Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE TRIMESTER III

Oleh:
Iva Agustin Nuraini, S.Kep
NIM. 2101032013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
LEMBAR KONSULTASI

NO. MATERI YANG DIKONSULATASIKAN NAMA & TANDA


DAN URAIAN PEMBIMBING TANGAN PEMBIMBING
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Ante Natal Care


1. Pengertian Ante Natal Care
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan adalah
proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel
sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan,
terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan
plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati
dan Kuspriyanto, 2016).
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan ibu hamil
minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh bidan atau
dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Registrasi ( STR ).
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal
6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada
trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali
pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali pada
trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu ) (Buku KIA Terbaru
Revisi tahun 2020).

2. Tujuan pelayanan ante natal care


Tujuan dari ante natal care adalah untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran
dengan mencegah, mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama kehamilan yang
memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi kehamilan itu sendiri, kondisi
yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta efek dari gaya hidup yang tidak
sehat.
Menurut Kusmiyati (2010) tujuan ante natal care adalah
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri
selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi
komplikasi.
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial.
Menurut WHO (2016) tujuan ante natal care adalah
1. Mengidentifikasi dan melakukan pengawasan pada wanita hamil serta janin yang
dikandungnya;
2. Mendeteksi dan mengatasi komplikasi dalam kehamilan, terutama pre-eklampsi;
3. Mendeteksi dan mengobati penyakit yang mendasari kemungkinan terjadinya
komplikasi pada ibu hamil;
4. Mendeteksi adanya ganguan anemia, infeksi HIV, masalah kesehatan mental, dan atau
gejala stres serta kekerasan dalam rumah tangga;
5. Melakukan upaya pencegahan, meliputi imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat
cacing, pemberian tablet besi dan asam folat, pencegahan terhadap malaria dalam
kehamilan dengan menggunakan profilaksis atau dengan kelambu;
6. Menyarankan dan mendukung setiap wanita dan keluarganya untuk membangun
kebiasaan sehat dalam rumah tangga

3. Pelayanan ante natal care


Pelayanan antenatal sesuai standar yang termasuk dalam fokus program pemerintah
dalam meningkatkan kesehatan ibu maternal adalah melalui ANC terpadu. Antenatal care
terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan
kepada semua ibu hamil. Implementasi pelayanan ANC terpadu telah diperkuat dengan
dikeluarkannya kebijakan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam pasal 6 ayat 1 huruf b
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak, dimana salah satunya
dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan janin dalam kandungan dilaksanakan melalui
pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan terhadap ibu hamil tersebut dilakukan
secara berkala sesuai standar yaitu paling sedikit 4 (empat) kali selama masa kehamilan
(K1-K4).
Dalam pemeriksaan antenatal, selain kuantitas (frekuensi kunjungan), perlu
diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Jenis pemeriksaan pelayanan ANC terpadu
adalah sebanyak 18 jenis pemeriksaan yaitu keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah,
berat badan, lingkar lengan atas (LILA), tinggi fundus uteri (TFU), presentasi janin, denyut
jantung janin (DJJ), kadar hemoglobin (Hb), golongan darah, kadar protein urin, kadar gula
darah/reduksi, pemeriksaan darah malaria, pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA),
pemeriksaan darah sifilis, tes serologi HIV, dan ultrasonografi (USG)
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil
dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
4) Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )
5) Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )
6) Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT )
bila diperlukan.
7) 7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) 8) Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah ( Hb),
pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya ),
pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan.
9) 9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.
10) Temu wicara ( konseling ) ( Permenkes,2016 )
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa, terapi, dan rujuk bila diperlukan.
Pelayanan antenatal juga dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada ibu
hamil dan keluarganya untuk melakukan penanganan yang tepat serta segera
memeriksakan kehamilannya apabila terdapat tanda-tanda bahaya selama kehamilan.
Tanda-tanda bahaya selama kehamilan meliputi:
1. Bengkak/edema pada muka atau tangan;
2. Nyeri abdomen hebat;
3. Berkurangnya gerak janin;
4. Perdarahan per vaginam;
5. Sakit kepala hebat;
6. Penglihatan kabur;
7. Demam;
8. Muntah-muntah hebat;
9. Keluar cairan per vaginam secara tiba-tiba

B. Konsep Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 43 minggu (Sukarni dan Wahyu, 2013).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu dimana
merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian
(Lombogia, 2017).

2. Primigravida
Menurut Padila (2015) primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama
kalinya. Pada primigravida terjadi tanda fisik seperti perut tegang, pusar menonjol, rahim
tegang, payudara tegang, labia mayora tampak bersatu, vagina sempit, serviks licin, perineum
utuh dan baik.
Menurut Heriani (2016) usia aman hamil pada ibu primigravida yaitu 20-35 tahun (usia
produktif). Hal ini dikarenakan usia ibu hamil terlalu muda (35 tahun) memiliki risiko yang
tinggi. Pada usia 35 tahun, fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran
atau degenerasi dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk
terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan (Wiknjosastro, 2010).
3. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Kehamilan Trimester III
a. Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi di bagian tengah antara
umbilikus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sternum.
Tuba uterin tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus. Frekuensi dan
kekuatan kontraksi otot segmen atas rahim semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen
bawah uterus berkembang lebih cepat dan merenggang secara radial, yang jika terjadi
bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jarringan dasar pelvis, akan
menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini
mengakibatkan tinggi fundus yang disebut dengan lightening, yang mengurangi tekanan
pada bagian atas abdomen. Peningkatan berat uterus 1.000 gram dan peningkatan
b. Serviks Uteri
Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara bertahap akibat
bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada
kehamilan trimester III. Enzim kolagenase dan prostaglandin berperan dalam pematangan
serviks (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono, 2016).
c. Vagina dan vulva
Pada kehamilan trimester III terkadang terjadi peningkatan rabas vagina.
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada
awal kehamilan, cairan ini bisanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan
cairan tersebut akan lebih cair (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono, 2016).
d. Payudara
Pada ibu hamil trimester III terkadang keluar rembesan cairan berwarna
kekuningan dari payudara ibu yang disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan
merupakan pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya
nantinya. Progesterone menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan
(Hutahaean, 2013; Syaiful & Fatmawati, 2019).
e. Sistem integument
Secara umum, perubahan pada integument meliputi peningkatan ketebalan kulit
dan rambut, peningkatan aktivitas kelenjar keringat, dan peningkatan sirkulasi dan aktivita
vasomotor. Striae gravidarum biasanya terjadi dan terlihat sebagai garis merah yang
berubah menjadi garis putih yang berkilau keperakan, hal ini kadang mengakibatkan rasa
gatal (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
f. Sistem kardiovaskular
Sejak pertengahan kehamilan denyut nadi waktu istirahat meningkat sekitar 10-15
kali per menit dan aspek jantung berpindah sedikit ke lateral, bising sistolik pada saat
inspirasi meningkat. Cardiac Output (COP) meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan
dan tetap tinggi sampai persalinan. Cardiac Output (COP) dapat menurun bila ibu berbaring
terlentang pada akhir kehamilan karena pembesaran uterus menekan vena cava interior,
mengurangi venous kembali ke jantung sehingga menurunkan Cardiac Output (COP).
Sehingga ibu akan mengalami hipotensi sindrom, yaitu pusing, mual, dan seperti hendak
pinsan (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019)
g. Sistem respirasi
Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat selama kehamilan (15-20%). Tidal volume meningkat 30-40%.
Pada kehamilan lanjut ibu cenderung menggunakan pernafasan dada daripada pernafasan
perut, hal ini disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim (Wagiyo
dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
h. Sistem pencernaan
Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus berkurang.
Usus besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior, sehingga aktivitas peristaltik
menurun yang mengakibatkan bising usus menghilang dan konstipasi umumnya akan
terjadi (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
i. Sistem perkemihan
Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasi glomerulus meningkat (30
sampai dengan 50%) pada awal kehamilan mengakibatkan poliuri. Usia kehamian 12
minggu pembesaran uterus menyebabkan penekanan pada vesika urinaria menyebabkan
peningkatan frekuensi miksi yang fisiologis. Kehamilan trimester II kandung kencing
tertarik ke atas pelvik dan uretra memanjang. Kehamilan trimester III kandung kencing
menjadi organ abdomen dan tertekan oleh pembesaran uterus serta penurunan kepala
sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil (Hutahaean, 2013; Wagiyo
dan Putrono, 2016)
j. Sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan
postur dan cara berjalan berubah (Fauziah dan Sutejo, 2012). Peningkatan distensi
abdomen membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment)
kurvatura spinalis. Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan titik pusat gravitasi
dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang berubah bentuk mengimbangi
pembesaran abdomen (Wagiyo dan Putrono, 2016).
k. Perubahan pada sistem metabolik
Basal metabolic rate (BMR) umumnya meningkat 15-20% terutama pada trimester
III dan akan kembali ke kondisi sebelum hamil pada 5-6 hari postpartum. Peningkatan
BMR menunjukkan peningkatan kebutuhan dan pemakaian oksigen. Kelemahan dan
kelelahan setelah aktivitas ringan, rasa mengantuk mungkin dialami ibu sebagai akibat
peningkatan aktivitas metabolisme (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati,
2019).
l. Perubahan berat badan
Penambahan berat badan selama kehamilan bervariasi antara ibu yang satu dengan
ibu yang lainnya. Kenaikan berat badan selama hamil berdasar usia kehamilan 10 minggu
sebesar 600 gr, 20 minggu sebesar 4000 gram, 30 minggu sebesar 8500 gram, dan 40
minggu sebesar 12.500 gram. Pada kehamilan trimester III terjadi penambahan berat badan
0,5 kg/minggu atau sebesar (8-15 kg) (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati,
2019).

4. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


a. Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilan pada trimester III. Hal ini dikarenakan berat uterus yang semakin membesar dan
postur tubuh secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat badan ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tubuh lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III (Purnamasari dan Widyawati,
2019).
b. Edema ekstremitas bawah
Edema pada kehamilan dipicu oleh perubahan hormone esteogen, sehingga dapat
meningktkan retensi cairan. Peningkatan retensi cairan berhubungan dengan perubahan
fisik yang terjadi pada kehamilan trimester akhir, yaitu semakin membesarnya uterus
seiring dengan pertambahan berat badan janin dan usia kehamlan (Juanita, Harvrialni, dan
Fadmiyanor, 2018).
c. Gangguan tidur
Gangguan tidur pada ibu hamil trimester III disebabkan oleh perubahan fisik dan
perubahan emosi selama kehamilan. Selain itu, gangguan tidur timbul mendekati saat
melahirkan, ibu hamil akan sulit mengatur posisi tidur akibat uterus yang membesar dan
pernafasan akan terganggu karena diafragma tertekan ke atas karena semakin besar
kehamilan (Sukorini, 2017).
d. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi langsung pusat
pernafasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen.
Hiperventilasi akan menurunkan kadar dioksida. Uterus membesar dan menekan diafragma
sehingga menimbulkan rasa sesak (Hutahaean, 2013).
e. Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester III karena terjadi efek lightening.
Lightening yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
f. Nyeri ulu hati
Penyebab nyeri ulu hati adalah peningkatan hormon progesterone sehingga
merelaksasikan sfingter jantung pada lambung, motilitasgastrointestinal karena otot halus
relaksasi dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung karena tekanan pada uterus
(Hutahaean, 2013).
g. Kram kaki
Kram kaki merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksi sekumpulan
otot yang terjadi secara mendadak dan singkat, yang biasanya menyebabkan nyeri. Kram
kaki dapat disebabkan oleh kurang mengkonsumsi kalsium, kurang aliran darah ke otot,
kelelahan dan dehidrasi, serta kurangnya gizi selama kehamilan.
h. Varises
Varises biasanya menjadi lebih jelas terlihat seiring dengan usia kehamilan,
peningkatan berat badan, dan lama waktu yang dihabiskan dalam posisi berdiri. Tekanan
femoralis makin meningkat seiring dengan tuanya kehamilan (Hutahaean, 2013).
i. Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid dapat bertambah besar
ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga panggul.
j. Konstipasi
Konstipasi disebabkan karena pengerasan feses yang terjadi akibat penurunan
kecepatan kerja peristaltik karena progesteron yang menimbulkan efek relaksasi,
pergeseran usus akibat pertumbuhan uterus atau suplemasi zat besi dan akivitas fisik yang
kurang (Hartinah, Karyati, dan Rokhani, 2019).
k. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi
bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median dan
aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari (Syaiful dan
Fatmawati, 2019).

5. Tanda dan Bahaya Kehamilan Trimester III


a. Penglihatan kabur
b. Keluar cairan pervaginam
c. Perdarahan vagina
d. Nyeri perut hebat
e. Edema pada muka, tangan, dan kaki

6. Komplikasi Kehamilan Trimester III


a. Plasenta previa
Prasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan
lahir (Ostinum Uteri Internum) dan bagian terendah sering kali terkendala memasuki pintu
atas panggul (PAP) atau dapat menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan
normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak kearah
fundus uteri (Putri dan Hastina, 2020).
b. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implementasi yang normalnya
(uterus) sebelum janin dilahirkan. Pelepasan sebagian atau seluruh seluruh plasenta dapat
menyebabkan perdarahan, baik ibu maupun janin (Hutahaean, 2013).
c. Persalinan prematuritas
Persalinan prematuritas (premature) adalah persalinan yang terjadi di antara umur
kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg dan alat-alat vital
belum sempurna (Hutahaean 2013).
d. Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya.
e. Anemia kehamilan
Anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglobin ˂11 gr/dL pada trimester 1 dan III, atau
jika kadar hemoglobin ˂10,5 gr/dL pada trimester II. Adapun klasifikasi anemia yaitu
anemia ringan 9-10 gr/dL, anemia sedang 7-8 gr/dL, dan anemia berat ˂ 7gr/dL (Syaiful
dan Fatmawati, 2019).

7. Pathway
Terlampir

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian ANC
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati),
nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan
mola sebelumnya
Pemeriksaan fisik diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal,
misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),
kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145cm dimungkinkan ibu memiliki panggul
sempit.
c. Berat badan
Pertambahan BB selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan
usia kehamilan, kenaikan BB selama hamil muda 5kg, selanjutnya tiap trimester (II
dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat
badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidramnion dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/
buruk, ibu berisiiko untuk melahirkan anak dengan BBLR
e. Tanda tanda vital
1) Tekanan darah : TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) berisiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat akan mengakibatkan pre eklampsia dan
eclampsia
2) Nadi : Jumlah nadi normal sekitar 80 kali/mnt
3) Suhu : Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5, dikatakan demam dan hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan
4) Pernafasan : Frekuensi nafas normal orang dewasa adalah 16-20x/mnt. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi nafas. Ibu akan mudah lelah atau kemungkinan
dicurigai memiliki penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher :
1) Memeriksa apakah terdapat edema
2) Memeriksa apakah kelopok mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/
jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis.
g. Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya, payudara normal melingkar, agak
simetris dan dapat dideskripsikan kecil, sedang dan besar
2) Putting payudara menonjol atau msuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pemebsaran pembuluh limfe
h. Abdomen Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
1) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan >12
minggu atau piya ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
2) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
i. Pemeriksaan Leopold
1) Leopold 1
• Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
• Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
• Konsistensi uterus
Tinggi Fundus Uteri berdasarkan minggu kehamilan
2) Leopold 2
• Menentukan batas samping Rahim kanan dan kiri
• Menentukan letak punggung janin
• Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
3) Leopold 3
• Menentukan bagian terbawah janin
• Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP/ masih bisa digoyang
4) Leopold 4

• Pemeriksa menghadap kea rah ibu hamil


• Bisa juga memnetukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk ke PAP
j. Tangan dan Kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3) Memeriksa reflex patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo/ hiper
k. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
• Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vaguna
untuk melihat adanya tukak atau luka varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah dan bau)
• Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui pembengkakan
masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
• Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan / darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
• Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/ darah dan luka
3) Panggul: pemeriksaan bimanual
• Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan / dilatasi
dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan/ nyeri goyang)
• Menggunakan kedua tangan, satu tangan diatas abdomen, dua jari didalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri,
serta adanya massa.
l. Pemeriksaan DJJ
Auskultasi untuk mendengar denyut jntung janin (DJJ)
Dari janin : DJJ pada bulan ke 4-5, bising tali pusat, gerakan dan tendangan janin
Dari ibu: Bising Rahim, bising aorta, peristaltic usus
m. Pemeriksaan dalam
1) Vaginal toucher
2) Rectal toucher
Dapat dinilai : pembukaan serviks: berapa cm/ jari
Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya,
Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Ratnawati (2017); Hutahaean (2013); Reeder, Martin, dan Griffin, (2013)
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu hamil trimester III disesuaikan dengan
SDKI (2017) adalah:
a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
1) Definisi :
Perasaan kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan sosial.
2) Penyebab
Gejala penyakit, kurang pengendalian situasi/lingkungan, ketidakadekuatan sumber
daya (mis: dukungan finansial, social, dan pengetahuan), kurang privasi, gangguan
stimulus lingkungan, efek samping terapi (mis: medikasi, radiasi, kemoterapi),
gangguan adaptasi kehamilan.
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif : mengeluh tidak nyaman.
b) Objektif : gelisah.
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif : mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks, mengeluh
kedinginan/kepanasan, metasa gatal, mengeluh mual, mengeluh lelah.
b) Objektif : menunjukkan gejala distress, tampak merintih/menangis, pola eliminasi
berubah, postur tubuh berubah, iritabilitas.
b. Pola napas tidak efektif (D. 0005)
1) Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2) Penyebab
Depresi sistem pernapasan, hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan), deformitas dinding dada, deformitas tulang dada, gangguan
neuromuskular, gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram (EKG) positif, cedera
kepala, gangguan kejang), imunitas neurologis, penurunan energi, obesitas, posisi tubuh
yang menghambat ekspansi paru, sindrom hipoventilasi, kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas), cedera pada medula spinalis, efek agen farmakologis,
kecemasan.
3) Tanda dan gejala mayor
a) Subjektif : dispnea
b) Objektif : penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas
abnormal (mis. takipnea, bradipnea, hipervemtilasi, kussmaul, cheynestokes).
4) Tanda dan gejala minor
a) Subjektif : ortopnea.
b) Objektif : pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter thoraks
anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun,
tekanan ekspansi menurun, tekanan inspirasi menurun, ekskursi dada berubah.
c. Ansietas (D. 0088)
1) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
2) Penyebab
Krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisis maturasional, ancaman terhadap
konsep diri, ancaman terhadap kematian, kekhawatiran mengalami kegagalan, disfungsi
sistem keluarga, hubunga orang tua-anak tidak memuaskan, faktor keturunan
(temperamen mudah teragitasi sejak lahir), penyalahgunaan zat, terpapar bahaya
lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain), kurang terpapar informasi.
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif : merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, sulit berkonsentrasi.
b) Objektif : tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur.
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif : mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya.
b) Objektif : frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, diaporesis, tremor,
muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, suka berkemih, berorientasi
pada masa lalu.
d. Risiko disfungsi seksual (D. 0072)
1) Definisi
Berisiko mengalami perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat,
terangsang, orgasme, dan relaksasi yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna
atau tidak adekuat.
2) Faktor risiko
a) Biologis : gangguan neurologi, gangguan urologi, gangguan endokrin, keganasan,
faktor ginekologi (mis. kehamilan, pasca persalinan).
b) Psikologis : depresi, kecemasan, penganiayaan psikologis/seksual, penyalahgunaan
obat.
c) Situasional : konflik hubungan, kurangnya privasi, pola seksual pasangan
menyimpang, ketiadaan pasangan, ketidakadekuatan edukasi, konflik nilai personal
dalam keluarga, budaya, dan agama.
e. Gangguan pola tidur (D. 0055)
1) Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
2) Penyebab
Hambatan lingkungan (mis. kelembaban linkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/ tindakan),
kurang kontrol tidur, kurang privasi, restraint fisik, ketiadaan teman tidur, tidak familiar
dengan peralatan tidur.
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif : mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur,
mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.
b) Objektif : tidak tersedia.
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif : mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.
b) Objektif : tidak tersedia.
f. Inkontinensia urin stress (D. 0046)
1) Definisi
Kebocoran urin mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas yang
meningkatkan tekanan intraabdominal.
2) Penyebab
Kelemahan intrinsik spinkter uretra, perubahan degenerasi/non degenarasi otot pelvis,
kekurangan estrogen, peningkatan tekanan intraabdomen, kelemahan otot pelvis.
3) Tanda dan gejala mayor
a) Subjektif : mengeluh keluar urin saat tekanan abdominal meningkat (mis. saat berdiri,
bersin, tertawa, berlari, atau mengangkat benda berat).
b) Objektif : tidak tersedia.
4) Tanda dan gejala minor
a) Subjektif : pengeluaran urin tidak tuntas, urgensi miksi, frekuensi berkemih
meningkat.
b) Objektif : overdistensi abdomen
g. Defisit pengetahuan (D. 0111)
1) Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
2) Penyebab
Keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang
terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif : menanyakan masalah yang dihadapi.
b) Objektif : menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah.
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif : (tidak tersedia)
b) Objektif : menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, menunjukkan perilaku berlebihan
(mis. apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).

3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Nyeri akut pasien 1. Observasi : 1. Perubahan status nyeri dapat
berkurang setelah a. Identifikasi lokasi, diketahui dengan monitoring
dilakukan tindakan karakteristik, durasi yang adekuat
keperawatan selama dan frekuensi nyeri
1x24 jam b. Skala nyeri
KH: c. Ekspresi wajah a. HIS saat mendekati persalinan
Skala nyeri 1-2 d. Nadi semakin kuat dan frekuensi
Ekspresi wajah rileks e. Tensi semakin kerap
Mobilisasi fleksibel f. Kontraksi uterus b. Indikator menurunnya
Nadi 60-100x/mnt 2. Lakukan Manajemen intensitas nyeri pasien
Tensi sistol 110- nyeri c. Ciri non verbal seseorang
120mmHg, tensi diastole a. Berikan teknik dikatakan nyeri
70-80mmHg distraksi relaksasi d. Nyeri menstimulasi syaraf
Kontraksi uterus (+) b. Berikan terapi pijat simpatis untuk meningkatkan
dapat dikendalikan c. Kontrol lingkungan frekuensi nadi
yang memperberat e. Peningkatan nadi memicu
rasa nyeri tekanan darah tinggi
f. Kontraksi uterus merupakan
3. KIE hal fisiologis kehamilan,
Jelaskan penyebab semakin mendekati akhir
nyeri dan strategi kehamilan semakin tinggi
menurunkan rasa nyeri frekuensinya
4. Kolaborasi 2. Pelaksanaan yang baik
Analgetik menjamin keberhasilan
a. Pengalihan perhatian cara
efektif mengurangi
intensitas nyeri dan teknik
nafas dalam membuat
rileks pikiran dan otot.
b. Ketegangan otot dapat
teratasi
c. Lingkungan bising
membuat
ketidaknyamanan dan
pikiran stress yang
berujung pada keparahan
nyeri
3. Pengetahuan yang adekuat
merupakan modal yang baik
bagi perilaku sehat yang lebih
permanen
4. Profesionalisme lebih tepat :
analgetik meredakan rasa sakit

b. Pola nafas tidak efektif


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Pola nafas pasien 1. Manajemen pola 1. Penatalaksanaan yang baik
adekuat selama nafas menjamin keberhasilan
perawatan di rumah a. Pertahankan 2. Perubahan status pola nafas
sakit hidrasi adekuat dapat dimonitoring :
KH: b. Berikan posisi a. Nafas spontan sebagai
Nafas spontan fowler indikator respirasi
RR 12-22x/mnt c. Batasi aktivitas b. Penekanan pada uterus
Suara nafas bersih yang berat menurunkan ekspansi
Tidak ada retraksi 2. Observasi dan dada dan meningkatkan
intercostae monitoring RR
Tidak ada sianosis a. Nafas c. Indikasi akumulasi secret
b. RR d. Retraksi intercostae tanda
c. Suara nafas bahwa upaya nafas berat
d. Retraksi e. Sianosis merupakan tanda
intercostae lambat distress nafas
e. Sianosis 3. Pengetahuan yang adekuat
3. KIE merupakan modal yang baik
Anjurkan minum bagi perilaku sehat yang lebih
2000ml / hari bila permanen : pada pasien yang
memiliki riwayat penyakit
tidak ada gagal ginjal dan gagal jantung
kontraindikasi tidak diperbolehkan minum
4. Kolaborasi banyak air
Berikan O2 bila perlu 4. Profesionalisme lebih tepat :
Obat bronkodilator, a. Oksigenasi dapat
ekspektoran atau terpenuhi
mukolitik kalau perlu b. Agen pemicu timbulnya
secret dapat diminimalkan

4 Implementasi Keperawatan
Menurut Padila (2015) implementasi adalah perwujudan dari rencana tindakan
yang telah dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan
dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri atau bekerja sama dengan tenaga lainnya.
Tujuan dari implemetasi yaitu membantu pasien mencapai tujuan yang ditetapkan,
mencangkup peningkatan kesehatan, mencangkup pencegahan penyakit, mencangkup
pemulihan kesehatan, dan memfaslitasi koping pasien (Purwanto, 2012).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan dengan membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat di tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi adalah mengakhiri rencana tindakan,
memodifikasi rencana tindakan dan meneruskan rencana tindakan. Evaluasi dapat
dilakukan setiap selesai tindakan dengan berorientasi pada etiologi (formatif) dan bisa
dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna yang berorientasi pada
masalah keperawatan dimana menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan serta
sebagai kesimpulan atas status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang
ditetapkan (sumatif).
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Pusat data dan informasi.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2012

Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelayanan antenatal. Jakarta: Direktorat Jenderal


Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI; 2012.

Fitriyeni, dkk, 2015. Penyebab rendahnya kelengkapan ANC ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas pangambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.http://jurnal
.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma

Indah A, dkk. 2017. Faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care ibu hamil. Jurnal
Unila

Kementrian Kesehatan RI .2013. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Depkes RI

Kusmiyati, Y. 2010. Asuhan Kehamilan. Titramaya. Yogyakarta.

Lincetto O, Mothebesoane-anoh S, Gomez P, Munjanja S. Antenatal care: opprotunities


for Africa’s newborns. Int J Sci Tech Res. 2013; 2(2):51–62.

Mufdilah. ANC Pemeriksaan Kehamilan Fokus. Jakarta : Mulia Medika. 2009

Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak

Rohmah N, Walid S. 2019. Proses Keperawatan Berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia). Malang: Edulitera (Anggota IKAPI)

Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT.Refika


Aditama; 2016

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
Nyeri melahirkan Risiko jatuh

Kontraksi uterus Kekuatan otot menurun Nausea

Peningkatan produksi Tremor halus/ kram otot


Peningkatan HCl lambung
prostaglandin
Peningkatan kecepatan PERUBAHAN PADA IBU Defisit pengetahuan
Peningkatan hormon depolarisasi otot rangka Peningkatan progesterone HAMIL TRIMESTER 3
oksitosin, Kurang terpapar
Peningkatan hormon
thyroid Sisitem pencernaan informasi
Krisis situasional
Sistem endokrin Perubahan fisiologis Perubahan psikologis Kekhawatiran mengalami Ansietas
kegagalan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem pernafasan Payudara Sistem Peningkatan Sistem reproduksi
musculoskeletal BB
Peningkatan produksi Janin berkembang
hormon steroid oleh Peningkatan Desakan uterus ke Estrogen meningkat Peningkatan massa Beban menarik Aktivitas otot
plasenta dan korteks estrogen diafragma abdomen kedepan meningkat
adrenal menstimulasi Perut membesar
Perubahan jar. Tulang belakang
adrenal Ekspansi paru Penekanan syaraf Peningkatan
makro tertarik Kekhawatiran
Sekresi aldosterone terhambat lumbal penggunaan energy
melakukan hub seks
Retensi air dan Natrium Suplai darah Lordosis
Pola nafas tidak meningkat ke Merangsang Penurunan fisik dan Pola seksual tidak
efektif mamae reseptor nyeri mental efektif
Sekresi aldosterone Perubahan
fungsi dan
Mamae membesar bentuk tubuh Keletihan
Volume darah dan menegang Inflamasi
meningkat Gnangguan citra Sistem urinaria
Hemodilusi Perubahan preload – Nyeri akut
Gangguan tubuh
afterload Menekan vesika
adaptasi
Anemia urinari
Penurunan curah kehamilan
Gangguan rasa
jantung nyaman
Risiko jatuh Respon berkemih
meningkat

Gangguan Gangguan
pola tidur eliminasi uri

Anda mungkin juga menyukai