DISUSUN OLEH :
DESFIRANI KHUMAIRAH
Judul Kasus : Asuhan Kebidanan Fisiologi Dan Holistik Pada Ibu Hamil Di Klinik
Pratama Jannah
Nama Mahasiswa : Desfirani Khumairah
Nim : P07524722004
Menyetujui
Mengetahui
Judul Kasus : Asuhan Kebidanan Fisiologi Dan Holistik Pada Ibu Hamil Di Klinik
Pratama Jannah
Nama Mahasiswa : Desfirani Khumairah
Nim : P07524722004
Menyetujui,
Mengetahui
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
2. Betty Mangkuji, SST.,M.Keb. Selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Dan Pendidikan Profesi Bidan
Semoga Allah SWT membalas segala bentuk bantuan dan kerjasama kalian dengan balasan
kebaikan dan kebahagiaan, aamiin. Penulis membutuhkan saran dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dalam penulisan Laporan Komprehensif ini.
Mual dan muntah merupakan salah satu keluhan yang banyak terjadi pada ibu
hamil. Upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi keluhan yang ada pada
kehamilan salah satunya adalah mengoptimalkan pelayanan kehamilan. Periksa
kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan 2 kali pada trimester pertama, 1 kali
pada trimester kedua, 3 kali pada trimester ketiga dan minimal 2 kali pemeriksaan
oleh dokter pada trimester 1 dan 3, (Kemenkes RI, 2020). Pentingnya untuk
melakukan ANC agar dapat mendeteksi adanya mual muntah yang dapat
mengakibatkan BBLR. Berdasarkan hasil penelitian Herviza Wulandary Pane (2020)
para ibu yang mengalami mual muntah berlebihan selama kehamilan (Hiperemesis
Gravidarum) rata-rata mengalami penurunan berat badan dan berkurangnya nafsu
makan, sehingga asupan nutrisi ke janin menjadi berkurang dan beresiko terjadinya
BBLR ketika persalinan (Pane , 2020)
Menurut Data WHO bahwa prevalensi kejadian BBLR di dunia yaitu 20 juta
(15.5%) setiap tahunnya, dan negara berkembang menjadi kontributor terbesar yaitu
sekitar 96.5%, (WHO, 2018). Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut
emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang
terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat juga terjadi pada malam hari. Selama kehamilan sebanyak 70-
85% wanita mengalami mual muntah. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah HPHT dan berlangsung selama lebih kurang10 minggu, (Faridah, 2019).
Oleh karena itu peran bidan dalam kasus ini sangat berperan penting dalam
memberikan asuhan secara komprehensif, Sehingga diharapkan mampu memberikan
asuhan kebidanan terkini, serta memberikan konseling dan pengarahan terkait kapan
sebaiknya mendapatkan terapi yang dapat mengurangi keluhan sesuai dengan kondisi
klien. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu dengan melakukan
pengaturan pola makan, menghindari stress, meminum air jahe, melakukan
akupuntur, menghindari kopi/kafein. Adapun strategi menurut Konsesnsus
Queensland yaitu dengan segera memakan sesuatu yang ringan setelah bangun tidur
di pagi hari, makan yang sering, dan pilih makanan yang karbohidrat tinggi .
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif dan menganalisis
keterkaitan antara penyebab, masalah, faktor risiko, serta penatalaksanaan yang
sesuai dengan kasus pada ibu hamil berdasarkan Evidance Based
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil
b. Untuk dapat menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu hamil
c. Untuk dapat melakukan tindakan segera atau berkolaborasi sesuai dengan
kasus pada ibu hamil
d. Untuk dapat melaksanakan evaluasi pada ibu hamil
e. Untuk dapat melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar denyut jantung janin
2) Terasa gerak janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
b. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda piskacek
5) Braxton hicks
6) Basal metabolism rate (BMR)
7) Ballotement positif
8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
c. Dugaan hamil
1) Amenore
2) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi
3) Pusing
4) Miksing/sering buang air kecil
5) Obstipasi
6) Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linea nigra
7) Payudara menegang
8) Perubahan perasaan
9) BB bertambah (Sulistyawati , 2015)
2) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpusleteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesteron.
b. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiacoutput) meningkat
sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.
c. Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih) yang puncaknya terjadi
pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan, kearena
itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur.
d. Sistem gasgastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena
gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
e. Sistem endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisisanterior memproduksi LH dan
follicle stimulating hormone (FSH). FSH merangsang folikel de graaf untuk
menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium dimana ia dilepaskan.
