Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM KLINIK

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. C UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UK ± 35 MINGGU.
DI PUSKESMAS PANGGANG II GUNUNG KIDUL

Disusun Oleh :
Nama : Nindy Agitasari
NIM : P27224020030
Kelas : Alih Jenjang Sarjana Terapan Kebidanan A

PROGRAM STUDI DIPLOMA-IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2021
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. C UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UK ± 35 MINGGU.
DI PUSKESMAS PANGGANG II GUNUNG KIDUL

Disusun Oleh :

Nama : Nindy Agitasari


NIM : P27224020030
Kelas : Alih Jenjang Sarjana Terapan Kebidanan A
Tanggal Pelaksanaan 17 Maret 2021

Disetujui tanggal ….

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Dr. Sumantri, SST.M.Kes) (Kusriyanti, S.Tr.Keb)


NIP. 19681120 198803 1 001 NIP. 19801019 201001 2 014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan sampai dengan kelahiran seorang bayi merupakan kejadian yang
fisiologis. Kelahiran seorang bayi merupakan suatu peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga tunggu – tunggu selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peran seorang ibu
adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran petugas kesehatan yaitu membantu
persalinan dan mendeteksi dini terjadinya komplikasi (Saifuddin, 2014). Kehamilan
merupakan proses yang memerlukan perawatan khusus karena menyangkut kesehatan
ibu dan janin, pada saat melalui masa kehamilan seorang ibu tidak jarang mengalami
beberapa keluhan, terutama pada saat kehmailan perubahan – perubahan tersebut
dimulai ketika nidasi terjadi. Ibu akan merasakan mual, muntah, pusing bahkan kadang
– kadang gejala ini berlebihan sehingga mengharuskan ibu untuk rawat inap. Pada
kehamilan lanjut, muncul keluhan - keluhan seperti nyeri punggung bagian belakang,
sering kencing, odema pada ekstremitas dan nyeri sympisis.
Nyeri punggung bagian belakang adalah ketidaknyamanan yang terjadi dibawah
costae dan diatas bagian inferior gluteal. Nyeri punggung bagian belakang pada
kehamilan sangat umum terjadi, selama kehamilan dan menyatakan bahwa mereka
benar-benar terganggu oleh rasa sakit, dimana ketidaknyamanan ini paling sering terjadi
di bulan terakhir kehamilan. Beberapa rasa nyeri mulai dari nyeri sedang berhubungan
dengan aktivitas spesifik terhadap nyeri punggung akut yang dapat berubah menjadi
nyeri punggung kronis. Puncak kejadian nyeri punggung bagian belakang terjadi pada
trimester III kehamilan.
Angka kejadian nyeri punggung pada masa kehamilan sebanyak 50% ibu hamil
yang di survei di Inggris dan Skandinavia dilaporkan menderita nyeri punggung, di
Australia sebanyak 70% ibu hamil mengalami nyeri punggung pada kehamilannya
(Fraser dan Coper, 2011). Hasil dari penelitian pada ibu hamil di berbagai wilayah
Indonesia mencapai 60-80% ibu hamil mengalami nyeri punggung pada kehamilannya
(Mafikasari & Kartikasari, 2015). Berdasarkan laporan Profil Data kesehatan Indonesia
tahun 2018, terdapat 5.283.165 ibu hamil di Indonesia mengalami nyeri punggung, di
wilayah Provinsi Lampung jumlah nya ada 168.098 ibu hamil yang mengalami nyeri
punggung (Dinkes, 2018).
Nyeri punggung pada kehamilan harus segara diatasi karena bisa
mengakibatkan nyeri punggung jangka panjang, meningkatkan kecenderungan nyeri
punggung pascapartum dan nyeri punggung kronis yang akan lebih sulit untuk diobati
atau disembuhkan. Salah satu cara untuk mengatasi nyeri punggung dan meningkatkan
kesehatan selama kehamilan adalah dengan melakukan olah raga ringan seperti seperti
senam hamil. Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan guna memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligamen serta otot dasar
panggul 2 yang berkaitan dengan proses persalinan. Senam hamil dapat meringankan
keluhan nyeri punggung karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat
memperkuat dinding abdomen. (yosefa, et all, 2013).
Salah satu klien dari Puskesmas Panggang II yaitu Ny. C yang rutin berkunjung
untuk memeriksakan kehamilannya mengeluh nyeri punggung yang dialaminya
membuat sulit beraktivitas dan sulit tidur. Dengan adanya masalah tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. C. Dengan
melakukan asuhan diharapkan mampu membantu mengurangi nyeri punggung yang
dialami dan mengurangi faktor resiko yang terjadi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. C umur 21 tahun G1P0A0 uk ±
35 minggu di Puskesmas Panggang II dengan nyeri punggung menggunakan
pendekatan manajemen Varney
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar pada ibu hamil dengan nyeri
punggung.
b. Mampu menginterpretasikan data dasar pada ibu hamil dengan nyeri punggung.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial pada ibu hamil
dengan nyeri punggung.
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil dengan nyeri
pinggang.
e. Mampu merencanakan asuhan pada ibu hamil dengan nyeri punggung
f. Mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan nyeri
punggung
g. Mampu melakukan evaluasi berdasarkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan nyeri punggung

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan asuhan
pada ibu hamil normal.
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi khususnya
tentang asuhan normal.
3. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam asuhan
komprehensif pada ibu hamil normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan di
definisikan sebagai Fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa atau ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya kehamilan
mulai dari ovulasi sampai dengan partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak
lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur
(cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur dan
jika kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu disebut kehamilan premature
(Megasari et al., 2014).

2. Diagnosis kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :
a. Gerakan janin dalam Rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin
c. Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop leanec,alat kardiotografi,
dan Doppler, dilihat dengan ultrasonografi
Terdapat penambahan menurut Fraser (2011) tanda kehamilan trimester III yaitu
Visualisasi kantong gestasi melalui ultrasonografi trans vagina dan ultrasonografi
trans abdomen, Visualisasi pulsasi jantung melalui ultrasonografi trans vagina dan
ultrasonografi trans abdomen

3. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada ibu hamil


a. Perubahan Fisiologis
1) Perubahan pada sistem reproduksi
Uterus selama kehamilan beratnya meningkat dari kondisi tidak hamil 70
g menjadi 1100 g dan kapasitas 10 ml menjadi 5 liter bahkan 20 liter
(Prawirohardjo,2009). Berat uterus meningkat dari kondisi tidak hamil 50-60
gram menjadi 1000 gram dan ukuran uterus sebelum hamil 7,5x 5 x 2,5 cm
menjadi 30 x 22,5 x 20 cm . (Fraser&Cooper, 2012).
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Menurut Penambahan per Tiga Jari

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

28 minggu 3 Jari diatas pusat

32 minggu Pertengahan pusat– prosesus xiphoideus (px)

36 minggu 3 Jari dibawah prosesus xiphoideus (px)


Pertengahan pusat– prosesus xiphoideus
40 minggu (px)

Sumber :Prawirohardjo (2010).

Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi


lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s) kanalis
servikalis dipenuhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.
Pada Ovarium proses ovulasi berhenti dan terjadi penundaan
pematangan folikel baru. Di ovarium hanya terdapat satu korpus luteum.Folikel
ini berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan berperan
sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2014).
Selama kehamilan vulva dan perineum mengalami peningkatan
vaskularisasi dan menjadi hiperemia yang menyebabkan timbulnya warna
kebiruan (tanda Chadwick). (Prawirohardjo, 2010; Lowdermilk, 2013).
Perubahan payudara pasti terjadi pada setiap ibu hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi
makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan pada payudara antara lain
payudara membesar, tegang dan sakit. Vena di bawah kulit payudara
membesar dan terlihat jelas, Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting
susu serta muncul areola mamae sekunder, Payudara ibu mengeluarkan cairan
apabila dipijat (Prawirohardjo,2014).
2) Kulit
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastis di bawah kulit, dan terjadi perubahan deposit
pigmen dan hiperpigmentasi sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae
lividae. Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea
alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi dalam
wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melesma gravidarum.
Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat. (Sulistyawati,
2013).

3) Perubahan Metabolik
Selama kehamilan diperkirakan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Pada trimester ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah
berat badan per minggu sebesar 0,4 kg (Prawirohardjo,2014).
Tabel 2.2 Analisis Penambahan Berat Berdasarkan Proses

Minggu Janin Plasenta Cairan Persentase


Fisiologis
Kehamilan Amnion Cairan
(mL)
16 100 100 200 50
28 1000 200 1000 45
36 2500 400 900 24
40 3300 500 800 17
Sumber : Queenan (1991) dalam Cunningham (2013)

4) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada darah, volume darah semakin meningkat karena jumlah
serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi). Masa puncak terjadi pada umur kehamilan
32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 25-30 %, sedangkan sel
darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah 30%. Bertambahnya
hemodilusi darah darah mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu.
(saminem,2010).

5) Sistem Respirasi
Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan
oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2
dari janin ke ibu. Tingkat diafragma naik 4 cm selama kehamilan, sudut
subkostal melebar cukup besar karena diameter transfersal rongga thoraks
bertambah sekitar 2 cm. Lingkar thoraks bertambah sekitar 6 cm tetapi tidak
cukup untuk mencegah turunnya volume residual udara di paru-paru yang
diciptaan oleh naiknya diafragma. (Prawirohardjo, 2014).
6) Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi tubulus tidak berubah,
sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino,
asam folik lebih banyak yang dikeluarkan. Ureter membesar, tonus otot-otot
saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesteron.
(Prawirohardjo, 2014).

7) Sistem Endokrin
Kehamilan telah merubah seluruh sistem, sehingga bersama-sama dapat
memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya janin dan uterus dengan
sempurna. Kelenjar hipofisis membesar mencapai ± 135%. Hormon prolaktin
meningkat 10× lipat pada kehamilan aterm.Kadar hormone hipofise, prolaktin
meningkat secara berangsur angsur menjelang akhir kehamilan, namun fngsi
prolaktin dalam memicu laktasi disuspensi plasenta dilahirkan dan kadar
estrogen menurun. (manuaba et al., 2010).

8) Sistem Muskuloskeletal
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya
tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah
bentuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang akhir kehamilan
banyak wanita yang memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis).
(Prawirohardjo, 2014).
b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III disebut juga dengan
periode penantian, tidak sabar, persiapan kelahiran dan kedudukan menjadi
orang tua. Terkadang muncul rasa takut atau khawatir tentang abnormal pada
bayinya, proses persalinan, ketidak tahuan kapan persalinan. Proses duka cita
akan kehilangan perhatian dan keistimewaan pada saat hamil, terpisahnya bayi
dari tubuhnya, kandungan menjadi kosong. Pertengahan trimester III hasrat
seksual menurun dari pada trimester II karena semakin besarnya abdomen
menjadi penghalang, merasa canggung, jelek, tidak rapi, semua ini memerlukan
lebih besar perhatian pasangan (Megasari et al., 2014)
1) Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III
a) Ketidaknyamanan pada Kehamilan trimester III
ketidaknyamanan pada trimester III
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Sering buang air kecil a) Ibu hamil disarankah untuk tidak
minum saat 2-3 jam sebelum tidur
b) Kosongkan kandung kemih saat
sebelum tidur
c) Agar kebutuhan air pada ibu hamil
tetap terpenuhi sebaiknya minum
banyak pada siang hari

2. Nyeri punggung a) Sempatkan untuk berolah raga


b) Senam hamil
c) Mengkonsumsi susu dan makanan
yang kaya kalsium
d) Jangan berdiri/duduk/jongkok terlalu
lama
e) Anjurkan istirahat setiap 30 menit
3. Hemoroid f) Hindari konstipasi
g) Makan-makanan yang berserat dan
banyak minum
h) Gunakan kompres es dan air hangat
i) Bila mungkin gunakan jari untuk
memasukkan kembali hemoroid ke
dalam anus dengan pelan-pelan.
j) Bersihkan anus setelah defekasi
dengan hati-hati\
k) Usahakan BAB dengan teratur
l) Senam kegel untuk menguatkan
perineum dan mencegah hemoroid.
4. Kram dan Nyeri pada a) Lemaskan bagian yang kram dengan
kaki cara mengurut
b) Pada saat bangun tidur, jari kaki
ditegakkan secara sejajar dengan
tumit untuk mencegah kram
mendadak
c) Meningkatkan asupan kalsium
d) Meningkatkan asupan air putih
e) Melakukan senam ringan
f) Istirahat cukup

5. Gangguan pernafasan a) Latihan nafas melalui senam hamil


b) Tidur dengan bantal yang tinggi
c) Makan tidak terlalu banyak
d) Konsultasi dengan dokter apabila
ada kelainan asma.

6. Oedema a) Meningkatkan periode istirahat dan


tidur dengan miring kiri
b) Meninggikan kaki bila duduk
c) Meningkatkan asupan protein
d) Menganjurkan kepada ibu untuk
cukup berolahraga

7. Perubahan libido a) Informasikan kepada pasangan


bahwa masalah ini normal dan
dipengaruhi oleh hormon estrogen
atau kondisi psikologis
b) Menjelaskan pada ibu dan suami
untuk mengurangi frekuensi
hubungan seksual selama masa
kritis.
c) Menjelaskan kepada keluarga perlu
pendekatan dengan memberikan
kasih sayang pada ibu.

Sumber : Hutahaean, (2013)

b) Terapi komplementer untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu


hamil
 Akupressur untuk mengurangi Nyeri punggung bawah pada kehamilan
trimester III.
Untuk mengurangi nyeri punggung bagian tubuh yang dilakukan
Akupressur adalah titik (1) BL23 (shensu) yang terlentak di dua jari
kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas lumbal kedua.(2) titik GV3
yang terletak diantara lumbal ketiga dan keempat. (3) titik GV 4 yang
terletak diantara lumbal kedua dan ketiga.Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Permatasari (2019) dengan hasil terdapat
penurunan rata-rata skor nyeri setelah mendapatkan intervensi
mengurangi tingkat nyeri punggung akupresur .
 Yoga Pada Kehamilan
Yoga antenatal ini dapat mengurangi kecemasan ibu dalam
menghadapi persalinan, bahkan yoga pada ibu hamil dapat
mengurangi keluhan Insomnia pada kehamilan, sesuai dengan
penelitian oleh Renityas et al. (2017) dimana dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa responden yang mengalami Insomnia
setelah dilakukan acuyoga pada kehamilan terjadi penurunan jumlah
responden yang mengalami insomnia. Hal tersebut menunjukkan
hasil yang sangat signifikan.
 Massage Perineum
Massage Perineum merupakan pemijatan atau penguluran lembut
yang dilakukan pada area perineum. Pijat perineum bertujuan untuk
meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas perineum
akan mencegah kejadian robekan perineum pada saat persalinan
normal maupun pada episiotomi. Bukti telah dildapatkan dari
beberapa penelitian bahwa dengan melakukan Massage perineum
memberikan manfaat dalam hal mengurangi kejadian laserasi dan
episiotomi.(Admin, 2014).

2) Tanda Bahaya pada kehamilan trimester III


a) Perdarahan Pervaginam
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal
yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana
keadaan plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu dan
perdarahan disertai rasa nyeri, darah berwarna merah kehitaman.
b) Sakit Kepala yang hebat dan penglihatan kabur
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dan
pandangan mata kabur dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsia ( Sulistyowati, 2013).
c) Bengkak di muka dan di tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak
dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

d) Ketuban Pecah Dini (KPD)


Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat.tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya
tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan
langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga
memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak
ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar
kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam
rahim (Rita, 2010).

3) Kebutuhan Fisiologis dan Psikologis Ibu hamil


a) Kebutuhan Fisiologis ibu hamil
 Nutrisi
Ibu yang sedang hamil membutuhkan nutrisi yang lebih karena
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Anjurkan
ibu untuk makan makanan yang mengandung unsur - unsur yang
diperlukan untuk janin. Ibu hamil diharuskan mengonsumsi tablet Fe
setiap hari selama kehamilan sejumlah 90 tablet hal ini dilakukan
untuk mencegah anemia pada ibu hamil (Manuaba 2005 dalam
Rukiah 2014).
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Jenis Kebutuhan

Kalori 2500 Kkal

Protein 85 g

Kalsium 250 – 300 mg

Zat besi 30 mg

Fosfor 1200 mg

Vitamin A 800 IU

Vitamin B6 2,2 mg

Vitamin C 70 mg

Ribroflafin 1,6 mg

Asam Folat 400 mg

Vitamin D 10 IU

Vitamin E 8 IU

Sumber : (Lowdermilk, 2013)

 Personal Hygiene
Selama hamil kebersihan tubuh harus tetap dijaga. Selain itu
daerah vital perlu dijaga kebersihannya karena pada saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan dengan mengganti celana
dalam minimal 2 kali sehari. Selain itu, beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu memakai pakaian longgar dan tidak ada ikatan
ketat pada daerah perut, memakai pakaian dalam yang bersih dan
berbahan katun, memakai bra yang menyokong payudara. (Rukiah,
2014).
 Kebutuhan akan eliminasi
Pada trimester III ibu mengalami sering buang air kecil karena
penekanan kandung kemih karena kepala janin sudah turun
memasuki rongga panggul dan menekan kandung kemih ditambah
lagi karena ibu hamil biasanya banyak minum sehinggga BAK menjadi
lebih sering (Rukiah, 2014; Sulistyawati, 2009).
 Kebutuhan seksual
Hubungan seksual tidak dilarang selama kehamilan kecuali jika
terdapat tanda infeksi, sering terjadi abortus, perdarahan pervaginam
pada saat koitus, pengeluaran air ketuban yang mendadak. Sebaiknya
koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu
dan hamil tua, karena akan merangsang kontraksi (Sulistyawati,
2013).
Ada beberapa tips untuk wanita hamil yang ingin berhubungan
seksual dengan suaminya :Pilih posisi yang nyaman dan tidak
menyebabkan nyeribagi wanitahamil, Sebaiknya gunakan kondom,
karena prostaglandin yangterdapat dalam semen bisa
menyebabkankontraksi, Lakukanlah dalam frekuensi wajar, 2 – 3 kali
dalam seminggu. (Astuti,2012)
 Perawatan Payudara
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara
menurut Sulistyawati (2013): Hindari pemakaian bra terlalu ketat,
gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara, hindari
membersihkan putting dengan sabun mandi karena dapat
menyebabkan iritasi.
 Mobilisasi/ Body Mekanik
Nyeri pada ligamen terjadi karena pelebaran dan tekanan pada
ligamen karena adanya pembesaranrahim.Keluhan seperti pegal di
punggung dan kram kaki ketika tidur malam hari yang disebabkan
tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser
lebih ke belakang dibandingkan sebelum hamil. Untuk mengurangi
keluhan dapat dilakukan: saat mengambil sesuatu di bawah dilakukan
dengan berjongkok bukan menunduk, meletakkan bantal sebagai
sandaran punggung saat duduk, menghindari hak tinggi (Cunningham,
2013).
 Perawatan Gigi
Selama hamil perawatan gigi dilakukan dua kali, yaitu pada
trimester I berhubungan dengan hiperemisis dan ptialisme sehingga
kebersihan rongga mulut harus terjaga dan padatrimester III
berhubungan dengan kebutuhan kalsium untuk pertumbuhaan janin
(Cunningham, 2006).Pengobatan pada gigi ibu hamil, yang diperlukan
dapat diberikan selamakehamilan, namun periode waktu sangat ideal
antaraminggu ke-14 dan 20 (Kemenkes, 2012).
 Senam Hamil
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan
ibu hamil, secara fisik ataupun mental, pada persalinan cepat, aman
dan spontan. Waktu yang tepat melakukan senam hamil adalah jika
usia kandungan mencapai 6 bulan ke atas, kecuali ada kelainan
tertentu pada kehamilan. Tujuan dari senam hamil yaitu
menyesuaikan tubuh dalam menyangga beban kehamilan,
memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan, membangun
daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi dan respirasi dan
menyesuaikan pada perubahan keseimbangan (Kusmiyati, 2010;
Sulistyawati, 2013).
b) Kebutuhan Psikologis Ibu hamil
 Persiapan saudara kandung (sibling)
Menurut Sulistyawati (2009), Untuk mencegah terjadinya sibling
rivalry, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan: Jelaskan pada
anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi
oleh ayah ibu) , libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran
adiknya, ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih
dalam kandungan, bersikap simpatik terhadap proses anaknya yang
lebih besar, ajak anak untuk melihat benda yang berhubungan dengan
kelahiran bayi.
 Dukungan Suami
Menurut Rukiyah (2014), mengatakan bentuk dukungan suami
yang diharapkan istri yaitu: suami sangat mendambakan bayi dalam
kandungan istri, suami senang mendapat keturunan, suami menghibur
atau menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri, suami
membantu tugas istri, suami menunggu ketika istri melahirkan.
 Dukungan Keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang
dari keluarga dan orang-orang terdekatnya berupa ketersediaannya
menemani proses kehamilan lanjut sampai persalinan, nifas dan
menyusui.(Sulistyawati,2009).
 Dukungan Lingkungan
Diperolehnya dari ibu-ibu pengajian atau perkumpulan atau
kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan atau social dalam
bentuk doa untuk kesehatan ibu hamil dan bayinya, membicarakan
dan menasihati tentang pengalaman hamil dan melahirkan, adanya
diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil utuk periksa,
mereka seperti saudara bagi ibu hamil. (Rukiah,2014).
 Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik
dan psikologis. Bidan bekerja sama dengan keluarga diharapkan
berusaha dan secara antusias memberikan perhatian serta
mengupayakan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dialami oleh
ibu sehingga ibu dapat menjalani masa kehamilan dengan aman dan
nyaman (Kusmiyati, 2010).
 Support dari tenagakesehatan
Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan
mempunyai tempat tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien adalah
bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat dimana ia dapat
mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan
dan persalinan. Peran bidan yaitu dengan memberi dukungan kepada
ibu agar mampu menjalani masa kehamilan dengan aman dan
nyaman (Sulistyowati, 2013).

4) Asuhan Antenatal
a) Pengertian
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang
aman dan memuaskan . (Muffdillah, 2009 dalam Walyani, 2015). Setiap
wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
nyawanya.
b) Tujuan
Tujuan dari Antenatal Care adalah mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
(Manuaba, 2010). Menurut Manuaba (2010), tujuan asuhan antenatal
sebagai berikut:
 Mengenal dan menangani penyakit yang menyertaihamil, persalinan,
dan kalanifas.
 Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

5) Kunjungan selama Masa Kehamilan


Menurut Prawirohardjo (2010), kunjungan selama periode Antenatal Care
(ANC) dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (0 – 12minggu).
b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (13 – 27 minggu).
c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (28 – 40 minggu).

6) Standar ANC
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Berat badan dilakukan pemeriksaan setiap melakukan kunjungan,
sedangkan pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat kontak pertama
dengan klien. Bertambahnya berat badan normal selama kehamilan
sekitar 11,5- 16 kg .Normalnya tinggi badan 145, bila kurang dari itu bisa
dicurigai beresiko kesempitan panggul (Manuaba, 2010).
b) Ukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama untuk skrining
ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK). LILA dianggap KEK bila
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan Lila < 23,5 cm menunjukkan
besar kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
(Kusmiyati, 2010).
c) Pemeriksaan tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (kenaikan sistole> 30 mmHg dan diastole
> 15 mmHg). Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui
perbandingan nilai dasar selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2014)
d) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuraan
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatass 24 minggu
memakai Mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai
metlin dari tepi atas sympisis sampai fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya. (Depkes RI, 2006 dalam Rukiah 2014).
e) Tentukan Presentasi dan Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasijanin dilakukan pada akhir trimester II dan
setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui letak janin.Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan
kepala, atau kepala janin belum masuk ke PAP berarti ada kelainan
posisi janin, atau kelainan panggul sempit. Penilaian DJJ dilakukan pada
akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal usia
kehamilan ≥ 13 minggu. DJJ normal 120-160 kali/menit.
f) Berikan Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu harus mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali atau
maksimal 5 kali seumur hidup (Manuaba, 2010). Pada saat kontak
pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.
Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama % Per-
Perlindunga lindung-an
n
TT 1 Kunjungan - -
antenatal
Pertama
TT 2 4 minggu setelah 3 tahun* 80
TT 1
TT 3 6 minggu setelah 5 tahun 95
TT 2
TT 4 1 tahun setelah TT 10 tahun 99
3
TT 5 1 tahun setelah TT 25 99
4
tahun/seum
ur
Hidup
Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia
subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan
terlindung dari Tetanus Neonatorum (Saifuddin, 2009).

g) Beri tablet Tambah Darah/ Tablet Fe


Tablet Fe diberikan untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu
hamil harus mendapatkan zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama. Pemberian zat besi 60 mg/hari dapat
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl/bulan. Tablet Fe harus diminum
dengan benar supaya proses penyerapan oleh tubuh berjalan dengan
baik (Saifuddin, 2009).
h) Pemeriksaan Laboratorium
 Golongan darah, untuk mengetahui golongan darah dan
mempersiapkan calon pendonor sewaktu-waktu bila terjadi
kegawatdaruratan.
 Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), dilakukan minimal sekali pada
trimester I dan sekali pada trimester III, pemeriksaan dilakukan untuk
megetahui apakah ibu menderita anemia atau tidak. Klasifikasi Hb
pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
 Tidak anemia : Hb >11gr%
 Anemia ringan : Hb 9-10 gr%
 Anemia sedang : Hb 7-8gr%
 Anemia berat : Hb <7 gr%
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat (Prawirohardjo, 2009).
 Pemeriksaan protein dalam urin, untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil sebagai indikator pre-eklampsia
 Pemeriksaan kadar gula darah, dilakukan pada ibu hamil yang
dicurigai menderita diabetes.
 Pemeriksaan darah malaria, semua ibu hamil didaerah endemis
malaria dilakukan pemeriksaan.
 Pemeriksaan tes Sifilis, dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan
ibu hamil yang diduga sifilis serta sebaiknya dilakukan sedini mungkin
pada kehamilan.
 HbSAg, dilakukan untuk mengetahui ibu HbSAg reaktif atau non reaktif
(Bobak, 2005; Manuaba, 2007).
 Pemeriksaan Human Immunodeficiency Virus (HIV), ibu dengan resiko
tinggi dan diduga menderita HIV.
 Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA), dilakukan pada ibu hamil yang
dicurigai menderita Tuberkulosis.
Tatalaksana atau penanganan kasus dilakukan setiap kelainan yang
ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak dapat ditangani dapat
dirujuk sesuai sistem rujukan.
i) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Pesalinandan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pascapersalinan. Temu wicara
atau koseling dilakukan pada saat kunjungan ANC dan disampaikan
sesuai dengan kebutuhan ibu.
j) Antenatal Care (ANC) Terpadu
Pelayanan Antenatal Terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Setiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami
penyulit atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan antenatal harus
dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar pelayanan antenatal
yang berkualitas (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat.
 Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan.
 Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman.
 Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi.
 Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan
 Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi (Kemenkes RI, 2013).
Tujuan antenatal terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI, 2010).
Menurut KEMENKES RI (2013), tujuan khusus antenatal terpadu
meliputi:
 Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
 Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas.
 Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu
hamil.
 Melakukan intervensi terhadap kelaianan/penyakit/gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin.
 Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengansistem rujukan yang ada.
Menurut Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu (Kemenkes RI,
2013) Penerapan operasional dikenal dengan standar 10T, dalam
melakukan pemeriksaan antenatal tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang
lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau diagnosa banding,
sedangkan bidan atau perawat dapat mengenali keadaan normal dan
keadaan bermasalah atau tidak pada hamil.
k) Deteksi Dini Kehamilan Resiko dengan Kartu Skor Poedji Rochjati
Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya disingkat dengan
KSPR digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu. hamil.
KSPR dibuat oleh Poedji Rochjati dan pertama kali digunakan pada
tahun 1992-1993. KSPR telah disusun dengan format yang sederhana
agar mempermudah kerja tenaga kesehatan untuk melakukan skrining
terhadap ibu hamil dan mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai
ketetapan sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat terhadap
ibuhamil.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:
 Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor2
 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
 Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu
maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik
bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak
darurat
 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥12
Dengan faktor resiko Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi
dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya,
membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk
penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu
danbayinya.Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko
kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di
rumah sakit oleh dokter Spesialis (Poedji Rochjati, 2003).
Pemberian skor tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor
risiko diberi nilai 2, 4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil
diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas
sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-
eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada
gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah
disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati
Poedji, 2003). Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk
bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Bila skor 12 atau lebih
dianjurkan bersalin di RS/DSOG.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tempat Praktek : Puskesmas Panggang II


No. Reg. :
Tanggal, Jam : 17 Maret 2021 (pukul 10.00)

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. C UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UK ± 35 MINGGU.
DI PUSKESMAS PANGGANG II

I. PENGKAJIAN DATA (Oleh: Nindy Agitasari)


A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. C Nama Suami : Tn. A
Umur : 21 Tahun Umur : 21 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dawung Rt 04 Rw 03 Girikarto

2. Data Kebidanan
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan
kehamilan.
b. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 Tahun
2) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
3) Lamanya : 5-6 hari
4) Warna : Merah Tua
5) Amenorhae : Tidak Pernah
c. Status perkawinan
1) Kawin/tidak kawin: Kawin
2) Usia kawin : 20 Tahun
3) Lama perkawinan : ± 1 tahun
4) Perkawinan : Sah secara negara dan agama
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan ibu yang prtama.
e. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu belum prnah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
f. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : 08-07-2020
2) HPL : 15-04-2021
3) UK : ± 35 minggu
4) ANC
a) Trimester I : 3 kali
b) Trimester II : 3 kali
c) Trimester III : 4 kali
5) Keluhan
a) Trimester I : Mual muntah dan pusing
b) Trimester II : Pegel-pegel
c) Trimester III : Nyeri pada punggung

3. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat


a. Trimester I : Ketidaknyamanan TM I, makan sedikt tapi sering dan nutrisi.
b. Trimester II : Ketidaknyamanan TM II dan mobilisasi kehamilan.
c. Trimester III : ketidaknyamanan TM III, jalan-jalan pagi dan mobilisasi.

4. Data kesehatan
a. Data kesehatan sekarang
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita sakit apapun
b. Data kesehatan keluarga
Ibu tidak memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit menular seperti
HIV/AIDS, TBC, covid-19 dan ibu tidak memiliki anggota keluarga yang memiliki
penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, asma, hipertensi dan menyakit
jantung
c. Riwayat penyakit keturunan
Ibu tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, asma, hipertensi
dan menyakit jantung
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar di keluarga.

5. Data kebiasaan sehari-hari


Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil
a. Nutrisi
Makan
1) Frekuensi : 3 kali sehari 3 kali sehari
2) Jenis : Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
3) Pantangan : Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Minum
1) Frekuensi : 3-6 gelas sehari 6 gelas sehari
2) Jenis : Air putih dan teh Air putih, the dan susu
3) Pantangan : Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Istirahat
1) Tidur siang : Jarang tidur 1 jam
2) Tidur malam : 8 jam 8-9 jam
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
c. Eliminasi
BAK
1) Frekuensi : 4-5 kali ± 6-10 kali sehari
2) Warna : Kuning Kuning
BAB
1) Frekuensi : 1 kali sehari 1 kali sehari
2) Konsistensi : Lembek Lembek
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

d. Seksual
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
e. Personal Hygiene
1) Mandi : 2 kali sehari 2 kali sehari
2) Keramas 2 kali sehari 2 kali sehari
:
3) Gosok gigi : 3 kali sehari 3 kali sehari
4) Ganti baju : 2 kali sehari 2 kali sehari
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
:
f. Aktivitas : Menyapu, mencuci, Ibu mengurangi aktivitas
menyetrika, memasak yang berat

6. Data psikologis
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini
Ibu sangat mengharapkan kehamilan ini dan menantikan kelahiran anak
pertamanya
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak
Kehamilan ini sudah direncanakan sejak awal menikah
c. Jenis kelamin yang diharapkan
Tidak mengharapkan jenis kelamin tertentu, menerima dengan senang hati jenis
kelamin bayi yang akan lahir
d. Kekhawatiran
Ibu merasa khawatir saat persalinan terdapat penyulit.
7. Data psikososial
a. Respon suami terhadap kehamilan
Respon dan dukungan suami terhadap kehamilan ini yaitu sangat mendukung
kehamilan ini.
b. Rencana melahirkan
Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan ibu yaitu ingin bersalin
di BPM/di puskesmas
c. Rencana menyusui
Ibu berencana dan berniat untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi nya.
8. Data social budaya
a. Hubungan dengan keluarga/lingkungan
Hubungan ibu dengan keluarga dan linngkungan sangat baik, rutin mengikuti
kegiatan kelompok masyarakat seperti PKK, pengajian, arisan dll.
b. Budaya
Ibu sudah pernah melakukan adat 4 bulanan dan 7 bulanan.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Comprehensif
c. Keadaan emosional : Baik
d. Tinggi badan : 156 cm
e. Berat badan : 65,95 kg
f. Lila : 27 cm
g. Vital sign
a. Suhu badan : 36,50 C
b. Tekanan darah : 130/88 mmHg
c. Nadi : 124 x/m
d. Pernafasan : 20 x/m

2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Rambut bersih, warna rambut hitam, tidak ada ketombe dan rambut
tidak rontok.
b. Muka :.Simetris, tidak pucat, tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekang
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih dan tidak ada
kelainan.
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan
e. Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada pengeluaran.
f. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis dan tidak ada caries.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
h. Ketiak : Tidak ada benjolan abnormal dan nyeri tekan
i. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada
j. Mammae : Simetris, puting menonjol, tidak ada benjolan abnormal.
k. Perut :
1) Inspeksi
Belum terlihat begitu jelas adanya pembesaran abdomen, tidak ada bekas
luka oprasi, tidak ada striae gravidarum dan linea nigra.
2) Palpasi
TFU Mc. Donald : 29 cm
Leopold I : TFU 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px).
Bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak dan tidak melenting
(kemingkinan bokong janin).
Leopold II : Bagian kiri ibu teraba keras, memanjang seperti papan
(kemungkinan punggung janin).
Bagian kanan ibu teraba bagian-bagian kecil (kemungkinan
ekstremitas janin).
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting
( kemungkinan kepala janin).
Belum masuk PAP
3) Auskultasi
a) Punctum maximum : Punggung kiri
b) DJJ : 153 x/menit
c) Irama : Teratur

l. Genetalia/vulva : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran.
m. Ekstremitas
1) Atas : Simetris, kuku bersih, tidak pucat, tidak ada varises, tidak oedem
2) Bawah : Simetris, kuku bersih, tidak pucat, tidak ada varises, tidak oedem,
reflex patella positif

3. Pemeriksaan penunjang
a. Golongan darah :O
b. Hb : 12, 3 g/dL
c. HbSAg : Negatif
d. HIV/AIDS : Negatif
e. Protein Urin : Negatif

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa
Ny. C umur 21 tahun G1P0A0 UK ± 35 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterine, teraba
punggung kiri, presentasi kepala, fisiologis.

B. Masalah
Nyeri punggung
C. Kebutuhan
Penkes tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan trimester III mengenai
nyeri punggung.

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal : 17 Maret 2021 Jam : 10.00 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester II khususnya
terkait keluhan ibu berupa nyeri punggung.
3. Berikan cara untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat ini.
4. Anjurkan ibu lebih sering dan rutin melakukan senam hamil atau olahraga kecil lainnya.
Minimal olahraga yang dilakukan adalah 3 kali setiap minggu selama 1 jam.
5. Berikan vitamin pada ibu.
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan atau jika ibu mengalami masalah
pada kehamilannya.
7. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 17 Maret 2021 Jam : 10.05 WIB
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum ibu baik,
TD 130/88 mmHg, Nadi 124 x/menit, Suhu 36,5˚C, Respirasi 20 x/menit, pemeriksaan
hed to toe baik, kondisi janin baik, presentasi kepala, dengan punggung kiri, DJJ :
153x/menit
Rasionalisasi : memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan agar ibu
mengetahui keadaan ibu dan janin yang ada dalam kandungannya.
2. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III khususnya
terkait keluhan ibu berupa nyeri punggung.
Rasionalisasi : Sakit Punggung atas / bawah disebabkan karena :
a. Keletihan
b. Penambahan ukuran payudara
c. Spasme otot karena tekanan akar syaraf
d. Kadar hormon yang meningkat menyebabkan castidage didalam sendi –sendi
menjadi lembek
e. Kuvaktur dari vetebra umbosakral yang meningkat saat uterus terus membesar
3. Memberikan cara untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat ini.
a. Makan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu, keju, biji wijen dan
sayuran hijau)
b. Ketika ibu mengalami kram, anjurkan ibu melakukan gerakan ringan seperti :
 Anjurkan ibu untuk lebih banyak istrahat
 Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
 Gunakan BH yang menompang dan dengan ukuran yang tepat
 Berjongkok dan bukan membungkuk untuk meningkat setiap benda agar kaki
(paha) dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tenaganya
 Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di daerah kaki yang lainnya pada
waktu membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk kesinambungan
c. Menghindari aktifitas berat, pemakaian high heels atau mengangkat beban terlalu
berat.
d. Mengubah pola tidur
4. Menganjurkan ibu lebih sering dan rutin melakukan senam hamil atau olahraga kecil
lainnya. Minimal olahraga yang dilakukan adalah 3 kali setiap minggu selama 1 jam.
Rasionalisasi : Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang et al (2017) di China
ditemukan bahwa dengan berolahraga, kemungkinan wanita hamil overweight dan
obesitas dengan rata-rata IMT 26.75 untuk terkena diabetes mellitus gestasional akan
menurun dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga. Efek dari penurunan
resiko diabetes mellitus sendiri baru akan terjadi dengan pola olahraga yang rutin yakni
olahraga ringan 3 kali selama seminggu dengan lama minimal 30 menit setiap 1 kali
olahraga. Terapi ini sangat efektif jika sudah diterapkan sejak akhir trimester 1.
5. Memberikan suplemen pada ibu.
Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 400 µg
Kalk (1 sehari 1 tablet) dosis 500 mg
Rasionalisasi: Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam
kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin.
Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum
(Proverawati, Atikah, 2009). WHO merekomendasikan agar setiap ibu hamil
mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014).
Suplementasi kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan salah satu upaya
untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada ibu hamil yang
pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan memberi cadangan kalsium yang
cukup pada janin (Permaesih, dkk, 1999). Dosis yang direkomendasikan untuk
suplemasi kalsium ibu hamil adalah 1000mg/hari
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan atau jika ibu mengalami
masalah pada kehamilannya.
Rasionalisasi: Kunjungan antenatal minimal 4 kali merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas
pada ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2005)
7. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
Rasionalisasi : Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001), dokumentasi adalah
catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang
hasil pemeriksaan, prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan
asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan
bidan sendiri (Hidayat, 2009).

VII. EVALUASI
Tanggal : 17 Maret 2021 Jam : 10.05 WIB
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum ibu baik,
TD 130/88 mmHg, Nadi 124 x/menit, Suhu 36,5˚C, Respirasi 20 x/menit, pemeriksaan
hed to toe baik, kondisi janin baik, presentasi kepala, dengan punggung kiri, DJJ :
153x/menit
a. Rasionalisasi :
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan agar ibu mengetahui
keadaan ibu dan janin yang ada dalam kandungannya.
b. Evaluasi :
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III khususnya
terkait keluhan ibu berupa nyeri punggung.
a. Rasionalisasi :
Sakit Punggung atas / bawah disebabkan karena :
 Keletihan
 Penambahan ukuran payudara
 Spasme otot karena tekanan akar syaraf
 Kadar hormon yang meningkat menyebabkan castidage didalam sendi –sendi
menjadi lembek
 Kuvaktur dari vetebra umbosakral yang meningkat saat uterus terus membesar
b. Evaluasi :
Ibu mengetahui tentang penyebab kram yang dialami dan ibu telah mengetahui hal
yang menyebabkan ketidaknyamanan yang saat ini dialami.
3. Memberikan cara untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat ini.
a. Makan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu, keju, biji wijen dan
sayuran hijau)
b. Ketika ibu mengalami kram, anjurkan ibu melakukan gerakan ringan seperti :
 Anjurkan ibu untuk lebih banyak istrahat
 Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
 Gunakan BH yang menompang dan dengan ukuran yang tepat
 Berjongkok dan bukan membungkuk untuk meningkat setiap benda agar kaki
(paha) dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tenaganya
 Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di daerah kaki yang lainnya pada
waktu membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk kesinambungan
c. Menghindari aktifitas berat, pemakaian high heels atau mengangkat beban terlalu
berat.
d. Mengubah pola tidur

Evaluasi :

Ibu telah mengetahui cara agar rasa nyaman yang diajarkan dapat mempraktekkan
dengan benar.
4. Menganjurkan ibu lebih sering dan rutin melakukan senam hamil atau olahraga kecil
lainnya. Minimal olahraga yang dilakukan adalah 3 kali setiap minggu selama 1 jam.
a. Rasionalisasi :
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang et al (2017) di China ditemukan
bahwa dengan berolahraga, kemungkinan wanita hamil overweight dan obesitas
dengan rata-rata IMT 26.75 untuk terkena diabetes mellitus gestasional akan
menurun dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga. Efek dari penurunan
resiko diabetes mellitus sendiri baru akan terjadi dengan pola olahraga yang rutin
yakni olahraga ringan 3 kali selama seminggu dengan lama minimal 30 menit setiap
1 kali olahraga. Terapi ini sangat efektif jika sudah diterapkan sejak akhir trimester
1.
b. Evaluasi
Ibu bersedia untuk lebih rutin melakukan olahraga dirumah dengan interval waktu
yang dianjurkan.

5. Memberikan suplemen pada ibu.


Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 400 µg
Kalk (1 sehari 1 tablet) dosis 500 mg
a. Rasionalisasi:
Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam kehamilan
dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia
pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum
(Proverawati, Atikah, 2009). WHO merekomendasikan agar setiap ibu hamil
mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014).
Suplementasi kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan salah satu
upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada ibu
hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan memberi
cadangan kalsium yang cukup pada janin (Permaesih, dkk, 1999). Dosis yang
direkomendasikan untuk suplemasi kalsium ibu hamil adalah 1000mg/hari
b. Evaluasi
Ibu telah mendapatkan vitamin dan bersedia meminumnya.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan atau jika ibu mengalami
masalah pada kehamilannya.
a. Rasionalisasi: Kunjungan antenatal minimal 4 kali merupakan salah satu upaya
untuk menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas pada ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2005)
b. Evaluasi
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang lagi setelah 1 bulan atau jika ibu merasa
ada masalah dengan kehamilannya.
7. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
a. Rasionalisasi :
Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001), dokumentasi adalah catatan
tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksaan, prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan,
serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
b. Evaluasi
Asuhan pada Ny C telah didokumentasikan.
DATA PERKEMBANGAN

Tanggal : 30 Maret 2021


Jam : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Panggang II

A. Data subyektif
Ibu menyatakan tidak ada keluhan

B. Data obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. BB : 65,97 kg
4. UK : 36+6 minggu
5. TTV
a. Suhu badan : 36,00 C
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Nadi : 124 x/m
d. Pernafasan : 20 x/m

C. Analisis
Ny. C umur 21 tahun G1P0A0 UK ± 36+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterine,
teraba punggung kiri, presentasi kepala, fisiologis.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini mengurai tentang asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.

C umur kehamilan 35 minggu dengan keluhan nyeri punggung. Pemeriksaan dilakukan

pada tanggal 17 Maret 2021 di UPT Puskesmas Panggang II.

Langkah pertama dalam pemeriksan adalah melakukan pengkajian. Menurut

Rismalinda (2014) pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menetapkan

asuhan kebidanan yang bertujuan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat

dari semuas umber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Berdasarkan data dari kasus Ny. C yaitu pada data subjektif ibu mengatakan

terkadang merasa nyeri punggung. Pada data objektif keadaan umum ibu baik,

kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital : Tekanan darah : 130/88 mmHg, nadi : 124

x/menit, Suhu : 36,50C, Pernapasan: 20x/menit. Palpasi leopold I teraba bulat, lunak,

tidak melenting, TFU 29 cm, leopold 2 puki, L III kepala, LIV Divergen, DJJ 153x/mnt.
Setelah mendapatkan data subjektif data objektif dari klien, penulis dapat

menyimpulkan dalam sebuah analisa. Analisa pada kasus Ny. C usia 21 tahun G 1P0A0

usia kehamilan 35 minggu, dengan hamil normal, janin tunggal, hidup, intra uterine,

bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul. Karena tidak ditemukannya

masalah pada kehamilan Ny. C.

Langkah setelah menentukan analisa adalah melakukan pentalaksanaan.

Penatalaksanaan dilakukan sesuai perencanaan yang telah ditentukan menyesuaikan

kondisi Ny. C dan evaluasi berdasarkan analisa. Dalam pelaksanaannya, Ny. C juga

diingatkan untuk kunjungan ulang satu minggu lagi atau jika ada keluhan, hal ini sesuai

teori mengenai asuhan kehamilan bahwa pada trimester 3 kunjungan ulang diulakukan 1

minggu kemudian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis, dengan dokumentasi Varney, penulis menyimpulkan bahwa penulis telah
mendapatkan data subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan dalam menerapkan
asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis pada Ny. C G1P0A0 usia kehamilan 35 minggu.

B. SARAN
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil untuk penemuan deteksi dini
kelainan atau gangguan pada kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Umi, dkk.2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Madriwati, G. A. (20111)Asuhan Kebidanan Antenatal: Penuntun Belajar. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida BagusGde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Anda mungkin juga menyukai