ASUHAN KEPERAWATAN
IBU HAMIL DENGAN RESIKO HYPERMESIS GRAVIDARUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Yang di Ampu oleh Ibu Titi Astuti, M.Kep.,Sp.Mat
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada Kedua orang tua yang selalu memberi
semangat serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Hamil dengan Resiko Hypermesis Gravidarum”
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................35
B. Saran ..........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah yang berlebihan
yang merupakan gejala wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama.
Perasaan mual ini dikarenakan meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam serum
(Wiknjosastro, 2007). Dibandingkan dengan morning sickness, hiperemesis gravidarum
intensitas muntahnya melebihi normal dan berlangsung lebih lama selama trimester
pertama kehamilan (Varney, 2007). Kurangnya pengetahuan dan paparan informasi ibu
hamil trimester pertama tentang cara mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang mengakibatkan ketidakmampuan ibu
dalam mengatasi permasalahan pemenuhan nutrisi ketika mengalami hiperemesis
gravidarum (Hendi, 2009).
Data yang akurat tentang angka kejadian hiperemesis gravidarum tidak banyak
dipublikasikan. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan (Mitayani,2009). Di Amerika
Serikat tahun 2011 menyebutkan 0,5-2% diantaranya mengalami hiperemesis
gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan (Mullin et.all, 2011). Angka
kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia tahun 2013 adalah 1,5-3% dari wanita
hamil, sedangkan hiperemesis gravidarum di Propinsi Jawa Timur mencapai 10-15%
dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang pada tahun 2011 (Acy,
2012). Data rekam medik RSUD Gambiran Kota Kediri pada tahun 2012 setidaknya 35
orang yang mengalami hiperemesis gravidarum. Pada tahun 2013 yang mengalami
hiperemesis gravidarum sekitar 48 orang, sedangkan pada tahun 2014 bulan Januari
sampai bulan November yang mengalami hiperemesis gravidarum 27 orang.
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun
diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama pada kehamilan ganda dan hamil
anggur usia dibawah 24 tahun, perubahan metabolik dalam kehamilan, faktor
psikososial dan faktor psikologis juga memegang peran penting dalam peningkatan
resiko hiperemesis gravidarum (Wiknjosastro, 2007). Permasalahan serius yang
dihadapi oleh penderita hiperemesis gravidarum adalah kesulitan mereka untuk
mendapatkan asupan nutrisi dan energi yang cukup. Hal ini disebabkan karena ibu
hamil pada trimester pertama sering mual dan muntah (Gunawan et all, 2011).
Kondisi tersebut menyebabkan tubuh mereka sering kekurangan energi sehingga
dapat menyebabkan kondisi ibu hamil trimester pertama menjadi lemah dan rentan
terhadap penyakit lain. Apabila tidak cepat diantisipasi ataupun diurus dengan baik
hiperemesis gravidarum dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Beberapa
gejala hiperemesis gravidarum diantaranya kehilangan berat badan hingga lebih dari 5%
dibandingkan dengan kehamilan, malnutrisi, dehidrasi, dan ketidakmampuan melakukan
aktifitas sehari-hari (Manuaba, 2009).
Hiperemesis Gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan dan konsultasi dokter
ahli sehingga sedikit memerlukan pengobatan dirumah sakit (Manuaba, 2009).
Pemberian informasi tentang diet serta jadwalnya merupakan hal yang sepatutnya
diberikan kepada penderita hiperemesis gravidarum. Peran perawat sangat penting
terutama dalam hal pemberian pendidikan kesehatan tentang peningkatan asupan nutrisi
yang adekuat, mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, dan peningkatan
aktivitas sehari-hari. Dengan penanganan medis dan asuhan keperawatan yang baik
diharapkan masalah hiperemesis gravidarum pada ibu dapat teratasi. Oleh karena itu
penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum?
2. Ada berapakah tingkatan hiperemesis gravidarum?
3. Bagaimana cara penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil?
4. Bagaimana tanda dan gejala hiperemesis gravidarum pada ibu hamil?
5. Masalah keperawatan apa saja yang timbul pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum?
C. Tujuan
1. Memahami konsep hiperemesis gravidarum
2. Memahami tingkatan hiperemesis gravidarum
3. Memahami cara penanganan hiperemesis gravidarum
4. Mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
5. Mengetahui dan memahami masalah keperawatan yang timbul pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum
D. Metode
Teknik pengumpulan data dengan cara :
1. Wawancara
Menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh pasien, bisa juga disebut anamnese.
2. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan masalah
kesehatan pasien dengan cara Inspeksi, palpasi, perkusi,dan auskultasi.
