Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HORMON YANG BERKAITAN

DENGAN PROSES LAKTASI

NAMA KELOMPOK :

1. SHELLA LARAS SATI (1710105172)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES LAKTASI dan MENYUSUI”. Pada penulisan
makalah ini, saya berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan ilmiah ini juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa kesehatan.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak kekurangan
dan kelemahan didalam penulisan makalah ini, baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun
dalam penyusunan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi
mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.

Yogyakarta, 7 Oktober 2018

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 4
C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. Struktur Anatomi Payudara ............................................................................................................... 5
B. Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Laktasi ................................................................................. 6
C. Fisiologi Laktasi................................................................................................................................... 7
BAB III .......................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia
termasuk manusia.Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eklusif dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor:
450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia melaksanakan pemberian hanya ASI saja
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
Laktasi dipengaruhi oleh hormone-hormon reproduksi. Laktasi terjadi karena mamalia
mengalami kehamilan. Setelah terjadi proses partus (kelahiran) maka mamalia dapat menyusui
anaknya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Struktur anatomi glandula mamae atau
payudara memudahkan pemberian ASI kepada anak.
Laktasi pada glandula mamae atau payudara sangat penting bagi induk dan anaknya. Oleh
karena itu, perlu diketahui struktur anatomi dari payudara, hormon-hormon yang mempengaruhi
laktasi, fisiologi laktasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai laktasi pada payudara manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur anatomi payudara?
2. Apa saja hormon-hormon laktasi?
3. Bagaimana fisiologi laktasi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi?
C. TUJUAN
1. Mengetahui struktur anatomi payudara.
2. Mengetahui hormone-hormon laktasi.
3. Mengetahui fisiologi laktasi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Struktur Anatomi Payudara
Payudara atau mamae adalah struktur kulit yang termodifikasi, bergrandular pada anterior
thorax. Pada wanita mengandung unsur untuk mensekresikan susu untuk makanan dan nutrisi bayi.
Manusia memiliki sepansang kelenjar payudara yag beratnya kurang lebih 200 gram, pada saat
hamil beratnya menjadi 600 gram dan ketika menyusui 800 gram
GAMBAR ANATOMI PAYUDARA

a. Struktur makroskopis
1). Caudal Axillaris
Caudal axillaris adalah jaringan yang meluas ke axilla
2). Areola
Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. areola berwarna merah
muda pada wanita berkulit cerah, lebih gelap pada wanita berkulit coklat, dan warna tersebut
berubah menjadi gelap pada waktu hamil.
3). Papilla Mamae
Papilla mamae (puting) terletak di pusat aerola mamae. Palpilla mamaemerupakan suatu
tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan merupakan
bangunan yang sangat peka.permukaan papilla mamaeberlubang-lubang berupa ostium
papillare kecil-kecil yang merupakan muara ductus lactifer.
b. Struktur mikrikopis
Payudara tersusun atas jaringan kelenjar dan mengandung sejumlah jaringan lemak yang
ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini dibagi kira-kira menjadi 18 lobus yang dipisahkan secara
sempurna satu sama lain oleh lembaan-lembaran jaringan fibrosa. Setiap lobus merupakan satu
unit fungsional dan tersusun atas bangun sebagai berikut :
1). Alveoli
Alveoli mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel
yang menekresi air susu. Disetiap keliling alveolus terdapat sel-sel mioepitel tyang kadang disebut

5
sel keranjang. Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirka
air susu kedalam ductus lactifer.
2). Tubulus Lactifer
Tubulus lactifer merupakan saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
3). Ductus Lactifer
Ductus lactifer adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus
lactifer. Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari alveoli ke ampulla.
4). Ampulla
Ampulla adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat penyimpanan
air susu. Ampulla terleak di bawah aerola (khairaamma,2014).

B. Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Laktasi


Laktasi Adela Proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Hormon yang mempengaruhi
laktasi ada lima hormon, yakni progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental
laktogen. Hormon-hormon berikut mempunyai fungsi tewrhadap pembentukan asi, hormon-
hormon ini muncul pada saat bulan ketiga dari kehamilan. Fungsi dari masing-masing hormon
adalah sebagai berikut:
1. Progesteron yaitu mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron
menurun sesaat setelah kelahiran. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen menstimulasi saluran asi untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan
dan tetap rendah, selama sang ibu masih menyusui. Karena itu, ibu menyusui mengghindari KB
hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi asi.
3. Prolaktin berperan dalam membesarnya alveolidalam kehamilan. Prolaktin merupakan sauatu
hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan penting untuk
memproduksi asi, dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada
akhir akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat
dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi.
Kadar paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama pemberian air susudilakukan
pada malam hari.
4. Oksitosin mengencangkan otot halus pada rahim saat proses melahirkan dan setelahnya, seperti
halnya dalam organisme. Setelah melahirkan oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar
alveoli untuk memeras asi menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunya susu.

6
5. Human placental lactogen (HPL) sejak bulan kedua placenta sering mengeluarkan HPL, yang
berperan dalam pertumbuhan payudara,puting dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima
dan keenam dalam masa kehamilan, payudara siap memproduksi asi. Namun, asi dapat diproduksi
tanpa proses kehamilan
Kelenjar payudara mengalami pertumbuhan selama kehamilan sebagai akibat kerja sinergis
beberapa hormon tersebut. Salah satu efek hormon tersebut adalah proliferasi alveoli sekretoris
ujung ductus intralobularis. Alveoli steris terdiri atas epitel kuboid dengan sel mioepitel stela di
antara kelenjar bervariasi antar lobulus dan bahkan di dalam setiap lobulus. Ketika alveoli dan
sistem ductus tumbuh dan berkembang selama kehamilan sebagai persiapan laktasi, stroma
menjadi kurang mencolok. Jaringan ikat longgar dalam lobulus terifiltrasi oleh limfosit dan sel
plasma. Sel plasma menjadi lebih banyak pada kehamilan, ketika sel-sel ini mulai memproduksi
imunoglobulun (IgA sekretoris). Pada kehamilan lanjut, alveoli dan ductus kelenjar melebar oleh
tumpukan kolostrum, suatu cairan yang kaya akan protein, vitamin A, elektrolit, dan antibodi.
Setelah melahirkan, kadar esterogen dan progesteron dalam darah menurun dan alveoli kelenjar
payudara menjadi sangat aktif memproduksi air susu, yang terutama dipengaruhi oleh hipofisis
anterior. Bila wnita menyusui, isapan anak akan merangsang reseptor taktil pada putting susu,
yang berakibat pelepasan hormon oksitosin dari hipofisis posterior. Hormon ini menimbulkan
kontraksi otot polos di sinus dan ductus lactiferi, serta sel mioepitel alveoli yang menimbulkan
reflex ejeksi air susu (Mescher, 2011).

C. Fisiologi Laktasi
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi hormon
esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan, kadar
esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai
terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu
menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi. Refleks yang terjadi pada ibu
adalah:
a) Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian depan
untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar
mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon prolaktin

7
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh sel kelenjar.
Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang, mekanisme ini
disebut supply and demand.
b) Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk
mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel yang
mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke duktuli
menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk pengosongan
payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya
memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga mempercepat terlepasnya
plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down reflex
dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah :
a) Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka mulutnya
dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap
puting dan areola
b) Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola masuk
ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan sinus
laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang mengeluarkan
ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.

1. Keadaan Payudara dan Perawatannya


Payudara ibu selama menyusui harus dalam kondisi yang baik karena payudara yang baik
akan berpengaruh pada proses laktasi. Hubungan antara perawatan payudara pada ibu postpartum
dengan kelancaran pengeluaran ASI, dimana ibu yang memiliki kondisi payudara dan
perawatannya baik, pengeluaran ASInya juga baik. Hai ini dikarenakan salah satu proses yang
mempengaruhi proses laktasi adalah proses pengembangan jaringan penghasil. Sehingga jika

8
kondisi payudara selama menyusui tidak baik, seperti kondisi fisik, kebersihan dan perawatan
maka akan mengganggu proses laktasi.
2. Teknik Menyusui
Menyusui yang dilakukan hanya dengan satu payudara saja dapat menyebabkan terjadinya
pembengkakan pada salah satu payudara karena waktu pengosongannya berbeda akibat tidak
digunakan secara bersamaan. Menyusui yang dilakukan dengan kedua payudara akan membuat
keduanya terstimulasi dengan baik untuk selalu memproduksi ASI dan menghindari
pembengkakan pada salah satu payudara. Teknik menyusui yang dilakukan secara baik dapat
melancarkan proses laktasi.
3. Nutrisi Ibu Selama Menyusui
Nutrisi ibu selama menyusui merupakan hal penting yang harus diperhatikan selama masa
menyusui. Nutrisi akan berpengaruh pada produksi dan kualitas ASI yang dihasilkan. Selama
menyusui, ibu akan merasakan rasa lapar yang meningkat jika dibandingkan dengan saat tidak
sedang menyusui. Hal ini disebabkan karena selama menyusui, ibu memproduksi ASI yang akan
digunakan sebagai nutrisi bagi bayi, sehingga nutrisi yang dimakan oleh ibu bukan hanya
digunakan oleh ibu tetapi juga untuk bayi sehingga kebutuhan nutrisi meningkat. Selama menyusui
ibu memproduksi sekitar 800cc air susu yang mengandung 600 kkal. Oleh karena itu ibu menyusui
membutuhkan tambahan 800 kkal yaitu 600 kkal untuk produksi ASI dan 200 kkal untuk
kebutuhan aktivitas ibu.
4. Kondisi Stress
Stess pada ibu menyusui akan menghambat reflex let down. Hal ini disebabkan karena adanya
pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokonstriksi dari pembulih darah
alveoli, sehingga oksitosin sulit untuk mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak
sempurnanya reflex let down, maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara
klinis payudara tampak membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal menyusui
dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan menambah stress bagi ibu menyusui.
Berhentinya menyusui (menyapih), sebagian besar alveoli yang memiliki sifat sekretori selama
kehamilan mengalami degenerasi. Terdapat apoptosis dan pengelupasan sel-sel utuh dengan sel-
sel mati dan debis yang dihilangkan oleh makrofrag, serta autofagi pada sebagian besar sel-sel
epitel lain. Sistem ductus kelenjar kembali seperti semula pada keadaan inaktif sebelum
kehamilan.

9
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laktasi adalah proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Laktasi tersebut terjadi pada
glandula mamae atau payudara. Payudara merupakan struktur kulit yang termodifikasi,
bergrandular pada anterior thorax. Struktur anatomi payudara terdiri dari struktur makroskopis
yaitu Caudal Axillaris, Areola, dan Papilla Mamae. Struktur mikroskopis yang terdiri dari Alveoli
, Tubulus Lactifer, Ductus Lactifer, dan Ampulla. Laktasi dipengaruhi oleh kerja homon
progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental laktogen. Pada masa laktasi terdapat
refleks pada ibu dan refleks pada bayi. Refleks yang terjadi pada ibu adalah refleks prolactin dan
refleks oksitosin (let down reflex). Faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi adalah Kondisi
Stress,Nutrisi Ibu Selama Menyusui, Keadaan Payudara dan Perawatannya dan teknik menyusui.

10
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, Hanum. 2011. Bologi Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta.
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar Junqueira. ECG : Jakarta.
khairaamma.2014. proses laktasi. Dalam digilib.unimus.ac.id. diakses pada 8 april 2015 pukul
05.27 WIB.
Lusa. 2011. Anatomi dan Fisiologi Payudara. Dalam www.lusa.web.id diakses pada 8 april 2015
pukul 18.17 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai