Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M.B


DIKLINIK Dr.Praktik Marina Suek
KOTA KUPANG
TAHUN 2022

Disusunoleh:
PRICILA JENINA NANI
NIM : 141702619

PRODI D-IIIKEBIDANAN
STIKES MARANATHA
KUPANG
2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M.B.


DIKLINIK Dr, Praktik Marina Suek
KOTA KUPANG
TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi penilaian mata kuliah Laporan Tugas Akhir

Disusun Oleh:
PRICILA JENINA NANI
NIM : 141702619

PRODI DIII-KEBIDANAN
STIKES MARANATHA
KUPANG
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M.B.
DIKLINIK Marina Suek
KOTA KUPANG
TAHUN 2022

Laporan Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
untukdipertahankan dihadapan penguji

PEMBIMBING

Atalia Pili Mangngi.,S.Tr.Keb,M.Kes


NIDN. 0808099002
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M.B.
DIKLINIK Marina Suek
KOTA KUPANG
TAHUN 2022

Laporan kasus ini telah diujikan pada tanggal

Penguji I Penguji II

Maria M. T. Duka., S. Tr.Keb.,M.Kes Atalia Pili Mangngi, S. Tr. Keb., M. Kes


NIDN: NIDN: 0808099002

Mengesahkan

Ketua STIKes Maranatha Kupang KetuaProdi D III Kebidanan

StefanusS.kiik,S.kep.,Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Kom Roslin E. M.Sormin,SST.,M.Kes


NIDN: 8855300016 NIDN: 8855300016
STIKes Maranatha Kupang

Nama Penulis : Pricila Jenina Nani


Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY .M.B. DI
KLILNIK Marinam Suek KOTA KUPANG 2022
Jumlah BAB/Halaman : V/119 Halaman

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi, salah satu upaya dengan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Kasus ini di ambil di kilinik kota kupang tengah dari tanggal 21-
02-2022 sampai tanggal 01-03-2022. Kunjungan pertama kehamilan pada tanggal
21-02-2022. Ny. M.B G3 P2 A0 AH2 UK 38-39 minggu janin tunggal, hidup,
letak kepala, intra uteri. (TD : 120/80 mmHg, suhu 37 0c, nadi 80 x/menit,
pernapasan 20 x/menit). Kunjungan kedua kehamilan pada tanggal 01-03-2022,
Ny. M .B G3 P2 A0 AH2 UK 39-40 minggu janin tunggal, hidup, letak kepala,
intra uteri. (TD 110/90 MmHg, suhu 36,5 0C, nadi 70 x/menit, pernapasan
18x/menit). (untuk masa kehamilan).
Tanggal 04-03-2022 jam 07.00 WITA Ny K.B datang dengan keluhan
mules-mules, hasil pemeriksaan Ny. M.B G3 P2 A0 AH2 umur kehamilan 39-40
minggu, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik. Ny M. B G3 P2 A0
AH2 UK 39-40 minggu inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik. Jam 09.15
WITA bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, BB 3.900 gram, PB 48
cm, bayi tidak cacat dan tidak ada kelainan. Tanggal 04-03-2022 Jam 09.25
WITA Ny M. B P3 A0 AH3 Partus kala III, keadaan ibu baik, plasenta lahir
spontan lengkap. Tanggal Jam 09.35 WITA Ny M. B Partus kala IV. (untuk masa
persalinan). Tanggal 04-03-2022 Jam 10.15 WITA Ny M. B P3 A0 AH3 mulai
menjalani masa nifas hari pertama keadaan ibu baik. Tanggal 05-03-2022 jam
11.00 WITA Ny M. B P2 A0 AH3 menjalani masa nifas hari ke 3, keadaan ibu
baik. Tanggal 08-02-2022 jam 16.00 WITA menjalani masa nifas hari ke 8.
Tanggal 11-03-2021 Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam,
kedaan bayi baik.Tanggal 16-03-2022 jam:16.00 menjalani masa nifas hari ke 28.
Tanggal 05-03-2022 umur 1 hari, keadaan bayi baik, Tanggal 08-03-2022 jam
11.00 WITA umur 3 hari, keadaan bayi baik. Tanggal 11-03-2022 jam 16.00
WITA, di lakukan lagi kunjungan rumah keempat, keadaan bayi baik.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala bimbingan Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laopran Tugas Akhir dalam bentuk studi kasus ini dengan
baik.
Laporan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi D III Kebidanan STIKes Maranatha Kupang dengan
judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny M.B Di Klinik Dr.Praktik
Marinam Suek Kota Kupang 2021”.
Dengan terselesainya laporan tugas akhir ini, penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, saran dan motivasi
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara fisik, material
maupun sumbangan berupa pikiran, terutama kepada :
1. Stefanus M. Kiik, S.Kep., Ns. M. Kep., Sp. Kep. Kom selaku Ketua STIKes 
Maranatha Kupang
2. Roslin E. M Sormin, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Maranatha Kupang
3. Kepala Puskesmas Sikumana yang telah memberikan izin bagi penulis untuk
melakukan penelitian.
4. Atalia Pili Mangngi, S. Tr. Keb., M. Kes. selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan, bantuan, dan bimbingan dalam menyempurnakan
Laporan Tugas Akhir.
5. Nyonya M. B selaku pasien saya beserta suami dan keluarga yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
6. Maria M. T. Duka., S. Tr.Keb.,M.Kes. Selaku penguji 1 yang telah bersedia
menguji penulis dan memberikan banyak ilmu pada penulis.
7. Bapak dan ibu dosen jurusan kebidanan yang telah membekali penulisan
dalam pengetahuan.
8. Kedua Orang Tua, Ayah Terkasih Bernardus Bulu Nani dan Bundaku
tercinta Belandina Kali, kaka Rani, adik densa, adik Wiwin, adik Icce. yang

ii
selalu mendoakan saya, memberikan semangat, dukungan baik material dan
moril sehingga penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan
baik.
9. Teman-Teman seperjuangan angkatan 2019 kelas A, sama-sama berjuang
dalam suka maupun duka,saling mendoakan, menasihati, menopang dan
memotifasi dalam menyelesaikan laporan tugas akir.
10. Sahabat-sahabat saya Euni Riaina, Bunda Sary , Bunda Oya, adi icci , Ussi
Shania, Ussi Inka, Kak Teja, bestai kila yang selalu memberikan semangat
kepada penulis berbagi suka dan duka.
11. Serta kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis yang tidak di sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini Laporan Tugas Akhir masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangn diharapkan
dalam penyempurnaan penulisan di masa yang akan datang, dan semoga
Laporan Tugas Akhir dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Kupang, Mei 2022


Penulis

Pricila Jenina Nani

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS...................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
1. Tujuan umum...............................................................................
2. Tujuan khusus..............................................................................
C. Waktu dan tempat pengambilan kasus..............................................
BAB II. TINJAUAN TEORI.........................................................................
A. Antenatal care.......................................................................................
1. Kehamilan .......................................................................................
2. Adaptasi Perubahan Fisik.................................................................
3. Adaptasi Psikologis Kehamilan.......................................................
4. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III...........................
B. Persalinan dan bayi baru lahir umur 1 jam...........................................
1. Persalinan.........................................................................................
a. Persalinan....................................................................................
b. Tanda-tanda persalinan................................................................
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.............................
d. Tahapan persalinan......................................................................
e. Macam-macam persalinan...........................................................
f. Evidence Based...........................................................................
g. Asuhan kebidanan pada persalinan.............................................
2. BBL umur 1 jam...............................................................................
a. Bayi baru lahir...........................................................................
b. Evidence Based.........................................................................
c. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1 jam.................
C. Bayi.......................................................................................................
1. Bayi umur 1 jam sampai dengan 40 hari..........................................
2. Asuhan Kebidanan pada Bayi..........................................................
D. NIFAS...................................................................................................
1. Nifas Dini.........................................................................................
a. Pengertian masa nifas................................................................
b. Adaptasi perubahan fisik masa nifas.........................................
c. Adaptasi psikologi ibu masa nifas.............................................
d. Laktasi dan Menyusui...............................................................
2. Nifas Lanjut......................................................................................
a. Tindak lanjut asuhan masa nifas di rumah................................
b. Kunjungan masa nifas...............................................................

iv
c. Asuhan Kebidanan Nifas...........................................................
E. TEORI PENDOKUMENTASIAN SOAP............................................
1. Metode pendokumentasian soap......................................................
BAB III. PERKEMBANGAN KASUS........................................................
A. Asuhan kebidanan pada ibu hamil......................................................
B. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin..................................................
C. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir..............................................
D. Asuhan kebidanan pada ibu nifas.......................................................
BAB IV. PEMBAHASAN KASUS...............................................................
A. Antenatal care....................................................................................
B. Intra natal care...................................................................................
C. Bayi baru lahir...................................................................................
D. Post natal care....................................................................................
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.............................................................
A. Simpulan............................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

v
DAFTAR SINGAKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenal Care
ASI : Air SusuIbu
BB : BeratBadan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : BayiBaruLahir
BBLR : BayiBeratLahirRendah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
C : Celcius
CM : Centimeter
DJJ : Detak Jantung Janin
G : Gram
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intra Muskular
IMD : Inisiassi Menyusu Dini
IMT : Indeks MasaTubuh
JK : Jenis Kelamin
IB : Keluarga Berencana
KG : Kilogram
KF : Kunjungan nifas
KN : Kunjungan Neonatus
LD : Lingkar Dada
LILA : Lingkar Lengan Atas
LK : Lingkar Kepala
LP : Lingkar Perut
MMHG : Milimeter Hidrogenium

vi
PAP : Pintu Atas Panggul
PB : Panjang Badan
PX : Prossesus Xiphoideus
RR : Respirasi Rein
RS : RumahSakit
SAR : SegmenAtas Rahim
SBR : Segmen Bawah Rahim
TB : TinggiBadan
TBBJ : TafsiranBeratBadanJanin
TD : TekananDarah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TP : TafsiranPersalinan
TT : Tetanus Toksoid
TTV : Tanda- Tanda Vital
UK : UsiaKehamilan
USG : Ultrasonografi
VT : Vagina Toucher
WHO : World Health Organization
WITA : Waktu Indonesia Tengah

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan kesehatan utama
yang di berikan kepada ibu hamil, bersalin , nifas dan bayi baru lahir. Setiap
ibu hamil akan menghadapi resiko yang mengancam jiwanya maka dari itu
setiap ibu hamil memerlukan asuhan kebidanan selama kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir (Dwi 2018).
Kehamilan  merupakan  proses  yang   alamiah,  dan  pengalaman yang
sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan masyarakat. Asuhan
kebidanan mengutamakan pelayanan berkesinambungan (Continuity Of
Care), sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
tenaga profesional yang akan menangani perawatan berkelanjutan sejak ibu
hamil, ibu nifas serta perawatan bayi baru lahir.Persalinan adalah rangkaian
peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup berada dalam rahim ibunya,
dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Fitriana dan nurwiyandani, 2018).
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepalayang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang
nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk
melahirkan bayi, (Walyani dan Purwoastuti, 2016).
Bayi baru lahir (neonatus) merupakan bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke
kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan
baik. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikolgi, bayi adalah priode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau24 bulan. Masa

1
bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak
kegiatan psikologi yang terjadi hanya sebagai permulaan sebagai bahasa,
pemikiran simpolis, koordinasi sensorimotor dan belajar sosial. Pada masa ini
manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap
kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di
27 hari pertama hidup) dan post-neonatal (setelah 27 hari), (Marmi dan
Prahardjo, 2019).
Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang
waktu kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta
keluar sampaialat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum lahir,
(Nugroho, 2017).
Bayi baru lahir (Neonatus) bayi yang mengalami proses kelahiran
berusia 0-28 hari. Neonatus memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi yaitu pantangan pada setiap orang agar noenatus dapat
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin
(Marni, 2018)
Menurut data world Health organisasi (WHO) tahun 2017, angka
kematian ibu (AKI) menjadi salah satutau kasus indicator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI mengambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)selama
kehamila, melahirkan dan dalammasa nifas (42 hari setelah melahirkan)
kelahira tanpa menghitung lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Setiap harinya ditahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal selama dan
setelah kehamilandan persalinan. Angka kematian (AKI) di dunia sekitar
295.000 atau 211 kematian per 100.000 kelahiran hidup. 94% dari kematian
ibu terjadi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sedangkan angka
kematian bayi (AKB) pada tahun 2018 sebesar 29 kematian per 1.000
kelahiran hidup (UNICEF, 2017; WHO, 2018).
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup
tinggi. Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehtan di Indonesia

2
cukup banyak. Berdasarkan SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus),2015
bahwa AKI di Indonesia adalah 305/100.000 kelahiran hidup dengan
penyebab Hipertensi 33,07%, Perdarahan obstetrik 27,03%, Komplikasi Non
obstetrik 15,7%, Komplikasi Obstetrik lainnya 12,04%, Infeksi pada
kehamilan 6,06% dan penyebab lainnya 4,81%demikian juga AKB di
Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI),2017
yaitu 24/1000 kelahiran hidup dengan penyebab kematian adalah komplikasi
kejadian intrapartum tercatat 283%, akibat gangguan respiratori dan
kardiovaskular 21,3%, BBLR dan premature 19%, Kelahiran kongenital
14,8%, akibat lainnya 8,2%, Infeksi 7,3%, akibat tetanus neonatorum 1,2%.
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
tahun 2021 jumlah kasus kematian ibu di Nusa Tenggara Timur sebanyak 70
kasus dengan penyebab komplikasi non obstetric 42,74%, perdarahan
38,71%, hipertensi dalam kehamilan 10,04%, infeksi 5,65%. Sedangkan
jumlah kematian bayi di Nusa Tenggara Timur adalah 431 kasus dengan
penyebab-penyebab lain-lain 34,46%, BBLR 22,08%, asfiksia 18,57%,
pneumonia 7,18%, kelainan bawaan 5,37%, infeksi lain 2,92%.
Dinas Kesehatan Kota Kupang berdasarkan laporan tahunan Dinas
Kesehatan Kota Kupang Tahun 2020 jumlah kunjungan ANC 9.570 ibu
hamil, persalinan nakes 8118 ibu bersalin, kunjungan nifas 8285 ibu nifas,
kunjungan neonatus 8150 neonatus. Jumlah kematian ibu di kota Kupang
sebanyak 5 kasus, jumlah kematian bayi 18 kasus.

3
Masih banyaknya ibu hamil yang belum melakukan ANC sesuai
ketentuan, pertolongan persalinan yang tidak ditolong oleh nakes, tidak
melakukan kunjungan nifas serta banyaknya kematian neonatal sehingga
diperlukan asuhan yang komprehensif pada masa Kehamilan, persalinan,
nifas dan pada neonatus 28 hari dengan tujuan untuk mengurangi resiko
kematian dan mendukung percepatan penurunan kematian ibu dan anak.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis sebagai mahasiswa Diploma III
Kebidanan tertarik untuk menulis “Asuhan Kebidanan Secara
Komprehensif Pada Ny M.B G3 P2 A0 AH2 mulai dari masa kehamilan,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas. dan KB”

B. TUJUAN
Meliputi :
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara komperhensif kepada
Ny.M.B mulai dari hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada
Ny. M.B mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
nifas.
b. Dapat menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada Ny. M.B
mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.
c. Dapat melakukan penatalaksanaan asuhan pada Ny. M.B mulai
dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.
d. Dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada
Ny. M.B mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir,
dan nifas

4
C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS
Pengambilan kasus dilakukan di ruang KIA Puskesmas Takari dan Ruang
Bersalin KLINIK Marina Suek dengan menerapkan asuhan kebidanan yang
dimulai tanggal:
A. 21 Februari 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Pertama
B. 01 Maret 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Kedua
C. 4 Maret 2022 : Pertolongan Persalinan
D. 5 Maret 2022 : Kunjungan nifas 6 jam s/d 48 jam/ KN1
E. 8 Maret 2022 : Kunjungan rumah pertama, KN/KF2 hari ke 4-8
F. 11 Maret 2022 : Kunjungan rumah kedua, KN/KF3 hari ke 8-28
G. 31 Maret 2022 :Kunjungan rumah ketiga,KF4 hari ke 29-42

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. ANTENATAL CARE
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimeseter kedua 15 minggu
(minggu ke- 13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu,
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2020).
b. Kehamilan trimester III
Pengertian Kehahamilan TM III kehamilan adalah suatu masa yang
memulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan TM III
yaitu periode 3 bulan terakhir kehamin yang dimulai pada minggu ke
28 sampai minggu ke 40 (Eprintis 2018).
2. Adaptasi Perubahan Fisik
Menurut Dartiwen, dkk ( 2019 ) perubahan Fisik pada masa kehamilan
sebagai berikut.
a. SistemReproduksi
1) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena
pengaruh. Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang
danhipermetropi sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada
kehamilan estrogen dan progesteron yang meningkat. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar 5bulan rahim teraba seperti
berisi cairan ketuban, dinding rahim tipis sehingga bagian-bagian
anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk segmen atas
rahim dan segmen bawah rahim.

6
Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan ante atau
retrofleksi akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari di atas
simpisispubis. Uterus sering berkontraksi tanpa rasa nyeri,
konsistensi lunak, kontraksi ini disebut braxtonhicks, Kontraksi ini
merupakan tanda kemungkinan hamil dan kontraksi sampai akhir
kehamilan menjadi his.
2) ServiksUteri
Vaskularisasi keserviks meningkat selama kehamilan sehingga
serviks menjadi lunak dan berwarna biru. Perubahan serviks
terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Glandula
servikalismensekresikan lebih banyak plak mucus yang akan
menutupi kanalisservikalis, Fungsi utama dari plokmucus ini adalah
untuk menutup kanalisservikalis dan untuk memperkecil risiko
infeksi genital yang meluas keatas.
Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin memberikan
pengaruh perlunakan kandungan kolagen pada serviks. Dalam
persiapan persalinan, estrogen dan hormon plasenta relaksin
membuat serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut
operculum terbentuk dari sekresi kelenjar serviks pada kehamilan
minggu ke-8. Sumbat mucus tetap berada dalam serviks sampai
persalinan dimulai dan pada saat itu dilatasi serviksmenyebabkan
sumbat tersebut terlepas. Mucus serviks merupakan salah satu tanda
awal persalinan.
3) Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas
kanalisservikalis setinggi ostium interna bersama-sama Isthmusuteri.
Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak
serta berdilatasi selama minggu terakhir kehamilan sehingga
memungkinkan segmen tersebut menampung presentingpart janin.

7
Serviks bagian bawah baru menipis dan menegang setelah
persalinanterjadi.
b. Sistem Endokrin
Kopus luteum dalam ovarium pada minggu pertama menghasil
estrogen dan progesteron, yang dalam stadium ini memiliki fungsi
utama untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah
pelepasan serta pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblast
menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh
dan mengambil alih produks estrogen dan progesteron dari korpus
luteum.Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan
hormon hipofise. Sementara itu, progesteron memengaruhi tubuh ibu
melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu,
pengembangan duktus laktiferus dan alveoli, perubahan sekretorik
dalam payudara. Plasenta menghasilkan dua hormon spesifik lainnya,
yaitu hormon laktogenik dan relaksin.
Hormon laktogenik meningkatkan pertumbuhan, menstimulasi
perkembangan payudara dan mempunyai peranan yang penting dalam
metabolisme lemak maternal, sedangkan hormon relaxin memberikan
efek relaksan khususnya pada jaringan ikat.Sekresi kelenjar hipofisis
menurun dan selanjutkan akan meningkatkan sekresi semua kelenjar
endokrin (kelenjar tiroid, paratiroid, adrenal). Prolaktin meningkat
secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan namun fungsi
prolaktin dalam memicu laktasi disupresi sampai plasenta dilahirkan
dan kadar estrogen menurun.
c. Sistem Kekebalan
Imunisasi sebagai salah satu cara preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan
secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar

8
sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus
mata rantai penularan. Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat
memiliki secara aktif maupun pasif Keduanya dapat diperoleh secara
alami Maupun buatan Kekebalan pasif yang didapatkan secara alami
adalah kekebalan yang didapatkan secara transplasenta, yaitu antibodi
yang diberikan ibu kandung secara pasif melalui plasenta kepada janin
yang di kandungannya. Semua bayi yang dilahirkan memiliki sedikit
atau banyak antibodi dari ibu kandungnya.Kekebalanpasif buatan
adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan
kedalam tubuh anak seperti pada bayi baru lahir dari ibu yang
mempunyai HbsAg.
d. SistemPerkemihan
Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos
menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter
Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan
tonus kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan kandung kemih
yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis.
Ketidak mampuan untuk mengendalikan aliran urine,
khususnya akibat desakan yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan
intra abdomen dapat terjadi menjelang akhir kehamilan. Keadaan ini
disebabkan oleh penurunan tonus otot pada dasar pangrgul (akibat
progesteron) dan peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus.
Akibat perubahan ini pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering
kencing Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul.Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin turun ke PAP, keluhan sering kencing akan timbul kembali karena
kandung kemih mulai tertekan. Di samping sering kencing terdapat pula
poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di
ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat

9
sampai Reabsorbsi di tubulus tidak berubah,sehingga lebih banyak dapat
dikeluarkan urea, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
e. SistemPencernaan
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek ( nause
sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan kadar
HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus menurun sehunmotilitas
juga berkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron yang
besar dan menurunnya kadar montalin, suatu peptida hormon yang
diketahui mempunyai efek perangsangan otot-otot polos. Makan lebih
lama dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada
dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi akan tetapi menimbulkan
obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil. Dijumpai pada bulan- bulan pertama kehamilan gejala muntah
lemesis), yang biasanya terjadi pada pagi hari dikenal dengan
morningsickness.
Nausea (mual) atau vomitus (muntah) yang terjadi pada awal bulan
kehamilan sering dijumpai dan biasanya ringan. Penyebab yang pasti
belum diketahui tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan
reaksi terhadap peningkatan kadar hormon. Jika berlangsung melebihi
14 minggu atau bila terjadi hiperemesis, maka morning sickness ini
dianggap sebagai keadaan abnormal dan memerlukan tindakan aktif.
Pada bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan
membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena pengaruh dari
kadarestrogen yang meningkat yang menyebabkan peningkatan
vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat. Tidak ada
peningkatan saliva namun wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan
saliva). Perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang
menelan saat mual. Pembengkakan gusi fokal dan sangat vaskuler yang
disebut epulis kehamilan.

10
Hemoroid cukup sering pada kehamilan, kelainan ini sebagian besar
disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena di bawah uteri
Refleks asam lambung (heartburn) disebabkan oleh regurgitasi isi
lambung esophagus bagian bawah. Progesteron menyebabkan relaksasi
sfingter kardiak pada lambung dan mengurangi motilitas lambung sehat
memperlambat pengosongan lambung. Heartburn biasanya hanya
terjadi pada satu atau dua bulan terakhir kehamilan.
f. SistemMuskuloskeletal
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada
tungkai bawah Mobilitas sendi sacroiliaka, sacrocoksigealdan sendi
pubis bertambah besar dan karena ini menyebabkan tidak nyaman pada
dinding bagian bawah, khususnya pada akhirkehamilan.
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat
gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh lengkung tulang belakang akan
berubah bentuk untuk mengimbang pembesaran abdomen dan
menjelang akhirkehamilan banyak wanita yang memperhatikan postur
tubuh yang khas (lordosis). Demikian juga jaringan ikat pada
persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkanpersalinan.
g. SistemKardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mumu dan alat lain yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan Volume plasma
puteramulya mengatur pada saat usia kehamilan 10 min. Peribahastata
volume maternal berkisar antara 20%-100% selain itu pada
minulloutput akan meningkat dan perubahan terjadi pertandre Pada
akhir trimester I terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran terta
bertambahnya cardiac output. Pada usia kehamilan 16 mgg,

11
menjadi model. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit
naik kembali sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiring
perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan
curah jantung menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum
terjadi selama masahamil. Selama kehamilan jumlah leukosit akan
meningkat bertaranta 5000- 12000 dan mencapai puncaknya pada sat
awalan dan masa nifas berkisar 14000-15000. Penyebab peeningkatan
ini belum diketahui.Respons yang sama diketahui terjadi selama dan
setelah melaku latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan
mengalami perubahPadatrimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah
granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
h. SistemIntegumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan Perubahan yang umum terjadi adalah
peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan
elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striaegravidarum.
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone,
kadar MSH pun meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide
atau alba, areola mamae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma
gravidarum), setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
Pada multipara selain striae, kemerahan itu sering kali ditemukan
garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan
perut akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan
linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi, pada

12
wajah dan leher, yang disebut dengan chloasma atau
melasmagravidarum. Selainitu, diaerola dan daerah genetalia juga akan
terlihat pigmentasi yang berlebihan,pigmentasi yang berlebihan
biasanya akan hilang setelah persalinan.
i. Metabolisme
Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan perubah
perubahan kimawi yang terjadi di dalam tubuh untuk pelaksana untuk
pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,
metabolismetubuh mengalami perubahan yang mendasar, di mana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberi ASI.
Pada wanita hamil basal metabolicrate (BMR) meningkat hinge 15%
- 20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. BMR kembali
setelah hari ke 5 atau ke-6 postpartum. Peningkatan BMR
mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin, plasenta, uterus serta
meningkatkan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu
Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan
letih setelah melakukan aktivitas ringan Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme mengalami perubahan yang mendasar, tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan memberi ASI.
j. Berat Badan dan Indeks MasaTubuh
Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar
6,516,5 kg Kenaikan berat badan terlalu banyak ditemukan pada kasus
preeklampsi dan eklampsi. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh
janin, uri , air ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah,
protein dan retrensiurine. Indeks Massa Tubuh (BodyMass Index,
BMI) mengidentifikasi jumlah jaringanadiposa berdasarkan hubungan
tinggi badan terhadap berat badan dan digunakanuntuk menentukan
berat badan wanita.

13
k. SistemPernafasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap
percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan
uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk
membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan
ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga
dadameningkat.Wanita hamil bernapas lebih dalam tetapi frekuensi
napasnya hanya sedikit meningkat. Penigkatan pernapasan yang
berhubungan dengan frekuensi napas normal menyebabkan peningkatan
volume napas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas satu
menit hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbon
dioks di alveoli menurun. Selain itu pada kehamilan terjadi juga perub
sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan Di sam samping itu
terjadi desakan rahim yang membesar pada umur kehamilan kehamilan
32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan
rahim dan kebutuhan Oz yangmeningkat.
3. Adaptasi psikologi kehamilan
Menurut Walyani (2020) trimester tiga sering disebut periode
penantian dengan penuhkewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai
menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia
menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama
wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin
dan pembesaran uterus keduanya menjadi hal yang terus menerus
mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang-orang di sekitarnya kini
mulai membuat rencana untuk bayi yang di nantikan. Wanita tersebut
menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaianatau
seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan
bahaya mengintip dalam dunia di luar sana. Memilih nama untuk bayinya

14
merupakan persiapan menanti kelahiranbayi. Pakaian-pakaian bayi mulai
di buat atau di beli. Kamar-kamar di susun atau di rapikan. Sebagian besar
pemikiran di fokuskan pada perawatan bayi.
Wanita merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya
sendiri, seperti: apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait
persalinan dan pelahiran, apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin
atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar
atau apakah organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi.
Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal-hal lain yang
tidak diketahuinya.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara
ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan dan perasaan kehilangan
karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut
menjadi kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin
kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten
dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.
4. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III antara lain :
Menurut Dartiwen dan Nurhayati (2019), asuhan kebidanan pada
kehamilan trimester tiga yaitu:
a. Data Subjektif
Yaitu data yang dapat diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan
pasien.
1) Biodata
Biodata mencakup identitas pasien yaitu :

15
a) Nama, yang jelas dan lengkap bila perlu ditulis nama panggilan
sehari-hari.
b) Umur, dicatat dalam tahun berguna mengantisipasi diagnose
masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.Usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
c) Agama, ditanyakan untuk kemungkinan pengaruhnyaterhadap
kebiasaan kesehatan pasien dan mempermudahpendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
d) Suku/bangsa, berpengaruh pada adat istiadat ataukebiasaansehari-
hari.
e) Pendidikan, ditanyakan untuk mengetahui tingkatintelektualnya,
juga tingkat pengetahuan sikap perilaku kesehatanseseorang.
f) Pekerjaan, gunanya untuk mengetahui dan mengukurtingkat sosial
ekonominya, karena ini juga berpengaruh dalam gizi pasien
tersebut.
g) Alamat, ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila
diperlukan keadaan mendesak, dengan diketahui alamat bidan
dapat mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungannya.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter
atau mencari pertolongan. Keluhan utama harus didasari dengan
indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut, misalnya
ibu mengatakan sudah tidak haid sejak 2 bulan yang lalu, ibu
mengatakan mual muntah, ibu mengatakan pusing, ibu mengatakan nyeri
perut bagian bawah.
3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui faal alat reprodsuksi yang meliputi usia saat
menarche, siklus haid, lamanya haid, sifat darah dan nyeri yang terjadi
pada saat haid.
4) Riwayat kehamilan yang lalu

16
Ditanyakan apaka ada gangguan yang sangat selama kehamilan,
selama hamil melakukan pemeriksaan dimana.
5) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak, karena tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologis.
6) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui sejak kapan pergerakan anak dirasakan,
keluhan yang dialami saat hamil, imunisasi TT berapa kali dan terasa
yang didapatkan.
7) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakak pasien perna mengikuti KB dengan ontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
dan alasan berhenti dari KB.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk dapat mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap kesehatan pasien dan janinnya,
yaitu apabila ada penyakit yang menyertai.
9) Keadaan psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya
wanita mengalami perubahan emosi, psikologis selama masakehamilan.
10) Riwayat pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan, frekuensi, jenis makanan,
minuman dan keluhan.
11) Riwayat elminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar dan buang air kecil, meliputi frekuensi warna, bau dan keluhan.
12) Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien
tidur, dan keluhan yang dialami pasien saat istirahat

17
13) Riwayat kebersihan diri
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga, kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia, karena pada masa kehamilan terjadi
peningkatan PH vagina.

b. Data Objektif
Data Obyektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan
untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus
melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara berurutan. Data-data yang
perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum pasien ditunjukkan dengan kesadaran, postur
tubuh, gerakan tubuh dan ekspresi wajah, TB, BB, LiLA.
2) Pengukuran Tanda-Tanda Vital
Suhu (36,50C – 37,50C), nadi (80-90x/menit), tekanan darah
(110/70–120/80mmHg), pernapasan (18-24x/menit) ini dapat
menentukan adanya gangguan kesehatan dalam tubuh pasien.
3) Pemeriksaan khusus emeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :
a) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang.
untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan adanya
kelainan. Inspeksi/pemeriksaan pandang tersebut meliputi :.

18
b)
Kepala : Kepala apakah ada benjolan, ketombe atau tidak.
Rambut apakah mudah rontok, warna merah,
kusamdan kering atau tidak.
(1) Wajah : Perhatikan ekspresi muka, observasi kulit muka
apakah ada pucat atau edema dan cloasma atau
tidak
(2) Mata : Bentuk simestris
(3) Hidung : Apakah ada polip dan secret
(4) Telinga : Apakah simetris dan ada serumen yang berlebihan
atau tidak
(5) Leher : Apakah ada benjolan abnormal dan pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan pembendungan
vena jugularis
(6) Dada : Bentuknya, apakah ada benjolan abnormal, puting
susu menonjol atau tidak, adakah hyperpigmentasi
pada ereola dan
pengeluarancolostrum.
Abdomen : Apakah membesar sesuai masa kehamilan dan
apakah ada luka bekas operasi, strie dan linea nigra.
Estermitas Ekstremitas : Normal simetris dan tidak ada
: oedema,.
(7) Genetalia Apakah ada kelainan, pengeluaran cairan abnormal
: dari jalan lahir.
Pemeriksaan palpasi meli
meliputi :
(1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan, tinggi
fundus uteridan bagian apa yang terdapat pada
fundus.
Pada Trimester III usia kehamilan:

19
1) 7 bulan : 3 jari atas pusat
2) 8 bulan : ½ pusat – PX
3) 9 bulan : 3 jari bawah PX
(2) Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin
sebelah kanan atau kiri dan bagian terkecil
janin, jika teraba keras, datardan
memanjang seperti papan (punggung).
(3) Leopold III : Untuk menentukan apa yangterdapat dibagian
bawah (jika kepala maka teraba bulat,
melenting, dan keras), bokong (bulat,
lunak, melenting) dan apakah bagian
bawah janin ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
(4) Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan berapa masuknya bagian bawah
kedalam rongga panggul.
b) Pemeriksaan Auskultasi
Apakah DJJ terdengar atau tidak, frekuensi, jelas dan teratur atau
tidak, dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu.DJJ normal 120-
160x/menit.
c) Pemeriksaan Perkusi
Tungkai refleks atau tidak.
4) Pemeriksaan penunjang :
a) Pemeriksaan darah :
a) Hb
Untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah, kadar Hb
normal 11gr% - 12 gr%.
b) Golongan darah
Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan

20
c) Hepatitis B
Hasil pemeriksaan positif atau negatif.
d) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Dilakukan atau tidak di lakukan sesuai indikasi.
c. Analisa (diagnosa kebidanan)
Analisa (diagnose kebidanan) Assessment merupakan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data
subjektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi
sangat dinamis. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan
data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien,
dapat terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat. Contoh :
GIP0A0AH0 UK 39 minggu janin tunggal, hidup, presentasi kepala,
intrauteri.
d. Penatalaksanaan
1. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2019), pelayanan ANC dengan 10T, yakni:
a) Timbang berat badan dan tinggibadan
Pengukuran tinggi tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi
badan<145cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan setiap
kali periksa, sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/
bulan.
Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung
untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB ibu hamil
normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
b) Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah (tensi), tekanan darah 120/80
mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan lebih

21
besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi
(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. Apabila turun di bawah
normal kita pikirkan kearah anemia.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)
Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang
energi kronis (ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR).
d) Pengukuran TinggiFundusUteri
Pengukuran Tinggi rahim berguna untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.
e) Penentuan Letak janin (Presentasi Janin) dan perhitungan Denyut
Jantung Janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau
ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
kali/menit atau lebih dari 160 kali/menitmenunjukkan ada tanda
gawat janin segerarujuk.
f) Pemberian imunisasiTT
Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh
petugas selanjutnya bila mana diperlukan mendapatkan suntikan
tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah
tetanus pada ibu dan bayi.

Tabel pemberian imuisasi TT


I imunisasi Interval % Perlindungan Masa Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC 0% Tidak ada
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun
TT 4 1 ttahun setelah TT 3 99 % 10 tahun
TT 5 1 ttahun setelah TT 4 99 % 25 tahun/ seumur
hidup
( Walyani, 2020)

22
g) Pemberian tablet tambah darah (TabletFe)
Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil sejak awal
kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama
90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk
mengurangi rasa mual. Pemberian tablet tambahdarah (Tablet Fe)
berguna untuk memenuhi volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin.
h) TesLaboratorium
1) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan;
2) Tes Hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia). Periksaan Hb dilakukan pada kunjungan
ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi
menjelangpersalinan;
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing). Untuk mengetahui
adanyaprotein dalam urine ibu hamil, protein urine untuk
mendeteksi ibu hamil kearahpreeklamsi;
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti
malaria, HIV, sifilis danlain-lain.
Pengambilan darah untuk pemeriksaan Veberal
Desease Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui
adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual
antara lain syphilish.
i) Konseling ataupenjelasan
Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai
perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan
inisiasi menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi bayu lahir, ASI

23
eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan
ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibuhamil.
j) Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan Jika ibu memiliki
masalah pada saat hamil.

B. Persalinan Dan Bayi Baru Lahir (BBL) Umur <6 Jam


1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah rangkaiaan peristiwa keluarnya bayi yang sudah
cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Fitriana dan Nurwiyandani,
2018).
b. Tanda-tanda persalinan yaitu: (Fitriana dan Nurwiandani, 2018)
1) Adanya kontraksi rahim
Secara umum tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan
adalah mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi.
Kontraksi tersebut berirama, teratur dan involuter, umumnya
kontraksi bertujusn untuk menyiapkan mulut lahir untuk membesar
dan meningkatkan aliran darah didalam plasenta.
Setiap kontraksi uterus memiliki 3 fase yaitu :
a) Increment : Ketika intensitas terbentuk.
b) Acme : Puncak atau mxsimum.
c) Decement : Ketika otot relaksasi.
2) Keluarnya lendir bercampur darah
keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan
terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang
menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka.
Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.
3) Keluarnya air-air (ketuban)

24
Proses penting menjalin persalinan adalah pecahnya air ketuban.
Jika ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi sudah pecah,
maka sudah saatnya bayi harus keluar. Bila ibu hamil merasakan
ada cairan yang merembes keluar dari vaginadan keluarnya tidak
dapat ditahan lagi, tetapi tidak disertai mulas atau tanpa sakit,
merupakan tanda ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum
terdapat tanda-tanda persalinan, sesudah itu akan terasa sakit
karena ada kemungkinan kontraksi. Normalnya air ketuban ialah
cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.
4) Pembukaan serviks
Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama-tama aktivitas
uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan
kemudian aktifitas uterus menghasilkan dilatasi serviks yang cepat.
Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang
berkembang.Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat
diketahui dengan pemeriksaan dalam.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan (Fitriana dan
Nurwiyandani, 2018 ) antara lain :
1. Power (kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin
keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan
ialah : his, kotraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi
dari ligamen dengan kerja sama yang baik dan sempurnya.
2. Passanger (penumpang)
Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan selain faktor
janin, meliputi, sikap janin, letak janin, presentase janin, bagian
terbawah, serta posisi janin, juga ada plasenta dan air ketuban.
3. Passage (jalan lahir)

25
Passage adalah Jalan lahir atau biasa disebut dengan panggul
ibu.Passage memiliki dua bagian yaitu bagian keras dan bagian
lunak.

d. Tahapan persalinan
Proses persalinan ini terdiri dari 4 kala (Fitriana dan Nuwiyandani,
2018) yaitu :
1) Kala I atau kala pembukaan
Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
Pembukaan serviks menjadi lengkap.Berdasarkan
kemajuanpembukaanmaka kala I dibagi menjadi sebagai berikut :
a) Fase laten
Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat dari 0-3
cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b) Fase aktif
Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang
terbagi lagi menjadi berikut :
(1) Fase akselerasi (fase percepatan).
(2) Fase dilatasi maksimal.
(3) Fase dekelerasi (kurangnya kecepatan).
2) Kala II
Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya bayi.
3) Kala III
Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai
dengan lahirnya plasenta
4) Kala IV
Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan prakris masi diakui adanya kala IV
persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa

26
dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini
sering timbul perdarahan.

e. Macam-macam persalinan
1) Menurut cara persalinan
a) Partus spontan
Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga
ibu sendiri tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi
dan umumnya berlangsung 24 jam.
b) Partus buatan adalah persalinan yang dibantu tenaga dari luar
seperti sectio caesaria, vacuum extractia, forceps.
c) Partus anjuran adalah persalinan yang tidak di mulai dengan
sendirinya tetapi baru dimulai setelah pengobatan misalnya
pemecahan ketuban, pemberian pitocin (prostagalandin)/
induksi.
2) Menurut umur kehamilan
a) Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup. BB janin < 500 gram, umur kehamilan 20 minggu.
b) Partus immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 20-
28 minggu dengan berat janin antara 500-999 gram.
c) Partus prematurus adalah persalinan dengan umur kehamilan
28- 36 minggu dengan berat badan janin antara 1000-2499
gram.
d) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan
dengan umur kehamilan 36-42 minggu dengan BB janin 2500-
4000 gram
e) Partus postmaturus/serotinus adalah persalinan dengan umur
kehamilan lebih dari 43 minggu.
f) Partus presipitus adalah persalinan yang berlangsung cepat

27
dalam keadaan/ tempat dimana saja.

2. Evidence Based
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan,
eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab
utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah.
Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapaa negara berkembangdan
hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
a) Asuhan kesehatan ibu untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian lebih berfokus pada keluarga berencana yakni membantu
para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan.
b) Asuhan antenatal terfokus
Memantau perkembangaan kehamilan mengenali gejala dan tanda
bahaya menyiapkaan persalina dan kesediaan menghadapi
komplikasi.
c) Asuhan pasca keguguran
Menatalaksanakan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta
tanggapan terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.
d) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi.
Kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhaan persalinan
bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif
untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.
3. Asuhan Kebidanan pada persalinan(Fitriana dan Nuwiyandani, 2018)
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan asuhan yang diberikan
Bidan pada ibu bersalin.

28
a. Data Subjektif
Data yang diambil dari pasien/keluarga.Contohnya : ibu mengatakan
merasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang di sertai
keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir serta ingin BAB, sejak
kapan ibu mulai merasakan tanda-tanda persalinan, HPHT dan riwayat
persalinan yang lalu.
b. Data Objektif
Data yang diobservasi dan diukur oleh bidan melalui: pemeriksaan
umum meliputi: suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, djj, his.
Pemeriksaan fisik meliputi; abdomen, genitalia, pemeriksaan
dalam.Pemeriksaan penunjang meliputi: rontgen, golongan darah, HB,
protein urine dan USG.
1) Pemeriksaan umum meliputi : keadaan umum pasien yang ditunjukan
dengan postur tubuh, gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Suhu normal
yaitu : 36,5ºC - 37,5ºC, jika lebih dari 38ºC maka kemungkinan
infeksi, TD : ibu hamil 110 / 70 – 120 / 80 mmHg. Dikatakan tinggi
bila lebih dari 140 - 90 mmHg normal. Nadi normal dalam keadaan
santai, denyut nadi normal sekitar 60 - 80x / menit, pernapasan
normal : 16 - 20x / menit, berat badan sebelum hamil dan berat badan
saat hamil, kenaikan normalnya 9 - 12 kg. LiLA diperiksa pada
tangan kiri, normalnya 23,5 cm jika kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator status gizi kurang. Tinggi badan normalnya > 145 cm, jika
< 145 cm beresiko tinggi seperti panggul sempit.
2) Pemeriksaan fisik meliputi : kepala : apakah ada benjolan atau tidak,
apakah ada ketombe atau tidak. Rambut : apakah mudah rontok,
warnanya merah, dan kering atau tidak. Wajah : perhatikan ekspresi
wajah apakah bahagia, cemas, marah atau gelisah. Apakah oedema,
pucat atau tidak. Mata: apakah konjungtiva pucat atau tidak, sklera
apakah putih normal atau tidak. Mulut dan gigi: apakah bersih ada
sariawan atau tidak dan ada caries pada gigi atau tidak, apakah

29
lidah tampak pucat atau tidak. Leher : apakah ada pembesaran
kelenjar tyroid, pembesaran kelenjar limfe dan pembendungan vena
jugularis atau tidak. Dada : apakah bentuk simetris atau tidak,
keadaan putting susu menonjol atau tidak, pengeluaran ASI atau
colostrum dan apakah ada massa atau tumor. Abdomen : membesar
sesuai umur kehamilan, striae lividae, dan striae albikans pada primi
dan luka bekas operasi atau tidak pada multi. Genitalia : vulva:
apakah ada varises, oedemaatau tidak. Vagina: apakah ada
pengeluaran lendir dan darah serta cairan ketuban yang merembes
warna putih keruh atau tidak. Anus:ada hemoroid atau tidak.
Ekstremitas atas: apakah oedema, pucat pada telapak tangan jari
tangan dan ujung kuku atau tidak. Ekstremitas bawah: apakah
oedema, varises, pucat pada telapak kaki dan ujung kuku kaki atau
tidak.
3) Pemeriksaan palpasi meliputi :leopold I : usia kehamilan : 7 bulan3
jari atas pusat, 8 bulan : ½ pusat – px, 9 bulan : 3 jari bawah px,
leopold II : menentukan dimana letak punggung janin (kanan atau
kiri, teraba datar, keras, seperti papan) dan letak bagian-bagian
terkecil janin, leopold III : menentukan apakah yang terdapat di
bagian bawah dan apakah bagian terbawah janin sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul. Kepala (keras, bulat, melenting),
bokong (bulat, lunak, melenting), leopold IV : divergen sudah masuk
PAP berapa masuknya bagian terbawah ke dalam rongga panggul,
dengan gambar V / V.
4) Pemeriksaan auskultasi : apakah DJJ terdengar atau tidak, frekuensi,
jelas dan teratur atau tidak, dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu.
DJJ normal 120 - 160 x / menit.
5) Pemeriksaan perkusi : Tungkai refleks atau tidak.
6) Pemeriksaan dalam : Hasil pemeriksaan dalam sesuai dengan keadaan
pasien dan kemajuan persalinan meliputi : Keadaan vulva:tidak ada

30
oedema, tidak ada massa, tidak ada varises,Vagina : ada pengeluaran
lendir, darah dan air ketuban. Porsio : tebal lunak, tipis lunak, tidak
teraba, kantong ketuban : ketuban positif atau negatif. Pembukaan :
pembukaan dimulai dari 1 - 10 cm, kepala : proses penurunan kepala
dalam tahapan persalinan yaitu hodge I – IV.
c. Analisa
G P A AH UK minggu, tunggal/gemeli, hidup,intra uterine, presentasi
kepala/sungsang/melintang, Inpartu kala I Fase laten/aktif – kala IV.
d. Penatalaksanaan
Bidan melakukan observasi pada ibu bersalin yakni pada Kala I, Kala II,
Kala III dan Kala IV.
1) Penatalaksanaan Kala I
a) Fase Laten
Melakukan asuhan sayang ibu.
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu
prinsip dasarnya adalah mengikut sertakan suami dan keluarga
selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan
dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan
rasa aman dan pengeluaran yang lebih baik, juga mengurangi
jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan
seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
b) Fase Aktif
Pada Fase ini pembukaan serviks dihitung mulai dari pembukaan
4cm–10cm dan dipantau menggunakan lembar partograf.
2) Penatalaksanaan Kala II – Kala IV.
a) Mengenali tanda dan gejala kala II
(1).Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan
kala dua. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran, ibu
merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

31
rektum/vaginanya, perineum menonjol,vulva vagina dan
singfester ani membuka.

b) Menyiapkan pertolongan persalinan


(2).Memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan
komplikasi ibu dan BBL. Untuk asfiksia tempat datar,keras,2
kain dan 1 handuk bersih dan kering,lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60cm dari tubuh bayi. Menggelar kain diatas
perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi,menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai dalam partus set.
(3).Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
(4).Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah
siku.Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai/pribadi yang bersih.
(5).Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk semuapemeriksaan dalam.
(6).Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi/steril.
c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.
(7).Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
vagina, perineum dan anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu,membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan kebelakang.Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi kedalam wadah yang benar,mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi.

32
(8).Dengan menggunakan teknik antiseptik,melakukan
pemeriksaan dalam untuk memstikan bahwa serviks sudah
lengkap,bila selaput ketuban belum pecah,sedangkan
pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.
(9).Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelup
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit, mencuci tangan.
(10). Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya di catat pada partograf.
d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
Meneran.
(1). Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya, menunggu hingga ibu mempunyai keinginan
untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan
aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan, menjelaskan
kepada anggota bagaimana mereka dapat mendukung dan
memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
(2). Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
meneran.
(3). Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan untuk meneran.Bimbing ibu agar dapat meneran
secara benar dan efektif. Dukung dan beri semangat pada saat
meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai.Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya.Anjurkan ibu untuk istirahat diantara

33
kontraksi.Anjurkan keluarga untuk memberi semangat pada
ibu.Berikan cukup asupan cairan.Menilai DJJ setiap kontraksi
uterus selesai. Segera rujuk bila bayi tidak lahir setelah 2 jam
meneran (primigravida) atau 1 jam meneran (multigravida).
(4). Anjurkan pada ibu untuk berjalan,berjongkok atau
mengambilposisi yang nyaman.Jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
(5). Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu,jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6cm.
(6). Letakan kain bersih yang diletakan 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
(7). Buka tutup partus set dan perhatikan kembali perlengkapan
alat dan bahan.
(8). Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi
(1). Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala.Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas
cepat dan dangkal.Dengan lembut,menyeka muka,mulut dan
hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.
(2). Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
(3). Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
(4). Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara
biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi

34
berikutnya dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah
luar untuk melahirkan bahu posterior.
(5). Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut.Mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat
melewati perineum,gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
(6). Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada
di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya
saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.
f) Penanganan bayi baru lahir
(1). Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik),apakah bayi
menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan,apakah bayi
bergerak kesulitan.Jika bayi tidak bernafas,tidak menangis
lakukan resusitasi, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek,meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan).
(2). Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk
dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi.Lakukan penyuntikan
oksitosin/IM
(3). Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
ke arah ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama
(ke arah ibu).

35
(4). Memegang tali pusat dengan satu tangan,melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
(5). Mengeringkan bayi,mengganti handuk yang basahdan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala,membiarkan tali pusat
terbuka.Jika bayi mengalami kesulitan bernapas,ambil
tindakan yang sesuai.
(6). Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.
g) Oksitosin
(1). Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua.
(2). Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
(3). Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit Imdi gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
bagian luar,setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
h) Penegangan tali pusat terkendali
(1). Memindahkan klem pada tali pusat
(2). Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,tepat
di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus.Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain
(3). Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan
lembut.Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan
hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri.Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

36
mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting
susu.
i) Mengeluarkan plasenta
(1). Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah
atas,mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah
panjang,pindahkan klem hingga berjarak 5-10cm dari
vulva.Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan
tali pusat selama 15 menit: mengulangi pemberian oksitosin
10 unit IM,menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika
perlu. Meminta keluarga untuk mnyiapkan rujukan.Melakukan
penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya,merujuk ibu
jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran
bayi.
(2). Jika plasenta terlihat di introitus vagina,melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan.Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin.Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.Jika selaput
ketuban robek,memakai sarung tangan disenfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disenfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
j) Pemijatan Uterus
(1). Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan
masase uterus,meletakkan telapak tangan di fundus dan

37
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
k) Menilai Perdarahan
(1). Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
(2). Maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.Jika
uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai.
(3). Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalaami perdarahan aktif.
l) Melakukan prosedur pascapersalinan
(1). Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik
(2). Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air disenfeksi tingkat
tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering
(3). Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
(4). Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama
(5). Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
clorin 0,5%
(6). Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering
(7). Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

38
(8). Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam
(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
(b) Setiap 15 menit pada 1 menit pertama pasca persalinan
(c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia
uteri
(e) Jikaditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
menggunakan teknik yang sesuai.
(9). Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontaraksi uterus
(10). Mengevaluasi kehilangan darah
(11). Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalina dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pascapersalinan.Melakukan tindakan yang sesuai
untuk temuan yang tidak normal.
m) Kebersihan dan keamanan
(1). Menempatkan semua peralatan di dalam larutan clorin 0,5%
untuk didekontaminasi (10 menit).Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi
(2). Membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
(3). Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakian yang bersih dan kering

39
(4). Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikanibu minuman
dan makanan yang diinginkan.
(5). Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
(6). Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
(7). Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
n) Dokumentasi
(1). Melengkapi partograf.
2. Bayi baru lahir umur <6 jam
a. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat lahir 2500-4000
gram, cukup bulan dan tidak ada kelainan yang kemudian harus
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterine. (Noorbaya, dkk, 2020).
b. Evidence Based
Evidence based midwifery dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk
pertumbuhan tuguh bidan berorientasi akademis. Dalam melakukan
asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan evidence based
kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti
perkembangan dalam bidang kesehatan yang diantaranya.
1) Baby Friendly
Baby friendly atau baby friendly intiviate (inisasi sayang bayi)
adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh
WHO/UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan,
melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
Pelaksanaan  Baby Friendly dapat dilakukan sebagai berikut:

40
a. Memulai memberikan ASI secara dini dan eksklusif yaitu
pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal
setengah jam pertama setelah persalinan.
b. Melakukan pemotongan tali pusat. Pemotongan tali pusat
dilakukan dengan adanya penundaan selama 3 menit.
c. Melakukan perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat
dilakukan dengan cara :
1. Membiarkan tali pusat kering sendiri
2. Metode kasa kering
3. Metode kasa alkohol 70%
4. Metode antiseptik dan kasa kering.
d. Melakukan bounding attachment
Merupakan suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi
baru lahir yang meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan
perhatian yang saling tarik menarik. Keberhasilan dalam
hubungan ikatan batin antara seorang bayi dan ibunya dapat
mempengaruhi hubungan sepanjang masa dengan memberikan
respon sensual antara ibu dan bayi pada kontak awal kelahiran.
2) Regulasi suhu BBL dengan kontak kulit ke kulit
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga
akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari
dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.
Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit
pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi dengan
ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu
bayi dan mencegah bayi kedinginan/ hipotermi. Keuntungan cara
perawatan bayidengan metode ini selain bisa memberikan
kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur,

41
tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun
akan merasa lebih dekat dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap
beraktivitas sambil menggendong bayinya.
3) Perawatan Tali Pusat
Saatbayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yangmenghubungkannya
dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali
pusat yang melekat di perut bayi akan disisakan beberapa senti.
Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan
mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. Agar tidak
menimbulkan infeksi, sisa potongan tali harus dirawat dengan
Cara merawatnya adalah sebagai berikut:
(a) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.
Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak
air. Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa
menyebabkan hipotermi.
(b) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat
terlebih dahulu.
(c) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi
bedak karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya
kuman.
(d) Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan
kasa steril hingga tali pusat lepas secara sempurna.
4) Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi
Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah
rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan
setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,
penglihatan, perabaan, pembauan dan pengecapan). Selain itu
harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan
jari-jari, mengajak berkomunikasi serta merangsang perasaan
yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan

42
yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan
suasana bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak.
Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi
dengan bayi atau balita setiap hari, terus-menerus, bervariasi, dan
disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya.
Stimulasi juga harus dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi.
Jangan memberikan stimulasi yang terburu-buru dan tidak
memperhatikan minat atau keinginan bayi, atau bayi sedang
mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang
sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru
memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada
prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh
merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau
justru menimbulkan ketakutan bagi bayi.

C. NEONATUS
1. Neonatus
Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme
yang sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kahidupan ekstrauterin.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstra uterin.
Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital
neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada
bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada
sistem pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa
(Jamil,2017).

43
1. Perubahan fisiologis pada masa neonatus
Menurut Johariyah (2017) Perubahan fisiologis masa neonatus
sebagaiberikut ;
a. Perubahan sistem Pernafasan
(1). PerkembanganParu-paru
Paru-paru bersal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx,
yang bercbang dan kemudian kembali mmembentuk struktur
percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah
kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah
bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan nafas
sepanjang trimester II dan III.
(2). Awal Adanya Nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
diotak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena
kompresi paru- paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
(3). Surfaktan dan upaya infirasibernafas
Upaya pernafasan pertama bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalamparu-paru
b. Mengeluarkan jaringan alveolus paru-paru untuk
pertamakali
(4). Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan dalam paru-parunya. Pada
saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga
cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
(5). Fungsi sistem pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi

44
kardiovaskuler.
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.
Peningkatan pembuluh darah paru-paru akan memperlancarkan
pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-
paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi di luar
rahim.
b. Perubahan sistemSirkulasi
Setelah lahir bayi harus melewati paru-paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan.Venaumlicus, duktus venosus
dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional
dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah tali pusat di
klem. Penutupan jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan.
c. Perubahan sistemtermoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka,
sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-
perubahan lingkungan. Pada saat bayimeninggalkan lingkungan
rahim yang hangat, setelah lahir bayi tersebut berada di lingkungan
yang dingin . suhu dingin ini menyebabkan air ketubah menguap
lewat kulit ,sehingga mendinginkan darah bayi.Pembentukan suhu
tanpa mekanisme mengigil merupakan hasil penggunaan lemak
coklat terdapat diseluruh tubuh bayi dan mereka mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak
coklat, seorang bayi menggunakan glukosa untuk mendapatkan
panas tubuh . Lemak cokelat tidak dapat di produksi ulang oleh
bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stressdingin.
d. Perubahan sistemMetabolisme
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat bayi

45
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap beyi baru lahir, glukosa darah akan turun
dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). 
Pencegahan penurunan glukosa pada bayi dapat dilakukan dengan
3 hal:
1) Melalui pemberian ASI ( bayi baru lahir sehat harus didorong
untuk menyusu secepat mungkin setelahlahir)
2) Melalui penggunaan cadangan glikogen(glikogenesis)
3) Melalui pembuatan glukosa darisumber lain terutamalemak
(glukoneogenesis).
e. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah
terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir
cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung
masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi dan
neonatus. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memberi ASI ondemand.
f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih belum matang,
sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi
dan alergi. Sitem kekebalan tubuh yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri
dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi.
Contoh kekebalan tubuh alami :
1) Perlindungan oleh kulit membarane mukosa.
2) Fungsi saringan salurannafas.
3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit danusus.

46
4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asamlambung.
Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti
pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini
terutama kolostrum) dan deteeksi dini serta pengobatan dini
infeksi menjadi sangatpenting.
2. Kebutuhan dasar neonatus
Menurut Jamil (2017) kebutuhan dasar neonatus terdiri darikebutuhan
ASUH, ASIH dan ASAH
a. ASUH
Yang termasuk kebutuhan asuh adalah:
1) Nutrisi yang mencukupi danseimbang
Pemberian nutrisi sacara mencukupi pada anak harus sudah
dimulai sejak dalam kandungan,yaitu dengan pemberian nutrisi
yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir harus
diupayakan pemberian asi secara eksklusif yaitu pemberian asi
saja samapi anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur enam
bulan, sudah waktunya anak diberi makanan tambahan atau
makanan pendamping asi. Pemberian makanan tambahan ini
penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkatpada masa
bayi dan pra sekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama
pertumbuhan Otak
2) Perawatan kesehatandasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal
diperlukan beberapa upaya mis: imunisasi, kontrol ke
puskesmas secara berkala, diperiksa segera bila sakit. Dengan
upaya tersebut, keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara
dini, sehingga bila ada kelainan maka anak segera
mendapatkan penanganan yang benar.

47
3) Pakaian
Anak perlu mandapatkan pakaian yang bersih dan nyaman
dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya
pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.
4) Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal
tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh dan
berkembang secara optimal.Tempat tinggal yang layak tidak
berarti rumah yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya
kita untuk mengatur rumah kita menjadi sehat, cukup ventilasi
serta terjaga kebersihan dan kerapiannya, tanpa
mempedulikanberapapun ukurannya.
5) Higiene diri danlingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah
mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi.
Selain itu lingkungan yang bersih akan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan aktifitas bermain
secara aman.
6) Higiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah
mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi.
Selain itu lingkungan yang bersih akan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan aktifitas bermain
secara aman.
7) Kesegaranjasmani
Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan
otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga
membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan
lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi bagi anak balita merupakan
aktivitas bermain yang menyenangkan.

48
b. ASIH
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai
sedini mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu
diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, mis: dengan
mengajak berbicara. Setelah lahir upaya tersebut dapat dilakukan
dengan mendekap bayi di dada ibu. Ikatan emosi dan kasih sayang
yang erat antara ibu dan anak sangatlah penting, karena berguna
untuk menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang
perkembangan otak anak,sert2a merangsang perhatian anak
terhadap dunia luar.
Kebutuhan asih ini meliputi:
1) Kasih sayang orangtua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing
anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti
memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana
orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak.
2) Rasaaman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak
akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan
aktivitas sehari-harinya.
3) Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.
Apabila anak diacuhkan maka hal ini dapat menyebabkan
frustasi.
4) Dukungan dandorongan
Dalam melakukan aktifitas anak perlu memperoleh dukungan
dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang
aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat
menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap
aktivitasnya. Selain itu orang tua perlu memberikan dukungan

49
agar anak dapat mengatasi stress atau masalah yang dihadapi.
5) Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal
anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada
lingkungannya. Dalam melatih anakuntuk mandiri tentunya
harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan
anak.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap
barang- barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan
mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada
tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk
dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.
c. ASAH
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak,
yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan
yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi. Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa
prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada
ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk
perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan danpelatihan.
1. Jadwal Kunjungan neonatus
Menurut Jamil (2017) standar kunjungan neonatus minimal
dilakukan 3 kali;

50
a. Kunjungan pertama dilakukan saat usia bayi 6 sampai
48jam.
b. Kunjungan kedua dilakukan saat usia bayi 3 sampai 7hari.
c. Kunjungan ketiga dilakukan saat usia bayi 8 sampai 28hari.

D. NIFAS
1. Nifas Dini
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketikaS alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil,
yang berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari ( Fitri dalam Sutanto,
2018).
2. Adaptasi psikologis masa nifas
Menurut Sutanto (2018) berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu
dalam masa nifas yaitu:
Tabel 2.2 Adaptasi psikologi masa nifas

Nama fase Waktu Ciri-ciri


Fase Setelah 1. Perasaan ibu berfokus pada dirinya.
Taking In melahirkan 2. Ibu masih pasif dan tergantung dengan
sampai hari orang lain.
ke-2 3. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran
perubahan tubuhnya.
4. Ibu akan mengulangi pengalaman-
pengalaman waktu melahirkan.
5. Memerlukan ketenangan dalam tidur
untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
kondisi normal
6. Nafsu makan ibu biasanya bertambah
sehingga membutuhkan peningkatan
nutrisi.
7. Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
8. Gangguan psikologis yang mungkin
dirasakan ibu pada fase ini adalah

51
sebagaiberikut.
a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan
apa yang di inginkan tentang bayinya.
Misalnya, jenis kelamin tertentu, warna
kulit, dan sebagainya.
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat
dariperubahan fisik yang dialami ibu.
Misalnya, rasa mules akibat dari
kontraksi rahim, payudara bengkak,
akibat luka jahitan, dan sebagainya.
c. Rasa bersalah karena belum bisa
menyusui bayinya.
d. Suami atau keluarga yang mengkritik
ibu tentang cara merawat bayinya dan
cenderung melihat saja tanpa membantu.
Ibu akan merasa tidak nyaman karena
sebenarnya hal tersebut bukan hanya
tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung
jawab bersama.
Fase Hari ke-3
1. Ibu merasa khawatir akan
taking sampai 10 ketidakmampuan merawat bayi, muncul
hold perasaan sedih (baby blues)
2. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi
orang tua dan meningkatkan tanggung
jawab akan bayinya.
3. Ibu memfokuskan perhatian pada
pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB,
dan daya tahantubuh.
4. Ibu berusaha untuk menguasi
keterampilan merawat bayi seperti
menggndong, menyusui, memandikan,
dan menggantipopok.
5. Ibu cenderung terbuka menerima
nasehat bidan dan kritikanpribadi.
6. Kemungkinan ibu mengalami depresi
postpartum karena merasa tidak mampu
membesarkan bayinya.
7. Wanita pada saat ini sangat sensitive
akan ketidakmampuannya, cepat
tersinggung dan cenderung menganggap
pemberitahuan bidan sebagai teguran.
Dianjurkan untuk berhati –hatidalam
berkomunikasi dengan wanita ini dan
perlu memberi support.
Fase Hari ke-101. Ibu merasa percaya diri untuk merawat

52
Letting Go sampai akhir diri dan bayinya. Setelah ibu pulang ke
masa nifas rumah dan dipengaruhi oleh dukungan
serta perhatian keluarga.
2. Ibu sudah menggambil tanggung jawab
dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhanbayi.
    Sumber: Sutanto (2018)
3. Adaptasi perubahan fisik masa nifas
Perubahan Fisologis yang terjadi pada Masa Nifas Menurut Sutanto
(2018):
1) Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras
karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi
plasenta. Otot rahim tersebut terdiri dari tiga lapis otot yang
membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup
sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan
postpartum.Fundus uteri 3 jari dibawah pusat selama 2 hari,
berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah2 hari
ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke 10 tidak
teraba lagi dan sampai dengan 6 minggu tercapai lagi ukurannya
yang normal.
Tabel 2.3 perbandingan TFU dan berat uterus di masa involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gr
(Sutanto, 2018)

53
b. Lokhea
Lokhea merupakan cairan yang berasal dari vagina.
Tabel 2.4 macam-macam lokhea
Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah
(kruenta) kehitaman segar, jaringan
sisa-sisa plasenta,
dinding rahim,
lemak bayi, lanugo
(rambut bayi) dan
sisa meconium.
Lokhea rubra yang
menetap pada awal
periode postpartum
menunjukkan
adanya perdarahan
postpartum
sekunder yang
mungkin
disebabkan
tinggalnya sisa atau
selaput plasenta.
Sanginolenta 4-7 hari Merah Sisa darah
kecoklatan bercampur lendir
dan berlendir
Serosa 7-14 hari Kuning Lebih sedikit
kecoklatan darah dan lebih
banyak serum, juga
terdiri dari leukosit
dan robekan atau
laserasi plasenta.
Lokhea serosa dan
alba yang berlanjut
bisa menandakan
adanya
endometritis,
terutama jika
disertai demam,
rasa sakit atau
nyeri tekan pada
abdomen.
Alba > 14 hari Putih Mengandung
leukosit, sel

54
desidua dan sel
epitel, selaput
lendir serviks serta
serabut jaringan
yang mati
Lokhea Terjadi infeksi
purulenta keluar cairan
seperti nanah
berbau busuk
Lokheastasis Lokhea tidak lancar
keluarnya
(Sutanto, 2018)
c. Vulva dan Vagina
Setelah 3 minggu Vulva dan vagina kembali ke keadaansebelum
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
d. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki 2 hingga 3 jari tangan,
setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
e. Payudara
Setelah kelahiran plasenta konsentrasiestrogen danprogesteron
menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Air susu
saat di produksi di simpan di alveoli dan pelepasan oksitosin dari
kelenjar hipofise posterior distimulsi oleh isapan bayi. Asi yang di
dapat di hasilkan oleh ibu pada setiap harinya 150-300 ml, Asi
dapat di hasilkan oleh kelenjar susu yang di pengaruhi oleh kerja
hormon-hormon diantaranya hormon laktogen.
ASI yang pertama muncul pada awal nifas adalah ASI
berwarna kekuningan yang biasa dikenal dengan colostrum, yang
sudah terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu .
Perubahan pada payudara :
a) penurunan kadar progesteron secara tepat dengan
peningkatanhormonprolaktin setelah persalinan.

55
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi asi menjadi pada
hari ke-2 atau hari ke-3 setelahpersalinan.
c) Payudara menjadi keras dan besar sebagai tanda mulainya
proses laktasi.
d) Perineum
Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena
sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Pada post natal hari ke 5 perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
2) Sistem Pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini
umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat
selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar sehubung
dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa
nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.
Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras dapat
diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga belum
berhasil dilakukan klisma/enema.
3) SistemPerkemihan
Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama
kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah
melahirkan.
Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin
sampai hari kelima setelah persalinan. Jumlah urine yang keluar dapat
melebihi 3000 ml perharinya. Tindakan ini diperkirakan merupakan
bagian normal dari kehamilan. Selain itu, didapati adanya keringat
yang banyak beberapa hari pertama setelah melahirkan.

56
4) SistemGastrointestinal
kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progerteron menurun setelah melahirkan, namun
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau sampai
dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah
perineum dapat menghalangi keinginanbelakang.
5) Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam post
partum. Progesteron pada hari ke 3 post partum. Kadar prolaktin
dalam darah berngsur- amgsur hilang.
6) Sistemmuskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini
sangat membantu untuk mencegah kompilasi dan mempercepat proses
involusi.
7) Sistemintegumen
a. Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berk
ura
ngnya hyperpigmentasikulit.
b. Perubahan pembuluh darah yang tampak pad kulit karena
kehamilan
dan akan menghilang pada saat estrogenmenurun.
4. Standar kunjungan masa nifas
Menurut Sutanto (2018) Kebijakan Program Nasional Kunjungan Masa
Nifas Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan
untuk menilai statusibudanbayibarulahiruntukmencegah, mendeteksi serta
menangani masalah – masalah yang terjadi.
Berikut ini beberapa tanda bahaya dalam masa nifas, yaitu:
a. Adanya tanda-tanda infeksi puerperalis
Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang masih

57
b. membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan apakah ibu bersalin
mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi karena keadaan-
keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala peningkatan suhu
tubuh.Demam, Muntah, Rasa sakit waktu berkemih
Pada masa nifas dini, sensivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih
didalam vesika sering menurun akibat traum persalinan serta analgesia
epidural atau spinal. Setelah melahirkan terutama saat infus oksitosin
dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan
distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk
mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.
c. Sembelit atau hemoroid
Asuhan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu:
1) Memasukkan kembali haeomoroid yang keluar ke dalam rektum
2) Rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm selama 30
menit, 2-3 kali sehari
3) Meletakkan kantong es pada daerah anus
4) Berbaring miring
5) Minum lebih banyak dan makan dengan diet tinngi serat
6) Kalau perlu pemberian obat supositoria
d. Sakit kepala, nueri epigastik dan penglihatan kabur
Kondisi sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabr biasanya dialami
ibu yang baru melahirkan sering mengelih sakit kepala dan pemglihatan
kabur.
e. Perdarahan vagina yang luar biasa Penyebab utama perdarahan kemungkinan
adalah terdapatnya sisa

58
5. Laktasi
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi
atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (refleks
prolaktin) dan pengeluaran ASI oleh oksitosin (refleks aliran atau let down
reflect). (Sutanto, 2018)
a. Produksi ASI (Refleks Prolaktin)(Sutanto, 2018)
Produksi ASI dan payudara yang membesar selain disebabkan oleh
hormon prolaktin juga disebabkan oleh Human Chorionic
Somatomammotropin (HCS) atau Human Placental Lactogen (hPL),
yaitu hormon peptida yang dikeluarkan oleh plasenta. Human Placental
Lactogen (hPL)memiliki struktur kimia yang mirip dengan prolaktin.
Pada trimester pertama kehamilan, plasenta ini ibarat pabrik kimia yang
memproduksi hormon-hormon wanita dan kehamilan dimana hormon-
hormon yang dihasilkan akan mempunyai perannya masing-masing
seperti :
1) Mengubah tubuh agar dapat mempertahankan kehamilan
2) Mempersiapkan laktasi
3) Menjaga kesehatan organ-organ produksi
4) Menjaga fungsi plasenta agar janin hidup dan cukup mendapatkan
makanan.
Setelah masa persalinan plasenta akan lepas dan berkurangnya
fungsi korpus luteum. Selanjutnya, estrogen dan progesteron juga
berkurang konsentrasinya ditambah dengan hisapan bayi pada putting
susu akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris. Fungsinya sebagai
reseptor mekanik untuk memproduksi ASI. Hisapan putting oleh bayi
tersebut menyebabkan dilepaskannya impuls aferens melalui medula
spinalis ke batang otak dan hipotalamus.

59
Hormon prolaktin distimuli oleh PRH (Prolactin Releasing
Hormon), dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang ada didasar
otak. Hormon ini merangsang sel-sel alveolus yang berfungsi untuk
membuat air susu. Pengeluaran prolaktin sendiri dirangsang oleh
pengosongan ASI dari sinus lactiferus. Semakin banyak ASI yang
dikeluarkan dari payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi,
sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap maka payudara akan
berhenti memproduksi ASI. Rangsangan payudara sampai pengeluaran
ASI disebut dengan refleks produksi ASI (refleks prolaktin).
b. Pengeluaran ASI (oksitosin) atau refleks aliran (Let Down Reflect)
(Sutanto, 2018).
Pengeluaran ASI (oksitosin) adalah refleks aliran yang timbul
akibat perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi.
Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga oleh
reseptor yang terletak pada duktus laktiferus.

E. TEORI PENDOKUMENTASIAN SOAP


Pendokumentasian SOAP merupakan metode pendokumentasian yang di
kerjakan oleh bidan, setelah memberikan asuhan kepada pasien yang meliputi :
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, dan kegiatan asuhan serta respon
pasien terhadap asuhan yang telah diterimanya (Anjarwati, 2016).
Pendokumentasian manajemen kebidanan menggunakan SOAP yaitu :
1. Data subjektif
Data subjectif (S) merupakan pendokumentasian kebidanan menurut
Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data ) terutama data yang
diperoleh melalui anamnesis. Data subjectif ini berhubungan dengan
masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhwatiran
dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis.
Data subjectif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

60
2. Data objectif
Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data
yang diperoleh
melalui hasil observasi dari pemeriksaan pasien, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain, catatan medic dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data objectif ini. Data ini
akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosa.
3. Analisa
Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian
manenjemen kebidanan, keadaan pasien yang setiap saat bisa mngalami
perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjectif maupun
objektif.Analisa/assessment merupakan pendokumentasian metode
kebidanaan menurut Hellen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat
sehingga mencakup hal hal berikut ini : diagnosis/masalah kebidanan,
diagnosis masalah potensial serta perlunya identifiksi kebutuhan tindakan
segera untuk antisipasi diagnosis atau masalah potensial, kebutuhan
tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi:
tindakan mandiri, kolaborasi dan merujuk pasien.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan
datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya
kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraan.
Dalam soap meliputi pendokumentasian manejemen kebidanan
menurut Hallen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.
Pendokumentasian dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai
rencana yang disusun sesuai dengan keadaan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali
bila tindakan tidak dilaksanakan atau membahayakan keselamatan pasien.

61
Dalam penatalaksanaan ini harus mencantumkan evaluasi yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang diambil untuk menilai efektifitas asuhan
atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah
dicapai dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan atau asuhan. Untuk
pendokumentasian proses evaluasi ini, diperlukan catatan perkembangan,
dengan tetap mengacu pada metode SOAP dan 7 Langkah Varney.
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Adapun SOAP digunakan untuk pendokumentasian karena
pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang
sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu
rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan dari intisari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian
(Pusdiknas, 2016).

62
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL G3P2A0AH2 UK 39-40


MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN, PRESENTASI
KEPALA
1. Kunjungan kehamilan pertama
Tanggal: 21-02-2022 Jam : 15.00WITA
Identitas
Klien Suami
Nama : Ny.M.B Nama : Tn.Y. I
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama :Protestan Agama : Protestan
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Tidak Ada Penghasilan : Rp.900.000
Alamat : Oesapa Alamat :Oesapa
Rt / Rw : 01/01 Rt / Rw : 01/01
a. Data Subjektif
1) Alasan datang
Ibu mengatakan hamil anak ketiga, pernah melahirkan dua kali,
tidak pernah keguguran dan ibu mengatakan sudah tidak haid ± 9
bulan yang lalu dan ingin memeriksakan kehamilannya.
2) Riwayat haid
HPHT tanggal 25-05-2021, lamanya haid 4 hari, banyaknya 3-4
kali ganti pembalut/hari. Haid sebelumnya tanggal 24 juli 2021,
lamanya 4 hari, siklus 28 hari. Tafsiran persalinan tanggal 04-03-
2022
3) Riwayat persalinan yang lalu
Anak I.Lahir tahun 2017,lahir cukup bulan,spontan,di tolong oleh
bidan,tidak ada penyulit,BB 2800 gram,PB 48 cm,keadaan sehat.

63
Anak 2.Lahir tahun 2018,lahir cukup bulan,spontan,ditolong oleh
bidan,tidak ada penyulit,BB 3400 gram,PB 48 cm,keadaan sehat.
4) Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan pernah mengunakan KB.
5) Riwayat penyakit yang sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang diderita saat ini, dan tidak
ada penyakit keturunan.
6) Riwayat dan kebiasaan sehari-hari:
Jenis makan nasi, sayur, ubi,lauk pauk,frekuensi 3 kali/hari, nafsu
makan baik, jenis minum air putih dan susu. Personal hygiene ,
mandi 2 kali/hari, sikat gigi 2 kali/hari, keramas rambut 2
kali/minggu, ganti pakian dalam 2 kali/hari,ganti pakian 2
kali/hari.Pola eliminasi BAK 3-4 kali/hari,warnah jernih, bauh khas
amoniak,keluhan tidak ada, BAB 1-2 kali/hari,warnah kuning,bauh
khas feses, keluan tidak ada.
7) Kondisi psikososial
Ibu dan keluarga sangat senang dengan perkawinannya,keluarga
sangat senang dan sangat mendukung dengan kehamilan ibu, jenis
kelamin yang di inginkan ibu dan keluargamenerima jenis kelamin
apapun anak yang di lahirkan nanti. Tempat dan petugas yang di
inginkan untuk menolong Puskesmas dan Bidan.
8) Riwayat kehamilan ini trimester I,II,III
TM I pemeriksaan kehamilan satu kali di puskesmas tarus keluhan
mual muntah, terapi vit B6.
TM II pemeriksaan kehamilan satu kali di puskesmas sikumana,
tidak ada keluhan dan terapi vit C, kalk, tablet Fe (60 tablet).
TM III pemeriksaan kehamilan dua kali di puskesmas sikumana,
tidak ada keluhan dan terapi kalk, vit C, tablet Fe (30 tablet tersisa
12 tablet).
Imunisasi TT1 : 05/11/2021
Pergerakan janin dirasakan 10 kali gerakan dalam 2 jam.

64
9) P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi).terdiri dari:
Persiapan tempat persalinan yaitu ibu mengatakan ingin melahirkan
di fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Tarus.penolong persalinan
yaitu bidan. Biaya sudah di siapkan oleh suami dan angota keluarga
lainny dan asuransi BPJS. Donor darah sudah di siapkan, yaitu
suami dan satu angota keluarga. Emergensi dan rujukan keluarga
bersedia merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang memadai jika
terjadi komplikasih.
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum:
Keadaan umum baik,keasdaran composmentis, ekspresi wajah
ceria.Tanda-tanda vital TD 110/80 mmHg, suhu 36,6 oC, nadi
80x/menit,pernapasan 23x/menit,tinggi badan 160 cm, berat badan
sebelum hamil 55 kg, berat badan saat ini 69 kg, LILA 26 cm,
tafsiran persalinan 04-03-2021.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala bersih,tidak ada luka, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan. Rambut bersih,hitam, lurus. Wajah tidak oedema, tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Mata bersih, conjungtifa
merah mudah,sklerah putih.Telingah bersih tidak ada serumen.
Mulut dan gigi bersih tidak ada caries. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar linfe,thyroid,dan venajugularis. Dada payudara
simetris,aerola hipperpigmentasi, puting susu menonjol.Abdomen
tidak ada luka bekas oerasi, ada stirie albicans dan linea nigra.
Ekstremitas tidak oedema, tidak varises. Genetalia bersih.Anus
tidak hemoroid.
3) Pemeriksaan obstetric Abdomen
TFU 3 jari di bawah proccesus xiphodeus (31 cm) teraba lunak,dan
tidak melenting. Disebelah kiri perut ibu terabah keras, datar dan
memanjang seperti papan dan sebelah kanan perut ibu teraba

65
tonjolan-tonjolan kecil. Bagian terendah teraba keras, bulat dan
melenting dan tidak di goyang, kepala sudah masuk PAP.
TBBJ (31-11) x 155 : 3100 gram. Djj 142x/menit, teratur. Pada
vulva tidak ada oedema, tidak ada varices,tidak ada kondiloma,
tidak ada pengeluaran pervaginaan, tidak ada haemoroid.
4) Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
a. Darah : HB : Tidak di periksa golongan darah
b. Urine :reduksi tidak ada, protein urine tidak ada.
c. USG :Tidak dilakukan
d. Rontgen: Tidak dilakukan
c. Analisa Data
G3P2A0 AH2UK 39-40 minggu, janin tunggal,hidup,intrauterine,
presentasi kepala.
d. Penatalaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi)
P: Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan, keadaan kesehatan ibu dan janin baik.
P: Tekanan darah ibu 110/70 MmHg termasuk normal, nadi 84x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu 36,8 °C, berat badan 57 kg, denyut
jantung janin 140x/menit normal, posisi janin dalam rahim normal
dan ibu tidak perlu khawatir.
E: Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaannya
1. Menganjurkan pada ibu untuk :
a. Makanan bergizi seimbang seperti ikan, daging telur, tempeh,
tahu, sayuran hijau dan buah. Agar memnuhi kebutuhan gizi pada
ibu dan membantu proses tumbuh kembang janin. Ibu menerima
anjuran yang di berikan dan mau menkonsumsi makan bergizi
seperti ikan,daging,a telur, tempe, tahu, sayuran hijau dan buah.
b. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup yaitu
istirahat siang 1-2 jam/hari, tidur malam 7-8 jam/hari. Agar

66
menjaga kondisi tubuh ibu. Ibu menerima anjuran yang di berikan
dan mau melakukannya.
c. Menjaga kebersihan diri seperti mandi,keramas rambut, sikat gigi
dan ganti pakaian agar memberikan kenyaman pada ibu. Ibu
menerima anjuran yang di berikan dan mau untuk selalu menjaga
kebersihan dirinya setiap hari
d. Mengurangi pekerjaan rumah yang berat, seperti mencuci
pakaian,mengangkat barang yang berat, menimbah air dan
melakukan olaraga ringan seperti berjalan santai di pagi hari. Ibu
mengeri dan mau mengurangi pekerjaan rumah yang terlalu berat
dan mau berolaraga.
2. Menjelaskan pada ibu tentang :
a. Tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu perdarahan, janin
kurang bergerak dari biasanya,sakit kepala, pusing, nyeri perut
bagian bahwa yang hebat, kejang. Jika ibu mengalami tanda
bahaya segra kefasilitas kesehatan untuk mendapatkan penangana.
Ibu mengerti dan dapat mengulangi penjelasan tentang tanda-
tanda bahaya kehamilan trimester III seperti janin kurang
bergerak dari biasanya dan bersedia kefasilitas kesehatan jika
mengalami tanda tersebut.
b. Tanda-tanda persalinan meliputi sakit pada pinggangmenjalar
keperut bagian bahwa yang semakin lama semakin sering, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar air-air atau ketuban
dari jalan lahir bila mengalami tanda-tanda tersebut ibu harus
kefasilitas kesehatan. Ibu mengerti dapat dan dapat menjelaskan
kembali tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir dan ibu bersedia ke fasilitas kesehatan jika
mengalami tanda tersebut.
c. Melakukan persiapan persalinan meliputih persiapan pakaian ibu
dan bayi, tabungan, rencanakan melahirkan di faskes yang di
inginkan ibu dan yang akan menolong persalinan ibu, siapkan

67
kartu JKN, kendaraan yang akan mengantarkan ibu dan orang
yang akan mendampingi ibu saat persalinan, calon pendonor
darah. Ibu mengerti dan mengatakan sudah mempersiapkan
semua persiapan persalinan seperti persiapan pakian ibu dan
bayi, tabungan, kartu JKN, kendaraan mobil, tempat melahirkan
di KLINIK dr.praktik dan penolong bidan, pendamping suami,
pendonor darah keluarga.
3. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 01-03-2022, dan
menganjurkan ibu untuk memberikan informasi jika mendapat tanda-
tanda persalinan dan atau tanda-tanda bahay kehamilan. Ibu bersedia
untuk di kunjungi lagi sesuai jadwal yang di tentukan dan akan
selalu memberikan informasi terkait kehamilannya.
4. Mendokumentasikan semua tindakan yang di berikan. Dokumentasi
sudah di lakukan.
2. Kunjungan Kehamilan Kedua
Tanggal : 01 -03-2022
Jam : 16.00 wita
Tempat pengkajian : Rumah pasien
a. Data Subjektif
ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan apa-apa.
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmenti,ekspresi wajah ceria.
TTV : suhu 36,6oC, RR 18x/menit, RR 22x/menit, TD 120/80
mmHg, nadi 85x/menit,BB 69 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala bersih, tidak ada luka, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan,
Rambut bersih, hitam, lurus. Wajah tidak oedema, tidak pucat, tidak
ada cloasma gravidarum. Mata bersih, conjungtiva merah mudah,
skera putih. Telinga bersih, tidak ada serumen. Mulut dan gigi bersih
tidak ada caries. Leher tidak ada pembesaran kelenjer linfe, thyroid

68
dan vena jugularis. Dada payudara simetris, aereola hiperpigmentasi,
puting susu menonjol. Abdomen tidak ada luka bekas operasi, ada
strie albicans dan linea nigra.Ekstremitas tidak oedema, tidak
varises. Genetalia bersih. Anus tidak hemorid.
3. Pemeriksaan Obstetrik:
TFU 2 pusat-procesus xypoideus, (32 cm) teraba lunak, dan tidak
melenting. Disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang seperti papan dan sebelah kanan perut ibu teraba
tonjolan tonjolan kecil.Bagian terendah teraba keras, bulat dan
melenting dan tidak dapat digoyang, kepala sudah masuk PAP.
TBBJ (32-11) x 155: 3255 gram. Djj 145x/menit, teratur, maksimal
satu tempat di sebelah kiri dibawah pusat. Pada vulva tidak ada
oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma, tidak ada
pengeluaran pervaginaan, tidak ada hemaroid.
c. Analisa
G3 P2 A0 AH2 UK 39-40 minggu, JaninTunggal,
Hidup, Presentase Kepala, Intrauteri.
d. Penatalaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Evaluasi)
P : Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,
keadaan kesehatan ibu baik dan keadaan janin baik.
P: Tekanan darah ibu 110/80 MmHg termasuk normal, nadi 85x/menit
pernapasan 22x/menit, suhu 36,6℃ denyut jantung janin
145x/menit normal dan posisi janin dalam rahim normal yaitu
letak kepala dan ibu tidak perlu khawatir.
E : Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaannya.
1) Mengevaluasi kembali ibu tentang makan makanan bergizi
seimbang yang telah dianjurkan pada kunjungan pertama. Ibu
menerima anjuran yang diberikan dan telah mengonsumsi makanan
bergizi seimbang seperti nasi, jagung, ubi,daging, ikan, telur, tempe
dan tahu, sayur kangkung, bayam, wortel, tomat, apel, pisang.

69
2) Mengevaluasi kembali ibu tentang istirahat yang cukup yang telah
dijelaskan pada kunjungan pertama. Ibu mengerti dan telah istirahat
dan tidur yang cukup sesuai anjuran yang diberikan yaitu tidur
malam 6-7 jam dan tidur siang 1-2 jam.
3) Mengevaluasi kembali ibu tentang kebersihan diri yang telah
dijelaskan pada kunjungan pertama. Ibu mengerti dan dapat
menjelaskan kembali anjuran tentang kebersihan diri yaitu cuci
tangan dengan air bersih mengalir sebelum makan, setelah buang
air besar, dan buang air, mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari,
keramas rambut 2-3 kali seminggu, ganti pakaian luar setiap kali
selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap kali selesai mandi atau
jika basah, membersihkan genetalia dan anus setiap kali selesai
BAK/BAB.
4) Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda awal persalinan yang telah
dijelaskan pada kunjungan pertama. Ibu mengerti dan dapat
menyebut kembali tanda awal persalinan seperti perut mules
teratur, dan semakin lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahir dan air-air/air ketuban lewat jalan lahir.
5) Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III. Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali
beberapa tanda bahaya tersebut seperti bengkak pada kaki, tangan,
dan wajah, demam tinggi dan sakit kepala, muntah terus dan tak
mau makan. Ibu bersedia datang ke fasilitas kesehatan jika
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
6) Mengevaluasi kembali ibu tentang P4K. Ibu sudah mengerti dan
ibu merencanakan bersalin di RS Leona, persalinan di tolong oleh
bidan, biaya sudah disiapkan, sudah ada pendonor darah, ibu siap
dirujuk jika gawat.
7) Melakukan pendokumentasian
Pendokumentasian telah dilakukan

70
B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
1. Kala I
Tanggal : 04-03-2022. Jam: 07.00 WITA
a. Data subjektif
Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah,
disertai pengeluaran lendir darah dari jalan lahir sejak
pukul 02.25
WITA.
b. Data objektif
Keadaan umum baik,kesadaran composmentis, ekspresi wajah tampak
kesakitan. TTV, TD : 110/90 mmHg, suhu 36,50C, RR22x/menit,
nadi88x/menit.
1. Pemeriksaan Fisik
Kepala bersih, tidak tidak ada luka, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan. Rambut bersih, hitam, lurus. Wajah tidak oedema, tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Mata bersih, conjungtiva
merah muda, sclera putih. Telingabersih tidak ada serumen. Mulut
dan gigibersih tidak ada caries. Lehertidak ada pembesaran kelenjar
limfe, thyroid dan vena jugularis. Dada payudara simetris, aerola
hiperpigmentasi, putting susu menonjol. Abdomentidak ada luka
bekas operasi, ada strie albicans dan linea nigra. Ekremitastidak
oedama, tidak varises.Genetaliabersih. Anus tidak haemoroid.
2. Palpasi
TFU 3 jari dibawah proccesus xiphoideus (29 cm) teraba lunak, dan
tidak melenting. Disebelah kanan perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang seperti papan dan sebelah kiri perut ibu teraba tonjolan
tonjolan kecil. Bagian terendah teraba keras, bulat dan melenting ,
dan tidak dapat digoyang, kepala sudah masuk PAP. TBBJ (29-11) x
155 : 2790 gram. DJJ terdengar jelas dan teratur pada sisi kanan
bawah perut ibu dengan frekuensi 147x/menit. Kontraksi uterus 4
kali dalam 10 menit dengan durasi 30-35 detik.

71
3. Hasil pemeriksaan dalam (VT)
Tanggal : 04-05-2021, jam 07.10 WITA
Vulva / vagina : tidak ada oedema, tidak ada kelainan, keluar
cairanlendir bercampur darah, portio tipis lunak, pembukaan 7cm,
kantong ketuban utuh (+), presentasi kepala, ubun-ubun kecil
penurunan kepala Hodge III.
c. Analisa
G3 P2 A0 AH2 UK 41 minggu, Janin tunggal, hidup, intra uteri,
presentasi kepala Inpartu kala 1 fase aktif.
d. Penatalaksanaan
Tanggal : 04-03-2022 Pukul :07.15WITA
P : Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa keadaan ibu dan janin baik.
P : TTV, TD : 110/90 mmHg, suhu 36,50C, RR22x/menit ,nadi
88x/menit. DJJ 147x/ menit, pembukaan 7 cm, kantong ketuban
utuh.
E : Ibu dan keluarga senang dengan informasi yang diberikan dan ibu
tampak kesakitan.
1) Menganjurkan kepada ibu untuk tidur miring kiri dengan kaki kiri
diluruskan dan kaki kanan di tekuk untuk melancarkan aliran
oksigen dari Ibu ke janin.Ibu menerima anjuran yang di berikan
dan ibu tidur dengan posisi miring ke kiri.
2) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum apabila ibu tidak
merasakan sakit agar ibu mempunyai tenaga dan tidak mudah
kelelahan pada saat proses persalinan. Ibu menerima dengan
anjuran yang di berikan serta akan makan dan minum apabila tidak
ada his.
3) Menganjurkan kepada keluarga dan suami untuk memberikan
dukungan moral dan mental pada ibu dengan cara mendengarkan
setiap keluhan ibu, memotivasi ibu agar ibu bersemangat dalam

72
menghadapi proses persalinan. Ibu merasa senang dengan
dukungan yang diberikan oleh suami dan keluarga
4) Mengajarkan kepada ibu cara relaksasi yaitu dengan cara menarik
nafas dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut saat ada
kontraksi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan ibu
dapat melakukannya saat ada kontraksi.
5) Mengajarkan ibu cara mengedan yang benar, yaitu kedua kaki
ditarik ke arah dada, dagu menempel di dada dan mata melihat ke
perutdan mengedan seperti ingin BAB. Ibu mengerti dan bisa
melakukan cara mengedan yang benar
6) Mendokumentasikan semua tindakan yang di berikan.
Dokumentasi sudah dilakukan

2. Kala II
Tanggal 04-03-2022 jam :09.00 WITA
a. Data subjektif
Ibu merasa nyeri perut semakin kuat, merasakan dorongan yang
kuat untuk meneran saat timbul kontraksi dan merasa ingin BAB.
b. Data objektif
Kontraksi Uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 40-45 detik,
DJJ140x/menit. Hasil pemeriksaan dalam (VT) pukul 09.05 WITA,
yaitu: Vulva/vagina tidak oedema, tidak ada kelainan, keluar cairan
lendir bercampur darah, portio tidak teraba, pembukaan lengkap
(10 cm), ketuban pecah(-), presentasi kepala, ubun-ubun kecil,
penurunan kepala Hodge III-IV.
c. Analisa
Inpartu kala II
d. Penatalaksanaan
1) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu yaitu
posisi setengah duduk yang diinginkan ibu; Keluarga sudah
menyiapkan posisi ibu dengan setengah duduk.

73
2) Memimpin meneran saat ada dorongan yang kuat untuk
meneran yaitu kedua tangan merangkul paha dan menariknya ke
arah dada, dagu ditempel pada perut ibu, mata melihat ke arah
perut dan ibu mengedan; Memimpin meneran sudah dilakukan
dan ibu mengikuti arahannya.
3) Menganjurkan keluarga memberi ibu minum saat tidak ada his.
Mendengarkan DJJ setelah kontraksi selesai; Keluarga sudah
memberi ibu minum saat tidak ada kontraksi.
4) Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman dan
ibu memilih posisi setenga duduk; Ibu menerima anjuran yang
diberikan dan mau mengambil posisi setengah duduk.
5) Menaruh handuk bersih di atas perut ibu, kepala bayi nampak
di depan vulva 5 - 6 cm; Handuk sudah diletakan di atas perut
ibu.
6) Meletakan kain bersih 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu; Kain
bersih 1/3 bagian sudah diletakkan di bawah bokong ibu.
7) Membuka partus set; Partus set sudah dibuka.
8) Memakai handscoon steril; Handscoon sudah dipakai.
9) Pada saat his ibu meneran kepala bayi makin maju dan nampak
di vulva, lalu menyokong perineum dengan dilapisi kain bersih
dan kering; Sudah dilakukan penyokongan perineum.
10) Memeriksa lilitan tali pusat; Sudah dilakukan pemeriksaan
lilitan tali pusat dan tidak ada lilitan
11) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
dengan spontan.
12) Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar dan melahirkan
bayi dengan cara kedua tangan diletakkan secara biparietal pada
kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan
bahu depan dan menarik kepala ke atas untuk melahirkan bahu
belakang; Sudah dilakukan pertolongan kepala secara biparietal.

74
13) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada dibagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
14) Mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga
tubuh bayi saat dilahirkan. Setelah tubuh dari lengan lahir
(sangga susur) dari punggung kemudian kearah kaki bayi dan
pegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu
kelahiran bayi; pada pukul 09.15 WITA Bayi lahir spontan.
15) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik); Sudah dilakukan
penilaian yaitu bayi lahir dengan menangis kuat, bernapas
spontan, gerakan aktif, warna kulit kemerahan dan denyut
jantung kuat.
16) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu dan bayi; Bayi dalam keadaan
terbungkus dan hangat.
17) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama (ke arah
ibu); klem sudah terpasang.
18) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut;
Tali pusat sudat terpotong.
19) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basahdan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang
sesuai; Bayi sudah dikeringkan dan handuk basah sudah diganti.
20) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI; Bayi sudah
diberikan pada ibu dan ibu sudah melakukan pemberian ASI.

75
21) Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua; Palpasi sudah dilakukan dan tidak ada bayi kedua.
3. Kala III
Tanggal 04-03-2022 Jam : 09. 20 WITA
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya, tetapi
perutnya masih terasa mules.
b. Data Objektif
Ibu tampak kelelahan, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, uterus teraba keras dan bundar, tali pusat bertambah panjang
saat diregangkan, keluar darah secara tiba-tiba dari jalan lahir.
c. Analisa
Inpartu kala III
d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik; sudah
dilakukan.
2) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM gluteus atau 1 / 3 atas paha kanan ibu
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu;
penyuntikan oksitosin sudah dilakukan.
3) Menjepit tali pusat dan potong; penjepitan tali pusat sudah
dilakukan.
4) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 - 10 cm
dari vulva; Pemindahan klem sudah dilakukan.
5) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain;
Sudah dilakukan.

76
6) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-
hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri;
Sudah dilakukan penegangan tali pusat.
7) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5 - 10 cm dari vulva;
Klem sudah dipindahkan.
8) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terlihat, dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut; Plasenta sudah
lahir pukul 09.25 Wita.
9) Melakukan masase uterus dengan meletakan telapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dan
lembut hingga uterus teraba keras; Masase sudah dilakukan.
10) Memeriksa kelengkapan plasenta seperti amnion, korion dan
kotiledon lengkap dengan selaput; Semua lapisan plasenta
lengkap.
11) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif;
luka perineum derajat 1 dan sudah dilakukan penjahitan pada
luka perineum.

77
4. Kala IV
Tanggal 04-03-2022 jam : 09.35 WITA
a. Data Subjektif
Ibu merasa senang telah melalui proses persalinan dengan baik, ada
nyeri pada jalan lahir, ibu merasa lelah ingin istrahat.
b. Data Objektif
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 09.35 WITA,
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD:
100/70mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/Menit, S:370 C, TFU 2 jari
bawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar,
perdarahan± 100 cc, tidak ada laserasi.
c. Analisa
Inpartu kala IV
d. Penatalaksanaan
1) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik. Uterus berkontraksi dengan baik.
2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disenfeksi tingkat tinggi
dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
Sarung tangan sudah dicelupkan dalam larutan klorin 0,5 %.
3) Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat. Sudah
dilakukan.
4) Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama. Sudah dilakukan.
5) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
clorin 0,5%. Klem bedah sudah direndam dalam larutan klorin
0,5 %.

78
6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering. Bayi
sudah diselimuti dengan kain yang bersih dan kering.
7) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. Ibu sudah
mulai memberikan ASI pertama pada bayinya.
8) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam
(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
(b) Setiap 15 menit pada 1 menit pertama pasca persalinan
(c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana antonia uteri.
Sudah dilakukan.
9) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontaraksi uterus. Sudah dilakukan dan
keluarga dapat melakukan masase uterus.
10) Mengevaluasi kehilangan darah. Jumlah kehilangan darah 100
cc.
11) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalina dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa
temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan.Sudah dilakukan TTV ibu dalam batas normal.
12) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan clorin 0,5%
untuk didekontaminasi (10 menit).Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi. Sudah dilakukan perendaman
dan pencucian alat.
13) Membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai. Sampah infeksius pada kantung
merah dan sampah non infeksius pada kantung hitam.

79
14) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakian yang bersih dan kering. Ibu
sudah dibersihkan dan dipakaikan pakaian yang bersih.
15) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
dan makanan yang diinginkan. Ibu sudah merasa nyaman, ibu
sudah memberikan ASI pada bayinya dan ibu sudah makan
dan minum.
16) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
Sudah dilakukan dekontaminasi.
17) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Sarung tangan
sudah direndam dalam larutan klorin 0,5 % dan dibuka dalam
keadaan terbalik.
18) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Sudah
dilakukan.
19) Lengkapi partograf. Partograf sudah dilengkapi.

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


1. Tanggal 04-03-2022 jam : 10.15 WITA
a. Data subjektif
Ibu merasa lega telah melahirkan anaknya yang ke Tiga pada tanggal
04 Maret 2022 jam 09.15 WITA, jenis kelamin laki-laki, lahir normal,
bayi sudah bisa menyusu.
b. Data objektif
Pemeriksaan umum : keadaan umum baik, kesadaran composmentis
TTV
S :37ºC RR : 42x /menit HR :149x/ menit.

80
1) Pemeriksaan antropometri
Berat badan 3.900 gr, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm,
lingkar dada 33 cm, lingkar perut 32 cm.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala: simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat
caput succedaneum dan cephal hematoma. Mata: simetris, sklera
tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis, tidak ada secret. Hidung:
simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung. Mulut: bibir lembab, tidak tampak lobioskizis. Telinga:
simetris, tidak terdapat serumen. Leher: pembesaran kelenjar tyroid
dan pembesaran vena jungularis. Dada: simetris, tidak ada ronchi
dan wheezing. Abdomen: tidak tampak benjolan abnormal. Tali
pusat: masih basah, tidak berbau dan tidak ada tanda infeksi.
Genitalia: testis sudah turun kedalam skrotum. Anus: berlubang
tidak terdapat atresiani. Ekstremitas: simetris, tidak ikterus
pergerakan aktif. Reflek: morro reflek (+), rotting reflek (+),
swallowing reflek (+), suckling reflek (+), reflek menggenggam (+)
babinski (+).
c. Analisa masalah
Bayi Baru Lahir Umur<6Jam
d. Penatalaksanaan
1) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bayi yaitu Keadaan umum baik, suhu 36,70c, RR
45x/menit, HR 140x/menit, BB :3900 gram.Ibu dan keluarga
merasa senang dengan informasi yang disampaikan tentang
keadaan bayinya
2) Menganjurkan ibu untuk melakukan IMD agar bayi segera
mendapatkan nutrisi dan tercipta hubungan antara ibu dengan bayi.
Ibu menerima anjuran yang diberikan dan bayi sudah berada diatas
badan ibu.

81
3) Menjelaskan pada ibu tentang apa itu colostrum. Colustrum adalah
nutrisi lengkap dan alami untuk bayi kolustrum juga merupakan
makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara
ibu, sebelum ASI, colostrum juga berperan penting bagi kesehatan
bayi, salah satunya untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh
pada bayi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan
bersedia untuk memberikan ASI pertama pada bayinya.
4) Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu tidak
menaruh apapun pada tali pusat dan jangan biarkan tali pusat
basah. jika basah, keringkan dengan kassa sterill dan biarkan
terbuka agar tali pusat lekas kering. Ibu sudah mengerti dengan
penjelasan yang di berikan dan mau merawat tali pusat bayinya.
5) Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan
cara,jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda
dingin misalnya lantai atau tangan yang dingin. Jangan letakkan
bayi dekat jendela atau kipas angin. Segera keringkan bayi saat
mandi atau saat bayi basah untuk mengurangi penguapan dan
menjaga lingkungan sekitar bayi hangat. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan bayi dalam keadaan terbungkus.
6) Menjelaskan tanda bahaya pada bayi seperti panas tinggi, ikterus/
bayi kuning, tali pusat bernanah, kejang. Apabila ada tanda seperti
ini segera ke fasilitas kesehatan. Ibu mengerti dan dapat
menyebutkan kembali salah satu tanda bahaya baru lahir yaitu bayi
kuning.
7) Memberitahukan kepada ibu dan keluarga telah diberikan antibiotik
yaitu salep mata yang diberikan untuk mencegah mata bayi
terinfeksi bakteri yang terbawa pada saat lahir, vitamin k untuk
mencegah perdarahan di otakdan HB 0 untuk mencegah Hepatitis
pada bayi. Ibu dan keluarga senang karena bayinya telah
mendapatkan antibiotik.

82
8) Semua hasil telah didokumentasikan. Sudah melakukan
pendokumentasian.

2. Tanggal : 05-03-2022 jam : 11.00 WITA (Kunjungan Neonatus


Pertama)
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan keadaan bayi baikdan bayi sudah BAB dan BAK, bayi
menyusui kuat.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum.
Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, bergerak aktif,
kulit kemerahan. S:36,50C, RR:48x/menit, HR:142x/menit.
2) Pemeriksaan fisik
Mata: sclera tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis. Hidung: tidak
ada pernapasan cuping hidung. Mulut: mukosa bibir lembab.
Telinga: tidak ada serumen. Dada : tidak ada tarikan dinding dada.
Abdomen : tali pusat masih basahdan tidak ada tanda tanda infeksi.
Kulit : kemerahan. Ekremitas atas dan bawah: gerakan aktif,
genetali testis sudah turun. Anus : tidak ada kelainan dan
berlubang.Refleks: refleks morro (+), refleks rooting(+),
reflekssucling (+) . Refleks swalling (+), refleks babinsky (+),
refleks tonic neck (+).
c. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
d. Penatalaksanaan
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2) Meninformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, Suhu 36,5ºC RR
40 x/menit, HR 132 x/menit. BB : 3.900 gram. Ibu merasa senang
dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan.
3) Mengajari ibu cara memberikan ASI yang baik dan benar

83
a. Posisi ; bayi harus tersenggah dengan baik, kepala dan bayi
lurus,bayi menghadap ke dada ibu bayi dekat ibu.
b. Perlekatan : dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi
membuka lebar bibir bagian bawah membuka keluar areola
bagian atas tampak lebih banyak.
c. Menghisap efektif : bayi mengisap dalam, menghisap teratur,
diselingi istirahat dan terdengar suara menelan. ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan ibu dapat melakukan
teknik menyusui dengan benar
4) Mengingatkan kembali kepada ibu tentang :  
a) Tanda bahaya pada neonatusseperti panas tinggi, ikterus/ bayi
kuning setelah 24 jam pertama,tali pusat bernanah, kejang. Ibu
sudah mengerti dan mengatakan tidak ada yang terjadi.
b) ASI esklusif selama 6 bulan. Dan dalam sehari maksimal 8-12
kali ibu memberikan ASI, atau saat bayi mau menyusu. Ibu
sudah mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif.
c) Perawatan tali pusat bayi yaitu tidak menaruh apapun pada tali
pusat dan jangan biarkan tali pusat basah. jika basah, keringkan
dengan kassa sterill dan biarkan terbuka agar tali pusat lekas
kering. Ibu sudah mengerti dan bisa melakukan perawatan tali
pusat dengan benar.
d) menjaga kehangatan pada bayi dengan cara jangan membiarkan
bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya lantai
atau tangan yang dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela atau
kipas angin. Segera keringkan bayi saat mandi atau saat bayi
basah untuk mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan
sekitar bayi hangat.
5) Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan. Sudah
dilakukan pendokumentasian.

84
3. Tanggal:08-03-2022 jam :16:00 WITA(Kunjungan Neonatus
Kedua)
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, menyusu kuat tali pusat bayi
sudah kering, BAB dan BAK normal.
b. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TTV; Suhu 37,0ºC,
Pernapasan 45x/ menit, HR 146 x/menit, BB: 3200 gram. Pemeriksaan
Fisik : Mata: sclera tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis, Hidung:
tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut : mukosa bibir lembab.
Telinga: tidak ada serumen. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tyroiddan vena jugularis. Dada : tidak ada tarikan dinding dada.
Abdomen : tali pusat sudah kering belum lepas. Kulit : kemerahan.
Ekremitas atas dan bawah: simetris kanan dan kiri, tidak ada sindaktili
dan polidaktili genetali testis sudah turun. Anus : tidak ada kelainan dan
berlubang.
c. Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umu 5hari(3s/d 7 hari)
d. Penatalaksanaan
1) Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan TTV S:
37,0º C, RR/ HR : 45x /146x/menit, BB 3200 gram, tali pusat sudah
layu.Ibu merasa senang dengan hasil permeriksaan yang
disampaikan.
2) Mengingatkan kembali kepada ibu tentang :  
a) ASI esklusif selama 6 bulan. Tidak diberikan makanan tambahan
dan ASI diberikan setiap 1-2 jam. Dalam sehari maksimal 8-12
kali ibu memberikan ASI, atau saat bayi mau menyusu. Ibu sudah
memberikan ASI 8-12x dalam sehari.
b) menjaga kehangatan pada bayi dengan cara,jangan membiarkan
bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya lantai
atau tangan yang dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela atau

85
kipas angin. Segera keringkan bayi saat mandi atau saat bayi
basah untuk mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan
sekitar bayi hangat. Ibu sudah dapat menjaga kehangatan bayi
dengan cara yang benar.
c) Perawatan tali pusat bayi yaitu tidak menaruh apapun pada tali
pusat dan jangan biarkan tali pusat basah. jika basah, keringkan
dengan kassa sterill dan biarkan terbuka agar tali pusat lekas
kering. Ibu sudah dapat merawat tali pusat bayinya dengan cara
yang benar.
3) Memastikan pada ibu tanda bahaya pada bayi seperti panas tinggi,
ikterus/ bayi kuning, tali pusat bernanah, kejang. Ibu mengatakan
bahwa bayinya dalam keadaan yang sehat.
4) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang di PKM / RS untuk
mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah polio. Ibu menerima
anjuran yang diberikan dan bersedia membawa bayinya untuk
imunisasi.
5) Mendokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan.Sudah dilakukan
pendokumentasian.

4. Tanggal :12-03-2022 Jam :16.15 (Kunjungan neonatus ketiga)


a. Data Subjektif
Ibu mengatakan keadaan bayinya sehat, minum ASI banyak dan isapan
kuat, tali pusat sudah terlepas dan bayi tidak rewel
b. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, suhu 36,80c,
pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.RR 45x/menit, HR 136x/menit,
BB :4000 gram.
Pemeriksaan Fisik : Kepala : Ubun-ubun besar belum tertutup, ubun-
ubun kecil sudah tertutup. Mata: sclera tidak ikterus, conjungtiva tidak
anemis.Hidung: tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut : mukosa

86
bibir lembab. Telinga: tidak ada serumen. Leher: tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tyroiddan vena jugularis. Dada : tidak ada tarikan
dinding dada. Abdomen : tali pusat sudah lepas. Kulit : kemerahan.
Ekremitas atas dan bawah: gerakan aktif . Genetali testis sudah turun.
Anus : tidak ada kelainan dan berlubang.
c. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan(8 s/d 28)
d. Penatalaksanaan
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu Keadaan
umum baik, kesadaran composimentis, suhu 36,80c, RR 45x/menit,
HR 136x/menit, BB : 4000 gram. Ibu menerima hasil pemeriksaan
yang disampaikan.
2) Mengingatkan kembali kepada ibu tentang :
a) ASI esklusif selama 6 bulan. ASI esklusif adalah ASI yang
diberikan selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya karena
mengandung banyak zat zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi. Ibu
sudah mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan.
b) Tanda bahaya pada bayi seperti panas tinggi, ikterus/ bayi kuning,
tali pusat bernanah, kejang. Apabila ada tanda seperti ini segera
ke fasilitas kesehatan. Ibu sudah mengerti dan mengatakan tidak
ada tanda bahaya yang terjadi.
c) menjaga kehangatan pada bayi dengan cara,jangan membiarkan
bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya lantai
atau tangan yang dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela atau
kipas angin. Segera keringkan bayi saat mandi atau saat bayi
basah untuk mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan
sekitar bayi hangat. Ibu sudah dapat menjaga kehangatan bayi
dengan cara yang benar.
3) Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya setiap bulan ke
RS/Puskesmas/Posyandu untuk penimbangan berat badan dan untuk

87
mendapatkan imunisasi. Ibu mengerti dan bersedia membawa
bayinya untuk timbang dan imunisasi.
4) Mendokumentasikan semua hasil tindakan yang dilakukan. Sudah
dilakukan pendokumentasian.

D. ASUHAN KEBIDANANPADA IBU NIFAS


1. Tanggal :05-03-2022 Jam :11.15(Kunjungan nifas pertama)
a. Data subjektif
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga satu hari yang lalu
tanggal 4 maret jam 09.15 WITA. Ibu sudah bisa berjalan disekitar
ruangan, ASI banyak, perdarahan ± 4 pembalut. Sudah BAK tapi belum
BAB.
b. Data objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/70 MmHg,
suhu 36,70c, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe conjungtiva
merah muda, sclera putih, mukosa bibir lembab, gigi tidak ada
caries, lidah bersih, hidung tidak ada polip, tidak ada secret, tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembendungan vena
jugularis mamae teraba keras, putting susu menonjol, areola mamae
hyperpigmentasi, laktasi baik, ASI sudah keluar berupan colostrums,
tidak ada tanda-tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi, involusi
baik, TFU 1 jari bawah Pusat, kontraksi baik dan keras, vesika urinia
kosong.Vulva/ Vagina : lochea rubra,warna merah, banyaknya darah
±100 cc, tidak ada tanda infeksi, tidak ada haemoroid pada anus,
ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada varices.

88
c. Analisa
P3A 0 AH 3 Nifas hari pertama (6 jam s/d 48)
d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum
baik, kesadaran composimentis, TD 110/80 MmHg, suhu 36,8°c,
pernapasan 22 x/menit, nadi 86 x/menit, TFU 2 Jari bawah pusat,
laktasi baik, lochea rubra, banyaknya ± 50 cc. Hasil pemeriksaan
sudah diberitahu dan ibu merasa senang.
2) Memberitahu ibu Health education tentang : Istirahat yang cukup
minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam dan mengkonsumsi
makanan bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan
buah-buahan, serta cara menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x
sehari setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai bersih dari depan
kebelakang dan mengganti pembalut 2-3 kali sehari, sudah
diberitahukan kepada ibu Health education tentang istirahat yang
cukup, cara menjaga kebersihan diri. Ibu sudah mengerti dan mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan yaitu Istirahat yang
cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam dan mengkonsumsi
makanan bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan
buah-buahan, serta cara menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x
seharisetelah BAK dan BAB cuci vulva sampai bersih dari depan
kebelakang dan mengganti pembalut 2-3 kali sehari.
3) Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yaitu sangga seluruh tubuh
bayi, badan bayi dekat dengan ibu, kepala dan badan bayi berada
dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung
berhadapan dengan puting, mulut terbuka lebar, sebagian besar
areola (bagian hitam disekitar puting) masuk kedalam mulut, bibir
bawah melengkung, dagu menyentuh payudara ibu. Ibu dapat
memperagakan teknik menyusui dengan baik dan benar yaitu sangga
seluruh tubuh bayi, badan bayi dekat dengan ibu, kepala dan badan
bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara,

89
hidung berhadapan dengan puting, mulut terbuka lebar, sebagian
besar areola (bagian hitam disekitar puting) masuk kedalam mulut,
bibir bawah melengkung, dagu menyentuh payudara ibu.
4) Menjelaskan ibu tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang
banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara
bengkak, demam lebih dari 2 hari dan sakit kepala yang hebat. Ibu
dapat mengulang kembali penjelasan tentang tanda-tanda bahaya
yaitu pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau,
kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari dan sakit kepala
hebat.
5) Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu susui
bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila
bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara
kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain. Penjelasan sudah
diberikan dan ibu mampu mengulang kembaliwaktu yang tepat
untuk menyusui bayi yaitu susui bayi sesering mungkin, semau bayi,
paling sedikit 8x sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan
lalu susui.
6) Menginformasikan waktu untuk kontrol ulang 08-03-2022 dan
apabila muncul tanda-tanda bahaya yang sudah dijelaskan segera ke
fasilitas kesehatan. Sudah diberitahukan tanggal kontrol dan ibu
sudah atau kapan akan kontrol kembali.

2. Tanggal :08-03-2022 Jam :16.15 (Kunjungan nifas ke-2)


a. Data Subjektif
Ibu mengatakan ASI keluar banyak, luka jahitan mulai kering,
perdarahan tidak terlalu banyak, tidak ada keluhan lain.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg,
suhu 36,50c, pernapasan 19x/menit, nadi 85x/menit.

90
2) Pemeriksaan Fisik : conjungtiva merah muda, sclera putih, mukosa
bibir lembab, hidung tidak ada polip, tidak ada secret, mamae teraba
keras, putting susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, laktasi
baik, ASI sudah keluar berupan colostrums, tidak ada tanda-tanda
infeksi. Tidak ada bekas luka operasi, involusi baik, TFU 3jari
bawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika urinia kosong.Vulva/
Vagina : lochea rubra,warna merah, banyaknya darah ± 4
pembalut,tidak ada haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan
bawah tidak ada oedema, tidak ada varices.
c. Analisa
P3A0 AH3 nifas hari ke 5
d. Pelaksanaan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum
baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg, suhu 36,9°c,
pernapasan 21 x/menit, nadi 84 x/menit, lochea sanguinolenta. Hasil
pemeriksaan sudah diberitahu kepada ibu dan ibu merasa senang.
2) Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya masa nifas seperti
pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau,
kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala
yang hebat. Sudah disampaikan dan ibu masih mengingat kembali
tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang banyak dari jalan
lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara bengkak, demam lebih
dari 2 hari dan sakit kepala yang sangat hebat.
3) Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti
nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan. Ibu sudah
mengerti dan masih mengingat kembali makanan bergizi seperti nasi,
ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan.
4) Menginformasikan waktu untuk kontrol ulang 11-03-2022 dan
apabila muncul tanda-tanda bahaya yang sudah dijelaskan segera ke
fasilitas kesehatan, Sudah diberitahukan tanggal kontrol dan ibu
sudah tahu kapan akan kontrol kembali.

91
3. Tanggal :11-03-2022 Jam: 16.00WITA(Kunjungan nifas ke-3)
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan ASI banyak, perdarahan sedikit dan tidak ada keluhan
lain.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadarancomposimentis, TD 120/70 MmHg,
suhu 36,50c, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe conjungtiva
merah muda, sclera putih, mukosa bibir lembab, gigi tidak ada
caries, lidah bersih, hidung tidak ada polip, tidak ada secret, tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembendungan vena
jugularis mamae teraba keras, putting susu menonjol, areola mamae
hyperpigmentasi, laktasi baik, tidak ada tanda-tanda infeksi. Tidak
ada bekas luka operasi, involusi baik, TFU tidak teraba, kontraksi
baik dan keras, vesika urinia kosong.Vulva/ Vagina : lochea
alba,warna putih, perdarahan sedikit, tidak ada haemoroid pada anus,
ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada varices.
c. Analisa
P3A0AH3 Nifas hari ke 25(8 s/d 28 hari)
d. Pelaksanaan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum
baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg, suhu 36,7 °c,
pernapasan 21 x/menit, nadi 83 x/menit. Hasil pemeriksaan sudah
diberitahu kepada ibu dan ibu sudah tahu.
2) Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti
nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan. Ibu sudah
mengerti dan masih mengingat kembali makanan bergizi seperti nasi,
ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan.

92
3) Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya masa nifas seperti
pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau,
kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala
yang hebat. Sudah disampaikan dan ibu masih mengingat kembali
tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang banyak dari jalan
lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara bengkak, demam lebih
dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.
4) Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tidak
mempengaruhi produksi ASI yaitu MOW, IUD, susuk. Ibu bersedia
dan memilih alat kontrasepsi susuk.

4. Tanggal : 31-03-2022 Jam :16.00 (Kunjungan nifas ke-4)


a. Data Subjektif
Ibu mengatakan ASI banyak, perdarahan sedikit dan tidak ada keluhan
lain.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum Keadaan umum baik, kesadaran composimentis,
TD 120/70 MmHg, suhu 36,50c, pernapasan 20x/menit, nadi
80x/menit.
2) Pemeriksaan Fisik Kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
ketombe conjungtiva merah muda, sclera putih, mukosa bibir
lembab, gigi tidak ada caries, lidah bersih, hidung tidak ada polip,
tidak ada secret, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada
pembendungan vena jugularis mamae teraba keras, putting susu
menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, laktasi baik, tidak ada
tanda-tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi, involusi baik,
TFU tidak teraba, kontraksi baik dan keras, vesika urinia
kosong.Vulva/ Vagina : lochea alba,warna putih, perdarahan
sedikit,tidak ada haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada oedema, tidak ada varices.

93
c. Analisa
P3A0AH3 Nifas hari ke -(29 s/d 42)
d. Pelaksanaan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum
baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg, suhu 36,7 °c,
pernapasan 21 x/menit, nadi 83 x/menit. Hasil pemeriksaan sudah
diberitahu kepada ibu dan ibu sudah tahu.
2) Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti
nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan. Ibu sudah
mengerti dan masih mengingat kembali makanan bergizi seperti nasi,
ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan.
3) Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya masa nifas seperti
pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau,
kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala
yang hebat. Sudah disampaikan dan ibu masih mengingat kembali
tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang banyak dari jalan
lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara bengkak, demam lebih
dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.
4) Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tidak
mempengaruhi produksi ASI yaitu MOW, IUD, susuk. Ibu bersedia
dan memilih alat kontrasepsi susuk.

94
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan yang
diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dilaksanakan
dari usia kehamilan Trimester III yaitu 39-40 minggu sampai 6 minggu post
partum yang dimulai dari tangal 21 februari 2022 sampai dengan 16 Maret 2022
di KLINIK Marina Suek.
Pada Bab ini penulis membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan teori yang
ada Bab II dan analisa faktor pendukung maupun faktor penghambat sehingga
hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan mencakup
kasus yang di ambil, kajian teori dan analisa kesenjangan kasus dan teori.
A. ANTE NATAL CARE
Pada kasus Ny M.B . G3 P2 A0 AH2 UK 38-39 minggu, Janin Tunggal,
Hidup, Presentasi Kepala, Intrauterine mendapat pemeriksaan kehamilan pada
trimester III sebanyak 5 kali. Asuhan kebidanan yang di berikan pada Ny. M.
B berdasarkan 10 T. (Kemenkes RI, 2019).
1. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
Pertambahan berat badan Ny. M.B selama kehamilan mengalami
kenaikan berat badan 5 kg, Ny. M. B mengalami kenaikan berat badan
dalam batas normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang di
butuhkan selama kehamilan 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu
terakir (Kemenkes RI, 2019). Timbang badan Ny. M. B yaitu 160cm dan
masih dalam batas normal untuk ibu hamil adalah >145 cm, jika tinggi
badan ibu kurang dari 145 cm maka resiko pangul sempit (Suryati, 2016).
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesenjangan. Karena kenaikan berat badan pada Ny. M. B
selama kehamilam >9 kg dan tinggi badan pada Ny. K. B >145 cm.
2. Ukur Tekanan Darah
Setiap kali perilksah kehamilan tkanan darah Ny. M. B berkisaran antara
110/70 sampai 110/90 mmHg. Tekanan darah pada Ny. M. B dalam batas

95
normal dengan rekomendasi tekanan darah normal 120/80 mmHg, bila
tekanan atau sama dengan 140/90 mmHg,ada faktor resiko hipertensi
(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan apa bila turun dibawah norma
dapat mengarah ke anemia (Kemenkes RI, 2019)
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena selama kehamilan tekanan darah Ny. M. B
selalu dalam batas normal.
3. Nilai Status Gizi
Pengukuran Lila pada Ny. M. B dilakukan pada kunjungan pertama
kehamilan yaitu 24 cm. Lila normal untuk ibu hamil adalah 23,5 cm bila
< dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita kurang energi kronis
(KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) oleh
sebab itu, penilaian dalam pengukuran LILA pada Ny. M. B masih dalam
batas normal ( Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena LILA Ny. M. B >23,5 cm.
4. Ukur Tinggi Fundu Uteri Pengukuran tinggi fundus uteri berguna untuk
melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan dengan
mengunakan pita ukur jika pengukuran dilakuakn dengan cara yang
benar yaitu dengan mengukur jarak antara fundus dan simfisis pubis.
Pengukuran TFU pada Ny. M. B saat kunjungan pertama 31 cm dengan
TBBJ 3100 gram dengan UK 38-39 minggu ( Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Berat janin sesuai dengan usia kehamilan ibu.
5. Tentukan Presentasi Janindan Denjut Jantung Janin (DJJ)
Apabila trimester III bagian bahwa janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemunkinan ada kelainan letak atau masalah lain. Bila
DJJ <120 kali/menit atau >160 kali/menitmenunjukan adanya tanda
gawat janin. Setiap kali pemeriksan letak janin dan DJJ yang dilakukan
pada Ny. M. B selama kunjungan kehamilan yaitu letak janin dengan
posisi terenda kepala dan DJJ 145 kali/menit.

96
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena pada saat pemeriksaan bagian terenda dari
janin teraba bulat,keras dan melenting.
6. Penentuan Status Imunisasi TT
Dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah penyakit tetanus pada
Ny. M.B sudah mendapatkan imunisasu TT 2 kali yaitu pada TM I dan
TM II (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena ibu sudah mendapatkan imunisasi TT
lengkap.
7. Pemberian Tablet Tambah Darah
Dimulai dengan pemberian 1tablet sehari sesegera munkin setelah rasa
mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat 90 tablet selama
kehamilannya. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan asam folat 0,5 mg. Ny. M.B mendapatkan tablet besi sebanyak
90 tablet.Ibu minum pada malam hari untuk mengurangi masa mual.
(Kemenkes RI,2019)
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena selama kehamilan ibu mendapatkan 90
tablet tambah darah.
8. Pemeriksaan Laboratorim
Ny. M. B sudah dlakukan tes Laboratorium dan didapatkan dari buku KIA
seperti: Pemeriksaan golongan darah B, pemeriksaan HB 12,2 gr%
pemeriksaan protein urine tidak dilakukan. Dan dari ke tiga poin tersebut
di atas yang artinya dari tes golongan darah untuk mempersiapkan
pendonor bagi ibu hamil bila diperlakukan, tes hemoglobinuntuk
mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia) dan pemeriksaan urine,
tidak dilakukan. (Kemenkes RI, 2019)
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan. Karena selama kehamilan hasil laboratorium pada
TM I dan TM III protein urine (-) dan ibu tidak anemis.

97
9. Temu Wicara atau konseling
Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh
bidan kepada ibu hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
antenatal berkualitas untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan. Tenaga
kesehatan memberikan penjelasan perawatan kehamilan, pencegahan
kelahinan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas,
perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, keluarga berencana dan
imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat
kunjungan ibu hamil pada Ny. M. B (Kemenkes RI,2019)
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan.karena ibu melakukan semua asuhan yang sudah
diberikan.
10. Tata Laksana atau penangan khusus
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. M. B tidak ditemukan kelainan.
Masa hamil Ny. M. B berjalan normal dan tidak membutuhkan penengann
khusus. Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil, harus ditangani
sesuai standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani di rujuk sesuai sistim rujukan. (Kemenkes RI,2019).
Program pemerinta bahwa ibu hamil trimester III mendapat
pelayanan/perawatan kehamilan minimal 2 kali yaitu pada saat hamil 7-8
bulan ( UK 28-36 minggu)sebanyak 1 kali dan minimal 9 bulan ( UK 37-
40 minggu) sebanyak 1 kali. Asuhan yang diberikan adalah 10 jenis
pelayanan (10 T) Yaitu pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat
badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar lengan
atas,pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan letak janin dan
penghitungan detak jantung janin, penentuan status imunisasi tetanus
toksoid, pemberian tablet tambah darah, tes laboratorium (Kemenkes RI,
2019).
Berdasarkan kajian kasus pada Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesanjangan kerana telah melakukan perawatan kehamilan
sebanyak 2 kali.

98
B. INTRA NATAL CARE
1. kala 1
Kasus Ny. M. B G3 P2 A0 AH2 UK 39-40 mingggu, janin tunggal, hidup,
Intrauterine, presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif. Hasil pengkajian
data subjektif;ibu mengatakan nyeri pada pingggang menjalar keperut
bagian bawah, keluar lendir darah dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan data
objektif : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV tekanan
darah 110/90mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,5ºc, pernapasan 22x/menit,
palpasi Leopold I didapatkan TFU 3 jari di bawah processus xiphoideus,
di fundus teraba bagian yang lunak dan tidak melenting, Mc donald 30 cm,
TBBJ 2.945 gram. Leopold II didapatkan pada perut sebelah kanan ibu
teraba bagian yang datar, rata, keras dan memanjang seperti papan,
sedangkan pada perut sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III didapatkan pada segmen bawah rahim ibu teraba bagian yang
bulat, keras dan melenting. Leopold IV didapatkan bagian terendah janin
yaitu kepala sudah masuk pintu atas panggul (divergen). VT di lakukan
oleh bidan jam 07.10WITA didapatkan vulva/vagina tidak ada kelainan,
portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, KK (+), kedudukan kepala turun
hodge III. DJJ (+) teratur, frekuensi 147x/ menit, kontraksi 4x dalam 10
menit lamanya 30-35 detik, serta melakukan evaluasi pemeriksaan dalam
setiap 4 jam sekali. Kala I berlangsung selama 4 jam.
Asuhan kebidanan yang diberikan adalah, menginformasikan hasil
pemeriksaan pada ibu, Menganjurkan ibu makan dan minum bila tidak ada
kontraksi, Menganjurkan ibu untuk tidur miring agar oksigen bisa
disalurkan dengan baik, Menganjurkan keluarga untuk mengusap
punggung ibu bila ada kontraksi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu,
Memberikan dukungan mental dan motivasi untuk menghadapi persalinan,
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih. Kala I dimulai
dari terjadinya His yang teratur sampai pembukaanlengkap. Kala I dibgi
dalam 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. Pada primigravida setiap 1 jam

99
pembukaan akan bertambah 1 cm sedangkan pada multigravida setiap 1
jam pembukaan akan bertambah 2 cm.
Berdasarkan kajian pada Ny. M. B dan kajian teori tidak terdapat
kesenjangan karena pada kasus Ny. M. B kala I berlangsung selama 4 jam
karena multigravida.
2. Kala II
Pada kala II hasilpengkajian datasubjektif ; Ibu mengatakan nyeri perut
semakin bertambah dan semakin kuat, serta merasakan adanya dorongan
yang kuat untuk meneran saat timbul kontraksidan ibu merasa ingin BAB.
Hasil pemeriksaan data objektif ; Ketuban pecah, jernih, pembukaan
lengkap (10 cm). Telah mendapat asuhan kebidanan Tanggal 4 Maret 2022
pukul 09.00 Wita, melihat tanda dan gejala kala II, memastikan
kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan, meminta bantuan
keluarga untuk menyiapkan posisi ibu, memimpin meneran saat ada
dorongan yang kuat untuk meneran, memakai handscoen steril,
menyokong perineum saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan
tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan tangan kiri, memeriksa
adanya lilitan tali pusat, menunggu kepala melakukan putaran paksi luar,
melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakan secara biparietal pada
kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu
depan dan menarik kepala ke atas untuk melahirkan bahu belakang,
kemudian melahirkan bayi secara sanga susur, menilai bayi segera setelah
lahir, mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering,
memeriksa fundus uteri memastikan janin tunggal, dan perdarahan.
Kala II berlangsung selama 30 menit, bayi lahir spontan, menangis
kuat, bergerak aktif, jenis kelamin laki-laki, TFU setinggi pusat, keluar
darah banyak dari jalan lahir, kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan
bundar serta tali pusat bertambah panjang.
Kala II dmulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung selama 1-2 jam. Sedangkan pada
multigravida kala II berlangsung selama 30 menit sampai 1 jam.

100
Berdasarkan kajian pada Ny. M. B dan kajian teori tidak terdapat
kesenjangan karena pada kasus Ny. M. B Kala II berlangsung selama 30
menit karena multigravida dan persalinan di tolong menggunakan APN 60
langkah.
3. Kala III
Pada kala III hasil pengkajian data subjektif ; Ibu mengatakan senang
dengan kelahiran bayinya dan merasakan mules kembali pada perutnya.
Hasil pemeriksaan data objektif : uterus membundar, tali pusat bertambah
panjang, semburan darah tiba-tiba.Telah mendapatkan asuhan kebidanan
meliputi : memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin, menyuntikkan
oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas bagian kiri, menjepit tali
pusat dengan klempertama ± 3 cm dari perut bayi, danmemasang klem
kedua ± 2 cm dari klem pertama, memotong tali pusat dan mengikatnya
dengan pengikat tali pusat yang steril, mengganti kain pembungkus bayi
dengan kain bersih dan kering, melakukan IMD, memindahkan klem pada
tali pusat hingga berjarak 5-6 cm dari vulva, meletakan tangan kiri di atas
simphisis dan kanan memegang tali pusat, menunggu uterus berkontraksi
kemudian melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri melakukan tekanan pada uterus secara
dorsocranial, jemput plasenta dengan kedua tangan, putar plasenta searah
jarum jam sampai plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, memeriksakan robekan jalan lahir. Kala III berlangsung selama 5
menit.
Kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Kala
III tidak boleh berlangsung lebih dari 30 menit. Jika lebih maka
kemungkinan ibu mengalami retensio plasenta.
Berdasarkan kajian pada Ny. M. B dan kajian teori tidak terdapat
kesenjangan karena pada kasus Ny. M. B kala III berlangsung selama 5
menit dan persalinan di tolong menggunakan APN 60 langkah.
4. Kala IV

101
Pada kala IV hasil pengkajian data subjektif ; ibu mengatakan masih
merasakan mules pada perut dan ibu merasa lelah dan ingin istirahat.
Hasil pemeriksaan data objektif : Plasenta dan selaput ketuban lahir
lengkap pukul 09.25 WITA, kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar, TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan ± 100 cc. Telah medapatkan
asuhan kebidanan meliputi : melakukan masase uterus, memeriksa
robekan jalan lahiradanya laserasi perineum derajat 1, membersihkan ibu
dari sisa darah dan air ketuban, memeriksa kontraksi uterus, merendam
alat dalam larutan clorin 0,5%, membersihkan sarung tangan,
membersihkan secara terbalik dan membuangnya dalam tempat sampah,
mengobservasi Tanda-tanda vital, mengajarkan ibu dan keluarga cara
masase fundus uteri, memberikan dehidrasi pada ibu, mendekontaminasi
tempat persalinan, mencuci tangan, follow up; melanjutkan TTV, TFU,
kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit pada satu
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua, mensterilkan alat.
Pemantauan kala IV dilakukan secara menyeluruh mulai dari
pemantauan tekanan darah, suhu, tonus uterusdan kontraksi, tinggi fundus
uteri, kandung kemihserta perdarahan pervaginam yang dilakukan setiap
15 menit padajam pertama postpartum dilanjutkan setiap 30 menit pada
jam kedua pascapersalinan.
Berdasarkan kajian pada kasus Ny. M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesenjangan karena telah mendapat asuhan pertolongan
persalinan secara normal dan sesuai langkah prosedur.

C. BAYI BARU LAHIR.


Pada kasus bayi Ny. M. B usia 1 jam diperoleh hasil pengkajian data
Subjektif : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 04 – 03 –
2022 jam 09.15 WITA, jenis kelamin laki-laki. Hasil pemeriksaan data
Objektif : keadaan umum bayi baik, TTV : HR : 149x / menit, S : 36°C, RR:
49x / menit, BAK 1x / hari. BB : 3.900 gram, PB : 48 cm, LK : 35 cm, LD :
34 cm, LP : 30 cm. Asuhan yang diberikan meliputi : Menginformasikan

102
hasil pemeriksaan bayi. Menganjurkan ibu untuk melakukan IMD.
menjelaskan pada ibu tentang apa itu colostrum. Menjelaskan pada ibu
tentang perawatan tali pusat. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayi. Menjelaskan tanda bahaya pada bayi. Menjelaskan pada ibu
dan keluarga tentang pemberian antibiotik pada bayinya.
Kunjungan neonatus pertama di lakukan pada umur 1 hari tanggal 05 -
03-2022, jam 11.00 WITA diperoleh asuhan meliputi: Mencuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
hasil pemeriksaan. Mengajari ibu cara memberikan ASI yang baik dan benar.
Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada neonatus, ASI
ekslusif, perawatan tali pusat dan menjaga kehangatan pada bayi.
Kunjungan neonatus kedua di lakukan pada umur 3 hari tanggal 08-03-
2022, jam 16.00 WITA diperoleh asuhan meliputi: Menginformasikan kepada
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Mengingatkan kembali pada ibu tentang
tanda bahaya pada neonatus, ASI ekslusif, perawatan tali pusat dan menjaga
kehangatan pada bayi.
Kunjungan neonatus ketiga di lakukan pada umur 3 hari tanggal 11-
03-2022, jam 16.00 WITA diperoleh asuhan meliputi: Menginformasikan
kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Mengingatkan kembali pada ibu
tentang tanda bahaya pada neonatus, ASI ekslusif, perawatan tali pusat dan
menjaga kehangatan pada bayi. Menganjurkan kepada ibu untuk membawa
bayinya setiap bulan ke RS / Puskesmas / Posyandu.
Asuhan segera pada bayi lahir normal adalah asuhan yang diberikan
pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan
segera setelah lahir adalah : menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak
antara kulit bayi dengan kulit ibu, mengusahakan adanya kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin, menjaga pernapasaan, merawat
mata.
Menurut (Marni, 2017 ) bahwa bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari. Bayi baru lahir di
sebut dengan neonatus dengan tahapan :

103
a) Umur 0 - 7 hari disebut neonatal dini
b) Umur 8 - 28 hari di sebut neonatal lanjut.
Berdasarkan kajian pada kasus bayi Ny.M. B dan kajian teori tidak
terdapat kesenjangan karena hal ini sesuai dengan program pemerintah bahwa
asuhan pada bayi baru lahir mendapatkan pemeriksaan sebanyak 3 kali.
D. POST NATAL CARE
Pada kasus Ny. M. B dengan hasil pengkajiandata subjektif ; Ibu
mengatakan telah melahirkan 1 hari yang lalu tanggal 04-03-2022 Jam 09.15
WITA, BAK 5-6x/hari, BAB 1x/hari, dan ibu mengatakan perut masih
merasa sakit dan hasil pemeriksaan data objektif ; Keadaan umum ; baik,
kesadaran; composmentis TD; 120/80mmHg Suhu: 37ºc Nadi: 80x/m, RR:
19x/m, mata conjungtiva merah muda, sklera putih, payudara mamae
membesar, areola hiperpygmentasi, colostrum ka/ki (+/+), puting susu
menonjol, abdomen ada striae gravidarum, linea dan ada striae albican,
dinding perut tidak ada ekas luka operasi, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, vulva/vagina, lochea rubra, laserasi derajat 1, perdarahan ±50
cc, ekstremitas, tidak ada varises. Asuhan kebidanan yang di berikan meliputi
: memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan . Menjelaskankepada
ibu nyeri luka perineum.Menjelaskan pada ibu tentang perawatan payudara.
memberitahukan pada ibu untuk sering memberikan ASI. Menganjurkan ibu
untuk makan makanan yang bergizi. Menganjurkan ibu untuk istirahat saat
bayinya tidur. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan personal hygiene.
Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa nifas.
Kunjungan nifas kedua dilakukan pada hari ke 5 dengan hasil
pengkajian data subjektif : Ibu mengatakan telah melahirkan 6 hari yang lalu
tanggal 04-03-2021 Jam 09.15 WITA, BAK 5-6x/hari, BAB 1x/haridan ibu
mengatakan tidak ada keluhan, dan hasil pemeriksaan data objektif : Keadaan
umum: baik, kesadaran ; composmentis, TD ; 100/80 mmHg, Suhu ; 37ºc
Nadi ; 80x/m RR ; 18x/menit, mata ; conjungtiva merah muda, sklera putih,
payudara, areola hiperpygmentasi, puting susu menonjol, abdomen kontraksi

104
uterus baik, TFU 1 jari diatas simpisis, jahitan tampak atau masih basah,
lochea alba, masih memakai pembalut, tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Asuhan kebidanan yang di berikan meliputi : Memberitahukan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan. Mengingatkan pada ibu tentang perawatan
payudara, memberikan ASI, makan makanan yang bergizi, istirahat saat
bayinya tidur, personal hygiene, tanda bahaya masa nifas. Mengajarkan pada
ibu tentang senam nifas.
Kunjungan nifas ke 3 dilakukan pada hari ke 25 hari dengan hasil
pengkajian data subjektif ; Ibu mengatakan tidak ada penyulit yang dialami
pada masa nifasnya. Hasil pemeriksaan data objektif ; Keadaan umum; baik
kesadaran ; composmentis, TD ; 120/80 mmHg, Suhu ; 36.8ºc, Nadi ; 80x/m
RR ; 18x/menit, mata ; conjungtiva merah muda, sklera putih, Payudara : ASI
lancar Abdomen TFU tidak teraba lagi, kandung kemih kosong, Vagina
jahitan tampak menyatu, lochea alba, masih memakai pembalut, tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.
Asuhan kebidanan yang di berikan meliputi : Memberitahukan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan. Mengingatkan pada ibu tentang perawatan
payudara, memberikan ASI, makan makanan yang bergizi, istirahat saat
bayinya tidur, personal hygiene, tanda bahaya masa nifas. Mengajarkan pada
ibu tentang senam nifas. Menjelaskan pada ibu tentang hubungan seks yang
aman. Menjelaskan pada ibu macam-macam metode KB.
Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada ibu dalam masa
nifas yaitu mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan untuk
pelayanan nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam - 3 hari setelah
melhirkan, kunjungan kedua 4 - 28 hari setelaah melahirkan dan kunjungan
ketiga 29 - 42 hari setelah melahirkan. Asuhan yang diberikan meliputi
pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital, lochea dan
perdarahan,kontraksi rahim, tanda infeksi, memberikan nasehat
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, memperhatikan asupan cairan,
menjaga kebersihan diri dan kebersihan genitalia, mengajarkan cara
menyusui yang baik dan benar serta memberikan ASI secara esklusif,

105
mengajarkan cara perawtan bayi yang benar, menjelaskan tanda bahaya masa
nifas, menjelaskan tentang KB (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan kasus Ny M. B kajian teori tidak terdapat kesenjangan
karena telah melakukan asuhan sesuai dengan program pemerintah.

106
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan pada
Ny “M.B” tidak terdapat komplikasi mulai dari kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir.
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
a. Kehamilan
1) Data subjektif
Ibu mengatakan hamil anak ketiga, tidak pernah keguguran dan
ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
2) Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 120/70
mmHg, suhu 36,50C, nadi 85 x/menit, pernapasan 29 x/menit,
BB saat ini 69 kg, LiLA 28 cm, tafsiran persalinan 04-03-2022.
b. Persalinan
1) Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada pinggang menjalarkan ke perut
bagian bawah dan mengatakan keluar lendir bercampur darah
dari jalan dari jam 02.25 WITA.
2) Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 110/80
mmHg, suhu 36,80C, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit,
DJJ155 x/menit, hasil pemeriksaan dalam vulva/vagina tidak ada
oedema, tidak ada varises, tidak ada kelainan, keluar lendir
bercampur darah, portio tipis pembukaan 7 cm, kantong ketuban
utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun
hodge III.
c. Bayi/neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.
a. Data subjektif

107
Ibu mengatakan baru melahirkan anaknya yang ketiga jenis
kelamin dan ibu merasa senang bersalin dengan normal,
keadaan bayinya baik.
b. Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36,90C, RR
42 x/menit, HR 125 x/menit, BB : 3.900 gram, PB : 48 cm, LK :
33 cm, LD : 33 cm, LP : 32 cm.
d. Nifas
1) Data subjektif
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ketiga pada
tanggal o4-03-2022, jam 09.15 WITA dan tidak ada keluhan.
2) Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 120/70
mmHg, suhu 36,70C, pernapasan 22 x/menit, nadi 87 x/menit,
TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika
urinia kosong, vulva/ vagina lochea rubra, warna merah,
banyaknya darah ±100 cc.
2. Menganalisa masalah dan diagonsa kebidanan.
a. Kehamilan : G3 P2 A0 AH2 UK 38-39 minggu, janin, tunggal, hidup,
presentasi kepala, intrauterin.
b. Persalinan : G3 P2 A0 AH2 UK 39-40 minggu, janin, tunggal, hidup,
presentasi kepala, intrauterin, inpartu kala I fase aktif.
c. Nifas : P3 A0 AH3 post partum normal 2 jam.
d. Bayi baru lahir : bayi baru lahir umur 1 jam.
3. Melaksanakan penatalaksanaan pada:
a. Ibu hamil
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan

108
pinggang menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir
dan darah dari jalan lahir.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan.
5. Menganjurkan ibu untuk personal hygiene.
6. Menganjurkan ibu makan makanan bergizi.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-
2 jam dan tidur malam 6-7 jam.
8. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dosis.
b. Ibu bersalin
a. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisinya yang nyaman
selama persalinan dan melahirkan bayi dan anjurkan suami atau
keluarga untuk mendampingi ibu seperti berjalan, berdiri, duduk,
jongkok, berbaring miring dan merangkak.
c. Memberi dukungan mental dan emosional pada ibu yaitu dengan
menyemangati ibu kalau ibu mampu menghadapi persalinan.
d. Menyiapkan alat yang digunakan pada saat persalinan.
e. Mengobservasi kemajuan persalinan.

109
c. Bayi
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu cara menjaga bayi tetap hangat.
3. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya segera setelah
lahir dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya.
4. Menjelaskan kepada ibu tanda- tanda bahaya pada neonatus.
d. Ibu nifas
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu health education.
3. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas.
4. Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu
susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari,
bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai
payudara kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.
5. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur.
6. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar.
4. Semua asuhan kebidanan komprehensif Ny.M.B. dari masa hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas yang telah dilakukan oleh penulis dan telah
didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP yang ada dalam
Laporan Tugas Akhir ini.

B. SARAN

1. Bagi Puskesmas
Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih
meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih
baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap
asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas dan BBL. Lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada saat
antenatal agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan dirinya.

110
2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus dilakukan


dan ditingkatkan dalam upaya peningkatan pemahaman
asuhan kebidanan serta diharapkan lebih memberikan proses
belajar tentang asuhan kebidanan secara mendalam dan
khusus, supaya mahasiswa kebidanan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.
b. Istitusi perlu menyediakan komputer sehingga mahasiswa
lebih muda mengakses internet terkait dengan tugas-tugas
serta data mahasiswa secara online dan perlu menyediakan
buku-buku sumber terbaru tentang asuhan agar mahasiswa
mudah mengerjakan tugas dan meningkatkan pengetahuan
tentang asuhan dengan membaca buku sumber terbaru.

3. Bagi Masyarakat
Untuk keluarga yang mempunyai ibu hamil harus
memberikan dukungan agar ibu dapat memeriksakan
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin
dan nyaman karena mendapat gambaran tentang pentingnya
pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL dengan
melakukan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan.

111
DAFTAR PUSTAKA

Dewi (2018). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta : Media


Pustaka
Dartiwen dan Nurhayati (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depkes RI (2017).
AKI Depkes RI (2010). AKB
Fitrianan dan Nuwiyandani (2018). Asuhan Kebidanan pada Persalinan.
Jakarta :Nuha Medika
Dinas Kesehatan Provinsi NTT.2019 Profil Kesehatan
Indawani (2016).Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta : Nuha
Medika
Marmi (2017). Asuhan kebidanan pada persalinan. Jakarta : Nuha Medika
Yulianti. (2016). Bayi Baru Lahir. Jakrta : Nuha Medika
Kemenkes RI. 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes
Indawani. 2017. Kehamilan Trimester III. Yogyakarta : Nuha Medika
Kusmayati. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta : Trans
Medika
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi NTT. 2019. Data KIA. Dinkes
Provinsi NTT
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2019. Data KIA. Dinkes
Kota Kupang
Laporan Tahunan Puskesmas Tarus. 2019. Data KIA.Tarus. Kota Kupang
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2017. Data Angka kematian
Bayi. SDKI :Jakarta
Sastrawinata. 2017. Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Susanto dan Fitriyani (2021). Asuhan pada Kehamilan.Jogyakarta : Pustaka
Baru Press

112

Anda mungkin juga menyukai