Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
IBU HAMIL DENGAN RESIKO HYPERMESIS GRAVIDARUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Yang di Ampu oleh Ibu Titi Astuti, M.Kep.,Sp.Mat

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:


Yuni Purnama Sari 2014401099
Riska Oktaviani 2014401085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada Kedua orang tua yang selalu memberi
semangat serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Hamil dengan Resiko Hypermesis Gravidarum”
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 29 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi....................................................................................................4
B. Etiologi....................................................................................................5
C. Patologi....................................................................................................5
D. Patofisiologi.............................................................................................5
E. Tanda Dan Gejala....................................................................................5
F. Pathways..................................................................................................5
G. Pemeriksaan.............................................................................................5
H. Penanganan..............................................................................................5

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan.........................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................12
C. Intervensi Keperawatan.........................................................................12
D. Implementasi Keperawatan...................................................................12
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................12

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Keperawatan.......................................................................17

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................35
B. Saran ..........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah yang berlebihan
yang merupakan gejala wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama.
Perasaan mual ini dikarenakan meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam serum
(Wiknjosastro, 2007). Dibandingkan dengan morning sickness, hiperemesis gravidarum
intensitas muntahnya melebihi normal dan berlangsung lebih lama selama trimester
pertama kehamilan (Varney, 2007). Kurangnya pengetahuan dan paparan informasi ibu
hamil trimester pertama tentang cara mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang mengakibatkan ketidakmampuan ibu
dalam mengatasi permasalahan pemenuhan nutrisi ketika mengalami hiperemesis
gravidarum (Hendi, 2009).
Data yang akurat tentang angka kejadian hiperemesis gravidarum tidak banyak
dipublikasikan. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan (Mitayani,2009). Di Amerika
Serikat tahun 2011 menyebutkan 0,5-2% diantaranya mengalami hiperemesis
gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan (Mullin et.all, 2011). Angka
kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia tahun 2013 adalah 1,5-3% dari wanita
hamil, sedangkan hiperemesis gravidarum di Propinsi Jawa Timur mencapai 10-15%
dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang pada tahun 2011 (Acy,
2012). Data rekam medik RSUD Gambiran Kota Kediri pada tahun 2012 setidaknya 35
orang yang mengalami hiperemesis gravidarum. Pada tahun 2013 yang mengalami
hiperemesis gravidarum sekitar 48 orang, sedangkan pada tahun 2014 bulan Januari
sampai bulan November yang mengalami hiperemesis gravidarum 27 orang.
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun
diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama pada kehamilan ganda dan hamil
anggur usia dibawah 24 tahun, perubahan metabolik dalam kehamilan, faktor
psikososial dan faktor psikologis juga memegang peran penting dalam peningkatan
resiko hiperemesis gravidarum (Wiknjosastro, 2007). Permasalahan serius yang
dihadapi oleh penderita hiperemesis gravidarum adalah kesulitan mereka untuk
mendapatkan asupan nutrisi dan energi yang cukup. Hal ini disebabkan karena ibu
hamil pada trimester pertama sering mual dan muntah (Gunawan et all, 2011).
Kondisi tersebut menyebabkan tubuh mereka sering kekurangan energi sehingga
dapat menyebabkan kondisi ibu hamil trimester pertama menjadi lemah dan rentan
terhadap penyakit lain. Apabila tidak cepat diantisipasi ataupun diurus dengan baik
hiperemesis gravidarum dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Beberapa
gejala hiperemesis gravidarum diantaranya kehilangan berat badan hingga lebih dari 5%
dibandingkan dengan kehamilan, malnutrisi, dehidrasi, dan ketidakmampuan melakukan
aktifitas sehari-hari (Manuaba, 2009).
Hiperemesis Gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan dan konsultasi dokter
ahli sehingga sedikit memerlukan pengobatan dirumah sakit (Manuaba, 2009).
Pemberian informasi tentang diet serta jadwalnya merupakan hal yang sepatutnya
diberikan kepada penderita hiperemesis gravidarum. Peran perawat sangat penting
terutama dalam hal pemberian pendidikan kesehatan tentang peningkatan asupan nutrisi
yang adekuat, mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, dan peningkatan
aktivitas sehari-hari. Dengan penanganan medis dan asuhan keperawatan yang baik
diharapkan masalah hiperemesis gravidarum pada ibu dapat teratasi. Oleh karena itu
penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum?
2. Ada berapakah tingkatan hiperemesis gravidarum?
3. Bagaimana cara penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil?
4. Bagaimana tanda dan gejala hiperemesis gravidarum pada ibu hamil?
5. Masalah keperawatan apa saja yang timbul pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum?

C. Tujuan
1. Memahami konsep hiperemesis gravidarum
2. Memahami tingkatan hiperemesis gravidarum
3. Memahami cara penanganan hiperemesis gravidarum
4. Mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
5. Mengetahui dan memahami masalah keperawatan yang timbul pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum

D. Metode
Teknik pengumpulan data dengan cara :
1. Wawancara
Menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh pasien, bisa juga disebut anamnese.
2. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan masalah
kesehatan pasien dengan cara Inspeksi, palpasi, perkusi,dan auskultasi.
4. Studi dokumentasi dengan cara mempelajari rekam medik pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999).

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998)
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah
satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

7
C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti

D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.

E. Tanda dan gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
8
b. Ibu merasa lemah
c. Nafsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung
2. Tingkatan II (sedang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
b. Dehidrasi hebat
c. Nadi kecil, cepat dan halus
d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

9
F. Pathways

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis Penurunan pengossongan


gravidarum lambung

Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler


dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke
Gangguan jaringan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh

Intoleransi
aktifitas

10
G. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan
atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian,
dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor
kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

H. Penanganan
1. Pencegahan
11
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal
itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
 Tidak memberikan obat yang terotogen
 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
 Antihistaminika seperti dramamine, avomine
 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa

12
penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu
sampai terjadi irreversible pada organ vital.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi
pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
b. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit
yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan
koma dapat terjadi
c. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar
dapat ditemukan
d. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus


a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi

14
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.

d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah,
Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.

Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif

15
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketidakseimban Dalam waktu 1. Timbang dan catat berat  Untuk
gan nutrisi 3x24jam setelah badan pasien pada jam mendapatkan
kurang dari diberikan yang sama setiap hari pembacaan yang
kebutuhan tubuh tindakan paling akurat
berhubungan pemenuhan 2. Pantau asupan dan  Karena berat
dengan nutrisi klien haluaran pasien badan dapat
anoreksia, mual- terpenuhi meningkat
muntah Dengan criteria sebagai akibat
hasil : dari retensi cairan
1. Berat badan 3. Kaji dan catat bising usus  Untuk memantau
ideal pasien satu kali setiap peningkatan dan
2. Bising usus ergantian tugas jaga penurunannya
normal 4. Auskultasi dan catat suara  Untuk memantau
Membrane napas pasien setiap 4 jam aspirasi
mukosa lembab
2 Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV Takikardia,
keseimbangan 3x24 jam k setiap 2 jam atau sesering dispnea, atau
cairan dan 1. Membrane mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat
elektrolit mukosa lembab sampai stabil. Kemudian mengindikasikan
berhubungan 2. CRT kurang pantau dan catat TTV kekurangan
dengan dari 3 detik setiap 4 jam volume cairan
kehilangan 3. TTV normal atau
cairan secara ketidakseimbanga
aktif n elektrolit.
2. Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine
setiap 1 sampai 4 jam. yang rendah dan
Catat dan laporkan berat jenis urine
perubahan yang signifikan yang tinggi
termasuk urine, feses, mengindikasikan
16
muntahan, drainase luka, hipovolemia
drainase nasogastrik,
drainase slang dada, dan
haluaran yang lain.
3. Timbang pasien pada waktu  Untuk memberikan
yang sama setiap hari data yang lebih
akurat dan
konsisten. Berat
badan merupakan
indicator yang baik
untuk status cairan.
4. Kaji turgor kulit dan
membrane mukosa mulut  Untuk memeriksa
setiap 8 jam dehidrasi
5. Berikan perawatan mulut
dengan cermat setiap 4  Untuk
jam . menghindari
dehidrasi
membrane
6. Periksa berat jenis urin mukosa
setiap 8 jam  Peningkatan berat
jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi

3 Intoleransi Setelah 1. Kaji tingkat berfungsi  Komunikasi


aktivitas dilakukan pasien dengan diantara anggota
berhubungan tindakan menggunakan skala staf dapat
dengan keperawatan mobilitas fungsional. meyakinkan
kelemahan fisik selama 3x24 jam Komunikasikan tingkat ini kontiunitas
terjadi pada staf perawatan dan
peningkatan mempertahankan
toleransi kemandirian
aktivitas dengan 2. Kecuali  Latihan ROM
17
criteria hasil : dikontraindikasikan, dapat mencegah
1. Melaporkan dan lakukan ROM setiap 2 kontraktur sendi
mendemonstras sampai 4 jam. Tingkatkan dan atrofi otot
ikan dari pasif ke aktif, sesuai
peningkatan toleransi pasien.
aktivitas fisik 3. Kaji kehilangan/gangguan  Menunjukkan
yang dapat keseimbangan gaya jalan, perubahan
diukur kelemahan otot neurologi karena
2. Skala mobilitas defisiensi vitamin
0-1 B12
3. Skala kekuatan mempengaruhi
otot 5 (dapat kamanan pasien
melawan /resiko cedera
tahanan
4. Klien terlihat 4. Awasi TD, nadi,  Manifestasi
segar pernapasan, selama dan kardiopulmonal
sesudah aktivitas. Catat dari upaya
respon terhadap tingkat jantung dan paru
aktivitas (mis. Peningkatan untuk membawa
denyut jantung/TD, jumlah oksigen
disritmia, pusing, dispnea, adekuat ke
takipnea, dan sebagainya) jaringan

D. Implementasi Keperawatan
(disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat)

E. Evaluasi Keperawatan
 Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
 Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
 TTV tetap stabil
 Volume cairan tetap adekuat
 Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

18
 Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
 Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)
 Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
 Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
 Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
 Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

BAB IV
TINJAUAN KASUS

19
KASUS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Ananmnesis
tanggal 31 – 07 – 2021 Pukul 13.20 wib. Diperoleh dari Ny. E (pasien sendiri)
a. Identitas Pasien
- Nama Pasien : Ny. E
- Umur : 32 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Status : menikah
- Alamat : Kp. Limbangan RT 06/01 Sukaraja Sukabumi
- Pasien dokter : dr. K, Sp.OG
- Diagnoda Medis : Hiperemesis Gravidarum

b. Identitas penanggung Jawab


- Nama : Tn. U
- Umur : 34 tahun
- Jenis Kelamin : Laki – laki
- Agama : Islam
- Alamat :Kp. Limbangan RT 06/01 Sukaraja Sukabumi
- Pekerjaan : Buruh
- Hubungan dengan pasien : Suami

1. Keluhan utama : nyeri uluhati


2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri uluhati, nyeri dirasakan hilang timbul seperti seperti
terbakar, nyeri berkurang apabila istirahat dan bertambah ketika beraktivitas
dan didisi makanan, skala nyeri 4 (0-10), ekspresi wajah meringis saat nyeri,
nyeri dirasakan sudah 2 minggu sebelum masuk rumah sakit dimana klien
mengalami mual muntah.
3. Riwayat penyakit Dahulu
Klien sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, ini kali pertama klien
dirawat.

20
4. Riwayat penyakit Keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular
ataupun penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes mellitus
5. Riwayat pengobatan : Tidak ada
6. Riwayat alergi : Tidak ada
7. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada
8. Riwayat kemoterapi : Tidak ada
9. Riwayat radioterapi : Tidak ada

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. GCS :E:4 M: 6 V: 5
4. Tanda vital : TD : 100/70mmHg N: 80x/menit
R :20x/menit S: 36,5 0C
5. Antropometri :
- Berat badan : 57 kg
- Tinggi Badan : 158cm
6. Golongan darah : tidak di kaji
7. Pengkajian persistem

Pengkajian Persistem Hasil Pemeriksaan


Sistem Susunan saraf Kesadaran : CM
Pusat Kepala : TAK
Ubun – Ubun : datar
Wajah : TAK
Leher : TAK
Kejang : Tidak
Sensorik : Tidak ada kelainan
Motorik : Tidak ada kelainan
Kekuatan otot : Kuat
Sistem Penglihatan Posisi mata : Simestris
Besar Pupil : Isokor
Kelopak Mata : TAK
Konjungtiva : TAK

21
Sklera : TAK
Alat bantu Penglihatan : Tidak
Sitem Pendengaran TAK
Menggunakan alat bantu
pendengaran : Tidak
Sistem Penciuman TAK
Sistem Pernafasan Pola Nafas : Normal
Volume Pernafasan : Normal
Jenis Pernafasan : Pernapasan dada
Volume Pernapasan : Normal
Jenis pernapasan : Pernapasan dada
Irama napas : Teratur
Kesulitan bernafas : Tidak
Batuk dan sekresi : Tidak
Sistem Kardiovaskuler Warna kulit : Normal
Nyeri dada : Tidak
Denyut nadi : teratur
Sirkulasi : Akral hangat
Pulsasi : Kuat
Sistem pencernaan Mulut : Mukosa Kering
Gigi : TAK
Lidah : Kotor
Tenggorokan : TAK
Leher : TAK
Abdomen : Nyeri Tekan
epigastrium
Peristaltik Usus : TAK
Anus : TAK
BAB : TAK
Sistem Genitourinaria Kebersihan : Bersih
Kelainan:TAK
BAK : TAK
Sistem Reproduksi Wanita
Menarche : Umur : 12 tahun siklus
haid : 28 hari, Lama haid : 7 hari
HPHT : 12 – 05 - 15

22
Gangguan saat haid : TAK
Penggunaan alat kontrasepsi : Pil 7
bulan
Payudara : TAK
Putting susu : TAK
Sistem Integumen Turgor : Baik, elastics
Warna : TAK
Integritas : Utuh
Sistem Muskuloskletal Pergerakan sendi : Bebas
Kekuatan : Baik
Nyeri sendi : Ada
Oedema : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Parese : Tidak ada

8. Kenyamanan
Nyeri : Ada, Skor Nyeri 4, Tipe akut Deskripsi : seperti terbakar
Frekuensi : Hilang timbul , Lama nyeri : 2-3 menit

9. Pola kehidupan sehari – hari


Sebelum sakit :
a. Pola aktifitas ( Makan/ minum, mandi, eliminasi, berpakaian, dan
berpindah)
- Makan / minum : mandiri
- Mandi : Mandiri
- Eliminasi : Mandiri
- Berpakaian : Mandiri
- Berpindah : Mandiri
b. Pola nutrisi
Frekuensi makan 2 – 3 x/hari, jenis makanan : makanan Biasa, Porsi
makan 1 porsi
c. Pola tidur
Lama tidur 6-7 jam /hari, tidak ada gangguan
d. Pola eliminasi

23
BAK : Tidak ada kelainan 4 - 5 x/hari warna kuning jernih
BAB : Tidak ada kelainan 1 x/hari warna khas konsistensi lunak
e. Riwayat merokok : tidak
f. Riwayat minum minuman keras : tidak
g. Riwayat penggunaan obat penenang : tidak

Saat sakit
a. Pola aktifitas (makan/minum, eliminasi, berpakaian dan berpindah):
- Makan/minum : Mandiri
- Mandi : bantuan orang lain
- Berpakaian : Bantuan orang lain
- Eliminasi : Mandiri
- Berpindah : Mandiri
b. Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari,
Jenis makanan: ML porsi makann ¼ - ½ porsi
c. Pola tidur
Lama tidur 5 – 6 jam/hari, Tidak ada gangguan
d. Pola eliminasi :
BAK : tidak ada kelainan 4-5 x/hari warna : Kuning
BAB : saat dikaji belum BAB

10. Sosial dan budaya


a. Agama : islam
b. Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap: Tidak
c. Pekerjaan : Guru
d. Tinggal bersama : Suami
e. Pendidikan pasien : Sarjana
f. Suku : Sunda

11. Proteksi
a. Status Mental : Orientasi
b. Status psikologis :Tenang
c. Penggunaan restrain : Tidak
24
d. Pengkajian Risiko jatuh : Risiko Jatuh Morse (Pasien dewasa dan pasien
yang dirawat di ruang di ruang non intensif) Resiko rendah 0 - 25

12. Pengkajian Fungsi :


a. Kemampuan aktifitas sehari – hari : mandiri
b. Aktivitas : berjalan
c. Alat ambulasi : tidak menggunakan
d. Ekstremitas atas : Tidak ada kesulitan
e. Ekstremitas bawah : TAK
f. Kemampuan menggenggam : tidak ada kesulitan
g. Kesimpulan gangguan fungsi : tidak (Tidak perlu co DPJP)

13. Kebutuhan komunikasi/pendidikan dan pengajaran


a. Bicara : Normal
b. Bahasa sehari – hari : Indonesia
c. Penerjemah : Tidak
d. Hambatan belajar : Tidak
e. Cara belajar : Tidak
f. Cara belajar yang disukai : diskusi
g. Pasien atau keluarga menginginkan informasi tentang : Terapi atau obat

14. Kebutuhan privasi pasien : Tidak

15. Assesmen Gizi /Skrining Gizi oleh perawat


- Penurunan nafsu makan : Ya
- Penurunan BB 6 bulan terakhir >10% : Tidak
BB saat sehat : 57 kg
BB saat di kaji : 57 kg

16. Daftar masalah Keperawatan : Nyeri, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan

17. Rencana keperawatan


1. Observasi K/U dan TTV
25
2. Kaji skala nyeri
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Ukur intake dan output
5. Berikan terapi analgetik sesuai advice dokter
6. Libatkan keluarga untuk memberikan banyak minum dan teknik distraksi
7. Lakukan kompres hangat
8. Anjurkan memakai pakaian tipis yang menyerap keringat
9. Berikan penkes tentang teknik relaksasi dan distraksi
10. Berikan penkes tentang pentingnya pemenuhan cairan
11. Kolaborasi dengan DPJP untuk pemberian cairan parenteral

18. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal


1. Diet dan Nutrisi : Ya
2. Rehabilitas : Tidak
3. Farmasi : Tidak
4. Perawatan Luka : Tidak
5. Pain Management : Tidak
6. Lain Lain : jadwal control,

19. Perencanaan Pulang


Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanan pulang: Ya
1. Kondisi klinis saat pulang : Baik
2. Lama perawatan : 2 - 3 hari
3. Tanggal perencanaan pulang : 07 – 08 – 15
4. Perawatan lanjutan yang diberikan dirumah : pemberian obat, aktivitas
sehari – hari, pola hidup bersih dan sehat, serta pemenuhan nutrisi.
5. Cara transportasi pulang : Mandiri
6. Transportasi yang digunakan : Kendaraan umum
7. Barang – barang yang di miliki pasien lengkap

20. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

26
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.2 gr/dl 12.0 – 16.0 gr/dl
Hematroktrit 40.4 % 36,0-46-0%
Lekosit 16.100/mm3 4500-11000/mm3
Trombosit 303.000/mm3 150000-350000

DIABETES
Glukosa Sewaktu Dewasa 94 < 100 Bukan DM
100 – 199 belum pasti DM
>= 200 Kemungkinan DM

Elektrolit dan Gas Darah


Natrium 135,60 136,00 – 145,00
Kalium 4,04 3,50 – 5,10
Chlorida 102,90 97,00 – 111,00

Keton Urine +1 (Positif )

21. Terapi Obat :


IVFD : D 10% + Ondancentron 2 ampul + Neurobion 5000 mg 20 – 30 tpm
1. Ranitidin 50 mg / 12 jam
2. Vibrion 1 tab / 24 jam
3. Utrogestan 200 mg / 12 jam

22. Daftar Masalah Keperawatan


DX I : Pemenuhan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
DX II : Gangguan Rasa nyaman nyeri epigastrium

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
NO TANDA DAN MASALAH PENYEBAB
GEJALA

27
1. DS: Defisit Nutrisi Peningkatan Kebutuhan
1. Klien mengatakan metabolisme
cepat kenyang setelah
makan
2. Klien mengatakan
kram / nyeri abdomen
3. Klien mengatakan
nafsu makan menurun
4. Klien mengatakan
mual

DO:
1. Berat badan
menurun minimal
10% dibawah rentang
ideal
2. Bising usus
hiperaktif
3. Membran mukosa
pucat
4. Muntah 3x
5. Porsi makan habis
¼ porsi
6. Nyeri epigastrium
7. Status kehamilan 12
minggu

2. DS Gangguan rasa nyaman Gejala penyakit


1. Klien nyeri epigastrium peningkatan
mengatakan sakit kadar asam lambung
pada uluhati
2. Klien
mengatakan
tidak enak
diperut
3. Klien mengeluh
mual
4. Klien mengeluh
lelah
5. Klien mengeluh
tidak nyaman
6. Klien mengeluh
sulit tidur

28
DO
1. TD 100/70
mmHg
2. N 80 x/m
3. R 20 x/m
4. S 36 0 C
5. Ekspresi wajah
meringis
6. Status kehamilan
12 minggu
7. Skala nyeri 4
8. Postur tubuh
berubah

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan data diatas :


1. Defisit nutrisi berhubungan dengan Peningkatan Kebutuhan metabolism ditandai dengan
Klien mengatakan cepat kenyang setelah makan, Klien mengatakan kram / nyeri abdomen,
Klien mengatakan nafsu makan menurun, Klien mengatakan mual, Berat badan menurun
minimal 10% dibawah rentang ideal, Bising usus hiperaktif, Membran mukosa pucat, Muntah
3x, Porsi makan habis ¼ porsi, Nyeri epigastrium, Status kehamilan 12 minggu

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit nyeri epigastrium


peningkatan kadar asam lambung ditandai dengan Klien mengatakan sakit pada uluhati, Klien
mengatakan tidak enak diperut, Klien mengeluh mual, Klien mengeluh lelah, Klien mengeluh
tidak nyaman, Klien mengeluh sulit tidur, TD 100/70 mmHg, N 80 x/m, R 20 x/m, S 36 0 C,
Ekspresi wajah meringis, Status kehamilan 12 minggu, Skala nyeri 4, Postur tubuh berubah

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO MASALAH TUJUAN DAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Intervensi Utama
DS: intervensi selama 7 hari, Manajemen Nutrisi
1. Klien mengatakan cepat maka Status Nutrisi
kenyang setelah makan
Membaik, dengan kriteria Definisi
2. Klien mengatakan
kram / nyeri abdomen hasil : Mengidentifikasi dan
3. Klien mengatakan nafsu  Porsi makanan yang mengelola asupan nutrisi
makan menurun
dihabiskan meningkat yang seimbang
4. Klien mengatakan mual
 Frekuensi makan

29
DO: membaik Tindakan
1. Berat badan menurun  Nyeri abdomen Observasi
minimal 10% dibawah
rentang ideal menurun  Identifikasi status nutrisi
2. Bising usus hiperaktif  Nafsu makan  Identifikasi alergi dan
3. Membran mukosa pucat membaik intoleransi makan
4. Muntah 3x
5. Porsi makan habis ¼  Membran mukosa  Identifikasi makanan
porsi membaik yang disukai
6. Nyeri epigastrium  Mual menurun  Identifikasi kebutuhan
Status kehamilan 12
kalori dan jenis nutrient
minggu
 Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastric
 Monitor asupan
makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan yang
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi

30
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat di toleransi

Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika
perlu
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan Intervensi Utama
intervensi selama 7 hari, Manajemen Nyeri
DS maka Status
1. Klien mengatakan Kenyamanan Meningkat, Definisi
nyeri pada uluhati
dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan
2. Klien mengatakan tidak
enak diperut  Keluhan mual menurun mengelola pengalaman
3. Klien mengeluh mual  Keluhan lelah menurun sensorik atau emosional
4. Klien mengeluh lelah
 Keluhan sulit tidur yang berkaitan dengan
5. Klien mengeluh tidak
kerusakan jaringan atau
31
nyaman menurun fungsional dengan onset
6. Klien mengeluh sulit  TD Membaik mendadak atau lambat dan
tidur
 Nadi membaik berintensitas ringan hingga
DO  Skala nyeri menurun berat dan konstan
1. TD 100/70 mmHg
 Keluhan nyeri uluhati
2. N 80 x/m
menurun Tindakan
3. R 20 x/m
4. S 36 0 C  Keluhan tidak nyaman Observasi
5. Ekspresi wajah  Identifikasi lokasi,
menurun
meringis
 Ekspresi wajah karakteristik, durasi,
6. Status kehamilan 12
minggu meringis menurun frekuensi, kualitas,
7. Skala nyeri 4 intensitas nyeri
8. Postur tubuh berubah
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi respon nyeri
non verbal
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik

32
 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri ( misal suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitas istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat

33
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
MASALAH IMPLEMENTASI
NO JAM PARAF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi 01-08-
2021

08.00  Mengidentifikasi status nutrisi

08.20  Mengidentifikasi kebutuhan kalori


dan jenis nutrient

08.40  Memonitor asupan makanan


08.50  Memonitor berat badan
09.00  Memberikan makanan yang tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
09.25  Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
09.35  Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan
2. Gangguan Rasa 13.00  Mengidentifikasi lokasi,
Nyaman
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri

13.15  Mengidentifikasi skala nyeri.


13.25  Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
13.35 nyeri
 Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi

34
rasa nyeri (misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing kompres hangat/dingin,
13.45
terapi bermain)
14.00  Memfasilitas istirahat dan tidur
 Menjelaskan penyebab, periode,
14.10 dan pemicu nyeri
14.25
 Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
 Berkolaborasi pemberian analgetik

EVALUASI KEPERAWATAN
MASALAH
IMPLEMENTASI EVALUASI
NO KEPERAWATA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
N
1. Defisit Nutrisi  Mengidentifikasi status Subjektif :
Klien mengatakan sudah tidak
nutrisi
kram / nyeri abdomen
 Mengidentifikasi Klien mengatakan sudah nafsu
kebutuhan kalori dan jenis makan
Klien mengatakan sudah tidak
nutrient
mual
 Memonitor asupan
makanan Objektif :
Bising usus hiperaktif menjadi
 Memonitor berat badan normal
 Memberikan makanan Membran mukosa normal
Muntah berkurang
yang tinggi serat untuk
Makan habis ¼ porsi menjadi
mencegah konstipasi satu porsi
 Memberikan makanan Nyeri epigastrium berkurang
tinggi kalori dan tinggi
Assesment :
protein Masalah teratasi
 Berkolaborasi dengan ahli
Planning :
gizi untuk menentukan Intervensi Dihentikan
jumlah kalori dan jenis

35
nutrient yang dibutuhkan
2. Gangguan Rasa  Mengidentifikasi lokasi, Subjektif :
Nyaman Nyeri uluhati berkurang
karakteristik, durasi,
Klien mengatakan tidak enak
frekuensi, kualitas, diperut berkurang
intensitas nyeri Klien sudak tidak mengeluh
mual
 Mengidentifikasi skala
Klien sudah tidak mengeluh
nyeri. lelah
 Mengidentifikasi faktor Klien mengeluh tidak nyaman
berkurang
yang memperberat dan
Klien sudah tidak mengeluh
memperingan nyeri sulit tidur
 Memberikan teknik non
farmakologis untuk Objektif :
mengurangi rasa nyeri TD normal dari 110/70 menjadi
120/90 mmHg
(misal TENS, hipnosis,
Ekspresi wajah sudah tidak
akupresur, terapi musik, meringis
biofeedback, terapi pijat, Skala nyeri 4 menjadi 0
aromaterapi, teknik
Assesment :
imajinasi terbimbing Masalah teratasi
kompres hangat/dingin,
Planning :
terapi bermain) Intervensi dihentikan
 Memfasilitas istirahat dan
tidur
 Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
 Berkolaborasi pemberian
analgetik

36
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan : tingkatan I (ringan), tingkatan II
(sedang), tingkatan III (berat). Penanganan hyperemesis gravidarum terdapat 3 cara
yaitu:
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
 Tidak memberikan obat yang terotogen
 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
b. Terapi psikologik
c. Terapi mental
Masalah keperawatan yang sering muncul pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum antara lain, defisit nutrisi dan gangguan rasa nyaman.

37
DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit:
Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1,
Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta :
EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono
prawirohardjo

38

Anda mungkin juga menyukai