Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


DI PMB DELIMA YULLIES EKA F., S.Tr. Keb. Bdn

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Fisiologi Holistik Pada Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : Natasha Priskila

NIM : PO.62.24.2.21.518

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


DI PMB DELIMA YULLIES EKA F., S.Tr. Keb. Bdn

Disusun oleh :
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I

Tanggal Pemberian Asuhan : 30 September 2021

Disetujui :

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Yullies Eka F., STr. Keb. Bdn
NIP. 19800706 200604 2 032

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Riny Natalina, SST., M. Keb
NIP. 19791225 200212 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Kehamilan


Telah disahkan tanggal : Oktober 2021

Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,

Riny Natalina, SST., M. Keb


NIP. 19791225 200212 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Koordinator Mata Kuliah


Dan Pendidikan Profesi Bidan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Heti Ira Ayue, SST., M.Keb
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP. 19781027 200501 2 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah pertemuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan.Dalam kehamilan biasanya terjadi perubahan fisiologis, salah satu perubahan
tersebut terjadi di saluran gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus dan motilitas
saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung
dan transit usus. Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hypersaliva), daerah lambung
terasa panas, terjadi mual muntah dan sakit kepala terutama pada pagi hari yang disebut
morning sikness, muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum (Anne Rufaridah, 2019)
Muntah yang berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-hari disebut
hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah ringan terjadi antara minggu ke-5 dan minggu
ke-12 dialami oleh 50% sampai 80% wanita hamil, hiperemesis gravidarum terjadi hanya
pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan. Gejala pertama pada wanita hamil yang
mengalami mual muntah ringan biasanya akan terjadi selama trimester pertama. Secara
normal, pola ini akan tetap selama beberapa minggu dan kemudian secara tiba-tiba akan
berkurang. Sejumlah kecil wanita yang mengalami morning sickness akan mengalami
muntah menetap yang berlangsung selama 4 sampai 8 minggu lebih. Wanita yang
mengalami mual dan muntah terjadi beberapa kali sehari dan mungkin tidak akan mampu
menahan cairan atau makanan padat, yang kemungkinan menyebabkan dehidrasi dan
kelaparan (Anne Rufaridah, 2019).
Beberapa terapi non farmakologis seperti obat tradisional yang bisa dilakukan dan
mudah didapat seperti jahe, daun peppermint, lemon, dll. Jahe (zingiber officinale)
termasuk ke dalam 20 sumplemen herbal terlaris di Amerika Serikat. Sebagian besar
industri farmasi di dunia mengklaim bahwa ekstrak jahe bermanfaat untuk mengatasi
penyakit percernaan karena jahe bersifat aromatik, merangsang buang angin, dan
menghangatkan tubuh. Rasa dan aroma pedas pada jahe disebabkan oleh kandungan
senyawa gingerol dan volatile.Sebuah penelitian menyatakan bahwa jahe memiliki
khasiat untuk mencegah penyakit dan membuang racun (profiklaksis dan detoksifikasi).
Gingerol dapat mereduksi nausea yang dikarenakan mabuk atau kehamilan dan juga dapat
mengurangi migraine (Anne Rufaridah, 2019).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam latar belakang yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “ Bagaimana Cara Mengatasi Emesis
Gravidarum Pada Kehamilan Trimester I ? ”
C. TUJUAN
1. Umum
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah mahasiswa diharapkan mampu untuk
menerapkan Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Kehamilan.
2. Khusus
Menerapkan Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Kehamilan berdasarkan evidence
based kebidanan meliputi :
a. Melakukan pengkajian
b. Menyusun perumusan diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Menyusun perencanaan
d. Melaksanakan implementasi
e. Pelaksanaan evaluasi
f. Melaksanakan Pencatatan Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP
D. MANFAAT
1. Bagi Klien
Hasil laporan ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan klien akan
pentingnya penanganan Emesis Gravidarum Masa Kehamilan
2. Bagi Mahasiswa
Manfaat laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka
wawasan berpikir mahasiswa mengenai Praktik Fisiologi Holistik Pada Kehamilan
Dengan Emesis Gravidarum
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lahan praktik sebagai masukan
dan pertimbangan dalam menyikapi masalah yang berhubungan dengan Praktik
Fisiologi Holistik pada Kehamilan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus
kembar, atau triplet).
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga 40).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan kehamilan normal adalah penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi dimana
embrio atau fetus terdapat pada tubuh seorang wanita yang berlangsung selama 40
minggu atau 9 sampai 10 bulan menurut kalender internasional (Pudiastuti,2012).
a. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang menandai awal  periode
antepartum.
b. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana dalam rahim seorang wanita terdapat hasil
konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa).
c. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar
kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Pudiastuti,2012).
2. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti (Pudiastuti,2012) :
1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ);
2) Terasa gerakan janin;
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio;
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
b. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti
1) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
Tidak munculnya mentruasi merupakan itu adalah tanda bahwa positif hamil.
Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat tanggal siklus haid.
2) Nausea ( Mual ), anoreksia ( Tidak Nafsu Makan ), emesis ( Muntah ), dan
hipersalivasi;
Biasanya terjadi di pagi hari dan malam hari bahkan lebih sering terkenal dengan
sebutan morning sickness. biasanya dimulai antara minggu ke 4 dan ke 6
kehamilan. Setiap wanita memiliki hemilan yang berbeda. Yang pasti hamil
ditemukan pada ibu yang sudah mengalami hamil sebulmnya atau misalnya
hamil anak ke dua, dan ke tiga,
3) Sering buang air kecil/miksing;
Kandung kemih dan rahim terletak bersebelahan. Pada awal kehamilan, rahim
yang membesar menekan kandung kemih sehingga selalu merasa ingin buang air
kecil. Selama trimester kedua, tenakan kandung kemih tidak sebesar itu karena
rahim membesar ke atas ke arah perut. Dalam beberapa minggu terakhir
kehamilan, maka akan kembali sering buang air kecil lagi karena bayi dan rahim
sangat besar akan menekan kandung kemih.
4) Obstipasi ( sembelit )
Kondisi ini dikarnakn tonus otot yang menurun yang disebakan karena terjadinya
pengaruh hormon steroid.
5) Payudara menegang;
Merasakan seperti saat mendekati menstruasi. Bisa dirasakan perbedaannya
beberapa hari setelah terjadi perubahan. Karena hormone hormon yang
berpengaruh pada saat kehamilan. Rasa sakit biasanya berkurang setelah tiga
bulan pertama.
6) Kenaikan suhu tubuh.
Jika suhu tubuh basal seorang wanita (suhu ketika baru bangun tidur di pagi hari )
akan meningkat hingga 1 derajat semenjak terjadinya konsepsi.
7) Penciuman lebih sensitive
Kadang ketikan merasa bahwa penciuman menjdi lebih tanjam biasanya. Bisa
jadi anda sedang “mencium” gejala kehamilan. Hal ini disebabkan karena
perubahan hormone dalam tubuh anda (Pudiastuti,2012).

c. Tanda-Tanda dan Gejala Kemungkinan Hamil


1) Rahim membesar;
2) Tanda Hegar;
Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak, sehingga pada pemeriksaan
vaginal corpus uteri seolah “terpisah” dari bagian servik. Keadaan ini dijumpai
pada kehamilan 6-8 minggu.hegar ini.
3) Tanda Chadwick
Yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
4) Tanda Piskacek
Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kearah
pembesaran tersebut;
5) Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi;
6) Ballotement positif
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibanding volume
cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan
janin tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian memantul kesisinya semula,
benturan yang ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan
pemeriksa.
7) Tes Urine kehamilan positif (tes HCG)
Tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu terjadi pembuahan. Tujuan dari
pemeriksan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin.
Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami
kehamilan (Pudiastuti,2012).
3. Perubahan Fisik Dan Psikologis Ibu Hamil Trimester I
1) Perubahan Fisik pada Trimester I
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang
pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi
kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat
mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang
lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa
menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan
tubuh menahan air (Hani ummi,dkk, 2010).
2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya (Hani ummi,dkk, 2010).
4. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester I
Menurut Hani Ummi,dkk, 2010 tanda bahaya kehamilan trimester I (0 – 12 minggu) :
1) Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan
muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy
loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka
harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
kegagalan kelangsungan kehamilan.
a) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus dibagi menjadi:
(1) Abortus Imminens (threatened) Suatu abortus imminens dicurigai bila
terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan
pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens
dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens
seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari
atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak
adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time
ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal,
jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup,
dan masih terdapat janin utuh.
(2) Abortus Insipien (inevitable) Merupakan suatu abortus yang tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya
pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina
memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi
menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin
masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong
(3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.
(3) Abortus Incompletus (incomplete) Adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan
endometrium yang tipis dan ireguler.
(4) Abortus Completus (complete) Pada abortus completus semua hasil
konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit,
osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini,
tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.
(5) Missed Abortion Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu,
tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
(6) Abortus Habitualis (habitual abortion) Adalah abortus spontan yang
terjadi berturutturut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak
sukar menjadi hamil, na
(7) mun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
b) Kehamilan ektopik
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan
ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik
tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada
kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu
kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel
telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat
sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan 18 besarnya buah kehamilan,
akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu.
Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan
pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri
tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari
Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor
didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat
dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang
bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan
dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
c) Mola hidatidosa
Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Menurut Hadijanto, pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak
seberapa berbeda dengan kehamilan 19 biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan
lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya
perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar
dari umur kehamilan. Ada pula kasuskasus yang uterusnya lebih kecil atau
sama besar walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini
perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan
kemungkinan adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola.
Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke
rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama
sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias
intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok
atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk
dalam keadaan anemia.
2) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu
setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. 20 Mual dan
muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan umum menjadi
lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa
disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil
trimester I.
4) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum
banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam
tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi
organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
5. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I
Menurut Hani Ummi,dkk, 2010 kebutuhan ibu hamil trimester I yaitu sebagai berikut :
1) Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan
yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu
makan yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
2) Pergerakan dan gerakan badan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu
lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8
jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
3) Hygiene dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan
infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk menjamin
pencernaan yang sempurna.
4) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada
waktu itu plasenta telah terbentuk.
5) Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2
6. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester I dan Cara Mengatasinya
a. Ketidaknyamanan ibu hamil trimester I menurut Hani Ummi,dkk, 2010 :
1) Ketidaknyamanan Payudara, rasa nyeri, rasa tegang, penghitaman kulit.
Penyebab :
a) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi.
b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi).
c) Peningkatan hormon progesterone, estrogen dan prolaktin.
Cara mengatasi :
a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
b) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
2) Pusing/Sakit kepala
Penyebab :
a) Akibat kontraksi otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta
keletihan.
b) Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf
yang
berubah.
Cara mengatasi :
a) Teknik relaksasi
b) Memassase leher dan otot bahu
c) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
d) Istirahat
e) Mandi air hangat
f) Terapi
3) Rasa lemah dan mudah lelah
Penyebab :
a) Anemia
b) Aliran darah yang lebih lambat
c) Sesak nafas
Cara mengatasi :
a) Istirahat sesuai kebutuhan.
b) Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia
c) Konsumsi suplemen zat besi
d) Berbaring dengan kaki terangkat lebih tinggi selama 15 menit
e) Hindari obat-obatan yang tidak disarankan oleh dokter atau bidan.
4) Mual dan muntah (morning sickness)
Penyebab :
a) Respon emosional ibu terhadap kehamilan
b) Menurunnya tekanan darah yang tiba-tiba
c) Mengkonsumsi banyak makanan berminyak atau mencium bau menyengat.
d) Kebutuhan protein yang meningkat untuk pertumbuhan janin.
e) Jika ibu kurang makan, maka gula darah dalam tubuh akan rendah, sehingga
akan terasa mual, sakit kepala, dan lelah.
Cara mengatasi :
a) Hindari perut kosong atau penuh
b) Hindari merokok atau asap rokok
c) Makan makanan tinggi karbohidrat: biscuit,
d) Makan dengan porsi sedikit tapi sering
e) Istirahat di tempat tidur sampai gejala mereda
f) Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual,
muntah terus menerus.
g) Hirup udara segar, pastikan cukup udara didalam rumah.
5) Mengeluarkan air ludah berlebihan (ptyalism)
Penyebab :
a) Meningkatnya keasaman mulut oleh asupan pati yang akhirnya menstimulasi
kelenjar salivary untuk meningkatkan sekresi.
b) Ptyalism sering juga menimbulkan mual, sehingga ibu hamil sering
menghindari makan.
Cara mengatasi :
a) Menguyah atau menghisap permen karet untuk memberikan kenyamanan.
6) Keputihan
Penyebab :
a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembentukan sel-sel
b) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim
Cara mengatasi :
a) Jangan membilas bagian dalam vagina
b) Jaga kebersihan alat kelamin
c) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau tak sedap atau
perubahan sifat dan warna.
7) Gingivitis dan epulis (peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan
mudah berdarah)
Penyebab :
a) Peningkatan pembentukan gusi dan peningkatan pembuluh darah pada gusi
Cara mengatasi
a) Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
b) Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut.
7. Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester I
a. Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita
mengalami mual muntah. Dari hasil penelitian Lecasse (2009) dari 367 wanita
hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama, dengan derajat mual
muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3% mengalami mual
muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada trimeter dua, 40,1%
wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3% mengalami mual
muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8% mengalami mual
muntah berat (Lestari, 2019). 
Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan
terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari
5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2014: 88). Emesis
gravidarum merupakan salah satu gejala paling awal, dan paling menyebabkan stres
yang dialami ibu hamil. Meskipun emesis gravidarum bersifat fisiologis, emesis
gravidarum bukanlah suatu gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu hamil,
dapat berlangsung sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan.
b. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah
Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah morning
sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini dijabarkan
perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.
1) Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya aliran
darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang. Cara
mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan tenang
sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum teh
hangat agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas
biasa.
2) Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan
gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama dengan morning
sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti cairan yang keluar
dengan minuman elektrolit.
3) Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-hari. Cara
mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi kehamilan (Lestari, 2019). 
c. Penyabab Mual Muntah
Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori
yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis,
hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada
9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual
muntah meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok,
kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada kehamilan
sebelumnya.
Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG. Kadar
hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui
meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing
peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel
pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi
imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan metabolik
glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.
Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah disebabkan
oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman
atau tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan
konflik. Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat
keparahan mual dan muntah (Lestari, 2019). 
d. Tingkatan mual muntah
1) Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakan
tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai
aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,
menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
2) Stadium kedua Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering
kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan
spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.
3) Stadium ketiga
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi
lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Putri,H.A, 2014).
e. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh
fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah,
2014).
f. Penanganan
1) Farmakologi
a) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan tablet
vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah
terjadinya enchepalopaty.
b) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang hampir
sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian
antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010)
menunjukkan bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan
Ondansentron. (Irianti, dkk., 2014: 171).
c) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4
tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat
siang).
d) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria berikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4
tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral
atau supositoria (WHO; Kemenkes., 2016: 83).
2) Nonfarmakologi
a) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan
ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan
yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas
gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester pertama
dibandingkan dengan makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.
b) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu
istirahat tidur.
c) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan
karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan
menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4 hari.
d) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah
secara signifikan.
e) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain
dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang
merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk,
2014: 58)

B. Evidence Based Midwifery Asuhan Kebidanan Holistic Pada Kehamilan Trimester


I dengan Emesis Gravidarum
1. Anne Rufaridah dkk, tahun 2019 tentang Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale
(Jahe) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum
Kehamilan adalah pertemuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan.Dalam kehamilan biasanya terjadi perubahan fisiologis, salah satu
perubahan tersebut terjadi di saluran gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus
dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu
pengosongan lambung dan transit usus.Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam
lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan
(hypersaliva), daerah lambung terasa panas, terjadi mual muntah dan sakit kepala
terutama pada pagi hari yang disebut morning sikness, muntah yang terjadi disebut
emesis gravidarum.
Hasil penelitian ini setelah diberikan seduhan jahe didapat rata-rata frekuensi
emesis gravidarum adalah 2,19 kali/hari dengan standar deviasi 0,401.(Hasanah et al.,
2014) tentang efektivitas pemberian seduhan jahe dengan jus buah jeruk bali terhadap
prekuensi mual muntah ibu hamil trimester pertama dengan hasil rata – rata frekuensi
mual dan muntah responden sesudah diberikan seduhan jahe sebesar 1,6250.
Sedangkan rata –rata frekuensi mual muntah pada responden yang diberikan jus buah
jeruk bali sebesar 2,000. Sehingga dapat disimpulakan bahwa pemberian seduhan jahe
lebih efektif dibandingkan pemberian jus buah jeruk bali.
Penelitian (Parwitasari et al., 2009) yang membandingkan Efektivitas
pemberian rebusan jahe dan daun mint terhadap mual muntah pada ibu hamil dengan
hasil penelitian rebusan jahe lebih efektif terhadap mual muntah (9,76) dibandingkan
dengan kelompok rebusandaun mint (6,66), sehingga dapat (204-209) disimpulkan
bahwa pemberian rebusan jahe lebih efektif dibandingkan daun mint. Hasil penlitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Putri, Andiani, Kesehatan, Parepare, &
Selatan, 2017) menyebutkan bahwa sebelum diberikan intervensi rata- rata responden
mengalami frekuensi mual muntah sebanyak 13 kali dalam sehari, setelah diberi
intervensi minuman jahe hangat rata-rata frekuensi mual muntah menurun menjadi
3,18 kali dalam sehari dengan nilai p=0,000.
2. Katmini, K. Tahun 2020 tentang Determinan Kesehatan Ibu Hamil Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan dengan Pencapaian Kontak Minimal 4 Kali Selama
Masa Kehamilan (K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil
beserta janin yang dikandungnya. Standar pelayanan antenatal meliputi timbang berat
badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin,
skrining status imunisasi tetanus dan memberikan tetanus toxoid (TT) bila diperlukan,
pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin
dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4K), serta keluarga berencana pasca
persalinan (Marniyati et al, 2016). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa
Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, dapat ditarik kesimpulan yaitu;
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan seluruhnya memiliki pengetahuan baik,
pencapaian K4 di desa Selopanggung sebagian besar tidak tercapai dan Tidak ada
hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan
pencapaian K4.
3. Anisatun Azizah dan Merryana Adriani tahun 2017 tentang Tingkat
Kecukupan Energi Protein Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis
Kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) banyak terjadi di Indonesia terutama
disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan
pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental yang tidak sempurna. Usia kehamilan
yang paling penting adalah usia trimester pertama karena pada usia tersebut terbentuk
berbagai organ vital janin. Tingkat kecukupan (karbohidrat, lemak, dan protein) ibu
hamil trimester pertama tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Peningkatan pengetahuan untuk remaja putri,
calon pengantin, dan ibu hamil mengenai perlunya mengonsumsi makanan bergizi
dan mengandung protein (baik hewani maupun nabati) dalam jumlah yang cukup dan
beragam tetap perlu dilakukan agar terwujud status gizi ibu hamil yang optimal.
4. Rahma Kusuma Dewi dkk, tahun 2020 tentang Effect Of Complementary
Acupressure Therapy On Emesis Gravidarum In Pregnant Women Trimester I
Pada kehamilan terjadi perubahan besar pada sistem endokrin yang penting
untuk mempertahankan kehamilan, perubahan janin yang normal dan pemulihan
postpartum (nifas). Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) meningkat dua kali
setiap 48 jam sampai usia kehamilan 6 minggu (Kusmiyati, 2009) Ketidaknyamanan
pada ibu hamil berbeda-beda pada setiap trimester kehamilan. Salah satu keluhan
yang sering dirasakan pada kehamilan adalah mual muntah atau biasa disebut
morning sickness (Madjunkova et al., 2013).
Dari data di atas dapat diketahui adanya kecenderungan yang jelas, dimana
setelah diberikan terapi akupresur komplementer terjadi penurunan frekuensi gejala
mual muntah (emesis gravidarum) yang dialami ibu hamil pada trimester pertama
menjadi lebih yang mengalami mual muntah ringan dan sedang. Hal ini didukung
oleh penelitian lain yang dilakukan rad et al tahun 2011 di Iran yang menjelaskan
pengaruh akupresur pada titik KID21 terhadap mual muntah ibu hamil trimester
pertama dengan intensitas mual muntah ibu hamil muda yang dilakukan akupresur
nilainya lebih kecil dibandingkan pada kelompok yang menggunakan plasebo dengan
penekanan akupresur selama 20 menit dalam empat hari. Rad et al, menyimpulkan
bahwa hasil penelitian menemukan perbedaan intensitas mual muntah pada kedua
kelompok selama 4 hari dilakukan terapi akupresur menunjukkan adanya perbedaan
(P<0,001) (Rad et al., 2012). Akupresur adalah metode non-medis untuk mengurangi
mual dan muntah (Attard et al., 2002). Penggunaan akupresur pada titik P6 tidak
terkait dengan peningkatan risiko pada janin (Heazell et al., 2006). Ozlem et al.
memeriksa 25 ibu hamil pada usia kehamilan 5-20 minggu dan menunjukkan tekanan
seperti pada P6 menggunakan gelang yang dilakukan selama 4-6 hari, dibandingkan
dengan tekanan pada titik plasebo palsu, dapat mengurangi gejala mual muntah pada
kehamilan tanpa menimbulkan efek samping. Mereka juga menggunakan Visual
Analog Scale (VAS) untuk mengevaluasi perubahan mual dan muntah dan
menyimpulkan bahwa akupresur dapat mengurangi keparahan mual dan muntah,
tetapi ukuran sampel lebih kecil dibandingkan dengan penelitian ini. Dalam
penelitian ini, dua titik akupresur (P6 dan KID21) dibandingkan, sedangkan dalam
ozlem et al. titik yang salah dibandingkan dengan P6 (Can Gürkan & Arslan, 2008).
Penelitian Degruyter Galeshi et al. menunjukkan bahwa tekanan pada titik P6
dan KID21 dapat mengurangi keparahan mual muntah kehamilan, tetapi tidak ada
titik yang memiliki keunggulan dibandingkan yang lain dalam mengurangi keparahan
ini. Selain itu, memberikan tekanan pada kedua titik tersebut aman dan tidak
memiliki efek samping. Penelitian ini menunjukkan bahwa mual muntah kehamilan
lebih sering terjadi pada 55,5% nulipara, dan 69,4% multipara memiliki riwayat mual
muntah pada kehamilan sebelumnya (Galeshi et al., 2020). Menurut Ozgoli dkk.
sebagian besar metode yang digunakan efektif dalam mengurangi kejadian mual
muntah kehamilan. Salah satu metode tersebut, akupresur P6, dapat
direkomendasikan dengan lebih andal dan tanpa efek samping yang dilaporkan
(Ozgoli&Naz, 2018)
5. Khairun Nisa Lukman dkk tahun 2020 tentang The Relationship Between
Knowledge With Pregnant Women's Behavior In The First Semester About
Emesis Gravidarum At Mangasa Health Center, Makassar
Emesis gravidarum merupakan gejala yang wajar atau sering terjadi pada
kehamilan pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, namun ada juga yang
timbul pada setiap waktu dan malam hari. Gejala ini biasanya terjadi enam minggu
setelah haid pertama haid terakhir dan berlangsung kurang dari seminggu atau
sepuluh minggu (Wiknjosastro, 2007).
Emesis gravidarum merupakan gejala umum yang sering ditemukan pada kehamilan
pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, namun pada beberapa kasus yang
timbul sewaktu-waktu dan malam hari. Gejala ini biasanya muncul enam minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu
(Wiknjosastro, 2007). Hampir 50% ibu hamil mengalami mual dan biasanya mual ini
dimulai sejak awal kehamilan.
Hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square untuk menganalisis
hubungan antar variabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
(p=0,000<0,05) antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil tentang emesis
gravidarum pada kehamilan semester pertama. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan hampir separuh responden (60,3%) memiliki pengetahuan yang baik
tentang emetik gravidarum. Pengetahuan yang baik tentang emetik gravidarum
dipengaruhi oleh usia ibu, usia kehamilan, pendidikan, dan pekerjaan. Hal pertama
yang dapat mempengaruhi pengetahuan responden adalah usia. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden (34,9%) berusia antara 26-30
tahun memiliki pengetahuan yang baik. Semakin memadai, tingkat kedewasaan dan
kekuatan seseorang akan semakin matang dalam berpikir. Daya ingat seseorang
dipengaruhi oleh usia, dengan bertambahnya usia seseorang akan mempengaruhi
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh. Semakin tua usia seseorang maka proses
perkembangan mental semakin meningkat (Nursalam, 2003).
Tingkat pendidikan responden juga dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden (30,1%) yang memiliki
pendidikan SLTA. Pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan karena
dalam proses pendidikan ada proses belajar tentang sesuatu. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh 43 responden (68,3%) menunjukka perilaku positif saat
mengalami emesis gravidarum. Perilaku ibu hamil saat mengalami emesis
gravidarum merupakan respon individu dalam mengelola masalahnya akibat
terjadinya emesis gravidarum. Perilaku ibu hamil saat mengalami emesis gravidarum
cenderung melakukan perilaku aktif seperti jarang makan dalam porsi kecil karena
keluhan mual dan muntahnya. Perilaku positif lainnya adalah rutin memeriksakan
kehamilan ke bidan untuk meminimalisir komplikasi kehamilan yang biasa terjadi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sisilia Ikavianti Sulata yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Emesis Gravidarum Terhadap Perilaku Ibu
Hamil Saat Mengalami Emesis Gravidarum Di BPM Nihayatur Rohma Desa
Kuningan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar”. menunjukkan pengetahuan ibu
hamil tentang emesis gravidarum dalam kategori buruk yaitu 45% (9
responden).Perilaku ibu hamil saat mengalami emesis gravidarum dalam kategori
positif adalah 60% (12 responden).Hasil analisis menggunakan Spearman rank Uji
korelasi menunjukkan p-value = 0,024 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan
ibu hamil tentang emesis gravidarum dengan perilaku ibu hamil saat mengalami
emesis gravidarum di BPM Desa Nihayatur Rohma Kuningan Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Pada Ny. A umur 24 tahun dengan emesis
gravidarum.
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari : Kamis
Tanggal : 30 September 2021
Tempat : PMB Delima Yullies Eka F., S.Tr. Keb. Bdn
Pemberian Asuhan : Praktik Fisiologi Holistik Pada Kehamilan
C. Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. B
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Ramin III Alamat : Jl. Ramin III

