Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan pasca persalinan
dan menyusui

Dosen pengampu Ibu Euis Nurhayati, S.ST., M.Kes

DI SUSUN OLEH :

Neli Marlina (029B.A21.014)

Septia Anggraeni (029B.A21.025)

Salshabyla Alyzha Qotrunnada (029B.A21.024)

I C A (029B.A21.031)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

POLTEKKES YAPKESBI SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapat bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Euis Nurhayati,
SST, M.Kes
Makalah yang berjudul Proses Laktasi dan Menyusui merupakan hasil
studi pustaka penulis dari berbagai sumber.
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini ada manfaat nya bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb

Sukabumi, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Fisiologi Laktasi...................................................................................3
2.2 Dukungan Dalam Pemberian ASI........................................................9
2.3 Manfaat Pemberian ASI.......................................................................11
2.4 Komposisi Gizi dalam ASI...................................................................12
2.5 Upaya Memperbanyak, Memperlancar, dan Meningkatkan Kualitas
ASI .......................................................................................................14
2.6 Tanda-tanda Bayi Cukup ASI...............................................................15
BAB III PENUTUP..........................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu
ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak
alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya antara
lain ibu tidak memproduksi cukup ASI atau bayinya tidak mau menghisap.
Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak meproduksi ASI
yang cukup, melainkan karena ibu kurang percaya diri bahwa ASI-nya cukup
untuk bayinya. Disamping itu cara-cara menyusui yang tidak baik dan tidak
benar dapat menimbulkan gangguan pada putting susu ibu.
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi baru
lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang
ibu di kodratkan untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah
dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang mulia bagi Ibu
itu sendiri demi keselamatan bayi di kemudian hari. Tetapi pada suatu proses
kelahiran, terutama bagi yang baru pertama kali melahirka, kadang air susu
Ibu tidak atau susah untuk keluar sehingga bayi tersebut sementara diberikan
susu botol yang akan mengakibatkan bayi terbiasa menghisap dot, sehingga
dapat mengalami bingung putting saat mulai menyusui. Reflleks pertama
seorang bayi yang normal adalah mencari putting susu Ibu berupa hisapan
mulut bayi merupakan hal yang penting dalam proses produksi ASI.
Sejak abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul
darpada susu sapi atau bahan pengganti lainnya. Sayangnya perilaku
menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang suatu tingkah laku
tradisional., sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan
susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI,
pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi pemasaran yang gencar. Oleh

1
sebab itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor :
450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia melaksanakan
pemberian hanya ASI sejak selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat
dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Fisiologi Laktasi
2. Untuk mengetahui Dukungan Dalam Pemberian ASI
3. Untuk mengetahui Manfaat Pemberian ASI
4. Untuk mengetahui Komposisi Gizi dalam ASI
5. Untuk mengetahui Upaya Memperbanyak, Memperlancar, dan
Meningkatkan Kualitas ASI
6. Untuk mengetahui Tanda-tanda Bayi Cukup ASI

2
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

2.1 Fisiologi Laktasi


Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan.
1. Anatomi Payudara
Payudara ( mammae ) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada
payudara terdapat 3 bagian utama, yaitu:
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
b. Areola, yaitu bagian kehitaman di tengah
c. Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

(Gambar anatomi payudara (mammae))


a. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan

3
pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. Tiap lobulus mempunyai saluran keluar yang disebut duktus
laktiferus yang bermuara ke papila mammae. Pembuluh darah mammae
berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis dan vena
supervisisalis.
b. Areola
Ada daerah areola mammae duktus laktiferus melebar disebut sinus
laktiferus, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang
bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

2. Refleks Prolaktin
Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon yang
disekresi oelh glandula pituitaria anterior, yang penting untuk
memproduksi air susu ibu (ASI).
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar
estrogen dan progestero berangsur-angsur turun hingga kadar tingkat
terendah. Diaktifkannya prolaktin akan menaikan pasokan darah yang
beredar lewat payudara. Ini dapat menyekresi bahan penting untuk
pembentukan air susu, globulin, lemak dan molekul-molekul protein yang
akan membengkakkan acini dan mendorong menuju kubuli laktiferus,
sehingga sekresi ASI lebih lancar. Kenaikan kadar protein akan
menghambat ovulasi, sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar
prolaktin paling tinggi pada waktu malam hari.

4
3. Refleks Oksitosin
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin (pengeluaran air
susu). Pengeluaran air susu melibatkan dua hormon dari sel-sel sekretorik
ke papila mammae.
a. Tekanan dari belakang: tekanan globuli yang terbentuk di dalam sel
akan mendorong globuli tersebut ke dalam lobulus laktiferus dan
isapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
b. Refleks neurohormonal: gerakan menghisap bayi akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapt di dalam glandula pituitaria posterior.
Di sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke
dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit,
misalnya jahitan pada perineum. Sekresi oksitosin juga akan
menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus
selama peurperium (nifas).

(Gambar kontrol hormon terhadap sekresi ASI)

5
a. Bayi menyusu meningkatkan kadar prolaktin menghambat
ovulasi dan meningkatkan produksi ASI.
b. Bayi menyusu melepaskan oksitosin kontraksi sel mioepitel
dan merangsang involusi uteri ASI dikeluarkan.

4. Tanda-tanda Refleks Oksitosin Aktif


Tanda-tanda yang dirasakan ibu bila refleks oksitosin aktif, seorang ibu
mungkin akan mengalami:
a. Rasa diperas atau tajam pada payudar saat sebelum menyusui
atauselama menyusui.
b. ASI mengalir dari payudara bila ibu memikirkan bayinya atau
mendengar tangisan bayinya.
c. ASI menetes dari payudara lain bila bayi menyusu.
d. ASI mengalir dalam pancaran halus bila bayi lepas dari payudara saat
bayi menyusu.
e. Nyeri karena kontraksi rahim kadang dengan aliran darah selama
menyusu dalam minggu pertama.
f. Isapan pelan dan dalam pada bayi serta ia menelan yang menunjukkan
bahwa ASI mengalir dalam mulut bayi.

5. Peptida Inhibitor dalam ASI


Dalam ASI terdapat zat peptida inhibitor yang dapat
mengendalikan produksi ASI dalam payudara. Zat tersebut dapat
mengurangi atau menghambat produksi ASI, bila ASI tertinggal banyak
dalm payudara zat penghambat tersebut menghentikan sel-sel sekresi
untuk berproduksi.
Hal ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik bila
terlalu penuh, seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau menghentikan
menyusu karena sebab lain. Bila ASI dikeluarkan dengan isapan bayi atau
memeras ASI zat penghambat itu juga brkurang dan payudara membuat
ASI lagi.

6
6. Posisi dan Perlekatan yang Benar
Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang menyusui, dan
perlekatan adalh letak mulut bayi pada payudara ibu kertika sedang
menyusu. Posisi dan perlekatan sangatlah penting. Mengapa penting?
Perlekatan yang baik adalah posisi dagu bayi menempel pada payudara.
Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi berputar ke bawah, dan
sebagian besar daerah puting areola payudara masuk ke mulut bayi. Pada
posisi ini, lidah bayi akan dapat bergerak optimal memerasdan mendorong
ASI ke dalam mulutnya. Karena itulah, perlekatan yang baik adalah bila
dagu bayi menempel pada payudara. Karena sumber ASI terletak di bawah
daerah areola (kulit kecoklaan di sekitar puting). Posisi dan pelekatan yang
kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan pada ibu (payudara bengkak,
puting lecet dan luka) serta bayi tidak dapat minum ASI secara optimal
ketika sedang menyusu, sehingga mengganggu tumbuh kembangnya.
Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?

Posisi:
a. Ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;
b. Ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke
payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu;
c. Badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke
perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus
(kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan);
d. Kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi
mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti
ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara
ibu;
e. Leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.
Pelekatan:
a. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya
dari arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak

7
terlihat areola ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan
areola pada bagian bawah bibir bawah bayi;
b. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis,
sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi tetapi
juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang
terletak dibawah areola;
c. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower)
dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu; Dagu bayi
menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian
dagu yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan
lebar.

7. Reflex Pada Bayi


Bayi adalah mahluk yang sangat pintar, dengan perkembangan
pesat dari hari ke hari terutama dalam usia awal hingga 3 tahun usia
kehidupannya, yang kita sebut sebagai Golden Age. Terdapat reflex-reflex
utama yang dibawa bayi sejak lahir yang membantunya untuk tetap
survive dan akan menghilang seiring dengan pertambahan usia bayi.
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu:
a. Refleks menangkap/mencari (rooting refleks)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh
kearah sentuhan, bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae,
maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menagkap
putting susu.
b. Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh
putting susu. Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka
sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian,
maka sinus laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan gusi,
lidah, dan palatum sehingga ASI terperas keluar.

8
c. Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI akan menelannya. Dalam ASI terdapat zat
peptida inhibitor yang dapat mengendalikan produksi ASI dalam
payudara. Zat tersebut dapat mengurangi atau menghambat produksi
ASI, bila ASI tertinggal banyak dalam payudara zat penghambat
tersebut menghentikan sel-sel sekresi untuk berproduksi.
Hal ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik bila
terlalu penuh, seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau menghentikan
menyusui karena sebab lain. Bila ASI dikeluarkan dengan isapan bayi atau
memeras ASI zat penghambat itu juga berkurang dan payudara membuat
ASI lagi.

2.2 Dukungan Dalam Pemberian ASI


Ketika lahir, bayi tidak lagi mendapat nutrisi memalui plasenta, yaitu
organ yang menopang kebutuhannya selama kehamilannya. Kebutuhan
nutirisi bayi kini harus dipenuhi oleh ibunya dan hal ini menjadi sumber
ansietas kekhawatiran bagi kebanyakan ibu di negara maju. Mereka khawatir
apakah “bayi mendapat asupan yang cukup” (McInnes & Chambers, 2008)
dan apakah mereka “melakukannya dengan baik” sebagai seorang ibu. Dua
metode utama pemberian susu pada bayi adalah memberi ASI (mrnyusui) dan
susu formula.
Ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam
bulan pertama dn tetap menyusui higga anak berusia dua tahun atau lebih
(WHO/UNICEF, 2003). Namun, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa ibu
di negara maju cenderung tidak menyusui bayinya dalam jangaka panjang
dan sering tidak mendapat dukungan yang cukup untuk membantu mereka
(Renfrew & Hall, 2008).
Beberapa ibu terpengaruh untuk menyusui bayi mereka, sebelum
mereka hamil, karena terpapar oleh ibu lain yang menyusui (Hoddinott &
Pill, 1999). Ada juga faktor sosial, budaya, dan seksual yang memengaruhi
keputusan ibu menyusui (Hall, 1997).

9
Bidan dapat membantu ibu menyusui dengan menunjukkan sikap
positif, tidak menyentuh saat membantu memosisikan bayi pada payudara,
menyadari pemikiran dan perasaan ibu, serta meluangkan waktu bersama ibu.
Baby Friendly Initiatif UNICEF dibentuk untuk memberi layanan maternitas
disertai pedoman untuk memastikan bahwa asuhan yang ideal telah diberikan
untuk mendukung ibu. Merka menetapkan sepuluh langkah yang akan
mengindikasikan bahwa suatu layanan maternitas dapat dikatakan idela
(WHO/UNICEF, 1989).
Sepuluh langkah menyusui yang sukses (WHO/UNICEF, 1989):
1. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin
pada seluruh saf layanan kesehatan.
2. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh selutuh staf layanan kesehatan
untuk mengimplementasikan kebijakan ini.
3. Menginformasikan seluruh ibu hamil tentang manfaat dan
penatalaksanaan menyusui
4. Membantu ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
5. Mendemontrasikan cara menyusui, dan cara mempertahankan laktasi
meskipun ibu harus berpisan dengan bayi mereka.
6. Tidak memberi makanan atau minuman lain selain ASI pada bayi baru
lahir, kecuali terdapat indikasi medis.
7. Menerapkan Rooming In, yaitu membiarkan ibu dan bayi nberada di
ruangan yang sama selama 24 jam dalam satu hari.
8. Memotivasi intuk menyusui sesuai permintaan bayi
9. Tidak memberi puting buatan atau dot pada bayi yang menyusui.
10. Memotivasi pembentukan kelompok dukungan menyusui dan merujuk
ibu pada kelompok tersebut saat pulang dari rumah sakit.
Sintetis kualitatif pengalaman ibu akan mendukung (Mclnnes &
Chambers, 2008) menyimpilkan bahwa:
1. Ibu dn profesional adalah hubungan yang penting disertai dukungan yang
positif , seperti bersikap memberi motivasi, tidak menghakimi, simpatik,
sabar, dan supportif.

10
2. Karakteristik dukungan yang tidak membantu adalah “langsung atau
otoriter”, “mengambil alih”, memberi motivasi tanpa disertai saran praktis,
dan memberi saran yang bertentangan.
3. Tambahan susu formula, pemberian susu berdasarkan permintaan,
penambahan berat badan yang rendah dan diet ibu lebih cenderung
menyebabkan saran yang bertentangan.
4. Tindakan memperlakukan menyusui sebagai masalah medis, khususnya
tanpa justifikasi yang dirasakan ibu dapat diidentifikasi dari “kecemasan
akan “kebutuhan untuk mengukur” jumlah ASI yang dikonsumsi bayi”
yang ditunjukkan oleh profesional.
5. Ibu yang berada dalam keluarga dan sosial yang supportif cenderung lebih
mampu mengatasi kesulitan dalam menyusui. Teman sebaya dan
kelompok dukungan juga penting untuk proses menyusui yang sukses.

2.3 Manfaat Pemberian ASI


ASI diyakini sebagai bentuk susu yang ideal bagi individu bayi karena
mudah untuk diabsorbsi. ASI memiliki kandungan ideal untuk nutrisi bayi
selama enam bulan pertama kehidupan dan memberi perlindungan
imunologis (Michaelsen, 2003). ASI juga berbeda :
 Pada waktu tertentu sepanjang hari
 Pada tahap laktasi
 Dalam berespon terhadap nutrisi maternal
 Bergantung pada pasangan ibu dan bayi itu sendiri (Inch, 2004)
Menyusui telah terbukti memberi manfaat baik bagi ibu dan bayi.
Dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, bayi yang mendapat
ASI eksklusif selama 4-6 bulan cenderung jarang mengalami:
 Gastroenteritis
 Infeksi pernapasan
 Otitis media
 Infeksi saluran kemih
 Enterokolitis nekrotik

11
 Penyakit atopik (Stanley et al, 2007)
Lebih lanjut, terdapat indikasi bahwa bayi yang diberi susu formula
dapat lebih berisiko mengalami diabetes, penyakit inflamasi usus, penyakit
Coeliac, leukemia pada anak-anak, dan okulsi gigi (MIDIRS, 2007)
Ibu juga mendapat manfaat dari menyusui, yaitu:
 Kemungkinan mengalami kanker payudara dan kanker ovarium
berkurang
 Penurunan risiko depresi posnatal
 Penurunan risiko diabetes tipe 2 (Stanley et al, 2007)

2.4 Komposisi Gizi dalam ASI


ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat
untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna
serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:
1. Kolustrum,
2. Air susu transisi/ peralihan,
3. Air susu matur.
Kolustrum
Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum ini disekresi
oleh kelenjar payudarapada hari pertama sampai hari ke empat pasca
persalinan. Kolustrum merupakan cairan denganviskositas kental, lengket dan
berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral,
garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada
ASI matur. Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan
laktosa.
Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM),
yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir
bakteri, virus, jamur dan parasit.

12
Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume
kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang
berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang
tidak terpakai dari ususbayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.
ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak
berwarna putih.Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila
dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit
pertama disebut foremilk. Foremilklebih encer. Foremilk mempunyai
kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
Selanjutnya, air susu berubahmenjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak
dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan
demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun
hindmilk.
ASI Transisi/ Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI
matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume
air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar
imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak danlaktosa meningkat.
Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI
transisi dan ASI matur.

13
(Gambar Perbedaan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur)
Tabel. Kandungan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur
Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur
Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglubin :
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270

2.5 Upaya Memperbanyak, Memperlancar, dan Meningkatkan Kualitas ASI


Upaya memperlancar, memperbanyak, dan meningkatkan kualitas ASI
sebagai berikut :
 Susuilah bayi sesering mungkin, hal ini sangat penting sekali untuk
memperlancar dan memperbanyak produksi ASI. Karena dengan

14
seringnya kita menyusui anak makan akan merangsang hormon untuk
memproduksi ASI
 Harus memiliki motivasi yang kuat atapun keinginan yang kuat untuk
menyusui bayi.
 Malakukan senam hamil dapat membantu melancarkan peredaran darah
sehingga ketika pada waktunya bayi lahir dapat membantu melancarkan
ASI
 Periksakan Payudara kepada dokter agar kita mengartahui dari jauh -
jauh hari bagaimana kondisi produksi ASI.
 Jangan menggunakan BH atau Bra yang sempit karena akan menghambat
peredaran darah
 Setalah bayi lahir segera perkenalkan bayi dengan ASI contohnya dengan
cara IMD
 Makanan, apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola
makan teratur, maka produksi ASI akan berjalan lancar.
 Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara memengaruhi
hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
 Pola istirahat yang baik memengaruhi produksi dan pengeluaran ASI.
Apabila kondisi ibu teralu capek, kurang istirahat maka ASI juga
berkurang.

2.6 Tanda-tanda Bayi Cukup ASI


Indikasi bayi cukup mendapat ASI adalah tidurnya nyenyak karena
ASI memicu produksi hormon endorfin yang merangsang tidur, segar saat
terbangun, dan berat badannya bertambah sesuai perkembangan usianya.
Tanda-tanda lainnya yaitu :
 Bayi terlihat rileks dan puas setelah menyusu dan akan melepas sendiri
mulutnya dari payudara ibu.
 Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang besar (BAB) setidaknya
dua kali sehari dengan tinja berwarna kuning atau gelap dan mulai
berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.

15
 Buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urin yang tidak pekat
dan bau menyengat.
 ASI akan dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak 2-4 hari setelah
bayi lahir. Bila ASI tidak kunjung keluar dalam empat hari setelah
melahirkan, atau bayi tampak masih lapar setelah menyusu, segera
konsultasikan dengan tenaga medis.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Menyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Dengan menyusui, hubugan batin yang hangat antara ibu dan bayi akan
terjalin erat. Sewaktu menyusu dan berada dalam dekapan ibu, bayi
merasakan sentuhan kulit ibu yang lembut dan hangat serta mendengar detak
jantung ibu yang akan memberikan rasa aman dan tentram. Kelekatan antara
ibu dan bayinya sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pribadi bayi
kelak. Jika ibu selalu ada dibutuhkan akan menimbulkan rasa lekat, ini akan
membuat percaya pada orang lain dan menumbuhkan percaya diri. Anak yang
mendapat kasih sayang dari ibu juga akan memiliki potensi mengasihi orang
lain.
Dengan demikian, proses menyusui merupakan stimulasi untuk
perkembangan mental, kecerdasan dan sosial emosi anak. Hal ini penting
untuk pertumbuhan psikologis yang sehat. Selain itu ASI juga mengandung
zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang

16
normal. Dengan itu ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayinya agar dapat
suskes dalam memberikan yang terbaik.

3.2 Saran
Sebaiknya agar mendapatkan bayi yang sehat diberikan ASI sejak bayi
baru lahir sampai umur 6 bulan (ASI Ekskulif) lalu setelah itu diberikan
makanan pendamping ASI sampai umur 2 Tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Marmi, SST. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”peurperium


care”.Yogyakarta. Pustaka Belajar.

http://linamarlina-blog.blogspot.co.id/2014/12/biomekanika.html?m=1.

Baston Helen, Hall Jennifer. Midwifery essensial : Posnatal Volume 4, Jakarta:


EGC, 2011

Mira Dwi W. Buku Ajar Biologi Reproduksi, Jakarta: EGC, 2009

Ayu Ida Chandranita, dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2,


Jakarta: EGC, 2009

Syaifuddin,. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC, 2011

17

Anda mungkin juga menyukai