4. Studi dokumentasi dengan cara mempelajari rekam medik pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999).
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998)
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah
satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
7
C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
9
F. Pathways
Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster
Hiperemesis gravidarum
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Aliran darah ke
Gangguan jaringan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
10
G. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan
atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian,
dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor
kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.
H. Penanganan
1. Pencegahan
11
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal
itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa
12
penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu
sampai terjadi irreversible pada organ vital.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi
pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
b. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit
yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan
koma dapat terjadi
c. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar
dapat ditemukan
d. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
14
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah,
Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.
Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
15
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketidakseimban Dalam waktu 1. Timbang dan catat berat Untuk
gan nutrisi 3x24jam setelah badan pasien pada jam mendapatkan
kurang dari diberikan yang sama setiap hari pembacaan yang
kebutuhan tubuh tindakan paling akurat
berhubungan pemenuhan 2. Pantau asupan dan Karena berat
dengan nutrisi klien haluaran pasien badan dapat
anoreksia, mual- terpenuhi meningkat
muntah Dengan criteria sebagai akibat
hasil : dari retensi cairan
1. Berat badan 3. Kaji dan catat bising usus Untuk memantau
ideal pasien satu kali setiap peningkatan dan
2. Bising usus ergantian tugas jaga penurunannya
normal 4. Auskultasi dan catat suara Untuk memantau
Membrane napas pasien setiap 4 jam aspirasi
mukosa lembab
2 Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV Takikardia,
keseimbangan 3x24 jam k setiap 2 jam atau sesering dispnea, atau
cairan dan 1. Membrane mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat
elektrolit mukosa lembab sampai stabil. Kemudian mengindikasikan
berhubungan 2. CRT kurang pantau dan catat TTV kekurangan
dengan dari 3 detik setiap 4 jam volume cairan
kehilangan 3. TTV normal atau
cairan secara ketidakseimbanga
aktif n elektrolit.
2. Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine
setiap 1 sampai 4 jam. yang rendah dan
Catat dan laporkan berat jenis urine
perubahan yang signifikan yang tinggi
termasuk urine, feses, mengindikasikan
16
muntahan, drainase luka, hipovolemia
drainase nasogastrik,
drainase slang dada, dan
haluaran yang lain.
3. Timbang pasien pada waktu Untuk memberikan
yang sama setiap hari data yang lebih
akurat dan
konsisten. Berat
badan merupakan
indicator yang baik
untuk status cairan.
4. Kaji turgor kulit dan
membrane mukosa mulut Untuk memeriksa
setiap 8 jam dehidrasi
5. Berikan perawatan mulut
dengan cermat setiap 4 Untuk
jam . menghindari
dehidrasi
membrane
6. Periksa berat jenis urin mukosa
setiap 8 jam Peningkatan berat
jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi
D. Implementasi Keperawatan
(disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat)
E. Evaluasi Keperawatan
Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
TTV tetap stabil
Volume cairan tetap adekuat
Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
18
Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)
Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi
BAB IV
TINJAUAN KASUS
19
KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Ananmnesis
tanggal 31 – 07 – 2021 Pukul 13.20 wib. Diperoleh dari Ny. E (pasien sendiri)
a. Identitas Pasien
- Nama Pasien : Ny. E
- Umur : 32 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Status : menikah
- Alamat : Kp. Limbangan RT 06/01 Sukaraja Sukabumi
- Pasien dokter : dr. K, Sp.OG
- Diagnoda Medis : Hiperemesis Gravidarum
20
4. Riwayat penyakit Keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular
ataupun penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes mellitus
5. Riwayat pengobatan : Tidak ada
6. Riwayat alergi : Tidak ada
7. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada
8. Riwayat kemoterapi : Tidak ada
9. Riwayat radioterapi : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. GCS :E:4 M: 6 V: 5
4. Tanda vital : TD : 100/70mmHg N: 80x/menit
R :20x/menit S: 36,5 0C
5. Antropometri :
- Berat badan : 57 kg
- Tinggi Badan : 158cm
6. Golongan darah : tidak di kaji
7. Pengkajian persistem
21
Sklera : TAK
Alat bantu Penglihatan : Tidak
Sitem Pendengaran TAK
Menggunakan alat bantu
pendengaran : Tidak
Sistem Penciuman TAK
Sistem Pernafasan Pola Nafas : Normal
Volume Pernafasan : Normal
Jenis Pernafasan : Pernapasan dada
Volume Pernapasan : Normal
Jenis pernapasan : Pernapasan dada
Irama napas : Teratur
Kesulitan bernafas : Tidak
Batuk dan sekresi : Tidak
Sistem Kardiovaskuler Warna kulit : Normal
Nyeri dada : Tidak
Denyut nadi : teratur
Sirkulasi : Akral hangat
Pulsasi : Kuat
Sistem pencernaan Mulut : Mukosa Kering
Gigi : TAK
Lidah : Kotor
Tenggorokan : TAK
Leher : TAK
Abdomen : Nyeri Tekan
epigastrium
Peristaltik Usus : TAK
Anus : TAK
BAB : TAK
Sistem Genitourinaria Kebersihan : Bersih
Kelainan:TAK
BAK : TAK
Sistem Reproduksi Wanita
Menarche : Umur : 12 tahun siklus
haid : 28 hari, Lama haid : 7 hari
HPHT : 12 – 05 - 15
22
Gangguan saat haid : TAK
Penggunaan alat kontrasepsi : Pil 7
bulan
Payudara : TAK
Putting susu : TAK
Sistem Integumen Turgor : Baik, elastics
Warna : TAK
Integritas : Utuh
Sistem Muskuloskletal Pergerakan sendi : Bebas
Kekuatan : Baik
Nyeri sendi : Ada
Oedema : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Parese : Tidak ada
8. Kenyamanan
Nyeri : Ada, Skor Nyeri 4, Tipe akut Deskripsi : seperti terbakar
Frekuensi : Hilang timbul , Lama nyeri : 2-3 menit
23
BAK : Tidak ada kelainan 4 - 5 x/hari warna kuning jernih
BAB : Tidak ada kelainan 1 x/hari warna khas konsistensi lunak
e. Riwayat merokok : tidak
f. Riwayat minum minuman keras : tidak
g. Riwayat penggunaan obat penenang : tidak
Saat sakit
a. Pola aktifitas (makan/minum, eliminasi, berpakaian dan berpindah):
- Makan/minum : Mandiri
- Mandi : bantuan orang lain
- Berpakaian : Bantuan orang lain
- Eliminasi : Mandiri
- Berpindah : Mandiri
b. Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari,
Jenis makanan: ML porsi makann ¼ - ½ porsi
c. Pola tidur
Lama tidur 5 – 6 jam/hari, Tidak ada gangguan
d. Pola eliminasi :
BAK : tidak ada kelainan 4-5 x/hari warna : Kuning
BAB : saat dikaji belum BAB
11. Proteksi
a. Status Mental : Orientasi
b. Status psikologis :Tenang
c. Penggunaan restrain : Tidak
24
d. Pengkajian Risiko jatuh : Risiko Jatuh Morse (Pasien dewasa dan pasien
yang dirawat di ruang di ruang non intensif) Resiko rendah 0 - 25
16. Daftar masalah Keperawatan : Nyeri, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan
26
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.2 gr/dl 12.0 – 16.0 gr/dl
Hematroktrit 40.4 % 36,0-46-0%
Lekosit 16.100/mm3 4500-11000/mm3
Trombosit 303.000/mm3 150000-350000
DIABETES
Glukosa Sewaktu Dewasa 94 < 100 Bukan DM
100 – 199 belum pasti DM
>= 200 Kemungkinan DM
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
NO TANDA DAN MASALAH PENYEBAB
GEJALA
27
1. DS: Defisit Nutrisi Peningkatan Kebutuhan
1. Klien mengatakan metabolisme
cepat kenyang setelah
makan
2. Klien mengatakan
kram / nyeri abdomen
3. Klien mengatakan
nafsu makan menurun
4. Klien mengatakan
mual
DO:
1. Berat badan
menurun minimal
10% dibawah rentang
ideal
2. Bising usus
hiperaktif
3. Membran mukosa
pucat
4. Muntah 3x
5. Porsi makan habis
¼ porsi
6. Nyeri epigastrium
7. Status kehamilan 12
minggu
28
DO
1. TD 100/70
mmHg
2. N 80 x/m
3. R 20 x/m
4. S 36 0 C
5. Ekspresi wajah
meringis
6. Status kehamilan
12 minggu
7. Skala nyeri 4
8. Postur tubuh
berubah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO MASALAH TUJUAN DAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Intervensi Utama
DS: intervensi selama 7 hari, Manajemen Nutrisi
1. Klien mengatakan cepat maka Status Nutrisi
kenyang setelah makan
Membaik, dengan kriteria Definisi
2. Klien mengatakan
kram / nyeri abdomen hasil : Mengidentifikasi dan
3. Klien mengatakan nafsu Porsi makanan yang mengelola asupan nutrisi
makan menurun
dihabiskan meningkat yang seimbang
4. Klien mengatakan mual
Frekuensi makan
29
DO: membaik Tindakan
1. Berat badan menurun Nyeri abdomen Observasi
minimal 10% dibawah
rentang ideal menurun Identifikasi status nutrisi
2. Bising usus hiperaktif Nafsu makan Identifikasi alergi dan
3. Membran mukosa pucat membaik intoleransi makan
4. Muntah 3x
5. Porsi makan habis ¼ Membran mukosa Identifikasi makanan
porsi membaik yang disukai
6. Nyeri epigastrium Mual menurun Identifikasi kebutuhan
Status kehamilan 12
kalori dan jenis nutrient
minggu
Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastric
Monitor asupan
makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan yang
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi
30
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat di toleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan Intervensi Utama
intervensi selama 7 hari, Manajemen Nyeri
DS maka Status
1. Klien mengatakan Kenyamanan Meningkat, Definisi
nyeri pada uluhati
dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan
2. Klien mengatakan tidak
enak diperut Keluhan mual menurun mengelola pengalaman
3. Klien mengeluh mual Keluhan lelah menurun sensorik atau emosional
4. Klien mengeluh lelah
Keluhan sulit tidur yang berkaitan dengan
5. Klien mengeluh tidak
kerusakan jaringan atau
31
nyaman menurun fungsional dengan onset
6. Klien mengeluh sulit TD Membaik mendadak atau lambat dan
tidur
Nadi membaik berintensitas ringan hingga
DO Skala nyeri menurun berat dan konstan
1. TD 100/70 mmHg
Keluhan nyeri uluhati
2. N 80 x/m
menurun Tindakan
3. R 20 x/m
4. S 36 0 C Keluhan tidak nyaman Observasi
5. Ekspresi wajah Identifikasi lokasi,
menurun
meringis
Ekspresi wajah karakteristik, durasi,
6. Status kehamilan 12
minggu meringis menurun frekuensi, kualitas,
7. Skala nyeri 4 intensitas nyeri
8. Postur tubuh berubah
Identifikasi skala nyeri.
Identifikasi respon nyeri
non verbal
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
32
Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri ( misal suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitas istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
33
Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
MASALAH IMPLEMENTASI
NO JAM PARAF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi 01-08-
2021
34
rasa nyeri (misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing kompres hangat/dingin,
13.45
terapi bermain)
14.00 Memfasilitas istirahat dan tidur
Menjelaskan penyebab, periode,
14.10 dan pemicu nyeri
14.25
Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
Berkolaborasi pemberian analgetik
EVALUASI KEPERAWATAN
MASALAH
IMPLEMENTASI EVALUASI
NO KEPERAWATA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
N
1. Defisit Nutrisi Mengidentifikasi status Subjektif :
Klien mengatakan sudah tidak
nutrisi
kram / nyeri abdomen
Mengidentifikasi Klien mengatakan sudah nafsu
kebutuhan kalori dan jenis makan
Klien mengatakan sudah tidak
nutrient
mual
Memonitor asupan
makanan Objektif :
Bising usus hiperaktif menjadi
Memonitor berat badan normal
Memberikan makanan Membran mukosa normal
Muntah berkurang
yang tinggi serat untuk
Makan habis ¼ porsi menjadi
mencegah konstipasi satu porsi
Memberikan makanan Nyeri epigastrium berkurang
tinggi kalori dan tinggi
Assesment :
protein Masalah teratasi
Berkolaborasi dengan ahli
Planning :
gizi untuk menentukan Intervensi Dihentikan
jumlah kalori dan jenis
35
nutrient yang dibutuhkan
2. Gangguan Rasa Mengidentifikasi lokasi, Subjektif :
Nyaman Nyeri uluhati berkurang
karakteristik, durasi,
Klien mengatakan tidak enak
frekuensi, kualitas, diperut berkurang
intensitas nyeri Klien sudak tidak mengeluh
mual
Mengidentifikasi skala
Klien sudah tidak mengeluh
nyeri. lelah
Mengidentifikasi faktor Klien mengeluh tidak nyaman
berkurang
yang memperberat dan
Klien sudah tidak mengeluh
memperingan nyeri sulit tidur
Memberikan teknik non
farmakologis untuk Objektif :
mengurangi rasa nyeri TD normal dari 110/70 menjadi
120/90 mmHg
(misal TENS, hipnosis,
Ekspresi wajah sudah tidak
akupresur, terapi musik, meringis
biofeedback, terapi pijat, Skala nyeri 4 menjadi 0
aromaterapi, teknik
Assesment :
imajinasi terbimbing Masalah teratasi
kompres hangat/dingin,
Planning :
terapi bermain) Intervensi dihentikan
Memfasilitas istirahat dan
tidur
Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Berkolaborasi pemberian
analgetik
36
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan : tingkatan I (ringan), tingkatan II
(sedang), tingkatan III (berat). Penanganan hyperemesis gravidarum terdapat 3 cara
yaitu:
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
b. Terapi psikologik
c. Terapi mental
Masalah keperawatan yang sering muncul pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum antara lain, defisit nutrisi dan gangguan rasa nyaman.
37
DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit:
Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1,
Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta :
EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono
prawirohardjo
38