Kemitraan
1) Bekerjasama dengan puskesmas setempat
2) Bekerjasama dengan tokoh masyarakat setempat
3) Bekerjasama dengan ahli gizi di Puskesmas
4) Bekerjasama dengan RSUD setempat
2. Weakness
a. Peralatan belum memadai untuk mengatasi kegawatdaruratan
b. Jangkauan ke Rumah Sakit terlalu jauh, sehingga apabila terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan sangat sulit merujuknya
3. Opurtunitty
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah di setujui pemerintah
b. Jauh dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya
c. Masih sangat minim tenaga kesehatan
d. Memiliki relasi yang banyak dan dapat dipercaya dalam upaya pendirian
TPMB.
e. Masyarakat yang cenderung tertarik terhadap suatu hal yang baru dan
berbeda dari yang lainnya.
4. Treath
a. Masyarakat yang belum sepenuhnya percaya terhadap tenaga kesehatan
b. Masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti pentingnya kesehatan
G. ASPEK KEUANGAN
1. Rincian Biaya Awal
Pengurusan izin operasional klinik
No Item Harga Jumlah Total
1 SIP Bidan Rp. 2.000.000 2 Rp. 4.000.000
2 Surat persetujuan RT, RW dan Rp. 1. 500.000 1 Rp. 1.500.000
tetangga sekitar
3 Izin klinik Rp. 15.000.000 1 Rp. 15.000.000
Peralatan Pemeriksaan Kesehatan
No Item Harga
1 Bed pemeriksaan/tindakan Rp. 3.500.000
2 Stetoskop Rp. 400.000
3 Tensimeter Rp. 550.000
4 Lampu pemeriksan Rp. 1.500.000
5 Timbangan berdiri Rp. 600.000
6 Tabung oksigen Rp. 2.000.000
7 Peralatan suntik Rp. 1.500.000
8 Tiang infus Rp. 300.000
9 Alat pemeriksaan lab sederhana Rp. 1.500.000
10 Partus set Rp. 600.000
11 Meja tras instrumen Rp. 1.500.000
Total Rp. 13.950.000
Persediaan obat awal
No Item Harga
1 Obat emergency Rp. 700.000
2 Obat-obatan standar Rp. 10.000.000
3 Obat-obat injeksi Rp. 6.700.000
4 Vaksin Rp. 4.000.000
5 Suplemen dan multivitamin Rp. 7.000.000
Total Rp. 28.400.000
Furniture
No Item Harga
1 Meja dan kursi Rp. 3.000.000
2 Kursi pasien Rp. 500.000
3 Lemari barang Rp. 2.500.000
4 Soga dan meja tamu Rp. 5.000.000
5 Kulkas Rp. 3.000.000
6 Wastafel Rp. 1.500.000
7 Dispenser Rp. 500.000
Total Rp. 16.000.000
Biaya marketing
No Item Harga
1 Papan nama Rp. 4.000.000
2 Brosur Rp. 2.000.000
Total Rp. 6.000.000
TOTAL BIAYA AWAL Rp. 84.850.000
PERALATAN PENCEGAHAN
D.
INFEKSI
Wadah anti tembus untuk
1 pembuangan tabung suntik dan jarum 2
Tempat untuk sampah terkontaminasi
2 basah dan kering dalam tempat terpisah 4
Ember untuk menyiapkan larutan klorin
3 Ember plastik tertutup untuk 2
dekontaminasi peralatan 3
4
Ember plastik dan sikat untuk untuk
membersihkan dan mencuci peralatan 4
5 DTT set untuk merebus dan atau
mengukus 2
Tempat pemyimpanan peralatan bersih 2
6 yang tertutup rapat
F. Obat-obatan
Pelayanan KB
Pil KB 1 dus
KB suntik 1 bulan dan 3 bulan 1/1dus
KB implant 10
KB IUD 10
Pelayanan Imunisasi
HB0/Pack 1
DPT/Hb/Pack 1
Campak/pack 1
Polio/pack 1
Obat anti perdarahan
Oxytocin 1 dus
Metil ergometrin 1 dus
Analgesik
Paracetamol 1 dus
Amoxicilin 1 dus
Asam Mefenamat 1 dus
Spuit 3 cc/pack 1 dus
Spuit 5cc/pack 1 dus
Spuit 10 cc/pack 1 dus
Alcohol besar 10
Betadine 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha pelayanan kesehatan di bidang khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak yang bermutu dengan berlandaskan asuhan sayang
ibu yang lebih menekankan pada kenyamanan dan ketentraman hati dari klien,
masih sangat jarang di Kabupaten Jetis. Desain bangunan praktik mandiri yang
dibuat se’homey’ mungkin, membuat klien merasakan seperti sedang berada di
rumah sendiri sehingga klien tidak merasa tertekan atau stres ketika datang.
Tidak hanya itu, BPM ini juga menambah mutu dan kualitas pelayanan sehingga
kepuasan dari pelanggan dapat dijamin.
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal tersebut menjadi peluang yang sangat
besar bagi Bidan Praktik Mandiri (BPM) untuk menjadi yang pertama
mempelopori kenyaman ibu dalam bersalin, serta layanan kesehatan lainnya.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk mengetahui berbagai hal tentang studi kelayakan
bisnis untuk Bidan Praktek Mandiri mulai dari pelayanan, manajemen, serta
persyaratan pendirian BPM.
2. Bagi Bidan
Diharapkan untuk memperhatikan segala aspek dalam memberikan
pelayanan, terutama pada mutu pelayanannya.
3. Bagi Institusi
Di harapkan institusi lebih memberikan pengalaman serta
pengetahuan tentang Bidan Praktek Mandiri sehingga mahasiswa menjadi
lebih tau.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Grup.