Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “TRANSCULTURAL NURSING” dengan baik.

Kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari
banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari rekan-rekan sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami
mengucapkan terima kasih.

Kupang, oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Madeleine Leininger............................................................... 2
B. Teori dan model konsep keperawatan Transkultural............................ 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger........... 11

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau
bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang
konsep keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Madeleine Leininger ?
2. Apa Teori Madeleine Leininger ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Madeleine Leininger


1. Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan
pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari
2. Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan
mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal
yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu
bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu
perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.
3. Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.
4. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka
pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton
University di Omaha , Nebraska.
5. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari
University chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati
dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika.
6. Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur
program pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku
tentang keperawatan psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa,
dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.
7. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D
dalam antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses
beliau mencari penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi
kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar
belakang budaya yang berbeda-beda.
8. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di
University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan
transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan.

2
9. Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen
antropologi di University Of Washington school of Nursing.
10. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University
dan membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural
keperawatan.
11. Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne
State University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa
penghargaan, antara lain :
a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam
mengajar.
b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c. Gershenson’s Research Fellowship Award.
d. Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh
California State University.
12. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan
teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan
menciptakan istilah “culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya.
Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya perawatan dan
universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian
di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi
Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.

B. Teori dan model konsep keperawatan Transkultural


1. Pengertian teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan
nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan
bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan
nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal

3
tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural
shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya
yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.

Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada


proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan
ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia
itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia
yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.

4
2. Konsep dalam Transkultural Nursing
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak
dan  mengambil keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih
diinginkanatau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk
yangoptimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada
kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari
individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi
(Leininger, 1985).
d. Etnosentris, diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik
e. Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok
budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia
g. Etnografi, adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan
metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap
individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan
dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara
keduanya.
h. Care, adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial
untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

5
i. Caring, adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau
kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care, berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk
mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk
mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga
atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang
dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
k. Culturtal imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga
kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas
budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat
lebih tinggi daripada kelompok lain.

3. Paradigma Transkultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap
empat konsep sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu :
a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-
nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan
pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat dan sakit.
Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam
konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara

6
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-
hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupandimana klien
dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan
yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah
Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial
yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok
ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial
individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk
dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu
seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
1) Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
2) Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
3) Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
4) Proses keperawatan Transkultural.

7
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya
digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti
yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa
proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew
andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan
dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar
belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
“Sunrise Model” yaitu :
1) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan
yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama
memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah :
agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
2) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social
factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor :
namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan

8
keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan
kepala keluarga.
3) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan
ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau
buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan
jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang
dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas
sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
4) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and
legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle,
1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
5) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya
agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya
dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari
kantor atau patungan antar anggota keluarga.

9
6) Faktor pendidikan (educational factors)
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali. Latar belakang pendidikan klien adalah
pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal
tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah
yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya
untuk belajar secara aktif mandiri.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur,
2) Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan
3) Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural
adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat
dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :

10
1) Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya
klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
2) Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan
3) Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai
dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai
dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki
klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger


1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat
memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan
dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk
memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem,
King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini  dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang
akan berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap
rumah sakit.
2. Kelemahan :
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga  tidak bisa berdiri
sendiri dan  hanya  digunakan sebagai pendamping dari berbagai
macam konseptual model lainnya.

11
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam
mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan
model teori lainnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan
dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti
tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural,
politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor
pendidikan.

Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah
etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-
aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara


berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat
Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya
tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan.

Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut


Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar
belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Azis. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.  Jakarta :


Salemba Medika

Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts


Process & Practice 3rd ed. London Mosby Year Book.

Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik


keperawatan. New York:Macmillan.

14

Anda mungkin juga menyukai