Disusun oleh :
NIM : PO.62.24.2.21.518
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Yullies Eka F., STr. Keb. Bdn
NIP. 19800706 200604 2 032
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Riny Natalina, SST., M. Keb
NIP. 19791225 200212 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Heti Ira Ayue, SST., M.Keb
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP. 19781027 200501 2 001
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah pertemuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan.Dalam kehamilan biasanya terjadi perubahan fisiologis, salah satu perubahan
tersebut terjadi di saluran gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus dan motilitas
saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung
dan transit usus. Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hypersaliva), daerah lambung
terasa panas, terjadi mual muntah dan sakit kepala terutama pada pagi hari yang disebut
morning sikness, muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum (Anne Rufaridah, 2019)
Muntah yang berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-hari disebut
hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah ringan terjadi antara minggu ke-5 dan minggu
ke-12 dialami oleh 50% sampai 80% wanita hamil, hiperemesis gravidarum terjadi hanya
pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan. Gejala pertama pada wanita hamil yang
mengalami mual muntah ringan biasanya akan terjadi selama trimester pertama. Secara
normal, pola ini akan tetap selama beberapa minggu dan kemudian secara tiba-tiba akan
berkurang. Sejumlah kecil wanita yang mengalami morning sickness akan mengalami
muntah menetap yang berlangsung selama 4 sampai 8 minggu lebih. Wanita yang
mengalami mual dan muntah terjadi beberapa kali sehari dan mungkin tidak akan mampu
menahan cairan atau makanan padat, yang kemungkinan menyebabkan dehidrasi dan
kelaparan (Anne Rufaridah, 2019).
Beberapa terapi non farmakologis seperti obat tradisional yang bisa dilakukan dan
mudah didapat seperti jahe, daun peppermint, lemon, dll. Jahe (zingiber officinale)
termasuk ke dalam 20 sumplemen herbal terlaris di Amerika Serikat. Sebagian besar
industri farmasi di dunia mengklaim bahwa ekstrak jahe bermanfaat untuk mengatasi
penyakit percernaan karena jahe bersifat aromatik, merangsang buang angin, dan
menghangatkan tubuh. Rasa dan aroma pedas pada jahe disebabkan oleh kandungan
senyawa gingerol dan volatile.Sebuah penelitian menyatakan bahwa jahe memiliki
khasiat untuk mencegah penyakit dan membuang racun (profiklaksis dan detoksifikasi).
Gingerol dapat mereduksi nausea yang dikarenakan mabuk atau kehamilan dan juga dapat
mengurangi migraine (Anne Rufaridah, 2019).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam latar belakang yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “ Bagaimana Cara Mengatasi Emesis
Gravidarum Pada Kehamilan Trimester I ? ”
C. TUJUAN
1. Umum
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah mahasiswa diharapkan mampu untuk
menerapkan Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Kehamilan.
2. Khusus
Menerapkan Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Kehamilan berdasarkan evidence
based kebidanan meliputi :
a. Melakukan pengkajian
b. Menyusun perumusan diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Menyusun perencanaan
d. Melaksanakan implementasi
e. Pelaksanaan evaluasi
f. Melaksanakan Pencatatan Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP
D. MANFAAT
1. Bagi Klien
Hasil laporan ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan klien akan
pentingnya penanganan Emesis Gravidarum Masa Kehamilan
2. Bagi Mahasiswa
Manfaat laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka
wawasan berpikir mahasiswa mengenai Praktik Fisiologi Holistik Pada Kehamilan
Dengan Emesis Gravidarum
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lahan praktik sebagai masukan
dan pertimbangan dalam menyikapi masalah yang berhubungan dengan Praktik
Fisiologi Holistik pada Kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Pada Ny. A umur 24 tahun dengan emesis
gravidarum.
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari : Kamis
Tanggal : 30 September 2021
Tempat : PMB Delima Yullies Eka F., S.Tr. Keb. Bdn
Pemberian Asuhan : Praktik Fisiologi Holistik Pada Kehamilan
C. Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. B
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Ramin III Alamat : Jl. Ramin III
D. Subjektif
1. Riwayat Keluhan Utama
- Mengeluh mual muntah dan pusing selama 2 hari dengan intensitas muntah 3-4
kali dalam sehari dan kehilangan nafsu makan
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
- HPHT 05 Agustus 2021
- Pernah melakukan pemeriksaan USG dengan dokter kandungan pada tanggal 09
September 2021
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
- Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.
- Tidak ada ketergantungan obat, alkohol dan rokok.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit menular dan menurun.
- Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, asma dan DM
4. Riwayat Reproduksi
Riwayat menstruasi :
- Menarche : 10 tahun
- Siklus : 29 hari
- Lamanya : 5-7 hari
- Dismenorhea : Tidak ada
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
- GI P0 A0
- HPHT : 05 Agustus 2021
- HTP : 12 Mei 2022
- Ibu pernah melakukan pemeriksaan USG pada tanggal 08 September 2021. Pada
pemeriksaan diketahui CRL (Crown Rump Length) yaitu 1,18 cm, umur
kehamilan atau GA : 5 minggu
6. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
- Pola nutrisi, kebiasaan ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, ibu
mengatakan nafsu makan berkurang selama kehamilan disertai mual dan muntah.
Minum 6-7 gelas sehari.
- Pola eliminasi, kebiasaan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan
berwarna kuning serta BAK 5-7 kali sehari berwarna kuning jernih.
- Pola istirahat, kebiasaan jarang tidur siang dan tidur malam 6-8 jam. Selama
kehamilan tidak mempengaruhi jam tidur.
E. Objektif
1. K/U : baik, kesadaran : CM
2. TTV :
TD : 100/60 mmHg N : 80x / menit
R : 22x/ menit S : 36,6 0 C
BB : 48 kg TB : 151 cm
IMT : 21, 8 (normal)
3. Pemeriksaan fisik :
- Mata : konjungtiva pucat, sclera sedikit ikterus
- Mulut dan gigi : bibir kering, tidak ada sariawan, gigi tidak ada karies
- Leopold : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang :
- USG : pada tanggal 08 September 2021
- Hasil : CRL 1,18 cm (GA 5 minggu)
- Plano test : (+)
- HB : 12,5 gr/dl
- Golongan darah : -o-
- Urine protein : negative
- HIV AIDS : negative
- HBs Ag : negative
F. Assesment
- Diagnosa : G1P0A0, usia kehamilan 8 minggu ,janin tunggal
hidup, intrauterine
- Masalah : Mual muntah dan pusing selama 2 hari
- Kebutuhan : - Informasi penyebab ketidaknyamanan
- Informasi cara mengatasi ketidaknyamanan
G. Planning
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, hasil
pemeriksaan TTV : TD : 100/60 mmHg, pemeriksaan fisik : konjungtiva pucat, sclera
sedikit ikterus, bibir kering, palpasi leopold tidak di lakukan karena usia kehamilan
masih 8 minggu dan janin belum teraba jelas.
Rasional : Menurut UU No. 44 (2009 pasal 32) Salah satu hak pasien adalah
mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis, tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi.
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab keluhan yang dirasakan yaitu karena tubuh sedang
memproduksi hormone hCG (hormone yang di produksi tubuh pada masa kehamilan
yang dihasilkan oleh sel-sel didalam plasenta, setelah sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma menempel di dinding rahim).
Rasional : Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hormone hCG,
penurunan tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus
digestivus mengalami penurunan kemampuan bergerak. Peningkatan
kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium
untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah
(Rofi'ah, S, 2020).
3. Menganjurkan kepada ibu untuk meminum air jahe hangat dan menjelaskan cara
membuatnya.
Rasional : Beberapa terapi non farmakologis seperti obat tradisional yang bisa
dilakukan untuk mengurangi mual muntah dan mudah didapat seperti
jahe, daun peppermint, lemon, dll. Jahe (zingiber officinale) termasuk ke
dalam 20 sumplemen herbal terlaris di Amerika Serikat. Pembuatan
seduhan jahe sebanyak 250 mg, air panas 50 ml dan gula. Cara membuat
seduhan jahe yang baik dan benar sesuai takaran yang telah di tentukan,
mengupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih dan diparut hingga halus.
Campurkan dengan air yang sudah masak sebanyak 50 ml yang masih
hangat. Masukkan parutan jahe tadi kedalam air yang masih hangat tadi.
Tunggu selama 15 menit hingga warnanya berubah menjadi kuning
kecoklatan, sambil diaduk sesekali. Kemudian tuang air rebusan jahe
tadi pada gelas, bila senang manis bisa di bubuhkan gula secukupnya
(Anne Rufaridah dkk, 2019)
4. Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup seperti istirahat tidur 7-9 jam
sehari serta tidak melakukan aktivitas fisik berat,
Rasional : Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah istirahat dan tidur, istirahat dan
tidur diperlukan agar otak dan tubuh dapat memperbaiki dirinya sendiri,
sehingga bila seseorang kurang tidur organ segera tampak berbagai
kelainan fisik maupun mental. Pada saat tidur kerja tubuh melambat,
sehingga membuat sel-sel penyembuh untuk memperbaiki sel-sel yang
rusak (Ratih Prananingrum, dkk. 2019).
5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet FE selama kehamilan.
Rasional : Upaya menambah asupan zat besi selain dari makanan yang dimakan
sehari-hari oleh ibu hamil yang pada umumnya berupa tablet tambah
darah (TTD). Pemberian TTD ini sebanyak satu tablet setiap hari berturut-
turut selama 90 hari selama kehamilan. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam
folat. Masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan memberikan
makanan yang cukup mengandung zat besi. Namun, jika anemia sudah
terjadi, tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi dalam jumlah besar
dan dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu pengobatan selalu
menggunakan suplementasi zat besi, disamping tentu saja menambah
jumlah makanan yang kaya akan dan yang dapat menambah penyerapan
zat besi. Gejala anemia pada ibu hamil trimester I harus diwaspadai
karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya bagi ibu yang
memiliki pekerjaan dan pertumbuhan janin akan terhambat sehingga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau atau premature.
Untuk itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet zat besi secara
teratur selama 90 hari dan mengkonsumsi makanan baik untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak (Aureliya Hutagaol, 2017)
6. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yaitu
seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, kacang-kacangan (tahu,tempe), daging, telur , susu,
dan buah-buahan serta asupan cairan yang cukup yaitu minimal 8 gelas sehari.
Rasional : Nutrisi yang cukup adalah faktor yang sangat penting mempengaruhi
kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau berjarak dekat
berada pada faktor resiko memasuki kekurangan cadangan nutrisi.
Defisiensi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada pengangkatan insiden
kelahiran prematur dan reterdasi pertumbuhan janin serta peningkatan
resiko kematian ibu dan morbiditas (Lilis Mamuso, dkk. 2019)
7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester I guna
meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi yang akan datang. Tanda bahaya
kehamilan trimester I yaitu perdarahan pada kehamilan muda, muntah terus menerus
dan tidak bisa makan selama kehamilan, selaput kelopak mata pucat, dan demam
tinggi.
Rasional : Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena munculnya
tanda bahaya dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan bahaya pada
kehamilan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan
janin. Seperti perdarahan vagina, edema, demam tinggi, penurunan gerak
janin, muntah persisten, dan ruptur membran (Nuraisya, 2018).
8. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ANC minimal 6 kali selama
masa kehamilan.
Rasional : Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Pelayanan antenatal (Antenatal
Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di
Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa
oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di
Trimester 3. ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan
oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang
pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan antenatal seperti
biasa, kemudian dilakukan Skrining sebelum pemeriksaan. Sebelum ibu
melakukan kunjungan antenatal secara tatap muka, dilakukan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/ secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
(Kemenkes RI. 2020)
9. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
Jurnal : Menurut Permenkes no 28 tahun 2017 pada pasal 28 huruf (e) yaitu bidan
dalam melaksanakan praktek / kerja, bidan berkewajiban melakukan
pencatatan dokumentasi secara sistematis pencatatan asuhan kebidanan harus
dicatat sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sesuai dengan Permenkes
No 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data subjektif pada Ny. A dengan emesis gravidarum di dapatkan dari
hasil wawancara langsung yaitu Ny. A mengatakan mengeluh mual muntah dan pusing
selama 2 hari dengan intensitas muntah 3-4 kali dalam sehari serta kehilangan nafsu makan,
ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran, HPHT 05 Agustus 2021,
pernah melakukan pemeriksaan USG dengan dokter kandungan pada tanggal 09 September
2021.
Bila ditinjau dari evidence based, keluhan yang di alami Ny. A yaitu emesis
gravidarum. Hal ini merupakan keadaan fisiologis yang biasanya dialami wanita pada masa
awal kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan keluhan tersebut bisa mengarah pada
keadaan patologis bila keluhan terjadi terus menerus hingga menyebabkan terganggunya
aktivitas. Emesis gravidarum berhubungan dengan level hCG. Kadar hCG menstimulasi
produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui meningkatkan mual dan muntah.
Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu
merasa mual. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne Rufaridah dkk
tahun 2019 yang menyatakan dalam kehamilan biasanya terjadi perubahan fisiologis, salah
satu perubahan tersebut terjadi di saluran gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus dan
motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan
lambung dan transit usus. Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hypersaliva), daerah lambung
terasa panas, terjadi mual muntah dan sakit kepala terutama pada pagi hari.
Perencanaan yang terdapat dalam teori meliputi konseling holistik, pasien untuk
menjaga pola hidup sehat dan menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang yaitu seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, kacang-kacangan (tahu,tempe), daging,
telur, susu, dan buah-buahan serta asupan cairan yang cukup yaitu minimal 8 gelas sehari.
Kemudian hindari makanan yang berlemak dan beraroma menyengat, makan dalam porsi
kecil namun sering guna memenuhi kebutuhan asupan pada janin serta istirahat cukup dan
hindari aktivitas fisik yang berat. Cara mengurangi mual muntah juga dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi minuman jahe hangat dengan takaran 250 mg jahe dan 50 ml air panas.
Kemudian untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin maka disarankan untuk
melakukan pemeriksaan ANC minimal sebanyak 6 kali pada masa kehamilan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP maka dapat disimpulkan pada
pengkajian ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum didapatkan data subjektif dan
data objektif. Data subjektif di peroleh dari wawancara dengan klien dimana klien
mengeluh bahwa mengalami mual muntah disertai pusing sehingga mengganggu
aktifitas. Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam melakukan pengkajian
data subjektif dan objektif karena pada pengkajian data subjektif terdapat hambatan pada
waktu yang terbatas.
Pada Kasus Ny.A dengan emesis gravidarum dianjurkan tetap mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang, pemenuhan asupan cairan, menghindari makanan yang
merangsang mual, dan tetap mengatur pola makan sedikit tapi sering guna menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik. Klien di beri konseling tentang
pencegahan dan penanganan emesis gravidarum dengan anjuran meminum seduhan jahe
hangat jus serta menganjurkan untuk kunjungan ANC dan jika ada keluhan lebih lanjut.
Dalam perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam
evaluasi pada Ny. A dengan emesis gravidarum didapatkan hasil yaitu bahwa klien sudah
mengerti cara mengatasi keluhan emesis gravidarum pada masa awal kehamilan.
B. Saran
Menganjurkan klien untuk menjaga pola hidup sehat, istirahat cukup, hindari aktivitas
fisik yang berat serta tetap penuhi asupan cairan dan juga makanan agar cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anne Rufaridah, dkk. (2019). Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale (Jahe) Terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance, STIKes Ranah Minang Padang
Azizah, A., & Adriani, M. (2017). Tingkat kecukupan energi protein pada ibu hamil
trimester pertama dan kejadian kekurangan energi kronis. Media Gizi Indonesia, 12(1),
21-26.
Irianti, dkk, 2014, Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti, CV Sagung Seto: Jakarta.
Katmini, K. (2020). Determinan Kesehatan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
dengan Pencapaian Kontak Minimal 4 Kali Selama Masa Kehamilan (K4). Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 5(1), 29-35.
Kementrian Kesehatan. 2013. Buku Saku (Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, EGC: Jakarta
Putri, H. A., & Rahayu, H. S. E. (2014). Pengaruh Akupresur Terhadap Morning Sickness Di
Kecamatan Magelang Utara Tahun 2014. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 2, No. 2).
Rofi'ah, S., Widatiningsih, S., & Chunaeni, S. (2020). Optimalisasi Kelas Ibu Hamil Sebagai
Upaya Peningkatan Kesehatan Masa Kehamilan. LINK, 16(1), 42-48.
Hani,ummi; dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika:
Jakarta.
Pudiastuti. (2012). Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal Dan Patologis. Yogyakarta: Nuha
Medika.