Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. L G1P0A0 TRIMESTER III DENGAN HAMIL FISIOLOGIS

DI PUSKESMAS ROWOSARI II

Laporan studi kasus disusun untuk memenuhi target pada stase “Kehamilan”

Disusun Oleh:

(Anggun Mega Lestari)

22102300003

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus Seminar Based Discussion (CBD) dengan judul asuhan kebidanan Pada Ny. L G1P0A0
trimester III Di puskesmas rowosari II, telah dikonsultasikan, diperbaiki dan mendapatkan pengesahan
oleh pembimbing lahan dan dosen penanggung jawab

Kendal November 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Sunanti, S.Tr.Keb) (Arum Meiranny, S.SiT., M.Keb)


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Kehamilan menyebabkan
perubahan yang besar dalam tubuh seorang perempuan. Perubahan tersebut dimulai segera setelah
pembuahan dan berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta (Cunningham et al, 2013). Selain
itu, proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada organ tubuh, perubahan ini
berdampak pada sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem integumen, sistem hormonal,
sistem gastrointestinal maupun sistem muskuloskeletal (Syaiful, Y., & Fatmawati, L, 2019).
Ibu hamil sering kali mengalami ketidaknyamanan, terutama pada saat memasuki
trimester ketiga, ketidaknyamanan tersebut tentu saja berbeda-beda pada setiap ibu hamil, bahkan
ketidaknyamanan tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Khususnya terjadi pada kehamilan tua
atau pada trimester ketiga, seperti berat badan yang semakin meningkat menyebabkan
peningkatan tinggi fundus uteri disertai pembesaran perut membuat tubuh lebih ke depan
sehingga tulang belakang mendorong kearah belakang, hal ini menyebabkan ibu merasakan nyeri
pada pinggang atau punggung bawah (Purnamasari, 2019).
Fenomena nyeri pada bagian punggung bawah atau pinggang merupakan salah satu
keluhan yang paling sering dilaporkan dikalangan ibu hamil. Terdapat prevelensi nyeri punggung
ibu hamil trimester III secara global berdasarkan survey yang dilakukan di Inggris dan
Skandinavia, 50% ibu hamil trimester III menderita nyeri punggung yang signifikan. Sedangkan
di Indonesia sendiri, dilaporkan bahwa 70% ibu hamil mengalami nyeri punggung pada trimester
III (Indaryani et al., 2022). Di wilayah Jawa Tengah jumlah ibu hamil yang mengalami nyeri
punggung ada 314.492 orang (profil data Kesehatan Indonesia, 2015).
Nyeri pinggang yang terjadi pada kehamilan trimester III seiring dengan membesarnya
uterus, maka pusat gravitasi akan berpindah kearah depan sehingga ibu hamil harus
menyesuaikan posisinya untuk mempertahankan keseimbangan, dimana ibu harus bergantung
dengan penambahan berat badan. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan dan
kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang belakang sehingga menyebabkan terjadinya
sakit atau nyeri pada bagian pinggang ibu hamil.
Nyeri punggung bawah dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup ibu
hamil karena terganggunya aktifitas fisik sehari-hari misalnya akan kesulitan menjalankan
aktivitas seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari tempat tidur, duduk terlalu lama, berdiri
terlalu lama, membuka baju dan melepaskan baju, maupun mengangkat dan memindahkan benda-
benda sekitar. (Suryanti et al., 2021).
Faktor penyebab terjadinya nyeri pinggang pada masa kehamilan meliputi pertumbuhan
uterus yang dapat menyebabkan perubahan postur tubuh ibu, penambahan berat badan.
Pertumbuhan uterus sejalan dengan perkembangan kehamilan mengakibatkan teregangnya
ligamen penopang yang dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang sering
disebut nyeri ligamen. Hal ini yang menyebabkan terjadinya nyeri pinggang. Jika keluhan nyeri
pinggang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan nyeri pinggang jangka panjang,
meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang postpartum dan nyeri pinggang kronis yang akan
lebih sulit untuk diobati atau disembuhkan (Walyani, E. S. 2018).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan dari laporan kasus ini adalah:

a. Melakukan pengkajian subyektif pada Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari dengan
kehamilan fisiologis
b. Melakukan pengkajian obyektif pada Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari dengan
kehamilan fisiologis
c. Menetapkan diagnosis Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari dengan kehamilan
fisiologis
d. Menyusun penatalaksanaan sesuai kasus pada Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari
dengan kehamilan fisiologis
e. Melaksanakan asuhan pada Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari dengan kehamilan
fisiologis
f. Melakukan evaluasi pada Ny. L G1P0A0 Gravida 36 minggu 3 hari dengan kehamilan
fisiologis di Puskesmas Rowosari II

C. Manfaat Penulisan
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan pembaca
terutama yang terlibat dalam bidang medis dan juga memberikan wawasan kepada masyarakat
umum agar lebih mengetahui dan memahami tentang Asuhan Kehamilan pada Ny. L G1P0A0
Gravida 36 minggu 3 hari dengan kehamilan fisiologis di Puskesmas Rowosari II
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan Trimester III
a. Pengertian
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 9
bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir. Kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai 0-12 minggu, trimester kedua 13-27
minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu (Prawirohardjo, 2014).
b. Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
1) Perubahan Fisik
Selama kehamilan normal, hampir semua sistem organ mengalami perubahan anatomis dan
fungsional. Adapun perubahan fisiologis yang pada ibu hamil diantaranya (Sutanto dan
Fitriana, 2019):
a) Uterus
Selama kehamilan, uterus berubah menjadi organ muskular dengan dinding relatif tipis
yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada
aterm adalah sekitar 5 liter meskipun dapat juga mencapai 20 liter atau lebih. Ukuran
uterus untuk kehamilan cukup bulan yaitu 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000 cc. Peningkatan berat uterus juga setara sehingga pada aterm organ ini memiliki
berat sekitar 1100 gram.
Tabel 2. 1. Tinggi fundus uteri

Usia kehamilan Tinggi Fundus


Dalam Cm Menggunakan penujuk badan
12 minggu - Teraba di atas simpisis pubis
16 minggu Di tengah antara simpisis
- pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam
minggu = cm (±2 cm) -
28 minggu 28 cm (±2 cm) Di tengah antara umbilikus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam
minggu = cm (±2 cm) -
36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus sifodeus
Sumber: Saifudin, 2009, H. 93
b) Serviks
Pada 1 bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai mengalami perlunakan dan sianosis
mencolok. Perubahan-perubahan ini terjadi karena peningkatan vaskularitas dan edema
serviks keseluruhan disertai oleh hipofisis dan hiperplasia kelenjar serviks. Meskipun
serviks mengandung sejumlah kecil otot polos namun komponen utamanya adalah
jaringan ikat yang di perlukan agar serviks mampu mempertahankan kehamilan hingga
aterm, berdilatasi untuk mempermudah proses persalinan.
c) Ovarium
Selama kehamilan, ovulasi berhenti dan pematangan folikel-folikel baru di tunda.
Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita hamil. Struktur ini
berfungsi maksimal selama 6 sampai 7 minggu pertama kehamilan, 4 sampai 5 minggu
paska ovulasi dan setelah itu tidak banyak berkontribusi dalam produksi progesteron.
d) Vagina dan Perineum
Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas dan hiperemia di kulit dan otot
perenium dan vulva di sertai perlunakan jaringan ikat di dalamnya. Dengan meningkatnya
vaskularitas sangat mempengaruhi vagina dan menyebabkan warna menjadi keunguan
(tanda Chedwick). Dinding vagina mengalami perubahan yang mencolok sebagai
persiapan meragang pada saat persalinan dan kelahiran.
e) Payudara
Pada minggu awal kehamilan, wanita sering mengalami nyeri tekan pada payudara.
Setelah bulan kedua, payudara membesar dan memperlihatkan vena-vena di bawah kulit
dan puting menjadi jauh lebih besar, berwarna lebih gelap dan lebih tegak. pemijatan
pada puting sering mengeluarkan cairan kental kekuningan. Pada aerola tersebar sejumlah
tonjolan kecil yang disebut kelenjar montgomery yaitu kelenjar sebase hipertrofik.
f) Kulit
Pada kulit dinding perut terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang
juga akan mengenai payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.
Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang akan muncul dalam ukuran
yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melisma
gravidarum. Estrogen dan progesterone diketahui mempunyai peran dan malanoenesis
dan diduga bisa menjadi factor pendorongnya.
g) Perubahan Hematologi
(1) Volume darah
Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah lama diketahui
besar rerataan adalah 40 sampai 45 persen diatas volume darah tak hamil. Volume
darah ibu hamil mulai meningkat selama trimester pertama. Pada minggu ke 12,
volume plasma bertambah sebesar 15 persen dibandingkan dengan keadaan sebelum
hamil. Volume darah ibu hamil bertambah sangat cepat selama trimester II dan
melambat selama trimester III dan mendatar selama beberapa minggu terakhir
kehamilan.
Ekspansi volume darah terjadi karena peningkatan plasma dan eritrosit, meskipun
jumlah plasma yang ditambahkan kedalam sirkulasi ibu biasanya lebih banyak dari
pada jumlah eritrosit namun peningkatan eritrosit cukup mencolok rata-rata sekitar
450 ml. Oleh karena bertambahnya plasma yang cukup besar maka konsentrasi
hemoglobin dan hematokrit akan berkurang selama kehamilan yang mengakibatkan
kekentalan darah secara keseluruhan berkurang.
Konsentrasi hemoglobin pada aterm adalah 12,5 g/dl dan pada 5% wanita
konsentrasinya akan berkurang dari 11,0 g/dl. Karna itu, konsentrasi hemoglobin di
bawah 11,0 g/dl dianggap abnormal dan disebabkan oleh defesiensi zat besi.
(2) Metabolisme Besi
Kandungan besi total pada wanita dewasa normal berkisar dari 2,0 sampai 2,5 gram
atau sekitar separuh dari jumlah yang normalnya terdapat pada pria. Yang utamanya
simpanan besi pada wanita muda normal hanyalah sekitar 300 mg dari sekitar 1000
mg besi yang dibutuhkan selama kehamilan normal, sekitar 300 mg secara aktif
dipindahkan ke janin dan plasenta dan 200 di keluarkan melalui saluran cerna.
Volume total eritrosit dalam darah sekitar 450 ml dan memerlukan 500 mg lainnya
karena 1 eritrosit mengandug 1,1 mg besi. Karna sebagian besar besi di gunakan
selama paruh kedua kehamiian maka kebutuhan besi menjadi besar setelah
pertengahan kehamilan dan mencapai sekitar 6 sampai 7 mg/hari.
h) Sistem Respirasi
Sistem Respirasi pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan
rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20 sampai 25% dari pada biasanya.
i) Perubahan Metabolik
Ibu hamil mengalami perubahan-perubahan metabolik yang besar dan intens. pada
trimeste III, laju metabolik basal ibu meningkat 10 – 20 persen dibandingkan dengan
keadaan tidak hamil. Tambahan kebutuhan total energi selama kehamilan diperkirakan
mencapai 80.000 kkal atau sekitar 300 kkal/hari. Sebagian besar penambahan berat badan
selama kehamilan disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan volume
darah serta cairan eksternal (Sutanto dan Fitriana, 2019).
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan Indeks Masa
Tubuh (IMT) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang
optimal selama masa kehamilan, karna merupakan hal yang penting untuk mengetahui
IMT wanita hamil. Berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan IMT.
Tabel 2.2. Berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan IMT

Kategori IMT Rekomendasi


Rendah <19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 >7
Gemeli 16 – 20,5
Sumber : Asrinah dan Sulistyorini, 2017
j) Traktus Urinarius
Karna pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada kehamilan tua,
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh.
k) Saluran Pencernaan
Pirosis sering dijumpai pada kehamilan dan kemungkinan besar disebabkan oleh refluks
sekresi asam ke esofagus bawah. Pada wanita hamil juga tekanan intraesofagus berkurang
dan tekanan inta lambung meningkat. Hemoroid cukup sering terjadi selama kehamilan
yang disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan di vena-vena dibawah uterus
yang membesar.
2) Perubahan Psikologis
Periode ini sering disebut periode menunggu dan waspada karena pada saat itu ibu tidak
sabar menunggu kelahirannya, menunggu tanda- tanda persalinan. Perhatian ibu berfokus
pada bayinya. Gerakan janin dan semakin membesarnya uterus membuat ibu waspada untuk
melindungi bayinya dari bahaya dan cedera. Pada trimester ke III ibu merasa kawatir, takut
akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan dan nyeri persalinan dan
ibu tidak akan tahu kapan ia akan melahirkan (Asrinah dan Sulistyorini, 2017)
c. Ketidaknyamanan Ibu hamil Trimester III
1) Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan kosistensi kental atau cair, yang
dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar
glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil doderlein. Upaya untuk
mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan
mengganti celana dalam dengan bahan katun dan sering ganti apabila terasa lembab.
2) Peningkatan frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan nonpatologis. Pada kehamilan
sering terjadi pada dua kesempatan yang berbeda selama periode anterpartum. Peningkatan
berat pada fundus uterus membuat istmus menjadi lunak, menyebabkan anterfleksi pada
uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida
setelah lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk
kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Metode yang
dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih adalah menjelaskan mengapa hal
tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak
perlu bolak-balik ke kamar mandi pada saat mencoba tidur.
3) Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati muncul akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga. Penyebab
ulu hati karena relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron, penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesterone dan
tekanan uterus, tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar. Saran yang dapat diberikan untuk mengurangi nyeri
ulu hati yaitu:
a) Makan dalam porsi kecil, tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu
penuh.
b) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung untuk
menjalankan fungsinya. Postur tubuh membungkuk hanya menambah masalah karena
posisi ini menambah tekanan pada lambung.
c) Hindari makanan berlemak, lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung
yang dibutuhkan untuk pencernaan.
d) Hindari minum bersamaan dengan makanan karena cairan menghambat asam lambung.
e) Hindari makanan dingin dan pedas karena dapat mengganggu pencernaan.
f) Upayakan minum susu murni dari pada susu manis
4) Konstipasi
Konstipasi sering terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Hal ini biasanya terjadi akibat
penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesterone. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat perbesaran
uterus menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi.
Efek samping pengunaan zat besi juga bisa.
Cara penanganan konstipasi sebagai berikut :
a) Cakupan air yang banyak, minimal 8 gelas/hari.
b) Konsumsi buah-buahan.
c) Istirahat cukup pada siang hari.
d) Minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.
e) Makan makanan bersera
5) Nyeri pinggang
Sakit pinggang, sebagian besar dikarenakan perubahan sikap badan selama kehamilan dan
titik berat badan pindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
Nyeri punggung bawah akan meningkat seiring pertambahnya usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Selain itu juga
akibat membungkuk berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban.
Berikut ada prinsip penting yang sebaiknya dilakukan :
a) Tekuk kaki ketimbang membungkuk ketika mengangkat apapun sehingga kedua tungkai
yang menopang berat badan dan merengang, bukan punggung.
b) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain saat
menekukkan kaki sehinga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari posisi setengah
jongkok.
Cara mengatasi nyeri punggung bawah antara lain :
1. Hindari membungkuk yang berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa
beristirahat.
2. Ayunkan panggul atau miringkan.
3. Gunakan sepatu bertumit rendah, sepatu bertumit tinggi tidak stabil dan memperberat
masalah pda pusat gravitasi dan lordosis.
4. Kompres hangat pada punggung bawah
5. Pijatan atau usapan punggung bawah
6. Untuk istirahat atau tidur kasur yang menyongkong dan posisikan badan dengan bantal
sebagai pengganjal untuk meluruskan punggung bawah dan meringankan tarikan dan
regangan (Prawirohardjo, 2014).
d. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Adapun Kebutuhan ibu hamil tiap-tiap semester menurut (Romauli, 2016) yaitu:
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai
gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menggangu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk
mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu
yaitu latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan
tidak terlalu banyak, kurangi dan hentikan merokok, konsul ke dokter bila ada kelainan
atau gangguan pernafasan seperti asma dan lain-lain.
2) Nutrisi
a) Kalori
Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu, saat hamil ibu
memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori adalah hidrat-arang dan ternak
(misalnya beras, jagung, ubi, singkong, dan sagu). Asupan makan ibu hamil pada
trimester pertama sering mengalami penurunan karna menurunkannya nafsu makan
dan sering timbul mual dan muntah. Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut
tetapi asupan makan harus tetap diberikan seperti biasanya. Pada trimester kedua nafsu
makan biasanya sudah mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga lebih banyak dibanding
kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga zat pembangun dan zat pengatur seperti
lauk pauk, sayur, dan buah buahan berwarna. Dan b)pada trimester ketiga, janin
mengalami pertumbuhan dan perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada usia 20
minggu terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan ibu akan sangat baik dan ibu
merasa cepat lapar.
b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh. Seiring dengan
perkembangan dan pertubuhan janin serta perkembangan dan petumbuhan payudara
ibu, keperluan protein pada waktu hamil sangat meningkat. Kekurangan protein dalam
makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal.
Kekurangan tersebut juga mengakibatkan pembentukan air susu dalam masa laktasi
kurang sempurna. Sumber protein meliputi sumber protein hewani (misalnya daging,
ikan, unggas, telur, dan kacang) dan sumber nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah, kacang polong, dan hasil kacang-kacang misalnya tahu dan
tempe).
c) Mineral
Pada prinsip semua mineral dapat terpenuhi dengan makan- makanan sehari-hari yaitu
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi
dengan makan sehari-hari. Kebutuhan besi pada pertengahan kedua kehamilan kira-
kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg
sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat per hari dan kehamilan kembar atau
pada wanita yang sedang anemia dibutuhkan 60–100 mg per hari. Kebutuhan kalsium
umumnya terpenuhi dengan minum susu.
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan, tetapi
dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah
kecacatan pada bayi. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut yaitu untuk
pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan, dapat mempertahankan kesehatan dan
kekuatan ibu
3) Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga masa hamil. Mandi dianjurkan sedikit dua kali sehari karena ibu
hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat. Menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, lipatan payudara, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan
air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapatkan perhatian karena
seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan pemburukan hygien mulut dan dapat
menimbulkan karies pada gigi.
4) Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil yaitu pakaian harus
longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, bahan pakaian
usahakan yang mudah menyerap keringat, pakailah bra yang menyokong payudara,
memakai sepatu dengan hak yang rendah, pakaian dalam yang selalu bersih.
5) Eliminasi
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang utama dirasakan oleh ibu hamil, terutama
pada trimester I dan trimester III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Hal terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih
sehingga kapasitas berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan
dehidrasi.
6) Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan,
meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14
hari menjelang kelahiran. Koitus disarankan dilakukan apabila terdapat pendarahan
pervaginam, riwayat abortus berulang, ketuban pecah sebelum waktunya.
7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khusunya seiring
kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik,
karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama
kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.

8) Senam Hamil
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil
ditujukan bagi ibu hamil tampa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai
kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan
pendarahan, hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak). Senam hamil dimulai
pada usia kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu.
9) Persiapan Laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir untuk persiapan menyusui.
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus laktiferus,
sebaiknya dilakukan secara hati–hati dan benar, karena pengurutan keliru bisa dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan puting
susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada daerah tersebut. Untuk sekresi yang
mengering pada puting susu, dilakukan pembersihan dengan menggunakan campuran
gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih besar,
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (Asrinah dan Sulistyorini, 2017)
e. Tanda – Tanda Bahaya Kehamilan
1) Perdarahan pervaginam
Pada trimester II dan III bisa terjadi pendarahan pervaginam baik disertai rasa nyeri
maupun tidak (plasenta previa, solusio plasenta).

