Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS

PADA NY ”M” USIA 34 TAHUN G5P40004 UK 40 MINGGU DENGAN


KEHAMILAN PREEKLAMSI RINGAN DISERTAI HEPATITIS DI RUANG
KIA PUSKESMAS BLIMBING GUDO

OLEH :
SRI PUTRI WULANDARI
181303026

PRODI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2020/2021
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS
PADA NY ”M” USIA 34 TAHUN G5P40004 UK 40 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN PREEKLAMSI RINGAN DISERTAI HEPATITIS DI RUANG
KIA PUSKESMAS BLIMBING GUDO

OLEH :
SRI PUTRI WULANDARI
181303026

HARI :
TANGGAL :
TEMPAT :
MAHASISWA

Sri Putri Wulandari


NIM: 181303026

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING KLINIK

Septi Fitrah Ningtyas., SST., M.Kes DEWI SINAR.K.SST


NIK: NIK:
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian maternal di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 307 per
100.000 kelahiran hidup sehingga menempatkan indonesia pada tempat kedua
jumlah kematian maternal diantara negara-negara ASEAN lainnya. Terlepas dari
berbagai strategi yang digunakan untuk menurunkan angkat kematian maternal tiap
tahunnya. Penurunan angka tersebut relatif masih sangat rendah.
Menurut World Health Organization (WHO), sebanyak 99 persen kematian
ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara- negara berkembang.
Rasio kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan
450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu disembilan negara maju dan 51 negara persemakmur.
Pada umumnya setiap kelahiran berakhir dengan lahirnya bayi yang
sempurna tetapi dalam kenyataannya tak selamanya kehamilan dapat berlangsung
sukses. Pada keadaan tertentu buah kehamilan ada yang mengalami gangguan
dalam proses pertumbuhan dan akhirnya gugur. Kehamilan yang (villi korionik)
abnormal yang menggantung seperti anggur disebut dengan istilah mola hidatidosa.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis bermaksud
memberikan sumbangsih pemikiran tentang asuhan yang dapat diberikan pada
kasus molahidatidosa sehingga terjadinya kematian ibu dapat dicegah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah
yaitu “Bagaimana asuhan kebidanan antenanatal dengan kasus hepatitis di
Puskesmas Blimbing Gudo dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney”.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kasus
preeklamsi ringan disertasi hepatitis dengan menggunakan penerapan
manajemen 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus
1) Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar pada kasus
preeklamsi ringan disertasi hepatitis
2) Melaksanakan perumusan diagnosa / masalah aktual pada kasus ibu hamil
dengan kasus preeklamsi ringan disertasi hepatitis
3) Melaksanakan perumusan diagnosa / masalah potensial pada kasus ibu
hamil dengan preeklamsi ringan disertasi hepatitis
4) Melaksanakan pengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi
pada kasus ibu hamil dengan kasus preeklamsi ringan disertasi hepatitis
5) Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus ibu
hamil dengan kasus preeklamsi ringan disertasi hepatitis
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kasus
preeklamsi ringan disertasi hepatitis
7) Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
kasus kasus preeklamsi ringan disertasi hepatitis
8) Melaksanakan pendokumentasian semua temuan dan tindakan dalam asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil kasus preeklamsi ringan
disertasi hepatitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Kehamilan


2.1.1 Kehamilan Trimester III
1. Pengertian
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin yang lamanya sekitar 40 minggu di hitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Trimester III pada kehamilan
merupakan kehamilan yang terjadi pada minggu ke 20 sampai
minggu yang ke 40. (Sarwono, 2014)
1. Kebutuhan Ibu Hamil
Menurut Suryati Romauli, 2011 dalam buku Ajar Asuhan
Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan, bahwa kebutuhan
selama hamil adalah:
a. Kebutuhan Fisik
Pada trimester III kebutuhan ibu hamil cenderung
terhadap masalah pencernaan, dengan perbanyak konsumsi buah
dan sayur diharapkan masalah sembelit dapat dihindarkan. selain
itu dengan menjaga kebersihan diri dan harus menggunakan
pakaian yang tidak ketat dapat dilakukan untuk menghindari
masalah pada daerah kewanitaan. Ibu hamil tidak di perbolehkan
untuk melakukan aktivitas yang berat dan melakukan senam
hamil di waktu senggang atau pada saat mengikuti kelas hamil
untuk mendapatkan solusi masalah sakit punggung serta
persiapan proses persalina agar berjalan lancar. Selain itu ibu
harus menyiapkan apa saja yang di perlukan pada proses
persalinan mulai dari persiapan berkas berkas, barang bawaan,
kendaraan, biaya sampai masalah persiapan donor darah yang
telah sesuai pada buku KIA.

b. Kebutuhan Psikologi
1) Support Keluarga
Seseorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan
adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekatnya
(Elizabeth, 2015).
2) Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui
dukungan aktif yaitu, melalui kelas antenatal dan melalui
dukungan pasif dengan memberikan kesempatan kepada ibu
hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi
(Elizabeth, 2015).
3) Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada
kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak
dan suami istri. Sehingga ibu hamil akan membuat lebih
tenang dan nyaman dalam kehamilannya (Elizabeth, 2015).
Masalah-masalah yang Terjadi pada Ibu Hamil TM
III :
1) Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala yang hebat.
3) Penglihatan kabur.
4) Bengkak diwajah dan tangan.
5) Keluar cairan pervaginam.
6) Gerak janin tidak terasa dan nyeri perut hebat.
2. Ketidaknyamanan Pada Trimester III
Menurut Helen Varney dalam buku Ajar Asuhan Kebidanan,
ketidaknyamanan pada trimester III yaitu :
1. Terjadinya peningkatan pada frekuensi perkemihan dikarenakan
kandung kemih tertekan oleh besarnya uterus.
2. Nyeri pada ulu hati
3. Terjadinya konstipasi atau sembelit terjadi akibat penurunan
peristaltik usus yang disebabkan adanya relaksasi otot polos
sehingga terjadinya peningkatan jumlah progesteron.
4. Munculnya hemoroid
5. Timbulnya varises
6. Dispareunia atau yang biasa di sebut nyeri saat berhubungan
seksual.
7. Insomnia atau sulit tidur
8. Edema dependen

2.2 Preeklamsi pada Kehamilan


2.2.1 Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
oedema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan..
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema
dan proteinuria yang timbul karena.
Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan Urobie (usia
kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500 gram) ditandai dengan
hipertensi, proteinuria dan oedema. Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan
urobie pada penyakit tropobiasit.
2.2.2 Pengertian Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah kejadian yang ditandai dengan kenaikan
tekanan darah, kenaikan berat badan dan proteinuria..
Preeklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40
mmHg dengan 2 pengukuran bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu..
Preeklampsia ringan adalah tekanan darah tidak lebih dari 140/90
mmHg, proteinuria + 1 dan oedema minimal
2.2.3 Etiologi
Apa yang mnjadi penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum
diketahui, ada pendapat yeng menerangkan penyebab yang sering terjadi yaitu :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primgraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion dan molahidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dan uterus.
4. Timbulnya hipertensi, edema proteinuria, kejang dan koma. Oleh karena itu
tidak ada karakteristik tertentu yang mengidentifikasikan wanita yang akan
mengalami pre eklampsia, akan tetapi ada beberapa faktor resiko yaitu
primigravida, grande multi, kehamilan ganda dan penyakit ginjal.
2.2.4 Klasifikasi
Preeklampsia riangan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklampsia ingan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
telentang, atau kenaikan sistdik 30 mmHg atau lebih cara pengukuran
sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat badan 1 kg
lebih atau lebih perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter : kwalitatif 1 + atau 2 +
pada urun kater atau midstream.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam
d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sisanosis
2.2.5 Frekuensi :
Adanya yang melaporkan angka kejadian sebanyak 6% seluruh
kehamilan, dan 12% pada kehamilan pimigravida. Menurut beberapa penulis
dan frekuensi dilaporkan sekitar 3-10%.
Lebih banyak dijumpai pada primigravida dari pada multigravida,
terutama primigravida usia muda.
Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia adalah molahida
tidosa, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obetasi, dan umur
yang lebih dari 35 tahum.
2.2.6 Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang
disertai dengan retensi garam dan air, bila spesmus pembuluh darah ditemukan
diseluruh tubuh, maka tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk
mengatasi tekanan periver agar kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dicakup.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang
berlebihan dalam ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan yang
terjadi pada ginjal disebabkan oleh aliran darah keginjal menurun, menyebabkan
filtrasi glomerulus berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun dan pada
kehamilan lanjut dapat terjadi diguria atau anuria.
suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria
merupakan akibat hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang
berfungs diginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanime
protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan nyeri kepala dan gangguan
pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang akan menjadi
eklamspsia.
Patofisiologi pre eklapmsia setidaknya berkaitan pada perubahan fisiologi
pada kehamian. Hl yang dapat melatarbelakangi ibu hamil mengenai preeklampsia
ringan adalah :
1. Faktor fisik
Ibu :
a. Primigravida, mekanisme kejadiannya tidak diketahui, namun kejadiannya
preeklampsia ringan pada ibu primigravida mencapai 85% (Cunningham,
2005 : 630).
b. Ancmalia rahim yang menyebabkan gangguan perfusi plasenta sehingga
perfusi plasenta menurunkan dan mengakibatkan aktivitas sel endometrium
kemudian menyebabkan aktivitas orang perfusi.
Bayi :
Dengan terjadinya janin besar dan gemelli dapat menyebabkan gangguan dalam
adaptasi fisiologi pada kehamilan normal. Hal ini dapat menyebabkan
vasospasme yang merupakan sebagian mekanisme dasar tanda gejala yang
menyertai pre eklampsia.
2. Faktor Kesehatan.
a. Riwayat pre eklampsia
Suatu penyakit yang diderita oleh keluarga yang di tandai dengan adanya
kenaikan tekanan darah, adanya oedema dan ditemukannya proteinuria.
b. Wanita dengan obetasi
Wanita yang mengalami berlebihan berat badan)
Pengukuran dengan menggunakan rumus BROCCA :
BB Ideal = (TB – 100%) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%, bila > 10% sudah
kegemukan. Dan bila diatas 20% terjadi obetasi.
c. Wanita yang mengalami : kehamilan molahidatidosa
Kehamilan ganda adalah ibu dengan kehamilan bayi kembar.
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilasi menghasilkan janin lebih dari
satu.
Diagnosa gemelli :
1) Palpasi : Uterus teraba lebih besar, teraba 3 bagian besar, teraba
2 dan 2 punggung, teraba bagian-bagian kecil yang banyak.
2) Infeksi : Perut yang lebih membuncit dan lebih besar, kadang-
kadang terlihat kaki diberbagai tempat.
3) Auskultasi : Ada 2 punctum maximum bila dihitung saat yang
sama.
4) Pemeriksaan rontgen akan lebih memastikan.
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak berkembang tidak
secara wajar dimana tidak ditemukan janin yang hampir seluruh villi
corialis mengalami perubahan hidrofik..
Gejala molahidatidosa
Tidak adanya tanda-tanda janin tidak ada ballotemen, tidak ada DJJ dan
tidak tampak kerangka janin hidup pada foto rongten. Palpasi : abdomen
(TFU tidak teraba, teraba lunak, terdapat nyri tekanan, tidak teraba adnya
bagian-bagian janin dan Ballotemen).
Auskultasi : DJJ tidak terdengar hanya ada bising usus,.
3. Faktor Nutrisi
Sejumlah besar garam yang termasuk kedalam darah dapat menyebabkan
volume darah didalam pembuluh darah bertambah. Akibatnya, jantung bekerja
lebih kuat dan tekanan darahpun meningkat. Jadi, aturlah menu makanan dengan
kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi seperti daging, ikan, susu, telur,
keju, dan kacang-kacangan .
Hindari makanan yang mengandung banyak garam (Natrium). Natrium
banyak terdapat pada garam, bumbu dapur, bahan pengembang maupun
pengawet makanan karena itu, perlu menghindari makanan cemilan, seperti
biskuit, kue-kue, makanan instan, banyak saus, makanan kaleng, dan
sebagainya.
4. Faktor Usia
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (Sejak dilahirkan atau di
adakan).Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
melahirkan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kehamilan resiko tinggi dapat
timbul pada kehamilan < usia 18 tahun dan > 35 tahun .
Akibat yang timbul pada ibu adalah :
a. Terdapat kadar protein tinggi dalam urin karena mengganggu pada ginjal.
Gejala preeklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urine lebih
tinggi dari 500 mg pre 24 jam. Yang parah dapat mencapai angka kurang
dari 400 ml per 24 jam.
b. Oedema atau bengkak dapat mudah di kenali di daerah kaki dan seluruh
tubuh. Pembengkakan ini ter jadi akibat pembuluh darah kapiler bocor,
sehingga air yang merupakan bagian sel merembas keluar dan masuk
kedalam jaringan tubuh dan tertimbun dibagian tersebut.
c. Nyeri uluh hati adaah sebagian manifestasi dari hati atau liver yang
mengalami nekrosis dam trombosis pada lobus di liver.
d. Nyeri di kuadran kanan atas, karena terjadi spasme pembuluh darah otak
(anemia jaringna otak) kemuadian terjadi nekrosis jaringan otak sehingga
menyebabkan rasa nyeri kepala yang hebat dan menetap .
Akibat yang timbul pada janin berupa
Janin yang dikandung ibu hamil mengidap pre eklampsia ringan akan hidup
dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini bisa
terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darak ke plasenta menyempit.
Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi
bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), biasanya juga bayi dilahirkan kurang
bulan (Prematur), biru saat dilahirkan (Asfiksia) dan sebagainya.
2.2.7 Diagnosis Pre Eklampsia
Diagnosa dini harus di utamakan bila di inginkan angka morbiditas dan
mortalitas rendah bagi ibu dan janin. Walaupun terjadinya preeklampsia tidak dapat
dicegah. Namum pre eklampsia berat dan eklampsia biasanya dapat dihindari
dengan mengenal secara dini penyakit itu dan dengan penanganan secara sempurna.
Umumnya diagnosa pre eklamsia didasarkan atas adanya 3 gejala dari tanda
utama yaitu : hipertensi edema dan proteinuria. Adanya salah satu tanda harus
waspada, karena timbulnya keadaan maka prognosis bagi ibu maupun janin menjadi
lebih buruk oleh karena itu tiap kasus pre eklampsia harus segera ditangani sebaik-
baiknya.

Gejala Dan Tanda Yang Gejala Dan Tanda Yang Diagnosa Kemungkinan
Selalu Ada Kadang Ada
 Tekanan diastolik > 90 Hipertensi kronik
mmHg pada ke hamilan <
20 Minggu
 Tekanan diastolik 90-11 Hipertensi kronik
mmHg pada ke hamilan < dengan
20 mingga preeklampsia
 Proteinuria < + + ringan
 Tekanan diastolik 90-11 Preeklampsia
mmHg (2 pengukuran ringan
berjarak 4 jam pada ke
hamilan < 20 mingga
 Proteinuria +
 Tekanan diastolik 90-11 - Hiperefleksia Preeklampsia
mmHg C 2 pengukuran - Nyeri kepala (tidak
berjarak 4 jam pada ke hilang dengan analgetik
hamilan < 20 mingga biasa)
 Proteinuria sampai + + - Pengelihatan kabur
- Oliguria C < 400 ml/ 24
jam
- Nyeri abdomen atas
- Edema paru

 Kejang  Koma Eklampsia


 Tekanan diastdik < - 90  Sama seperti
mmHg pada kehamilan > preeklampsia berat
20 mgg

2.2.8 Pencegahan Komplikasi


Pemeriksaan ANC yang teratur standar pemeriksaan ANC 4 kali pada masa
kehamilan 2 kali trimester I, 1 kali trimester II, 1 kali trimester III dapat menentukan
tanda-tanda dini preeklamsia, dan harus dilakukan penanganan semestinya, kita
perlu waspada akan timbulnya pre eklampsia dengan adanya faktor predisposisi,
walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat di cegah sepenuhnya namaun dapat
dikurang dengan memberikan konseling manfaat istirahat dan diet berguna dalam
pencegahan diet tinggi protein dan rendah lemak karbohidrat dan penambahan berat
badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa
memberikan diuretika dan obat anti hipertensi, memang hal yang penting bagi
pemeriksaan antenatal yang baik .
1. Istirahat Total
Istirahat total dapat mengurangi kerja jantung ibu, suplai darah kerahim pun
lebih terjaga kecukupannya. Denagn kata lain, Aktifitas yang meningkat
menyebabkan tekanan darah meningkat lebih tinggi lagi.
2. Perbanyak Minum
Biasakan minum air putih lebih banyak dari biasanya, air akan mendorong
garam keluar tubuh. Dengan banyak minum, maka akan lebih sering ke toilet
sehingga lebihan garam bisa terbawa keluar minimal minum 2 liter perhari.
3. Tertib Minum Obat
Jangan sekali-sekali melanggar aturan dokter. Setiap obat yang di konsumsi
harus ada persetujuan dan anjuran dari dokter. Biasanya dokter akan
memberikan obat anti hipertensi. Dan bila perlu diberikan obat penenang..
4. Pemantauan Tinggi Fundus Uteri
5. Pemeriksaan janin dalam rahim denyut jantung dan pemuatan air ketuban.
6. Usulan untuk melakukan USG
2.2.9 Penatalaksanaan pada preeklampsia
1. Di puskesmas
a. Banyak istirahat
b. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
c. Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 m per oral
selama 7 hari
d. Roborantia
e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu
f. Pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin, hemotrokit, trombosit, urine
lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
2. Rawat Inap
a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya
perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia
b. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-
turut (2 minggu)
c. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
1) Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak tidak ada perbaikan maka
preeklampsia ringan dianggap sebagai preeklampsia berat.
2) Bila ada perawatan dirumah sakit sudah ada perbaikan penderita tetap
dirawat selama 2 hari lagi baru lalu dipulangkan. Perawatan lalu
disesuaikan dengan perawatan rawat.
3) Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1
minggu dan kehanilan masih pre etrm maka teta lalu disesuaikan dengan
perawatan rawat.
Perawatan obesitas pasien preeklampsia ringan :
1. Kehamilan pre aterm (kurang 37 minggu)
a. Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan
di tunggu sampai aterm.
b. Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama
perawatan maka kehamilannya dapat di akhiri pada umur kehamilan 37
minggu atau lebih.
2. Kehamilan aterm
Persalinan ditunggu sampai terjadi obset persalinan atau di pertimbangankan
untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3. Cara persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II

2.3 Hepatitis Pada Kehamilan


2.3.1 Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati karena sebab. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Penyebabnya dapat
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obata, termasuk obat
tradisiona. Virus hepatitis juga ada berbagai jenis, hepatitis A dan hepatitis B,C.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A) dapat pula
hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan ada pula yang kemudian menjadi kanker
hati (hepatitis B dan C).
2.3.2 Gejala
Gejala A biasanya biasanya antara 2-6 minggu, seperti gejala flu, mual, diare,
demam yang tinggi, kepucatan, lemah, lesu, pusing, air seni, kemerahan, bagian bola
mata akan mengurangi resiko kulit menjadi kekuningan, tinja pucat, dan perut
sebelah kananatas terasa saikit atau bebal. Lingkungan yang bersih akan
mengurangi resiko terkena penyakit ini. Makan yang direbus atau dimasak yang
mencapai suhu 185°F(85°C) setidaknya selama 1 menit membuat virus menjadi
tidak aktif. Makanan dan minuman tidak akan lagi mengandung virus Hepatitis A.
Hepatitis B bisa terjadi sejak bayi baru lahir sampai usia remaja.
Bayi baru lahir dapat terjangkit hepatitis B bila ib terjangkit hepatitis B,
sehingga penularan terjadi selama masa kehamilan, biasanya gejala klinis tidak
langsung terjadi, sehingga keluarga tidak mengetahui anaknya menderita hepatitis
B. Gejala hepatitis A mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa
lelah, mata kuning, dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik
atau pisau yang terkontaminasi, tranfusi darah serta gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2B dan lamivudine, serta imunoklobin yang
mengandung anti bodi terhadap hepatitis B yang diberikan 14 hari setelah
paparan.

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Varney


2.4.1 Pengumpulan data dasar
1) Data subjektif
(1) Biodata Pasien
Meliputi nama ibu dan suami, umur (usia yang aman untuk
hamil dan bersalin adalah 20-30 tahun), suku/bangsa (untuk
mengetahui sosial budaya terkait dengan kesehatan), agama
(berkaitan dengan perawatan yang berkaitan dengan agama),
pendidikan (untuk mengetahui tingkat intelektual yang
mempengaruhi perilaku seseorang), pekerjaan (untuk mengetahui
sosial ekonomi), Alamat (untuk mengetahui tempat tinggal pasien
dan dperlukan bila akan melakukan kunjungan) (Romauli, 2015).
(2) Alasan kunjungan
Hal-hal yang mendasari kedatangan ibu hamil sesuai dengan
ucapan ibu (Fatimah, 2017).
(3) Keluhan utama
Keluhan utama yang paling sering di jumpai pada trimester III
adalah edema pada kaki, sering BAK, hemorrhoid, insomnia,
konstipasi, mati rasa (baal) pada jari kaki dan tangan, nyeri
ligamentum rotundum, nyeri ulu hati, varises pada kaki atau vulva
(Tyastuti, 2016).
(4) Riwayat kehamilan sekarang
Menanyakan HPHT, Gerak janin (mulai merasakan gerakan dan
perubahannya), masalah atau tanda bahaya, penggunaan obat-obatan
(termasuk jamu-jamuan), riwayat ANC (Fatimah, 2017).
(5) Riwayat kebidanan yang lalu
Mengkaji data yang menyangkut jumlah anak yang lhir hidup,
persalinan aterm, prematur, keguguran, persalinan dengan tindakan,
riwayat perdaraahan pada kehmilan atau nifas sebelumnya, HDK pada
kehamilan sebelumnya, berat bayi sebelumnya, dan masalah lain
(Fatimah, 2017).
(6) Riwayat menstruasi
Meliputi menarche, siklus haid, lamanya, keluhan dan volume
(Simanullang, 2017).
(7) Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang pernah dipakai dan lamanya, serta
keluhan/efek samping penggunaan KB (Simanullang, 2017).
(8) Riwayat kesehatan ibu
Beberapa kondisi yang dapat membahayakan kehamilan antara
lain penyakit kardiovaskular (jantung, hipertensi), diabetes, PMS atau
HIV/AIDS, dan masalah lain (Fatimah, 2017).
(9) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga yang menderita penyakit yang menurun/menular yang
dapat membahayakan kehamilan (Fatimah, 2017).
(10) Pola kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Selama hamil kebutuhan kalori meningkat yaitu 2500 kalori per
hari. Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung cukup vitamin, zat besi dan protein serta asupan gizi
harus seimbang. Kebutuhan cairan ibu hamil bertambah 300 ml
(Fatimah, 2017).
b) Eliminasi
Selama hamil keluhan yang berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kecil, konstipasi di sebabkan oleh
Kurang gerak badan, Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
dan tekanan pada rektum oleh kepala. Kemudian lebih sering BAK di
sebabkan karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus (Tyaztuti, 2016).
c) Personal Hygene
Mandi, membersihkan vulva vagina setiap mandi dengan cara
membersihkan dari depan kebelakang kemudian dikeringkan dengan
handuk kering, perawatan gigi dan kuku, keramas dan mengunakan
pakaian yang longgar serta nyaman dipakai (Fatimah, 2017).
d) Istirahat/tidur
Istirahat yang diperlukan ialah 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari, mengurangi duduk atau berdiri terlalu lama hanya
mengambil waktu 1 atau 2 jam sekali untuk duduk, istirahat dan
menaikkan kakinya (Fatimah, 2017).
2) Data Obyektif
(1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda Vital Mrnurut (Simanullang, 2017).
(a) Tekanan darah, batas normal sistolik 110-120 mmHg dan
diastolik 70-90 mmHg.
(b) Suhu badan, suhu badan normal adalah 36,5°C – 37,5°C, pada
ibu hamil peningkatan suhu tubuh sampai 0,5°C akibat
peningkatan hormon progesteron dan metabolism.
(c) Denyut nadi, denyut nadi normal 60-100x/menit dan pada
maternal selama hamil sedikit meningkat 15-20x/menit.
(d) Pernafasan, frekuensi pernafasan normal 20-24x/menit
(Prawirohardjo, 2014).
d) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi kurang dari 145 cm, terlebih pada
kehamilan pertama tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul sempit (Simanullang, 2017).
e) Berat badan
Penambahan berat badan pada trimester I tidak begitu
signifikan dan pada TM 3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu. Total pertambahan berat badan di akhir kehamilan yaitu
11,5-16 kg (Simanullang, 2017).
f) Lingkar lengan atas
Standart minimal LILA pada wanita dewasa adalah 23,5 cm
(Simanullang, 2017).
g) Indeks masa tubuh
Nilai IMT normal yaitu 19,8-26,6 berarti berat badan ibu
sesuai dengan tinggi badannya (Fatimah, 2017).
(2) Pemeriksaan fisik
a) Muka : tidak tampak bengkak, tidak tampak pucat,
tampak cloasma gravidarum (pada sebagian
wanita hamil)
b) Mata : tidak tampak bengkak pada kelopak mata, sklera
tampak putih, konjungtiva merah muda
c) Hidung : tidak tampak pernapasan cuping hidung
d) Telinga : tidak tampak adanya sekret
e) Mulut : tidak tampak pucat, tidak tampak adanya gigi
yang berlubang
f) Leher : tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak
teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening
g) Dada : tidak tampak retraksi dinding dada, tidak
terdengan suara ronchi dan wheezing
h) Payudara : tampak simetris kiri dan kanan, tampak
hiperpigmentasi pada areola mamae, kolostrum
dapat keluar bila putting dipencet (pada sebagian
ibu hamil), tidak teraba benjolan abnormal
i) Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi dan nyeri tekan
(3) Pemeriksaan laboratorium
Meliputi pemeriksaan kadar Hb, pemeriksaan protein dan
glukosa urine, pemeriksaan golongan darah (Fatimah, 2017).
(4) Pemeriksaan lainnya
Meliputi USG dan Non Stress Test
2.4.2 Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan.
1. Dx : Ny “X” umur .... tahun G...P.. UK..
Janin tungggal hidup intra uteri
Keadaan umum ibu dan janin baik
di…
2. DS :
(1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
(2) Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke...
3. Data objektif
Data objektif pada ibu hamil dengan hipertensi meliputi :
Data dasar :
a) HPL (Hari Perkiraan Lahir)
b) Keadaan umum dan vital sign
TD : Normlanya 120/80 - ≤140/90 mmHg
Nadi : Normalnya 60-100 x/menit
Suhu : Normlanya 36,5-37,5◦c
Respirasi : Normalnya 12-20x/menit
2.4.3 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial yang mungkin dapat terjadi, serta
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah/diagnosis tersebut dapat
dicegah. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional (Elizabeth, 2015).
2.4.4 Identifikasi kebutuhan segera
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan segera, melakukan
konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain berdasarkan
pada kondisi pasien (Elizabeth, 2015).
2.4.5 Intervensi
Diagnosa : Ny “X” G… P… UK..
Janin tunggal hidup intra uteri
Keadaan umum ibu dan janin baik
di…
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan
keadaan ibu dan janin baik
Kriteria hasil :
(1) TTV dalam batas normal
a) Tekanan Darah : 100/70 – 120/80 mmHg
b) Nadi : 60 – 100 x/menit
c) Pernafasan : 20 -24 x/menit
d) Suhu : 36,5°C – 37,5°C
(2) TFU dalam batas normal
a) UK 12 minggu : 1-2 jari diatas simfisis
a) UK 40 minggu : 2 jari dibawah prosessus xifoideus
(3) Hb dalam batas normal yaitu 11,0 gr/dl
(4) HbsAg dan VCT non reaktif
(5) Lila >23,5 cm
(6) Tidak ada komplikasi selama kehamilan
Intervensi :
(1) Kunjungan I (Usia Kehamilan 12 minggu)
a) Lakukan komunikasi teraupetik untuk menjalin hubungan saling
percaya antara bidan dan paien.
Rasional : agar terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan
pasien.
b) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang usia
kehamilan dan keadaan kehamilannya
Rasional : agar ibu memahami dengan keadaanya
c) Berikan KIE tentang ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Rasional : agar ibu dapat mengatasi ketidaknyamanan kehamilan
TM III dan mampu mengatasinya
d) Jadwalkan kunjungan ulang sesuai dengan usia kehamilan, ANC
pada TM III minimal 2 kali
Rasional : agar terpantau kesehatan ibu dan janin
2.4.6 Implementasi
Melaksanakan usaha sesuai dengan intervensi yang akan dilakukan.
2.4.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi usaha kebidanan secara continuity of care
(COC) dari Trimester III, Persalinan, Nifas, Bayi baru lahir, dan
Kontrasepsi dalam bentuk SOAP, yaitu :
1) Subjektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
melalui anamnesis, merupakan suatu ekspresi pasien tentang
kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosis.
2) Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik, hasil laboratorium dan tes diagnostic yang dirumuskan dalam
data focus yang mendukung assessment.
3) Assesment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan analisis
dan interprestasi, objektif dalam suatu identifikasi yaitu :
diagnosis/masalah, antisipasi diagnosis lain/masalah potensial.
4) Planning (P)
Menggambarkan pendokumentasian hasil perencanaan yang
telah dilakukan merupakan ringkasan dari langkah 5, 6, 7 dalam
proses manajemen asuhan kebidanan dimana planning ini dilakukan
berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan yang
diambil dalam rangka mengatasi masalah klien dan memenuhi
kebutuhan klien.
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS
PADA NY ”M” USIA 34 TAHUN G5P40004 UK 40 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN PREEKLAMSI RINGAN DISERTAI HEPATITIS DI RUANG
KIA PUSKESMAS BLIMBING GUDO

Tanggal Pengkajian : 10 Desember 2020 Jam : 09.10 WIB


No. Registrasi : 0028725

1. Identifikasi Data Dasar


1) Identitas
Ibu Suami
Nama : Ny.”M” Nama : Tn.”P”
Umur : 34 tahun Umur : 47 tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pinggir Sukopinggir

2) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilan dan rujukan dari polindes.

3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksaakan kehamilannya karena sebelumnya
tidak pernah mengikuti ANC terpadu.

4) Riwayat Kehamilan sekarang


HPHT : 28-2-2020
HPL : 5-12-2020
ANC : Trimester I : Tidak pernah
Trimester II : Tidak pernah
Trimester III : Baru 1x ini dipuskesmas blimbing
Ibu mengatakan selama ini tidak pernah mengalami keguguran dan sekarang
sedang mengandung anak kelima.

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


KawinKehamilan Persalinan Anak Nifas
ke Ke UK Jenis Penolong Tempat Penyulit BB PB P/L Usia Penyulit Asi
1 37 mgg Normal Bidan Rs - 1.500 46 cm P 10 th - 
gram
1
2 39 mgg Normal Bidan Rs - 1.780 48 cm P 8 th - 
gram
3 40 mgg Normal Bidan Rs - 3.200 50 cm L 5 th - 
gram
4 40 mgg normal Bidan Rs - 3.470 51,5 cm L 3 thn - 
gram
5 HAMIL INI

6) Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : Teratur ± 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Disminore : Tidak ada

7) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi pil.

8) Riwayat Kesehatan Ibu


a. Riwayat kesehatan ibu sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita menular (HIV, TBC, Hepatitis,
Malaria) menurun (Diabetes mellitus, Hipertensi, Asma, Hemofilia, dll)
dan menahun (Jantung, Paru, Ginjal, dll)
b. Riwayat kesehatan ibu yang lalu
Ibu mengatakn tidak pernah menderita penyakit menular (HIV, TBC,
Hepatitis, Malaria) menurun (Diabetes mellitus, Hipertensi, Asma,
Hemofilia, dll) dan menahun (Jantung, Paru, Ginjal, dll)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular (HIV, TBC, Hepatitis, Malaria) menurun (Diabetes mellitus,
Hipertensi, Asma, Hemofilia, dll) dan menahun (Jantung, Paru, Ginjal,
dll) dan tidak ada yang riwayat bayi kembar.

9) Pola Sehari hari


a) Nutrisi
Makan : ibu mengatakan porsi makan sehari-hari seperti biasah
3-4x sehari dan dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah.
Minum : ibu mengatakan biasanya 1 hari minum 1 botol aqua
besar (1,5 liter), namun terkadang menghabiskan 2
botol aqua besar.
b) Eliminasi
BAB : Setiap hari 1x
BAK : Ibu mengatakan sering buang air kecil sehari ± 6x
c) Personal hygene
Ibu mandi 2 kali sehari, dan membersihkan vulva/vagina setiap mandi
dengan cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian
dikeringkan dengan handuk kering.
d) Istirahat
Ibu tidur malam kurang dari 8 jam, dan tidur siang kurang lebih 1 jam.
Tetapi ibu sering tidak tidur siang karena ibu berjualan dipasar.

A. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
TTV TD : Terlentang: 140/90 mmHg. Miring: 110/80
mmHg
N : 88x/menit
TB : 158 cm
RR : 20x/menit
BB : 88 kg
S : 36,5° C
LILA : 33 cm
BB sebelum hamil : 75 kg
BB saat hamil : 88 kg
IMT : 38 (masuk obestitas)
ROT : 30 (+)
MAP : 106 (+)

2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
(a) Kepala : terlihat rambut bersih
(b) Muka : terlihat tidak pucat dan tidak odem
(c) Mata : seklera tampak putih, konjungtiva terlihat pucat
(d) Hidung : terlihat bersih, dan tidak adanya pernapasan cuping
hidung
(e) Mulut : terlihat mukosa bibir sedikit pucat, tidak tampak
stomatitis
(f) Gigi : terlihat tidak adanya caries gigi, dan tidak ada yang
berlubang
(g) Telinga : terlihat bersih, tidak adanya serumen
(h) Dada : tidak terlihat retraksi dinding dada
(i) Payudara : terlihat putting susu menonjol, dan tampak
hiperpigmentasi pada aerola mamae
(j) Abdomen : terlihat linea alba, linea nigra, strie gravidarum, dan
tidak terlihat adanya bekas operasi.
(k) Genetalia : terlihat bersih, tidak tampak adanya flouralbus, dan tidak
tampak lender bercampuk darah.
(l) Ektremitas : Atas : tampak tidak odem
Bawah: tampak terlihat odem

b) Palpasi
(a) Mata : tidak teraba odem palpebra
(b) Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid
dan tidak ada nyeri tekan.
(c) Payudara : tidak teraba benjolan abnormal
(d) Abdomen
 Leopold I :- TFU 3 jari dibarwah px
- Bagian atas janin teraba lunak, kursng bulst,
tidak melenting (bokong)
 Leopold II :- bagian perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan (punggung)
- Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
 Leopold III :- Bagian bawah janin teraba bulat,
melenting, keras (kepala)
- Sudah masuk PAP
 Leopold IV : Divergen 2/5 bagian
 Mc.donald : 33 cm
 TBJ : (33-12) x 155 = 3.255 gram
(e) Ektermitas : Atas : teraba tidak odem
Bawah: teraba adanya odem
c) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Dikuadran kanan bawah pusat ibu

d) Perkusi
Ekstremitas bawaf : Reflek patella baik +/+

3) Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 10-12-2020 Jam : 09.10 WIB
Tempat : Puskesmas Blimbing
Jenis Pemeriksaan :
a) Hb : 11,9 g/dl
b) Golda :B
c) Protein Urine: (-)
d) Hepatitis : (R)
e) VCT : NR
f) IMS : NR

2. Interpretasi Data Dasar


Dx : Ny. “M” usia 34 tahun G5P40004 UK 40 minggu dengan preeklamsi
ringan disertai hepatitis
DS : (1)Ibu mengatakan hamil yang kelima, tidak pernah keguguran.
(2) HPHT : 28-2-2020
(3) Ibu mengatakan tidak pernah pemeriksaan ANC terpadu
DO : (1) Keadaan Umum dan TTV
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
TTV TD : Terlentang: 140/90 mmHg. Miring:
110/80 mmHg
N : 88x/menit
TB : 158 cm
RR : 20x/menit
BB : 88 kg
S : 36,5° C

LILA : 33 cm
BB sebelum hamil : 75 kg
BB saat hamil : 88 kg
IMT : 38 (masuk obestitas)
ROT : 30 (+)
MAP : 106 (+)

(2) Inspeksi
Mata : sklera tampak putih, konjungtiva terlihat pucat
Payudara : terlihat puting susu menonjol, tampak
hiperpigmentasi pada aerola mamame
Ekstremitas : Atas : tidak tampak odem
Bawah : tampak terlihat odem

(3) Palpasi
Abdomen : Abdomen
 Leopold I :- TFU 3 jari dibarwah px
- Bagian atas janin teraba lunak, kursng bulst,
tidak melenting (bokong)
 Leopold II :- bagian perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan (punggung)
- Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil
janin
 Leopold III :- Bagian bawah janin teraba bulat, melenting,
keras (kepala)
- Sudah masuk PAP
 Leopold IV : Divergen 2/5 bagian
(5) Pemeriksaan penunjang
Protein Urine : (-)
Hepatitis : (R)

3. Identifikasi Diagnosa & Masalah Potensial


1) Eklamsia
2) Terjadi penularan kepada anggota keluarga yang lain

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter

5. Intervensi
Tanggal : 10 Desember 2020 Jam : 09.10 WIB
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Rasional : Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
bahwa kehamilannya menujukkan adanya preeklamsi ringan disertai
hepatitis.
2) Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan
Rasional : Tanda bahaya dalam kehamilan antara lain:
1. Muntah terus menerus dan tidak mau makan
2. Demam tinggi
3. Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai
kejang
4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
5. Perdarahan pada hamil usia muda atau hamil usia tua
6. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
3) Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda awal persalinan
Rasional : Tanda awal persalinan
1. Perut mulas-mulas uang teratus, timbulnya semakin sering dan sering
2. Kelaur lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan
ketuban dari jalan lahir
4) Memberitahu ibu untuk makanan yang bergizi dan bernutrisi serta
melakukan diet garam
Rasional : Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur bayam,
kangkung, dan lainnya. Agar dapat menambah darah
sehingga ibu tidak terkena anemia selain itu ibu sebaiknya juga
mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan rendah lemak seperti
ikan, tahu, tempe, dan lainnya. Serta tidak mengonsumsi makanan
yang mengandung banyak garam.
5) Menganjurkan kepada ibu untuk mencegah penularan kepada anggota
keluarga yang lainnya
Rasional : Dengan cara mengkhususkan peralatan makanan dan
minuman seperti piring, gelas, sendok, dll. Ataupun sikat gigi yang
dipakai ibu. Hal tersebut diharapkan dapat mencegah penyebaran,
karena jika anggota keluarga ada yang tertular akan lebih sulit proses
penyembuhan dan penganan pada ibu.
6) Memberi motivasi ibu untuk berKB yang aman dan sesuai dengan
kondisinya
Rasional : Setelah bersalin ibu sebaiknya langsung berKB disebabkan
jumlah anak yang sudah lima dan sangat beresiko tinggi jika ibu
hamil lagi. Maka kontrasepsi yang cocok untuk ibu adalah MOW
(Metode Operasi Wanita).
7) Menganjurkan ibu untuk ke poli kandungan RSUD jombang
Raional : Agar segera mendapatkan penanganan yang tepat
8) Membuat surat rujukan untuk ibu dari Puskesmas Blimbing ke poli
kandungan RSUD jombang
Rasional : Agar segera mendapatan pengobatan lebih lanjut dan
mendaptkan penganan yang sesuai
9) Melakukan review informasi kembali yang sudah disampaikan oleh
petugas
Rasional : Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ibu benar-benar
memahami yang sudah disampaikan

6. Implementasi
Tanggal : 10 Desember 2020 Jam : 09.15 WIB
1) Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang menunjukan
kehamilannya dengan preeklamsi ringan dan hepatitis. Hal ini diperkuat dengan
antara lain :
a) Pemeriksaan umum
TTV : TD : Terlentang: 140/90 mmHg. Miring: 110/80
mmHg
LILA : 33 cm
BB sebelum hamil : 75 kg
BB saat hamil : 88 kg
IMT : 38 (masuk obestitas)
ROT : 30 (+)
MAP : 106 (+)
b) Pemeriksaan fisik
Palpasi:
Ektermitas: Atas : teraba tidak odem
Bawah: teraba adanya odem
c) Pemeriksaan penunjang
Protein Urine : (-)
Hepatitis : (R)

Hasil: Setelah ibu mengetahui hasil pemeriksan, ibu terkejut setelah mengatahui
kehamilannya disertai dengan preeklamsi ringan dan hepatitis
2) Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan
Hasil: Ibu memahami KIE yang sudah diberikan mengenai tanda bahaya
kehamilan
3) Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda awal persalinan
Hasil: Ibu memahami KIE yang sudah diberikan mengenai tanda bahaya
kehamilan
4) Memberitahu ibu untuk makanan yang bergizi dan bernutrisi serta melakukan
diet garam
Hasil: Ibu bersedia melakukan apa yang sudah dianjurkan
5) Menganjurkan kepada ibu untuk mencegah penularan kepada anggota
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia akan melakukan yang sudah dianjurkan
6) Memberi motivasi ibu untuk berKB yang aman dan sesuai dengan kondisinya
Hasil: Ibu bersedia berKB segera setelah bersalin yaitu kontrasepsi MOW
7) Menganjurkan ibu untuk ke poli kandungan RSUD jombang agar segera
mendapatkan tindakan lebih lanjut yang sesuai
Hasil: Ibu bersedia untuk dilakukan rujuan
8) Membuat surat rujukan untuk ibu dari Puskesmas Blimbing ke poli
kandungan RSUD Jombang
Hasil: Surat dibuatkan dan ibu bersedia berangkat ke poli kandungan RSUD
Jombang
9) Melakukan review kembali yang sudah disampaikan oleh petugas
Hasil: Ibu dapat mengulang apa yang sudah di sampaikan
7. Evaluasi
Tanggal : 10 Desember 2020 Jam : 11.00 WIB
S : Ibu mengatakan sedikit cemas, ibu mengerti yang telah disampaikan,
dan mau melakukan yang sudah dianjurkan
O : (1) Keadaan Umum dan TTV
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
TTV TD : Terlentang: 140/90 mmHg.
Miring: 110/80 mmHg
N : 88x/menit
TB : 158 cm
RR : 20x/menit
BB : 88 kg
S : 36,5° C

LILA : 33 cm
BB sebelum hamil : 75 kg
BB saat hamil : 88 kg
IMT : 38 (masuk obestitas)
ROT : 30 (+)
MAP : 106 (+)

(2) Pemeriksaan fisik


Palpasi:
Ektermitas: Atas : teraba tidak odem
Bawah: teraba adanya odem
(3) Pemeriksaan penunjang
Protein Urine : (-)
Hepatitis : (R)
A : Ny. “M” usia 34 tahun G5P40004 UK 40 minggu dengan preeklamsi
ringan disertai hepatitis
P : 1) Memberikan dukungan motivasi kepada ibu dan keluarga untuk
tetap tenang
2) Memastikan ibu benar-benar sudah berangkat ke tempat rujukan
dengan memastikan ke bidan desa

Anda mungkin juga menyukai