Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN CASE BASE DISCUSSION

ASUHAN KEBIDANAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM PADA NY. “SA”


DI KLINIK UMUM BERSALIN DELTA MUTIARA

Oleh :
KELOMPOK 1 A
HAYATUN NUFUS ( 221590100010 )
NUR FIRDAUSI ( 221590100017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Case Base Discussion Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum Pada Ny. “Sa” di
Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara, oleh kelompok 1A Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.Telah disahkan oleh Tim Pembimbing pada;
Hari :
Tanggal : juni 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan RS/RB/PUSKESMAS
FIKES UMSIDA

Rafhani Rosyidah, S.Keb. Bd.M.Sc Dr Yenni Wido Prasetyowati


0712068705 0109012009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Discussion Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum Pada Ny. “Sa”
di Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara. Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat
bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dr Yenni Wido Prasetyowati sebagai penanggung jawab klinik umum bersalin Delta
Mutiara.
2. Ibu Rafhani Rosyidah S.Keb, Bd.M.Sc selaku dosen pembimbing profesi SI Kebidanan alih
jenjang.
3. Ibu Siti Cholifah,SST.,M Keb selaku kaprodi SI Kebidanan alih jenjang
4. Semua kru klinik umum bersalin Delta Mutiara. yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun tuk pembaca demi perbaikan laporan
ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan
dan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi penulis pada khususnya.
Terimakasih.

Sidoarjo, juni 2023

Penulis

HAYATUN NUFUS
NIM : 221590100010
Daftar Isi
HALAMAN COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Tanda dan Gejala
2.5 Komplikasi
2.6 Penatalaksanaan / Asuhan
2.7 Pencegahan
BAB III TINJUAN KASUS
Dokumentasi asuhan kebidanan dengan SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi uraian pokok permasalahan mencakuop tentang ada tidaknya kesenjangan antara kasus
dan teori serta solusi atau penyelesaian dari permasalahan tersebut
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Catatan perkembangan, dsb)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama kehamilan normal
dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga
mulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009).
Kementrian Kesehatan Indonesia memperkirakan 20% kehamilan akan mengalami
komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar
komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu melakukan kunjungan ANC secara rutin.
Kunjungan ANC yang tinggi diharapkan dapat membantu menurunkan komplikasi
maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak melalui pendeteksian dini kehamilan
berisiko tinggi (Kemenkes RI, 2014).
Pelayanan/Asuhan Antenatal merupakan cara penting untuk memonitor serta
mendeteksi dini adanya kelainan dalam kehamilan agar nantinya dapat dicegah dan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta dapat mempersiapkan ibu dan keluarga
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan sehingga ibu dan keluarga dapat menjadi
lebih waspada dan tanggap. Selain itu, Antenatal Care yang berkualitas yaitu 10T serta
KIE yang efektif juga bertujuan untuk mempersiapkan ibu dan keluarganya akan
kehamilannya ini. Sehingga ibu dan keluarga dapat merawat dan menerima bayinya, serta
memantau tumbuh kembangnya.
Upaya lain pemerintah untuk menurunkan AKI dengan menjawab kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan tradisional. Pelayanan kesehatan tradisional
berperan dalam siklus kehidupan atau continuity of care sejak masa kandungan sampai
seterusnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan, sistematis dan
komprehensif. Dengan asuhan komprehensif diharapkan bidan bidan dapat mengenali
adanya komplikasi yang mungkin muncul pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi (Yanti, dkk, 2015)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum Pada Ny. “Sa” di Klinik
Umum Bersalin Delta Mutiara?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan
k o m p r e h e n s i f pada Ibu Hamil.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan maka penulis dapat :

1. Mengkaji ibu hamil


2. Menentukan interpretasi data yang meliputi diagnosa masalah dan kebutuhan
pada ibu hamil
3. Mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil
5. Merencanakan sesuai dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil
6. Melakukan implementasi pada ibu hamil
7. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap asuhan kebidanan pada ibu hamil
8. Mendokumentasikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada ibu hamil

1.4 Manfaat
1. Dapat memahami dan mengetahui Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum
Pada Ny. “Sa” di Klinik Umum Bersalin Delta Mutiara
2. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Hyperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2014).
Kehamilan didefenisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,
trimester kedua dari 13-28 minggu dan trimester ketiga dari 29-42 minggu
(Rukiah, 2013).
2.1.2 Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2012) dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
A. Tanda dugaan kehamilan
1) Amenore (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid
dengan diketahuinya tanggal hari pertama menstruasi terakhir adalah
penanda untuk menentukan tanggal taksiran persalinan.
2) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir trimester
pertama. Sering terjadi pada pagi hari atau sering disebut “morning
sickness”.
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan tetapi akan
menghilangdengan semakin tuanya usia kehamilan.
4) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung ada triwulan pertama tetapi akan menghilang
dengan semakin tuanya kehamilan.
5) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon esterogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
6) Sering buang air kecil
Sering buang kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini bisa kembali terjadi
dikarenakan kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
7) Konstipasi atau obstipasi
Hal ini bisa terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan buang air
besar.
8) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, chloasma, serta linea alba akan berwarna
lebih tegas, melebar, dan bertambah gelap pada bagian perut bagian
bawah.
9) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah) hal ini sering terjadi
pada trimester pertama.
10) Varises (pemekaran vena-vena)
Hormon esterogen dan progesteron yang menyebabkan pembesaran
pembuluh vena. Pembesaran pembuluh vena pada darah ini terjadi di
sekitar genetalia eksterna, kaki, dan betis serta payudara.
B. Tanda kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar

Perut membesar dapat dijadikan kemungkinan kehamilan bila usia


kehamilan sudah memasuki lebih dari 14 minggu karena sudah adanya
massa.
2) Uterus membesar

Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan


konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa
uterus membesar dan bentuknya semakin lama akan semakin
membesar.
3) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak terutama


daerah isthmus. Pada minggu-minggu pertama, isthmus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi isthmus pada
triwulan pertama mengakibatkan isthmus menjadi panjang dan lebih
lunak.
4) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,


dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon
esterogen.

5) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran itu tidak


ratatetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu bagian.
6) Tanda Braxton Hicks
Tanda braxton hicks adalah tanda apabila uterus dirangsang mudah
berkomunikasi. Tanda braxton hicks merupakan tanda khas uterus
dalam kehamilan. Tanda ini terjadi karena pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda
braxton hicks tidak ditemukan.
7) Teraba Ballotement
Ballotement merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini
adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
8) Reaksi kehamilan positif
Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chlorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada
pagi hari. Tes inidapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.
C. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga bagian-
bagian janin.

2) Denyut jantung janin

3) Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop monoral leanec,


dicatat dan didengar dengan alat doppler dicatat dengan foto
elektrokardiograf, dan dilihat pada ultrasonografi.
4) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
2.1.3 Faktor Risiko Kehamilan

Faktor risiko pada ibu hamil menurut (Prawirohadjo, 2014) sebagai berikut:

1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.


2) Anak lebih dari 4.

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.

4) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5) Anemia dengan haemoglobin <11 gr/dl.
6) Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
7) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan
ini.

8) Sedang/pernah menderita penyakit kronis seperti TBC, kelainan jantung,


ginjal, hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan
keganasan.
9) Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, dan bayi cacat kongenital.
10) Riwayat persalinan dengan komplikasi seperti persalinan dengan SC,
ekstraksi vacum atau forcep.
11) Riwayat nifas dengan komplikasi sepertii perdarahan post partum,
infeksi masa nifas, post partum blues.
12) Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat
kongenital.

13) Kelainan jumlah janin seperti, kehamilan ganda, janin dampit, monster.

14) Kelainan besar janin seperti, pertumbuhan janin terhambat, janin besar.

15) Kelainan letak dan posisi janin seperti posisi lintang/oblique,


sungsang pada UK >32 minggu.
2.1.4 Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan
Gejala dan tanda bahaya kehamilan menurut Prawirohardjo (2014) sebagai
berikut:

1) Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan usia muda atau usia kehamilan di bawah 20


minggu umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan
akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya (60-80%) disebabkan
oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa maupun ovum.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau usia diatas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa.
2) Preeklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum
hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan
hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan preeklampsia.
3) Nyeri hebat di daerah abdomino pelvikum
Nyeri hebat di daerah abdomino pelvikum biasa terjadi pada kehamilan, nyeri
tersebut bisa terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Apabila nyeri
tersebutterasa pada trimester kedua atau ketiga maka diagnosanya mengarah
pada solusi plasenta yang bisa dilihat baik dari jenis nyeri maupun
perdarahan yang terjadi.

4) Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.

5) Disuria

6) Menggigil atau demam

7) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

8) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.
2.1.5 Karakteristik Ibu Hamil
Karakteristik adalah sesuatu yang terkait dengan karakter dan gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah
laku dapat lebih konsisten dan mudah untuk diperhatikan. Selain itu,
karakteristik ialah ciri/karateristik secara alamiah melekat pada diri seseorang
yang terdiri atas umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan,
agama/kepercayaan dan sebagainya. (Caragih, 2013). Selama masa kehamilan,
karakteristik dari ibu hamil jugaikut memberi pengaruh terhadap keselamatan
janin yang dikandungnya. Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Usia Ibu
Usia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi perilaku,
karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggungjawab,
lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Usia ibu yang
menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan
untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya
(Notoatmodjo, 2014).
Menurut Prawiroardjo (2014) usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30sampai 35 tahun.
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil
harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Manuaba, 2012).
a. Usia ibu kurang dari 20 tahun

Menurut Manuaba (2012) kehamilan yang terjadi pada usia


kurang dari 20 tahun memerlukan perhatian yang optimal.
Penyulit pada kehamilan lebih tinggi muncul dibandingkan
usia reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkan karena belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan janin. Masalah psikologis kadang juga muncul,
karena ketidaksiapan mental dan jiwa yang belum matang.
Perkawinan akandianggap dapat menyelesaikan masalah
justeru menimbulkan masalah baru seperti penghasilan yang
terbatas, putus sekolah, putus kerja dan nilai gizi yang relatif
rendah. Dampak kehamilan dengan usia dibawah 20 tahun
mempunyai risiko:
1) Sering mengalami anemia.

2) Gangguan tumbuh kembang janin.

3) Keguguran, prematuritas, atau BBLR.

4) Gangguan persalinan

5) Preeklampsi

6) Perdarahan antepartum.

b. Usia ibu lebih dari 35 tahun

Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan


bertambahnya usia terutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom
janin itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua, lebih
besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atauabnormal.
Bayi yang lahir dari wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih
dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh
kelainan kromosom, seperti down syndrome. Risiko tersebut dapat
dicegah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin,
tanyakan kepada dokter cara melakukan pemeriksaan darah untuk
mendeteksi kelainan kromosom sebelum bayi lahir, jaga asupan
nutrisi, control kenaikan berat badan serta olahraga yang teratur
(Notoatmodjo, 2014).

Faktor umur sangat mempengaruhi kelainan bawaan pada bayi,


makin tua seorang perempuan untuk hamil maka kemungkinan
besar akan terjadi kecacatan pada bayi salah satu nya down
syndrome. Maka dari itu, Bidan sangat diharapkan memberikan
pertimbangan kepada ibu untuk tidak hamil pada umur diatas 35
tahun (Manuaba, 2012).
2. Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu
baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih
dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan
endometrium.
Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang.
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali
menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk
pertumbuhan janin (Prawirohardjo, 2014).
Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan
anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi
antara tingkat paritas dan penyakitpenyakit tertentu yang berkaitan dengan
kehamilan (Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat dibedakan menjadi nulipara
yaitu paritas 0, primipara yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan
grandemultipara yaitu paritas lebih dari 4 (Prawirohardjo, 2014).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang bekerja pada oran lain
atau instansi, kantor, perusahaan, untuk memperoleh penghasilan yaitu upah
atau gajih baik berupa uang maupun barang demi memenuhi kebutuhna
hidupnya sehari- hari (Lase, 2011).
Penghasilan yang rendah akan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaaatkan pelayanan
kesehatan mungkin karena tidak punya cukup uang untuk membeli obat atau
membayar transportasi (Notoadmojo, 2012).
4. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dengan upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan
seseorang akan mempengaruhi proses belajarnya, semakin tinggi pendidikan
maka seseorang akan semakin mudah untuk menerima informasi. Peningkatan
pengetahuan tidakhanya didapatkan di pendidikan formal tetapi juga dapat
diperoleh di pendidikan nonformal (Budiman, 2013).
2.2 Program Asuhan Antenatal
2.2.1 Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah upaya promotif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi asuhan maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014). Antenatal
care atau ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
dan fisik hamil hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI dankembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan
antenatal adalah semua ibu hamil diharapkan mendapat perawatan kehamilan
oleh tenaga kesehatan (Manuaba, 2012).
2.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal
Tujuan asuhan antenatal adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan
kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya sebagai berikut:
A. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal.
B. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
C. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi (Astuti,
2012).
2.2.3 Standar Pelayanan Minimal Antenatal
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil minimal 6 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali
pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua dan tiga kali pada
trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter. baik yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang
memiliki Surat Tanda Register (STR)dan SIP. Standar pelayanan antenatal
adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil, antara lain:
A. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

B. Ukur tekanan darah.

C. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).

D. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).

E. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

F. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid


(TT) bila diperlukan.
G. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

H. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),


pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi) yang pemberian pelayanannya
disesuaikan dengan trimester kehamilan.
I. Talaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.

J. Temu wicara (konseling) (Permenkes, 2016).


2.2.4 Kunjungan Antenatal
K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan
(Meilani, Setiyawati, dan Estiwidani, 2013). Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun (Kemenkes,no 21tahun 2021).

K1 murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
pada umur kehamilan ≤ 12 minggu, baik di dalam maupun luar gedung
puskesmas. K1akses adalah akses jumlah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan pada umur kehamilan >12 minggu, baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas (Prawirohardjo, 2014). K4 adalah kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih) untuk mendapatkan
pelayanan sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
a. Minimal satu kali kontak pada trimester I

b. Minimal dua kali kontak pada trimester II

c. Minimal tiga kali kontak pada trimester III (Meilani, Setiyawati, dan
Estiwidani, 2013).
Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun (Kemenkes, 2017).
2.3 Konsep Dasar Emesis Gravidarum
2.3.1 Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai
muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85%
wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian
Lecasse (2012) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada
trimester pertama, dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual
muntah ringan, 45,3% mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami
mual muntah berat. Pada trimetser dua, 40,1% wanita masih mengalami mual
muntah dengan rincian 63,3% mengalami mual muntah ringan, 35,9%
mengalami mual muntah sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat.
(Irianti, dkk 2014) Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut
kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut
dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1
(Kesehatan RI, 2013).
2.3.2 Perbedaan Tingkatan Mual Muntah
Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah morning
sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini dijabarkan
perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.
1. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya aliran
darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang. Cara
mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan tenang
sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat
agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
2. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan
gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama dengan
morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti cairan
yang keluar dengan minuman elektrolit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi emesis gravidarum yaitu:
a) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang meliputi takut terhadap kehamilan dan
persalinan, rumah tangga retak, atau takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dapat mengakibatkan konflik mental yang memperberat
mual muntah sebagai ekspresi terhadap keengganan menjadi hamil.
Masalah psikologis dapat menjadi predisposisi beberapa wanita untuk
mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala
normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan
kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan, juga
dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual muntah menjadi
lebih berat.
b) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang


memengaruhiperkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara
dari kendaraan bermotor. Menurut studi dari Amerika Serikat dalam
jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas, tingginya paparan
polusi dari asap kendaraan bermotor pada awal dan akhir kehamilan
bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir
dengan berat yang rendah.
c) Faktor Sosial dan Budaya
Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan
budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya.
3. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu
aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan
terminasi kehamilan (Manuaba, 2012).
2.3.3 Penyebab Mual Muntah
Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori
yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan,
psikologis, hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi
prospektif pada 9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan
hasil risiko mual muntah meningkat pada primigravida, wanita yang
berpendidikan kurang, merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki
riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya.
Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG.
hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui
meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing
peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang
menempel padadinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap
benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-
mual. Perubahan metabolik glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap
sebagai penyebab mual dan muntah. Ada beberapa peneliti yang menyebutkan
penyebab mual muntah disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan
yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan
akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah, marah,
ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan mual dan muntah.
(Iriana, 2014).

2.3.4 Tingkatan mual muntah


Batasan yang jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan
dengan hiperemesis tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh
sebaiknya diangap sebagai hiperemesisi gravidarum (Prawirohardjo,
2012).Menurut berat dan ringannya gejadala, dibagi menjadi tiga gejala
yaitu:

1. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang
tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat
berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
2. Stadium kedua
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodikmelawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada
dan diafragma.
3. Stadium ketiga
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi
lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Prawirohardjo,
2012).
2.3.5 Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal
dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan- bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas
mengapa gejala- gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi
faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum
yang lebih berat (Prawirohardjo, 2012).
2.3.6 Penanganan
1. Farmakologi

a) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan


tablet vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta
mencegah terjadinya enchepalopaty.
b) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang
hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan
pemberian antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena.
Studi Ferreira (2010) menunjukkan bahwa tidak terjadi efek teratogenik
akibat penggunaan Ondansentron. (Irianti, 2014).
c) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4
tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1
tablet saat siang).
d) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum
4 tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari
per oral atau supositoria (Kemenkes, 2016).
2. Non Farmakologi

a) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah


dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan
yang mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi
makanan yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan
aktivitas gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester
pertama dibandingkan dengan makanan yang didominasi oleh
karbohidrat atau lemak.
b) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan
mengganggu istirahat tidur.
c) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan
karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan
menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4 hari.
d) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan
muntah secara signifikan.
e) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena
selain dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek
yang merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein
(Irianti, dkk, 2014: 58).
Tabel 1
Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis
Gravidarum Menurut Queensland

Tingkatan Strategi Contoh


morning
sickness
Berat (dikategorikan  Cobalah untuk menghirup  Limun, jahe, minuman
sebagai hiperemesis udara yang dingin, cairan untuk membangkitkan
gravidarum) yang bening stamina, jelly yang manis
 Menjaga mulut agar tetap  Mengkonsumsi permen
bersih dan segar
 Ketika merasa sedikit lebih  Jus buah, jus sayuran,
baik maka tingkatkan dengan teh, minuman ringan, air
meminum berbagai minuman soda, atau sup kaldu

Sedang  Segera makan sesuatu yang  Biskuit, sepotong roti


ringan setelah bangun tidur di panggang
pagi hari
 Makan sering dan makan  Makan atau minum
ringan secara perlahan,
mengunyah makanan
dengan baik, hindari
minum minuman atau
makanan selingan setelah
waktu makan
 Pilih makanan yang  Biskuit kering, kerupuk,
tinggi karbohidrat popcorn, sereal, roti
panggang, buah atau
Sayuran
Ringan  Hindari makanan berlemak,  Gunakan susu rendah
gorengan dan makanan yang lemak, rendah mentega,
pedas margarin, dan daging
tanpa lemak
 Cobalah untuk menyetarakan  Telur, kacang panggang,
makanan yang rendah lemak, daging ayam tanpa
dan makanan yang kaya lemak, ikan, makana
protein yang berprotein tinggi
 Sebelum tidur makanlah  Keju, kerupuk, yoghurt
makanan yang mengandung dan custard
protein dan karbohidrat
Sumber: Irianti, dkk, 2014

2.3.7 Pengukuran Mual Muntah


Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan
pada HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan.
Instrumen yang dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan
Pregnancy-Unique Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah
penilaian kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas
dari keluhan mual dan muntah. Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan
yang dinilai yaitu :
1. Perubahan berat badan.

2. Ada tidaknya dehidrasi.


3. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit).
Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24 jam
Tabel 2
Pengukuran Mual
Muntah
No. Pertanyaan
1. Berapa lama rata-rata setiap hari anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam (5 poin)
4-6 jam (4 poin)
2-3 jam (3 poin)
≤ 1 jam (2 poin)
Tidak semuanya (1 poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual
muntah? 7 atau lebih (5 poin)
5-6 (4 poin)
3-4 (3 poin)
1-2 (2 poin)
Tidak ada (1 poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?
7 lebih (5 poin)
5-6 (4 poin)
3-4 (3 poin)
1-2 (2 poin)
Tidak ada (1 poin)
4. Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam (5 poin)
4 - 6 jam (4 poin)
2 – 3 jam (3poin)
≤ 1 jam (2 poin)
Tidak semuanya (1 poin)
5. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan
muntah? 7 lebih (5 poin)
5 – 6 (4 poin)
3 – 4 (3 poin)
1 – 2 (3 poin)
Tidak ada (1 poin)
6. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?
7 lebih (5 poin)
5 – 6 (4 poin)
3 – 4 (3 poin)
1 – 2 (4 poin)
Tidak ada (1poin)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :
 Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6
 Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12
 Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13
2.3.8 Komplikasi Mual Muntah
Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering
mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran
prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR). Berdasarkan
penelitian Ebrahimi tahun 2010, hanya 2% mual muntah yang berkembang
menjadi HEG. HEG adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan
dengan frekuensi muntah lebih dari 5x dalam sehari, disertai dengan penurunan
berat badan (>5% dari BB sebelum hamil) dan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit dan kekurangan gizi bahkan kematian. (Irianti,
2014).
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2023

Pukul : 08.00 wib

Oleh : HAYATUN NUFUS

Data Subyektif

1. Biodata

Nama : Ny. S.A Nama Suami : Tn. S.

Umur : 26 Tahun Umur : 29 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam


Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Karang nongko RT 5 RW3 Sukodono
2. Keluhan Utama : mual ,muntah terus menerus sudah 2 hari disertai pusing
3. Riwayat keluhan: mual muntah sejak hamil 1 bulan, tapi masih bisa makan dan
sudah diperiksakan dan mendapatkan obat anti mual tapi tidak ada perubahan
bahkan semakin parah.

4. Riwayat Menstruasi

HPHT : 05-03-2023

HPL : 12-12-2023

Siklus : teratur

Menarche : 12 tahun
Periode siklus : 28 hari
Banyak : normal (ganti pembalut 3-4 kali
sehari) Fluor Albus : tidak
5. Riwayat Perkawinan
Menikah ke 1
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Menikah : 8 th
6. Riwayat Obstetri Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir Anak Nifas KB
Ha Penyu Jeni Peno Tempa Pe L BB PB Se Hidup/ A Lama Pen Met Lam Pen
mil lit s long t ny P hat mati S ASI yulit ode a yuli
Ke uli /sa I Paka t
t kit I
I Spt B Bidan Klinik - La 2700 50 sehat Hidup ya 2 tahun - suntik 2 thn -
DM ki
II HAMIL INI

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Trimester I

Frekuensi : 1 kali di Pkm

Keluhan : mual ,muntah terus menerus sudah 2 hari disertai pusing

Riwayat keluhan: mual muntah sejak hamil 1 bulan, tapi masih bisa makan dan sudah
diperiksakan dan mendapatkan obat anti mual tapi tidak ada perubahan bahkan
semakin parah.

Terapi : kalk, asam folat, vitamin B6


8. Riwayat Kesehatan Klien

Tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, diabetes melitus, ginjal, hepatitis,
HIV, TBC, maupun IMS.
9. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, jantung,
diabetes melitus, ginjal, hepatitis, HIV, TBC, maupun IMS.
10. Pola Aktivita sehari-hari

Nutrisi : Ibu makan 2 kali sehari porsi sedikit karena mual dan muntah yang
terus menerus dengan bubur halus, lauk, dan sayur. Ibu minum air
putih kurang lebih 4-5gelas/hari, minum teh hangat 1x/hari setiap
pagi
Eliminasi : Ibu BAK 4-5x/hari, warna urin kuning pekat. BAB 1x/hari
terkadang tidak BAB dengan konsistensi lembek
Aktivitas : Kegiatan ibu sehari-hari mengurus keperluan rumah tangga
Istirahat : Setiap hari ibu tidur kurang lebih 5 jam sehari. Ibu jarang tidur
Siang karena mual-mual.
Seksual : selama awal kehamilan ini ibu belum pernah melakukan hubungan
seksual.
Personal Hygiene : Ibu mandi 2 kali sehari, ganti baju 2 kali sehari. Ganti celana dalam
2 kali sehari dan saat dirasa lembab atau kotor
11. Keadaan Psikologi Sosial Budaya
Kehamilan yang diinginkan : Ya
Suami mendukung kehamilan ini : Ya
Keluarga mendukung kehamilan ini : Ya

Kebiasaan/budaya dalam keluarga yang merugikan : Tidak


Data Obyektif
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60
Suhu : 36,6 oC
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
3. Antropometri
Lila : 25 cm
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 55 kg
Berat Badan sebelum hamil : 55 kg IMT : 22,91 kg/m2
KSPR :6
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut hitam, bersih, tidak teraba massa abnormal

Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih


Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, pucat. Rongga mulut bersih
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid maupun kelenjar limfe
Payudara : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal,
dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU belum teraba
Genetalia : tidak dilakukan pengkajian Anus : tidak dilakukan pengkajian
Ekstremitas : tidak ada oedem pada tangan maupun kaki
Assesment
G2P1A 1 UK 8-9 minggu dengan hypermesis gravidarum
Penatalaksanaan
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
30/05/2023 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu
Pk09.30.
dalam kondisi kurang baik dan perlu perawatan sementara
tuk penuhi kebutuhan nutrisinya.
konsul dokter jaga.advis dokter:
*Beri cairan salin(RL) dan drip neurobion 40tpm tuk cairan
1 dan cairan kedua cukup 20tpm.
*Inj primperan 1 amp.
*Puasakan sementara,sampai malam dicoba minum hangat
sedikit-sedikit.bila memungkinkan.
e/ ibu mengerti
Memberikan KIE tentang keluhan utama pada klien yaitu
mual dan muntah yang terus menerus dengan memberikan
penjelasan bahwa
ada perubahan perubahan hormonal pada ibu hamil, yaitu
hormon HCG pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
mual, muntah, pusing dan ptialismus (pahit ingin
meludah), tetapi hormon tersebut juga menjamin
keberlangsungan kehamilanya.dan hal itu masih normal tp
kalau terus menerus ,yang berakibat ibu tidak dapat asupan
yang cukup akan menggangu kesehatan ibu maupun bayi.
e/ ibu mengerti
Memberikan konseling dan edukasi kepada ibu tentang
Nutrisi yang harus dipenuhi dengan cara
*Makan dan minum sedikit sedikit tapi lebih sering
*Bisa juga ngemil buah buahan ,ikan dan makan ringan
seperti biskuit.
*Minum air jahe hangat.
* Hindari konsumsi air teh saat makan agar ibu tidak anemia.
*Hindari makanan yang berlemak tinggi(gorengan)
*latihan stimulasi lidah dengan mengulam permen karet.
* Pola istirahat juga diperhatiakan kurang lebih 7-8 jam/hari.
e/ ibu mengerti dan akan mengikuti edukasi yang
diterima.
 Lakukan dan ajari pijat akupresur tuk membantu
mengurangi mual,muntah yang terus menerus pada titik:
Titik LI-4 Titik ST36. Titik SJ/PC-6
Titik Fossa triangularis (9pada telinga)

Ren/CV-12,13
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi
dan pola istirahat pada ibu hamil terutama pada trimester 1
e/ ibu mengerti
Menjelaskan kepada ibu untuk menghindari konsumsi the
selama hamil agar tidak terjadi anemia
e/ ibu mengerti dan akan berhenti minum the
Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan,
menegaskan bahwa apabila mual yang dirasakan
berlebihan dan disertai muntah hingga lemas maka ibu
harus segera ke faskes terdekat
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya

Asuhan ke-2Catatan perkembangan (Tanggal 1juni 2023.Pukul 08.30.)


S : ibu masih merasa mual .dan muntah berkurang banyak
sesekali aj.ibu sudah bisa minum hangat dan makan bubur nasi dan
ikan daging suwir.

O : TD : 110/70 Suhu: 36,6 Nadi : 88x/menit


RR : 20x/menit
A : G2P1A1 UK 9 minggu keadaan ibu dan bayi baik dengan hiperemesis
gravidarum

P :
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
01/06/2023 *Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
Pk 08.30.
bahwa ibu dalam kondisi baik .lanjutkan edukasi yang
sudah diberikan.
*Pijatan akupresur dilanjutkan sampai mual muntah reda
sama sekali.
*Anjuran dipulangkan hari ini bila sudah bisa makan seperti
biasanya.
e/ ibu mengetahui kondisinya
Menganjurkan ibu untuk memperbaiki menu makanan
dengan konsumsi tempe, tahu, dan sayuran dan buah.
Tetap makan sedikit tapi sering karena perut ibu hamil
tidak boleh kosong dan perbanyak minum air putih. Untuk
tetap makan buah dan mengkonsumsi roti kering. Hindari
gorengan dan juga makanan pedas untuk mecegah perut
mual.
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk tetap makan sedikit tapi sering
dengan mengkonsumsi roti atau biskuit kering manis
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk menghindari ketegangan yang
dapat meningkatkan stress dan mengganggu istirahat tidur
e/ ibu bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu untuk merelaksasi tubuhnya sendiri
dengan mendengarkan musik relaksasi dan mendekor
kamar senyaman mungkin dan ditambah dengan suasana
lebih sejuk dan tentram kemudian memberi saran kepada
ibu untuk mengurangi banyak pikiran negatif dan selalu
berpikir positif.
e/ Ibu mengerti dan paham untuk merelaksasikan
tubuhnya dengan mendekor kamar senyaman mungkin
dan mengurangi pikiran negative ataupun stress
Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan pada
trimester I beserta cara untuk mengatasinya
e/ ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang
telah diberikan secara teratur dan lakukan pemeriksaan
ulang 1 bulan sekali dan kontrol lagi bila ada keluhan.
e/ ibu bersedia mengonsumsi obat secara teratur
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
Menganjurkan ibu untuk tetap berpikir positif dan juga stress
karena akan memperngaruhi hormonnya
e/ Ibu akan tetap berpikir positif dan tidak boleh stress
Konseling tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), menjelaskan tentang peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan.
e/ ibu kooperatif dan mampu mengisi lembar P4K di buku
KIA
BAB 4

PEMBAHASAN

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan
pemecahan masalah dalam kesenjangan tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam menerapkan asuhan kebidanan yang efektif. Berdasarkan anamnesa pada Ny.
“SA”yaitu ibu mengatakan mual muntah sampai megganggu aktifitas dan merasakan
pusing. Keluhan mual muntah yang dirasakan ibu pada trimester I adalah fisiologis tetapi
kalau muntah terus menerus dan mengganggu aktifitas bisa diberikan perawatan kehamilan
/dirawat inap di Klinik umum bersalin Delta Mutiara. Hal ini disebabkan adanya
perubahan hormonal pada ibu hamil yang berhubungan dengan berhubungan dengan level
HCG. HCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui
meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan
keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Upaya untuk menangani hyperemesis gravidarum ada farmakologis dan non
farmakologis, terapi farmakologis bisa dberikan dengan anti mual. Untuk terapi non
farmakologis dengan melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi
jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan yang tinggi
protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic pada
lambung terutama pada trimester pertama dibandingkan dengan makanan yang didominasi
oleh karbohidrat atau lemak, kemudian menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan
stress dan mengganggu istirahat tidur.
Dari pengkajian yang penulis lakukan Ny.”SA” baru melakukan 1x pemeriksaan
selama kehamilan ini. Kemenkes (NO 21 TH 2021) menyatakan bahwa kunjungan
pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 6x kunjungan dalam kehamilan dengan
distribusi sekali dalam usia kehamilan sebelum minggu ke 12, sekali dalam usia kehamilan
antara 13-24 minggu dan tiga kali dalam usia kehamilan antara 25 -40 minggu.
Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan dukungan dari
suami dan keluarga, meliputi asuhan 10T, KIE kesehatan ibu, PHBS, P4K, Tanda bahaya,
Asupan gizi seimbang, ASI Ekslusif, dan KB pasca persalinan.
Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny.”SA”sudah memenuhi standar 10T
(Kemenkes,2016).
BAB 5
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara sesuai dengan standar pada Ny.”SA”
mulai dari kunjungan pertama kehamilan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Telah di
lakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.”SA” pada kehamilan trimester I dengan
hyperemesis gravidarum. Kunjungan yang dilakukan Ny.”SA” selama kehamilan adalah
sebanyak 6X di pelayanan fasilitas kesehatan. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan
kebidanan diberikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi keluhan
yang dirasakan oleh Ny.”SA”. Pemeriksaan masa kehamilan yang dilakukan telah
memenuhi standar asuhan kehamilan 10T dan setiap asuhan kehamilan yang telah di
lakukan pada Ny.”SA” dilampirkan dalam dokumentasi kebidanan. Pada keluhan yang
dirasakan oleh Ny.”SA” sudah teratasi pada perawatan rawat inap hari kedua.
Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Peran aktif petugas kesehatan untuk memperdalam ilmu dan evidence base
terbaru sangat diharapkan agar diagnosis penatalaksanaan yang diberikan menjadi
efektif sehingga didapatkan hasil yang optimal, yang akhirnya dapat mengurangi
angka kematian ibu di Indonesia dan tingginya ledakan penduduk Indonesia.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengkaji dan melakukan asuhan holistik berkesinambungan
secara komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai