Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS

OLEH

KELOMPOK 1

JUWINDA HONIN

ALMAIDAH TENDA

FEBI YANTI TIMULI

ARI M.A.NAHAK

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN MARANATHA KUPANG

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai PERAWATAN

PAYUDARA PADA IBU NIFASdengan baik walapun masih banyak kekurangan di

dalamnya..

Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah

pengetahuan juga wawasan kita mengenai Fleksibel dalam kehidupan, disiplin dan tepat

waktu. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang

akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Kupang, 2 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Tujuan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Anatomi Dan Fisiologi Payudara......................................................................

B. Konsep Perawatan Payudara.............................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan menarik,

maka tidak jarang kita mendengar beberapa wanita memilih untuk tidak

menyusui buah hatinya dikarenakan kekhawatiran payudara akan menjadi

kendor. Tidak hanya itu, keinginan seorang ibu untuk menyusui buah

hatinya kerap kali terhambat oleh ketidak nyamanan yang timbul saat proses

menyusui, seperti misalnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit

menghisap ASI, payudara lecet dan lain-lain. Kondisi-kondisi tersebut kerap

menyurutkan niat bunda untuk memberikan ASI pada si kecil. Dan hal

tersebut sangatlah disayangkan, karena ASI merupakan gabungan nutrisi

penting dengan proporsi ideal dan bentuk yang paling mudah diserap oleh

bayi, yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang bayi.

Beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan payudara

saat menyusui, sehingga bunda bisa memberikan ASI pada bayi tanpa perlu

merasa cemas. Perawatan payudara yang perlu dilakukan berupa pemijatan

payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar

bersih dan tidak mudah lecet, serta memperlancar produksi ASI.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi payudara?

2. Bagaimana cara perawatan payudara pada ibu nifas?

3. Bagaimana melakukan perawatan payudara dengan penanganan tertentu?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara

2. Mengetahui cara perawatan payudara pada ibu nifas

3. Mampu melakukan asuhan perawatan payudara pada ibu nifas


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Dan Fisiologi Payudara

1. Anatomi Payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di

atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi

bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200

gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

a). Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

 Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus

adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
 Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.

 Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap

payudara.

ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian

beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus

laktiferus)

b). Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,

akhirnya memusat ke dalam puting danbermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus

maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa

ASI keluar.

c). Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Bagian yang

menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu. Bentuk puting ada

empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

2. Fisiologis Laktasi

Skema reflek pada laktasi selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta

meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar

estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen

dan progesteron menurun drastis, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat

inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi

ASI lebih lancar.

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin

dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan

oleh bayi.

a. Refleks Prolaktin

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat

kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan

progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu lepasnya plasenta dan

berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.

Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-

ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini

dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan

pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang

pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan

merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang

sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah

melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada

peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap

berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan

rangsangan puting susu.

b. Refleks Let Down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis anterior, rangsangan

yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofisis posterior (neurohipofise) yang

kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus

sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang

telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke

mulut bayi Kontraksi dari sel akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat, keluar.dari.

payudara.

B. Konsep Perawatan Payudara

1. Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas

Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang

dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan

mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.

Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah

bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas

yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI

bagi buah hati.


2. Etiologi Perawatan Payudara

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding yang diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan

kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu

berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh

bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari

makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem

saraf. Makanan-makanan buatan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi

masa kini tidak mampu menandingi keunggulan ASI.

ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun

sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang

masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna

ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh

lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ. Selain itu, mereka juga

mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, betapa banyak keunggulan

yang diberikan ASI, maka perawatan payudara perlu mendapatkan perhatian yang

serius. Hal ini juga karena untuk menunjang pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif,

payudara yang sehat dan terawat baik, mampu melancarkan produksi ASI. Hal ini

membuat proses pemberian ASI menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan

payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :

 Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi

 Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet

 Untuk menonjolkan puting susu

 Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

 Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

 Untuk memperbanyak produksi ASI

 Untuk mengetahui adanya kelainan

3. Cara Perawatan Payudara

Persiapan alat untuk perawatan payudara :

a) Handuk 2 buah

b) Washlap 2 buah

c) Waskom berisi air dingin 1 buah

d) Waskom berisi air hangat 1 buah

e) Minyak kelapa/baby oil

f) Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya


g) Baki, alas dan penutup

Pelaksanaan:

1) Memberikan penjelasan prosedur yang akan dilaksanakan (informed consent) kepada

pasien

2) Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman

3) Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau secara ergonomis

4) Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara

5) Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak

6) Ambil kapas dan basahi dengan minyak atau air hangat dan kemudian tempelkan pada

areola mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan diputar.

7) Kedua tangan diberi minyak atau baby oil dengan rata kemudian lakukan pengurutan.

1. Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan

tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat

sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.

2. Gerakan Kedua

Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut

payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-

30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.

3. Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain

mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah

pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara

bergantian.

8). Kompres dengan air hangat selama 2 menit, kemudian dengan air dingin selam 1

menit secara bergantian diakhiri dengan air dingin selama 1 menit.

9). Bersihkan payudara terutama bekas minyak atau baby oil

10). Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang

menyangga buah dada atau langsung susui bayi.

4. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara

Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini

mungkin. Dampak tersebut meliputi :

1) Puting susu kedalam

2) Anak susah menyusui


3) ASI lama keluar

4) Produksi ASI terbatas

5) Pembengkakan pada payudara

6) Payudara meradang

7) Payudara kotor

8) Ibu belum siap menyusui

9) Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

5. Penatalaksanaan

a. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam

Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi

puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting

menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting

ke satu arah. Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.

b. Jika Asi Belum Keluar

Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera

menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur

menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang
produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi

biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya

yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.

c. Penanganan Puting Susu Lecet

Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa

mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual

dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil atau

dot.

d. Penanganan Pada Payudara Yang Terasa Keras Sekali Dan Nyeri, Asi

Menetes Pelan Dan Badan Terasa Demam.

Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras,

juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai

berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini

bukan penyakit dan masih dalam batas wajar. Dengan adanya reaksi alamiah tubuh

seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh

memerlukan cairan lebih banyak. Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai

dengan 10 gelas sehari.

e. Perawatan Ibu Nifas Dengan Payudara Bengkak Karena Bayi Meninggal

Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk perawaatan payudara

agar air susu keluar dengan lancar. Adapun penyebab payudara bengkak antara lain

yaitu karena adanyan proses menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI
terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah

melahirkan. Penggunaan Bra ( BH ) yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak

bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan

dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhan ibu adalah

payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI di dalam saluran payudara tidak

keluarkan.

Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada

payudara bengkak: payudara oedem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat

walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24

jam. Sedangkan pada payudara penuh : payudara terasa berat, panas dan keras. Bila

ASI dikeluarkan tidak ada demam.

Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena bayi

meninggal :

1. Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).

2. Pengosongan dengan pompa payudara.

3. Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi seperti tablet

lynoral dan parlodel. ( Marilyn E.Doenges. 2000. Hal 10)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang

dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan

mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.

Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi

dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang

menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah

hati.

Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan

payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :

1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi

2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet

3) Untuk menonjolkan puting susu

4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan


6) Untuk memperbanyak produksi ASI

7) Untuk mengetahui adanya kelainan

B. Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

beserta penulis. Khususnya pada para calon bidan dan calon ibu untuk mengetahui

bagaimana merawat payudara yang benar.


DAFTAR PUSTAKA

MR Suseno, MSD Putri - Jurnal Ilmu Kesehatan Vol, 2021 - ejurnaladhkdr.com

ES Ningsih, H Muthoharoh… - Jurnal Ilmiah …, 2021 - journals.stikim.ac.id

N Rambe, LK Nasution Jurnal Mutiara Ners 4 (2), 121-127

Anda mungkin juga menyukai