Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S UMUR 34 TAHUN PERENCANAAN


KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN DI UPT
PUSKESMAS KONUT

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh:

NAMA : LILY SARAH


NIM : PO.62.24.2.21.513
KELAS : PROFESI BIDAN ANGKATAN III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S UMUR 35 TAHUN PERENCANAAN


KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN DI UPT
PUSKESMAS KONUT

Disusun oleh:

Nama : Lily Sarah


Nim : PO.62.24.2.21.513
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I

Tanggal Pemberian Asuhan : 13 September 2021

Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal : 13 September 2021
Di : UPT Puskesmas Konut

Ema Floridayani, STr. Keb


NIP. 19780104 200312 2 005
Pembimbing Institusi
Tanggal : 13 September 2021
Di : Poltekkes Kemenkes Palangka
Raya
Eline Charla S. B., SST., M.Kes

2
NIP. 19860621 200912 2 002

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan


Kehamilan Sehat
Telah disahkan tanggal : September 2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi,

Eline Charla S. B., SST., M.Kes


NIP. 19860621 200912 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Koordinator MK Praktik Kebidanan


Kebidanan dan Pendidikan Profesi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan
Bidan Kehamilan Sehat

Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb Riny Natalina, SST., M.Keb


NIP.19781027 200501 2 001 NIP.19791225 200212 2 002

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon
bayi yang masih di dalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi
disarankan agar calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat. Prakonsepsi adalah
perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu
saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi
seorang ibu (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Sangatlah penting untuk
mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,
kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras,
polusi, lingkungan sehari- hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan
tingkat stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat
untuk mencegah masalah pada saat hamil salah satunya anemia
(Chandranipapongse dan Koren, 2013).
Tanpa disadari anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja putri dan ibu hamil dimana anemia termasuk dalam salah satu faktor
penyebab tidak langsung kematian ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Jika perempuan mengalami anemia akan sangat berbahaya pada saat hamil dan
melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan
bayi dengan (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah dan Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik
pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan (Rajab, 2019). Upaya
menurunkan kematian ibu dan anak seharusnya tidak hanya dilakukan dengan
upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga melalui upaya preventif dan promotif
yang menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab kematian ibu dan anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko
sebelum dimulainya kehamilan sehingga asuhan yang tepat dapat dipersiapkan
sesuai kondisi ibu. Czeizel (2012) mengemukakan bahwa persiapan masa

1
prakonsepsi atau masa sebelum hamil dapat menurunkan angka kelahiran
prematur sebesar 5,0% sampai dengan 9,2% dan sangat signifikan untuk
menurunkan angka kelahiran dengan kelainan kongenital, neural-tube defects,
dan malformasi jantung, bahkan mampu mengikutsertakan suami dalam
perencanaan persiapan kehamilan. Menurut (Almatsir, 2020) masalah gizi
menjadi masalah yang sangat penting dalam masa pra-konsepsi. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa waktu yang tepat mencegah komplikasi kehamilan adalah
sebelum seorang wanita hamil atau masa prakonsepsi. Kesehatan yang baik
adalah salah satu faktor yang paling penting dalam kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan yang positif
dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat
sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang kurang
mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi akan berdampak kurang baik pula
terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono, 2014). Pendidikan
kesehatan merupakan suatu bentuk upaya untuk membantu individu atau
sekelompok masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan memperoleh
perubahan sikap serta keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, pemberi asuhan merumuskan
masalah, yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Holistik WUS dengan anemia
ringan pada masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat?”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan holistik Prakonsepsi Dan
Perencanaan Kehamilan Sehat pada PUS dengan anemia ringan
berdasarkan evidence based midwifery.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
asuhan Prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan anemia
ringan.

2
b) Mampu melakukan analisa pada asuhan Prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat dengan anemia ringan.
c) Mampu melakukan perencanaan pada asuhan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilann sehat dengan anemia ringan..
d) Mampu melakukan implementasi pada asuhan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat dengan anemia ringan..
e) Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi pada asuhan
Prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan anemia ringan.

D. Manfaat
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence
based practice dalam memberikan asuhan kebidanan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan pada PUS agar mendapatkan pelayanan asuhan
kebidanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan
evidence based practice.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat


dengan Anemia Ringan
1. Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan dengan Anemia Ringan
Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu (Susilowati dan
Kuspriyanto, 2016). Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan
berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan
dengan baik melalui pola hidup sehat, asupan gizi yang baik,
mengkonsumsi tablet zat besi, melakukan aktifitas olahraga,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep dokter.
Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi
dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi,
2018).
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu proses yang butuh
perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan
mengandung unsur kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara
tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil buruk,
misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirkan beresiko lahir
dengan berat bayi lahir rendah, bayi dengan BBLR ini memiliki resiko
kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kematian yang
lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal.
Bagi ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat
persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko
kematian (kusmiyati, 2019).
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah kurang dari normal (12mh/dL). Tanda gejala anemia antara lain
lesu, letih, lemah, lelah, lunglai (5L) dan sering mengeluh pusing dan

4
mata berkunang-kunang. Anemia selama kehamilan merupakan masalah
global yang sangat berhubungan dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas ibu, janin dan kelahiran premature. Rendahnya kadar HB
yang mengikat oksigen di dalam darah dapat menyebabkan kekurangan
oksigen pada sirkulasi ibu dan janin sehingga terjadi hipoksia janin yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, banyak mengkonsumsi
makanan sumber protein menjaga ibu hamil dari kemungkinan terkena
anemia (Ribot et al, 2013). Ibu sering mengalami defisiensi besi pada
trimester kedua dan ketiga, disaat tubuh memerlukan banyak zat besi,
sehingga meningkatkan resiko anemia (Proverawati, 2011).
Penyebab anemia mikrositik diantaranya adalah kurangnya
produksi globin, pengiriman zat besi yang terbatas ke kelompok heme
hemoglobin, kurangnya pengiriman zat besi ke kelompok heme, dan
cacat pada sintesis kelompok heme. Karena memiliki siklus hilangnya zat
besi setiap bulan melalui menstruasi, wanita berisiko lebih besar
mengalami defisiensi besi dibandingkan pria. Kehilangan zat besi pada
wanita ratarata 1 hingga 3 mg per hari, dan asupan makanan seringkali
tidak memadai untuk mempertahankan keseimbangan zat besi.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita
Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur
antara 15-49 tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok
WUS perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai
calon ibu gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan
keselamatan selama proses melahirkan. Upaya peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi
(Supariasa, 2014).

2. Pemeriksaan Prakonsepsi
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran

5
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit meliputi
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan
darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan
penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
c. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
d. Suplementasi gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan
anemia. Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang
dan tablet tambah darah. Untuk calon pengantin yang mengalami
anemia defisiensi besi, suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan perlu
dilakukan evaluasi kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.
e. Asupan Nutrisi
Dalam merencanakan kehamilan sehat, calon pengantin/calon
ibu harus memahami mengenai gizi seimbang dan menerapkan 4
pilar gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dan ditambah

6
mengkonsumsi asam folat untuk membantu memenuhi kebutuhan
asam folat dalam tubuh. Wanita yang menderita malnutrisi sebelum
hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung
melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang
karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu pertama
(Arisman,2019). Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan) dan bayi berat lahir rendah (BBLR) di bawah 2500
gram. Efek jangka pendek KEK diantaranya yaitu anemia,
perkembangan organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik kurang,
yang mengakibatkan kurang produktifnya seseorang, sehingga perlu
ada pencegahan terhadap kejadian KEK (Waryono, 2010).
f. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi.
g. Pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining
prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi
psikologis sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus.

3. Konseling Prakonsepsi Anemia Ringan


Konseling prakonsepsi memainkan peran utama dalam
mempersiapkan kehamilan yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
memodifikasi risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan hasil
kehamilan ibu, serta sebelum ibu hamil (Walfisch dan Koren, 2011).
Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan
atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan pengaturan pola
makan yang salah. Selain itu wanita rentan menderita anemia defisiensi
zat gizi terutama besi dan asam folat dikarenakan mengalami masalah
seperti mengalami menstruasi setiap bulannya yang kehilangan darah

7
sekitar 0-48 mg per hari (tergantung pada aliran menstruasi), kurang
asupan zat gizi, infeksi parasit seperti malaria, kecacingan serta
mayoritas wanita usia subur menjadi angkatan kerja. Diagnosis anemia
defisiensi zat gizi ditentukan dengan tes skrining melalui pengukuran
kadar Hb, Hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi
Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan.
Dampak anemia pada ibu hamil Pada wanita pra konsepsi dengan
anemia dapat diberikan konseling sebagai berikut:
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
membahayakan ibu dan janin antara lain anemia pada ibu dan janin
serta BBLR.
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum
hamil dan 1 tablet per hari selama kehamilan
c. Jika waniya mengalami gizi kurang dan atau anemia, sebaiknya
menunda kehamilan dengan ber-KB dan mendapatkan penanganan
kesehatan sampai status gizinya baik dan Hb Normal (± 12mg/dL)

B. Teori Evidence Based Midwifery Prakonsepsi dan Perencanaan


Kehamilan Sehat pada Anemia
1. Jurnal Program Pencegahan Anemia Bagi Wanita Masa Prakonsepsi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Kabupaten Karangasem
Anemia dapat diatasi dengan pemberian tablet besi 200mg selama 90 hari.
Hanya saja kepatuhan wanita dalam tablet besi masih sangat rendah yaitu
sebesar 35%. Pengabdian ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi selama sebelum hamil
maupuun saat kehamilan pada wanita dan juga konseling tentang anemia
meningkatkan pengetahuan wanita prasekognisi tentang anemia sebesar
60%.. Jadi disarankan untuk memberikan tablet besi pada wanita
prakonsepsi karena pencegahan lebih baik daripada pengobatan (L.S.Ani
dkk, 2018).

8
2. Jurnal Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi
Salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi zat besi adalah
kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang hijau setiapharinya berarti
mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap hari yaitu 18 mg dan dapat
meningkatkan kadar hemoglobin selama 2 minggu. Hasil menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan pengetahuan WUS tentang anemia. Zat besi
merupakan zat gizi utama yang berperan penting sintesis hemoglobin
sehingga kurangnya asupan zat besi yang diperoleh dari bahan makanan
menyebabkan kadar hemoglobin menurun (Juhrotun, 2020).
3. Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix Dactylifera L) Sebagai Terapi
Infertilitas Pria
Pollen atau serbuk sari kurma atau DPP (Date Palm Pollen) merupakan
salah satu tumbuhan yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan pria,
terutama di timur tengah. DPP segar mengandung 5% hingga 36% air dan
terdiri dari mineral, berbagai karbohidrat, asam organik, lipid, asam
nukleat, protein, asam amino bebas, dan lebih dari 100 enzim dan kofaktor
(Devi, 2021).
4. Jurnal Correlation Between Micronutrient Intake And Hemoglobin
Preconception Women
Ibu prakonsepsi sebagian besar berisiko kekurangan mikronutrien seperti
zat besi, seng, folat, vitamin B12, dan vitamin B6 yang dapat mengganggu
pembentukan dari hemoglobin. Memahami pentingnya gizi yang
dibutuhkan, melalui konseling pranikah tentang pentingnya nutrisi bagi
kesehatan ibu hamil dan bayinya sehingga menghindari dampak anemia
(Nurhaedar, 2018).

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Pada remaja Ny. S umur 34 tahun perencanaan
kehamilan dengan anemia ringan di UPT Puskesmas Konut.
B. Pelaksanaan Asuhan
1. Hari/ tanggal : 13 September 2021
2. Pukul : 10.00 WIB
3. Tempat : UPT Puskesmas Konut.
4. Pengkaji : Lily Sarah
C. Identitas Pasien
1. Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. M
2. Umur : 34 Tahun Umur : 35 Tahun
3. Suku : Jawa Suku : Jawa
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Jl. Musak Jaya

D. Managemen Asuhan Kebidanan


1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
- Ny. S mengatakan beumur 34 Tahun
- Ny. S mengatakan kadang merasa sering pusing dan lelah
- Ny. S mengatakan ingin hamil kembali
- Ny. S mengatakan sudah melepas KB suntik 3 bulan, 2 bulan
yang lalu
b. Data Obyektif

10
- K/u : baik, Kesadaran : Composmentis
- TD : 110/90 mmHg, N : 84x/m, R: 24x/m, S : 36,5oc
- BB : 54kg, TB : 155cm
- IMT : 22,48 status gizi normal
- Pemeriksaan Fisik :
 Muka : Simetris, tidak ada oedema, agak pucat.
 Mata : Simetris, conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
 Ekstremitas : atas : simetris, telapak tangan pucat.
 Ekstremitas : bawah : simetris, tidak oedema.
Pemeriksaan Penunjang (13 September 2021)
Pemeriksaan HB : 11,5 gr/dl
c. Assesment
Ny. S umur 34 tahun perencanaan kehamilan dengan anemia ringan
Masalah : perencanaan kehamilan dan ibu kadang merasa sering
pusing dan lelah
Kebutuhan: KIE tentang perencanaan kehamilan dan cara mengatasi
anemia ringan
d. Planning
1) Melakukan komunikasi terapeutik, ibu merespon dengan baik.
Rasional : pasien akan merasa puas jika terjalinnya komunikasi
yang baik antara pasien dan bidan (Wahyu, 2016).
2) Beritahu hasil pemeriksaan. TTV dalam keadaan normal
Rasional : Dalam hal ini klien berhak mengetahui segala sesuatu
yang berkatian dengan keadaan dan tindakan yang dilakukan
(Siringgoringgo, 2017).
3) KIE tentang Program Pencegahan Anemia Bagi Wanita Masa
Prakonsepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Kabupaten
Karangasem
Rasional : Anemia dapat diatasi dengan pemberian tablet besi
200mg selama 90 hari. Hanya saja kepatuhan wanita dalam
tablet besi masih sangat rendah yaitu sebesar 35%. Pengabdian
ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang pentingnya

11
mengkonsumsi tablet besi selama sebelum hamil maupuun saat
kehamilan pada wanita dan juga konseling tentang anemia
meningkatkan pengetahuan wanita prakonsepsi tentang anemia
sebesar 60%.. Jadi disarankan untuk memberikan tablet besi
pada wanita prakonsepsi karena pencegahan lebih baik daripada
pengobatan (L.S.Ani dkk, 2018).
4) KIE tentang Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat
Besi Dalam Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi
Rasional : Salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi
zat besi adalah kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang
hijau setiapharinya berarti mengonsumsi 50% kebutuhan besi
setiap hari yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar
hemoglobin selama 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan pengetahuan WUS tentang anemia. Zat
besi merupakan zat gizi utama yang berperan penting sintesis
hemoglobin sehingga kurangnya asupan zat besi yang diperoleh
dari bahan makanan menyebabkan kadar hemoglobin menurun
(Juhrotun, 2020).
5) Dokumentasi
Rasional : Dalam kebidanan merupakan suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan
catatan kebidanan yang berguna untuk kepentingan klien (Tria
Nopi Herdiani dan Maya Candratika, 2020).

12
BAB IV
PEMBAHASAN

b. Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan USG


1. Urgency / Tingkat Kepentingan
a) Seberapa Mendesak masalah tersebut dibahas (dikaitkan dengan
waktu yang tersedia).
b) Seberapa besar desakan waktu untuk memecahkan masalah
tersebut.
2. Seriousness / Tingkat Kegawatan
a) Dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja.
b) Pengaruh terhadap keberhasilan.
c) Membahanyakan klien atau tidak.
3. Growth / Tingkat Perkembangan
a) Tingkat perkembangan masalah.
b) Apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga
sulit untuk dicegah.
No. Prioritas Masalah U S G Total Ranking
1. Klien mengalami 2 2 2 6 I
anemia
2. Klien ingin 1 1 1 3 II
merencanakan
kehamilan
Keterangan berdasarkan skala linkert 1-5
5 = sangat besar 2 = kecil
4 = besar 1 = sangat kecil
3 = sedang

13
Dari matriks di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, masalah kesehatan
yang akan diselesaikan yaitu masalah Klien mengalami anemia ringan dan
ingin merencanakan kehamilan sehat.

B. Alternatif Penyelesaian Masalah


Setelah menentukan prioritas masalah kesehatan, kemudian perlu
menentukan alternatif penyelesaian masalah. Adapun alternatif
penyelesaian masalah yang diusulkan yaitu :
a. Program Pencegahan Anemia Bagi Wanita Masa Prakonsepsi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Kabupaten Karangasem
Rasional : Anemia dapat diatasi dengan pemberian tablet besi 200mg
selama 90 hari. Hanya saja kepatuhan wanita dalam tablet besi masih
sangat rendah yaitu sebesar 35%. Pengabdian ini dilakukan dengan
memberikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi
selama sebelum hamil maupun saat kehamilan dan juga konseling
tentang anemia. Jadi disarankan untuk memberikan tablet besi pada
wanita prakonsepsi karena pencegahan lebih baik daripada
pengobatan (L.S.Ani dkk, 2018).
b. Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi
Rasional : Salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi zat
besi adalah kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang hijau
setiapharinya berarti mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap hari
yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin selama 2
minggu. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
WUS tentang anemia. (Juhrotun, 2020).

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia pada masa prakonsepsi dapat mengakibatkan peningkatan
risiko keguguran, kematian janin, kelahiran prematur, perdarahan serta
kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan kadar
hemoglobin dan asupan makanan harian dengan sumber bahan makanan
yang beragam pada wanita usia subur prakonsepsi. Upaya peningkatan
pengetahuan wanita prakonsepsi tentang anemia perlu dilaksanakan secara
rutin untuk tetap mengingatkan akan bahaya anemia dalam produktivitas
kerja ataupun dampak buruk anemia pada kehamilan.
B. Saran
a) Bagi WUS
Diharapkan dapat memperhatikan asupan nutrisi yang
dikonsumsi sehingga dapat mencegah terjadinya anemia sebelum
masa kehamilan.
b) Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam
asuhan kebidanan berdasarkan evidence based midwifery pada remaja
putri yang mengalami anemia.
c) Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan
evidence based midwifery pada WUS yang mengalami anemia dalam
merencanakan kehamilan.

15
d) Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa
dalam meningkatkan proses pembelajaran dan asuhan kebidanan
berdasarkan kajian langsung dengan klien serta penerapan asuhan
berdasarkan evidence based midwifery pada WUS yang mengalami
anemia.
DAFTAR PUSTAKA

Achadi. (2013). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Raja Grafindo, Jakarta.


Almatsier, Sunita. 2020. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Ani, L. S., Weta, I. W., Utami, N. W. A., Suranadi, W., & Suwiyoga, K. PROGRAM
PENCEGAHAN ANEMIA BAGI WANITA MASA PRAKONSEPSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN KABUPATEN
KARANGASEM.
Arisman. (2019). Gizi dalam daur kehidupan edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Juli dan Herizasyam. (2016). KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN
DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. Vol. 3, No. 2,
hal : 147-159.
Kaspul, K. (2017). PENGARUH DAUN PEPAYA (Carica papaya L)
TERHADAP AKTIVITAS SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus L). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1), 102-108.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
Kusmiyati, Yuni. (2019). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Syafrudin.
Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Letra, A., Bjork, B., Cooper, M. E., Szabo-Rogers, H., Deleyiannis, F. W. B.,
Field, L. L., ... & Silva, R. M. (2012). Association of AXIN2 with non-
syndromic oral clefts in multiple populations. Journal of dental
research, 91(5), 473-478.

16
Nisa, J., Chikmah, A. M., Lorenza, K. A., Amalia, K. R., & Agustin, T. (2020).
Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam Upaya
Pencegahan Anemia Prakonsepsi. Jurnal Surya Masyarakat, 3(1), 42-47.
Rahmadiani, D. (2021). Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix dactylifera L) Sebagai
Terapi Infertilitas Pada Pria. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 10(1), 31-40.
Rajab. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Bayumas Purwokerto. The soedirman jurnal of
nursing, vol 3, universitas jendral Soedirman.
Sadariah. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil di Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Kebidanan UIT
Santoso dan Ranti, (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta
Supariase. (2014). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stephanie, p. (2016). Gambaran kejadian kurang energi kronik dan pola
makan wanita usia subur di desa pesinggahan kecamatan dawan
klungkung bali. E- jurnal medika, vol.5, no.6.Supariasa, dkk. (2002).
Penilaian Status Gizi.Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
Susilowati dan Kuspriyanto. (2016). Skrining Anemia Melalui Pemeriksaan
Indeks Eritrosit Dan Sediaan Apus Darah Tepi Pada Remaja Di
Madrasah Aliyah Tanjungjaya Kabupaten Bandung Barat. Pin-
Litamas, 2(1), 91-95.
Tamsuri, Anas. (2018). Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta:EGC.
Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wendy, R. (2017). Perawatan kehamilan cetakan keenam. Jakarta: PT. Dian
Rakyat
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Yekti, R., Bukhari, A., Jafar, N., & Thaha, A. R. (2018). Correlation between
Micronutrient intake and Hemoglobin Preconception Women. Indian
Journal of Public Health Research & Development, 9(12), 671-675.

17

Anda mungkin juga menyukai