2) Mual muntah berlebihan


3) Sakit kepala yang berat
Terkadang ibu yang mengalami sakit kepala hebat mungkin bisa disertai pengelihatanya
kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklamsi.
4) Nyeri perut hebat
5) Demam tinggi
6) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat
merupakan pertanda gejala anemia, gagal jantung, atau preeklamsia (Mandang dkk.,
2016).
f. Asuhan penatalaksanaan kehamilan
Menurut (PPIBI, 2016), dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) yang terdiri dari :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari
9 Kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan
dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu. Tinggi badan ibu hamil yang kurang
dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disporportion).
2) Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (Tekanan darah >140/90 mmHg) pada kehamilan dan pre
eklampsia (hipertensi disertai oedem wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria).
3) Nilai status gizi (Ukur lingkar lengan atas/LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester 1
untuk skrining ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
(beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

Gambar 2.1. Tinggi Fundus Uteri


5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksud untuk mengetahui letak janin. Jika, pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul
berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. Penilaian DJJ lambat kurang
dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat
janin.
Menurut Kemenkes RI (2013; h.26) palpasi abdomen menggunakan Manuver Leopold I-IV :
Leopold I Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di
fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester 1).

Leopold II Menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai
akhir trimester II).

Leopold III Menentukan bagian bawah janin yang terletak dibagian bawah uterus
(dlakukan mulai akhir trimester II).

Leopold III Menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul
(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu).

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (bila diperlukan)
Untuk mencegah terjadinya tetanus toksoid neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi
TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.
Tabel 2.3 Skrining Imunisasi TT
Riwayat imunisasi ibu
Imunisasi yang didapat Status Imunisasi
hamil
Imunisasi dasar lengkap DPT-Hb1 T1 dan T2
DPT-Hb2
DPT-Hb3
Anak sekolah
Kelas 1 SD DT T3
Kelas 2 SD Td T4
Kelas 3 SD Td T5
Calon pengantin masa TT 1. Jika ada status T diatas yang tidak
hamil terpenuhi
2. Lanjutkan urutan T yang belum
terpenuhi
3. Perhatikan interval pemberian

Tabel 2.4 Interval dan Lama Perlindungan Imunisasi TT


Pemberian Selang Waktu Pemberian
Imunisasi Masa Perlindungan
Imunisasi Minimal
TT-WUS T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 8 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun
(PPIBI, 2016; H.60).
7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil mendapat tablet tambah darah (tablet zat
besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
8) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Menurut Kemenkes RI (2013; h.27-28) pemeriksaan laboratorium meliputi :
a) Pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama yaitu
kadar hemoglobin, golongan darah ABO dan Rhesus, tes HIV (ditawarkan pada ibu hamil
disaerah epidemic meluas dan terkonsentrasi, sedangkan didaerah epidemi rendah tes
HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS
b) TB, rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria (ibu yang berada didaerah
tinggi atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemis malaria dalam 2 minggu
terakhir).
c) Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi seperti urinalis terutama protein urin pada
trimester kedua dan ketiga (jika terdapat hipertensi), kadar hemoglobin pada trimester
ketiga terurama jika dicurigai anemia, pemeriksaan sputum bakteri tahan asam atau BTA
(untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk >2 minggu atau LiLA <23,5 cm), tes
sifilis, gula darah puasa.
d) Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG
direkomendasikan pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia 15 minggu) untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi
abnormalitas janin yang berat, pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi
abnormalitas janin dan pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan.
9) Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
10) Temu wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi;
kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
mengahdapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,
penawaran untuk melakukan tes HIV, Inisasi Menyusu Dini (IMD), KB pasca persalinan,
Imunisasi.
Asuhan ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi masalah dalam kehamilan juga di
mempunyai kode untuk faktor resiko kehamilan. Berikut kode faktor resiko kehamilan
menurut (Rochjati, 2015).

Tabel 2.3. Skor Poedji Rohyati


Faktor
Deskripsi faktor Skor
resiko
F01 Skor awal ibu hamil 2
F02 Hamil terlalu muda pada usia kurang dari 16 tahun 4

F03 Kehamilan pertama terlalu lambat setelah lebih dari sama 4


dengan 4 tahun pernikahan
F04 Terlalu tua, kehamilan pertama pada usia lebih dari sama dengan 4
35 tahun
F05 Terlalu cepat hamil lagi, jarak kurang dari 2 tahun setelah 4
kehamilan sebelumnya
F06 Terlalu lama hamil lagi, jarak lebih dari sama dengan 10 tahun 4
dengan kehamilan sebelumnya

F07 Terlalu banyak anak (4 anak atau lebih) 4


F08 Usia terlalu tua lebih dari sama dengan 35 tahun 4

F09 Terlalu pendek, tinggi badan kurang dari sama dengan 145 cm 4

F10 Pernah gagal kehamilan 4


F11 Pernah melahirkan dengan tarikan vacum 4
F12 Pernah melahirkan dengan uri dirogoh 4
F13 Pernah melahirkan dengan diberi infus/transfusi 4

F14 Pernah operasi sesar 8


F15 Memiliki penyakit kurang darah 4
F16 Memiliki penyakit malaria 4
F17 Memiliki penyakit TBC paru 4
F18 Memiliki penyakir payah jantung 4
F19 Memiliki penyakit kencing manis 4
F20 Memiliki penyakit menular seksual 4
F21 Terdapat bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi 4

F22 Hamil kembar 2 atau lebih 4


F23 Hamil kembar air (hydramnion) 4
F24 Bayi mati dalam kandungan 4
F25 Kehamilan lebih bulan 4
F26 Letak bayi sungsang 8
F27 Letak bayi lintang 8
F28 Terjadi perdarahan pada kehamilan ini 8
F29 Preeklamsia berat / kejang – kejang 8
(Rochjati, 2011; h.145)
Berdasarkan jumlah skor diatas dibagi menjadi 3 kelompok :
a) Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko, kemungkinan besar persalinan normal
dan boleh ditangani oleh bidan praktek. Tetap waspada komplikasi persalinan.
b) Kehamilan resiko tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6 – 10
Kehamilan dengan faktor resiko baik ibu maupun janin, dapat menyebabkan komplikasi
persalinan, dampak kecacatan /kematian/kesakitan pada ibu atau bayi baru lahir.
Persalinan tidak boleh ditangani oleh bidan praktek dan dianjurkan untuk ke rumah sakit.
c) Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor >12
Persalinan harus ditangani oleh dokter ahli di rumah sakit.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Hasil
1. Asuhan Kehamilan
Pengkajian

Tanggal : 09 November 2023

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang KIA Puskesmas Rowosari II

a. Data Subjektif
1) Biodata
Nama ibu : Ny. L

Umur : 23 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Wonotenggang

Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Wonotenggang

2) Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan Kehamilanya.
3) Keluhan utama
Ibu mengatakan sering mengalami nyeri pada pinggang sejak 3 hari yang lalu ibu
mengatakan nyeri hilang datang. Nyeri lebih terasa saat ibu istirahat tidur malam.

4) Riwayat kesehatan yang lalu :


a) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti PMS (gonorea
atau sifilis), TBC, dan hepatitis.
b) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, paru-
paru, dan ginjal.
c) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti diabetes
mellitus, hipertensi, asma.
d) Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun.
e) Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat maupun makanan apapun.
5) Riwayat kesehatan keluarga :
a) Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti PMS (gonorea atau sifilis), TBC, dan hepatitis.
b) Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit
menahun seperti jantung, paru-paru dan ginjal.
c) Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti diabetes mellitus, hipertensi dan asma.
d) Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang memiliki keturunan
kembar dan cacat bawaan.
6) Riwayat kesehatan sekarang :
a) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti PMS (gonorea
atau sifilis), TBC dan hepatitis.
b) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti jantung, paru-
paru dan ginjal.
a) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti diabetes
mellitus, hipertensi, dan asma.
b) Ibu mengatakan tidak sedang menjalani pengobatan apapun dan mengkonsumsi
obat-obatan tertentu.
7) Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 29 tahun, lama pernikahan 3 tahun, status
pernikahan sah menurut agama dan undang-undang.
8) Riwayat obstetri
a) Riwayat haid
(1) Menarche : 16 tahun

(2) Lama : ± 5 hari

(3) Siklus : ± 28 hari

(4) Jumlah : ± 3-2 kali ganti pembalut

(5) Dismenorrhoe : tidak ada

(6) Flour Albus : tidak ada

(7) HPHT : 11 Maret 2023

b) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama belum pernah melahirkan.
c) Riwayat kehamilan sekarang
(1) GPA : Ibu mengatakan ini kehamilan
pertama, belum pernah
melahirkan dan belum pernah
keguguran (G1P0A0).

(2) Umur kehamilan : Ibu mengatakan usia


kehamilannya memasuki
minggu ke-36

(3) HPL : 16 Desember 2023

(4) ANC : 7 kali, TM I 2X, TM II 2X, TM


III 3X.

(5) Tempat ANC : Bidan, Dokter, dan Puskesmas.

(6) Imunisasi TT : TT1: SD kelas 1 (BIAS).

TT2: SD kelas 2 (BIAS).

TT3: SD kelas 3 (BIAS).

TT4: Catin (Puskesmas)


TT5: Hamil ini, UK 16 Minggu
(Puskesmas).

(7) Keluhan hamil : Ibu mengatakan saat hamil


muda muda Mengalami mual muntah
sampai umur kehamilan 2
bulan.

(8) Keluhan hamil tua : Ibu mengatakan sejak 3 hari


yang lalu ibu sering mengalami
nyeri pada daerah pinggang.

(9) Mulai merasakan : Ibu mengatakan mulai


gerakan janin merasakan gerakan janin pada
umur kehamilan 5 bulan.

(10) Jumlah gerakan : Ibu mengatakan merasakan


janin dalam 2-3 jam gerakan janin 3-4 kali.

(11) BB sebelum hamil : 50 Kg.

(12) Terapi/obat/jamu : Ibu mengatakan hanya


yang dikonsumsi mengkonsumsi obat-obatan dari
bidan dan tidak mengkonsumsi
jamu.

(13) Pengambilan : Suami.


keputusan

(14) Kekhawatiran : Tidak ada.


khusus
(15) Pesan khusus : Tidak ada.

9) Riwayat KB :
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB, dan rencanya ingin menggunakan
KB alami.

10) Pola kehidupan sehari-hari


a) Pola nutrisi
Tabel 4.2. Pola Nutrisi

Sebelum hamil Selama hamil

Makan : 3 X sehari 4 X sehari

Porsi : 1 piring sedang 1 piring sedang

Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk, Nasi, sayur, lauk pauk, dan
dan buah buah

Nasi, sayur (daun Nasi, sayur


Macam :
bayam, soup,kacang), (soup,bayam,kacang) lauk
lauk (tahu, tempe,ikan), (ayam,ikan laut,tahu,
buah tempe), buah (jeruk,
pisang, mangga,
semangka)
Tidak ada
Tidak ada
±4-5 gelas/ hari
Keluhan : ±8 gelas/ hari
Air putih, teh, kopi
Minum : Air putih, susu.jus
Tidak ada
Jenis : Tidak ada

Keluhan :

b) Pola eliminasi
Tabel 4.3. Pola Eliminasi

Sebelum hamil Selama hamil

BAB 2-3 hari sekali 1X sehari

Konsistensi Lembek Lembek

Warna Kekuningan Kuning kecoklatan

Bau Khas Khas

Keluhan Tidak ada Tidak ada


BAK 4-5 X sehari ±8 X sehari

Warna Bening Bening

Jumlah ±1100 cc ±1200 cc

Bau Khas Khas

Keluhan Tidak ada Tidak ada

c) Pola personal hygiene


Tabel 4.4. Pola Personal Hygiene

Sebelum hamil Selama hamil

Mandi 2 x sehari 3 x sehari


Keramas
2 hari sekali 2 hari sekali
Gosok gigi
2 x sehari 2 x sehari
Ganti pakaian
2 X sehari 3 X sehari
Ganti celana dalam
2 X sehari 3-4 X sehari
Cara cebok
Dari depan Dari depan
kebelakang kebelakang

d) Pola istirahat
Tabel 4. 5. Pola Istirahat

Sebelum hamil Selama hamil

Tidur malam 9 jam 6-8 jam

Tidur siang 1 jam 1 jam

Keluhan Tidak ada Nyeri pada pinggang

e) Pola aktivitas
Sebelum jam: Ibu mengatakan aktivitas sebelum hamil yaitu ibu bekerja sebagai
karyawan swasta dan mengurus keperluan rumah tangga.

Keluhan: tidak ada

Selama hamil: Ibu mengatakan selama hamil masih tetap bekerja dan masih
melakukan pekerjaan rumah tangga

Keluhan : pinggang ibu sering nyeri saat digunakan untuk beraktivitas

f) Pola hubungan seksual


Sebelum hamil: ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri seminggu
sekali

Keluhan: tidak ada

Selama hamil: ibu mengatakan selama TM 3 belum melakukan hubungan seksual

Keluhan: tidak ada

11) Data psikologis


Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya, suami dan keluarga juga senang dan
mendukung kehamilan ini.

Selama nyeri pinggang ibu hanya mengatasinya dengan beristirahat dan berbaring.

12) Data sosial budaya


Ibu mengatakan hubunganya dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, dan ibu
mengatakan tidak mengikuti tradisi seperti menggantungkan gunting kuku pada
pakaian, dan tidak ada pantangan makanan tertentu.

13) Data ekonomi


Ibu mengatakan penghasilan suami dan ibu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.

