KELAS :D/II
PRODI : S1 KEPERAWATAN
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi…………………………………………6
2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi di Dunia………………….6
2.3. Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia……………………….9
BAB 3 PENUTUP
3.1. KESIMPULAN……………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kata “komunikasi” merupakan asal dari bahasa latin, communis, yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar
katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi. Dalam hal ini, yang dibagi
adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja
dalam bahasa inggris yaitu communicate, berarti untuk bertukar pikiran, perasaan,dan
informasi. Adapun kata bendanya, communication, berarti, pertukaran simbul, pesan-
pesan yang sama, dan informasi atau proses pertukaran diantara individu-individu
melalui sistem atau simbol yang sama.1
Menurut Harold Lasswell “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi
adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect ?” artinya Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran
Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?. Berdasarkan definisi Lasswell terdapat
lima unsur dalam komunikasi yang saling berhubungan satu sama lain yaitu sumber
(source), pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator),
pembicara (speaker).
Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner komunikasi adalah transmisi
infromasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-
simbol—kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi
itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Pada periode ini, para ilmuan menyebutnya zaman kuno atau zaman Yunani kuno.
Ilmu komunikasi pada masa ini dikenal dengan sebutan retorika. Tentunya ilmu
1
Daryanto, Ilmu Komunikasi 1, Bandung, Satu Nusa,2011
komunikasi pada saat itu masih sangat sederhana. Tokoh utama yang mempunyai
sumbangan besar dalam hal ini ialah Aristoteles, karena dialah orang pertama yang
mengkaji dan mengorganisasinya.2 Gagasan Aristoteles tentang retorika
bahwasanya terdiri tiga unsure yaitu,
-Ethos (kredibilitas sumber) ;
-Panthos (hal yang menyangkut emosi) ;
-Logos (hal yang menyangkut fakta).
Yang berarti bahwa upaya persuasi menuntut tiga factor yakni kredibilitas dari
pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk
merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran dan kemampuan untuk
mengungkap fakta-fakta yang mendukung logika.
Pokok pikiran ini kemudian dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian, dalam lima
aturan retorika unsur. Yaitu, Inventio (urutan argumentasi), Dispesitio (pengaturan
ide), Eloqitio (gaya bahasa), Memoria (ingatan), Pronounciatio (cara penyampaian
pesan).
Menurut mereka, unsur di atas juga menentukan keberhasilan upaya persuasi yang
dilakukan seseorang. Selain mereka, ada juga tokoh retorika yang dikenal pada
zaman itu, diantaranya ialah Corax, Socrates dan Plato.
2
Marhaeni Fajar,Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Yogyakarta, GrahaIlmu, 2009, hlm. 16.
Di bidang pengkajian dan pendidikan misalnya aspek-aspek yang diteliti
mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan
komunikasi, strategi komunikasi, serta reading dan listening. Sementara di bidang
penelitian komunikasi komersial, dampak iklan pada masyarakat serta aspek-aspek
yang menyangkut media mulai berkembang sejalan dengan tumbuh kembang
industry periklanan dan penyiaran.
Periode ini disebut dengan konsolidasi Karena pada masa itu konsolidasi dari
pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan social bersifat multi
disiplier (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi
ditandai oleh dua hal. Perkembangannya mulai perang dunia II sampai 1960 an.
Di Indonesia, ilmu komunikasi yang kita kaji sekarang merupakan hasil dari suatu
proses perkembangan yang panjang. Status ilmu komunikasi di Indonesia diperoleh
melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 Tahun 1982. Keppres itu yang
kemudian membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di Indonesia,
termasuk ilmu komunikasi. Sebelumnya dibeberapa universitas, terdapat beberapa nama
yang berbeda, seperti di Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta yang menggunakan nama Publisistik, serta Universitas Indonesia yang
merubah nama Publisistik menjadi Ilmu Komunikasi Massa.
Kajian terhadap ilmu komunikasi sendiri dimulai dengan nama Publisistik dengan
dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada
pada tahun 1950, Akademi Penerangan pada tahun 1956, Perguruan Tinggi Publisistik
Jakarta pada tahun 1953, dan pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat
Universitas Indonesia pada tahun 1959. Nama Ilmu Komunikasi Massa dan Ilmu
3
Marhaeni Fajar,Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hlm. 20.
Komunikasi sendiri baru muncul dalam berbagai diskusi dan seminar pada awal tahun
1970-an.
Beberapa nama tokoh yang berjasa dalam mengembangkan ilmu komunikasi antara
lain, Drs Marbangun, Sundoro, Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro dan Prof. Dr.
Mustopo. Kemudian ditambah lagi pakar komunikasi Astrid S. Susanti dan Alwi Dahlan
(keduanya dari luar negeri, Astrid dari Jerman dan Alwi dari Amerika.4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami.
4
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, Hlm 1
2. Perkembangan ilmu komunikasi dibagi beberapa periode yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2011. Ilmu Komunikasi 1. Bandung: Satu Nusa.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Yogyakarta : GrahaIlmu, (hal. 20)