Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL

Laporan Tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Asuhan Kebidanan Kehamilan III”

DISUSUN OLEH:
Cut Dara Geubrina 2350347037

DOSEN TUTOR:
Dr. Noviyanti, M.Keb., MH.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN (LINTAS JALUR)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari ini semua kami menyadari bahwa kami masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami mohon maaf atas segala
kekurangan kami dan kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Tutorial Asuhan Kebidanan Kehamilan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

Cimahi, Oktober 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Skenario Kasus
Seorang perempuan, hamil usia 28 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan pada
tanggal 19 November 2022 bersama suaminya untuk dilakukan pemeriksaan karena ibu
mengeluh sering merasa mengalami kram pada kakinya serta mulai merasakan adanya
mules. Ibu mengaku saat ini hamil anak kedua dan belum pernah keguguran. ibu
mengatakan usia kehamilannya sudah 9 bulan, ibu merasa cemas atas kondisi nya
tersebut.
Hasil anamnesis: HPHT tanggal 7 Maret 2022, gerakan janin aktif dirasakan
terakhir dirasakan 5 menit yang lalu. Kram kaki sering dirasakan ibu setiap malam saat
sedang tidur. Mules kadang dirasakan setiap 2 jam sekali. Ibu sudah 4 kali
memeriksakan kehamilannya, sudah 3 kali mendapatkan imunisasi TT (1 × sebelum
menikah & 2 x pada saat hamil ke-1). Ibu mash aktif bekerja sebagai sekretaris di
sebuah kantor swasta. Ibu tidak memiliki makanan pantangan. Obat-obatan yang
diberikan bidan sebelumnya sudah habis sejak 1 minggu yang lalu. Ibu tidak mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan dan belum merasakan tanda-tanda persalinan.

Hasil anamnesis lanjutan :

BB sebelum hamil 50 kg. Anak pertama laki-laki usia 20 bulan, lahir normal di
bidan saat usia kehamilan 9 bulan, tidak mengalami kegawatan, BB dan PB bayi lahir
2500 gram/49 cm.

Hasil pemeriksaan fisik :

KU baik, TD 110/70 mmHg, S 37°C, R 22 x/m, N 82 x/m. BB 56 kg. TB 155


cm. Muka tidak odema, mata;konjungtiva merah muda, sklera putih, dada dalam batas
normal. Abdomen; TFU 28 cm, 3 jari di atas pusat. Presentasasi janin kepala dan belum
mask pintu atas panggul. Saat pemeriksaan, tidak didapatkan adanya kontraksi, DJJ 138
x/menit. Terdapat odema pada kaki, tidak ada varises, genital dan punggung dalam
keadaan normal.
B. Resume hasil brainstorming
a. Identifikasi data dasar
1) Perempuan 28 tahun
2) Datang ke Praktik Mandiri 19 November 2022
3) Mengeluh adanya Mules
4) Merasa kram kaki
5) Mengaku hamil ke 2, tidak pernah keguguran
6) Usia kehamilan 9 bulan
7) Merasa cemas atas kondisinya
8) HPHT 7-3-2022
9) Gerakan Janin Aktif, Terakhir dirasakan 5 menit lalu
10) Masih aktif bekerja sebagai sekertaris di kantor swasta
11) Mules yang dirasakan setiap 2 jam sekali
12) ANC sudah 4x selama kehamilan
13) Status Imunisasi TT 3
14) Tidak merasakan Tanda bahaya kehamilan dan tanda – tanda persalinan
15) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal
16) Hasil pemeriksaan tidak terdapat kontraksi
17) Djj dalam batas normal
18) BB sebelum hamil 50kg setelah hamil 56 kg
19) Jarak kehamilan 20 bulan
20) Odema pada kaki
21) Riwayat persalinan terdahulu antropometri bayi dalam batas normal
22) TFU 28cm (3 jari di bawa Px)
23) Kepala Janin belum masuk PAP
b. Identifikasi Masalah
1) Kram pada kaki saat tidur malam
2) Mules
3) Cemas
4) Masih aktif bekerja sebagai sekertaris di kantor swasta
5) Belum merasakan tanda persalinan tapi merasakan mules setiap 2 jam sekali
6) Jarak kehamilan terlalu dekat
7) Kenaikan berat badan terlalu kecil
8) TFU dan palpasi tidak sesuai usia kehamilan
9) Odema pada kaki
c. Hipotesis
1) Kram pada ibu hamil diakibatkan adanya tekanan kedaerah panggul sehingga
aliran darah ke kaki terhambat
2) Kontraksi pada usia kehamilan 36 minggu diakibatkan karena adanya
peningkatan hormon estrogen.
3) Kecemasan diakibatkan perubahan psikologis pada trimester III yaitu
meningkatnya kewaspadaan timbulnya gejala persalinan.
4) Kram kaki diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke kaki.
5) Kram kaki diakibatkan oleh aktifitas ibu sebagai sekertaris posisi ibu banyak
duduk sehingga kurang bergerak
6) Kram kaki diakibatkan oleh dehidrasi
7) Kontraksi pada usia kehamilan ibu 9 bulan disebabkan aktifitas berat pada ibu
dan gerakan janin yang aktif mengakibatkan kontraksi
8) Kecemasan diakibatkan kontraksi yang mulai dirasakan setiap 2 jam sekali
9) Kecemasan diakibatkan oleh ibu yang masih aktif bekerja
10) Kecemasan diakibatkan karena adanya mules sebelum taksiran persalinan
yaitu tanggal 14 -12-2022
11) Kram pada ibu hamil diakibatkan adanya tekanan kedaerah panggul karena ibu
duduk terlalu lama sehingga aliran darah ke kaki terhambat dan menyebabkan
odema pada kaki.
12) Kecemasan yang dirasakan oleh ibu diakibatkan karena jarak kehamilan yang
terlalu dekat dan kontraksi sudah dirasakan sebelum waktunya atau Kurang
dari TP. Dan kepala janin yang belum masuk PAP
13) Jarak Kehamilan terlalu dekat berpengaruh terhadap kenaikan berat badan ibu
dan janin
14) Adanya kontraksi pada usia kehamilan 36 minggu 3 hari yang dirasakan ibu
setiap 2 jam sekali diakibatkan karena ibu masih aktif bekerja
d. Informasi Tambahan
1) Anamnesa Lanjutan terkait tanda – tanda persalinan, HPHT dan HPL
2) Kajian Riwayat persalinan sebelumnya, Penyakit penyerta atau penyakit
dikeluarga
3) Pemeriksaan Fisik, TTV dan penunjang urine (protein urine)
4) Pemeriksaan dalam
5) Riwayat USG
6) Aktifitas sehari – hari ibu
7) Riwayat persalinan yang lalu
8) Pola hubungan seksual
9) Riwayat konsumsi obat, herbal atau jamu – jamuan
e. Asuhan Kebidanan
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan
2) Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil
3) Menganjurkan ibu untuk tidak duduk terlalu lama dan kaki tidak
menggantung.
4) Memberikan KIE nutrisi pada ibu hamil, Tanda Bahaya kehamilan TM III,
Tanda – tanda persalinan
5) Menganjurkan ibu untuk USG
6) Mengedukasi ibu untuk kompres hangat pada kaki, menggunakan sepatu yang
nyaman saat bekerja dan beraktifitas
7) Memberikan dukungan dan afirmasi positif untuk mengatasi kecemasan
8) Menyarankan ibu untuk hypnotherapy
9) Melakukan pemeriksaan penunjang untuk protein urine
10) Memberikan terapi tablet Fe dan kalsium
11) Mengedukasi ibu untuk melakukan persiapan persalinan
12) Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya
13) Melakukan pendokumentasian
f. LO (Learning Objective)
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah, penyebab dan penatalaksanaan
pada perubahan fisiologis trimester III
2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan pada ibu hamil
trimester iii
3) Mahasiswa mampu mengidentifikasi kurangnya pemenuhan nutrisi
4) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang diakibatkan oleh jarak
kehamilan terlalu dekat
5) Mahasiswa mampu mengidentifikasi kesesuaian tinggi fundus uteri dengan usia
kehamilan
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Adaptasi Fisiologis pada Kehamilan

2.1.1 Sistem Reproduksi


1) Uterus
a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi
pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan
hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan
endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat
dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab pembesaran
uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4)
Tabel 2.1 Penambahan Ukuran TFU
Usia kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)

28 3 jari diatas pusat

32 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

36 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)

40 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)


b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
bulan (Sulistyawati, 2010:60).
(1) Posisi rahim dalam kehamilan
(a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.
(b) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
(c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati
(d) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).
2) Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta terbentuk
korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)

2.1.2 Sistem Kardiovaskuler atau Hemodinamik


Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai
15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik selama
kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama
organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks
jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan
membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk,
2011:93)
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi
di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena
daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor
keturunan. Selain itu kram timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
Sakit di kaki ini pada beberapa kasus bisa jadi pertanda awal adanya stroke atau
serangan jantung yang membahayakan. Pasalnya, kram kaki bisa jadi tanda adanya
penyakit arteri perifer yang bisa berisiko pada kesehatan jantung dan otak. Seseorang
yang mengalami penyakit arteri perifer merasa sakit karena adanya simpanan lemak
di arteri kaki yang menghambat aliran darah ke otot. Hal ini juga terjadi pada arteri
yang mengalir ke jantung dan otak. Masalah ini menyebabkan seseorang penderita
penyakit jantung perifer lebih berisiko mengalami serangan jantung atau stroke
dibanding orang lain.

2.1.3 Sistem Pernafasan


Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus yang
tertekan ke arah diagfragma akibat pembesaran rahim. Volume tidal (volume udara
yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini
dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam
darah meningkat (Kumalasari, 2015:5). Selain itu, karena adanya perubahan hormonal
yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak
ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim
yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada).
Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas
lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya
tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.

2.1.4 Sistem Perkemihan


Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah
ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi
(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada trimester III kehamilan dan di akhir
kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga
panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)

2.1.5 Sistem Endokrin


Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan
progesteron dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormon
tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat
berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat
karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35. Pada pankreas
sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)

2.1.6 Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Pada
kehamilan trimester II dan III hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat
dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan
dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).

2.1.7 Perubahan Sistem Gastrointestinal


Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering mengalami hearthburn
(rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan
(Kumalasari, 2015:7)

2.1.8 Perubahan Sistem Integumen


Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormon Melanophore
Stimulating Hormone di lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
(Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka
terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka
dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari
simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra
(Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan
ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada Muligravida
keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34). Striae
Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut elastic dari
lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa
gatal (Kumalasari, 2015:6).
Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna agak
hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang
berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul
pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus
berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara, perut,
dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)
2.2 Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester III
Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir-sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalu bayi yang
akan dilahirkan tidak normal.
Penyesuaian psikologis ibu hamil trimester III meliputi aktifitas yang
menunjang persiapan persalinan (penyuluhan, konsultasi) bersifat mental dan
fisiologis, siap menjadi orang tua, menerima potensi-potensi yang terjadi dan
perubahan-perubahan fisik, rasa sakit. Memahami bayi adalah bagian akhir dirinya,
dan itu sangat berarti dan membahagiakan.

Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

1. Support Keluarga

Memberikan dukungan berbentuk perhatian, pengertian, kasih sayang pada


wanita dari ibu, terutama dari suami, anak jika sudah punya anak dan keluarga-keluarga
lainnya serta kerabat-kerabat untuk membantu ketenangan jiwa ibu hamil.

2. Support Tenaga Kesehatan

Memberikan pendidikan,pengertahuan dari awal kehamilan sampai akhir


kehamilan yang berbentuk konseling, penyuluhan dan pelayanan kesehatan lainnya

3. Rasa Aman

Situasi atau keadaan dimana pasien atau wanita hamil mendapatkan hak
reproduksinya kebulatan tekad, melingkupi informasi dan aktif berpartisipasi contoh
nya seperti hak tahu merek dagang, tentang obat agar dia bisa mempertimbangkan
reaksi kurang baik obat.

4. Kenyamanan

Keadaan wanita setelah bebas dari ketidak nyamanan pada kehamilan (mual, lelah
dll) atau menurunkan masalahnya.

5. Persiapan menjadi orang tua

6. Persiapan sibling
Peranan Bidan dalam Mendampingi Ibu Mengatasi Perubahan dan Adaptasi
Psikologis Selama Kehamilan

kehamilan ibu dapat berjalan normal dan dapat beradaptasi dengan perubahan
psikologis yang terjadi selama kehamilan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
bidan untuk membantu ibu mengatasi perubahan tersebut antara lain:

1. Memberikan informasi kepada ibu tentang apa yang dialami itu merupakan hal
yang normal
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa setiap pengalaman kehamilan merupakan
pengalaman yang unik berbeda antara kehamilan pertama dengan kehamilan
berikutnya.
3. Memberikan informasi dan membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,
pemantauan pertumbuhan janin, tanda-tanda persalinan serta tanda bahaya
bahaya krehamilan.
4. Membantu ibu untuk mengatasi keluhan atau ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh kehamilan.
5. Ajak ibu berdiskusi untuk merencanakan persiapan persalinan. (Siti Cholifah,
dkk, 2022).

2.3 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

2.3.1 Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan


pada kehamilan trimester III (Hutahaean, 2013). Nyeri punggung bawah merupakan
masalah otot dan tulang yang sering dialami dalam kehamilan yang menyebabkan rasa
tidak nyaman. Nyeri punggung bawah dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan
karena peningkatan berat uterus yang menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh
(Cunningham, et al, 2013).
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilan pada trimester III. Hal ini dikarenakan berat uterus yang semakin
membesar dan postur tubuh secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat badan
ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tubuh lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III (Purnamasari dan Widyawati, 2019).
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah pada ibu
hamil diantaranya, berubahnya titik berat tubuh seiring dengan membesarnya rahim,
postur tubuh, posisi tidur, meingkatya hormone, keahmailan kembar, riwayat nyeri
pada kehamilan lalu, dan kegemukan (Mafikasari dan Kartikasari, 2015). Selain itu
aktivitas sehari-hari (seperti duduk, bergerak, mengangkat, membungkuk serta
melakukan pekerjaan rumah tngga dan aktivitas kerja rutin) juga bisa menjadi salah
satu factor penyebab nyeri punggung pada ibu hamil (Puspasari, 2019).

Cara mengatasinya:

1) Massage daerah pinggang dan punggung


2) Hindari sepatu hak tinggi
3) Gunakan bantal sewaktu tidur untuk meluruskan punggung
4) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengangkat apapun.
5) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang
lain saat menekukkan kaki, sehingga terdapat jarak yang cukup saat
bangkit dari posisi setengah jongkok.
a. Edema Ekstremitas Bawah
Edema fisiologis pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstermitas bawah. Gangguan ini terjadi karena
penumpukan cairan dijaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah
besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh uterus yang membesar, sehingga darah
yang kembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini
terjadi saat ibu berbaring terlentang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil
trimester III disarankan untuk berbarik kearah kiri.
Edema pada kehamilan dipicu oleh perubahan hormone esteogen, sehingga
dapat meningktkan retensi cairan. Peningkatan retensi cairan berhubungan dengan
perubahan fisik yang terjadi pada kehamilan trimester akhir, yaitu semakin
membesarnya uterus seiring dengan pertambahan berat badan janin dan usia kehamilan.
Edema fisiologis menyebabkan ketidaknyamanan sepeti perasaan berat, kram, dan juga
kesemutan pada kaki.
Cara mengatasinya:
1) Meningkatkan periode istirahat dan berbaring pada posisi miring kiri
2) Meninggikan kaki apabila duduk serta memakai stoking
3) Meningkatkan asupan protein
4) Menurunkan asupan karbohidrat karena dapat meretensi cairan di
jaringan
5) Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu
diuresis natural
6) Menganjurkan ibu untuk cukup berolahraga dan sebisa mungkin jangan
berlama-lama dalam sikap statis atau berdiam diri dalam posisi yang
sama
b. Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada ibu hamil trimester III disebabkan oleh perubahan fisik
dan perubahan emosi selama kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi seperti rasa mual
dan muntah pada pagi hari, meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari,
pembesaran uterus, nyeri punggung, dan pergerakan janin jika janin tersebut aktif
Sedangkan perubahan emosi meliputi kecemasan, rasa takut, dan depresi. Selain itu,
gangguan tidur timbul mendekati saat melahirkan, ibu hamil akan sulit mengatur posisi
tidur akibat uterus yang membesar dan pernafasan akan terganggu karena diafragma
tertekan ke atas karena semakin besar kehamilan.
Gangguan tidur pada ibu hamil trimester III yang berkepanjangan dapat
mengganggu kesehatan fisik dan psikis. Dari kesehatan fisik, kurang tidur akan
menyebabkan muka pucat, mata sembab, kantung mata bewarna hitam, badan lemas
dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudang terserang penyakit. Dari kesehatan
psikis, kurang tidur dapat menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan,
sehingga penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan, dan sulit
berkonsentrasi (Kozier et al, 2010).
Cara mengatasinya:
1) Lakukan relaksasi napas dalam
2) Pijat punggung
3) Topang bagian tubuh dengan bantal
4) Minum air hangat.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi langsung
pusat pernafasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen. Hiperventilasi akan menurunkan kadar dioksida. Uterus membesar dan
menekan diafragma sehingga menimbulkan rasa sesak (Hutahaean, 2013).
Cara mengatasinya:
1) Bantu cara mengatur pernapasan
2) Posisi berbaring dengan semifowler
3) Latihan napas melalui senam hamil
4) Tidur dengan bantal yang tinggi
5) Hindari makan terlalu banyak
d. Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester III karena terjadi efek lightening.
Lightening yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat.
Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati
ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser
kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung
kemih dan uretra. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan
distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran
uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
Cara mengatasinya :
1) Latihan kegel
2) Ibu hamil disarankan tidak minum saat 2-3 jam sebelum tidur
3) Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur. Namun agar
kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya minum lebih
banyak di siang hari.
e. Nyeri ulu hati
Penyebab nyeri ulu hati adalah peningkatan hormon progesterone sehingga
merelaksasikan sfingter jantung pada lambung, motilitasgastrointestinal karena otot
halus relaksasi dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung karena tekanan pada
uterus (Hutahaean, 2013).
Cara mengatasinya:
1) Makan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari lambung yang
menjadi penuh.
2) Hindari makanan yang berlemak, lemak mengurangi mortilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
3) Hindari minum bersamaan dengan makan karena cairan cenderung
menghambat asam lambung.
4) Hindari makanan dingin.
5) Hindari makanan pedas (Hutahaean, 2013).
f. Kram kaki
Kram kaki merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksi
sekumpulan otot yang terjadi secara mendadak dan singkat, yang biasanya
menyebabkan nyeri. Kram kaki dapat disebabkan oleh kurang mengkonsumsi kalsium,
kurang aliran darah ke otot, kelelahan dan dehidrasi, serta kurangnya gizi selama
kehamilan. Pada ibu hamil trimester III terjadi karena berat badan atau rahim ibu yang
bertambah besar sehingga terjadi gangguan asupan oksigen yang membuat aliran darah
tidak lancar dan menimbulkan rasa nyeri pada kaki. Kram kaki yang dirasakan biasanya
menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Hal itu terjadi juga karena bayi
mengambil sebagian besar gizi ibu sehingga meninggalkan sedikit untuk ibunya.
Cara mengatasinya:
1) Saat kram terjadi, yang harus dilakukan adalah melemaskan seluruh
tubuh terutama bagian tubuh yang kram. Dengan cara menggerak-
gerakan pergelangan tangan dan mengurut bagian kaki yang terasa kaku.
2) Pada saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak.
3) Kompres hangat pada kaki.
4) Banyak minum air putih.
5) Ibu sebaiknya istirahat yang cukup
g. Varises
Varises biasanya menjadi lebih jelas terlihat seiring dengan usia kehamilan,
peningkatan berat badan, dan lama waktu yang dihabiskan dalam posisi berdiri.
Tekanan femoralis makin meningkat seiring dengan tuanya kehamilan (Hutahaean,
2013).
Cara mengatasinya:
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Hindari berdiri lama
3) Sediakan waktu istirahat untuk mengelevasi kaki secara teratur
4) Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur menggunakan
bantalan karet
5) Lakukan latihan kegel untuk mengurangi varises vulva atau haemoroid
untuk meningkatkan sirkulasi
6) Lakukan mandi hangat yang menenangkan (Hutahaean, 2013).
h. Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid dapat bertambah
besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga panggul. Relaksasi
dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahannya gumpalan
(Hutahaean, 2013).
Cara mengatasinya:
1) Hindari konstipasi
2) Beri rendaman hangat/dingin pada anus
3) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid ke
dalam anus dengan pelan-pelan
4) Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi
5) Usahakan BAB yang teratur
6) Ajarkan ibu tidur dengan posisi knee chest selama 15 menit
7) Ajarkan latihan kegel untuk menguatkan perineum dan mencegah
hemoroid.
i. Konstipasi
Konstipasi disebabkan karena pengerasan feses yang terjadi akibat penurunan
kecepatan kerja peristaltik karena progesteron yang menimbulkan efek relaksasi,
pergeseran usus akibat pertumbuhan uterus atau suplemasi zat besi dan akivitas fisik
yang kurang (Hartinah, Karyati, dan Rokhani, 2019).
Cara mengatasinya:
1) Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas/ hari
(ukuran gelas minum)
2) Istirahat cukup. Hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari
3) Minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi
peristaltik
4) Makan-makanan berserat dan mengandung sarat alami 5) Miliki pola
defikasi yang baik dan teratur
5) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan postur
tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan kontraksi otot
abdomen bagian bawah secara teratur.
j. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf
median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
Cara mengatasinya:
1) Mengatur pola nafas
2) Merilekskan badan
3) Berikan kompres hangat
2.4 Tanda-tanda persalinan
Ada 3 tanda yang paling utama yaitu:
1. Kontraksi (His)
Ibu terasa kenceng- kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari
pinggang ke paha.Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara
fisiologis membantu dalam proses pengeluaran janin.
Ada 2 macam kontraksi yang pertama kontraksi palsu (Braxton hicks) dan
kontraksi yang sebenarnya. Pada kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu
sering dan tidak teratur, semakin lama tidak ada peningkatan kekuatan kontraksi.
Sedangkan kontraksi yang sebenarnya bila ibu hamil merasakan kenceng-kenceng
makin sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta mulas tau nyeri
seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang. Kontraksi bersifat fundal
recumbent/nyeri yang dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas
atau puncak kehamilan (fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian bawah. Tidak
semua ibu hamil mengalami kontraksi (His) palsu. Kontraksi ini merupakan hal normal
untuk mempersiapkan rahim untuk bersiap mengadapi persalinan.

2. Pembukaan serviks, dimana primigravida > 1,8cm dan multigravida 2,2cm

Biasanya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini


disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya,
pembukaan biasanya tampa diiringi nyeri. Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan
panggul sat kepala janin turn ke area tulang panggul sebagai akibat melunaknya rahim.
Untuk memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan
pemeriksaan dalam (vaginal toucher).

3. Pecahnya ketuban dan keluarnya bloody show.

Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah.
Itu terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan
penipisan mulut rahim. Bloody show seperti lendir yang kental dan bercampur darah.
Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim tsb akan
keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang menegelilingi janin dan cairan
ketuban mulai memisah dari dinding rahim.

Tanda selanjutnya pecahnya ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion)


yang membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar
terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak
sadar sat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan terkadang menganggap bahwa yang
keluar adalah air pipisnya. Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau,
dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan
lahir ini bisa teriadi secara normal namun bias juga karena ibu hamil mengalami trauma,
infeksi, atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah.
ketuban pecah ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.

Terjadinya pecah ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar


dan membuka potensi kuman /bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera
dilakukan penanganan dan dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila
belum lahir dalam waktu kurang dari 24 jam maka dilakukan penangana selanjutnya
misalnya caesar. (Yulizawati, dkk, 2019)

2.5 KIE Aktifitas fisik

Aktivitas fisik sangat di anjurkan untuk dilakukan pada saat kehamilan karena
dapat menjaga fisik ibu hamil lebih bugar dan lebih bertenaga, dapat mengatasi penyakit
muskuloskeletal terkait kehamilan, dapat mencegah berat badan yang berlebih dan
meningkatkan kualitas tidur bagi ibu.

Jenis – jenis aktivitas yang baik dilakukan bagi ibu hamil adalah sebagai berikut :
a. Jalan – jalan pagi
Aktivitas fisik ringan seperti jalan – jalan dipagi hari yang dapat dilakukan ibu hamil
diantaranya seperti jalan di pagi hari memiliki manfaat memperbaiki keadaan fisik ibu
menjadi bertenaga dan lebih bugar, ibu rutin bangun pagi, tidak bermalas-malasan
sehingga aktifitas yang dilakukan efektif, memperbaiki mood ibu, persaan lebih senang,
serta dapat meningkatkan kualitas tidur pada ibu.
b. Senam hamil
Senam hamil yaitu salah satu kegiatan olah raga yang memiliki banyak manfaat bagi ibu
hamil seperti membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap
tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta mengatur teknik pernafasan, sehingga
mempermudah dalam proses persalinan khususnya persalinan normal.
c. Senam yoga
Senam yoga adalah bentuk latihan untuk mengolah pikiran, berupa melatih kekuatan,
pernafasan yang melatih kepribadian seseorang baik fisik, psikis dan spiritual dimana
senam yoga ini efektif untuk meningkatkan aktifitas fisik.
d. Melakukan pekerjaan rumah
Melakukan pekerjaan rumah sebenarnya malah dianjurkan bagi ibu hamil asalkan tidak
berlebihan ataupun pekerjaan yang terlalu berat juga tidak dasarankan. Melainkan
pekerjaan yang diperbolehkan adalah pekrjaan ringan dan ibu tidak merasa kelelahan
seperti menyapu, mengepel, dan memasak.

2.6 KIE Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Gizi Kehamilan
Status gizi ibu hamil merupakan suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu
hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang
digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi
organ tubuh. Status gizi ibu hamil dapat diketahui dengan melakukan pengukuran
lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran LILA cukup representatif, di mana ukuran
LILA erat dengan indeks massa tubuh (IMT) ibu hamil. Semakin tinggi LILA ibu hamil
maka semakin tinggi pula IMT-nya (Irma, 2019).
Kehamilan merupakan masa kritis di mana gizi ibu yang baik adalah faktor
penting yang memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil bukan hanya harus
memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang
dikandung. Risiko komplikasi selama kehamilan atau kelahiran paling rendah apabila
pertambahan berat badan sebelum melahirkan memadai. Kecukupan gizi ibu di masa
kehamilan banyak disorot sebab berpengaruh sangat besar terhadap tumbuhkembang
anak.
Masa kehamilan merupakan salah satu masa kritis tumbuh-kembang manusia
yang singkat (window of opportunity). Khusus untuk ibu hamil, jika janin dalam
kandungannya mengalami kekurangan gizi maka pada usia dewasa ia akan berisiko
lebih tinggi untuk menderita penyakit degenerative (diabetes miletus, hipertensi,
penyakit jantung, dan stroke), dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan
gizi (Kemenkes RI, 2020).
2. Kebutuhan Zat Gizi saat Hamil Trimester III
Kebutuhan gizi seorang perempuan yang sedang hamil mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum masa kehamilan. Apabila kebutuhan energi perempuan sebelum
hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19-29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49
tahun maka kebutuhan ini akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan
300 kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak,
vitamin, dan mineral, akan meningkat selama kehamilan (Victoria, 2018).

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester III


Nama Zat Fungsi Bahan Makanan
Gizi
Vitamin B6 Membantu proses sistem saraf Gandum, kacang
Vitamin C Membantu penyerapan zat Jeruk, tomat, jambu,
besi dan sebagai pepaya, dan nana
antioksidanJeruk, tomat,
jambu,
pepaya, dan nana
Serat Memperlancar buang air Sayuran dan buah
besar, mempersingkat waktu buahan
transit feses
Seng (Zn) Membantu proses Telur, hati sapi, daging
metabolisme dan kekebalan sapi, ikan laut,
tubuh kacangkacangan
Iodium Mengatur suhu tubuh, Garam dapur yang
membentuk sel darah merah, ditambahkan iodium,
serta fungsi otot dan saraf dan
ikan laut

3. Variasi Makanan Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang)


Menurut Kemenkes RI (2020) asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu
hamil sebagaimana berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan pati
merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak, sistem
saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal dari
karbohidrat dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan,
terutama yang berasal dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi, sereal, roti, pasta,
jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.
b. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-sel tubuh,
pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan plasenta. Kebutuhan
protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis protein yang dikonsumsi
seperlimanya sebaiknya berasal dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur,
susu, yoghurt, dan selebihnya berasal dari protein nabati, seperti tahu, tempe,
kacang-kacangan, dan lain-lain.
c. Lemak
Asam lemak omega 3 docosahexanoic acid (DHA) penting untuk perkembangan
dan fungsi saraf janin selama kehamilan. Konsumsi polyunsaturated fatty acid
(PUFA) selama kehamilan memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan air susu
ibu (ASI). Kebutuhan energi yang berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak
lebih dari 25% dari kebutuhan energi total per-hari. Selain memperhatikan proporsi
energi yang berasal dari lemak, penting juga memperhatikan proporsi asam
lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak hewani) adalah 8% dari
kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari asam lemak tak
jenuh.
Asam linoleat banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak jagung, minyak bunga
matahari, minyak biji kapas. DHA dan alpha linolenic acid (ALA) banyak terdapat
dalam minyak ikan (ikan laut seperti lemuru, tuna, dan salmon), selain itu juga
terdapat dalam sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, brokoli, minyak kanola,
biji labu kuning, dan minyak flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi
seimbang dinyatakan dalam empat porsi, di mana satu porsi minyak adalah 5 gram.
d. Vitamin dan mineral
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibandingkan ibu yang
tidak hamil. Vitamin membantu berbagai proses dalam tubuh seperti pembelahan
dan pembentukan sel baru.
1) Vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta jaringan
janin
2) vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin untuk membantu metabolisme
energi, sedangkan vitamin B6 untuk membantu protein membentuk sel-sel baru
3) Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari bahan
makanan nabati
4) Vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium
5) Mineral berperan dalam berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh,
termasuk pembentukan sel darah merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium
dan seng), serta pertumbuhan tulang dan gigi (kalsium).
e. Air
Air berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi lain ke seluruh tubuh dan membawa
sisa makanan keluar tubuh. Ibu hamil disarankan untuk menambah asupan
cairannya sebanyak 500 ml/hari dari kebutuhan orang dewasa umumnya minimal
dua liter/hari atau setara delapan gelas/hari. Kebutuhan pada ibu hamil lebih
banyak lagi karena perlu memperhitungkan kebutuhan janin dan metabolisme yang
lebih tinggi menjadi 10—13 gelas/hari (Soedisman, 2020)

4. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi Pada Ibu Hamil
Adapun beberapa faktor yang memengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai
pangan juga dapat mempengaruhi status gizi seseorang. (Suhaeti, 2018).

b. Usia
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
c. Pekerjaan
Pekerjaan ibu hamil merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizinya
dengan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang
didapatkan. Dengan tingkat kesejahteraan ekonomi yang tinggi dapat lebih mudah
memenuhi kebutuhan gizinya, sementara ibu hamil dengan ekonomi yang lebih
rendah mengalami kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan primernya
seperti kebutuhan nutrisi (Tahir, 2021).
d. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan untuk makan makanan tertentu
dapat memengaruhi status nutrisi ibu hamil.
e. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat menimbulkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup.
f. Riwayat paritas
Paritas berdampak pada status gizi ibu hamil. Jumlah paritas atau jumlah anak yang
dilahirkan oleh seseorang ibu akan mempengaruhi kondisi fisik dan status gizi ibu.
Ibu dengan paritas banyak akan membutuhkan gizi yang banyak untuk pemulihan
kondisi tubuh sesudah melahirkan.

5. Dampak Malnutrisi Ibu Hamil


Malnutrisi atau kurang gizi yaitu ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan
nutrisi yang mengakibatkan terjadinya defisit energi, protein, dan mikronutrien, yang
berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
a. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu,
antara lain :
1) Perdarahan
2) Berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan bias terkena penyakit
infeksi, dan pada akhirnya juga dapat menurunkan status gizi.
3) Dapat menyebabkan anemia selama kehamilan
4) Dapat menyebabkan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
b. Terhadap persalinan
1) Persalinan sulit dan lama
2) Persalinan sebelum waktunya (prematur)
3) Pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.

c. Terhadap janin
Kekurangan asupan zat gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (Abortus), bayi mati di
dalam kandungan, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia, dan bayi lahir
dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR).
1.7 Resiko Tinggi Jarak Kehamilan Terlalu Dekat
A. Penentuan Jarak Kehamilan
Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi
batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang (Alwi,
2005).
Penentuan jarak kehamilan merupakan salah satu cara untuk menentukan
berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan satu dengan yang lain
(Dwijayanti, 2005). Pengaturan jarak kehamilan merupakan salah satu usaha agar
pasangan dapat lebih menerima dan siap untuk 82 memiliki anak. Perencanaan
pasangan kapan untuk memiliki anak kembali, menjadi hal penting untuk
dikomunikasikan (Masyhuri, 2007).
Jarak kehamilan yang dianjurkan pada ibu hamil yang ideal dihitung dari sejak
ibu persalinan hingga akan memasuki masa hamil selanjutnya yaitu 2-5 tahun. Hal ini
didasarkan karena beberapa pertimbangan yang akan berpengaruh pada ibu dan anak.
Apalagi bagi anda yang mengalami operasi caesar pada persalinan sebelumnya,
pemulihan pasca operasi sangat penting untuk diperhatikan. Penelitian The
Demographic and Health Survey, menyebutkan bahwa anak - anak yang dilahirkan 2-
5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali
lebih tinggi daripada yang berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan
yang aman adalah 2-5 tahun.
Berikut adalah manfaat menjaga jarak kehamilan yang ideal bagi ibu dan anak :
1. Pemulihan Persalinan bagi Kesehatan Ibu
2. Menjaga Kesehatan Bayi
3. Menghindari Resiko Nutritional Deficiencies
4. Manfaat dalam Menjaga Hubungan antara Anak dan Ibu
Faktor usia juga merupakan salah satu faktor dalam menentukan jarak
kehamilan dimana pada saat merencanakan kehamilan yang harus dihindari antara lain
empat T yaitu (Manuaba, 1998) :
1.Terlalu muda untuk hamil (< 20 tahun)
2. Terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun)
3. Terlalu sering hamil (anak > 3 orang berisiko tinggi)
4. Terlalu dekat jarak kehamilannya (< 2 tahun) 83
b. Resiko dalam Menentukan Jarak Kehamilan
Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (< 2 tahun) akan
mengalami resiko antara lain (Yolan, 2007) : 1. Resiko perdarahan trimester III
1. Plasenta previa
2. Anemia
3. Ketuban pecah dini
4. Endometriosis masa nifas
5. Kematian saat melahirkan
6. Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan resiko tinggi
antara lain persalinan lama.
c. Efek Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Pada Anak
Jarak kehamilan atau kelahiran yang berdekatan juga dapat memicu pengabaian
pada anak pertama secara fisik maupun psikis, yang dapat menimbulkan rasa cemburu
akibat ketidaksiapan berbagi kasih sayang dari orang tuanya (Yolan, 2007). Banyak
kakak-beradik dengan jarak kehamilan atau kelahiran terlalu pendek menimbulkan
sikap iri atau cemburu. Seperti kakak tidak gembira atas kehadiran si kecil, justru sering
menganggapnya musuh karena merampas jatah kasih sayang orang tuanya (Diana,
2007).
BAB III
KONSEP MAP
DAFTAR PUSTAKA

Hatijar. Irma Suryani Saleh., dan Lilis Candra Yanti. 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Pada Kehamilan. Poso : Cahaya Bintang Cemerlang

Megasari, Miratu. Dkk. 2015. Panduan belajar Asuhan kebidanan. Yogyakarta.


Deepublish.

Siswosuhardjo, S., Chakrawati, F. (2020). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta:
Penebar Plus.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika;

Yanti, Eka. Fatmasari, Baiq. 2023, Buku Psikologi Kehamilan, Persalinan dan Nifas,
Pekalongan. NEM.

Yulizawati SST.,M.Keb, Lusiana El Sinta B SST.,M.Keb dkk, Asuhan Kebidanan


Persalinan, Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2019.

Arifa Usman, S.ST., M.Kes, Nurhaeda, S.ST., M.Keb dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Pra-Nikah Dan Pra-Konsepsi. Makassar: Fatima Press.
Siti Cholifah, Evi Rinata, Buku Ajar Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo:
Umsida Press, 2022.

Anda mungkin juga menyukai