Disusun Oleh:
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal : 13 September 2021
Di : UPT Puskesmas Konut
2
NIP. 19860621 200912 2 002
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon
bayi yang masih di dalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi
disarankan agar calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat. Prakonsepsi adalah
perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu
saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi
seorang ibu (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Sangatlah penting untuk
mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,
kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras,
polusi, lingkungan sehari- hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan
tingkat stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat
untuk mencegah masalah pada saat hamil salah satunya anemia
(Chandranipapongse dan Koren, 2013).
Tanpa disadari anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja putri dan ibu hamil dimana anemia termasuk dalam salah satu faktor
penyebab tidak langsung kematian ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Jika perempuan mengalami anemia akan sangat berbahaya pada saat hamil dan
melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan
bayi dengan (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah dan Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik
pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan (Rajab, 2019). Upaya
menurunkan kematian ibu dan anak seharusnya tidak hanya dilakukan dengan
upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga melalui upaya preventif dan promotif
yang menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab kematian ibu dan anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko
sebelum dimulainya kehamilan sehingga asuhan yang tepat dapat dipersiapkan
sesuai kondisi ibu. Czeizel (2012) mengemukakan bahwa persiapan masa
1
prakonsepsi atau masa sebelum hamil dapat menurunkan angka kelahiran
prematur sebesar 5,0% sampai dengan 9,2% dan sangat signifikan untuk
menurunkan angka kelahiran dengan kelainan kongenital, neural-tube defects,
dan malformasi jantung, bahkan mampu mengikutsertakan suami dalam
perencanaan persiapan kehamilan. Menurut (Almatsir, 2020) masalah gizi
menjadi masalah yang sangat penting dalam masa pra-konsepsi. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa waktu yang tepat mencegah komplikasi kehamilan adalah
sebelum seorang wanita hamil atau masa prakonsepsi. Kesehatan yang baik
adalah salah satu faktor yang paling penting dalam kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan yang positif
dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat
sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang kurang
mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi akan berdampak kurang baik pula
terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono, 2014). Pendidikan
kesehatan merupakan suatu bentuk upaya untuk membantu individu atau
sekelompok masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan memperoleh
perubahan sikap serta keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, pemberi asuhan merumuskan
masalah, yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Holistik WUS dengan anemia
ringan pada masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan holistik Prakonsepsi Dan
Perencanaan Kehamilan Sehat pada PUS dengan anemia ringan
berdasarkan evidence based midwifery.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
asuhan Prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan anemia
ringan.
2
b) Mampu melakukan analisa pada asuhan Prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat dengan anemia ringan.
c) Mampu melakukan perencanaan pada asuhan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilann sehat dengan anemia ringan..
d) Mampu melakukan implementasi pada asuhan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat dengan anemia ringan..
e) Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi pada asuhan
Prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan anemia ringan.
D. Manfaat
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence
based practice dalam memberikan asuhan kebidanan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan pada PUS agar mendapatkan pelayanan asuhan
kebidanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan
evidence based practice.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
mata berkunang-kunang. Anemia selama kehamilan merupakan masalah
global yang sangat berhubungan dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas ibu, janin dan kelahiran premature. Rendahnya kadar HB
yang mengikat oksigen di dalam darah dapat menyebabkan kekurangan
oksigen pada sirkulasi ibu dan janin sehingga terjadi hipoksia janin yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, banyak mengkonsumsi
makanan sumber protein menjaga ibu hamil dari kemungkinan terkena
anemia (Ribot et al, 2013). Ibu sering mengalami defisiensi besi pada
trimester kedua dan ketiga, disaat tubuh memerlukan banyak zat besi,
sehingga meningkatkan resiko anemia (Proverawati, 2011).
Penyebab anemia mikrositik diantaranya adalah kurangnya
produksi globin, pengiriman zat besi yang terbatas ke kelompok heme
hemoglobin, kurangnya pengiriman zat besi ke kelompok heme, dan
cacat pada sintesis kelompok heme. Karena memiliki siklus hilangnya zat
besi setiap bulan melalui menstruasi, wanita berisiko lebih besar
mengalami defisiensi besi dibandingkan pria. Kehilangan zat besi pada
wanita ratarata 1 hingga 3 mg per hari, dan asupan makanan seringkali
tidak memadai untuk mempertahankan keseimbangan zat besi.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita
Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur
antara 15-49 tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok
WUS perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai
calon ibu gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan
keselamatan selama proses melahirkan. Upaya peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi
(Supariasa, 2014).
2. Pemeriksaan Prakonsepsi
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran
5
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit meliputi
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan
darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan
penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
c. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
d. Suplementasi gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan
anemia. Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang
dan tablet tambah darah. Untuk calon pengantin yang mengalami
anemia defisiensi besi, suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan perlu
dilakukan evaluasi kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.
e. Asupan Nutrisi
Dalam merencanakan kehamilan sehat, calon pengantin/calon
ibu harus memahami mengenai gizi seimbang dan menerapkan 4
pilar gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dan ditambah
6
mengkonsumsi asam folat untuk membantu memenuhi kebutuhan
asam folat dalam tubuh. Wanita yang menderita malnutrisi sebelum
hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung
melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang
karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu pertama
(Arisman,2019). Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan) dan bayi berat lahir rendah (BBLR) di bawah 2500
gram. Efek jangka pendek KEK diantaranya yaitu anemia,
perkembangan organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik kurang,
yang mengakibatkan kurang produktifnya seseorang, sehingga perlu
ada pencegahan terhadap kejadian KEK (Waryono, 2010).
f. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi.
g. Pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining
prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi
psikologis sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus.
7
sekitar 0-48 mg per hari (tergantung pada aliran menstruasi), kurang
asupan zat gizi, infeksi parasit seperti malaria, kecacingan serta
mayoritas wanita usia subur menjadi angkatan kerja. Diagnosis anemia
defisiensi zat gizi ditentukan dengan tes skrining melalui pengukuran
kadar Hb, Hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi
Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan.
Dampak anemia pada ibu hamil Pada wanita pra konsepsi dengan
anemia dapat diberikan konseling sebagai berikut:
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
membahayakan ibu dan janin antara lain anemia pada ibu dan janin
serta BBLR.
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum
hamil dan 1 tablet per hari selama kehamilan
c. Jika waniya mengalami gizi kurang dan atau anemia, sebaiknya
menunda kehamilan dengan ber-KB dan mendapatkan penanganan
kesehatan sampai status gizinya baik dan Hb Normal (± 12mg/dL)
8
2. Jurnal Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi
Salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi zat besi adalah
kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang hijau setiapharinya berarti
mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap hari yaitu 18 mg dan dapat
meningkatkan kadar hemoglobin selama 2 minggu. Hasil menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan pengetahuan WUS tentang anemia. Zat besi
merupakan zat gizi utama yang berperan penting sintesis hemoglobin
sehingga kurangnya asupan zat besi yang diperoleh dari bahan makanan
menyebabkan kadar hemoglobin menurun (Juhrotun, 2020).
3. Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix Dactylifera L) Sebagai Terapi
Infertilitas Pria
Pollen atau serbuk sari kurma atau DPP (Date Palm Pollen) merupakan
salah satu tumbuhan yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan pria,
terutama di timur tengah. DPP segar mengandung 5% hingga 36% air dan
terdiri dari mineral, berbagai karbohidrat, asam organik, lipid, asam
nukleat, protein, asam amino bebas, dan lebih dari 100 enzim dan kofaktor
(Devi, 2021).
4. Jurnal Correlation Between Micronutrient Intake And Hemoglobin
Preconception Women
Ibu prakonsepsi sebagian besar berisiko kekurangan mikronutrien seperti
zat besi, seng, folat, vitamin B12, dan vitamin B6 yang dapat mengganggu
pembentukan dari hemoglobin. Memahami pentingnya gizi yang
dibutuhkan, melalui konseling pranikah tentang pentingnya nutrisi bagi
kesehatan ibu hamil dan bayinya sehingga menghindari dampak anemia
(Nurhaedar, 2018).
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Pada remaja Ny. S umur 34 tahun perencanaan
kehamilan dengan anemia ringan di UPT Puskesmas Konut.
B. Pelaksanaan Asuhan
1. Hari/ tanggal : 13 September 2021
2. Pukul : 10.00 WIB
3. Tempat : UPT Puskesmas Konut.
4. Pengkaji : Lily Sarah
C. Identitas Pasien
1. Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. M
2. Umur : 34 Tahun Umur : 35 Tahun
3. Suku : Jawa Suku : Jawa
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Jl. Musak Jaya
10
- K/u : baik, Kesadaran : Composmentis
- TD : 110/90 mmHg, N : 84x/m, R: 24x/m, S : 36,5oc
- BB : 54kg, TB : 155cm
- IMT : 22,48 status gizi normal
- Pemeriksaan Fisik :
Muka : Simetris, tidak ada oedema, agak pucat.
Mata : Simetris, conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Ekstremitas : atas : simetris, telapak tangan pucat.
Ekstremitas : bawah : simetris, tidak oedema.
Pemeriksaan Penunjang (13 September 2021)
Pemeriksaan HB : 11,5 gr/dl
c. Assesment
Ny. S umur 34 tahun perencanaan kehamilan dengan anemia ringan
Masalah : perencanaan kehamilan dan ibu kadang merasa sering
pusing dan lelah
Kebutuhan: KIE tentang perencanaan kehamilan dan cara mengatasi
anemia ringan
d. Planning
1) Melakukan komunikasi terapeutik, ibu merespon dengan baik.
Rasional : pasien akan merasa puas jika terjalinnya komunikasi
yang baik antara pasien dan bidan (Wahyu, 2016).
2) Beritahu hasil pemeriksaan. TTV dalam keadaan normal
Rasional : Dalam hal ini klien berhak mengetahui segala sesuatu
yang berkatian dengan keadaan dan tindakan yang dilakukan
(Siringgoringgo, 2017).
3) KIE tentang Program Pencegahan Anemia Bagi Wanita Masa
Prakonsepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Kabupaten
Karangasem
Rasional : Anemia dapat diatasi dengan pemberian tablet besi
200mg selama 90 hari. Hanya saja kepatuhan wanita dalam
tablet besi masih sangat rendah yaitu sebesar 35%. Pengabdian
ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang pentingnya
11
mengkonsumsi tablet besi selama sebelum hamil maupuun saat
kehamilan pada wanita dan juga konseling tentang anemia
meningkatkan pengetahuan wanita prakonsepsi tentang anemia
sebesar 60%.. Jadi disarankan untuk memberikan tablet besi
pada wanita prakonsepsi karena pencegahan lebih baik daripada
pengobatan (L.S.Ani dkk, 2018).
4) KIE tentang Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat
Besi Dalam Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi
Rasional : Salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi
zat besi adalah kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang
hijau setiapharinya berarti mengonsumsi 50% kebutuhan besi
setiap hari yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar
hemoglobin selama 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan pengetahuan WUS tentang anemia. Zat
besi merupakan zat gizi utama yang berperan penting sintesis
hemoglobin sehingga kurangnya asupan zat besi yang diperoleh
dari bahan makanan menyebabkan kadar hemoglobin menurun
(Juhrotun, 2020).
5) Dokumentasi
Rasional : Dalam kebidanan merupakan suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan
catatan kebidanan yang berguna untuk kepentingan klien (Tria
Nopi Herdiani dan Maya Candratika, 2020).
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
Dari matriks di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, masalah kesehatan
yang akan diselesaikan yaitu masalah Klien mengalami anemia ringan dan
ingin merencanakan kehamilan sehat.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia pada masa prakonsepsi dapat mengakibatkan peningkatan
risiko keguguran, kematian janin, kelahiran prematur, perdarahan serta
kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan kadar
hemoglobin dan asupan makanan harian dengan sumber bahan makanan
yang beragam pada wanita usia subur prakonsepsi. Upaya peningkatan
pengetahuan wanita prakonsepsi tentang anemia perlu dilaksanakan secara
rutin untuk tetap mengingatkan akan bahaya anemia dalam produktivitas
kerja ataupun dampak buruk anemia pada kehamilan.
B. Saran
a) Bagi WUS
Diharapkan dapat memperhatikan asupan nutrisi yang
dikonsumsi sehingga dapat mencegah terjadinya anemia sebelum
masa kehamilan.
b) Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam
asuhan kebidanan berdasarkan evidence based midwifery pada remaja
putri yang mengalami anemia.
c) Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan
evidence based midwifery pada WUS yang mengalami anemia dalam
merencanakan kehamilan.
15
d) Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa
dalam meningkatkan proses pembelajaran dan asuhan kebidanan
berdasarkan kajian langsung dengan klien serta penerapan asuhan
berdasarkan evidence based midwifery pada WUS yang mengalami
anemia.
DAFTAR PUSTAKA
16
Nisa, J., Chikmah, A. M., Lorenza, K. A., Amalia, K. R., & Agustin, T. (2020).
Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam Upaya
Pencegahan Anemia Prakonsepsi. Jurnal Surya Masyarakat, 3(1), 42-47.
Rahmadiani, D. (2021). Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix dactylifera L) Sebagai
Terapi Infertilitas Pada Pria. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 10(1), 31-40.
Rajab. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Bayumas Purwokerto. The soedirman jurnal of
nursing, vol 3, universitas jendral Soedirman.
Sadariah. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil di Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Kebidanan UIT
Santoso dan Ranti, (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta
Supariase. (2014). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stephanie, p. (2016). Gambaran kejadian kurang energi kronik dan pola
makan wanita usia subur di desa pesinggahan kecamatan dawan
klungkung bali. E- jurnal medika, vol.5, no.6.Supariasa, dkk. (2002).
Penilaian Status Gizi.Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
Susilowati dan Kuspriyanto. (2016). Skrining Anemia Melalui Pemeriksaan
Indeks Eritrosit Dan Sediaan Apus Darah Tepi Pada Remaja Di
Madrasah Aliyah Tanjungjaya Kabupaten Bandung Barat. Pin-
Litamas, 2(1), 91-95.
Tamsuri, Anas. (2018). Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta:EGC.
Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wendy, R. (2017). Perawatan kehamilan cetakan keenam. Jakarta: PT. Dian
Rakyat
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Yekti, R., Bukhari, A., Jafar, N., & Thaha, A. R. (2018). Correlation between
Micronutrient intake and Hemoglobin Preconception Women. Indian
Journal of Public Health Research & Development, 9(12), 671-675.
17