D. Subjektif
1. Riwayat Keluhan Utama
- Mengeluh mual muntah dan pusing selama 2 hari dengan intensitas muntah 3-4
kali dalam sehari dan kehilangan nafsu makan
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
- HPHT 05 Agustus 2021
- Pernah melakukan pemeriksaan USG dengan dokter kandungan pada tanggal 09
September 2021
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
- Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.
- Tidak ada ketergantungan obat, alkohol dan rokok.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit menular dan menurun.
- Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, asma dan DM
4. Riwayat Reproduksi
Riwayat menstruasi :
- Menarche : 10 tahun
- Siklus : 29 hari
- Lamanya : 5-7 hari
- Dismenorhea : Tidak ada
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
- GI P0 A0
- HPHT : 05 Agustus 2021
- HTP : 12 Mei 2022
- Ibu pernah melakukan pemeriksaan USG pada tanggal 08 September 2021. Pada
pemeriksaan diketahui CRL (Crown Rump Length) yaitu 1,18 cm, umur
kehamilan atau GA : 5 minggu
6. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
- Pola nutrisi, kebiasaan ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, ibu
mengatakan nafsu makan berkurang selama kehamilan disertai mual dan muntah.
Minum 6-7 gelas sehari.
- Pola eliminasi, kebiasaan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan
berwarna kuning serta BAK 5-7 kali sehari berwarna kuning jernih.
- Pola istirahat, kebiasaan jarang tidur siang dan tidur malam 6-8 jam. Selama
kehamilan tidak mempengaruhi jam tidur.

E. Objektif
1. K/U : baik, kesadaran : CM
2. TTV :
TD : 100/60 mmHg N : 80x / menit
R : 22x/ menit S : 36,6 0 C
BB : 48 kg TB : 151 cm
IMT : 21, 8 (normal)
3. Pemeriksaan fisik :
- Mata : konjungtiva pucat, sclera sedikit ikterus
- Mulut dan gigi : bibir kering, tidak ada sariawan, gigi tidak ada karies
- Leopold : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang :
- USG : pada tanggal 08 September 2021
- Hasil : CRL 1,18 cm (GA 5 minggu)
- Plano test : (+)
- HB : 12,5 gr/dl
- Golongan darah : -o-
- Urine protein : negative
- HIV AIDS : negative
- HBs Ag : negative

F. Assesment
- Diagnosa : G1P0A0, usia kehamilan 8 minggu ,janin tunggal
hidup, intrauterine
- Masalah : Mual muntah dan pusing selama 2 hari
- Kebutuhan : - Informasi penyebab ketidaknyamanan
- Informasi cara mengatasi ketidaknyamanan
G. Planning
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, hasil
pemeriksaan TTV : TD : 100/60 mmHg, pemeriksaan fisik : konjungtiva pucat, sclera
sedikit ikterus, bibir kering, palpasi leopold tidak di lakukan karena usia kehamilan
masih 8 minggu dan janin belum teraba jelas.
Rasional : Menurut UU No. 44 (2009 pasal 32) Salah satu hak pasien adalah
mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis, tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi.
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab keluhan yang dirasakan yaitu karena tubuh sedang
memproduksi hormone hCG (hormone yang di produksi tubuh pada masa kehamilan
yang dihasilkan oleh sel-sel didalam plasenta, setelah sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma menempel di dinding rahim).
Rasional : Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hormone hCG,
penurunan tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus
digestivus mengalami penurunan kemampuan bergerak. Peningkatan
kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium
untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah
(Rofi'ah, S, 2020).
3. Menganjurkan kepada ibu untuk meminum air jahe hangat dan menjelaskan cara
membuatnya.
Rasional : Beberapa terapi non farmakologis seperti obat tradisional yang bisa
dilakukan untuk mengurangi mual muntah dan mudah didapat seperti
jahe, daun peppermint, lemon, dll. Jahe (zingiber officinale) termasuk ke
dalam 20 sumplemen herbal terlaris di Amerika Serikat. Pembuatan
seduhan jahe sebanyak 250 mg, air panas 50 ml dan gula. Cara membuat
seduhan jahe yang baik dan benar sesuai takaran yang telah di tentukan,
mengupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih dan diparut hingga halus.
Campurkan dengan air yang sudah masak sebanyak 50 ml yang masih
hangat. Masukkan parutan jahe tadi kedalam air yang masih hangat tadi.
Tunggu selama 15 menit hingga warnanya berubah menjadi kuning
kecoklatan, sambil diaduk sesekali. Kemudian tuang air rebusan jahe
tadi pada gelas, bila senang manis bisa di bubuhkan gula secukupnya
(Anne Rufaridah dkk, 2019)
4. Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup seperti istirahat tidur 7-9 jam
sehari serta tidak melakukan aktivitas fisik berat,
Rasional : Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah istirahat dan tidur, istirahat dan
tidur diperlukan agar otak dan tubuh dapat memperbaiki dirinya sendiri,
sehingga bila seseorang kurang tidur organ segera tampak berbagai
kelainan fisik maupun mental. Pada saat tidur kerja tubuh melambat,
sehingga membuat sel-sel penyembuh untuk memperbaiki sel-sel yang
rusak (Ratih Prananingrum, dkk. 2019).
5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet FE selama kehamilan.
Rasional : Upaya menambah asupan zat besi selain dari makanan yang dimakan
sehari-hari oleh ibu hamil yang pada umumnya berupa tablet tambah
darah (TTD). Pemberian TTD ini sebanyak satu tablet setiap hari berturut-
turut selama 90 hari selama kehamilan. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam
folat. Masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan memberikan
makanan yang cukup mengandung zat besi. Namun, jika anemia sudah
terjadi, tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi dalam jumlah besar
dan dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu pengobatan selalu
menggunakan suplementasi zat besi, disamping tentu saja menambah
jumlah makanan yang kaya akan dan yang dapat menambah penyerapan
zat besi. Gejala anemia pada ibu hamil trimester I harus diwaspadai
karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya bagi ibu yang
memiliki pekerjaan dan pertumbuhan janin akan terhambat sehingga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau atau premature.
Untuk itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet zat besi secara
teratur selama 90 hari dan mengkonsumsi makanan baik untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak (Aureliya Hutagaol, 2017)
6. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yaitu
seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, kacang-kacangan (tahu,tempe), daging, telur , susu,
dan buah-buahan serta asupan cairan yang cukup yaitu minimal 8 gelas sehari.
Rasional : Nutrisi yang cukup adalah faktor yang sangat penting mempengaruhi
kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau berjarak dekat
berada pada faktor resiko memasuki kekurangan cadangan nutrisi.
Defisiensi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada pengangkatan insiden
kelahiran prematur dan reterdasi pertumbuhan janin serta peningkatan
resiko kematian ibu dan morbiditas (Lilis Mamuso, dkk. 2019)
7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester I guna
meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi yang akan datang. Tanda bahaya
kehamilan trimester I yaitu perdarahan pada kehamilan muda, muntah terus menerus
dan tidak bisa makan selama kehamilan, selaput kelopak mata pucat, dan demam
tinggi.
Rasional : Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena munculnya
tanda bahaya dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan bahaya pada
kehamilan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan
janin. Seperti perdarahan vagina, edema, demam tinggi, penurunan gerak
janin, muntah persisten, dan ruptur membran (Nuraisya, 2018).
8. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ANC minimal 6 kali selama
masa kehamilan.
Rasional : Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Pelayanan antenatal (Antenatal
Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di
Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa
oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di
Trimester 3. ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan
oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang
pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan antenatal seperti
biasa, kemudian dilakukan Skrining sebelum pemeriksaan. Sebelum ibu
melakukan kunjungan antenatal secara tatap muka, dilakukan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/ secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
(Kemenkes RI. 2020)
9. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
Jurnal : Menurut Permenkes no 28 tahun 2017 pada pasal 28 huruf (e) yaitu bidan
dalam melaksanakan praktek / kerja, bidan berkewajiban melakukan
pencatatan dokumentasi secara sistematis pencatatan asuhan kebidanan harus
dicatat sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sesuai dengan Permenkes
No 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data subjektif pada Ny. A dengan emesis gravidarum di dapatkan dari
hasil wawancara langsung yaitu Ny. A mengatakan mengeluh mual muntah dan pusing
selama 2 hari dengan intensitas muntah 3-4 kali dalam sehari serta kehilangan nafsu makan,
ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran, HPHT 05 Agustus 2021,
pernah melakukan pemeriksaan USG dengan dokter kandungan pada tanggal 09 September
2021.
Bila ditinjau dari evidence based, keluhan yang di alami Ny. A yaitu emesis
gravidarum. Hal ini merupakan keadaan fisiologis yang biasanya dialami wanita pada masa
awal kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan keluhan tersebut bisa mengarah pada
keadaan patologis bila keluhan terjadi terus menerus hingga menyebabkan terganggunya
aktivitas. Emesis gravidarum berhubungan dengan level hCG. Kadar hCG menstimulasi
produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui meningkatkan mual dan muntah.
Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu
merasa mual. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne Rufaridah dkk
tahun 2019 yang menyatakan dalam kehamilan biasanya terjadi perubahan fisiologis, salah
satu perubahan tersebut terjadi di saluran gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus dan
motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan
lambung dan transit usus. Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hypersaliva), daerah lambung
terasa panas, terjadi mual muntah dan sakit kepala terutama pada pagi hari.
Perencanaan yang terdapat dalam teori meliputi konseling holistik, pasien untuk
menjaga pola hidup sehat dan menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang yaitu seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, kacang-kacangan (tahu,tempe), daging,
telur, susu, dan buah-buahan serta asupan cairan yang cukup yaitu minimal 8 gelas sehari.
Kemudian hindari makanan yang berlemak dan beraroma menyengat, makan dalam porsi
kecil namun sering guna memenuhi kebutuhan asupan pada janin serta istirahat cukup dan
hindari aktivitas fisik yang berat. Cara mengurangi mual muntah juga dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi minuman jahe hangat dengan takaran 250 mg jahe dan 50 ml air panas.
Kemudian untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin maka disarankan untuk
melakukan pemeriksaan ANC minimal sebanyak 6 kali pada masa kehamilan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP maka dapat disimpulkan pada
pengkajian ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum didapatkan data subjektif dan
data objektif. Data subjektif di peroleh dari wawancara dengan klien dimana klien
mengeluh bahwa mengalami mual muntah disertai pusing sehingga mengganggu
aktifitas. Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam melakukan pengkajian
data subjektif dan objektif karena pada pengkajian data subjektif terdapat hambatan pada
waktu yang terbatas.
Pada Kasus Ny.A dengan emesis gravidarum dianjurkan tetap mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang, pemenuhan asupan cairan, menghindari makanan yang
merangsang mual, dan tetap mengatur pola makan sedikit tapi sering guna menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik. Klien di beri konseling tentang
pencegahan dan penanganan emesis gravidarum dengan anjuran meminum seduhan jahe
hangat jus serta menganjurkan untuk kunjungan ANC dan jika ada keluhan lebih lanjut.
Dalam perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam
evaluasi pada Ny. A dengan emesis gravidarum didapatkan hasil yaitu bahwa klien sudah
mengerti cara mengatasi keluhan emesis gravidarum pada masa awal kehamilan.
B. Saran
Menganjurkan klien untuk menjaga pola hidup sehat, istirahat cukup, hindari aktivitas
fisik yang berat serta tetap penuhi asupan cairan dan juga makanan agar cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Anne Rufaridah, dkk. (2019). Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale (Jahe) Terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance, STIKes Ranah Minang Padang
Azizah, A., & Adriani, M. (2017). Tingkat kecukupan energi protein pada ibu hamil
trimester pertama dan kejadian kekurangan energi kronis. Media Gizi Indonesia, 12(1),
21-26.

Dewi, R. K., & Saidah, H. (2020). Effect Of Complementary Acupressure Therapy On


Emesis Gravidarum In Pregnant Women Trimester I. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 9(2), 1065-1071.

Irianti, dkk, 2014, Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti, CV Sagung Seto: Jakarta.

Katmini, K. (2020). Determinan Kesehatan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
dengan Pencapaian Kontak Minimal 4 Kali Selama Masa Kehamilan (K4). Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 5(1), 29-35.

Kementrian Kesehatan. 2013. Buku Saku (Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Lestari, V. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Penurunan Frekuensi Mual


Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Margorejo Metro Selatan
Kota Metro Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Lukman, K. N., Subriah, S., & Natsir, R. (2019). The Relationship Between Knowledge With
Pregnant Women's Behavior In The First Semester About Emesis Gravidarum At
Mangasa Health Center, Makassar. Urban Health, 2(1).

Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, EGC: Jakarta

Putri, H. A., & Rahayu, H. S. E. (2014). Pengaruh Akupresur Terhadap Morning Sickness Di
Kecamatan Magelang Utara Tahun 2014. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 2, No. 2).

Rofi'ah, S., Widatiningsih, S., & Chunaeni, S. (2020). Optimalisasi Kelas Ibu Hamil Sebagai
Upaya Peningkatan Kesehatan Masa Kehamilan. LINK, 16(1), 42-48.

Rukiyah. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Medika.

Hani,ummi; dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika:
Jakarta.

Pudiastuti. (2012). Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal Dan Patologis. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai