Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIOLOGI LAKTASI

DOSEN PENGAMPU :
Maulia Isnaini, S.ST.,M.Keb.

DISUSUN OLEH :
Putri Amalia Rossy (220107082)

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


FAKULTAS KESEHATAN S1 KEBIDANAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Fisiologi
Laktasi" dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi
bagi penulis, Ibu Maulia Isnaini S.ST.,M.Keb. sebagai dosen mata kuliah
genetika dan biologi reproduksi dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu dalam berbagai hal. Harapan penulis, informasi dan materi
yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang diangkat pada makalah
ini, selaku penulis memohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Gadingrejo, 03 Oktober 2022

Putri Amalia Rossy


DAFTAR ISI

I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

II. BAB 2 PEMBAHASAN


A. Pengertian Laktasi
B. Macam-macam Laktasi
C. Manajemen Laktasi

III. BAB 3 KESIMPULAN

IV. DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara,tetapi payudara laki-
laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah
salah satu tanda kelamin sekunder dari seorang gadis merupakan salah satu
organ yang indah dan menarik. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya,maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air
susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting pada bulan-bulan
pertama kehidupan.
Menjelang akhir kehamilan, kelenjar mamae ibu berkembang penuh buat
menyusui,tetapi hanya beberapa mililiter cairan pada sekresi setiap hari hingga
setelah bayi pada lahirkan cairan ini di namakan kolostrum. penting untuk
diketahui oleh ibu-ibu agar menyususi harus dilaksanakan sesuai
permintaan/kebutuhan bayinya serta dilaksanakan secara teratur sepanjang hari
baik pagi juga malam hari. Hal ini yang merupakan hambatan paling besar
untuk ibu-ibu, terutama ibu-ibu yang bekerja atau bagi ibu-ibu di negara-negara
maju, yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pola menyusui yang
demikian ketat. Namun, meskipun demikian, harus diketahui bahwa ibu-ibu
yang sudah melaksanakan pola laktasi yg ketat itu, tetap saja antara 3-12 %
akan menjadi hamil lagi sebelum kembali nya haid pertama sehabis melahirkan
Laktasi bukan merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan.
Ironinya, banyak wanita yang tidak menyadari hal ini, dan masih banyak ibu-
ibu yang baru melahirkan yang tidak mendapatkan informasi maupun konseling
mengenai keluarga berencana.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberikan edukasi kepada ibu-ibu menyusui agar mampu mengetahui
tentang fisiologi laktasi dan memperluas pengetahuan.
b. Tujuan khusus
1.Agar dapat menambah wawasan dan mengenal lebih dalam lagi
payudara kita.
2.Apa yang kita pelajari dan amati bisa membantu kepada setiap orang
yang bermasalah dalamorgan mamaenya masing- masing.
3.Agar kita dapat mengetahui betapa penting laktasi
4.Mengetahui bagaimana proses dan perawatan laktasi
5.Agar kita dapat mengetahui tentang payudara dan susunan-susunan
payudara sehingga kitaatau seprang Ibu dapat merawat dan menjaga
kesehatan payudaranya.
6.Khususnya seorang Ibu agar mengetahui tentang kolostrum dan
kandungan gizi yangterdapat dalam ASI.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi.
Dimana keduanya membutuhkan ketika dan kesabaran untuk
pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan (Purwanti, 2004).
Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada
keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi ialah bagian
kelengkapan dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa
laktasi bermanfaat buat menambah pemberian ASI serta meneruskan
pemberian ASI hingga anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar
serta anak memperoleh kekebalan tubuh secara alami (Wiji & Mulyani,
2013). Proses laktasi menurut (Wiji & Mulyani, 2013) mempengaruhi
hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan dalam proses laktasi
adalah:
a. Progesteron, berperan untuk mempengaruhi pertumbuhan dan
ukuran alveoli.
b. Estrogen, berperan untuk menstimulasi sistem saluran ASI agar
membesar sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Kualitas
estrogen mengalami penurunan saat melahirkan dan tetap rendah
untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Ibu menyusui
sebaiknya menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen,
karena menjadikan jumlah produksi ASI berkurang.
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH).
d. Luteinizing Hormone (LH).
e. Prolaktin, ketika masa kehamilan prolaktin berperan dalam
membesarnya alveoli.
f. Oksitosin, aktif untuk mengencangkan otot halus dalam rahim
g. pada saat melahirkan dan pasca melahirkan, seperti halnya juga
h. dalam orgasme. Pasca melahirkan oksitosin berperan untuk
i. mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI
j. menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya
k. susu let down atau milk ejection reflex.
l. Human Placental Lactogen (HPL). Mulai menginjak bulan
m. kedua kehamilan, placenta menghasilkan banyak HPL yang
n. berfungsi dalam pertumbuhan payudara, putting dan areola
o. sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan,
p. payudara bersedia untuk memproduksi ASI.
B. Macam-Macam Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui memiliki 2 pengertian yaitu produksi dan
pengeluaran ASI. Hormon yang berfungsi untuk produksi ASI adalah
hormon prolaktin. Selama kehamilan,hormon prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI belum keluar karena masih terhambat oleh kadar
estrogen yang tinggi.

Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi adalah
prolaktin dan reflek aliran/oksitosin, timbul akibat perangsangan puting
susu oleh hisapan dari bayi.

a. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu
lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen
dan progesteron berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu
dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensorin yang berfungsi
sebagai reseptor mekanik. Rangsangan dilanjutkan ke hipotalamus
melalui medulla spinalis hipotalamus dan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran
faktor pemacu sekresi prolaktin.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat itu tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI
tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin
akan menjadi normal pada minggu 2-3. Sedangkan pada ibu yang
menyusui prolaktin akan meningkat pada keadaan setres atau pengaruh
spikitis , anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.

b. Reflek aliran (let down reflex) / reflek oksitosin


Rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjuatkan ke hipofise
posterior (neurohipofise) kemudian dikeluarkan oksitosin. Kontraksi dari
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui ductus lactiferous masuk ke mulut bayi. Ibu perlu
mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang
begitu kuat sehingga air susu keluar dari puting dan menyembur, ini dapat
membuat bayi tersedak.

Reflek yang terjadi pada bayi :


a. Rooting refleks
Jika bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan.
Jika bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulutnya dan
berusaha mencari putting untuk menyusu.
b. Sucking refleks / refleks menghisap
Terjadi jika ada sesuatu yang merangsang langit -langit dalam mulut bayi.
Bila putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi
refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi,
lidah,serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampung
ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
c. Reflek menelan
Bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
B.Manajemen Laktasi
Air Susu Ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum
dapat mencerna makanan padat. ASI diproduksi karena pengaruh hormon
prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Sahabat Hermina pastinya
setelah melahirkan ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati,
salah satunya memberikan ASI Eksklusif.
Laktasi merupakan ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi,
yang keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan
nutrisi pada bayi selama 6 bulan. Laktasi merupakan teknik menyusui
mulai dari ASI dibuat sampai pada keadaan bayi menghisap dan menelan
ASI. Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu,
ayah, dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui.untuk upaya
tersebut harus melakukan 3 tahap yaitu :

- Pada masa kehamilan (periode antenatal)


Periode Antenatal atau disebut juga dengan masa kehamilan. Di masa
kehamilan ini, Sahabat Hermina harus menyakinkan diri sendiri akan
keberhasilan menyusui dan bahwa ASI adalah amanah Sang Ilahi untuk
buah hati. Yang bisa di lakukan selain itu adalah:
 Memotivasi diri untuk menyusui dan bahwa ASI merupakan makanan
terbaik untuk tumbuh kembang bayi secara optimal
 Perbanyak pengetahuan tentang ASI danmanfaat menyusui
 Makan dengan teratur dan makan makanan gizi seimbang
 Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang ada di klinik laktasi
 Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur
 Menjaga kebersihan diri dan cukup istirahat
 Mengikuti senam hamil

- Sewaktu ibu melahirkan sampai pulang dari rumah sakit (periode


perinatal)
Periode perinatal merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu
kelahiran. Langkah menyusui saat periode perinatal yang dapat Sahabat
Hermina lakukan antara lain:
- Bersihkan puting sebelum melahirkan
- IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ½ jam – 2 jam pertama setelah bayi lahir
- Lakukan rawat gabung (rooming in) jika memungkinkan bayi tidur di
tempat yang sama dengan ibu
- Tidak memberikan minuman/makanan selain ASI
- Bila dalam 2x24 jam lahir ASI belum keluar, bayi boleh diberikan air putih
dengan menggunakan sendok atau pipet
- Jangan memberikan dot atau kempeng untuk mencegah bingung putting
- Saat menyusui, berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
Hindarkan memberikan ASI hanya dari payudara saja (kiri saja atau
kanan saja)
- Minta bantuan perawat/petugas laktasi untuk memberikan contoh cara
menyusui yang benar

- Masa menyusui sampai anak berusia 2 tahun (periode postnatal)

Periode Postnatal atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah akhir
kala persalinan dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti
keadaan semula, sekitar 6 minggu. Di masa ini Sahabat Hermina dapat
memberikan gizi terbaik untuk sang buah hati, di antaranya:

a. Berikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan


b. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi
berusia 6 bulan, sambil terus memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Asi

1. Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), berdasarkan waktu


produksinya,komposisi ASI terdiri dari 3 macam yaitu:
a. Kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental
yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI matang.
b. ASI masa transisi yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari
kesepuluh.
c. ASI matang yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh
sampai seterusnya. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI diantaranya
adalah gizi, ketenangan jiwa dan pikiran, penggunaan alat kontrasepsi,
perawatan payudara, anatomis payudara, faktor fisiologi, pola istirahat, hisapan
anak atau frekuensi penyusuan, berat bayi lahir, umur kehamilan saat
melahirkan dan konsumsi rokok. (Ria, 2012)

Gizi Status nutrisi berhubungan linier dengan status kesehatan


seseorang, makastatus nutrisi bayi juga berhubungan dengan status
nutrisi maternal. Nutrisi ibumenyusui lebih tinggi dari pada ibu hamil
(Pramusinto, 2010). Ibu yang sedangdalam masa menyusui membutuhkan 300-
500 kalori tambahan setiap hari agar bisamenyusui bayinya dengan sukses.
Sebanyak 300 kalori yang dibutuhkan berasal darilemak yang ditimbun
selama kehamilan (Prasetyono, 2012). Ibu menyusuimemerlukan diet
yang bervariasi, cukup untuk mempertahankan beratnya dan tinggicairan,
vitamin serta mineral. Ibu menyusui juga harus mengihindari diet
penurunanberat badan, (Barness dan Curran, 2012).
Kebutuhan energi pada masa menyusui sebanding dengan jumlah ASI
yangdiproduksi. Jumlah energi rata-rata pada ASI sekitar 70 kkal/100 ml.
Sebanyak 80%energi ibu diubah menjadi energi susu, sehingga diperkirakan 85
kkal untuk setiap100 ml ASI. Perhitungan produksi ASI per hari sebesar 750 ml
pada enam bulanpertama dan sebesar 600 ml/hari pada enam bulan kedua, maka
kebutuhan energirata-rata untuk membentuk ASI pada enam bulan pertama dan
kedua masing-masing640 kkal/hari dan 510 kkal/hari (Pramusito, 2010)

2. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI Menurut (Rini & D,


2017) hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI sebagai berikut:
a. Makanan Produksi ASI Dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
ibu menyusui. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan
pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran Untuk menghasilkan ASI yang baik,maka
kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang
tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.
c. Penggunaan alat kontrasepsi Agar tidak mengurangi produksi ASI
penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan.
Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah IUD, kondom, pil
khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.
d. Perawatan payudara Hormon prolaktin dan oksitosin dihasilkan oleh
hipofise dengan cara merangsang payudara melalui perawatan payudara.
e. Anatomi payudara Jumlah lobus pada payudara juga mempengaruhi
produksi ASI. Selain itu,perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papilla
mammae atau puting susu ibu.
f. Faktor fisiologi ASI terbentuk oleh karena pengaruh hormon
prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air
susu.
g. Pola istirahat Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran
ASI.Apabila kondisi ibu kurang istirahat, terlalu lelah maka ASI juga
berkurang.
h. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan Semakin sering bayi
disusui oleh ibu melalui payudara, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Frekuensi pemeberian ASI pada
bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Dari hasil studi
mengatakan bahwa produksi ASI bayi prematur akan maksimal dengan
pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah
melahirkan. Pemompaan ASI dilakukan karena bayi prematur belum
bisa menyusu langsung pada ibu.Sedangkan pada bayi yang cukup
bulan frekuensi pemberian ASI 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu
pertama setelah melahirkan berkaitan dengan produksi ASI yang
cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali
perhari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini
berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
h (BBLR). Kekuatan menghisap ASI meliputi frekuensi dan
lama pemberian ASI yang lebih rendah pada bayi premature dibanding
pada bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon
prolaktin dan oksitosin dalam menghasilkan ASI.
j. Umur kehamilan saat melahirkan Umur kehamilan dan berat
lahir mempengaruhi produksi ASI. Bayi yang lahir premature
(umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak
mampu menghisap putting ibu secara efektif sehingga produksi ASI lebih
sedikit daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan
menghisap pada bayi premature dapat disebabkan berat badan yang
rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
k. Konsumsi rokok dan alkohol Merokok menyebabkan tergganggunya
hormone prolaktin dan oksitosin sehingga dapat mengurangi volume ASI
yang akan diproduksi. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin
dimana adrenalin akan menghambat pelepasam oksitosin. Minuman
beralkohol dosis rendah dapat menjadikan ibu merasa lebih
rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI, namun etanol
yang terdapat dalam alkohol dapat menghambat produksi oksitosin.

BAB III
KESIMPULAN
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi. Dimana
keduanya membutuhkan ketika dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi
pada bayi selama 6 bulan (Purwanti, 2004).
Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada
keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi ialah bagian
kelengkapan dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa
laktasi bermanfaat buat menambah pemberian ASI serta meneruskan
pemberian ASI hingga anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar serta
anak memperoleh kekebalan tubuh secara alami

DAFTAR PUSTAKA

Evulanda, A. F. (2011). Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.

Kristiyanasari, W. (2009). ASI Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Marimbi, H. (2010). Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maryunani, A. (2010). Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta:


CV Trans Info Media.

Roesli, U. (2005). Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara.

Anda mungkin juga menyukai