Disusun Oleh:
Nama: Atika Mitra Elwinda
NIM: P05140319004
Prodi: Sarjana Terapan Kebidanan
1
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester II dengan HbsAg Positif (Hepatitis
B). Laporan ini disusun dengan maksud untuk memenuhi penugasan praktik
kebidanan patologis di RSUD Arga Makmur.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak. Laporan pendahuluan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Diah Eka Nugraheni,M,Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah
memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan praktik kebidanan
patologis.
2. Ibu Wewet Safitri, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Ibu Despita Sari, S.ST, M.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang
telah banyak membantu dan memberikan dukungan.
Semoga kebaikan yang Ibu serta teman-teman berikan mendapat ridho
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam perbuatan dan penulisan
laporan ini memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu cara penularan hepatitis B, yakni dari ibu ke anak. Ibu hamil
yang positif hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayinya yang berada
dalam kandungan. Ketika ibu hamil yang positif hepatitis B tapi tidak
terdeteksi, maka bayi yang akan lahir beresiko tinggi terkena penyakit menular
tersebut. Virus hepatitis B yang menyerang hati menyebabkan kerusakan hati
kronis bila tidak segera ditangani, sirosis hati bisa berujung kanker hati.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
4
BAB II
KAJIAN TEORI
1. KEHAMILAN
1. DEFINISI
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Biladihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, di
mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2018).
2. PROSES KEHAMILAN
Menurut (Ummu Hani, 2015), proses terjadinya kehamilan adalah:
a. Fertilitas
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur
dan sel sperma. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma
dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta
sperma.
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam),
4 sel, 8 sel sampai dengan 16 sel disebut Blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel
tersebut akan membelah membentuk buah arbei dan 16 sel disebut Morula
(4 hari). Setelah morulamemasuki rongga rahim, cairan mulai menembus
zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirmya
terbentuklah sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista (4-
5
5 hari).Sel yang bagian dalam disebutembrioblas dan sel diluar disebut
trofoblas. Zona pellusida akhirnyamenghilang sehingga trofoblast bisa
memasuki dinding rahim (endometrium) dan siap berimplantasi (5-6 hari)
dalam bentuk Blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi/implantasi
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah
dibuahi (padastadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal
kehamilan.Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior atauposterior. Pada saat implantasi, selaput lendir rahim
sedang berada padafase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi).Pada saat
ini, kelenjar rahim danpembuluh nadi menjadi berkelok-
kelok.Jaringan ini mengandung banyak cairan.
6
11) Ngidam.
12) Perut ibu membesar.
7
menyerapkeringat, mudah dicucui tanpa sabuk dan pita
yangmenekan bagian perut /pergelangan tangan ,pakaian
jugatidak baik terlalu ketat dibagian leher.(Marmi, 2015)
e. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil
berkaitandengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang
airkecil .Konstipasi yang terjadi karena adanya pengaruhhormon
progesteron.
f. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal ,koitusdiperbolehkan
sampai akhir kehamilan , meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari
menjelang kelahiran.
g. Mobilitas
Ibu boleh melakukan aktifitas /kegiatan fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan.
h. Ketidaknyamanan
Sering buang air kecil, keputihan ,nafas sesak,pusing /
sakitkepala ,sakit punggung atas dan bawah varises pada kaki.
(Marmi,2015)
8
6. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester II
Ketidaknyamanan pada Trimester II dan cara mengatasinya
adalah sebagai berikut :
No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
1 Sering buang air a) Ibu hamil disarankan untuk tidak
Kecil minum saat 2-3 jam sebelum tidur.
b) Kosongkan kandung kemih sesaat
sebelum tidur.
c) Agar kebutuhan air pada ibu hamil
tetap terpenuhi, sebaiknya minum
lebih banyak pada siang hari.kafein,
tembakau dan alkohol.
2 Pegal-pegal a) Sempatkan untuk berolahraga.
b) Senam hamil.
c) Mengkonsumsi susu dan makanan
yang kaya kalsium.
d) Jangan berdiri / duduk / jongkok
terlalu lama
e) Anjurkan istirahat tiap 30 menit.
3 Hemoroid a) Hindari konstipasi.
b) Makan-makanan yang berserat dan
banyak minum.
c) Gunakan kompres es atau air
hangat.
d) Bila mungkin gunakan jari untuk
memasukan kembaliu hemoroid ke
dalam anus dengan pelan-pelan.
e) Bersihkan anus dengan hati-hati
sesudah defekasi.
f) Usahakan BAB dengan teratur.
9
g) Ajarkan ibu dengan posisi knee
chest 15 menit/hari.
h) Senam kegel untuk menguatkan
perinium dan mencegah hemoroid.
i) Konsul ke dokter sebelum
menggunakan obat hemoroid.
4 Kram dan nyeri a) Lemaskan bagian yang kram
pada dengan cara mengurut.
Kaki b) Pada saat bangun tidur, jari kaki
ditegakkan sejajar dengan tumit
untuk mencegah kram mendadak.
c) Meningkatkan asupan kalsium.
d) Meningkatkan asupan air putih.
e) Melakukan senam ringan.
f) Istirahat cukup.
5 Gangguan a) Latihan nafas melalui senam
Pernafasan hamil.
b) Tidur dengan bantal yang tinggi.
c) Makan tidak terlalu banyak.
d) Konsultasi dengan dokter apabila
ada kelainan asma dll.
6 Oedema a) Meningkatkan periode istirahat
dan berbaring dengan posisi
miring kiri.
b) Meninggikan kaki bila duduk.
c) Meningkatkan asupan protein.
d) Menganjurkan untuk minum 6-8
gelas cairan sehari untuk
membantu diuresis natural.
e) Menganjurkan kepadaa ibu untuk
10
cukup berolahraga.
7 Perubahan libido a) Informasikan pada pasangan
bahwa masalah ini normal dan
dipengaruhi oleh hormon
esterogendan atau kondisi
psikologis.
b) Menjelaskan pada ibu dan suami
untuk mengurangi frekuensi
hubungan seksual selama masa
kritis.
c) Menjelaskan pada keluarga perlu
pendekatan dengan memberikan
kasih sayang pada ibu.
11
B. KEHAMILAN DENGAN HBSAG POSITIF
1. Pengertian
12
(Mail, 2020) menyatakan Pertumbuhan dan perkembangan janin
sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Oleh karena itu, bayi yang terlahir
dari ibu yang sehat maka bayinya akan sehat pula. Ibu hamil sangat penting
untuk melakukan pemeriksaan laboratorim khususnya pemeriksaan HBsAg
di awal ANC (Ante Natal Care) yang bertujuan untuk mempromosikan dan
menjaga kesehatan ibu baik fisik maupun mental, mendeteksi dan
menatalaksanakan komplikasi medis selama kehamilan, mengembangkan
persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi yang terjadi, dan
membantu menyiapkan ibu untuk menjalani nifas, serta dapat melakukan
penanganan terhadap ibu yang mengidap HBsAg positif (Zulfian dkk.,
2018).
13
gejala tersebut. (Achmad Feryanto, 2012). Tanda gejala yang mungkin
muncul pada penderita hepatitis B adalah sebagai berikut :
a. Kuning pada kulit dan sklera mata, mual, muntah, demam, nyeri perut,
lemas, kembung, perut bengkak, warna air kencing (biasanya seperti air teh).
b. Diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan darah spesifik
(HbsAg, Anti HbsAg) dan fungsi hati.
Tanda gejala Hepatitis B dalam 4 tahap yaitu :
a. Fase Inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari
dengan rata-rata 60- 90 hari.
b. Fase prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya
gejala ikterus, mudah lelah, sakit kepala, mual muntah, atritis (flu),
nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap.
c. Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Banyak kasus pada fase
ikterus tidak terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang terjadi
pernurukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan
klinis yang nyata.
d. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya kluhan hepatitis, tetapi
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncu perasaan sudah lebih
sehat dan kembalinya nafsu makan. Sekitar 5-10 % kasus
perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya <1%
yang menjadi akut.(Green, 2016).
14
Pada ibu dapat menimbulkan perdarahan karena, akibat dari sirosis hati
menyebabkan penurunan fungsi hati yang menyebabkan peningkatan
vaskularisasi ke hati dan menyebabkan varises di daerah gester maupun
esofagus, yang dapat peca dan menimbulkan perdarahan.
4. Patofisiologis
15
Proses replikasi virus tidak secara langsung bersifat toksik terhadap sel,
terbukti banyak carrier VHB asimtomatik dan hanya menyebabkan kerusakan hati
ringan. Respon imun host terhadap antigen virus merupakan factor penting
terhadap kerusakan hepatoseluler dan proses klirens virus, makin lengkap respon
imun, makin besar klirens virus dan semakin berat kerusakan sel hati. Respon
imun host dimediasi oleh respon seluler terhadap epitope protein VHB, terutama
HBsAg yang ditansfer ke permukaan sel hati. Human Leukocyte Antigen (HLA)
class I-restriced CD8+ cell mengenali fragmen peptide VHB setelah mengalami
proses intrasel dan dipresentasikan ke permukaan sel hati oleh molekul Major
Histocompability Complex (MHC) kelas I. Proses berakhir dengan penghancuran
sel secara langsung oleh Limfosit T sitotoksik CD8+ (Hardjoeno, 2017).
16
6. Metode Pemeriksaan HbsAg
Metode rapid tes adalah tes sekali pakai yang disediakan dalam
format sederhana yang biasanya tidak memerlukan reagen tambahan
kecuali yang ada disertakan dalam test kit. Mereka dibaca secara visual
dan bisa memberikan kualitatif yang sederhana Hasilnya kurang dari
30 menit. Karena kesederhanaan, biaya dan waktu penyelesaian yang
cepat, mereka dapat dilakukan oleh penyedia awam terlatih atau
17
petugas layanan kesehatan. RDT yang berkualitas terjamin karenanya
sangat berguna dalam pengaturan di mana layanan pengujian berbasis
laboratorium konvensional tidak tersedia (WHO, 2017). Tes HbsAg
(serum/plasma) pada tes langsung untuk pemeriksaan kualitatif adanya
HbsAg pada spesimen serum atau plasma. Tes ini memanfaatkan
kombinasi antibodi monoklonal dan poliklonal mendeteksi
peningkatan kadar HbsAg pada serum atau plasma. Prinsip HBsAg
dalam sampel akan berikatan dengan anti HBs colloidal gold konjugat
membentuk komplek yang akan bergerak melalui membran area tes
yang telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk
garis berwarna merah muda keunguan yang menunjukkan hasil positif.
18
c. Imunochromatografi
Prinsip pemeriksaan metode ini adalah bereaksinya
imunochromatografi yang menggunakan membrane berwarna
untuk mendeteksi HBsAg dalam serum, membrane dilapisi dengan
anti-HBs pada daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas
sehingga membentuk garis merah.
c. Imunisasi
Bagi bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif harus
diberikan vaksinasi HbsAg dalam waktu kurang dari 12 jam setelah di
lahirkan tanpa ditunda-tunda karena virus Hepatitis B dapat ditularkan
dari ibu ke bayinya saat persalinan. Antibodi bayi belum cukup tingi
sehingga pemberian vaksin yang kurang dari 12 jam dapat
meningkatkan antibodi bayi dan dapat mncegah transmisi virus
Hepatitis B. (Suharjo, 2010).
19
hanya dilakukan atas indikasi obstetrik. Aspek yang perlu ditimbangkan
ialah tatalaksana terkait dengan kemungkinan terjadinya transmisi vertikal
virus penyebabnya, karena hal ini dapat berpengaruh pada morbiditas dan
mortalitas anak di hari kehamilan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga
dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sanityoso, Andri. Hepatitis Viral Akut. Dalam : Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
hlm. 645-52.
Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2013.
Dunkelberg JC, Berkley, Thie KW. Hepatitis b and c in pregnancy: a review and
recommendations for care. J Perinatol. 2014; 34(12):882-91.
Alpers CE, Anthony DC, Aster JC, Crawford JM, Crum CP, Girolami UD.
Robbins and cotran pathologic basis of disease. Edisi ke-7. Philadelphia:
Elsevier; 2005.
22