14) Data pengetahuan


Ibu mengatakan sudah pernah mendapatkan mengenai tanda bahaya kehamilan TM
III, persiapan persalinan, tanda-tanda persalinan dan IMD. Ibu juga mengatakan
bahwa sudah mengerti tentang nyeri punggung dan bengkak pada kaki selama
kehamilan merupakan kondisi yang fisiologis.

b. Data Objektif
1) Keadaan umum : Baik.
a) Kesadaran : Composmentis.
b) Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

Nadi : 81 x/menit.

Pernapasan : 24 x/menit.

Suhu : 36,50C.

c) Tinggi badan : 157 cm.


d) Berat badan : 66 Kg.
e) LiLA : 24 cm.
2) Status present :
a) Kepala : bentuk mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan.
b) Rambut : hitam, bersih, tidak rontok, lurus
c) Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ikterik, tidak ada
cloasma gravidarum
d) Mata : simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera berwarna putih
(tidak ikterik), reflek pupil kanan (+) dan kiri (+).
e) Hidung : simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret, tidak
ada nyeri tekan.
f) Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, lidah bersih, tidak
ada caries gigi, tidak ada pembengkakan pada tonsil dan
tidak ada radang.
g) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan,
pendengaran telinga kanan (+) dan telinga kiri (+).
h) Leher : tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada pembengkakan
pada kelenjar thyroid, limfe, parotis dan vena jugularis.
i) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdengar ronchi ataupun whezing.
j) Payudara : simetris, areola menghitam melebar, puting menonjol,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kolostrum
sudah keluar.
k) Perut :
(1) Inspeksi : Perut membesar, tidak ada luka bekas operasi, terdapat
striae, terdapat linea nigra, tidak ada nyeri tekan
(2) Palpasi :
Leopold I : TFU setinggi prosessus xifoideus teraba satu bagian
bulat, lunak, tidak melenting (kemungkinan bokong
janin)

Leopold II : kanan: teraba bagian-bagian kecil janin (kemungkinan


ekstremitas janin)

Kiri : teraba tahanan keras memanjang (kemungkinan


punggung janin)

Leopold III : teraba satu bagian bulat, keras, melenting (kemungkinan


kepala janin) dan tidak bisa digoyangkan.

Leopold IV : Divergen

Penurunan bagian terbawah janin: 3/5 bagian

(3) Auskultasi : DJJ frekuensi 11-12-11, jumlah: 142x/menit, irama


reguler, punctum maximum di perut kiri bawah pusat.
(4) TFU : 30 cm.
(5) TBJ : (30 -11) x 155 = 2.945 gram.
l) Punggung : tidak ada kelainan pada tulang belakang, tidak ada nyeri
ketuk pada costo vertebra angulus tendernes (CVAT-/-).
m) Genitalia : tidak dilakukan.
n) Anus : tidak dilakukan.
o) Ekstremitas :
(1) Atas : tidak ada edema, turgor kulit baik, kuku tidak pucat dan
tidak panjang
(2) Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises, kuku tidak panjang
dan tidak pucat, pergerakan aktif.
(3) Patella refleks: kaki kanan (+), kaki kiri (+).
3) Pemeriksaan panggul luar: tidak dilakukan.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan LAB, tanggal 9 November 2023
 HB : 12,2%
 GDS : 96gr/dL
 PROTEIN URINE: -

c. Assesment
1) Diagnosis Kebidanan
G1P0,A0, umur 23 tahun, usia kehamilan 36 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup,
intra uterin, letak bujur, puki, preskep, U.

2) Masalah
Tidak ada

3) Diagnosis/ masalah potensial dan antisipasi segera


Tidak ada

4) Kebutuhan terhadap tindakan segera


Tidak ada

d. Planning
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2) Berikan KIE mengatasi nyeri punggung bawah
3) Berikan KIE tanda bahaya Kehamilan
4) Evaluasi TTD
5) Anjurkan Ibu untuk kunjungan ulang lagi dan pada saat ada keluhan
6) Dokumentasi SOAP

e. Implementasi dan Evaluasi

Jam Implementasi Jam Evaluasi


09:30 Memberi tahu ibu hasil 09.35 Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan bahawa keadaan pemeriksaan
ibu dan janin baik
Leopod I TFU 30cm
Leopod II Presentasi bokong
Leopod III Puki
Loepod IV preskep belum
masuk PAP
TD:110/70
DJJ:142
TBJ:2.945
09:35 Memberikan KIE untuk 09:45 Ibu mengerti dan mengatakan
mengatsi nyeri pinggang pada akan menrapkan di rumah setiap
ibu yaitu menganjurkan ibu nyeri datang
untuk kompres hangat pada
pinggang dan selalu
menerapkan teknik nafas dalam
pada saat nyeri datang.
09:45 Memberitahu ibu tanda bahaya 09:50 Ibu sudah mengerti dan akan ke
kehamilan trimester 3 yaitu fasilitas pelayanan kesehatan
demam tinggi, bengkak pada jika ada keluhan seperti yang
kakitangan dan bagian wajah, dijelaskan bidan
kurangnya gerakan janin dan
hipertensi menganjurkan ibu
jika mengalami hal tersebut
bisa langsung ke pusat
pelayanan

09.51 Mengevaluasi konsumsi TTD 09.52 Ibu mengatakan akan


Memberitahukan bahwa TTD mengkonsumsi TTD sesuai
dikonsumsi 2x1 hari,di anjuran
damping dengan Vit C dan
hindari dengan minum air teh/
susu. Akan lebih baik dengan
air yang mengandung vit C
seperti air jeruk untuk.
09.53 Memberitahukan ibu untuk 09.55 Ibu mengerti dan ibu akan
kunjungan ulang 2 minggu atau datang pada saat kunjungan
jika ada keluhan. ulang dan jika ada keluhan.

09.56 Mengdokumentasikan hasil 09.59 Dokumentasi SOAP telah


pengkajian dengan SOAP dilakukan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan trimester 3 pada Ny. L G 1P1A0 umur 23 tahun
hamil 36 Minggu keadaan umum ibu baik. Berdasarkan pengkajian data mulai dari data
subjektif, obyektif, analisa dan penatalaksanaan maka dapat dibandingkan antara teori yang
sudah didapatkan dengan kasus yang ada dilapangan.
Pengkajian dari data subyektif didapatkan hasil bahwa pada tanggal 9 Noveber 2023 Ny.
L datang untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan
ibu belum pernah keguguran, HPHT: 11 Maret 2023. Dari HPHT didapatkan HPL: 16 Desember
2023, hal ini sesuai dengan teori (Sulistyawati, 2017) perhitungan HPL menggunakan rumus
Naegele. Dengan indikasi masalah merasakan pegal-pegal di daerah punggung. Dalam asuhan
kebidanan pada Ny. L G1P0A0 umur 23 tahun hamil 36 Minggu dengan Normal di Puskesmas
Rowosari II, petugas kesehatan memberikan penkes mengenai ketidaknyamanan pada kehamilan
timester III dan cara mengatasinya.
Pengkajian dari data obyektif didapatkan hasil bahwa pada pemeriksaan fisik umum baik,
status present dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetrik terutama bagian mammae
didapatkan ASI belum keluar, hal ini belum sesuai dengan teori (Oktamianiza, 2022) yang
menyatakan bahwa salah satu perubahan fisiologis pada kehamilan TM III adalah mulai
keluarnya ASI. Selain itu, data obyektif yang diperoleh ialah hasil pemeriksaan TFU yaitu: TFU
teraba 3 jari dibawah prosessus xypoideus (30cm). Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
leopold dengan hasil: leopold I: bokong, leopold II: kanan adalah ektermitas dan bagian kiri
adalah punggung, leopold III: kepala dan leopold IV: divergen. Hal ini sesuai dengan teori
(Darmayanti, 2019) bahwa pemeriksaan leopold I untuk mengetahui bagian janin pada fundus
ibu, baik itu bokong maupun kepala. Leopold II untuk mengetahui bagian janin pada bagian
samping perut ibu baik itu punggung maupun estermitas. Leopold III untuk mengetahui bagian
janin pada bagian bawah perut ibu baik itu kepala atau bokong. Kemudiann dari hasil
perhitungan TBJ didapatkan hasil berat janin = 2.945 gram, hal ini sesuai dengan teori (Fitriani,
2021) dengan menggunakan rumus Mc Donald.
Pemeriksaan kehamilan pada Ny.L merupakan kunjungan ulang ibu dan kunjungan
pertama penulis. Pemeriksaan kehamilan pada Ny.L mengikuti stándar “14 T” yaitu :
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, Pengukuran tekanan darah, Pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA), Pengukuran TFU (fundus uteri), Penentuan status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, Pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, Penentuan presentasi janin dan denyut
jantung janin (DJJ), Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana), Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya) dan Tata laksana kasus. Hal ini sesuai dengan teori
(Kemenkes,2016).

Pemeriksaan timbang berat badan pada Ny. S dilakukan setiap kali melakukan kunjungan.
Penambahan berat badan pada Ny. S selama hamil yaitu 9 kg, dari berat badan sebelum hamil
yaitu 50 kg menjadi 66 kg. IMT pada Ny.L sebesar 26,8 termasuk dalam kategori IMT normal
(Prawirohardjo,2018).
Pengukuran tinggi badan dilakukan penulis hanya saat pertama kali kunjungan, yaitu
didapatkan hasil tinggi badan Ny. L adalah 157 cm. Tinggi badan Ny. L tersebut dikategorikan
bahwa Ny. L tidak memiliki faktor resiko. Sesuai dengan teori menurut Sulistyawati (2017)
bahwa tinggi badan dilakukan satu kali saat pertama kali kunjungan. Hal ini dilakukan untuk
mengkategorikan adanya faktor resiko apabila tinggi badan <145 cm.
Menurut Prawirohardjo (2018), tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara
110/70 mmHg sampai 130/90 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi) atau
penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat berdampak
buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini (Prawirohardjo, 2018).Tekanan darah
Ny. L setiap kali periksa kehamilan adalah 110/70 mmHg.
Penilaian status gizi pada Ny. L dilakukan dengan mengukur lingkar lengan atas sebelah
kiri ibu dengan pita ukur dan didapatkan hasil pengukuran LILA adalah 24, cm. Hasil LILA
menunjukkan ibu tidak mengalami Kurang Energi Kronis (KEK). Sesuai teori menurut
Kemenkes (2015) bahwa pengukuran LILA dilakukan untuk skrining ibu hamil dengan KEK,
dimana indikator KEK yaitu ukuran LILA kurang dari 23,5 cm.
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kunjungan antenatal setelah kehamilan 24
minggu dengan pita ukur dan berfungsi untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai dengan usia
kehamilan. Pada Ny. L saat hamil 36 minggu TFU berada di 2 jari dibawah prosessus
xiphioudeous.
Pemberian imunisasi TT pada Ny. L menurut bidan setempat, sudah dalam status lengkap.
Imunisasi TT yang didapatkan Ny. L antara lain TT 1 diperoleh saat usia 2-4 bulan dengan masa
perlindungan 0 tahun, TT 2 diperoleh pada kelas 1 SD dengan masa perlindungan 3 tahun, TT 3
diperoleh pada kelas 3 SD dengan masa perlindungan 5 tahun, TT 4 diperoleh pada kelas 5 SD
dengan masa perlindungan 10 tahun dan TT 5 (TT terakhir) diperoleh saat TT capeng dengan
masa perlindungan 25 tahun.
Menurut program pemerintah, saat kehamilan minimal mendapatkan tablet Fe sebanyak 90
tablet. Pada saat kunjungan terakhir ini, menunjukkan bahwa tablet Fe yang diterima dan
dikonsumsi Ny.L sejumlah 90 tablet. Dalam pemberian tablet Fe tidak terdapat masalah
dikarenakan sudah sesuai dengan program pemerintah dan di dukung dengan hasil tes Hb pada
Ny. L dengan hasil 12,2 gr% yang menunjukkan bahwa Ny. L tidak mengalami anemia. Menurut
Kemenkes (2015), kategori ibu dikatakan menderita anemia apabila Hb kurang dari 11gr%.
Penentuan presentasi kepala janin dilakukan setiap kunjungan ketika sudah pada akhir
trimester II. Hasil pemeriksaan pada Ny. L yang tercantum dalam buku KIA dan setelah penulis
melakukan pemeriksaan leopold didapatkan bahwa presentasi janin adalah kepala. Kepala janin
sudah masuk panggul sejak usia kehamilan 35 minggu. Kemenkes 2017 menyebutkan bahwa
penentuan presentasi janin pada trimester III, jika bagian terbawah janin belum masuk panggul
maka terjadi kelainan letak atau ada masalah lain.
Pada Ny. L didapati DJJ setiap diperiksa berkisar antara 136-143x/menit.Batas normal DJJ
Kemenkes (2015) berkisar antara 120-160 x/menit. Ny. L merasakan gerakan janin pada usia 20
minggu. Pada Ibu hamil gerakan janin dapat dirasakan pada usia kehamilan setelah 18-20
minggu hingga melahirkan (Prawirohardjo,2016).
Pelayanan tes laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar Hb dengan
menggunakan Tes Hb elektrik. Pemeriksaan HBsAg, hasil HBsAg (-) / negatif (9-11-2023,
Pemeriksaan VCT-HIV, hasil HIV(-)/ negatif (9-11-2023), Pemeriksaan Protei Urin : negatif (9-
11-2023),Pemeriksaan GDs : 96 gr/dL (9-11-2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dan didapatkan kelainan atau
ketidaknyamanan pada Ny.S maka bidan dan penulis melakukan penatalaksanaan kasus. Bidan
dan penulis juga memberikan konseling tentang kebutuhan pada Ny.L.
Hasil pemeriksaan obstetrik yaitu pada saat dilakukan palpasi teraba pada bagian atas teraba
satu bagian lunak, tidak melenting diduga bokong, teraba satu bagian keras datar seperti ada
tahanan memanjang di bagian kanan ibu diduga punggung janin, dan bagian bawah perut ibu
teraba satu bagian bulat keras melenting tidak dapat digoyangkan diduga kepala, terdapat
gerakan janin saat dilakukan palpasi dan terdengar denyut jantung janin. Ny. L usia 23 tahun
G1P0A0 hamil 36 minggu janin tunggal, hidup intra uterine, letak membujur, preskep U, puki.
Berdasarkan pengkajian data subyektif dan data objektif dapat ditegakkan diagnosa
bahwa Ny. L G1P0A0 umur 23 tahun hamil 36 Minggu, janin tunggal, hidup intrauterine, letak
membujur, puki, U, fisiologis.

Berdasarkan data subyektif, obyektif dan analisa yang ditegakkan, penatalaksanaan yang
dilakukan terhadap Ny. L tidak ada kesenjangan. Sesuai dengan teori (Jane, 2021),
penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien selama trimester 3, khususnya pada
Ny.N merasakan pegal-pegal pada daerah punggungnya. Berdasarkan jurnal penelitian yang
ditulis oleh Pudji Suryani, Ina Handayani, tahun 2020, bahwa senam hamil yang dilakukan ibu
hamil trimester III dapat mengurangi ketidaknyamanan pada keluhan bengkak pada kaki, nyeri
punggung, nyeri pinggang, kram kaki dan kesulitan tidur Hasil hasil penelitian dan beberapa
keterbatasan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai beikut: 1) perlu adanya
program senam hamil yang rutin dilakukan oleh ibu hamil dalam rangka menjaga kehamilan dan
mempersiapkan proses persalinan, 2) adanya penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih
banyak dan metode pendekatan yang berbeda sehingga hasilnya dapat dijadikan rujukan bagi
penelitian (Pudji & Ina, 2020), .
Penatalaksanaan pada masa kehamilan yaitu melakukan pemeriksaan pada ibu
meliputi pemeriksaan seperti tensi, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan, dan respirasi.
Memberikan informasi akan pentingnya tidur bagi ibu hamil TM III. Memberikan informasi
tentang penanganan kecemasan yang dialami pada ibu hamil TM III saat akan mengalami
proses persalinan, kecemasan ibu hamil diatasi dengan memberikan perawatan selama
kehamilan dan memberikan perhatian kepada ibu hamil dengan penuh kesabaran, melakukan
pendekatan kepada ibu agar tidak mengalami kecemasan saat akan mengalami proses
persalinan (Ida Bagus Gede, 2016).
Riwayat imunisasi TT, Ny. L mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT4 sesuai
dengan Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil segera setelah dinyatakan hamil dengan tujuan
untuk memberikan kekebalan pada ibu dan mencegah tetanus pada bayi yang akan dilahirkan
(Sari, 2017). Menurut Purwanti (2020), ibu hamil seharusnya sudah mendapat imunisasi TT
sebanyak 2 kali. Pendapat ini sudah sesuai, dikarenakan Ny. L sudah mendapat imunisasi TT
hingga TT5 yang masa kekebalannya bisa mencapai 5 tahun, jika Ny. S hamil lagi maka nanti
tidak perlu untuk suntik TT lagi (Purwanti, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Zia (2017) di India mengenai hubungan tinggi ibu dan
perkiraan berat janin pada proses persalinan didapatkan kelahiran caesar darurat pada ibu
pendek adalah 32,5% sedangkan pada wanita dengan tinggi badan lebih dari 145 cm adalah
25%. Dengan demikian wanita yang kurang dari atau sama dengan 145 cm memiliki risiko
lebih tinggi dari operasi caesar darurat jika dibandingkan dengan wanita lebih dari 145 cm.
Namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena Ny. S umur 30 memiliki tinggi > 145
cm sehingga bukan merupakan kelompok resiko lebih tinggi operasi caesar yang
membutuhkan kewaspadaan konstan selama persalinan (Zia, 2017).
Para wanita mengalami berbagai macam ketidaknyamanan selama kehamilan,
kebanyakan dari ketidaknyamanan ini berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis
yang terjadi. Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri punggung (WHO,
2018). Faktor predisposisi nyeri punggung meliputi pertumbuhan uterus yang menyebabkan
perubahan postur, penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen,
riwayat nyeri punggung terdahulu, paritas dan aktivitas.
Oleh karena itu latihan otot abdomen perlu diajarkan pada masa antenatal untuk
memastikan kembalinya bentuk otot ke bentuk normal pascanatal dengan cepat, kemampuan
mengejan yang efektif saat persalinan dan mengurangi nyeri punggung selama kehamilan
(Oktamianiza, 2022). Berdasarkan hasil penelitian Herinawati (2020), pada ibu hamil yang
melakukan senam hamil secara teratur seluruhnya tidak mengalami nyeri punggung dan ibu
hamil yang tidak melakukan senam hamil lebih dari sebagian mengalami nyeri punggung.
Selanjutnya, penelitian dari Sulastri, dkk (2022). Tujuan dari asuhan ini adalah untuk
mengetahui efektivitas kinesio tapping dalam meredakan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III. Hasil asuhan menunjukan bahwa ada pengaruh kinesio tapping dalam menurunkan
nyeri punggung dengan penggunaan Kinesio Tapping selama 4 hari dengan penurunan skala
nyeri masing – masing responden 2 dan 4 poin. Simpulan Kinesio Tapping efektif menurunkan
skala nyeri punggung ibu hamil trimester III.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda persalinan serta persiapan
persalinan, hal ini bertujuan agar ibu dan keluarga lebih siap dalam menghadapi persalinan.
Memberikan terapi tablet fe 10 tablet (1x1) yang bertujuan sebagai penambah darah ibu, selain
itu diberi kalk 10 tablet (1x1) yang bertujuan sebagai penambah pemenuhan kalsium ibu. Serta
menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan
agar pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu hamil dapat dikontrol untuk
menghindari terjadinya komplikasi baik saat hamil maupun saat proses persalinan.
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Asrinah dan Sulistyorini (2017) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Mandang, J., Tombokan, S. dan Tando, N. M. (2016) Asuhan kebidanan kehamilan. Bogor: In
Media.
3. PPIBI (2016) Buku Acuan Midwifery Update 2016. Jakarta.
4. Prawirohardjo, S. (2014) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Romauli, S. (2016) Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
6. Rochjati, P. (2015) Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil : Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu
Hamil Risiko Tinggi. Surabaya: Airlangga University Press.
7. Sutanto, A. V. dan Fitriana, Y. (2019) Asuhan pada kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai