Anda di halaman 1dari 19

Teknik Penyusunan Laporan

Surveilans dan Substansi laporan


Dr. Betty Yosephin, SKM., MKM
• Langkah akhir rangkaian kegiatan surveiland adalah
membuat laporan dan mendiseminasikan hasil surveilans
kepada pihak yang berkepentingan (stake holder).
• Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mencatat dan
melaporkan hasil pelaksanaan surveilans secara
berjenjang.
• Pengelola kegiatan atau tenaga surveilans di dinas
kesehatan Kabupaten/Kota merekap laporan pelaksanaan
surveilans dari Puskesmas/Kecamatan, rumah sakit dan
masyarakat/media kemudian melaporkan ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
• Laporan dapat disajikan dalam bentuk narasi, tabel,
grafik, dan peta atau bentuk penyajian informasi
lainnya.
• Hasil surveilans gizi dimanfaatkan oleh pemangku
kepentingan sebagai tindak lanjut atau respons
terhadap informasi yang diperoleh. Tindak lanjut atau
respons dapat berupa tindakan segera, perencanaan
jangka pendek, menengah dan panjang serta
perumusan kebijakan pembinnaan gizi masyarakat baik
di kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat pusat.
4
5
6
KELENGKAPAN, KETEPATAN DAN KEBENARAN
LAPORAN

Kelengkapan

yaitu presentase laporan yang seharusnya


diterima atau dikirim dibanding realisasi
laporan yang diterima atau dikirim dalam
waktu tertentu

7
Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu laporan berarti waktu


laporan yang kita terima sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan

8
Kebenaran Laporan

Artinya data yang dimuat dalam laporan


adalah data yang benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan (valid)

9
Contoh Soal
• Dinas Kesehatan Kota Semarang yang mempunyai
37 puskesmas selama tahun 2006 telah melakukan
kegiatan surveilans terhadap penyakit Diare tiap
minggunya. Pencapaian kelengkapan laporan
sebesar 94% dan ketepatan laporan sebesar 95
persen. Hitung berapa laporan yang
pengumpulannya melebihi batas waktu yang telah
ditentukan!

10
STRATEGI
• Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi.
• Desentratisasi penyelenggaraan surveilans.
• Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi.
• Peningkatan jaringan komunikasi, informasi elektromedia
yang terintegrasi dan interaktif kepada lintas program dan
lintas sektor.
• Pengembangan tim epidemiologi (fungsional) yang handal.
• Pengembangan sistem surveilans yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing tingkat administrasi kesehatan.
• Penyebaran informasi yang uptodate

11
INDIKATOR SURVEILANS

• Kelengkapan laporan
• Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi
yang dapat dihasilkan.
• Terdistribusinya berita epidemiologi lokal dan nasional.
• Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam manajemen
progra­m kesehatan.
• Menurunnya frekuensi kejadian luar biasa penyakit
• Meningkatnya dalam kajian Sistem Kewaspadaan Dini-SKD
penyakit

12
KEGIATAN SURVEILANS

• Sistem Surveilans Terpadu Penyakit


• Sistem Surveilans Sentinel
• Surveilans Khusus
• Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan
penyelidikan Kejadian Luar Biasa-KLB
• Studi Khusus
• Analisis dan Interprelasi Data

13
Laporan Kegiatan Surveilans (LKS)

Merupakan sarana diseminasi informasi antar


unit surveilans Kabupaten/Kota dengan
propinsi serta pusat.
LKS mencakup semua aktivitas surveilans rutin
serta aktivitas surveilans khusus yang
dilaksanakan oleh daerah
Diinformasikan secara berkala triwulan

14
MANAJEMEN PROGRAM SURVEILANS

Input

• Dokumen perencanaan tahunan


• Dukungan sarana (Material)
• Dukungan Dana (Money)
• Sumber Daya Manusia (Man)

15
Proses
– Pengumpulan Data
– Pengolahan Data
– Kajian Data
– Desiminasi lnformasi
– Penyelidikan KLB
– Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKDKLB)
– Seminar
– Surveilans Acute Flacid Paralisis-AFP (mengacu buku pedoman
surveilans AFP)
– Surveilans Campak (mengacu buku pedoman Reduksi
Campak)
– Surveilans Tetanus Neonatorum-TN (mengacu buku pedoman
Eliminasi TN)
– Surveilans Penyakit Tidak Menular-PTM
– Surveilans Infeksi Nosokomial-IN
– Surveilans Hepatitis Virus B-HVB
– Surveilans Pariwisata
16
Monitoring don Evaluasi

• Pertemuan/Review
• Kunjungan
• Penerapan kendali mutu (quality assurance)
• Seminar

17
– lndikator input
• Ada/tidaknya dokumen perencanaan
• Ada/tidaknya tim epidemiologi (yang melakukan
kajian berkala)
• Ada/tidaknya dukungan dana untuk operasional
– Indikator Proses
• Frekuensi pertemuan kajian data oleh tim
epidemiologi
• Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
– Indikator out-put
• Jumlah buletin (edisi) yang terbit dalam satu tahun.
• Jumlah kegiatan yang tertulis dalam dokumen
perencanaan tahunan yang didasari atas rekomendasi
tim epidemiologi

18
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai