Oleh :
KELOMPOK 1 A
HAYATUN NUFUS ( 221590100010 )
NUR FIRDAUSI ( 221590100017)
Laporan Case Base Discussion Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum Pada Ny. “Sa” di
Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara, oleh kelompok 1A Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.Telah disahkan oleh Tim Pembimbing pada;
Hari :
Tanggal : juni 2023
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Discussion Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum Pada Ny. “Sa”
di Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara. Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat
bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dr Yenni Wido Prasetyowati sebagai penanggung jawab klinik umum bersalin Delta
Mutiara.
2. Ibu Rafhani Rosyidah S.Keb, Bd.M.Sc selaku dosen pembimbing profesi SI Kebidanan alih
jenjang.
3. Ibu Siti Cholifah,SST.,M Keb selaku kaprodi SI Kebidanan alih jenjang
4. Semua kru klinik umum bersalin Delta Mutiara. yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun tuk pembaca demi perbaikan laporan
ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan
dan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi penulis pada khususnya.
Terimakasih.
Penulis
HAYATUN NUFUS
NIM : 221590100010
Daftar Isi
HALAMAN COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Tanda dan Gejala
2.5 Komplikasi
2.6 Penatalaksanaan / Asuhan
2.7 Pencegahan
BAB III TINJUAN KASUS
Dokumentasi asuhan kebidanan dengan SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi uraian pokok permasalahan mencakuop tentang ada tidaknya kesenjangan antara kasus
dan teori serta solusi atau penyelesaian dari permasalahan tersebut
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Catatan perkembangan, dsb)
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami dan mengetahui Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum
Pada Ny. “Sa” di Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara
2. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5) Tanda Piscaseck
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga bagian-
bagian janin.
Faktor risiko pada ibu hamil menurut (Prawirohadjo, 2014) sebagai berikut:
4) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5) Anemia dengan haemoglobin <11 gr/dl.
6) Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
7) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan
ini.
13) Kelainan jumlah janin seperti, kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14) Kelainan besar janin seperti, pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
1) Perdarahan
5) Disuria
8) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.
2.1.5 Karakteristik Ibu Hamil
Karakteristik adalah sesuatu yang terkait dengan karakter dan gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah
laku dapat lebih konsisten dan mudah untuk diperhatikan. Selain itu,
karakteristik ialah ciri/karateristik secara alamiah melekat pada diri seseorang
yang terdiri atas umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan,
agama/kepercayaan dan sebagainya. (Caragih, 2013). Selama masa kehamilan,
karakteristik dari ibu hamil jugaikut memberi pengaruh terhadap keselamatan
janin yang dikandungnya. Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Usia Ibu
Usia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi perilaku,
karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggungjawab,
lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Usia ibu yang
menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan
untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya
(Notoatmodjo, 2014).
Menurut Prawiroardjo (2014) usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30sampai 35 tahun.
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil
harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Manuaba, 2012).
a. Usia ibu kurang dari 20 tahun
4) Gangguan persalinan
5) Preeklampsi
6) Perdarahan antepartum.
K1 murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
pada umur kehamilan ≤ 12 minggu, baik di dalam maupun luar gedung
puskesmas. K1akses adalah akses jumlah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan pada umur kehamilan >12 minggu, baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas (Prawirohardjo, 2014). K4 adalah kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih) untuk mendapatkan
pelayanan sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
a. Minimal satu kali kontak pada trimester I
c. Minimal tiga kali kontak pada trimester III (Meilani, Setiyawati, dan
Estiwidani, 2013).
Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun (Kemenkes, 2017).
2.3 Konsep Dasar Emesis Gravidarum
2.3.1 Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai
muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85%
wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian
Lecasse (2012) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada
trimester pertama, dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual
muntah ringan, 45,3% mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami
mual muntah berat. Pada trimetser dua, 40,1% wanita masih mengalami mual
muntah dengan rincian 63,3% mengalami mual muntah ringan, 35,9%
mengalami mual muntah sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat.
(Irianti, dkk 2014) Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut
kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut
dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1
(Kesehatan RI, 2013).
2.3.2 Perbedaan Tingkatan Mual Muntah
Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah morning
sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini dijabarkan
perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.
1. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya aliran
darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang. Cara
mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan tenang
sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat
agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
2. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan
gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama dengan
morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti cairan
yang keluar dengan minuman elektrolit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi emesis gravidarum yaitu:
a) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang meliputi takut terhadap kehamilan dan
persalinan, rumah tangga retak, atau takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dapat mengakibatkan konflik mental yang memperberat
mual muntah sebagai ekspresi terhadap keengganan menjadi hamil.
Masalah psikologis dapat menjadi predisposisi beberapa wanita untuk
mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala
normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan
kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan, juga
dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual muntah menjadi
lebih berat.
b) Faktor Lingkungan
1. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang
tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat
berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
2. Stadium kedua
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodikmelawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada
dan diafragma.
3. Stadium ketiga
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi
lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Prawirohardjo,
2012).
2.3.5 Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal
dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan- bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas
mengapa gejala- gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi
faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum
yang lebih berat (Prawirohardjo, 2012).
2.3.6 Penanganan
1. Farmakologi
Data Subyektif
1. Biodata
4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 05-03-2023
HPL : 12-12-2023
Siklus : teratur
Menarche : 12 tahun
Periode siklus : 28 hari
Banyak : normal (ganti pembalut 3-4 kali
sehari) Fluor Albus : tidak
5. Riwayat Perkawinan
Menikah ke 1
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Menikah : 8 th
6. Riwayat Obstetri Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir Anak Nifas KB
Ha Penyu Jeni Peno Tempa Pe L BB PB Se Hidup/ A Lama Pen Met Lam Pen
mil lit s long t ny P hat mati S ASI yulit ode a yuli
Ke uli /sa I Paka t
t kit I
I Spt B Bidan Klinik - La 2700 50 sehat Hidup ya 2 tahun - suntik 2 thn -
DM ki
II HAMIL INI
a) Trimester I
Riwayat keluhan: mual muntah sejak hamil 1 bulan, tapi masih bisa makan dan sudah
diperiksakan dan mendapatkan obat anti mual tapi tidak ada perubahan bahkan
semakin parah.
Tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, diabetes melitus, ginjal, hepatitis,
HIV, TBC, maupun IMS.
9. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, jantung,
diabetes melitus, ginjal, hepatitis, HIV, TBC, maupun IMS.
10. Pola Aktivita sehari-hari
Nutrisi : Ibu makan 2 kali sehari porsi sedikit karena mual dan muntah yang
terus menerus dengan bubur halus, lauk, dan sayur. Ibu minum air
putih kurang lebih 4-5gelas/hari, minum teh hangat 1x/hari setiap
pagi
Eliminasi : Ibu BAK 4-5x/hari, warna urin kuning pekat. BAB 1x/hari
terkadang tidak BAB dengan konsistensi lembek
Aktivitas : Kegiatan ibu sehari-hari mengurus keperluan rumah tangga
Istirahat : Setiap hari ibu tidur kurang lebih 5 jam sehari. Ibu jarang tidur
Siang karena mual-mual.
Seksual : selama awal kehamilan ini ibu belum pernah melakukan hubungan
seksual.
Personal Hygiene : Ibu mandi 2 kali sehari, ganti baju 2 kali sehari. Ganti celana dalam
2 kali sehari dan saat dirasa lembab atau kotor
11. Keadaan Psikologi Sosial Budaya
Kehamilan yang diinginkan : Ya
Suami mendukung kehamilan ini : Ya
Keluarga mendukung kehamilan ini : Ya
Ren/CV-12,13
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi
dan pola istirahat pada ibu hamil terutama pada trimester 1
e/ ibu mengerti
Menjelaskan kepada ibu untuk menghindari konsumsi the
selama hamil agar tidak terjadi anemia
e/ ibu mengerti dan akan berhenti minum the
Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan,
menegaskan bahwa apabila mual yang dirasakan
berlebihan dan disertai muntah hingga lemas maka ibu
harus segera ke faskes terdekat
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
P :
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
01/06/2023 *Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
Pk 08.30.
bahwa ibu dalam kondisi baik .lanjutkan edukasi yang
sudah diberikan.
*Pijatan akupresur dilanjutkan sampai mual muntah reda
sama sekali.
*Anjuran dipulangkan hari ini bila sudah bisa makan seperti
biasanya.
e/ ibu mengetahui kondisinya
Menganjurkan ibu untuk memperbaiki menu makanan
dengan konsumsi tempe, tahu, dan sayuran dan buah.
Tetap makan sedikit tapi sering karena perut ibu hamil
tidak boleh kosong dan perbanyak minum air putih. Untuk
tetap makan buah dan mengkonsumsi roti kering. Hindari
gorengan dan juga makanan pedas untuk mecegah perut
mual.
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk tetap makan sedikit tapi sering
dengan mengkonsumsi roti atau biskuit kering manis
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk menghindari ketegangan yang
dapat meningkatkan stress dan mengganggu istirahat tidur
e/ ibu bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk merelaksasi tubuhnya sendiri
dengan mendengarkan musik relaksasi dan mendekor
kamar senyaman mungkin dan ditambah dengan suasana
lebih sejuk dan tentram kemudian memberi saran kepada
ibu untuk mengurangi banyak pikiran negatif dan selalu
berpikir positif.
e/ Ibu mengerti dan paham untuk merelaksasikan
tubuhnya dengan mendekor kamar senyaman mungkin
dan mengurangi pikiran negative ataupun stress
Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan pada
trimester I beserta cara untuk mengatasinya
e/ ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang
telah diberikan secara teratur dan lakukan pemeriksaan
ulang 1 bulan sekali dan kontrol lagi bila ada keluhan.
e/ ibu bersedia mengonsumsi obat secara teratur
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
Menganjurkan ibu untuk tetap berpikir positif dan juga stress
karena akan memperngaruhi hormonnya
e/ Ibu akan tetap berpikir positif dan tidak boleh stress
Konseling tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), menjelaskan tentang peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan.
e/ ibu kooperatif dan mampu mengisi lembar P4K di buku
KIA
BAB 4
PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan
pemecahan masalah dalam kesenjangan tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam menerapkan asuhan kebidanan yang efektif. Berdasarkan anamnesa pada Ny.
“SA”yaitu ibu mengatakan mual muntah sampai megganggu aktifitas dan merasakan
pusing. Keluhan mual muntah yang dirasakan ibu pada trimester I adalah fisiologis tetapi
kalau muntah terus menerus dan mengganggu aktifitas bisa diberikan perawatan kehamilan
/dirawat inap di Klinik umum bersalin Delta Mutiara. Hal ini disebabkan adanya
perubahan hormonal pada ibu hamil yang berhubungan dengan berhubungan dengan level
HCG. HCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui
meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan
keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Upaya untuk menangani hyperemesis gravidarum ada farmakologis dan non
farmakologis, terapi farmakologis bisa dberikan dengan anti mual. Untuk terapi non
farmakologis dengan melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi
jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan yang tinggi
protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic pada
lambung terutama pada trimester pertama dibandingkan dengan makanan yang didominasi
oleh karbohidrat atau lemak, kemudian menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan
stress dan mengganggu istirahat tidur.
Dari pengkajian yang penulis lakukan Ny.”SA” baru melakukan 1x pemeriksaan
selama kehamilan ini. Kemenkes (NO 21 TH 2021) menyatakan bahwa kunjungan
pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 6x kunjungan dalam kehamilan dengan
distribusi sekali dalam usia kehamilan sebelum minggu ke 12, sekali dalam usia kehamilan
antara 13-24 minggu dan tiga kali dalam usia kehamilan antara 25 -40 minggu.
Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan dukungan dari
suami dan keluarga, meliputi asuhan 10T, KIE kesehatan ibu, PHBS, P4K, Tanda bahaya,
Asupan gizi seimbang, ASI Ekslusif, dan KB pasca persalinan.
Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny.”SA”sudah memenuhi standar 10T
(Kemenkes,2016).
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara sesuai dengan standar pada Ny.”SA”
mulai dari kunjungan pertama kehamilan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Telah di
lakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.”SA” pada kehamilan trimester I dengan
hyperemesis gravidarum. Kunjungan yang dilakukan Ny.”SA” selama kehamilan adalah
sebanyak 6X di pelayanan fasilitas kesehatan. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan
kebidanan diberikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi keluhan
yang dirasakan oleh Ny.”SA”. Pemeriksaan masa kehamilan yang dilakukan telah
memenuhi standar asuhan kehamilan 10T dan setiap asuhan kehamilan yang telah di
lakukan pada Ny.”SA” dilampirkan dalam dokumentasi kebidanan. Pada keluhan yang
dirasakan oleh Ny.”SA” sudah teratasi pada perawatan rawat inap hari kedua.
Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Peran aktif petugas kesehatan untuk memperdalam ilmu dan evidence base
terbaru sangat diharapkan agar diagnosis penatalaksanaan yang diberikan menjadi
efektif sehingga didapatkan hasil yang optimal, yang akhirnya dapat mengurangi
angka kematian ibu di Indonesia dan tingginya ledakan penduduk Indonesia.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengkaji dan melakukan asuhan holistik berkesinambungan
secara komprehensif.