Folikel yang kosong dikenal sebagai korpusleteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron. Progesteron dan esterogen merangsang proliferasi
dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika
kehamilan terjadi. Plasenta, yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10
minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpusleteum
untuk memproduksi esterogen dan progesteron.
f. Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim
dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya
(Sulistyawati , 2015)
b. Hipersalivasi
Air liur berlebih atau dalam bahasa medis disebut hipersalivasi atau
sialorrehea atau ptyalism adalah peningkatan sekresi air liur yang berlebihan (1-
c. Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan. Penyebab pasti belum
diketahui. Akan tetapi diduga karena pengaruh hormone progesterone yang
memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan tekanan darah dan membuat ibu merasa pusing. Dalam keadaan
fisiologis keluhan ini akan menghilang dengan sendirinya (Husin, 2014)
d. Mudah lelah
Pada awal kehamilan, wanita sering mengeluhkan mudah lelah. Teori yang muncul
yaitu diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal
kehamilan. Selain itu, peningkatan progesterone memiliki efek menyebabkan
tidur. Keluhan ini akan hilang pada akhir trimester pertama. Asuhan kebidanan
yang dapat dilakukan yaitu :
1) Meyakinkan ibu bahwa kelelahan adalah hal yang normal dan kelelahan
akan hilang secara spontan pada trimester II
2) Melakukan pemeriksaan kadar zat besi
3) Menganjurkan ibu untuk berisitrahat di siang hari
4) Menganjurkan ibu untuk minum lebih banyak, karena efek dari dehidrasi
adalah kelelahan
5) Menganjurkan ibu untuk melakukan latihan fisik (olahraga) ringan
6) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan seimbang (Husin,
2014)
e. Heartburn
Sebesar 17-45% wanita hamil mengeluhkan rasa terbakar pada dada atau
dalam medis disebut heartburn. Heartburn disebabkan oleh peningkatan
hormone progesterone, estrogen dan relaxing yang mengakibatkan relaksasi
otot-otot dan organ termasuk system pencernaan. Hal tersebut menurunkan
ritme dan motilitas lambung serta penurunan tekanan sfingter esophagus bawah.
Akibatnya makanan yang masuk cendrung lambat dicerna sehingga makanan
relative menumpuk. Hal ini menyebabkan rasa penuh atau kenyang dan
kembung. Langkah pertama untuk mengurangi heartburn, yaitu dengan
memperbaiki pola hidup misalnya menghindari makan tengah malam,
menghindari makan dalam porsi besar, memposisikan kepala lebih tinggi saat
terlentang atau tidur, menghindari makanan yang dapat merangsang terjadinya
heartburn, mengunyah permen karet (menstimulasi peningkatan produksi saliva,
sehingga dapat membantu menetralkan keasaman) (Husin, 2014)
3) Senang
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan
atau telah berusaha keras untuk hamil merasa senang.
a) Motivasi dari suami dan keluarga dapat dalam bentuk komunikasi sejak
awal kehamilan
b) Menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan
menjadi orang tua
c) Mencari informasi seputar kehamilan termasuk tentang nutrisi selama
kehamilan Memeriksakan kehamilan secara teratur
d) Melakukan upaya rileksasi
b. Libido menurun
Meskipun pada beberapa wanita mengalami peningkatan libido tetapi secara
umum wanita hamil pada trimester pertama mengalami penurunan.
Berdasarkan penelitian pada ibu hamil di Iraq, sebesar 69,7% wanita hamil
mengalami penurunan keinginan seksual dan sebesar 81,8% mengalami
penurunan frekuensi hubungan seksual, sedangkan sebesar 18,2% mengalami
peningkatan keinginan seksual. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh
keletihan, nausea, depresi dan perubahan fisik yang mengganggu kenyamanan
ibu. Sebesar 65,2% wanita hamil takut janinnya akan cedera, sehingga mereka
enggan untuk berhubungan seksual, (Husin, 2014:65-66).
6. Tanda Bahaya Kehamilan
Dikutip dari Buku KIA yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesahatan RI, ini
enam tanda bahaya pada saat kehamilan.
c. Vitamin B kompleks
Suplementasi vitamin B kompleks terdiri atas B2,B6,B9 dan B12
bertujuan untuk mengurangi terjadinya trombofilia jenis
hyperhomocysteinemia. Dalam peranan tunggal, berbagai vitamin B ini
memiliki peran masing-masing (Husin, 2014)
f. Vitamin D
Meskipun kebutuhan vitamin D sama pada wanita hamil dan tidak
hamil, ibu hamil perlu memastikan asupan akan vitamin D tercukupi. Vitamin
D dapat ditemukan pada minyak ikan, telur, mentega, dan hati. Kebutuhan
tubuh akan vitamin D adalah 5 mg/hari. Untuk mendapatkan jumlah
kebutuhan yang diinginkan, ibu hamil dapat juga berjemur pada sinar matahari
setidaknya 5-15 menit setiap harinya. Untuk membantu pemenuhan kebutuhan
vitamin D, direkomendasikan untuk mengkonsumsi susu selama kehamilan.
g. Iodine
The American Thyroid Association merekomendasikan kepada seluruh
ibu hamil di USA dan Canada untuk mengkonsumsi 150 mg iodine/hari.
Karena diketahui bahwa kelenjar tyroid janin memulai fungsinya pada usia
gestasi 10-12 minggu, dan sel syaraf mulai berkembang pada usia gestasi 18
minggu. Usia gestasi ini merupakan periode kritis, apabila terjadi defisiensi
iodine dapat berakibat pada gangguan pertumbuhan syaraf janin (Husin,
2014).
3) Payudara
Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan pada
saat laktasi.
4) Mandi
Mandi minimal 2x sehari
5) Vulva
Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vulva harus
dijaga dengan lebih serius membersihkannya.
c. Imunisasi
Imunisasi tetanus toxoid bertujuan untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonatorum.imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5
bulan dengan interval minimal 4 minggu dilakukan suntikan secara IM dengan
dosis 0,5 ml.
Tabel 1
Imunisasi TT
d. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 6 kali selama
kehamilan. kehamilan 2 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua, 3 kali pada trimester ketiga dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter
pada trimester 1 dan 3, (Kemenkes RI, 2020)
1. STANDAR I : Pengkajian
a. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian
1) Data tepat, akurat, dan lengkap
2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa : biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan, latar belakang sosial budaya)
2. STANDAR II : Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untukmenegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
b. Kriteria perencanaan
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhansecara komprehensif
2) Melibatkan klien/pasien dan keluarga
3) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
b. Kriteria evaluasi
1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasi pada klien
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien
6. STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
C. Emesis Gravidarum
1. Pengertian Emesis Gravidarum
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
(frekuensi kurang dari 5 kali). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga
terjadi pada malam hari. Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita mengalami
mual muntah. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama lebih kurang10 minggu. Dari hasil penelitian Lacasse dari 367
wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama dengan derajat
mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3% mengalami mual
muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat (Husin, 2014).
b. Faktor Psikososial
Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan yang
dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain. Mengetahui
akan menjadi orang tua menyebabkan konflik emosi, termasuk kegembiraan dan
penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta khawatir tentang
pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami. Sering kali ada perasaan
ambivalen terhadap kehamilan dan bayi, dan pada beberapa wanita hal ini
mungkin membuat mereka sedih karena sebentar lagi mereka akan kehilangan
kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan persepsi, ketidakpercayaan mengenai
ketakutan nyata akan meningkatnya tanggung jawab. Masalah psikologis dapat
memprediksi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muantah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi
kemampuan untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan
atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik.
c. Masalah Pekerjaan
Pada wanita hamil yang berada diantara keluarga atau dalam rutinitas kerja.
Kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan akan datang dapat
menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat,
terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total setelah melahirkan.
Jadi dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang tidak dapat membantu
perekonomian keluarga dapat maka ibu hamil dapat menyebabkan kekhawatiran
tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat sehingga menimbulkan mual
muntah pada kehamilannya. Namun pada ibu yang bekerja perjalanan ketempat
kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk
sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan
wanita, aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan
menyebabkan mereka muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan
muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek olfaktorius
(penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat dibuat asumsi mengenai
hubungan antara kebiasaan praktik dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak
wanita yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap rokok dan
tembakao.
d. Status Gravida
Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan
hormon estrogen dan koreonikgonadotropin sehingga lebih sering terjadi
emesisgravidarum. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah
mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonikgonadotropin karena
sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan. Pada
primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan komunikasi
yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi
wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan pada multigravida dan
grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan
tentang gejala emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya.