Anda di halaman 1dari 88

INDIKATOR PROGRAM

KESEHATAN ANAK
2015-2019

Hartini Agustina, SKM, M.Kes


PENGERTIAN UMUM

ANAK
Seseorang yg
belum berusia 18
tahun termasuk yg
masih dlm
kandungan
SALAH SATU
PENCATATAN & • PEMANTAUAN SCR RUTIN THD
PELPORAN PROG. CAKUPAN KEGIATAN PROGRAM
PER WILAYAH (AREA TTT)
KESEHATAN ANAK
ADL DG PWS

• ALAT MANAJEMEN UNTUK


MELAKUKAN PEMANTAUAN
PWS PROGRAM KIA DI SUATU WLY KRJ
SCR TERUS-MENERUS
PROGRAM KIA
• Pelayanan ibu hamil
• Pelayanan ibu bersalin
• Pelayanan ibu nifas
• Pelayanan ibu dengan komplikasi kebidanan
• KB
• Bayi baru lahir (BBL)
• BBL dg kompliksi
• Bayi
• Balita
• Anak Usia Sekolah
• Remaja
• Lansia
KEGIATAN DALAM PWS KIA

PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA

PENYEBARLUASAN
INFORMASI KE
INTERPRETASI DATA PENYELENGGARA PROG &
PIHAK/INSTANSI TERKAIT
UTK TINDAK LANJUT
PWS KIA = SURVEILENS KIA ???

Mengumpulkan
data Evaluasi

Menganalisa Implementasi
data

Rencana
Menginterpretasi
data Kebijakan Kesmas
PENGERTIAN UMUM DALAM
PROG.KESEHATAN ANAK
• ADALAH BAYI YG BARU BERUSIA 0-28 HARI SETELAH LAHIR
NEONATUS • NEONATAL DINI (0-7 HARI); NEONATAL LANJUT (8-28 HARI)

BAYI • ADALAH ANAK YG BERUSIA 29 HARI – 11 BULAN

ANAK BALITA • ADALAH ANAK YG BERUSIA 12 BULAN – 59 BULAN

BALITA • ADALAH ANAK YG BERUSIA 0-59 BULAN


PENGERTIAN UMUM
KASUS KASUS
KASUS
MORBIDITAS MORTALITAS
SUSPECT
BALITA BALITA
ADL.KASUS
MORBIDITAS YG
DIDIAGNOSIS
ADL.KASUS KESAKITAN ADL.KASUS KEMATIAN BERDASARKAN GEJALA
TTT PD BALITA OLEH SEBAB TTT PD KLINIS
BERDASARKAN BALITA BERDASARKAN
DIAGNOSIS YG DIAGNOSIS KEMATIAN
DIGUNAKAN PD UNIT YG DIGUNAKAN PD
YANKES YG YANKES YG PD KASUS MORTALITAS
MELAPORKAN MELAPORKAN YG DIAGNOSISNYA HY
BERDASARKAN PD
AUTOPSI VERBAL JUGA
TERMASUK DLM
KATAGORI SUSPECT
PELAYANAN
KESEHATAN BALITA
PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS

PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


PELAYANAN KESEHATAN BAYI
MELIPUTI:

PEMBERIAN IMUNISASI SDIDTK 4X SETAHUN PEMBERIAN VIT.A


DASAR LENGKAP (TIAP 3 BLN) 100.000 IU (6-11 BLN)

KONSELING
PENANGANAN &
(MENYUSUI, MP-ASI
YAN. BAYI SAKIT DG RUJUKAN KASUS
TANDA2 SAKIT & PWTN
MTBS BALITA BILA
KESEHATAN BY DI
DIPERLUKAN
RUMAH DG BUKU KIA)
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
Adalah yankes sesuai standar yg diberikan oleh nakes kpd bayi
sedikitnya 4x selama periode 29 hari s.d 11 bln setelah lahir

KUNJUNGAN KUNJUNGAN
BAYI 1X PD BAYI 1X PD
UMUR 3 s.d 5 UMUR 6 s.d
BLN 8 BLN

KUNJUNGAN KUNJUNGAN
BAYI 1X PD BAYI 1X PD
UMUR 29 HR UMUR 9 s.d
s.d 2 BLN YANKES 11 BLN
BAYI
Tujuan Kunjungan Bayi:
M↑ akses by thd yankesdas

Tahu sedini mkn bl ada kelainan → cpt ditangani

Pemeliharaan kesehatan

Pencegahan penykt mlli pemantauan pertumbuhan

Pemantauan & pemberian imunisasi

P↑ kualitas hdp by dg stimulasi tumbang


PELAYANAN
KESEHATAN BALITA
PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS

PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


PELAYANAN KESEHATAN ANAK
BALITA
ADALAH PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA BAIK SAKIT MAUPUN SEHAT YG
DIBERIKAN OLEH NAKES SESUAI STANDAR

YAN.PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
MINIMAL 8x/ THN YG TERCATAT DLM
BUKU KIA/ KMS

PELAKSANAAN SDIDTK MINIMAL 2X


DALAM SETAHUN (TIAP 6 BLN)

PEMBERIAN VIT.A DOSIS TINGGI


(200.000 UI) 2X DALAM SETAHUN

KEPEMILIKAN & PEMANFAATAN


BUKU KIA OLEH SETIAP ANAK
BALITA

PELAYANAN ANAK BALITA SAKIT DG


PENDEKATAN MTBS
INDIKATOR
DEFINISI OPERASIONAL
KESEHATAN ANAK
TAHUN 2015
KEBIJAKAN
• Meningkatkan kelangsungan hidup
anak
Kebijakan • Meningkatkan kualitas hidup anak
Program • Meningkatkan perlindungan
kesehatan anak

• Penyusunan NSPK (pusat)


• Peningkatan kapasitas petugas kesehatan

Kebijakan • Penguatan kapasitas fasyankes (pengadaan sarana


prasana)
• Pemberdayaan masyarakat
Penganggaran • Advokasi, sosialisasi, fasilitasi, konsultasi, koordinasi
dan bimtek
• Surveilans/ sistim informasi
Peningkatan Pencatatan dan Pelaporan Indikator
Terkait Kesehatan Anak
1. Indikator RPJMN 2015 – 2019
2. Indikator Renstra Kemenkes:
a. Indikator Kinerja Program (IKP)
b. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
3. Indikator Output
4. Laporan Rutin
•INDIKATOR
1

18
INDIKATOR RPJMN 2015-2019
→ yg dilaporkan s.d tk. Nasional (BAPENAS)
Sumber Data
No Indikator Pelaporan
(Pencatatan)
1 Persentase kunjungan Kartu Balita, Buku SP2TP
neonatal pertama KIA, Kohor Bayi, F1-7 bulanan
(KN1)
2 Persentase 1.Formulir SP2TP
Puskesmas yang Penjaringan F1-7
menyelenggarakan Peserta Didik Baru 6 bulanan
penjaringan Kelas I, VII, dan X
kesehatan (untuk atau Buku Rapor
peserta didik kelas I, Kesehatan
VII dan X) 2.Register
penjaringan
Kesehatan
Peserta Didik
INDIKATOR RENSTRA
KINERJA PROGRAM (IKP) → “Indikator Kemenkes”

N
INDIKATOR Sumber Data Pelaporan
O
Cakupan SP2TP
Kunjungan Kartu Balita, F1-7
1 Neonatal Buku KIA, bulanan
(masih dlm
Pertama (KN1) Kohor bayi, tahap
sesuai standar pembaharuan)
INDIKATOR RENSTRA
KINERJA KEGIATAN (IKK) → Pecahan dari Indikator RPJMN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
NO
(IKK)
Sumber Data Pelaporan
1. Puskesmas yang 1. Formulir Penjaringan
menyelenggarakan penjaringan Kesehatan/Pemeriksaan Berkala
SP2TP
kesehatan untuk peserta didik atau Buku Rapor Kesehatan
F1-7
kelas I 2. Register Kegiatan Kesehatan Anak
6 bulanan
di Sekolah

2. Puskesmas yang 1. Formulir Penjaringan


menyelenggarakan penjaringan Kesehatan/Pemeriksaan Berkala
SP2TP
kesehatan untuk peserta didik Peserta Didik, atau Buku Rapor
F1-7
kelas VII dan X Kesehatan dan X
6 bulanan
2. Register penjaringan Kesehatan
Peserta Didik Baru
3. Puskesmas yang 1. Catatan medis/status pasien/ family
menyelenggarakan kegiatan folder SP2TP Bulanan
kesehatan Remaja 2. Format Laporan Bulanan PKPR SP2TP Tahunan
LAMPIRAN 5.xls
INDIKATOR OUTPUT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK TAHUN 2015-2019
(kebutuhan direktorat utk memperkaya analisis)

NO INDIKATOR OUTPUT Sumber Data Pelaporan


1 Puskesmas yang 1) Buku KIA, 1. SP2TP LB3
melaksanakan 2) Kartu Balita 2. SP2TP LPLPO
pelayanan Neonatal 3) Kohor Bayi, 3. Laporan
Esensial sesuai 4) Formulir Bayi Baru Lahir Tahunan
standar 5) Formulir MTBM Ketersediaan
dan Kondisi
Peralatan
Puskesmas
4. F1-7
6 bulanan
INDIKATOR OUTPUT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK TAHUN 2015-2019

NO INDIKATOR OUTPUT Sumber Data Pelaporan


2 Puskesmas yang 1) Buku KIA, 1. SP2TP
melaksanakan 2) Kartu Balita 2. F1-7 3 bulanan
Stimulasi Deteksi dan 3) Kohor Bayi, 3. Laporan
Tahunan
Intervensi Dini 4) Kohor Anak Balita dan Prasekolah
Ketersediaan
Tumbuh Kembang 5) Formulir deteksi dini tumbuh dan Kondisi
(SDIDTK) kembang anak Peralatan
6) Register deteksi tumbuh kembang Puskesmas
4. Laporan
Tahunan Daftar
Tenaga
3 Kabupaten/Kota yang 1) Rekam Medis Kekerasan 1. SP2TP LB3
memiliki minimal 4 terhadap Perempuan dan Anak 2. F1-7 triwulan
Puskesmas 2) Register Pelayanan Korban 3. F1-7 Tahunan
melakukan pelayanan Tindak Kekerasan Terhadap dari Kabupaten
tatalaksana kasus Perempuan, Anak dan KDRT di ke Provinsi
kekerasan terhadap Puskesmas
anak (KtA) 3) Laporan Pelayanan Korban
Tindak Kekerasan terhadap
Perempuan, Anak dan KDRT
LAPORAN RUTIN DIREKTORAT KESEHATAN ANAK

Sumber Data Pelaporan


NO INDIKATOR OUTPUT

1 Cakupan KN Lengkap 1) Buku KIA SP2TP


2) Kartu Balita F1-7 bulanan
3) Kohor Bayi
2 Cakupan Neonatus dengan 1) Buku KIA
Komplikasi yang ditangani SP2TP
2) Formulir MTBM
F1-7 bulanan
3) Kartu Balita
4) Kohor Bayi
3 Jumlah neonatus yang mendapat
pelayanan skrining hipotiroid SP2TP
1) Buku KIA
kongenital (SHK) F1-7
2) Kohor Bayi
triwulanan
LAPORAN RUTIN DIREKTORAT KESEHATAN ANAK

NO INDIKATOR Sumber Data Pelaporan

4 Jumlah Kematian Neonatus 1) Formulir Autopsi Verbal


2) Kohor bayi
SP2TP
3) Surat Keterangan Warga
F1-7 triwulan
Meninggal
4) Register Warga Meninggal
Puskesmas
5 Jumlah Kematian Bayi 1) Formulir Autopsi Verbal
2) Kohor Bayi
SP2TP
3) Surat Keterangan Warga
F1-7 triwulan
Meninggal
4) Register Warga Meninggal
Puskesmas
6 Jumlah Kematian Anak 1) Formulir Autopsi Verbal
Balita 2) Surat Keterangan Warga SP2TP
Meninggal F1-7 triwulan
3) Register Warga Meninggal
Puskesmas
LAPORAN RUTIN DIREKTORAT KESEHATAN ANAK
NO INDIKATOR Sumber Data Pelaporan

4 Penyebab Kematian 1) Formulir Autopsi Verbal


Neonatus 2) Kohor bayi
SP2TP
3) Surat Keterangan Warga
F1-7 triwulan
Meninggal
4) Register Warga Meninggal
Puskesmas
5 Penyebab Kematian Bayi 1) Formulir Autopsi Verbal
2) Kohor Bayi
SP2TP
3) Surat Keterangan Warga
F1-7 triwulan
Meninggal
4) Register Warga Meninggal
Puskesmas
6 Penyebab Kematian Anak 1) Formulir Autopsi Verbal
Balita 2) Surat Keterangan Warga SP2TP
Meninggal F1-7 triwulan
3) Register Warga Meninggal
Puskesmas
LAPORAN RUTIN DIREKTORAT KESEHATAN ANAK
NO INDIKATOR Sumber Data Pelaporan

10 Puskesmas yang melakukan 1) Rekam medis kasus KtA


tatalaksana kasus KtA (target 4 2) Register Pelayanan Korban SP2TP
pkm/kab/kota) Tindak Kekerasan Terhadap F1-7
Perempuan, Anak dan KDRT di triwulan
Puskesmas
11 Puskesmas yang membina Form pencatatan pelayanan
bayi/balita/anak usia kesehatan anak di panti
F1-7 6 bulan
sekolah/remaja terlantar di
panti/LKSA
12 Puskesmas yang membina Register pelayanan kesehatan
F1-7 6 bulan
SLB melalui program UKS anak penyandang cacat (RAC-1)
13 Puskesmas yang membina Form pencatatan dan pelaporan
Lapas/Rutan/Lembaga klinik lapas
F1-7 6 bulan
Pembinaan Khusus Anak
(LPKA)
14 RS/RSUD/RS Bhayangkara 1) Rekam Medis Kekerasan terhadap
Yang Melakukan Tatalaksana Perempuan dan Anak
Kasus KtA (Kekerasan 2) Register Pelayanan Korban Tindak
Kekerasan Terhadap Perempuan,
Terhadap Anak) F1-7 Tahunan
Anak dan KDRT di Puskesmas
3) Laporan Pelayanan Korban Tindak
•TARGET
2

28
KETERANGAN
• Data Sasaran yang digunakan dalam grafik ini adalah
1 data sesuai sasaran pusdatin 2015

• Jumlah absolut yang dipakai didapatkan berdasarkan


2 laporan rutin Kabupaten/ Kota

• Perbedaan data sasaran Provinsi dengan Kabupaten/


3 Kota menyebabkan perbedaan angka Cakupan

• Sasaran kunjungan neonatal menggunakan jumlah


4 kelahiran hidup
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN ANAK
2014 2015
N N
O
INDIKATOR TARGET
O
INDIKATOR TARGET
1 Cakupan Kunjungan 90% 1 Indikator Kinerja Program
Neonatal pertama (KN Cakupan KN I sesuai standar 75%
I)
2 Cakupan Kunjungan 88% - - -
Neonatal Lengkap (KN
Lengkap)
3 Cakupan Penganan 80% 2 Indikator Output
Neonatal Komplikasi Puskesmas yang melaksanakan pelayanan Neonatal 78%
Esensial sesuai standar
(Indikator ini mengukur kesiapan puskesmas yang
mampu melaksanakan pelayanan kesehatan neonatal
esensial usia 0-28 hari)
Ditinjau dari:
- Ketersediaan SDM (bidan/perawat/dokter)
- Ketersediaan alat pemeriksaan fisik dasar & sarana
penunjang (formulir BBL/MTBM)
- Ketersediaan obat (vaksin HB0, tetrasiklin salep mata,
Vit K injeksi), dan
- Ketersediaan Pedoman Buku Saku Pelayanan Neonatal
Esensial
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN ANAK
2014 2015
N N
INDIKATOR TARGET INDIKATOR TARGET
O O
4 Cakupan Pelayanan 90% - - -
Kesehatan Bayi
5 Cakupan Pelayanan 85% 3 Indikator Output
Kesehatan Anak Puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini 70%
Balita Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Kriteria Puskesmas yang melaksanakan pelayanan SDIDTK sesuai
standar:
- Balita (usia 0 – 59 bulan) dan Anak Pra sekolah (usia 60 - 72 bulan)
mendapat pelayanan SDIDTK 2 kali pertahun sesuai standar, yaitu:
 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan (BB/PB, BB/TB, PB/U,
TB/U, LKA/U)
 Deteksi dini penyimpangan perkembangan (KPSP menurut
umur, TDL, TDD)
 Deteksi dini penyimpangan mental emosional (KMME, CHAT,
GPPH)
- Tersedianya tenaga kesehatan terlatih SDIDTK
- Tersedianya buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK
- Tersedianya buku Instrumen SDIDTK
- Tersedianya buku KIA
- Tersedianya register kohort bayi & register kohort Anak Balita dan
Pra Sekolah
- Tersedianya formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
- Tersedianya skrining kit SDIDTK/APE dan peralatan deteksi dini
tumbuh kembang anak (alat ukur PB/TB & alat ukur BB)
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN ANAK
2014 2015
N N
INDIKATOR TARGET INDIKATOR TARGET
O O
6 Cakupan 4 Indikator Kinerja Kegiatan
Penjaringan Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta 50%
Kelas 1 SD/ didik Kls I
sederajat (dengan kriteria semua/ 100% sekolah SD/ sederajat di wilayah kerja
Puskesmas harus dijaring semua), minimal penjaringan kesehatan
dilakukan berupa:
- Menilai status gizi (BB, TB)
- Pemeriksaan gigi
- Pemeriksaan tajam penglihatan
- Pemeriksaan tajam pendengaran
- - - 5 Indikator Kinerja Kegiatan
Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta 30%
didik Kls VII dan Kls X
(dengan kriteria semua/ 100% sekolah SMP/ sederajat & SMU/ sederajat
di wilayah kerja Puskesmas harus dijaring semua), minimal penjaringan
kesehatan dilakukan berupa:
- Menilai status gizi (BB, TB)
- Mengukur TD
- Pemeriksaan tajam penglihatan
- Pemeriksaan tajam pendengaran
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN ANAK
2014 2015
N N
INDIKATOR TARGET INDIKATOR TARGET
O O
7 Cakupan 4 PKM 6 Indikator Kinerja Kegiatan
Kabupaten/K per Kab/ Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan 25%
ota yang Kota Remaja
memiliki Kriteria:
minimal 4 - Ada tenaga kesehatan yang terlatih (orientasi, OJT) tentang
Puskesmas pelayanan kesehatan peduli remaja
Mampu PKPR - Memiliki buku pedoman kesehatan remaja
- Melakukan pelayanan konseling pada remaja
- **Memiliki SK sebagai Puskesmas PKPR dari Bupati/ Walikota
atau Kepala Dinas Kesehatan setempat
8 Cakupan 2 PKM 7 Indikator Output
Kabupaten/K per Kab/ Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas 30%
ota memiliki Kota melakukan pelayanan tatalaksana kasus kekerasan terhadap
minimal 2 anak (KtA)
Puskesmas Kriteria:
melakukan - Ada tenaga kesehatan yang terlatih (orientasi, OJT) tentang
pelayanan tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak
tatalaksana **Memiliki buku pedoman atau modul Pengembangan
kasus Puskesmas Mampu Tata Laksana Kasus KTA
kekerasan **Melakukan pelayanan konseling pada remaja
terhadap **Memiliki SK sebagai Puskesmas KTA dari Bupati/ Walikota
anak (KtA) atau Kepala Dinas Kesehatan setempat
TARGET INDIKATOR KINERJA PROGRAM
2015 - 2019

TARGET
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan Kunjungan
Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
sesuai standar
TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK TAHUN 2015-2019

INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN


N
KEGIATAN
O Baseli 201 201
(IKK) 2016 2017 2019
ne 5 8
1. Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk
30% 40% 50% 55% 60%
peserta didik kelas VII dan X
(RPJMN, Renstra)
2 Puskesmas yang melaksanakan
54%
penjaringan kesehatan untuk 50% 55% 60% 65% 70%
(2014)
peserta didik kelas I (Renstra)
3 Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan 21% 25% 30% 35% 40% 45%
kesehatan Remaja (Renstra)
TARGET INDIKATOR OUTPUT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK TAHUN 2015-2019
TARGET TAHUN
NO INDIKATOR OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019

1 Puskesmas yang 78 % 81 % 84 % 87 % 90 %
melaksanakan pelayanan
Neonatal Esensial sesuai
standar
2 Puskesmas yang 70 % 75 % 80 % 85 % 90 %
melaksanakan
Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK)
3 Kabupaten/Kota yang 30 % 40 % 55 % 70 % 85 %
memiliki minimal 4
Puskesmas melakukan
pelayanan tatalaksana
kasus kekerasan terhadap
•DEFINISI
3 OPERASIONAL

37
SASARAN
Kunjungan neonatal menggunakan
jumlah kelahiran hidup

Data sesuai dengan sasaran yang


dikeluarkan pusdatin

Bilamana terdapat kelompok sasaran yang belum


tercakup didalam kelompok sasaran yang
dikeluarkan pusdatin, maka menggunakan data
umur tunggal

Jumlah puskesmas menggunakan


sasaran puskesmas per 31 Desember
2014 (Kalteng 195 PKM)

Sasaran total kabupaten berjumlah 511


Kab/ Kota
Definisi Operasional
Kunjungan Neonatal (KN) 1 Sesuai Standar
adalah:
Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam - 48 jam) oleh “nakes kompeten”
yang memperoleh pelayanan sesuai standar
meliputi:
- Pemeriksaan menggunakan pendekatan
MTBM,
- Perawatan tali pusat,
- Konseling ASI dan tanda bahaya,
- Pemberian imunisasi HB 0 dan vitamin K1,
jika belum diberikan saat lahir.
NAKES YANG KOMPETEN memberikan
yankes pd neonatus adl:

Dokter spesialis anak

Dokter

Bidan

Perawat
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
sesuai standar (target 2015 diturunkan hy 75%
ttp kualitas ditingkatkan)

Konseling ASI
Perawatan tali
dan tanda
pusat,
bahaya,

Pemberian
Pemeriksaan imunisasi HB 0
menggunakan Cakupan dan vitamin K1,
pendekatan pelayanan jika belum
MTBM kesehatan bayi diberikan saat
baru lahir (umur 6 lahir
jam - 48 jam) yang
memperoleh
pelayanan sesuai
standar
Cara menghitung indikator KN 1

Puskesmas
Dinkes
menghitung
Kab/kota
jumlah bayi
Informasi melakukan
usia 6 – 48 jam Data pelayanan Data sasaran
pelayanan yang rekapitulasi
yang mendapat KN 1 dianalisis neonatus
diberikan pada jumlah BBL
pelayanan KN1 untuk menggunakan
bayi usia 6 -48 yang
dalam kurun mengetahui data Jumlah
jam dapat mendapatkan
waktu 1 bulan. cakupan Kelahiran
diperoleh dari : pelayanan KN 1
Kemudian wilayah Hidup yang
kartu bayi/ dari seluruh
melaporkan ke menggunakn dikeluarkan
form MTBM/ pkm dan
dinkes PWS KIA oleh Pusdatin
Buku KIA/ menghitung
kab./kota puskesmas kemenkes RI
Kohort bayi. cakupan KN 1
menggunakan
berdasarkan
format LB 3
rumus
SP2TP
Cara Perhitungan Cakupan KN1
Jlh BBL yg tlh m dptkn1 x yan KN pd umur 6 - 48 jam ssi standar di st wly krj pd kurun wkt ttt
 ’ x 100%
Jumlah Kelahiran Hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber Data
1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3, PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.

Perhitungan cakupan
Register kohort bayi
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN
KESEHATAN
PESERTA DIDIK KELAS I, VII DAN X

Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan


pada Peserta Didik kelas 1, 7, 10 di seluruh sekolah SD/
MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA & SLB di wilayah kerja
puskesmas tsb
KRITERIA KESIAPAN PELAYANAN PENJARINGAN
45
PESERTA DIDIK:

Minimal 1 org ptgs yg tlh menerima pelatihan/ orientasi/


refresher training ttg penjaringan peserta didik &
pemeriksaan berkala/ penjaringan kesehatan anak usia
sekolah

Memiliki pedoman ttg juknis penjaringan kesehatan di


satuan pendidikan dasar & menengah

Memiliki peralatan: timbangan injak, microtois, tensi meter,


stetoskop, senter, snellen chart, kartu E, buku ischihara (buku
pemeriksaan buta warna), otoskop, kaca mulut, sonde &
pinset yg semuanya berfungsi baik.
CARA PERHITUNGAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN
PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK KELAS I, VII DAN X

Jlh PKM yg m' laksanakan penjaringan siswa kls 1, 7 &10 di st wly kab/ kota atau provinsi dlm1 tahun ajaran
 x 100%
Jlh seluruh PKM di st wly kab/ kota atau provinsi dlm satu tahun ajaran

Pembilang
Jumlah PKM yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1,
7 dan 10 dlm satu tahun ajaran.

Penyebut
Jumlah seluruh PKM di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun ajar.

Satuan ukuran
Persentase (%)
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KES PESERTA
DIDIK KELAS 1 SD/MI
Definisi Operasional :
Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada
Peserta Didik kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
dan SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KES


PESERTA DIDIK KELAS 7 DAN 10

Definisi Operasional :
 Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada
Peserta Didik (kelas 7 dan10) dan SMPLB dan SMALB di wilayah
kerja puskesmas tersebut
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas 1
•Cara Perhitungan
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan
Presentase Puskesmas
penjaringan kesehatan peserta didik
yang melaksanakan
kelas 1 SD/MI dan SDLB di suatu wilayah x 100%
penjaringan = dalam tahun
kesehatan untuk jumlah seluruh Puskesmas di satu
peserta didik kelas 1 wilayah dalam tahun

Presentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan


untuk peserta didik kelas 7 dan 10
• Cara Perhitungan
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan
Presentase penjaringan kesehatan peserta didik
Puskesmas yang kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan 10
melaksanakan SMA/MA/SMK/SMALB di suatu wilayah
=
penjaringan dalam tahun
x100%
kesehatan untuk jumlah seluruh Puskesmas di satu
peserta didik kelas 7 wilayah dalam tahun
dan 10
PETUNJUK PERHITUNGAN PENJARINGAN
49
KESEHATAN:

Penghitungan Puskesmas melaksanakan


Penjaringan Kesehatan dilakukan pada 1 tahun,
yaitu pada semester 1 (bulan Juli - Desember)
dan semesrter genap (bulan Januari-Juni)
selama tahun ajaran baru awal kelas I, VII dan X

Bila di wilayah kerja puskesmas tidak ada


SMA/MA namun memiliki SMP, maka tetap
tercatat sebagai melaksanakan penjaringan
Contoh Perhitungan Penjaringan Kesehatan Peserta Didik

Jan Juli 2014 Des


2014 2014

Tahun Ajaran 2014/2015

Jan Juli 2015 Des


2015 2015

Tahun Ajaran 2014/2015 Tahun Ajaran 2015/2016

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan


penjaringan kesehatan peserta didik
Presentase
kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs dan 10
Puskesmas yang
SMA/MA/SMK di suatu wilayah dalam
melaksanakan
tahun ajaran 2014 - 2015
penjaringan kesehatan x 100%
=
untuk peserta didik
kelas 1, 7 dan 10 tahun Jumlah seluruh Puskesmas di
2015 satu wilayah dalam tahun
2015
Puskesmas membagi jadwal
KETERANGAN
sekolah yang akan dijaring menjadi
2 yaitu :
• Dilaksanakan penjaringan pada
Januari - Juni; dilakukan
penjaringan pada Sekolah
terhadap peserta didik semester 2
ditahun berjalan
• Dilaksanakan penjaringan pada
Juli – Desember; dilakukan
penjaringan pada sekolah
terhadap peserta didik semester 1
di tahun berjalan
• Peserta didik pada sekolah yang
dijaring pada tahun berjalan
haruslah berbeda
Kab./ Kota Memastikan bahwa
semua sekolah diwilayah
puskesmas dilaksanakan
penjaringan peserta didik
Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penjaringan
• Di tingkat kecamatan, Kepala Puskesmas & Kepala Sekolah menetapkan sekolah di
wilayah kerjanya yang akan dilakukan penjaringan pada saat awal tahun baru (semester
1) atau semester berikutnya (semester 2)  dilakukan kepada seluruh peserta didik baru
kelas I, VII dan X di SD/MI, SMP/MTs/SMA/SMK/MA dan SLB
• Pelaksanaan penjaringan dapat dilaksanakan di sekolah atau di puskesmas
• Pemeriksaan minimal penjaringan Kesehatan peserta didik adalah pemeriksaan status
gizi (Tinggi Badan, Berat Badan), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam
pendengaran pada peserta didik SD/MI ditambah pemeriksaan tekanan darah pada
peserta didik kelas VII dan X
• Pada saat penjaringan kesehatan juga dapat dilakukan pemeriksaan intelegensia, kespro,
kesehatan mental, dan pelayanan kesehatan lainnya seperti penyuluhan, pemberian
tablet besi, pemberian obat cacing, BIAS dan lainnya
• Peserta didik yg ditemukan mempunyai penyakit /gangguan / kelainan ditangani / dirujuk
ke puskesmas atau rumah sakit
KETERANGAN

Peserta didik yg ditemukan


Pelaksanaan penjaringan kesehatan
mempunyai
diupayakan dilakukan kepada seluruh
penyakit/gangguan/kelainan
SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA pada
ditangani/dirujuk ke puskesmas atau
peserta didik kelas 1, 7 dan 10
rumah sakit

Pada saat melaksanakan penjaringan


kesehatan juga dapat dilakukan
pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut, intelegensia, kespro,
kesehatan mental, dan pelayanan
kesehatan lainnya seperti
penyuluhan, pemberian tablet besi,
pemberian obat cacing, dan lainnya
PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN
KEGIATAN KESEHATAN PEDULI REMAJA

DO Puskesmas MIN memiliki 1 org tenaga kesehatan


yang terlatih/ orientasi/ OJT ttg pelayanan
menyelenggara kesehatan peduli remaja
kan kesehatan
remaja Memiliki pedoman kesehatan remaja di
memenuhi Puskesmas
kriteria
Melakukan pelayanan konseling pada
remaja(ada rg konseling yg dpt terpadu
dg rg konseling prog.lain dimana
kerahasiaan terjamin)

Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja mengukur


upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk remaja
CARA PERHITUNGAN PUSKESMAS YANG
MENYELENGGARAKAN
KEGIATAN KESEHATAN REMAJA

Jlh PKM yg m' selenggara kan keg.kes.re maja ssi kriteria di st wly dlm1 tahun
 x 100%
Jlh seluruh PKM di st wly kerja dlm1 tahun

Pembilang
Jumlah puskesmas memenuhi kriteria menyelenggarakan
kegiatan Kesehatan Remaja di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun
Penyebut
Jumlah seluruh PKM di satu wilayah dalam kurun waktu
satu tahun yang sama.
Satuan ukuran
Persentase (%)
Sumber data
SIMPUS LB 4
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN
KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SESUAI STANDAR

Puskesmas yang memberi


pelayanan kesehatan esensial
pada bayi baru lahir (usia 0-28
hari) sesuai standar dalam kurun
waktu tertentu

Indikator ini mengukur kesiapan


puskesmas yang mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan
neonatal esensial ditinjau dari
ketersediaan SDM
(bidan/perawat/dokter), alat
pemeriksaan fisik dasar, obat (vaksin
HB0, tetrasiklin salep mata, Vit K
injeksi), dan formulir BBL/MTBM
PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN
KEGIATAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SESUAI
STANDAR

DO Puskesmas Memiliki dokter, bidan, perawat yg terlatih/


yang orientasi/ OJT dlm pelayanan kesehatan
neonatal essensial
menyelenggara
kan kesehatan
neonatal Memiliki buku saku pedoman pelayanan
essensial kesehatan neonatal essensial
memenuhi
kriteria Memiliki peralatan & sarana penunjang (form
MTBM, timbangan by, lampu 60 watt utk beri
kehangatan pd bayi, termometer, stetoskop by,
ARI timer/ stopwatch, pengukur PB, pengukur
Lingkar Kepala, Kain/ selimut, semprit 1cc yg
semua berfungsi
Tersedia obat2anbaik)
yang cukup: tetrasiklin salep
mata utk neonatus, vit K1 injeksi
(phytomenadion), vaksin HB uniject (HB 0)
CARA PERHITUNGAN
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN
KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SESUAI STANDAR

Jlh PKM yg m' selenggara kan yankes neonatal essensial ssi standar dlmkurun wkt ttt
 x 100%
Jlh seluruh PKM dlmkurun wkt yg sama

SUMBER DATA
1) BUKU KIA,
2) REGISTER KOHORT BAYI,
3) FORMULIR BAYI BARU LAHIR,
4) FORMULIR MTBM
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN
STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG (SDIDTK)
DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas yang
memberi pelayanan
SDIDTK pada Balita Anak Pra sekolah
Balita adalah anak usia
dan Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 -
0 – 59 bulan
sesuai standar di suatu 72 bulan
wilayah kerja dalam 1
tahun

Dalam melaksanakan Pelayanan Stimulasi Deteksi


Pelayanan SDIDTK SDIDTK, Puskesmas dan Intervensi Dini Tumbuh
pada Balita dan Anak melaksanakan jejaring Kembang (SDIDTK) dilakukan
Pra sekolah sesuai dengan institusi yang menggunakan Kuesioner Pra
standar adalah melakukan pelayanan Skrining Perkembangan
(KPSP) yang meliputi motorik
pelayanan Stimulasi anak usia dini seperti kasar, motorik halus, bicara
Deteksi Dini Tumbuh TK/RA, Kelompok dan bahasa serta sosialisasi
Kembang (SDIDTK) 2 Bermain, Tempat dan kemandirian; Tes Daya
kali pertahun Penitipan Anak dan Dengar (TDD); Tes Daya Lihat
Satuan PAUD sejenis (TDL)
SDM KOMPETEN SDM NON JENIS SUMBER DATA
SDIDTK NAKES PELAYANAN • Laporan Puskesmas,
• SDM yang • Bila pelaksana • Jenis yankes ssi • Buku KIA,
melaksanakan SDIDTK non tenaga standar adlh yan • Register Kohort
SDIDTK selain kesehatan SDIDTK 2 kali/ Bayi,
tenaga kesehatan menemukan tahun (setiap 6 • Register Kohort
adalah Pendidik penyimpangan, bulan) Anak Balita dan Pra
TK/RA, Kelompok segera dirujuk ke Sekolah
Bermain, Tempat tenaga kesehatan • Formulir Deteksi
Penitipan Anak dan Dini Tumbuh
Satuan PAUD sejenis Kembang Anak,
yang telah dilatih
SDIDTK • Kuesioner Pra
Skrining
Perkembangan
(KPSP)
Pedoman Pelaksaanaan Tenaga kesehatan : Bidan,
RUJUKAN

SDM
Stimulasi, Deteksi dan Perawat dan Dokter
Intervensi Dini Tumbuh Ahli gizi
Kembang Anak ditingkat
pelayanan kesehatan dasar Pendidik TK/RA, Kelompok
Bermain, Tempat Penitipan
Instrumen Stimulasi, Anak dan Satuan PAUD
Deteksi dan Intervensi Dini sejenis yang sudah dilatih
Tumbuh Kembang Anak SDIDK
Buku Kesehatan Ibu dan
Anak
Pedoman Penanganan
Kasus Rujukan Kelainan
Tumbuh Kembang Balita
CARA PERHITUNGAN
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN
SDIDTK

Jlh PKM yg m' laksanakan yan. SDIDTK ssi standar dlm1 thn
 x 100%
Jlh seluruh PKM dlm1 thn

Indikator ini mengukur kesiapan puskesmas dan


jejaringnya yang mampu melaksanakan SDIDTK
ditinjau dari ketersediaan SDM, Skrining Kit SDIDTK,
KPSP & formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
KRITERIA PUSKESMAS YANG
MELAKSANAKAN PELAYANAN SDIDTK
SESUAI STANDAR
a) Balita dan Anak Pra sekolah mendapat pelayanan Stimulasi Deteksi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 2 kali pertahun sesuai standar
yaitu:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan (BB/PB, BB/TB, PB/U,
TB/U, LKA/U)
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan (KPSP menurut umur,
TDL, TDD)
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional (KMME, CHAT,
GPPH)
b) Tersedianya tenaga kesehatan terlatih SDIDTK min 2 org
c) Tersedianya buku Pedoman & Instrumen Pelaksanaan SDIDTK
d) Tersedianya buku Instrumen SDIDTK
e) Tersedianya alat ukur PB/ TB, BB, Lingkar kepala, & skrinning kit
SDIDTK/ APE
f) Tersedianya formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
g) Tersedianya register kohort bayi & register kohort Anak Balita dan
Pra Sekolah
h) Tersedianya register deteksi tumbuh kembang
KABUPATEN/KOTA YANG MEMILIKI MINIMAL 4
PUSKESMAS MELAKUKAN PELAYANAN
TATALAKSANA KASUS KEKERASAN TERHADAP
ANAK (KTA)
Kabupaten/kota yang memiliki minimal 4
DO puskesmas melakukan pelayanan
tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak
di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1
tahun

Puskesmas melakukan pelayanan


tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak
adalah memiliki tenaga kesehatan terlatih
tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak
KABUPATEN/KOTA YANG MEMILIKI MINIMAL 4
PUSKESMAS MELAKUKAN PELAYANAN TATALAKSANA
KASUS KEKERASAN TERHADAP ANAK (KTA)

PENGERTIAN KtA → semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan scr


fisik/ emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking,
penelantaran, eksploitasi komersial trmsk eksploitasi
seksual komersial anak (ESKA) → cedera/kerugian nyata
ataupun potensial thd kesehatan anak, kelangsungan hidup
anak, tumbang anak ataupun martabat anak, yg dilakukan
dlm konteks hub. tanggung jawab, kepercayaan/ kekuasaan

Kriteria Puskesmas yang melakukan pelayanan tatalaksana


kasus KtA →puskesmas yg minimal memiliki tenaga
terlatih tatalaksana kasus KtA

Jumlah Kabupaten/Kota adalah jumlah kabupaten/ kota di


Indonesia per tahun 2015 yaitu 514 kabupaten/kota di
Indonesia (Kepmendagri). Penambahan kabupaten baru
(pemekaran) tidak diperhitungkan. Pada tahun berjalan
LANGKAH KEGIATAN
Penyediaan
sarana dan
Penyediaan bahan
Penyediaan prasarana (seperti
penyuluhan/media
pedoman rape kit, ruang
KIE
konseling
dll)

Pelayanan kasus
kekerasan
terhadap anak
menggunakan
Pembahasan
algoritma Pelatihan
LPLS
pelayanan
kekerasan
terhadap anak di
puskesmas

Pemantauan
paska pelatihan
Pencatatan dan
(Supervisi,
Pelaporan
monitoring dan
evaluasi)
SUMBER DAYA MANUSIA
YANG DAPAT MELAKSANAKAN PELAYANAN
TATALAKSANA KASUS KtA

PERAWAT
BIDAN

DOKTER
Rujukan
1. Buku Pedoman Pengembanagn Puskesmas
mampu tatalaksana Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak
2. Buku Pedoman Deteksi Dini, Pelaporan dan
Rujukan Kasus Kekerasan dan Penelantaran Anak
3. Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan terhadap
Anak
• Cara Penghitungan Rumus

Persentase Jumlah kabupaten/ kota yang memiliki 4 puskesmas


Kabupaten/Kota melakukan tatalaksana kasus KtA
yang Memiliki
minimal 4 PKM = X 100%
Melakukan Jumlah seluruh kabupaten/kota di suatu provinsi
Pelayanan
dalam 1 tahun
Tatalaksana KtA

• Pembilang
Jumlah kabupaten /kota yang mempunyai minimal 4 puskesmas yang
memiliki tenaga kesehatan terlatih tatalaksana kasus kekerasan terhadap
anak di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
• Penyebut
Jumlah seluruh kabupaten/kota di satu provinsi dalam 1 tahun
• Ukuran
Presentase (%)
DO CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS 0 –
28 hari (KN Lengkap):
ADALAH YANKES SSI STANDAR YG DIBERIKAN OLEH NAKES YG KOMPETEN PD
NEONATUS SDKTNYA 3 X SLM PERIODE 0-28 HARI STLH LAHIR, BAIK DI FASKES
MAUPUN KUNJUNGAN RUMAH

KN2: HR KE-3
s.d HR KE-7
STLH LAHIR
KN1: 6-48 KN3: HR KE-8
JAM STLH s.d HR KE-28
LAHIR STLH LAHIR

TUJUAN: M↑ akses
neonatus thd
yankesdas; Deteksi
dini kelainan/
masalah
Keterangan:
Pemeriksaan menggunakan
formulir MTBM
CARA MENGHITUNG INDIKATOR CAKUPAN PELAYANAN
70
KESEHATAN NEONATUS 0 – 28 HARI (KN LENGKAP)

Informasi pelayanan yang


diberikan pada neonatus usia 0 –
28 hari dapat diperoleh dari :
kartu balita/formulir
MTBM/Buku KIA/Kohor bayi.

Puskesmas menghitung jumlah


neonatus usia 0 – 28 hari yang
mendapat penanganan KN1, KN2
dan KN3 dalam kurun waktu 1
bulan. Kemudian melaporkan ke
dinkes kab/kota menggunakan
format LB 3 SP2TP
Cara Perhitungan

Jumlah bayi baru lahir yang telah memperoleh


pelayanan kunjungan neonatal minimal tiga kali
yaitu 1 kali pada masa 6-48 jam, 1 kali pada hari ke
Cakupan 3-7 dan 1 kali pada hari ke 8-28 setelah lahir sesuai
pelayanan standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
kesehatan
= X 100%
neonatus 0–28
hari (KN
Lengkap) Jumlah seluruh kelahiran hidup di wilayah kerja
dalam tahun yang sama

Sumber Data
1) Buku KIA,
2) Register Kohort Bayi,
3) Formulir Bayi Baru Lahir
4) Formulir MTBM
PEMERIKSAAN PD PELAYANAN KN
PEMBERIAN KONSELING PENANGA
PEMERIKSAAN & PEMERIKSAAN
IMUNISASI THD IBU & NAN &
PERAWATAN BBL: DG MTBM KLG RUJUKAN
SESUAI JADWAL
• PERAWAAN TALI PUSAT • KEMUNGKINAN • IMUNISASI HB 0 • MEMBERI ASI • BILA
• IMD INFEKSI BAKTERI DIBERIKAN BILA EKSKLUSIF DIPERLU
• MENJAGA BAYI TETAP • IKTERUS BELUM • PENCEGAHAN KAN
HANGAT • DIARE MENDAPATKANNYA HIPOTERMI
PD WKT • PERAWATAN
• KONSELING MENYUSUI • BBLR
PERAWATAN BBL BBL DI
• MEMASTIKAN BAYI TLH • MASALAH
DIBERI INJ.VIT.K1 PEMBERIAN ASI RUMAH DG
BUKU KIA
• MEMASTIKAN BAYI TLH
DIBERI SALEP MATA
ANTIBIOTIK
• PEMBERIAN IMUNISASI
HB0
• SKRINING BBL (SKRINING
HIPOTIROID
KONGENITAL)
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus

Definisi Operasional: Adalah cakupan bayi baru lahir dengan


komplikasi yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih
sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Keterangan: pemeriksaan menggunakan formulir MTBM

Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam


menangani kasus – kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.

Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang


ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati.
PENJELASAN INDIKATOR CAKUPAN PELAYANAN
74 NEONATUS KOMPLIKASI

Informasi pelayanan yang diberikan pada


bayi baru lahir (0-28 hari) dapat diperoleh
dari: kartu balita/formulir MTBM/Buku
KIA/Kohor bayi.

Puskesmas menghitung jumlah neonatus


komplikasi usia 0 – 28 hari yang mendapat
pelayanan baik yang ditangani maupun
yang dirujuk, dalam kurun waktu 1 bulan.
Kemudian melaporkan ke dinkes kab/kota
menggunakan format LB 3 SP2TP
Cara Perhitungan

Jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi


Cakupan yang tertangani sesuai standar di suatu
Penanganan wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 100
= X
Komplikasi %
Neonatus 15 % x Jumlah seluruh kelahiran hidup di
suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Sumber Data
1) SIMPUS (Register Kohort Bayi, LB 3, PWS-KIA)
2) SIRS, termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta

Perhitungan cakupan:
Kohor Bayi
KOMPLIKASI PD NEONATUS:
Asfiksia Prematuritas BBLR Infeksi/ sepsis

Ikterus Kejang Hipotermia TN

Sindrom
Masalah Kelainan
Trauma lahir gangguan
pemberian ASI kongenital
pernafasan

Masuk dalam klasifikasi kuning dan merah dengan pemeriksaan algoritma MTBM pada saat kunjungan
neonatal;
- infeksi bakteri lokal
- diare dehidrasi ringan/sedang
- ikterus
- berat badan rendah menurut umur dan/atau masalah
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah neonatus yang mendapat
pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital
(SHK)
Definisi Operasional:
Jumlah neonatus yang dilakukan
pemeriksaan skrining hipotiroid
kongenital (SHK)

Keterangan:
Waktu pemeriksaan SHK idealnya usia 48
– 72 jam dengan mengambil darah dari
tumit bayi atau dari vena
Penjelasan indikator jumlah neonatus yang mendapat
78
pelayanan skrining hipotiroid kongenital (SHK)

Puskesmas menghitung
jumlah neonatus usia
48 – 72 jam yang
Pelayanan SHK yang
mendapat pelayanan
idealnya diberikan pada
skrining hipotiroid
bayi usia 48 – 72 jam
kongenital (SHK) dalam
dapat diperoleh dari :
kurun waktu 1 bulan.
Buku KIA dan Kohor
Kemudian melaporkan
bayi.
ke dinkes kab/kota
menggunakan format
SP2TP
Cara perhitungan jumlah neonatus yang
mendapatkan pelayanan Skrining Hipotiroid
Kongenital (SHK)

Jumlah neonatus
yang mendapatkan = Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan pemeriksaan SHK
pelayanan SHK

Sumber data:
1.Buku KIA
2.Kohor Bayi
3.SP2TP

Perhitungan cakupan:
Kohor bayi
79
Penyebab Kesakitan
NEONATAL Post neonatal ANAK BALITA
NO.
(0-28 hr) (29hr-11 bln) (12-59bln)
Tetanus
1 Diare Diare
Neonatorum
2 Pneumonia Pneumonia Pneumonia
3 Ikterus Campak Campak
4 Diare Difteri Malaria
5 Kelainan Bawaan Malaria Difteri
6 Lain - lain Lain - lain DBD

7 Lain-lain
80
KEMATIAN PERINATAL

ADALAH KEMATIAN BAYI (DG UMUR KEHAMILAN >22 MG) DG KEADAAN:


• YG LAHIR MENINGGAL
• LAHIR HIDUP TAPI KEMUDIAN MENINGGAL DLM MASA 7 HARI
SETELAH PERSALINAN
STILLBIRTH/ LAHIR MATI

ADALAH BAYI DIBAGI


DG BBL > 500 MENJADI 2 KLP:
GR ATAU UMUR • @ LAHIR MATI DG
KEHAMILAN >22 TANDA2 MASERASI
MG YG • @ LAHIR MATI
DILAHIRKAN TANPA TANDA2
MASERASI
TANPA TANDA2 (MASIH TAMPAK
KEHIDUPAN SEGAR)
KEMATIAN NEONATAL

DIBAGI MENJADI 2 KLP:


• @ KEMATIAN NEONATAL
ADALAH KEMATIAN BAYI • ADALAH KEMATIAN BAYI YG
LAHIR HIDUP YG KEMUDIAN TERJADI PD 7 HARI PERTAMA
KEHIDUPANNYA
MENINGGAL SEBELUM 28 • @ KEMATIAN NEONATAL LANJUT
HARI KEHIDUPANNYA • ADALAH KEMATIAN BAYI YG
TERJADI PD MASA 8-28 HARI
KEHIDUPANNYA
Penyebab Kematian
NEONATAL Post neonatal ANAK BALITA
NO.
(0-28 hr) (29hr-11 bln) (12-59bln)
1 BBLR Pneumonia Diare
2 Asfiksia Diare Pneumonia
Tetanus Kelainan
3 Malaria
Neonaturum Saluran Cerna
4 Sepsis Tetanus Campak

5 Kelainan Bawaan Kelainan Saraf DBD

6 Malaria Difteri
7 Lain - lain Lain-lain 84
DEFINISI OPERASIONAL

85 PUSKESMAS MEMBINA
LAPAS/RUTAN/LPKA
Adalah puskesmas yang melakukan 1 (satu) atau lebih pelayanan
kesehatan di Lapas/Rutan/LPKA, antara lain:
1. Penyuluhan tentang kesehatan anak
2. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
3. Penjaringan kesehatan
4. Pemberantasan sarang nyamuk
5. Imunisasi
6. Pengobatan
DEFINISI OPERASIONAL

86
PUSKESMAS MEMBINA PANTI (LKSA)
Adalah puskesmas yang melaksanakan pelayananan kesehatan
meliputi:
1. Yankes bayi (Imunisasi, Pemanfaatan Buku KIA, Pemberian Vit
A, Pengobatan)
2. Yankes Balita (Imunisasi, Pemanfaatan Buku KIA, Pemberian
Vit A, Pengobatan)
3. Yankes Anak Usia Sekolah & Remaja (Penyuluhan salah satu
topik yaitu Kespro, PHBS, HIV AIDS, Napza, KtA; Kes Gigi &
Mulut &Pengobatan)
4. Pembinaan kesehatan lingkungan
DEFINISI OPERASIONAL

PUSKESMAS MEMBINA SLB


Adalah puskesmas yang melakukan 1 (satu) atau lebih
pelayanan kesehatan melalui UKS di SLB, antara lain:
1. Penyuluhan tentang kesehatan anak
2. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
3. Penjaringan kesehatan
4. Pemberantasan sarang nyamuk
5. Imunisasi
6. Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai