Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “ R ” G1P0A0 12/13 MINGGU


DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI PUSKESMAS KEDUNDUNG

YUANITA RIZKI AMELIA


202110036

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny”R “ GI P0A0 UK 12/13 minggui dengan kehamilan
normal di Puskesmas Kedundung
Yang telah dilaksanakan oleh :

Nama : YUANITA RIZKI AMELIA


NIM : 20211036
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Asuhan kebidanan ini di buat guna pemenuhan tugas praktik klinik kebidanan dan telah disahkan
pada :

Hari / tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Setiap wanita yang hamil akan mengalami proses penyesuaian tubuh terhadap

kehamilan sesuai pada tahap trimester yang sedang dijalani. Trimester pertama merupakan

awal trimester yang menimbulkan berbagai respon pada ibu hamil. Respon yang paling

berpengaruh pada ibu hamil adalah mual dan muntah. Mual dan muntah pada kehamilan

disebut dengan emesis gravidarum.

Emesis gravidarum atau NVP (Nausea and Vomiting of Pregnancy) adalah gejala

mual dan muntah yang biasanya dimulai 2 sampai 4 minggu setelah fertilisasi, puncaknya

antara 9 sampai 16 minggu masa gestasi dan umumnya akan selesai dalam 22 minggu masa

gestasi. Mual dan muntah adalah keluhan umum yang terjadi pada 50%-70% ibu hamil.

Mual dan muntah biasanya terjadi pada trimester pertama, namun sekitar 23,5% dari ibu

hamil mengalami emesis gravidarum sampai ke trimester ketiga.

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, oleh karena itu disebut morning

sickness, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada siang dan malam hari.

Morning sickness meskipun terlihat ringan tetapi sangat berhubungan dengan kehamilan.

Keinginan mual dan muntah sering mungkin bisa mengakibatkan ibu hamil merasa kurang

nyaman dan bisa juga merasa sakit. Adanya morning sickness diperkirakan terkait dengan

perubahan tingkat hormon selama kehamilan.

Beberapa wanita cukup beruntung untuk tidak terpengaruh oleh morning sickness

sebab ada ibu yang mengalami morning sickness yang cukup parah sehingga membutuhkan

rawat inap. Mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai menganggu

pekerjaan sehari-hari, menyebabkan dehidrasi dan kehilangan berat badan lebih dari 5%

berat badan sebelum hamil disebut sebagai hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit. Sering kali apabila menderita hiperemesis gravidarum dibutuhkan perawatan


Rumah Sakit. Hiperemesis gravidarum biasanya muncul pada 4-8 minggu kehamilan dan

berlanjut sampai 14-16 minggu masa kehamilan. Jika tidak diobati, atau jika pengobatan

tidak berhasil, emesis gravidarum kasus berat dapat menyebabkan efek negatif pada janin,

seperti berat badan lahir rendah dan prematuritas.

Kejadian emesis gravidarum dialami oleh sebagian besar ibu hamil baik primigravida

maupun multigravida. Emesis gravidarum terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon

estrogen dan chorionik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum.

Sedangkan pada multigravida sudah mampu beradaptasi dengan perubahan hormonal karena

sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan.

Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Yunia dkk (2014) dimana

terdapat hubungan yang signifikan antara status gravida dengan kejadian emesis gravidarum.

Faktor selanjutnya yang juga mempengaruhi kejadian emesis gravidarum yaitu usia, dimana

usia yang termasuk dalam kehamilan berisiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas

35 tahun. Mual dan muntah terjadi pada umur dibawah 20 dan diatas 35 tahun terjadi akibat

faktor psikologis.

Upaya –upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan morning sicknes adalah

dengan minum air putih dan istirahat yang cukup, makan dengan porsi sedikit tapi sering,

hindari makanan yang berlemak serta banyak lagi cara yang di lakukan untuk mengurangi

mual muntah pada awal kehamilan.

1.2 Tujuan Asuhan Kebidanan

1.2.1 Tujuan Umum


Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil dengan
mengunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “R ” dengan kehamilan normal
dengan keluhan mual muntah di Puskesmas Kedundung Kota Mojokerto
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian data dasar pada kehamilan Ny.”R”

2. Penulis mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada Ny.”R”

3. Penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.”R”

4. Penulis mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”R”

5. Penulis mampu melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”R”

1.3 Teknik Pengumpulan Data

1.3.1 Wawancara

Wawancara dilakukan langsung kepada ibu, suami, dan orang tua ibu pada

kunjungan pertama kehamilan sebagai pengkajian data awal meliputi biodata, keluhan

ibu, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, riwayat haid, riwayat pernikahan, riwayat

obstetri lalu dan sekarang, riwayat keluarga berencana, pola kebiasaan sehari-hari, serta

riwayat psiko, sosial dan budaya. Wawancara dilakukan oleh bidan mengenai kunjungan

yang dilakukan ibu hamil

1.3.2 Observasi

Observasi dilakukan pada setiap kunjungan dalam bentuk pemeriksaan kepada ibu

melalui inspeksi, palpasi, auskultasi maupun perkusi serta pada kunjungan pertama

kehamilan didukung dengan adanya pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan

laboratorium seperti cek kadar Hb, reduksi dan albumin.

1.3.3 Studi Dokumentasi

Mendukung hasil pengamatan yang maksimal, maka peneliti menggunakan

dokumen pendukung. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen pendukung ini berupa data yang diperoleh dari Kartu Ibu, Register Kohort Ibu,

dan buku KIA.


1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka Terdiri dari kehamilan,pengertian emesis gravidarum

BAB III Tinjauan Kasus Terdiri dari asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan

keluhan emesis gravidarum

BAB IV Pembahasan kasus daari ibu hamil trimester 1 dibandingkan dengan teori yang

bersangkutan sesuai dengan kasus.

BAB V Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu,

trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester ketiga 13

minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2015). Kehamilan adalah proses

normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis pada

wanita hamil (Tsegaye et al, 2016).

2.1.2 Perubahan fisiologi pada kehamilan

1) Perubahan pada sistem reproduksi

a) Vagina dan Vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan

vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi

menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick

(Kumalasari, 2015:3)

b) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut

dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan

banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,

warna menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35

dalam Dewi dkk, 2011:91)

(1) Uterus
(a) Ukuran Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi

adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar

akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya

menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika

penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut

ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab pembesaran uterus adalah

peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hi

pertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4)

(b) Berat

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram

pada akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60).

1. Posisi rahim dalam kehamilan

a. Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi

b. Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis

c.Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya

dapat mencapai batas hati

d. Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga

abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).

2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10

sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik

selama kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu

yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini

mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan

tidak hamil normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan

pada radiograf (Dewi dkk, 2011:93)


3) Perubahan pada sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus

yang tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume

udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini

dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2

dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5)

4) Perubahan Pada Ginjal

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada

kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran

darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi

(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim

yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan dan di

akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke

rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)

5) Perubahan Sistem Endokrin

Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan

progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone

tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif

menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi),

keringat berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya

meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.

Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk

memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)

6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam

kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan

persendian. Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon
relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu

terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan

karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi

penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung,

sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada

beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).

7) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah

sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami Hearthburn

(rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih

lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian

bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan

(Kumalasari, 2015:7)

8) Perubahan Sistem Integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore

Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar

hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi

pada kulit muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang

membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa

disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99).

2.1.3 Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan

2.1.3.1 Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan. Penentuan untuk

menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar hormon

progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan

timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,lelah dan membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya (Kamariyah dkk,

2014:39)

2.1.3.2 Trimester II

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu

merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan

energy serta pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2015:8)

2.1.3.3 Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada

saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat

kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya

2.2 Tinjauan Umum Tentang Emesis Gravidarum

2.2.1 Definisi Emesis Gravidarum

Pengertian emesis gravidarum Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada

wanita hamil. Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Kamus Kedokteran). Baverley

O’Brien (O’Brien & Naber, 1995) menemukan bahwa 70-90% dari semua wanita hamil

mengalami mual-mual, sementara 50% mengalami muntah-muntah paling tidak sekali.

Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar

ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut

morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari

(Llewellyn-Jones, 1997). Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama

kehamilan.

William Smellie (1779) mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan

adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama

setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat.

Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini,

khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan

semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam

kehamilan-kehamilan berikutnya
2.2.2 Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat

diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan

oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Hormon Chorionic

Gonadotrophine) dalam serum (Wiknjosastro, 1999). Dapue, dkk (1987)

menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda,

mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan

wanita yang bertubuh besar memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih

tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

Dalam kehamilan terjadi kekenduran relative jaringan otot dalam system

pencernaan sehingga pencernaan kurang efisien, dan kelebihan asam dalam

lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti sebab

terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi

pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.

Montgomery (1837) menganggap muntah-muntah disebabkan oleh iritasi reflek

gravid rahim dan kondisi sistem seksual yang sakit.

Selain faktor fisik, faktor emosional juga dapat menyebabkan mual dan

muntah pada kehamilan. Para wanita yang mengalami mual berkepanjangan

kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang tua

mereka (Wolkind dan Zajicek, 1978).

Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih

santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang

mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan social lingkungan

dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum (Einsberg dkk, 1985).

Pola makan calon ibu pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya

hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini. Studi

membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun

berkarbohidrat dan bervitamin B rendah lebih berpeluang menderita mual berat.


Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang

makan, kurang tidur atau istirahat, dan stress dapat memperburuk rasa mual

(Panduan Lengkap Kehamilan : 58).

2.2.3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa:

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali

sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

b. Nafsu makan berkurang

c. Mudah lelah

d. Emosi yang cenderung tidak stabil.

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat menjadi tidak normal

apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu

keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis

gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan

menimbulkan gangguan pada kehamilannya.

2.2.4 Pengaruh Emesis Gravidarum terhadap Kesehatan Ibu dan Janin

Perasaan mual dan muntah pada saat kehamilan trimester pertama disebabkan

oleh peningkatan kadar estrogen. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,

mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan

lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual

dan muntah dapat berlangsung selama berbulan-bulan.10 Kurangnya nafsu makan atau

ketidakseimbangan pola makan pada awal kehamilan ini tidak mempengaruhi janin,

asalkan sebelum mengandung kondisi ibu sehat dan cukup gizi karena di tubuh ibu

masih tersedia cadangan hingga masa-masa mual dan muntah berlalu dan kembali

memulai pola makan yang sehat.

Namun demikian, bila mual muntah semakin berat dan ibu tidak bisa makan dan

minum cairan dalam jumlah yang cukup terus menerus maka dapat mengakibatkan
kekurangan nutrisi, menghambat serta membahayakan status gizi ibu dan janin disebut

hiperemesis gravidarum

2.2.5 Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum

dengan cara :

a. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan

gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4

bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil

tapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,

terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

f. Makanan tidak disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

g. Defekasi teratur

h. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan

makanan yang banyak mengandung gula.

2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan Dengan Kehamilan Emesis Gravidarum

1. Definisi Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai masalah dalam

bidang kesehatan ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi setelah lahir, dan keluarga

berencana (Varney, 2007).

2. Tahapan Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-


penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan

suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu

dan anak yang khusus dilaksanakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

kepada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI).

Menurut IBI, manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari

pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian,

interpretasi data, identifikasi, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan,

pelaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman kemudian evaluasi, adapun langkah-

langkah terikut sebagai berikut :

a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien.

Pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus

menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Pasien adalah sumber

informasi yang akurat, disebut juga sumber data primer.

Adapun data yang didapat dari anggota keluarga atau tenaga kesehatan

lain disebut juga sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data ada 3 yaitu

observasi, wawancara, dan pemeriksaan. Pada kasus kehamilan emesis

gravidarum dilaksanakan pengumpulan data dasar yaitu : ibu mengatakan

mual muntah ringan, mudah lelah, kepala pusing, nafsu makan berkurang

menurut (Sulistyawati,2009).

b. Langkah II: Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Setelah data dasar dikumpulkan dan dilakukan identifikasi yang benar

terhadap data-data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan interpretasi data

dasar sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan
diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan penanganan.

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup

praktek kebidanan dan memenuhi standar. Pada kasus Emesis gravidarum adalah

hal yang sering terjadi pada Trimester pertama, biasanya terjadi pada umur

kehamilan 5 – 12 minggu. Tanda dan gejalanya mual muntah ringan yang terjadi

1 – 2x sehari bisa terjadi pada pagi hari atau setiap saatm (Sulistyawati, 2009).

Mual muntah berkurang pada usia kehamilan 12 – 14 minggu tetapi ada juga yang

terus menerus merasakan mual dan muntah sampai trimester kedua (Mandang,

2016). Tanda dan gejala emesis gravidarum biasanya mengalami dehidrasi, emosi

yang tidak stabil, mudah lelah, lemas, kepala pusing terutama pada pagi hari,

perut kembung (Sulistyawati, 2009)

c. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensia

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin diberikan pencegahan,

sambil mengamati klien, diharapkan dapat bersiap-siap apabila ada masalah.

d. Langkah IV: Antisipasi / Tindakan Segera

Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi

yang memerlukan penanganan segera/emergensi. Bidan harus segera

melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang ada

beberapa situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu

intruksi dokter, atau bahkan juga situasi yang memerlukan konsultasi dengan

tim kesehatan lain. Bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan

aman.

Antisipasi dalam emesis gravidarum yaitu kolaborasi dengan dokter untuk

memberian terapi Vitamin B1, B6, Sedative, anti emetik dan anti histamin,

serta motivasi untuk bedrest total.


e. Langkah V: Rencana Asuhan

Langkah ini melakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Setelah beberapa kebutuhan pasien

ditetapkan,diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan

diagnosa yang ada. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah

merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana

bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum

melaksanakannya. (Sari, 2012).

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan,

tetapi juga dari kerangka pedomanantisipasi terhadap perempuan tersebut

(Arsinah dkk. 2010). Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara

pengaturan diet, dukungan emosional dan aromaterapi. Aromaterapi adalah

minyak tumbuhan yang harum dan mempunyai konsentrasi tinggi dan mudah

mengalami penguapan sehingga mengurangi emesis gravidarum (Potts, 2009).

f. Langkah VI: Implementasi atau Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efiensi dan aman (Arsinah

dkk. 2010). Pelaksanan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya

sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya

(Sari, 2012).

Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialaminya saat ini yaitu

mual-muntah 1-3x sehari adalah emesis gravidarum yang terjada pada ibu

hamil. Biasanya terjadi saat kehamilan muda dan akan menghilang setelah

usia 15-16 minggu. Menganjurkan ibu makan sedikit tetapi sering dan

mengurangi makanan yang berminyak, pedas, dan makanan yang memicu

mual-muntah.
Memberikan ibu penyuluhan tentang ketidaknyamanan pada timester I,

kebutuhan nutrisi ibu hamil, pola istirahat dan aktifitas dan memberikan

penyuluhan tentang Aromaterapi yaitu Aromaterapi adalah minyak tumbuhan

yang harum dan mempunyai konsentrasi tinggi dan mudah mengalami

penguapan sehingga mengurangi emesis gravidarum (Potts, 2009). Satu atau

dua tetes minyak esensial lemon dalam inhalasi lemon membantu

menenangkan karena kinerja aromaterapi yaitu memacu pelepasan

neurotransmitter seperti endoprin yang mempunyai efek analgesic dan

meningkatkan perasaan nyaman dan rileks (Potts, 2009). Adapun kandungan

minyak lemon terdapat Limonene yang merupakan komponen utama dalam

senyawa kimia jeruk dapat menghambat kerja prostaglandin sehingga dapat

mengurangi rasa nyeri (Cheragi dan Valadi, 2010). Selain itu limonene

mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah aktifitas prostaglandin dan

mengurangi rasa sakit (Namazi et. al, 2014). Menurut penelitian Maternity et.

al, (2016) menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian inhalasi aromaterapi

lemon terhadap mual muntah atau emesis gravidarum pada ibu hamil.

g. Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ini dilaksanakan evaluasi sebagai proses akhir dan asuhan

untuk mengetahui hasil keefektifan dari asuhan yang diberikan yaitu

didapatkan hasil klien mengalami emesis gravidarum yaitu ketidaknyamanan

yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. Rasa mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat. Perasaan mual disebabkan

oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan human chorionic gonadotropin

(hCG) dalam serum. (Tiran, 2008). Gejala ini biasanya muncul setiap saat

pada pagi hari dan malam hari, saat 6 minggu setelah klien mengalami hari

pertama haid terakhir dan berlangsung < 10 minggu.

Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah

diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang

telah diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proes sama dengan hasil
evaluasi secara keseluruhan. Rencana tersebut bisa dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

(Arsinah, 2010)
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

1. Kunjungan ANC ke-1

Tanggal : 10-12-2020

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kedundung

1. Pengkajian Data

Nama : Ny “R” Nama : Tn “D”

Umur : 21 Tahun Umur : 24 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan :Mahasiswa Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : Penghasilan : 2 – 3 jt

Alamat : Gedangan 4/7

2. Prolog

a. Ny “R” G1P0A0 UK 12/13 Minggu, HPHT : 19/9/2020, HPL : 26/6/2021, BB

sebelum hamil 58 kg, Lila : 28 cm, Tinggi badan: 153 cm. Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit menurun, menular, ataupun menahun, ibu sudah melakukan suntik

TT5longlife. Pada kehamilan trimester 1 ibu sudah periksa sebanyak 1 kali di

Puskesmas Kedundung dan sudah telah mendapatkan pemeriksaan ANC Terpadu di

Puskesmas, Tanggal 10-12-2020 didapatkan pemeriksaan laboratorium albumin

(negatif), reduksi(negatif), Hb 11,6 gr%, golongan darah (O), HbsAg (NR), VCT

(NR),TD : 110/70 mmHg, N : 88x/menit, P : 22x/menit, S : 36,7 0C, DJJ : belum

terdeteksi.
Data Subjektif

Ibu mengeluh mual muntah mulai awal – awal hamil sampai saat periksa di puskesmas

Data Objektif

a. TTV TD : 110/70 mmHg

N : 88x/menit

P : 22x/menit

S : 36,70C

b. TB : 153 cm

c. BB sekarang : 58 kg

d. Kenaikan BB : 1 kg

e. LILA : 24 cm

f. ROT : -10

g. MAP : (110+2 x 70) : 3 = 83,3 mmHg (negatif)

h. IMT : 58 : 1,532= 24,7 kg/m2 (negatif)

i.Pemeriksaan fisik khusus

Muka : tidak odema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra

tidak odema

Mammae : Bersih, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat

benjolan, kolostrum belum keluar, puting susu

menonjol

Abdomen : TFU teraba 3 jari atas symphisis (10cm)

TBJ : belum terdeteksi

DJJ : belum terdeteksi

Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak ada oedema

Kesimpulan
Ny “R” G1P0A0 usia kehamilan 12/13 minggu, keadaan ibu baik dan janin baik

Analisa Data

G1P0A0 12/13 Minggu kehamilan normal dengan keluhan Mual Muntah

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
09.00 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan ini,
ibu mengerti
09.10 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab mual
muntah, ibu paham dan kooperatif
09.15 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk makan makanan yang
bervariasi dengan porsi sedikit tapi sering, ibu mengerti
09.20 WIB Menjelaskan pada ibu untuk menkonsumsi air putih
dan jus Minum yang cukup dan menghindari minuman
yang mengandung kafein dan karbonat serta makanan
berbumbu dan berminyak, ibu paham dan kooperatif
09.30 WIB Memberikan KIE tanda-tanda bahaya pada ibu hamil,
ibu memahami
09.33 WIB Memfasilitasi ibu untuk kontrol 1 bulan lagi tanggal 10
april 2020 atau jika ada keluhan sewaktu-waktu, ibu
mengerti dan bersedia

BAB IV

PEMBAHASAAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan kenyataaan yang

terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung diantara fakta dan kenyataan serta

ditambahnya opini yang luas dari penulis sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan
kebidanan secara komprehenfensi mulai dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas,

bayi baru lahir dan keluarga berencana Ny “R” dengan keluhan mual muntah di Puskesmas

Kedundung kota Mojokerto

1.5 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I

Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada masa kehamilan atau

ANC( Ante Natal Care ), yang dilakukan oleh Ny ‘’R’’ dengan mual muntah di Puskesmas

Kedundung Kota Mojokerto. Berikut ini akan disajikan data-data yang mendukung untuk

dibahas yang berkait dengan ANC (Ante Natal Care ), maka dapat diperoleh data-data

yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Pada tanggal 10- 12 2020 Ny “R” datang ke Puskesmas untuk memeriksakan

kehamilannya. Dari hasil tersebut di dapatkan data sebagai berikut :

UK 12/13 minggu, Anamnesa ada keluhan mual muntah, TD: 110/70 x/mnt, S: 36,7°C ,

N: 88x/mnt, HR : 22x/mnt. TFU teraba 3 jari atas symphisis (10 cm), DJJ belum

terdengar, Suplemen terapi Asam folat, B6, BC, hasil Lab normal.

Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data subyektif

a. Umur

Berdasarkan fakta, umur Ny.”R” 21 tahun. Menurut penulis umur 21 tahun

masih diperbolehkan umtuk hamil, batas umur untuk hamil yaitu sampai umur 35

tahun. Menurut Mufdlilah (2009) rangge usia reproduksi sehat dan aman antara 20-

35 tahun.

Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

b. Kontrol ANC

Berdasarkan fakta kunjugan ANC yang dilakukan Ny.”R” yaitu 1 kali. Pada TM 1

1x, menurut penulis kontrol ANC Ny “R” sudah memenuhi standar yang telah

ditentukan. Hal ini disebabkan karena rasa kekawatiran ibu tentang kehamilanya dan

ibu memiliki kesedaran untuk pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut


kamenkes RI (2016) bawah standar minimal kontrol ANC, meliputih : TM Iminimal

1 kali, TM II 2X dan TM 3 minimal 2 kali.

Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjagan antara fakta dan teori.

c. Keluhan Selama Trimester I

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, keluhan yang di alami Ny” R”

adalah morning sickness. Menurut penulis keluhan tersebut merupakan keluhan

yang dalam batas normal yang dialami. Ny “ R “ menegeluh mual muntah pada saat

kehamilan trimester 1 ini masih dalam batas normal dan masih diatasi. Hal ini sesuai

dengan teori klein (2009) bahwa mual muntah pada ibu hamil pada umumnya

dianggap hal normal bagi seseorang wanita yang sedang menjalani awal masa

kehamilan. Mual muntah biasanya terjadi pada saat kehamilan trimester kesatu. Hal

ini di sebabkan karena peninkatan hormone estrogen pada awal kehamilan.

Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjagan antara fakta dan teori.

2. Data obyektif

a. Pemeriksaan umum

1) Tekanan darah

Tekanan darah Ny “R” yaitu 110/70 mmHg, ROT 10 mmHg, MAP 76,6

mmHg. Menurut penulis tekanan darah untuk ibu hamil adalah 110/70-120/80

mmHg, lebih dari 140/90 mmHg ibu akan mengalami pre-eklampsi, namun jika

tekanan darah kurang dari normal maka akan menimbulkan suplai darah dari ibu

ke janin akan terhambat dan janin akan kekurangan asupan oksigen. Dalam

pengukuran ROT kenaikannya tidak boleh melebihi 20 mmHg, dan MAP tidak

lebih dari 90 mmHg. Jika melebihi batas normal maka masuk dalam kategoria

pre-eklampsi. Menurut wagiyo (2016) tekanan darah yang normal 110/70 mmHg

hingga 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspada adanya

pre-eklampsi. Normal ROT yaitu ≤ 20 mmHg dan MAP ≤ 90 mmHg.

Berdasarkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakata dan teori.

2) Berat badan
Berat badan Ny “R“ sebelum hamil 57 kg, pada awal kehamilan ini terjadi

peningkatan 1 kg. Menurut penulis kenaikan berat badan Ny “R” normal, karena

batas normal penambahan berat badan ibu sekitar 1-2,5 kg selama trimerster 1.

Hal ini sesuai dengan teori Hidayati (2009). berdasarkan hal tersebut tidak

terdapat kesenjagan antara fakta dan teori.

3. LILA ( Lingkar lengkap Atas )

Pada pemeriksaan kehamilan ukuran LILA Ny “R” 24 cm menurut penulis

pengukur LILA Ny “R” dalam batas normal. Berdasarkan LILA Ny “D” hasil

IMT Ny “ D “ yaitu 19,5 dan masuk dalam kategoria normal. Pengukuran LILA

sangat penting karena dari penting pengukuran tersebut kita bisa melihat status

gizi ibu hamil baik atau tidak. Hal ini sesuai dengan teori soekatri (2011) normal

LILA yaitu 23,5 cm kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status

gizi ibu kurang atau disebut KEK. Menurut kusmiyati (2010) indikator penilaian

IMT yaitu: ≤ 20 ; underweight/di bawah normal, 20-24,9 :desirable/normal, 25-

29,9: moderate /gemuk/ lebih dari normal, over 30: severe obesity/sangat gemuk.

Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

1. TFU( Tinggi Fundus Uteri)

Pada Ny “R“ TFU selama hamil sesuai dengan masa kehamilan yaitu pada

UK 11/12 minggu teraba pertengahan pusat dan symphisis (10 cm). Menurut

penulis perubahan atau ukuran TFU setiap ibu memang berbeda sesuai dengan

bentuk perut dan ketebalan dinding perut ibu hamil, tidak sesuai ukuran TFU

kemungkinan di akibatkan sedikitnya jumlah lemak atau ketebalan dinding uterus

ibu.

Menurut mandriwati (2008) tujuan pemeriksaan timggi fundus uteri mengunakan

teknik Mc.donal adalah menetukan umur kehamilan berdasarkan minggu, dan

hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terahkir

(HPHT), dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Pemeriksaan DJJ
Pada pengajian yang di lakukan terhadap Ny” R “ didapatkan bahwa denyut

jantung janin belum terdengar.. Menurut artikel pemeriksaan DJJ menggunakan

Dopller baru akan terdengan sekitar usia 16 – 18 minggu.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

b. Pemeriksaan khusus (penunjang)

1. Pemeriksaan darah (Hb)

Hasil pemeriksaan hemoglobin Ny “R “ selama kehamilan dalam batas normal yaitu

11,5 gr%. Menurut penulis hasil pemeriksaan hemoglobin tersebut diketagorikan normal

pada ibu hamil,pemeriksaan ibu bertujuan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah dan

menentukan derajat anemia. Menurut mufdlilah (2009), kadar Hb normal pada ibu hamil

11 gr%. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Analisa data

Analisa data pada Ny “ R “ adalah G1P0A0, UK 11/12 minggu dengan kehamilan

normal.Menurut penulis kehamilan dikatakan normal apabila tidak terjadi komplikasi

selama kehamilan dan kondisi ibu dan janin baik selama kehamilan. Analisa data

merupakan kesimpulan antara data subyektif dan data obyektif yang menjadi acuan

dalam melakukan tindakan atau terapi sesuai dengan keadaan pasien. Menurut Mufdlila

(2009) analisa data dituliskan dengan G1 P0 A0 berdasarkan hal tersebut tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori.

3. Penatalaksanaan

Asuhan pada masa hamil, penulis melakukan penatalaksanaan Ny “R”

sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan dengan mual muntah, karena

ditemukan suatu masalah yaitu mual muntah, asuhan yang diberikan meliputi

memberikan penjelasan keluhan yang dialaminya saat ini yaitu mual-muntah 1-3x

sehari adalah emesis gravidarum yang terjada pada ibu hamil. Biasanya terjadi saat

kehamilan muda dan akan menghilang setelah usia 15-16 minggu. Menganjurkan

ibu makan sedikit tetapi sering dan mengurangi makanan yang berminyak, pedas,

dan makanan yang memicu mual-muntah.

Memberikan ibu penyuluhan tentang ketidaknyamanan pada timester I,

kebutuhan nutrisi ibu hamil, pola istirahat dan aktifitas dan memberikan
penyuluhan tentang Aromaterapi yaitu Aromaterapi adalah minyak tumbuhan

yang harum dan mempunyai konsentrasi tinggi dan mudah mengalami

penguapan sehingga mengurangi emesis gravidarum (Potts, 2009). Satu atau dua

tetes minyak esensial lemon dalam inhalasi lemon membantu menenangkan

karena kinerja aromaterapi yaitu memacu pelepasan neurotransmitter seperti

endoprin yang mempunyai efek analgesic dan meningkatkan perasaan nyaman

dan rileks (Potts, 2009). Menurut penulis asuhan yang diberikan pada Ny “R “ sudah

sesuai dengan kasus emesis gravidarum Menurut Potts(2009). Berdasarkan hal tersebut

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dengan teori.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan Ny ”R” dilakukan pada saat ibu hamil berkunjung ke Puskesmas

pada saat itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa Asuhan kebidanan ibu
hamil Ny “R” UK 11/12 minggu dengan keluhan mual muntah di Puskesmas Kedundung

Kota Mojokerto berjalan dengan normal tanpa ada komplikasi

5.2 Saran

1. Bagi bidan

Diharapkan bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan secara

komprehensif bagi kesehatan ibu, anak dan masyarakat. Mengadakan kelas ibu hamil

dengan mengajarkan ibu senam hamil agar bisa dilakukan setiap hari, mengadakan

penyuluhan tentang keluhan-keluhan pada ibu hamil dan tentang kehamilan yang

beresiko

2. Bagi klien

Diharapkan klien dapat mempertahankan solusi yang diberikan oleh mahasiswa selama

pendamping tentang mual muntah selama di rumah.

3. Bagi institusi

Bagi institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan asuhan kebidanan secara

continuity of care dengan tepat dalam proses belajar mengajar, memperbaiki praktek

pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga kualitas sumber daya manusia

di institusi meningkat, sehingga dapat melahirkan tenaga kesehatan terutama bidan

yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anasari, T. 2012. Beberapa Determinan Penyebab Kejadian Hiperemesis Gravidarum di RSU

Ananda Purwokerto.

Astuti, DH. 2012. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: Rohima Press.
Fauziyah, Y. 2012. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Gunawan, dkk. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum.

https://almanhaj.or.id/3033-proses-dan-perkembangan-janin-di-rahim.html

http://dinkes.sulselprov.go.id/#

https://id.wikipedia.org/wiki/Emesis_gravidarum

https://www.slideshare.net/ndejava/mekanisme-mual-dan-muntah

Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta: EGC.

Manuaba, IAC. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta: EGC.

Margareth, ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potts J. 2009. Aromaterapi perawatan Alami Untuk Sehat Dan Cantik. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Varney H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai