Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

Di tujukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan kebidanan pasca
persalinan dan menyusui

Di susun oleh:

1. Tyas eka rahmawati (20200002)


2. Renita tri mulyani (20200004)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2021

1
Kata pengantar

Puji syukur atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-NYA sehingga saya dapat menelesaikan tugas “Makalah proses
laktasi dan menyusui ” sesuai dengan apa yang di harapkan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “Asuhan kebidanan pasca persalinan dan menyusui”. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan proses laktasi dan
menyusui.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu evy ernawaty selaku dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Penulis berharap makalah ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi


dan menjadi gambaran mengenai proses laktasi dan menyusui. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu , penulis mengharapakan kritik dan saran demi
lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata penulis hanya berharap agar hasil
dari makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang
berarti dari usaha penulis selama ini.

Klaten, 12 oktober 2021

Penulis

2
Daftar isi
Halaman judul 1
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..5

1. Anatomi dan Fisiologi Payudara……………………………………………………………………….5


2. Dukungan Bidan dalam Pemberian Laktasi………………………………………………………7
3. Manfaat pemberian ASI………………………………………………………………………………….12
4. Komposisi gizi dalam ASI………………………………………………………………………………..17
5. Upaya memperbanyak ASI…………………………………………………………………………….19
6. Cara merawat payudara ……………………………………………………………………………….20

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….23

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………23
B. Saran ………………………………………………………………………………………………………….23

Daftar pustaka

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Laktasi merupakan rangkaian proses menyusui yang di mulai dari
produksi ASI sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sedangkan
untuk manajemen laktasi ialah upaya yang di lakukan oleh ibu, ayah,
maupun keluarga untuk menunjang keberhasilan proses menyusui
(prasetyo,2009).
Menurut wisnuwardhani dalam widiastuti dkk (2015), demi
keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak kehamilan
secara teratur agar selama menyusui produksi ASI tercukupi, tidak terjadi
kelainan payudara dan bentuk payudara tetap baik setelah menyusui.
Perawatan payudara juga dapat di lakukan sejak hari pertama setelah
melahirkan agar dapat merangsang pengeluaran kolostrum yang memiliki
nilai lebih pada bayi.
Menyusui dan perawatan payudara merupakan upaya strategi untuk
memperbanyak produksi ASI, sehingga bayi mendapatkan ASI yang
cukup. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui
adalah tingkat pendidikan, status bekerja, penerapan IMD, dukungan
suami, pengetahuan dan teknik menyusui.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul proses laktasi dan menyusui
antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan kebidanan pasca
persalinan dan menyusui.
2. Di harapkan dengan adanya pembuatan makalah ini , penulis dan
pembaca memahamu mengenai proses laktasi dan menyusui

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi Payudara


a. Anatomi Payudara
Secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan IV, secara
horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis.
Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya di antara jaringan
sub kutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus
pectoralis mayor.
Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil
adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-G0OO gram dan pada
masa laktasi sekitar GOO-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan
bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar
saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma
jaringan penyangga dan penimbunan jaringan Jlemak.
Ada 3 bagian utama payudara, korpus (badan), areola, papila atau
puting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting
susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung
dari corak kulicnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan,
bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan
kemudian menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan
bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos
yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi,
sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
puting susu tersebut.

5
Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk yang normal/umum,
pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk
puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting
adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga
membentuk tonjolan atau "dot" ke dalam mulut bayi. Kadang dapat
terjadi puting tidak lentur terutama pada bentuk putting terbenam,
sehingga butuh penanganan khusus agar bayi bisa menyusu dengan
baik.
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan
subkutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae. Corpus
mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu
struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus
(duktulli), Lobus dan Alveolus.
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi
20-40 dukruli. Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan
masing-masing dihubungakan dengan saluran air susu (sistem duktus)
sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari
akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang payudara duktus laktiferus.
ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu.
Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus
dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun
pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium
yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
b. fisiologi payudara
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.

6
Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu,
terbentuklah prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu
reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat perangsangan puting
susu oleh hisapan bayi.
1) Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujunga saraf peraba yang terdapat pada
puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk
memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah
susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu
frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.
2) Reflek aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin
juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon
oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah
mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus
berkonsetraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus,
dan sinus menuju putting susu.
Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan
atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain
let-down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap
oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
2. Dukungan Bidan dalam Pemberian Laktasi
1.) Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama
beberapa jam pertama
a. Membina hubungan/ikatan di samping bagi pemberian ASI

7
b. Membina rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan
pada kulit ibunya dan menyelimutinya
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat ASI
atau tidak. Ini didasari oleh peran hermon pembuat ASI, antara
lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun
setelah satu jam persalinan yang sebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan
bayi akan memberikan rancangan pada hipofisis untuk
mengeluarkan hormone oksitosin. . Hormon oksitosin bekerja
merangsang otot polos untuk meremas ASI yang ada pada alveoli,
lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui
putting ssus
Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam
setelah persalinan, hormone prolaktin akan turun dan sulit
merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari
ke-3 atau lebih .
2.) Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul
Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI Didik pelaksanaan perawatan
payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah
bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari titik agar tujuan
perawatan ini dapat tercapai, bidan melakukan perawatan
payudara. Mengupayakan tangan dan puting susu tetap bersih,
jangan mengoleskan krim Oma minyak alkohol atau sabun pada
puting susu.
3.) Bantu ibu pada waktu pertama kali menyusui
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting Apakah bayi akan mendapat

8
cukup ASI atau tidak. ini didasari oleh peran hormon pembuat
asigoma antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu
akan menurun setelah 1 jam persalinan yang disebabkan oleh
lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan
bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja
merangsang otot polos untuk memeras sapi yang ada pada alveoli,
lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui puting
susu.
Posisi menyusui yang benar adalah :
a. Berbaring miring
ini merupakan posisi yang baik untuk pemberian ASI yang
pertama kali atau bila itu merasa lelah atau nyeri.
b. Duduk
penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
punggung ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat )
terhadap pangkuannya. ini mungkin dapat dilakukan dengan
duduk bersila di tempat tidur atau di lantai atau duduk di kursi.
4.) Bayi harus di tempakan dekat dengan ibunya di kamar yang sama
(rawat gabung)/rooming in)
Tujuan rawat gabung/ rooming in ini adalah:
a. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja
dan dimana saja dan dapat menunjukkan tanda-tanda bayi
lapar.
b. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara
benar yang dilakukan oleh bidan, serta mempunyai bekal
keterampilan merawat bayi setelah Ibu pulang ke rumahnya
c. Dapat melibatkan suami atau keluarga klien secara aktif untuk
membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya
5.) Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

9
Menyusui bayi secara tidak di jadwal (on demand), karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll)
apa Ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5 sampai 7 menit dan
ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,
karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijaga sesuai kebutuhan bayi
akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
Penting bagi ibu menyusui yang bekerja :
a. Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal
2 jam sekali.
b. Susuilah bayi sebelum berangkat bekerja dan segera setelah Ibu
tiba dirumah kumat terutama pada malam hari dan selama libur
di rumah.
c. Selama di tempat kerja, masih harus dikeluarkan, lalu
dimasukkan ke dalam tempat (wadah) yang bersih dan tertutup
kemudian disimpan dalam lemari es atau termos es. ASI ini
dibawa pulang, simpan lagi dalam lemari es dan diberikan oleh
pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya.
d. Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum dan makan
makanan yang bergizi agar ASI lancar.
Dari hasil penelitian auerbac dkk (1984) terhadap 567 ibu
bekerja menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI
mempunyai Prestasi Kerja yang meningkat.
Penelitian cohen dkk, di Amerika pada tahun (1995)
menunjukkan bahwa ibu memberikan ASI pada bayinya lebih
jarang bolos (25% ) dibandingkan ibunya membelikan susu
formula pada bayinya (75%) karena bayi yang diberikan asi lebih

10
jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu
formula.
6.) Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi.
kolostrum merupakan cairan kental ke kuning kuningan yang
dihasilkan oleh alveoli payudara ibu pada periode akhir atau
trimester ketiga kehamilan. Kolostrum dikeluarkan pada hari
pertama setelah persalinan, jumlah kolostrum akan bertambah dan
mencapai komposisi ASI biasa atau Matur sekitar 3 sampai 14
Hari. Dibandingkan ASI matang, colostrum mengandung laktosa,
lemak dan vitamin larut dalam air ( vitamin B dan C ) lebih rendah,
tetapi kandungan protein mineral dan vitamin larut dalam lemak
( vitamin A D E K ) dan beberapa mineral (seperti seng dan
sodium ) yang lebih tinggi. Kolostrum juga merupakan pencahar
untuk mengeluarkan mekonium dari usus bayi dan mempersiapkan
saluran pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang.
ASI mampu memberikan perlindungan baik secara aktif
maupun pasif, ASI juga mengandung zat anti-infeksi bayi akan
terlindung dari berbagai macam infeksi, baik yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pemberian asi sangat dianjurkan
terlebih saat 4 bulan pertama, tetapi bila memungkinkan sampai 6
bulan yang dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan makanan padat.
Banyak keunggulan dari ASI yang penting disampaikan oleh bidan
pada ibu menyusui, untuk memacu agar ibu menyusui lebih
bersemangat dalam memberikan ASI pada bayinya. Makanan lain
termasuk air dapat membuat bayi sakit dan menurunkan persediaan
ASI ibunya karena ibu memproduksi ASI tergantung pada seberapa
banyak aslinya disapa oleh bayi. Bila minuman lain atau air
diberikan, bayi tak akan merasa lapar sehingga ia tak akan
menghisap.
7.) Hindari susu botol dan “dot empeng”

11
Secara psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini
sudah terlatih bawah untuk mendapatkan sesuatu harus ada usaha
yang dilakukan, semakin kuat usaha yang dilaksanakan maka
semakin banyak yang diperoleh. berbeda dengan bayi yang
menggunakan susu botol dan Kempengan, dari awal sudah
membiasakan bayi dengan menyuapi. kebiasaan ini akan terbentuk
pribadi anak menjadi malas dan kurang berusaha, sehingga sangat
merugikan bayi dan akhirnya bayi akan mengalami bingung
puting, ini terjadi apabila bayi pada saat menyusui bersikap pasif
(menunggu suapan ASI), sedangkan ASI tidak akan keluar. Pada
akhirnya bayi kecewa dan menyusu dengan berkali-kali melepas
isapan atau terputus-putus seperti menyusul pada botol Sedangkan
mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari
mekanisme menghisap puting susu payudara ibu.
3. Manfaat pemberian ASI
i. Bagi bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
baik ,dan mengurangi kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang
diberi Penyuluhan tentang ASI dan laktasi, umumnya berat
badan bayi pada minggu pertama kelahiran tidak sebanyak itu
ibu yang diberi penyuluhan. alasannya ialah bahwa kelompok
ibu-ibu tersebut segera menghentikan ASI nya setelah
melahirkan. frekuensi menyusui yang sering t(idak dibatasi)
juga bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih
sering sehingga lebih banyak sehingga penurunan berat badan
bayi hanya sedikit.
b. Mengandung antibody
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai
berikut :

12
Apabila Ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan
membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan
jaringan limfosit. Antibodi di payudara disebut Mamae
associated immunocompetent lymphoid (MALT). Kekebalan
terhadap penyakit saluran pernafasan yang ditransfer disebut
bronkus associated imunocopetent lymphoid tissue (BALT)
dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui
asosiate imunokompeten lymphoid tissue (GALT).
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi
terhadap bakteri E-coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga
jumlah bakteri ecoli dalam tinja bayi tersebut juga rendah . dii
dalam ASI kecuali antibodii terhadap enterotoksin E colli. Juga
pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmonella typhi
shigella dan antibodi terhadap virus seperti rotavirus polio dan
campak
c. ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi atau
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua
zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
d. Mengurangi karises dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula
jauh lebih tinggi dibanding dengan mendapatkan ASI, karena
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu
akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu
formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak
gigi.
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,
kontak kulit Ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan
perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

13
f. Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IG belum sempurna. pemberian
susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini titik
pemberian Protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
g. ASI meningkatkan kecerdasaan bayi
Lemak pada asi adalah lemak tak jenuh yang mengandung
omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak
bayi yang mendapat asi eksklusif akan tumbuh optimal dan
terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang
pertumbuhan gigi karena gerakan menhisap mulut bayi pada
payudara telah di buktikan bahwa salah satu penyebab mal
oklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
ii. Bagi ibu
a. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf
sensor iq sehingga pas anterior hip official mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi
estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan
koma pemberian asi memberikan 98% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila
diberikan hanya kasih saja (Ekksklusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali.
b. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis titik-titik oksitosin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca

14
persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan
pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih
rendah dibanding yang tidak menyusui titik mencegah kanker
hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara
eksklusif.
c. Aspek penurunan berat badan ibu yang menyusui eksklusif
ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan
semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan
bertambah besar berat, selain karena ada janin juga karena
penimbunan lemak pada tubuh, cadangan Lemak ini sebetulnya
memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI; dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI
lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi
sebagai cadangan tenaga akan terpakai titik logikanya, jika
timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali
ke keadaan seperti sebelum hamil.
d. Aspek psikologis keuntungan menyusui bukan hanya
bermanfaat untuk bayi koma tetapi juga untuk ibu titik ibu akan
terasa bangga dan diperlukan komara sayang dibutuhkan oleh
semua manusia.
iii. Bagi keluarga
i. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga Dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain titik penghematan juga disebabkan karena bayi
yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat
ii. Aspek psikologi

15
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dan keluarga aspek kemudahan menyusui
sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol
dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang
lain.
iv. Bagi negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian
anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare otitis media, dan infeksi saluran pernapasan
akut bagian bawah.
Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak dibawah
2 tahun dengan penyebab rotavirus. Anak yang tetap diberikan
ASI, mempunyai volume 3 lebih sedikit, frekuensi diare lebih
sedikit, serta lebih cepat sembuh di banding anak yang tidak
mendapat aSI. Manfaat ASI, kecuali karena adanya zat
antibodi, juga nutrien yang berasal dari ASI seperti asam
amino, dipeptid, heksose menyebabkan penyerapan natrium
dan air lebih banyak koma sehingga mengurangi frekuensi di
hari dan volume tinja.
Bayi yang diberi asi ternyata juga terlindungi dari diare
karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri lebih kecil,
mendapatkan antibodi terhadap shigela dan imunitas seluler
dari ASI, memacu pertumbuhan flora usus yang berkompetisi
terhadap bakteri. adanya antibodi terhadap Helicobacter jejuni
dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh mikroorganisme
tersebut. Mama yang tidak mendapat asi mempunyai risiko 2-3

16
kali lebih besar menderita diare karena helicobacter jejuni
dibanding anak yang mendapat ASI.
b. Menghemat devisa negara
Masih dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. jika semua
ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar rp
8,6 miliar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu
formula.
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang koma karena rawat
gabung akan memper pendek lama rawat ibu dan bayi koma
mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nusuk umi all
serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak
sakit titik anak yang mendapat asi lebih jarang dirawat di
rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu
formula.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat asi dapat tumbuh kembang secara optimal
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
4. Komposisi gizi dalam ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi. Komposisi asi di bedakan menjadi 3 macam :
A. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketika setelah bayi
lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna
kekuning-kuningan, lebih ke kuning-kuning dibanding dengan ASI
Matur bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan
sel-sel epitel, dengan khasiat kolostrum sebagai berikut:
a. sebagai pembersih selaput usus bbl sehingga saluran pencernaan
siap untuk menerima makanan
b. mengandung kadar protein yang tinggi terutama Gamma globulin
sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi C

17
mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi
dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6
bulan.
B. ASI transisi
ASI yang dihasilkan mulai dari hari keempat sampai hari ke-10
C. ASI Matur
ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya
Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum ASI
transisi dan ASI Matur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Komposisi kandungan ASI

Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur


Energy (kg kla) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,6 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglobulin :
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270

Perbedaan komposis ASI, susu sapi, dan susu formula

Komposisi/100 ml ASI Matur Susu sapi Susu formula


Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Lactalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9

18
Ash (gr) 0,1 0,72 0,34

Mineral

Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trace 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42

Vitamin

A (iu) 182 140 210


C (mg) 5 1 5,3
D (iu) 2,2 42 42
E (iu) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niacin (mg) 0,2 0,17 0,7
Ph Alkaline Acid Acid
Bacteria iotent Sterile Non sterile Non sterile

5. Upaya memperbanyak ASI


Upaya memperbanyak ASI antara lain:
a. Pada minggu-minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk
merangsang produksi nya
b. Berikan bayi, kedua belah dada Ibu tiap kali menyusui juga untuk
merangsang produksi nya
c. Biarkan bayi menghisap lama pada tiap buah dada titik makin
banyak dihisap makin banyak rangsangannya
d. Jangan terburu-buru memberi susu formula pada bayi Sebagai
tambahan titik perlahan-lahan ASI akan cukup diproduksi

19
e. anjurkan minum yang banyak (8-10 gelas perhari ) baik berupa
susu maupun air putih, Karena ASI yang diberikan pada bayi
mengandung banyak air
f. Ibu makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas baik
untuk menunjang pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya.
Ibu yang sedang menyusui harus dapat tambahan energi protein
maupun vitamin dan mineral. Pada enam bulan pertama masa
menyusui saat bayi hanya mendapat ASI saja Ibu perlu tambahan
nutrisi 700 kalori per hari. Bulan berikutnya 500 kalori per hari dan
tahun kedua 400 kalori per hari
g. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan
kurang tidur dapat menurunkan produksi ASI
h. Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat dicoba
dengan pemberian obat pada Ibu, seperti tablet Moloco B12 untuk
menambah produksi asinya.
6. Cara merawat payudara
Merawat payudara ketika memberikan ASI membuat aktivitas menyusui
bisa dilakukan dengan nyaman, lancar, dan tanpa rasa sakit. Ketahui cara
merawat payudara terutama pada masa nifas agar Busui (ibu menyusui)
terhindar dari beragam keluhan yang dapat muncul ketika menyusui.
Perawatan payudara (BREAST CARE) terdiri atas breast massage (pijat
payudara), merawat payudara ketika menyusui, dan merawat payudara
usai menyusui.
Pijat payudara (breast message)
 Kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak
selama 3-5 menit
 Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
 Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting
susu. Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara
kedua payudara

20
 Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea
rah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan dan Diteruskan
kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut
kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara.
 Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari
tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara kearah putting
susu.
 Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya
memegang dan mengurut payudara dari arah pangkal kearah
putting susu.
MERAWAT PAYUDARA KETIKA MENYUSUI
- Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar
ketika menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar
areola (area gelap di sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika
posisi mulut Si Kecil benar, ibu pun akan merasa nyaman dan tidak
pegal. Posisi mulut yang tepat juga membantu mencegah puting terasa
sakit dan melancarkan proses menyusui.
- Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui
yang dapat ibu coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil.
Minta saran dokter atau bidan tentang cara menggendong dan
menyusui bayi dengan benar.
- Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi
pada bayi mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar
puting tidak digigit, hentikan isapan ASI setelah Si Kecil selesai
menyusui atau ketika tertidur. Untuk menghentikan isapan ASI,
selipkan jari Anda ke sisi mulut Si Kecil.
- Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu
membangunkan Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI.
Bayi harus menyusu dari kedua payudara sama banyaknya selama
sehari. Jika pada jam 8 Si Kecil menyusu dari payudara kanan, maka
pada jam 10 tawarkan payudara kiri ibu.

21
- Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan
payudara atau kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-
saluran kelenjar ASI. Untuk nyeri pada payudara, berikan kompres
hangat dan dingin secara bergantian untuk mengurangi nyeri.
MERAWAT PAYUDARA USAI MENYUSUI
Selain melakukan perawatan saat menyusui, Ibu dapat melanjutkan
perawatan usai menyusui dengan beberapa langkah sederhana yang bisa
dilakukan ketika Si Kecil sedang tidur, antara lain:
 Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau
sampo hingga bersih. Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum
pada puting. Gunakan salep antibakteri untuk mengatasi puting
pecah-pecah.
 Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
 Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting
setiap kali selesai menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau
nyeri dan mencegah puting mengering dan pecah-pecah.
 Sering-seringlah mengganti bantalan payudara (breast pad).
 Jika payudara sakit ketika menyusui, berhenti menyusui secara
langsung dan gunakan pompa ASI selama beberapa hari.
 Jika merasa putting Ibu datar atau masuk ke dalam, segera
periksakan ke dokter.
 Setiap selesai menyusui, oleskan beberapa tetes ASI pada puting
Anda dan biarkan hingga kering. ASI melembapkan dan melindungi
puting dari infeksi.
 Selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

22
Laktasi merupakan rangkaian proses menyusui yang di mulai dari
produksi ASI sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sedangkan
untuk manajemen laktasi ialah upaya yang di lakukan oleh ibu, ayah,
maupun keluarga untuk menunjang keberhasilan proses menyusui
(prasetyo,2009).
Menyusui dan perawatan payudara merupakan upaya strategi untuk
memperbanyak produksi ASI, sehingga bayi mendapatkan ASI yang
cukup. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui
adalah tingkat pendidikan, status bekerja, penerapan IMD, dukungan
suami, pengetahuan dan teknik menyusui.
B. Saran
Saya menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun tentu saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah yang telah saya susun, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

23
Daftar pustaka
http://perpustakaan.poltekes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1502450014/6._BAB_1_.pdf
https://rsudkotabogor.org/web/id/perawatan-payudara-ketika-menyusui/
ambarwati, Eni.2008.Auhan kebidanan nifas.yogyakarta: mitra cendikia
press.
Fairus, martini.2011. fisiologi kebidanan (untuk mahasiswa kebidanan).
Yogyakarta:pustaka rihama
Nanny,Vivian.2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: salemba
medika
Prawirohardjo, sarwono.2008. illmu kebidanan. Jakarta: bina pustaka
sarwono prawirohardjo
Saleha,siti.2009.Asuhan kebidanan masa nifas. Jakarta: salemba medika
Suherni.2007. perawatan masa nifas. Yogyakarta:fitramaya
Sulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Yogyakarta: andi
Widyasih, hesty dkk. 2009. Perawatan masa nifas. Yogyakarta: firatmaya

24

Anda mungkin juga menyukai