Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

"Proses laktasi dan menyusui”

Dosen pengampuh: Niar, SST., M.Keb

Di susun oleh:

Putri ( P.22.087)

Marwah (P.22.119)

Andi jaya (P.22.005)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

2023/2024

KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “materi
proses laktasi menyusui”, dalam pembuatan tugas ini, guna sebagai pemenuhan tugas.

Dalam penguasan ini kami sadar, kami tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Hal tersebut bukan unsur kesengajaan, tapi merupakan keterbatasan ilmu
dan pengetahuan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, guna untuk kepentingan bersama.

Demikian tugas ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Semoga dapat


dipergunakan semestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. latar belakan.........................................................................................................
B. tujuan....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Proses laktasi menyusui.......................................................................................


B. Anatomi dan fisiologi payudara...........................................................................
C. Proses laktasi........................................................................................................
D. Dukung bidan dalam pemberian ASI...................................................................
E. Manfaat pemberian ASI untuk bayi.....................................................................
F. Tanda bayi cukup ASI..........................................................................................
G. ASI ekslusif..........................................................................................................

BAB II PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Makhluk menyusui atau dikenal dengan mamalia harus dibedakan dari
vertebra lainnya karena memberikan makanan untuk bayinya melalui kelenjar
mammae. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.
Masa laktasi mempunyai tujuan meningkat pemberian ASI ekslusif dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar
serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Prinsip pemberian ASI harus sedini mungkin dan Ekslusif. Bayi baru
lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang
ibu dikodratkan untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah di
lahirkannya, dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang mulia bagi ibu itu
sendiri demi keselematannya bayi dikemudian hari. Tetapi pada suatu proses
kelahiran, kadang air susu ibu tidak atau susah untuk keluar sehingga bayi
tersebut sementara diberikan susu botol yang akan mengakibatkan bayi terbiasa
menghisap dot, sehingga dapat mengalami bingung putting saat mulai
mendeteksi. Reflex pertama seorang bayi yang normal adalah mencari toping
susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting dalam proses
produksi ASI.
ASI ekslusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja,
tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa
tambahan makanan pada saat pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan
tim. ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun. Menurut penelitian bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa :
ASI ekslusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut
dan diare.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah dan
untuk mengetahui apa saja proses laktasi dan menyusui yang benar.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
b. Agar mahasiswa dukungan bidan dalam pemberian ASI
c. Agar mahsiswa manfaat pemberian ASI
d. Agar mahasiswa mengetahui tanda bayi cukup ASI
e. Agar mahasiswa mengetahui pengertian ASI ekslusif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses laktasi menyusui


Menyusui adalah keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Merupakan bagian integral
dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi
sampai menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia
termasuk manusia. Maka laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian
ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara
baik dan benar serta mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Proses laktasi adalah proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Proses
laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang
yang berperan adalah:
1. Progesterone, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
2. Estrogen, berfungsi menstimulasi system saluran ASI agar membesar
sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Kadar esterogen menurun
saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui. Sebaik ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis
hormon esterogen, karena dapat menguragi produksi ASI.
3. Follicle stimulating hormone (FSH)
4. Luteinzing hormone (LH)
5. Proklatin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan.
6. Oksitosin berfungsi dalam mengencangkan otot halus dalam rahim pada
saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme,
selain itu, paska melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus
disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down milk ejection reflex.
7. Human placentan lactogen (HPL). Sejak bulan kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL yang berperang pertumbuhan payudara,
putting dan aerola sebelum melahirkan, pada bulan kelima dan keenam
kehamilan payudara sudah siap mempriduksi ASI.
Fisiologi laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu
produksi ASI (prolactin) dan pengeluaran ASI (oksitosin).

a. Produksi ASI (prolactin)


Selama kehamilan hormone prolakton dari plasenta meningkat tetapi ASI
belum keluar karena pengaruh hormone estrogen yang masih tinggi. Kadar
estrogen dan progesterone akan menurun pada saat hari kedua atau ketika
paska persalinan sehingga terjadi, sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat
dua reflex aliran yang timbul akibat rangsangan punting susu dikarenakan
dihisapan bayi.
Akhir kehamilan hormone memegang peranan untuk membuat kolestrum,
tetapi jumlah kolestrum terbatas dikarenakan aktivitas rolaktin dihambat
oleh esterogen dan progesterone yang masih tinggi, pasca persalinan yaitu
saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka
estrogen dan progesterone juga berkurang hisapan bayi akan merangsang
putting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan kehipotalamus melalui medulla pinalis
hipotalamus dan akan menekan pengeluaran factor penghambat sekresi
prolactin dan sebaliknya merangsang pengeluaran factor pemacu sekresi
prolactin. Factor pemacu sekresi prolactin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar rolaktin. Hormone ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi membuat air susu.
Kadar prolactin pada ibu menyusui akan menjadi tiga bulan setelah
melahirkan samapai penyapihan anak pada saat tersebut tidak aka nada
peningkatan prolactin walau ada hisapan bayi, namun pengeluaran air susu
tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolactin akan
menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Bersama dengan pembetukan prolactin oleh hipofise anterior, rangsangan
yang berasal dari hisapan bayi dilanjutkan ke hipofise postoror
(neorohipofise) yang kemudian di keluarkan okstosin. Melalui aliran darah,
hormone ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi susu
yang telah di produksi keluar dari alveoli dan masuk system duktus dan
selanjutnya mengalir melalui duktus lactiverus kemulut bayi.
Factor-faktor mempengaruhi let-down adalah : melihat bayi, mendengar
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi, factor-faktor
menghambat efek reflek let-down adalah stress, seperti keadaan bingung atau
pikiran kacau takut dan cemas.
Reflex yang penting dalam mekanisme hisapan bayi yaitu reflex
mengangkap (Rooting Refleks) reflex menghisap ( sucking reflex) reflex
menelan (swallowing refleks)
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
Refleks ini timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya dan bayi akan
menoleh kearah sentuhan bila bibir bayi dirangsang dengan papilla
mamae atau jari, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha
menangkap putting susu.
2. Refleks menghisap ( sucking refleks)
Refleks ini timbul apabila langit langit mulut bayi tersentuh oleh putting.
Agar putting mencapai pelatum, maka sebagian besar areola masuk
kedalam mulit bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di
area yang tertekan gusi, lida dan palatum sehingga ASI keluar.
3. Refleks menelan (swallowing refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh bayi oleh ASI maka ia
akan menelannya.
b. Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila bayi disusui maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan syaraf yang terdapat pada gelandula pituitaria
kosterior sehingga mensekresi hormone oksitosin hal ini menyebabkan sel-
sel mioepitel disekitar alveoli akan berkontraksi mendorong ASI masuk
dalam ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi,
juga oleh resepter yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka
secar reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hiposifis.
B. Anatomi dan fisiologis payudara
Payudara terletak secara vertical diantara kosta II dan IV, secara
horizontal mulai sternum sampai linea aksilaris medialis. Payudara bentuknya
bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Pembesaran di sebabkan oleh karena
pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan lemak.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
1. Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman ditenagah
3. Papilla atau punting, yaitu bagian yang menonjol dipuncak payudara

Bentuk punting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar,panjang dan
terbenam (inverted).

1. Payudara terdiri dari beberapa bagian yakni:


a. Kalang payudara: letaknya mengeliling putting susu, warna kegelapan,
mengandung kelenjar-kelenjar Montgomery yang menghasilkan kelenjar
yang sebum bertindak sebagai pelumas selama kehamilam dan sepanjang
masa post partum.
b. Putting susu: terdiri dari jaringan yang erektil. Terdapat lubang kecil
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf,
pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang memiliki kerja
seperti spineter dalam mengendalikan air susu.
c. Lobus yang terdiri dari 15 sampai 20 lobus, masing-masing lobus terdiri
dari 20-40 lobulus, tapi lobules terdiri dari 10-100 alveoli.
d. Alveoli. Mengandung sel-sel acini yang menghasilkan susu serta
dikelilingi oleh sel-sel mioepitel yang berkontaksi mendoronh susu
keluar dari alveoli.
e. Laktiferus sinus/ampula : bertindak seperti waduk sementara bagi susu
payudara mendapat pasokan darah dari arteri mammary internal dan
eksternal serta bercabang dari arteri-arteri intercostalis.
f. Bentuk luar payudara
1) Korpus mammae: stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh darah,
saraf, getah bening, parenchym: kelenjar susu, terdiri dari duktus,
duktulus, lobus, lobules, alveolus.
2) Aerola: daerah yang hiperpigmentasi, di dalam daerah ini saluran
susu melebar.
3) Papilla mammae: muara pengeluaran susu, terdiri dari jaringan
erektil, dan ujung saraf sensoros.
4) Alveolus merupakan unit terminal yang mengandung sel aniser
berfungsi sekresi susu: duktulus sebagai saluran kecil; mypoitel
mengandung otot halus.

C. Dukung bidang dalam pemberian ASI


Bidan mempunyai peranan yang sangat penting beristimewa dalam menunjang
pemberian ASI dan keberhasilan menyusui. Peran bidan dapat membantu ibu
untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah yang umumnya
sering dialami inu menyusui.
1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makan yang mencukupi dari payudara
ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan:


a. Memberikan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa
jam pertama.
Bayi mulai menyusui sendiri segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertama. Denga inisiasi menyusu dini (early initiation) atau
permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting dimana
bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan
tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu dapat membangkitkan
hubungan/ikatan antara ibu dan bayi. Insansi menyusui dini (IMD0
memmang bukan untuk mengenyangkan bayi tapi lebih mempererat
hubungan ikatan antara ibu dan bayinya serta megajarkan bayi untuk
mencari putting susu ibunya sendiri. Ibu tidak perlu khawatir bayi akan
kedinginan atau kelaparan. Kontak kulit lansung antara ibu dan bayi akan
menghaangatkan bayi. Penelitian membuktikan bahwa dalam tiga hari
pertama kehidupannya bayi masih mempunyai cadanagan energy yang
didapatnya dari plasenta melalui tali pusat.
b. Mengajarkan cara merawat payudara untuk mencegah masalah yang
terjadi pada ibu menyusui.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran
ASI lancar. Perawtan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak
menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai
dilakukan. Sebelum menyentuh putting susu, pastikan tangan ibu selalu
bersih an cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling
tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari dan tidak diperkenankan
mengolekan krim, minyak, alcohol, ataupun pada [uting susunya,
sebaiknya hindari melakukan masase payudara dan putting susu sebelun
kehamilan memasuki usia 36 minggu untuk mencegah terjadinya
kontraksi uterus akibat sekresi hormone oksitosin.
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
Memebantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah
penting, semakin sering bayinya menghisap putting susu ibu, maka
pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan hisapan
bayinya akan memberikan rangsangan otot polos untuk memeras ASI.
Pemberian ASI tidak terlepas dari teknik atau posisi ibu dalam menyusui
dapat dilakukan dengan: posisi terbaring miring, posisi duduk, dan posisi
ibu tidak terlentang.

Tanda – tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada
payudara anatara lain:
1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
2. Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara.
3. Areola tidak akan tampak jelas.
4. Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan
ASInya.
5. Bayi terlihat senang dan tenang..
6. Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudarahnya.

d. Menempatkan bayi dan ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipindahkan, melainkan ditempatkan Bersama
dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam
proses laktasi dapat dilihat aspek fisik, fisiologis, edukatif, ekonomi
maupun medis.
1) Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat dipermudah bayi menyusui
setiap saat tanpa terjadwal (on demand). Dengan demikian, semakin
sering bayi menyusui maka ASI semakin cepat dan semakin bayak
diproduksi.
2) Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya,maka bayi lebihsering disusui
sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecupukan ASI. Refleks
oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu
involasi uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refeks prolactin.
Selain itu berbagi penelitian menyatakan bahwa dengan ASI ekslusif
dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB
alami yang dikenal dengan amenorrhoe laktasi (MAL).
3) Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi
atau proses lekat (early mother bounding). Hal ini disebabkan oleh
adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi, sehingga mempengaruhi
kelanjutanperkembangan psikologis bayi nantinya. Ibu yang dapat
memberikan ASI secara ekslusif.
4) Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara
merawat bayi dan merawa dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada
saat inilah,dorongan suamidan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
5) Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu
maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah.
Hal ini merupakan suatu pengehematan dalam pembelian susu buatan
dan peralatan lain yang dibutuhkan.
6) Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokkimial.selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau
perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga data
segera menanyakan kepada petugas Kesehatan seandainya adalah hal-
hal yang di anggap tidak wajar.
e. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
Pemberian ASI sebaiknya sering mungkin tidak perlu dijadwal,
bayi di susui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi dapat menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitas 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam 2
jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
f. Memberikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum merupakan makanannya yang terbaik untuk
bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhannya
bayi pada keadaan masing-masing ASI dari ibu yang melahirkan
premature sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya. ASI
dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan
kebutuhan bayi cukup bulan juga.
g. Menghindari susu botol dan “dot empeng”
Pemberian susu dengan botol dan kampengan dapat membuat
bayi bingung putting dan menolak menyusu ataupun hisapan bayi kurang
baik. Hal ini disebabkan mekanisme menghisap dari putting susu ibu
dengan botol jauh berbeda.

D. Manfaat pemberian ASI


ASI merupakan pertama dan utama pada bayi. Berbagai keunggulan yang
terdapat pada ASI memberikan banyak manfaat pada bayi.
1. Nutrian(Zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain : lemak, karbohidrat,
protein,garam, sera vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi
dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selam 6
bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama
tahun pertama.
2. ASI mengandung zat protekif dengan adanya zat protekif yang terdapat
dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat zat proteksi tersebut
antara lain :
a) laktobasilusbividus (mengubah latosa menjadi asam laktad dan asam
asestat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernan
sehingga menghambat pertumbuhan mikroor/mikroorganisme)
b) laktoverin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat
pertumbuhan kuman.
c) lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti
inplamatore bekerja sama dengan peroksida dan askorbat untuk
menyerang E-coli dan salmoneli
d) komplemen c3 dan c4
e) factor anti strekto focus, melindungin bayi dari kuman strekto focus
f) anti body.
g) imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh
dan memfagositosi mikro organisme, membentuk c3 dan c4, lisozim
Dan laktoverin.
3. mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi,
pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman
dan nyaman bagi bayi perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan
rasa percaya.
4. menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik. Bayi
yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik.

E. Manfaat pemberian ASI bagi ibu


1) aspek kesehatan ibu
Isapan bayi akan merangsangnya terbentuknya okstosin yang
membantu infolusi uteri dan mencegah terjadinya pendarahan paska
persalinan, mengurangi prefalansi anemia dan mengurangi terjadinya
karsinoma indung telur dan mamae, mengurangi angka kejadian asteoporosis
dan patah tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian
obesitas karena kehamilan
2) apek keluarga berencana
Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon
yang mempertahankan laktasi menekan populasi sehingga dapat menunda
terjadi opulasi.
3) aspek psikologis
Perasaan bangga dan dibutuhkan membuat ibu senantiasa
memperhatikan bayinya sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin anata
ibu dan bayi.

F. Tanda bayi cukup ASI


Bayi usia 0-6 bulan dinilai mendapat kecukupan ASI bila menunjukkan
tanda-tanda sebagai berikut:
 bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI
8-10 kali pada 2-3 seminggu pertama.
 kotoran berwarna kuning dengan prekuensin dan warna bayi menjadi lebih
muda dari pada hari kelima setelah lahir .
 bayi akan buang air kecil paling tidak 6-8 kali sehari
 ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI
 payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
 warna bayi merah tidak kuning dan terasa kenyal
 pertumbuhan berat badan bayi dan tinggi badan bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
 perkembangan motoric bayi(bayi aktif dan motoricnya sesuai dengan
rentang usianya)
 bayi kelihatan puas, sewaktu waktu saat lapar dan bangun tidur dengan
cukup.
 bayi menyusu dengan kuat (rakus ) kemudian melemah dan tertidur

G. ASI eksklusif
ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa
tambahan cairan seperti susu formula,jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan
makanan pada saat pisang, pepeya, bubuk susu, biscuit, bubur nasi dan tim.
WHO dan UNICE merekomendasi kepada para ibu, bila memungkinkan
memberikan ASI eksklusif samap 6 bulan dengan menerapkn :
1. inisiasi menyusu dini selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran
dini.
2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman.
3. ASI diberikan secara onde man atau sesuai kebutuhan bayi setiap hari selam
24 jam.
4. ASI sebaiknya diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.

Cara menyimpan ASI


a) dapat di simpan dibotol/gelas plastic, termasuk plastik klip kurang lebih 80-
100cc untuk 1 kali minum.
b) ASI yng disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak
digunakan lagi setelah 2 hari.
c) ASI perlu di cairkan dahulu dalam lemari es derajat celcius
d) ASI beku tidak boleh dimasak/di panaskan hanya dihangatkan dengan
merendam dalam air hangat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses plaktasi adalah proses produksi sekresi dan pengeluaran ASI.
Proses plaktasi tidak lepas dari pengaruh hormonal, menyusui adalah
keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi sampai prose bayi
menghisap dan menelan ASI. Merupakam bagian integral dari siklus reproduksi
mamalia termasuk manusia.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
menyusui dan sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.bidan
mempunyai peranan yang sangat penting beristimewa dalam menunjang
pemberian ASI dan keberhasilan menyusui.
Manfaat ASI dilihat dari aspek ekonomi adalah ASI yang tidak perlu dibeli,
mudah dan praktis, mengurangi biaya berobat (bayi yang diberi susu formula
sering mengalami diare).
DAFTAR PUSTAKA

https://id.ececribd.com/document/387757046/proses-laktasi-dan-menyusui

Anda mungkin juga menyukai